Anda di halaman 1dari 15

K E P E R AWATA N

KRITIS
ULKUS PEPTIKUM
KELOMPOK 6
DEFINISI
• Ulkus peptikum adalah suatu peronggaan yang
dibentuk dalam dinding mukosa lambung,
pylorus, duodenum, atau esophagus.(Brunner
dan Suddarth, 2000)

• Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana


kontinuitas mukosa lambung terputus dan
meluas sampai ke bawah epitel (Price, Sylvia
Anderson, 1995)
MANIFESTASI KLINIS

• Nyeri

• Pirosis

• Muntah

• Konstipasi Dan Perdarahan


PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Endoskopi, digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus, dan lesi.

• Spesimen feses. yaitu untuk mengetahui adanya darah samar.

• Pemeriksaan cairan lambung, digunakan untuk menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria.

• Biopsi, merupakan tes laboratorium khusus yang digunakan untuk mengetahui bahwa ulkus
lambung dapat dihubungkan dengan infeksi bakteri dengan agen seperti H. Pylori.
PENATALAKSAAN
• Penurunan Stres dan Istirahat.

• Penghentian Merokok.

• Modifikasi Diet.

• Obat-obatan.

• Intervensi Bedah.
PATHWAY
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama : Nyeri pada abdomen (lambung)
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
a. Adanya nyeri perut (lambung) setelah makan atau sebelum makan
b. Terasa mual dan muntah setelah makan
c. Muntah darah
d. Terasa panas pada abdomen
4. Riwayat Kesehatan Lalu
a. Adanya riwayat penyakit gastritis
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah keluarga yang pernah menderita ulkus peptikum (herediter)
LANJUTAN,,,

6. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
GCS :
Ciri tubuh : kulit, rambut, postur tubuh.
Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.
2) Head to toe
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubung dengan iritasi dinding mukosa

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

3. Risiko Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan sekunder terhadap ulkus

peptikum dan mual muntah.

4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional


INTERVENSI
Nyeri akut berhubungan dengan iritasi dinding mukosa
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam nyeri pasien terkontrol.
Kriteria evaluasi:
• Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesic
• Melaporkan nyeri yang terkontrol
Intervensi:
– Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan nyeri
– Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak
dapat berkomunikasi secara efektif
– Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
misalnya suhu ruangan, pencahayaan, suara bising
– Ajarkan teknik tarik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
– Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik
LANJUTAN,,,
Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan 2x24 jam kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi.mendapatkan tingkat nutrisi optimal.
• Kriteria evaluasi:
– Asupan gizi tidak menyimpang dari rentang normal
– Intake nutrisi tidak terganggu
• Intervensi:
– Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi, seperti makanan yang tidak
beralkohol, pedas, kecut.
– Anjurkan makan sesuai jadwal.
– Anjurkan makan makanan yang berserat
– Anjurkan makan sedikit tapi sering
LANJUTAN,,,
Risiko Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan sekunder terhadap
ulkus peptikum dan mual muntah.
• Tujuan: Setelah dilakukan 2x24 jam diharapkan tidak terjadi kekurangan volume cairan
• Kriteria evaluasi:
– Klien menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan dengan haluaran urine adekuat dengan
berat jenis normal, tanda vital stabil, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat.
• Intervensi:
– monitor tanda vital : bandingkan dengan hasil normal klien / sebelumnya.
– Monitor intake dan output dan hubungkan dengan perubahan berat badan.
– Pertahankan tirah baring: mencegah muntah dan tegangan saat defekasi.
LANJUTAN,,,
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
• Tujuan: Setelah dilakukan 1x24 jam perawatan terjadi penurunan kecemasan pada klien
• Kriteria evaluasi:
– Klien dapat mengekspresikan rasa takut dan masalah
– Klien dapat memahami rasional untuk berbagai pengobatan dan pembatasan
– Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas.
– Klien dapat menggunakan strategi penatalaksanaan stress dengan tepat
• Intervensi:
– .Kaji apa yang ingin pasien ketahui tentang penyakit dan evaluasi tingkat ansietas; berikan dorongan untuk
mengekspresikan perasaan secara terbuka
– Jelaskan pemeriksaan diagnostik; berikan obat tepat jadwal
– Pastikan pasien bahwa perawat selalu tersedia untuk membantu masalah
– Bantu dalam mengidentifikasi stressor, dan jelaskan teknik koping efektif dan metode relaksasi
– Berikan dorongan keikutsertaan keluarga dalam perawatan dan berikan dukungan emosional.
– Jelaskan mekanisme terjadinya perdarahan dan dalam perawatannya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai