OLEH KELOMPOK 3 :
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Osteoartritis lutut adalah gangguan muskuloskeletal yang paling umum terjadi di
masyarakat yang mempengaruhi 30-40% dari populasi pada usia 65 tahun. Satu dari
empat pasien berusia lebih dari 55 tahun telah mengeluh nyeri lutut, dan pada usia 65
tahun, 30% laki-laki dan 40% wanita memiliki kelainan radiograpi lutut. Sekitar 56,75
pasien di klinik rawat jalan Reumatologi Departemen, di RSCM telah didiagnosa
dengan salah satu varian OA. Pada pasien OA lutut, ada beberapa perubahan, tidak
hanya dalam jaringan intracapsular tetapi juga dalam periarticular jaringan seperti
ligamen, kapsul sendi, tendon, dan otot. Individu dengan OA lutut juga dikenal
dengan gangguan proprioseptif dibandingkan dengan individu normal pada usia yang
sama, dan berdasarkan histologi fitur jaringan ligamen ada penurunan yang
signifikandari mechanoreceptor. OA lutut juga berhubungan dengan 50-60%
pengurangan dalam kekuatan quadriceps yang mungkin disebabkan oleh tidak
digunakan atrofi dan inhibition artrogenic. (Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The
Degree of Radiographic Abnormalities and Postural Instability in Patients with Knee
Osteoarthritis, Acta Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 , Number 1,January
2009)
Osteoartritis ditemukan oleh American College of Rheumatology sebagai sekelompok
kondisi heterogen yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi. Osteoarthritis
merupakan penyakit degeneratif dan progresif yang mengenai dua per tiga orang yang
berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada
wanita. Di seluruh dunia, osteoartritis (OA) diperkirakan menjadi penyebab utama
keempat kecacatan. Osteoartritis terjadi pada lebih dari 27 juta penduduk amerika
(Helmick et al, 2008). Di Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang
menderita simptom osteoartritis. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita
osteoartritis. Dimana, Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami
Osteoartritis tercatat 8,1% dari penduduk total. Pravelansi mencapai 5% pada usia
<40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia 61 tahun.
Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini ditandai oleh
adanya abrasi rawan sendi dan adanya pembentukantulang baru yang irreguler pada
permukaan persendian. Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada sendi yang
mengalami osteoarthritis. Rasa nyeri diakibatkan setelah melakukan aktivitas dengan
penggunaan sendi dan rasa nyeri dapat diringankan dengan istirahat. Trauma dan
obesitas dapat meningkatkan resiko osteoarthritis. Namun penyeban maupun
pengobatannya belum sepenuhnya diketahui. (Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh
Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang
Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013)
B. TUJUAN
1. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan Pendidikan kesehatan peserta diharapkan mampu
:memahami tentang Osteoarthritis.
C. MATERI
- Terlampir
D. METODE
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Demonstrasi
E. MEDIA
1) Spanduk
2) Leaflet
Kegiatan
No Waktu Tahapan
Penyuluhan Peserta
1. 3 menit Pembukaan - Memberi salam Menjawab salam,
- Memperkenalkan diri mendengarkan,
- Menjelaskan maksud dan
dan tujuan memperhatikan
- Menyebut
materi/pokok bahasan
yang ingin disampaikan
- Membagikan leaflet
2. 20 menit Pelaksanaan Menjelaskan tentang : Menyimak,
- Pengertian mendengarkan,
Osteoartritis dan
- Penyebab memperhatikan
Osteoartritis
materi yang
- Manifistasi klinis
Osteoartritis disampaikan
- Pencegahan
Osteoartritis
- Memberi
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
- Menjelaskan dan
mendemonstrasik
an latihan fisik
pada osteoartritis
- Memberi
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
dan
mempraktekan
perawatan
osteoarthritis
G. PENGORGANISASIAN
Moderator ; Muh.Rizal
Pemateri ; Heny Nurul Ahdayani
Observer ; Suci Nirmala
Notulen ; Rizkatul Hikmah
Dokumentasi ; Harianti
Konsumsi ; Eni Wahyuni
Fasilitator ; Sinta Permata Sari
H. EVALUASI
1) Standar Evaluasi
o Peserta dapat mengetahui penanganan osteoathritis
2) Pertanyaan Evaluasi
o Peserta mengetahui cara pencegahan dan penanganan osteoathritis
I. SUMBER KEPUSTAKAAN
Dita Arundhati, Dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi Dan Senam Biasa Terhadap
Reduksi Nyeri Osteoartritis Lutut Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha
“Gau Mabaji” Gowa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat Epidemiologi Indonesia,
Volume 2, Nomor 2, Januari- Juni 2014
Lee, A., Wong, W., & Wong, S.2005. Clinical guidelines for managing lower-limb
osteoarthritis in Hongkong primary care setting, Guidlines:1-30
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa
Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic Abnormalities and
Postural Instability in Patients with Knee Osteoarthritis, Acta Med Indones-
Indones J Intern Med. Vol 41 , Number 1,January 2009
A. Definisi
B. Penyebab
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan
penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang
berwarna kuning.
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui
dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus
dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4. Trauma
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan
pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya
salah satu dari orang tuanya yang terkena.
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan
dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-
sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan
membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga
mempercepat proses degenerasi.
8. Penyakit endokrin
D. Penatalaksanaan
a. Tindakan preventif
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) sebetulnya dapat
membantu mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak
sendi, dan kekuatan otot-otot di sekitarnya, sehingga otot dapat menyerap
benturan dengan lebih baik.
- Dianjurkan pula untuk menggunakan kursi dengan sandaran keras, kasur yang
tidak terlalu lembek, dan tempat tidur yang dialas dengan papan.
- Menjaga nutrisi agar selalu baik dan seimbang, agar pertumbuhan sendi dan
tulang rawan sempurna dan normal
Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk osteoartritis
adalah memahami masalah fungsional yang paling menggangu pasien. Pada tahap awal
program diarahkan pada latihan untuk mengatasi keluhan yang menimbulkan masalah
fungsional seperti nyeri, keterbatasan ruang gerak sendi, atau kelemahan otot. Latihan
fisik disesauikan dengan kondisi pasien. Apabila ada gejala-gejala seperti nyeri sendi
selama aktivitas, nyeri masih terasa 1-2 jam sesudah latihan, bengkak dan rasa lelah yang
berlebihan, program latihan harus dievaluasi lagi (American geriatric society,2001:810).
Tujuan latihan fisik yaitu memperbaiki fungsi sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan
mengurangi stres pada sendi, meningkatkan kekuatan sendi, mencegah disabilitas,
mengurangi nyeri dan meningkatkan kebugaran jasmani.
A. Terapi Manual
Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan tujuan
meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang dipakai
adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi secara pasif,
meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage (Fitzgerald,2004:143)
Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot,
setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan repetisinya
per kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok otot dan tendon
utama pada ekstremitas atas dan bawah (American society geriatrics, 2001:815).
C. Latihan Kekuatan
Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobik dalam
memperbaiki disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada tiga macam, yaitu:
latihan isometrik, latihan isotonik, dan isokinetik yang ketiganya dapat mengurangi nyeri
dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien osteoartritis.
Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu kontraksi
untuk tiap kelompok otot, kemudian jumlah pengulangan ditingkatkan 8-10, sesuai
toleransi pasien.