2 B.
C.
D.
Fungsi Komposisi
Fungsi Satu ke Satu dan Fungsi Invers
Fungsi Trigonometri
E. Fungsi Eksponen dan Logaritma
Pada Gambar 2.1 diperlihatkan relasi (hubungan) antara himpunan A dan himpunan B.
Pada Gambar 2.1(a), setiap anggota himpunan A memiliki relasi dengan (dipetakan pada)
sebuah anggota himpunan B. Sementara itu, pada Gambar 2.1(b), ada satu anggota
himpunan A memiliki relasi dengan dua (atau dapat lebih dari dua) anggota himpunan B.
Relasi seperti pada Gambar 2.1(a) disebut fungsi. Dalam hal ini, himpunan A disebut
daerah asal, sedangkan himpunan B disebut daerah hasil. Sementara itu, relasi pada
Gambar 2.1(b) bukan fungsi.
Definisi Fungsi
Fungsi adalah aturan yang memetakan setiap unsur himpunan daerah asal
(himpunan A) pada sebuah unsur himpunan daerah hasil (himpunan B).
A B A B
(a) (b)
Contoh 2.1
Penyelesaian
f (a) a 2 2a 4
f 1a
1 2
4
a2 a
f x 2 x 4 2 x 2 4
Contoh 2.2
x
Tentukan f(1) jika f ( x) .
x 1
Penyelesaian
Jika x = 1 dimasukkan ke fungsi di atas, penyebutnya nol. Pembagian dengan nol tidak
x
didefinisikan. Jadi, fungsi f ( x) tidak terdefinisi pada x = 1.
x 1
Daerah asal sebuah fungsi ada yang dinyatakan secara eksplisit dan tidak. Fungsi “f(x) = x2,
0 x 5” merupakan contoh fungsi yang daerah asalnya dinyatakan secara eksplisit, yakni
bilangan real yang memenuhi pertidaksamaan 0 x 5. Jika daerah asal fungsi y = f(x)
tidak disebutkan, daerah asalnya diasumsikan sebagai himpunan semua bilangan real
sedemikian rupa sehingga fungsi y = f(x) terdefinisi. Himpunan ini disebut daerah asal
alami.
Dua hal yang harus diperhatikan dalam menentukan daerah asal alami, yakni
menghindari pembagian dengan nol dan akar bilangan negatif. Daerah asal fungsi f
dilambangkan oleh Df.
Daerah hasil dari fungsi f , dilambangkan oleh Rf, adalah himpunan bilangan real
f(x) untuk seluruh x Df.
Daerah asal alami fungsi f, Df, dan daerah hasilnya, Rf, dari beberapa fungsi
diperlihatkan pada Tabel 2-1.
Tabel 2-1
f ( x) x [0, ) [0, )
f ( x) 1 x (–, 1] (0, )
f ( x) 1 x 2 [–1, 1] [0, 1]
Contoh 2.3
1 1
(a) f ( x) (b) f ( x) 4 x 2 (c) f ( x) .
x 1 4 x2
1
(a) Hindari pembagian dengan nol maka daerah asal untuk fungsi f ( x) adalah
x 1
bilangan real x yang memenuhi syarat x – 1 0. Jadi,
(b) Hindari akar bilangan negatif maka daerah asal untuk fungsi f ( x) 4 x 2 adalah
4 x2 0
x2 4
x 2 atau 2 x 2 .
(c) Hindari pembagian dengan nol dan akar bilangan negatif maka daerah asal untuk
1
fungsi f ( x) adalah bilangan real yang memenuhi 4 x 2 0 . Lihat cara
4 x2
pada jawaban (b), jadi Df : (2, 2).
3. Grafik Fungsi
Misalnya x merupakan unsur himpunan daerah asal yang berkaitan dengan unsur himpunan
daerah hasil y, titik-titik (x, y) dalam koodinat bidang akan membentuk sebuah grafik
fungsi. Grafik fungsi y = x +3, sebagai contoh, merupakan sekumpulan titik dengan
koordinat (x, y) yang memenuhi y = x + 3.
