Anda di halaman 1dari 19

FORMULASI SEDIAAN SIRUP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper Batle L.

SEBAGAI OBAT BATUK

Disusun Oleh

Rafia

F017 017

AKADEMI FARMASI

BINA FARMASI PALU

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

yang harus dilestarikan dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar

tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai obat tradisional. Hal ini

menandakan adanya kesadaran masyarakat untuk kembali kea lam dalam

rangka mencapai kesehatan ang optimal dan untuk mengatasi berbagai

penyakit secara alami.(1)

Obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dan bahan-bahan alami

murni, memiliki efek samping, tingkat bahaya dan resiko yang jauh lebih

rendah dibandingkan dengan obat kimia. Tanaman yang dapat dimanfaatkan

sebagai tanaman obat salah satunya adalah daun sirih (Piper Betle L).(1)

Tanaman sirih merupakan tanaman yang asli dari Indonesia,

tanaman ini mempunyai nama latin (Piper battle L) yang biasa hidup

merambat ditembok ataupun kayu. Alasan penulis mengambil tanaman ini

sebab berdasarkan pengalaman dari masyarakat Sulawesi tengah khususnya

di kecamatan Tinombo, kabupaten Parigi Moutong telah memanfatkan

tanaman ini sebagai obat batuk sekaligus ingin memberikan ilmu

pengetahuan dari hasil penelitian kepada masyarakat khusunya di kota Palu

Sulawesi Tengah.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ditimbulkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pembuatan formulasi sirup eksrtrak daun sirih (Piper battle L)

yang berfungsi sebagai obat batuk?

2. Apakah formulasi sirup ekstrak daun sirih (Piper battle L) efektif terhadap

batuk?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui cara pembuatan formulasi sirup ekstrak daun sirih

(Piper battle L) yang efektif terhadap batuk.

2. Untuk menegetahui pada konsentrasi berapak zat aktif yang stabil secara

fisik.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

bahan Informasi dalam pengembangan formulasi sirup dengan memanfaatkan

bahan alam. Menambah wawasan ilmiah bagi peneliti dalam pemahaman obat

batuk yang bersifat alami

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tanaman Daun Sirih (Piper Batle L.)


2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi dari Piper Betle L,. adalah sebgai berikut;(2)

Kingdom :Plantae

Divisio :Magnoliophyta

Kelas :Magnoliopsida

Ordo :Piperales

Family :Piperaceae

Genus :Piper

Spesies :Piper Batle L.

2.1.2 Nama Daerah

Terdapat berbagai macam sebutan nama tanaman daun sirih

dimasing-masing daerah, diantaranya: Ranub (Aceh), sereh (Gayo),


sirih (Palembang, Minangkabau), Seureuh (Sunda), Uwit (Dayak),

cabai (Mentawai), Malu (Solor).(3)

2.1.3 Morfologi Tanaman

Sirih merupakan tanaman di Indonesia yang tumbuh secara

merambat pada batang pohon lain, seperti rambutan, nangka atau

tumbuhan besar lainnya. Tanaman merambat ini bias mencapai tinggi

5-15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat,

beruas, dan merupaka tempat keluarnya akar. Daunnya berwarna hijau

yang berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselaqng-seling,

bertangkai dan mengeluarkan bau aromatic yang khas bila diremas,

panjangnya sekitar 5-18 cm dan lebar 3-12 cm.(4)

2.1.4 Kandungan Kimia

Senyawa fitokimia yang terkandung dalam tanaman ini yaitu: eugenol,

pcymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, dan fenil propada.

Oleh karena kandungan senyawa kimia yang dimiliki tanaman ini sangat

banyak, maka tanaman ini mempunyai manfaat yang luas sebagai bahan

obat.(5)

Daun sirih mempunyai aroma yang khas, karena mengandung minyak

atsiri 1-4,2 %, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B,

C, yodium, gula dan pati.(6)

2.1.5 Kegunaan Tanaman


Beragam zata yang terkandung dalam daun sirih tersebut sering

dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk mengatasi berbagai jenis

penyakit. Di China, sirih digunakan untuk meluruhkan kentut,

menghentikan batuk, mengurangi peradangan. Sementara di India,

daun sirih di kenal aromatic dan menghangatkan serta bersifat

antiseptic. Sirih sudah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh

masyarakat Indonesia. Sirih di Indonesia sudah dikenal sejak tahun

600 SM.(7)

Disamping itu rebusan daun sirih juga dipercaya dapat mengobati

keputihan, sariawan, bahkan menghilangkan bau mulut yang tidak

sedap.(4)

