PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenajat (2001) dalam Musliha,
pasien yang mengalami cedera luka bakar yaitu luka bakar yang
disebabkan oleh air panas, luka bakar karena api unggun atau rokok,
radiasi, listrik, zat kimia, pejanan gas panas, ledakan atau tertahan
kematian terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang berusia 5-29
tahun. Angka mortalitas akibat trauma luka bakar sekitar 195.000 jiwa per
data yang diperoleh dari rumah sakit anak, selama satu tahun terdapat
keperawatan khusus luka bakar (Smeltzer dan Bare, (2009) dalam Majid
B. Rumusan Masalah
1
2. bagaimana home program diberikan untuk meningkatkan kualitas
C. Tujuan
D. Manfaat
2. Dapat lebih dalam mengenal Luka Bakar sehingga dapat menjadi bekal
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda
sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari
hipo- dermis, yang pada beberapa tempat terutama terdiri dari jaringan
lemak.
A. Epidermis
oleh karena itu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada
lapisan dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh
banyak lapis sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap
3
berangsur digeser ke permukaan epitel. Selama perjalanan- nya, sel-sel
Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal,
korneum.
4
1) Stratum basal (lapis basal, lapis benih)
Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel
dinding sel yang berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-
satu sama lain pada lapisan ini. Semakin ke atas bentuk sel semakin
gepeng.
Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak
granula.
5
4) Stratum lusidum (lapis bening)
Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya,
dan agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan
ini. Walaupun ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini adhesi
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak
berinti serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel- sel yang paling
terkelupas.
Sel-sel Epidermis
a. Keratinosit
6
keratinisasi, menghasilkan lapisan kedap air dan perisai pelidung
Keratinosit merupakan sel induk bagi sel epitel di atasnya dan derivat
kulit lain.
b. Melanosit
c. Sel Langerhans
Tidak berwarna baik dengan HE. Sel ini berperan dalam respon
d. Sel Merkel
7
Jumlah sel jenis ini paling sedikit, berasal dari krista neuralis
dan ditemukan pada lapisan basal kulit tebal, folikel rambut, dan
basal, melebar seperti cakram dan berakhir pada bagian bawah sel
B. Dermis
batas antara kedua lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.
a. Stratum papilaris
b. Stratum retikularis
8
lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak,
kulit wajah dan leher, serat otot skelet menyusupi jaringan ikat
c. Sel-sel dermis
C. Hipodermis
dermis lebih banyak dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak
a) Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn) : gas, cairan, bahan padat
10
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber
Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi panas
darah, dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi protein plasma dan
(Moenajat, 2001).
11
ekstrafasasi cairan (H2O, elektrolit dan protein), sehingga
12
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
2005).
(Moenadjat, 2001)
13
- Jika infeksi dicegah, luka bakar akan sembuh dalam 3-9
dalam, tidak dijumpai bula, apendises kulit rusak, kulit yang terbakar
berwarna putih dan pucat. Karena kering, letak nya lebih rendah
dikenal sebagai scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh
Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari
Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan
kulit sekitar, terjadi koagulasi protein pada epidemis dan dermis yang
dikenal scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensori karena ujung-
menjadi dua yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika
14
penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2–3 minggu.
Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-tanda
luka pada tipa cedera jaringan luka baik luka ulseratif kronik, seperti
dan luka bakar, atau luka akibat tindakan bedah. Luka dikatakan
yaitu:
a) Fase Inflamatori
Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3–4 hari. Dua proses
utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan fagositosis. Hemostasis
berpindah dari luka ke tepi. Sel epitel membantu sebagai barier antara tubuh
15
dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme. Suplai darah
Pada akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit bengkak. Selama
Tempat ini ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih
dan sel debris melalui proses yang disebut fagositosis. Makrofag juga
bagi proses penyembuhan. Respon segera setelah terjadi injuri akan terjadi
adalah tumor, rubor, dolor, calor, functio laesa. Lama fase ini bisa singkat
b) Fase Proliferatif
Fase kedua ini berlangsung dari hari ke–4 atau 5 sampai hari ke–
luka mulai 24 jam pertama setelah terjadi luka. Diawali dengan mensintesis
16
c) Fase Maturasi
menyatukan dalam struktur yang lebih kuat. Bekas luka menjadi kecil,
2005).
Otot quadriceps femoris adalah salah satu otot rangka yang terdapat
pada bagian depan paha manusia. Otot ini mempunyai fungsi dominan
ekstensi pada knee (Watson, 2002). Otot quadriceps femoris terdiri atas
17
Gambar 3. Group otot quadriceps femoris (Watson, 2002)
quadriceps yang lain yaitu otot vastus lateralis dan medialis. Berorigo
pada Spina Illiaca Anterior Inferior (caput rectum) dan pada os ilium
Tipe otot ini adalah otot tipe II yang berada pada sisi lateral yang
Melekat pada labium medial linea aspera (dua pertiga bagian bawah)
sebagai fleksor knee dan ekstensor hip. Secara umum hamstring bertipe
otot serabut otot tipe II (Watson, 2002). Hamstring terbagi atas tiga otot
yaitu:
18
Gambar 4. Group otot hamstring (Watson, 2002)
Mempunyai dua buah caput. Caput longum dan breve, caput longum
b. Otot Semitendinosus
Otot ini berorigo pada pars medialis tuber ichiadicum dan berinsersio
c. Otot Semimembranosus
19
Gambar 5. Group otot plantarfleksor ankle (Watson, 2002)
a. Otot Gastrocnemius
Otot ini merupakan serabut otot fast-twitch yang sangat kuat untuk
otot yang paling superfisial pada dorsal tungkai dan terdiri dari dua
caput pada bagian atas calf. Dua caput tersebut bersamaan dengan
soleus membentuk triceps surae. Bagian lateral dan medial otot masih
b. Otot Soleus
calf, di mana bagian lateral solueus terletak pada bagian atas dari
20
slow-twitch (Hamilton, 2002).
a. Tibialis Anterior
dan kaki, serta supinasi (inversi dan adduksi) tarsal joint ketika kaki
setengah orang yang berdiri bebas dan ketika dalam posisi forward lean.
(Hamilton, 2002).
Otot ini memanjang pada empat jari-jari kaki. Otot ini juga berperan
pada gerakan dorsifleksi ankle joint dan tarsal joint serta membantu
21
eversi dan abduksi kaki. Otot ini berbentuk penniform, terletak di
lateral dari tibialis anterior pada bagian atas tungkai dan lateral dari
Otot ini berperan dalam gerakan ekstensi dan hiperekstensi ibu jari
dorsifleksi ankle dan tarsal joint. Seperti otot di atas, otot ini juga
bawah tungkai tendon ini menyebar diantara dua otot tersebut di atas
Otot yang berperan dalam puncak vertical jump selain otot tungkai
adalah otot gluteus maximus, gluteus medius dan minimus, Otot-otot ini
a. Gluteus maximus
Otot ini merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar
rotasi fleksi dan endorotasi femur. Fungsi utama dari gluteus maximus
adalah untuk menjaga bagian belakang tubuh tetap tegap atau untuk
22
Gambar 7. otot gluteus maximus (Watson, 2002)
Otot ini terdapat di bagian belakang dari sendi ilium di bawah gluteus
1. Pengukuran Nyeri
Pengertian Nyeri :
sifat yang sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang baik dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang
23
tersebutlah yang dapat menjelaskan dan mengefakuasi rasa nyeri
yang dialaminya.
kiri ditandai dengan “no pain” dan ujung kanan di beri tanda “bad
Gambar 8. VAS
Interpretasi :
tendon, ligament sendi, serta fascia dan bertanggung jawab untuk rasa
24
pengidentifikasian tanda-tanda oleh fisioterapis selama pemeriksaan
pasien.
terbatas pada :
a. Graphestesia
c. Peripheral neuropathy
3. Tes Keseimbangan
dengan stabilitas terbatas yang dibatasi ileh dasar tumpuan. Indikasi tes
pasien.
terbatas pada :
sempit.
25
4. Tes Reflex
reseptor sensoris yang utuh, jalur saraf, dan sebuah motor atau glandular
output.
sebagai ukuran kekuatan tidak akan sesuai atau cocok untuk seseorang
No Nilai Keterangan
26
1 Nilai 0 Kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi
2 Nilai 1 Adanya kontraksi otot dan tidak ada pergerakan
sendi
3 Nilai 2 Adanya kontraksi otot dan adanya pergerakan
sendi full ROM
4 Nilai 3 Adanya kontraksi otot, adanya pergerakan sendi
full ROM dan mampu melawan gravitasi
5 Nilai 4 Adanya kontraksi otot, adanya pergerakan sendi
full ROM, mampu melawan gravitasi dan
tahanan minimal
6 Nilai 5 Mampu melawan tahanan maksimal
ROM adalah besarnya suatu gerakan yang terjadi pada suatu sendi.