Contoh 2.4
Secara kasar, penggambaran grafik dapat dilakukan dengan merajah beberapa titik yang
memenuhi fungsi di atas. Kemudian, dengan menghubungkan setiap titik, diperoleh
grafiknya sebagai berikut.
x y =f(x)
y
–2 8
–1 3
0 0 8
1 –1
4
2 0
3 3 x
−2 2 4
4 8
Titik-titik potong grafik dapat ditentukan sebagai berikut. Titik potong dengan sumbu-x, y =
0 maka
x2 2x 0
x( x 2) 0
Dengan demikian, grafik f ( x) x 2 2 x memotong sumbu-x pada titik (0, 0) dan (2, 0).
Sementara itu, titik potong dengan sumbu-y, x = 0 maka y = f(0) = 0, jadi grafik
memotong sumbu-y di titik (0, 0).
Beberapa contoh grafik fungsi pangkat yang sering muncul dalam kalkulus
diperlihatkan pada Gambar 2.2.
y = x2 y = x3
y x
1 1 1
x x x
1 1 1
Gambar 2.3 menunjukkan dua buah grafik fungsi. Pada Gambar 2.3(a), grafik y = f(x)
simetri terhadap sumbu-y, sedangkan pada Gambar 2.3(b) simetri terhadap titik asal.
y y
y = f(x) y = f(x)
x x
(a) (b)
Gambar 2.3 Kesimetrian grafik f(x): (a) simetri terhadap sumbu-y dan (b)
simetri terhadap titik asal.
Fungsi yang grafiknya simetri terhadap sumbu-y disebut fungsi genap. Sementara itu,
fungsi yang grafiknya simetri terhadap titik asal disebut fungsi ganjil. Definisi fungsi genap
dan fungsi ganjil sebagai berikut.
f ( x) f ( x)
f ( x) f ( x)
Fungsi yang tidak memenuhi salah satu dari persamaan di atas bukan
merupakanfungsi genap atau fungsi ganjil (bukan keduanya).
Contoh 2.5
Periksa apakah fungsi-fungsi berikut merupakan fungsi genap, fungsi ganjil, atau bukan
keduanya.
Penyelesaian
(a) f(x) = x maka f(–x) = –x sehingga diperoleh f(–x) = –f(x). Jadi, f(x) = x merupakan
fungsi ganjil.
(b) f(x) = x2 maka f(–x) = (–x)2 = x2 sehingga diperoleh f(–x) = f(x). Jadi, f(x) = x2
merupakan fungsi genap.
(c) f(x) = x3 + 2 maka f(–x) = (–x)3 + 2 = –x3 + 2. Karena f(–x) f(x) dan f(–x) –
f(x), f(x) = x3 + 2 bukan merupakan fungsi genap atau fungsi ganjil.
5. Fungsi Sebagian-sebagian
x, x 1
f ( x) 2
x 5, x 1
Contoh 2.6
Diketahui:
x 1, x 1
f ( x) 2 1 x 2
x2 x2
Penyelesaian
(a) Untuk x < -1, f ( x) x 1. Oleh karena x = -2 merupakan anggota dari x < -1,
maka
f (2) (2) 1 3 .
(b) Untuk -1 < x < 2, f ( x) 2 . Oleh karena x = 0 merupakan anggota dari -1 < x < 2,
maka
f (0) 2 .
f (3) 32 9 .
Contoh 2.7
x , x0
f ( x) 1 0 x 1
x x 1
Pada interval x < 0, f(x) = –x, pada interval 0 x < 1, f(x) = 1, dan pada interval x 1, f(x) =
x2. Grafiknya sebagai berikut.
y
4
3
2
1
o x
–4 –3 –2 –1 1 2 3 4
Tanda bulat kosong [○] menunjukkan bahwa bagian f(x) tidak didefinisikan pada bagian
domain yang sesuai.