2.2 BATUK

2.2.1 Definisi Batuk

Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai

ransangan yang ada dan reflex fisiologis yang melindungi paru dari

trauma mekanik, kimia dan suhu. Batuk menjadi patologis bila

dirasakan sebagai gangguan. Batuk seperti itu sering merupakan tanda

suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang berupa gejala

awal dari suatu penyakit pernapasan dan masalah yang sering kali di

hadapi dokter dalam praktik sehari-hari.(8)

2.3 Sirup
2.3.1 Defenisi Sirup

Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung

sukrosa, kecuali dinyatakan lain, kadar sukrosa tidak kurang dari

64,0 % dan tidak lebih dari 66,0 %.(1)

Keuntungan sirup:

1. Merupakan campuran yang homogeny

2. Dosis dapat di ubah-ubah dalam pembuatan

3. Obat lebih mudah di absorpsi

4. Mempunyai rasa manis

5. Mudah diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan

daya tarik

6. Membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan

obat

Kerugian sirup:

1. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan

2. Volume dan bentuk larutan lebih besar

3. Ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup

2.3.1 Syarat-syarat Sirup

Zat terlarut sempurna dalam pelarutnya , zat harus stabil baik

pada suhu kamar dan pada penyimpanan. Sediaan larutan harus

jernih dan tidak ada endapan maupun partikel-paertikel.(9)


2.4 Metode Ekstraksi

2.4.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian merupakan pemindahan massa zat aktif yang

semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari tertentu dan

menggunakan metode yang sesuai sehingga zat aktif terdapat dalam

cairan penyari.(10)

2.4.2 Tujuan Ekstraksi

Ekstrasi bertujuan menarik komponen kimia yang terdapat dalam

bahan alam. Ekstrasi didasarkan atas perpindahan masa komponen zat

padat kedalam cairan penyari dan perpindahan tersebut mulai terjadi

pada lapisan antar muka kemudaian berdifusi masuk kedalam cairan

penyari.(11)

2.4.3 Macam-macam Metode Ekstrasi

Metode ektrasi/penyari yang digunakan tergantung pada wujud

dan kandungan zat dari bahan yang akan dicari.

Ekstrasi dibagi menjadi dua macam yaitu cara dingin dan cara

panas.

A. Metode dengan cara dingin

1. Metode Maserasi

Maserasi berasal dari bahasa latin Macecare yang

artinya merendam. Maserasi adalah proses pengekstrasi


simplisia dengan menggunakan pelarut beberapa kali

pengocokan pada suhu ruangan.(12)

2. Metode Perkolasi

Perkolasi adalah metode ekstrasi dengan pelarut

yang selalu baru sampai sempurna dilakukan pada

temperature kamar (ruangan) tahap dalam proses perkolasi

yaitu penetesan terus menerus sampai diperoleh ekstrak 1-5

kali bahan awal.(13)

B. Metode ekstrasi soxhletasi cara panas

1. Metode infudasi

Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya

digunakan untuk mencari zat kandungan aktiv yang ada pada

sediaan tanaman yang larut dalam air dan bahan nabatia,

penyari dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil

dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang, oleh sebab itu

sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih

dari 24 jam.(10)

2. Metode ekstrasi soxhletasi

Soxhletasi adalah penyarian simplisia yang secara

berkesinambungan dimana cairan penyari dipanaskan hingga

menguap, uap cairan penyari dipanaskan hingga menguap, uap

cairan penyari terkondensi menjadi molekul-molekul air oleh

pendinginan balik dan turun menyari simplisia didalam


slongsong dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alat

melewati pipa sifon, proses ini berlangsung hingga mencari zat

aktif dengan sempurna.(10)

3. Metode destilasi uap

Destilasi uap adalah metode ekstrasi umtuk senyawa dengan

kandungan menguap seperti minyak atsiri berdasarkan tekanan

persial senyawa kendungan menguap dengan fase uap air secara

kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase

uap campuran.(14)

4. Metode dekokta

Dekokta adalah perebussan simplisia halus dicampur denan air

bersuhu >900 C sambil diaduk berulang-ulang dalam pemasan

air selama 30 menit. Perbedaannya dengan infus rebusan disari

panas-panas. Dekokta adalah infuse yang lebih lama ( > 30

menit ) dan temperature samai titik didih air.(10)

5. Metode refluks

Metode refluks adalah metode yang berkesinambungan

dimana cairan penyari secara kontinyu menyari komponen kimi

dalam simplisia. Cairan penyari dipanaskan sehinga menguap

dan uapa tersebut dikondensasi menjadi molekul. Ekstraksi ini

biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4

jam. Metode ini umumnya dilakukan untuk simplisia yang keras

dan komponen kimianya tahan terhadap pemanasan.(15)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini

berdasarkan metode kepustakaan dan metode eksperimental

(percobaan laboratorium).

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan

1.batang pengaduk

2.blender

3.corong kaca

4. timbangan analitik

5.cawan porselin

6.gelas ukur 10 ml, 100 ml

7.gelas kimia 100 ml, 250 ml

8.klem

9.kertas saring

10.mortir

11.pH meter

12.pipet tetes

13. statik

14.stamper

15.toples

3.2.2 Bahan yang digunakan

1.Ekstrak daun sirih

2.aquadesst

3.etanol 96 %

4.gliserin

5.nipagin

6.sukrosa
7.menthol

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

3.3.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakn pada bulan November 2019

sampai selesai

3.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium terpadu Akademi

Farmasi Bina Farmasi Palu

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel daun sirih (Piper Betle L) dilakukan di

Desa Tinombo, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong,

Provinsi Sulawesi Tengah. Pengambilan sampel dilakukan pada

pagi hari pukul 07.00-09.00 WITA. Pengambilan sampel ini dipilih

daun sirih yang masih segar dan tidak cacat.

3.4.2 Pengolahan sampel

Daun sirih dibersihkan dengan cara dicuci dengan air

mengalir. Kemudian daun sirih dirajang dan dikeringkan dengan

cara diangin-anginkan, tidak terkena sinar matahari langsung. Hal

ini bertujuan agar zat kimia pada daun sirih tidak rusak akibat

terpapar sinar matahari langsung. Setelah simplisia kering daun

sirih diblender sehingga diperoleh bentuk bubuk kasar.


3.4.3 Pembuatan ekstrak daun sirih

Serbuk simplisia ditimbang kemudian dimasukkan ke

dalam bejana maserasi, kemudian dimaserasi dengan pekarut

etanol 96% secukupnya selama 5 hari sambil sesekali di aduk.

Pelarut yang digunakan harus menutupi seluruh bagian serbuk

simplisia. Setelah 5 hari perendaman, ekstrak disaring kemudian

difiltrasi dengan menggunakan klem dan static. Setelah itu filtrate

yang diperoleh darihasil filtrasu kemudian dirotary sampai

diperoleh ekstrak kental.

3.5 Formula Baku

Sirupus Simplex

Sirup Simplex

600

Komposisi

Tiap 100 ml mengandung:

Saccharum album 65 g

Methylis Parabenum 250 g

Aqua Destillata hingga 100 ml

3.6 Formulasi sirup ekstrak daun sirih

Formulasi sediaan sirup ekstrak daun sirih dibuat dalam 3

formula untuk mengetahui komposisi yang memenuhi syarat.

Rancangan formula sediaan sirup ekstrak daun sirih dapat dilihat

pada table di bawah ini:


No Nama Bahan Formula

F1 F2 F3

1 Ekstrak daun sirih 1% 1,5% 2%

2 Nipagin 0,5 g 0,5 g 0,5 g

3 Sirup simplex 60ml 60ml 60ml

4 Menthol 0,5 g 0,5 g 0,5 g

5 Gliserin 25ml 25ml 25 ml

6 Aquadest 100ml 100ml 100ml

3.7 Pembuatan sirup ekstrak daun sirih

1.Disiapkan alat dan bahan

2.Dibersihkan lumping dan alu menggunakan etanol

3.Dikalibrasi botol sampai 100 ml

4.Ditimbang masing-masing bahan sesuai bobot yang dibutuhkan

5.Dibuat sirup simplex dengan pembuatan larutan 65 bagian

sukrosa dalam larutan nipagin 0,25 % b/v secukupnya hingga

diperoleh 100 bagian sirup.

6.Dilarutkan nipagin dalam air panas, aduk hingga homogeny

7.Dilarutkan ekstrak daun sirih dengan gliserin. Kedalam lumping

aduk hingga homogeny

8.Dimasukkan sirup simplex tambahkan larutan nipagin kedalam

lumping gerus semua campuran hingga homogen


9.Dilarutkan menthol dan menambahkan sedikit etanol secukupnya

pada lumping yang berbeda, gerus hingga homogeny

10.Dimasukkan larutan kedalam botol, kocok hingga homogen.