Posisi awal untuk mengukur semua ROM kecuali rotasi adalah posisi
anatomis. Dalam menentukan ROM ada tiga sistem pencatatan yang bisa
digunakan yaitu :
gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi ketika tubuh dalam posisi
derajat untuk untuk ROM rotasi. ROM dimulai pada 0 derajat dan
bergerak menuju 180 derajat. Sistem pencatatan seperti ini adalah yang
27
pada 1923 dan telah di bantu oleh banyak penulis, termasuk Cave dan
yaitu sistem 180 - 0 derajat yang diukur pada posisi anatomis, ROM
360derajat juga diukur pada posisi anatomis, gerakan fleksi dan abduksi
ekstensi dan adduksi dimulai pada 180 derajat dan bergerak menuju 360
Efek pengobatan yang paling kuat pada tingkat terapi gelombang kejut,
diantaranya :
a. Stimulasi mekanik.
lainnya.
dalam tendon).
dan merupakan tipe aplikasi laser yang saat ini digunakan pada terapi
dalam jaringan target. Sinar laser terdiri atas foton energi cahaya
29
elektrokimia. Fotoakseptor disebut “akseptor” karena menerima
poliferasi sel.
d. Penurunan nyeri
f. Relaksasi otot
g. Bersifat antiinflamasi
b. Penyembuhan luka
c. Fibromyalgia
d. Osteoarthritis
e. Tendinitis Achilles
f. Sprain Ankle
30
Kontraindikasi untuk Low Level Laser Therapy yaitu :
c. Gangguan sensasi.
d. Tumor/kanker
kualitas cairan pada jaringan fascia, otot dan fungsi sendi karena
adanya peregangan pada struktur otot dan fascia. Terapi ini sangat
- fibromialgya,
- nyeri leher,
- tenosinovitis dan
tendon),
31
- osteoarthritis,
- myofasitis.
- riwayat aneurisma,
- fraktur tulang,
- osteomilitis,
- trombosis vena,
- peradangan akut,
4. Stretching
memucat. Jika luka bakar mengenai lebih dari satu persendian, skar
32
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
6. Strengthening
alat gerak akibat immobilisasi yang lama. Latihan ini diakukan dengan
8. Latihan Keseimbangan
33
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
1. Nama : Ny. R
2. Umur : 41 th
4. Pekerjaan : IRT
1. Keluhan Utama :
Mengeluhkan rasa bebal pada kedua betis bagian belakang, serta kesulitan
akibat gas meledak pada tahun 2017 dan mendapatkan 3 kali operasi,
operasi ketiga dilakukan pada bulan Agustus tahun 2018, pada daerah
C. Inspeksi /observasi
a. Statis :
wajah tampak lesu, duduk di kursi roda, kedua kaki tampak semifleksi
knee.
b. Dinamis :
pasien datang dengan kursi roda, memerlukan bantuan pada saat naik di
terganggu
34
D. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Kanan
Kiri
35
Ekstensi Normal Normal (elastic Tahanan
Metatarsophalangeal endfeel) minimum
Fleksi Normal Normal (soft Tahanan
Interphalangeal endfeel) minimum
Ekstensi Normal Normal (elastic Tahanan
Interphalangeal enfeel) minimum
2. Tes Keseimbangan
3. Tes Refleks
- Tungkai kanan
36
Ekstensi MTP, IP (Ekstensor digitorum longus dan brevis, 2 (kurang)
- Tungkai kiri :
ROM
Gerakan
Kanan Kiri
37
F. Diagnosa
Diagnosa Fisioterapi
G. Problematik Fisioterapi
Problematik Fisioterapi
Anatomical Impairnment :
Functional Limitation
Participation Restriction
lingkungan sosial
38
Memperbaiki kemampuan fungsional pasien yang berhubungan dengan
memperbaiki keseimbangan
Tujuan :
lunak lainnya.
Teknik pelaksanaan :
yang akan diterapi. Identifikasi area yang akan diterapi, gunakan gel
selalu tersedia gel transmisi yang cukup antara permukaan kulit dan
aplikator.
Dosis
F : 10-15 Hz
T : 3-5 menit
T : shocks 2000
Tujuan:
nyeri, dan respons inflamasi yang juga memengaruhi persepsi nyeri serta
39
Teknik pelaksanaan :
pada sisi yang akan diterapi. Identifikasi area yang akan diterapi,
langsung ke area kulit. Pegang kepala laser tegak lurus pada permukaan
Dosis
F : 500mW
I : 0,1-12,0 J/cm2
T : 45 detik
a. Fleksi Knee
Teknik Pelaksanaan :
pada knee dan tangan yang satunya mengambil tepat di atas pergelangan
pantat pasien.
b. Ekstensi Knee
Teknik pelaksanaan :
pasien baring terlentang, tangan fisioterapis memfiksasi femur
dan tangan yang satunya berada di bagian distal posterior kaki, lakukan
40
Tujuan : memungkinkan otot untuk rileks dan juga membantu memecah
Teknik pelaksanaan :
- Otot Hamstring
ujung jari Anda ke dalam “lembah” antara paha belakang medial dan
kemudian inferior.
dengan cara yang sama yang digunakan sebelumnya untuk otot betis.
Teknik pelaksanaan
satu tangan di bawah lutut pasien dan yang lain di bawah pergelangan
kaki pasien. Fisioterapis meninggikan kaki pasien, jaga lutut tetap lurus.
41
Mungkin lebih nyaman bagi fisioterapis untuk duduk di ujung tempat
Tujuan :
lama
Teknik pelaksanaan :
Gerakan 1 :
Tekuk kedua lutut dan jaga agar telapak kaki rata di atas matras,
bawah.
Gerakan 2
Tekuk satu kaki dan luruskan kaki lainnya. Angkat kaki lurus ke
Gerakan 3
Tekuk kedua lutut dan jaga agar telapak kaki rata di atas matras,
kembali ke tengah.
7. Latihan Keseimbangan
42
Menurut Glenn (2007) Gerakan Balance Exercise terdiri dari 5 macam,
yaitu plantar flexion, hip flexion, hip extention, knee flexion dan side leg
raise.
a. Plantar flexion
- Berdiri tegak dengan salah satu tangan berpegangan pada kursi.
- Perlahan angkat tumit ke atas (berdiri dengan ujung kaki).
- Pertahankan posisi.
- Kembalikan kaki pada posisi semula.
- Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.
b. Hip flexion
- Berdirir tegak dengan salah satu tangan berpegangan pada kursi.
- Angkat lutut kanan ke atas tanpa menggerakkan atau menekuk
pinggang.
- Pertahankan posisi.
- Perlahan turunkan lutut dan kembali ke posisi semula.
- Ulangi dengan menggunakan lutut kiri.
- Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.
c. Hip extention
- Berdiri dengan jarak ± 30 cm dari kursi.
- Perlahan gerakkan kaki kanan kearah belakang (sampai pinggang
dalam keadaan lurus).
- Pertahankan posisi.
- Perlahan kembalikan kaki pada posisi semula.
- Ulangi dengan menggunakan kaki kiri.
- Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.
d. Knee flexion
- Berdiri tegak dengan salah satu tangan berpegangan pada kursi.
- Perlahan tekuk lutut kanan kearah belakang sehingga kaki kanan
terangkat dibelakang tubuh.
- Pertahankan posisi.
- Perlahan kembalikan kaki kanan pada posisi semula.
- Ulangi dengan menggunakan kaki kiri.
43
- Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.
e. Side leg raise
- Berdiri tegak dengan salah satu tangan berpegangan pada kursi.
- Perlahan angkat kaki kanan kearah samping (sampai pinggang
dalam keadaan lurus).
- Pertahankan posisi.
- Perlahan kembalikan kaki kanan pada posisi semula.
- Ulangi dengan menggunakan kaki kiri
- Gerakan dilakukan sebanyak 10 x.
J. Home Program
terapis.
K. Prognosis
L. Evaluasi Fisioterapi
mempertahankan keseimbangan
44
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ketubuh
(flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat
sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn).
Adapun intervensi yang diberikan yaitu :
a. Radial Shockwave Therapy (RSWT)
b. Low Level Laser Therapy (LLLT)
c. Passive ROM exercise
d. Myofascial Release Technique
e. Stretching
f. Strengthening
g. Latihan keseimbangan
Home program yang diberikan berupa :
45
DAFTAR PUSTAKA
Aras Djohan, Hasnia Ahmad, Andy Ahmad. 2016. The new concept of physical therapist test
Brunicardi F C, Anderson D, Dunn DL. 2005. Schwartz’s Principles of surgery. 8 edition. New
York: McGraw-Hill Medical Publishing.
Gethin G T. Seamus C, and Ronan M C. 2008. The impact of manuka honey dressing on the
surface pH of chronic wounds. International Wound Journal. 5: 185-194.
Guyton dan Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Kedoketran
EGC. Jakarta
Hayes Karen. W, Kathy D. Hall. 2014. Manual for physical agents 6th edition.. 7:115-131.