SOAL-SOAL 2.1
(a) y x
0
(d) y
x
0
(b) y x
0
2. f ( x) x 2 x
5. h( w)
1 x 3, x 1
w2 2 w 3 12. f ( x)
2 x, x 1
Pada soal nomor 6 – 8 berikut,
s, s0
gambarkan grafik fungsinya.
13. h( s) s , 0 s 5
2
2s 1, s5
6. f ( x) x 2 2
7. h(t ) t
Pada soal nomor 14 – 15, tentukan
1
8. g ( s) persamaan fungsinya.
s
14. y
Pada soal nomor 9 - 11, tentukan apakah
fungsi tersebut merupakan fungsi genap, 1
fungsi ganjil, atau bukan keduanya.
x
0 1 2
1 15.
9. g ( x) y
x2 1
2
10. h( x) | x x |
3
1 o
x
0 1 2 3
B. Fungsi Komposisi
Fungsi dapat diibaratkan sebagai sebuah sistem yang menghasilkan output unik untuk
setiap input (satu input hanya menghasilkan satu output). Sebuah sistem boleh jadi terdiri
dari sistem-sistem kecil yang saling berkaitan. Pada Gambar 2.4 diperlihatkan dua buah
sistem yang terkait satu sama lain. Sistem pertama mendapat input x sehingga
menghasilkan output f(x). Output dari sistem pertama merupakan input dari sistem kedua
f(x)
x f g g[f(x)]
( g f )( x) g ( f ( x))
Sedangkan,
( f g )( x) f ( g ( x))
Contoh 2.8
x
Jika f ( x) dan g ( x) x , cari (a) daerah asal dari ( f g )( x) dan (b) ( f g )( 2) .
x2 9
Penyelesaian
Dg Rf
Rg RgDf Df
x Dg Rfog
daerah Rg Df. Karena Rg Df = [0, ) {(–, –3) (–3, 3) (3, )} = [0, 3)
x
(b) f ( x) dan g ( x) x maka
x2 9
x x
f g f [ g ( x)] f ( x )
[ x] 9
2
x 9
2 1
sehingga diperoleh ( f g )( 2) 2.
29 7
Contoh 2.8
Penyelesaian
f ( x) x 0
Penyelesaian
SOAL-SOAL 2.2
1 1
1. Jika f ( x) x 2 dan g ( x) , 2. Jika f ( x) x dan g ( x) ,
x2 9 x2
tentukan tentukan daerah asal dan daerah
hasil dari:
(a) daerah asal dari f g
(a) f g
(b) ( f g )( x)
(b) g f
(c) ( f g )( 2)
Pada soal nomor 3–5, h f g.
(d) ( f g )(0)
Tentukan f(x) dan g(x) jika:
(e) daerah asal dari g f
3. h( x) x 2 1
(f) ( f g )( x)
1
4. h( x )
(g) ( g f )( 1) x 4
(h) ( f g )( 2) h( x) 2 x 1
5
5.
Pada Gambar 2.5 diperlihatkan relasi unik antara himpunan A dan B. Setiap unsur
himpunan A hanya berhubungan dengan satu unsur himpunan B yang berbeda. Sebaliknya,
setiap himpunan bagian B juga hanya berhubungan dengan satu unsur himpunan A yang
berbeda. Hubungan seperti ini dikatakan hubungan satu ke satu. Fungsi yang memetakan
x f(x)
A B
Sebuah fungsi f(x) disebut fungsi satu ke satu pada daerah asalnya, Df, jika
f (a) f (b) untuk a b .
Grafik satu ke satu merupakan grafik monoton murni (fungsi naik atau fungsi turun)
pada daerah asalnya. Dengan demikian, setiap fungsi yang monoton murni pasti merupakan
fungsi satu ke satu.
Contoh 2.10
Kenali apakah fungsi berikut merupakan fungsi satu ke satu atau bukan.
berikut.
y y
y = x2, x 0 y = |x|
1 1
x x
1 –1 1
(a) (b)
(a) Dari Gambar (a) jelas bahwa f(x) monoton naik pada x 0. Dengan kata lain,
f (a) f (b) untuk a b . Jadi, f ( x) x 2 , x 0 merupakan fungsi satu ke satu.
(b) Dari Gambar (b) jelas bahwa f(x) monoton turun pada x < 0. f(x) monoton naik pada x
0. Dengan kata lain, ada f (a) f (b) untuk a b {sebagai contoh: f(–1) = f(1) =
2. Fungsi Invers
Karena setiap output fungsi satu ke satu berasal dari satu input, fungsi satu ke satu dapat
dibalikkan untuk mengirimkan output kembali ke inputnya. Fungsi yang didefinisikan
dengan membalikkan fungsi satu ke satu disebut invers dari f. Invers dari f diberi simbol
f 1 (dibaca: f invers). Perhatikan bahwa tanda –1 pada f 1 bukan menyatakan pangkat.
Karena grafik fungsi satu ke satu merupakan grafik monoton murni, berlaku teorema
berikut.
3.
Contoh 2.11
x
Buktikan bahwa f ( x) 3x dan g ( x) merupakan pasangan invers.
3
Penyelesaian
x x
f ( g ( x)) f 3 x .
3 3
g ( f ( x)) g 3x
3x
x.
3
x
Karena memenuhi f ( g ( x)) x dan g ( f ( x)) x maka f ( x) 3x dan g ( x)
3
merupakan pasangan invers.
Contoh 2.12
Penyelesaian
y 3
y f ( x) 2 x 3 x .
2
x 3
y .
2
x3
f 1 ( x) .
2
x 3 x 3
f ( f 1 ( x)) f 2 3 x
2 2
(2 x 3) 3
f 1 ( f ( x)) f 1 2 x 3 x
2
x3
Dengan demikian jelas bahwa invers dari fungsi f ( x) 2 x 3 adalah f 1 ( x) .
2
SOAL-SOAL 2.3
1. f ( x) x 2 7. f ( x) 5 4 x
3. f ( x) x3 , x 0 8. f ( x) x 2 1, x 0
4. f ( x) x 9. f ( x) x 2 / 3 , x 0
1
5. f ( x) , x0
x
Tinjau sebuah segitiga yang berada pada lingkaran satuan (lingkaran dengan jari-jari 1
satuan) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6. Nilai sinus dan cosinus suatu sudut
didefinisikan sebagai berikut.
y
P(x, y)
r t
y
x x
(0, 0) (1, 0)
Gambar 2.6
Dalam satuan rad, t didefinisikan sebagai panjang busur dibagi jari-jari. Untuk jari-jari 1
satuan, nilai t sama dengan panjang busur. Dengan mengingat bahwa panjang keliling
lingkaran berjari-jari r adalah 2r maka, untuk r = 1, panjang keliling lingkaran adalah 2.
Sebagai contoh, berdasarkan pada definisi dan Gambar 2.6, diperoleh beberapa nilai sin t
dan cos t seperti pada Tabel 2-1.
Tabel 2-1
(1, 0) 0 0 1 0
(1, 0) 0 1 0
Selain fungsi sinus dan cosinus, fungsi-fungsi trigonometri lainnya sebagai berikut.
sin x 1
Tangent : tan x Cotangent : cot x
cos x tan x
1 1
Secant : sec x Cosecant : csc x
cos x sin x
Beberapa nilai fungsi trigonometri pada t tertentu diperlihatkan pada Tabel 2-2.
Tabel 2-2
x 0 30o atau /6 45o atau /4 60o atau /3 90o atau /2
1
sin x 0 2
1
2 2 1
2 3 1
1
cos x 1 1
2 3 1
2 2 2 0
Tidak
tan x 0 1
3 3 1 3
didefinisikan
Rumus-rumus trigonometri
Penyelesaian
Contoh 2.13
Penyelesaian
Selanjutnya, dari rumus sin2 x cos 2 x 1 maka sin 2 t cos 2 t 1 atau cos 2 1 sin 2 t
sehingga (*) menjadi
Periode Secara umum, suatu fungsi f(x) dikatakan periodik jika ada sebuah bilangan positif
p sedemikian sehingga
f ( x p ) f ( x)
untuk setiap x. Nilai p terkecil pada yang memenuhi persamaan di atas disebut periode.