11. Diberi etiket

12.Pembuatan sirup dilakukan sebanyak 3 kali replikasi dengan

kosentrasi ekstrak daun sirih yang divariasikan yaitu 1 gr, 1,5 gr

dan 2 gr.

3.8 Evaluasi Mutu Sediaan

1.Uji Organoleptik

Uji ini dilakukan dengan melihat perubahan terhadap

warna, bau, rasa, dan bentuk dari sampel formula yang dibuat.

2.Uji Ph

Uji Ph adalah parameter yang digunakan untuk menyatakn

tingkat keasaman larutan. Uji ini dilakukan untuk

mengetahuibapakah terdapat perubahan pH dari sediaan

sirupekstrak daun sirih selama 7 hari masa pengamatan penentuan

pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Cara

menggunakannya yaitu alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan

menggunakan larutan dapar standar pH netral (pH 7,0), kemudian

elektroda dicuci dengan air suling, setelah itu dikeringkan

kemudianelektroda dicelpkandalam sediaan yang akan di uji.

Angka yang di tunjukkan pH meter merupakan angka pH sediaan.

3.8 Analisis data


Analisi data pada penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif yaitu analisis yang paling mendasar untuk

menggambarkan keadaan data secara umum. Data diperoleh

dengan cara evaluasi mutu fisik dan stabilitas sirup daun sirih

meliputi uji organoleptic dan uji pH.

Daftar pustaka

1. Yunarsih., 2015. Formulasi Sediaan Sirup Ekstrak Daun Belimbing Wuluh


(Bilimbi Folium) Berkhasiat sebagai obat batuk. Akademi Farmasi Bina
Farmasi, Palu

2. Purnama, Novi. 2017. Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Tumbuhan


Daun Sirih (Piper Batle L.).Skripsi. Universitas Syiah Kuala : Banda
Aceh

3. Sulastri, Ninik., 2017.“Daya Antibakteri Air Rebusan Daun Sirih Hijau


(Piper Betle L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella
dysenteriae”.Skripsi.
Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang

4. Elshabarina., 2018. 33 Daun Dasyat Tumpas Berbagai Macam Penyakit.


2nd Ed, 65-70, C-Klik Media. Yogyakarta.

5. Susanto dan Setiyorini. 2017.Efektifitas Kombinasi Perasan Daun Sirih


(Piper Betle L.) Dengan Perangkap Nyamuk Terhadap Kematian Larva
Aedes
Aegypti. Upaya Penurunan Penderita DBD Di Desa Jogoroto Kabupaten
Jombang.Prosiding Seminar Nasional : Jombang

6. Priyanto, S., 2018, Pengaruh Rebusan Daun Sirih Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Desa Pasuruhan Kecamatan
Mertoyu dan Kabupaten Magelang. Jurnal Ilmu Keperawatan
Komunitas Volume 1 No 1. Hal 34 – 42. Magelang

7. Fitri, G., 2018, Tanaman Ajaib, 32-34, Pustaka Makmur, Jakarta.

8. Tamaweol, D., Ali, R.H., Simajuntak, M.L. 2016. Gambaran Foto Toraks
Pada Penderita Batuk Kronis

9. Wahyuni M, Sri., 2017. Formulasi Sediaan Sirup Sari Kulit Pepaya


(Carles Papaya I.,) Untuk Pengobatan Tukak Lambung. Akademi Farmasi
Bina Farmasi, Palu

10. Multiansyah, Tri., 2017. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Bunga Kelor
(Moringa Oliefera L.) Tehadap Bakteri Staphylococcus Aureus. Akademi
Farmasi Bina Farmasi, Palu

11. Mutiara, Sarah., 2017. Formulasi Sediaan Masker Gel Ekstrak Kulit Buah
Pepaya (Carica Papaya L.) Akademi Farmasi Bina Farmasi, Palu

12. Ratna Zakir Kuengo, Sri., Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sawo (Achras
Zapota L.) Terhadap Bakteri Salmonella Thypii. Akademi Farmasi Bina
Farmasi, Palu
13. Wahyuni, Sri., 2017. Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sawo (Achras Zapota L.)
Terhadap Bakteri Salmonella Thypii. Akademi Farmasi Bina Farmasi,
Palu

14. Hasbita., 2017. Formulasi Sediaan Salep Dari Ekstrak Ikan Sidat (Anguila
Marmorata). Akademi Farmasi Bina Farmasi, Palu

15. Rikawati., 2016. Formulasi Sediaan Emulgel Lengkuas Merah (Alpinia


Galanga L.) Akademi Farmasi Bina Farmasi, Palu

Anda mungkin juga menyukai