Penerbit buku kedokteran EGC.
Moenadjat Y. 2005. Resusitasi: dasar-dasar manajemen luka bakar fase akut. Jakarta: Komite
Medik Asosiasi Luka Bakar Indonesia. hlm.60
https://us.physitrack.com/home-exercise-video/passive-hamstring-stretch-in-supine---
single-leg
Watson.R. 2002. Anatomi Dan Fisiologi. Ed 10. Buku Kedokteran ECG. Jakarta.
Yapucu 2007. Effectiveness of a honey dressing for healing preassure ulcers. Journal of Wound.
34(2).Hlm. 145
46
Lampiran
Lembar Alghoritma Assesment
History Taking :
Mengeluhkan rasa bebal pada kedua betis bagian belakang, serta kesulitan untuk mengangkat
dan menggerakkan kedua kaki, riwayat luka bakar pada tahun 2017 dan mendapatkan 3 kali
operasi, pada daerah betis bagian belakang akibat gas meledak
PemeriksaanFisik
Inspeksi :
Diagnosis :
47
Lembar Bagan ICF
Kondisi /Penyakit :
48
Lembar Intervensi Fisioterapi
Intervensi Tujuan Alasan Klinis
Radial Shockwave mendorong proses Gelombang kejut dicirikan oleh perubahan
Therapy (RSWt) regenerasi dan reparatif lompatan dalam tekanan, amplitudo tinggi
tulang, tendon, dan jaringan dan non-periodisitas. Energi kinetik dari
lunak lainnya. proyektil, dibuat oleh udara terkompresi,
ditransfer ke pemancar di ujung aplikator
dan selanjutnya ke jaringan
Lower Level Laser untuk menghasilkan respon Sinar laser terdiri atas foton energi cahaya
Therapy (LLLT) fisiologis di dalam jaringan dengan panjang gelombang dan frekuensi
target, dapat memengaruhi tertentu. Fotoakseptor dalam mitokondria
system imun , metabolisme mengubah energi foton menjadi energy
sel, system penghambatan elektrokimia. Fotoakseptor disebut
nyeri, dan respons inflamasi “akseptor” karena menerima electron untuk
yang juga memengaruhi meningkatkan sel yang terstimulasi.respon
persepsi nyeri serta respon ini terjadi di dalam mitokondria dan
penyembuhan terhadap membrane sel serta mengaktifkan respon
cedera poliferasi sel
Myofascial Release treatment otot dan jaringan terapi manual yang memanfaatkan kekuatan
Technique (MRT) lunak/fascia dengan tujuan mekanik untuk mengurangi dan
pengembalian kualitas cairan memanipulasi keterbatasan otot atau
pada jaringan fascia, otot disfungsi somatic. Terapi ini sangat efektif
dan fungsi sendi karena untuk mengurangi keterbatasan gerak yang
adanya peregangan pada disebabkan oleh kekakuan otot dan nyeri.
struktur otot dan fascia
Stretching Mencegah kontarktur atau Latihan peregangan dilakukan untuk
penarikan anggota gerak mencegah kontraktur atau penarikan
anggota gerak. Latihan peregangan ini biasa
sangat efektif jika dilakukan secara
perlahan-lahan sampai skar memutih atau
memucat. Jika luka bakar mengenai lebih
dari satu persendian, skar akan terihat lebih
memanjang apabila latihan ini berjalan baik
Passive ROM exercise Memelihara lingkup gerak mempertahankan atau memperbaiki tingkat
sendi kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot
49
Strengthening Mencegah kelemahan Latihan penguatan dilakukan untuk
mencegah kelemahan pada alat gerak akibat
immobilisasi yang lama. Latihan ini
diakukan dengan memberikan latihan
gerakan aktif secara rutin kepada pasien
untuk melatih otot-otot ekstremitas,
misalnya jalan biasa, jalan cepat, sit up
ringan dan mengangkat beban. Latihan ini
sebaiknya dilakukan segera mungkin pada
masa penyembuhan luka bakar untuk
mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman
pada pasien
Latihan Keseimbangan Mempertahankan Latihan keseimbangan menantang
keseimbangan keseimbangan pasien untuk
memperbaikinya. Latihan keseimbangan
akan menantang sistem vestibular tubuh dan
sistem muskuloskeletal. Mereka bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan tubuh
untuk mempertahankan postur dan pusat
gravitasi dan untuk meningkatkan waktu
reaksi otot dan proprioception sendi
(kemampuan tubuh untuk mengenali di
mana sendi dan anggota badan berada di
ruang gerak)
50