Nilai-nilai –2, 2, 4, dan 12 adalah semua bilangan p yang memenuhi
sin(x p) sin x . Karena 2 merupakan nilai p terkecil, periode dari fungsi sinus adalah
2.
y y
y = cos x
y = sin x
x x
– 2 0
2
3
2
2 - 2 0 2 3 2
2
(a) (b)
y y y = cot x
y = tan x
x x
32 – 2 0
2
3
2
– 2 0
2
3
2
2
(c) (d)
y y = sec x y y =csc x
1 1
x – 2 3 x
3 – 0 3 0 2
2 2
−1 2 2
−1 2 2
(e) (f)
Gambar 2.7 Grafik fungsi trigonometri: (a) sinus, (b) cosinus, (c) tangent,
(d) cotangent, (e) secant, dan (d) cosecant.
2
y sin x ,
T
2 2 2
sin x T sin x 2 sin x .
T T T
Contoh 2.14
Penyelesaian
2
Bandingkan y 4 sin 4x dengan y A sin x maka diperoleh
T
2 1
4 → T .
T 2
Contoh 2.15
Penyelesaian
A 1
2 y max ymin 12 [4 (4)] 4 .
A 12 ymax ymin 12 (7 3) 2 .
f ( x) a x
Jika a > 0 dan b > 0, persamaan berikut benar untuk semua bilangan real x
dan y.
1. a x a y a x y 4. a x b x (ab) x
x
ax ax a
2. a x y 5.
ay bx b
3. a
x y
a xy
y y0e kx
dengan k > 0 untuk pertumbuhan eksponen, k > 0 untuk peluruhan eksponen, dan
y 0 adalah nilai awal.
Contoh 2.16
Sejumlah bakteri yang tumbuh setelah t jam memenuhi persamaan B 100e0, 693t . (a)
Berapakah jumlah bakteri pada saat awal? (b) Berapa jumlah bakteri setelah 6 jam?
Penyelesaian
2. Fungsi Logaritma
Fungsi logaritma umum Fungsi logaritma dengan basis a > 0 dengan a 1, f ( x)a log x ,
y a x x a log y
x e y ln x y
(1) ln 1 = 0 (4) ln a r r ln a
a
(2) ln ln a ln b (5) eln x x , x 0
b
(3) ln ab ln a ln b (6) ln e y y
Contoh 2.17
(a) 2
log 8 x 8 2 x 23 2 x maka x = 3.
(b) x
log 64 4 64 x 4 x 4 64 2 2 .
Contoh 2.18
(c) eln x y ln x
2
(a) e 3 ln x
Penyelesaian
2
ln x 2 y
(c) Gunakan sifat (2), (3), (4), dan (5) maka eln x y ln x eln x ln x e eln x x 2 y .
2 2 y
xy
ln e
x
ex
(d) Gunakan sifat (2), (5), dan (6) maka e xln x eln e ln x e
x
x
.
x
Contoh 2.19
Penyelesaian
(a) ln x 3t 2 x e3t 2 .
Jumlah unsur radioaktif meluruh setiap saat memenuhi persamaan N N 0e kt , dengan k >
0 dan N0 adalah jumlah unsur pada saat awal. Tentukan waktu yang diperlukan untuk
meluruh sehingga jumlah unsur tersebut tinggal setengahnya (disebut waktu paruh).
Nyatakan dalam k.
Penyelesaian
ln e kt ln 12 kt ln 2
ln 2
sehingga diperoleh waktu paruhnya adalah t .
k
SOAL-SOAL 2.4
1. log x 3 4. e3 x 4
2. 2 x 8 1
5. log 3
2x