Anda di halaman 1dari 147

MODUL KELAS 10

MATEMATIKA WAJIB

RELASI DAN FUNGSI

 PETA KONSEP

 RANGKUMAN MATERI

A. Pengertian Produk Cartesius


Jika A dan B adalah dua himpunan yang tidak kosong, maka produk Cartesius
himpunan A dan himpunan B adalah himpunan semua pasangan terurut (x,y)
dengan x  A dan y  B dan ditulis AxB = {(x,y) | x A dan y  B}.
B. Relasi
Misal : A x B adalah produk Cartesius himpunan A dan B, maka relasi atau
hubungan R dari A ke B adalah sembarang himpunan bagian dari produk Cartesius
A x B.
Pada relasi R = {(x,y)| x  A dan x  B} dapat disebutkan bahwa :
a. Himpunan ordinat pertama dari pasangan terurut (x,y) disebut daerah asal
(domain).
b. Himpunan B, disebut daerah kawan (kodomain).
c. Himpunan bagian dari B yang bersifat Ry dengan y  B disebut daerah hasil
(range) relasi R.

1
Suatu relasi R = {(x,y) | x  A dan x  B} dapat ditulis dengan menggunakan :
a. Diagram panah
b. Grafik pada bidang Cartesius

A. Pengertian Fungsi

Definisi :
Misalkan kita mempunyai dua himpunan tak kosong A dan B. Sebuah fungsi atau
pemetaaan f dari A ke B adalah pemadanan setiap unsur di A ke tepat satu di B.
Dinotasikan f : A  B
Berdasarkan definisi tersebut, relasi atau pemadanan himpunan A ke himpunan B
disebut fungsi
jika :
1. Setiap anggota A, a  A, memiliki padanan di B.
2. Padanan setiap a  A adalah tunggal (unik).
3. Jika x  A dan y  B, maka fungsi dari A ke B dapat ditulis sebagai: y
= f(x)

Unsur-unsur dalam suatu fungsi :


 Himpunan A disebut Domain ( daerah asal )
 Himpunan B disebut Kodomain ( daerah kawan )
 Range ( daerah hasil ) adalah himpunan bagian dari himpunan B yang
anggotanya elemen himpunan B yang mempunyai pasangan dengan elemen
himpunan A

B. Jenis-jenis Fungsi
 Fungsi satu-satu ( injektif )
 Fungsi f : A  B merupakan fungsi satu-satu jika setiap unsur yang
berbeda di A memiliki peta yang saling beda.
 Jika x1, x2  A, dengan x1  x2, maka f(x1)  f(x2) atau Jika f(x1)= f(x2),
maka x2 = x2
 Fungsi pada ( Surjektif )
 Fungsi f : A  B merupakan fungsi pada jika setiap unsur di B memiliki
prapeta di A.
 Setiap unsur y  B, ada unsur x  A yang memenuhi f(x) = y.
 Fungsi satu-satu dan pada ( Bijektif )
 Fungsi f : A  B merupakan fungsi satu-satu dan pada (bijektif) hanya
jika f satu-satu dan pada.

2
C. Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil
 Fungsi f dikatakan fungsi genap jika
f (–x) = f (x)

contoh :
f(x) = x2  f (–x) = (–x)2
= x2 = f (x)
Dengan demikian f(x) = x2 merupakan fungsi genap.

 Fungsi f dikatakan fungsi ganjil jika


f (–x) = -f (x)

contoh :
f(x) = x3  f (–x) = (–x)3
= –x3 = –f (x)
Dengan demikian f(x) = x3 merupakan fungsi ganjil.
D. Aljabar Pada Fungsi
 Jumlah Fungsi f(x) dan g(x)  (f + g)(x) = f(x) + g(x)
 Selisih Fungsi f(x) dan g(x)  (f – g)(x) = f(x) – g(x)
 Perkalian Fungsi f(x) dan g(x)  (f  g)(x) = f(x)  g(x)
f( x)
 Pembagian Fungsi f(x) dan g(x)  ( f )(x) =
g g( x )

 CONTOH SOAL

1. Relasi berikut ini yang merupakan Pembahasan :


fungsi adalah .... Pasangan terurut berupa fungsi, jika
(A) {(2, b), (3, a), (3, b), (4, c), (5, c)} setiap absis berbeda!
(B) {(2, b), (3, a), (4, c), (5, c), (5, d)} A. (3, a), (3, b)  3 = 3  bukan
(C) {(2, a), (3, a), (4, b), (4, c), (5, c)} fungsi
(D) {(2, a), (3, b), (4, b), (5, b), (6, c)} B. (5, c), (5, d)  5 = 5  bukan
(E) {(2, a), (2, b), (3, c), (4, c), (6, c)} fungsi
C. (4, b), (4, c)  4 = 4  bukan
fungsi
D. (2, a), (3, b), (4, b), (5, b), (6, c) 
fungsi (tidak ada absis yang
sama)
E. (2, a), (2, b)  2 = 2  bukan
fungsi

3
2. Domain dan range dari fungsi
Pecahan f(x) = 2x  5
x 3
adalah ....
(A) Df = {x | x  3}, Rf = {y | y  –2}
(B) Df = {x | x  2}, Rf = {y | y  –2} Jawaban : D
(C) Df = {x | x  5}, Rf = {y | y  –2} Pembahasan :
(D) Df = {x | x  3}, Rf = {y | y  –5} y = f(x) =
2x  5
(E) Df = {x | x  3}, Rf = {y | y  –3} x3
Syarat terdefinisi : x – 3  0  x  3
2. Fungsi f dan g ditentukan dengan Df = {x | x  3}
rumus f(x) = x2 + x dan g(x) = 2x  5
y=  yx – 3y = 2x + 5
h(x) = ( f x3
x2  1 . Jika
g yx – 2x = 3y + 5
)(x) , maka nilai h(x) pada saat 3y  5
x(y – 2) = 3y + 5  x =
x = 2 adalah .... y2
(A) 3 Syarat terdefinisi : y – 2  0  y  2
(B) 2 3 Rf = {y | y  2}
(C) 3 3
(D) 4 3 Jawaban : A
(E) 5 3 Pembahasan :
Nilai h(x) saat x = 2  h(2)
h(2) = ( f )(2)  h(2) = f (2)
g g(2)
6
=
3
=2 3
Jawaban : B

 LATIHAN SOAL
1. Perhatikan gambar!
A B
(C) kurang dari
2 4 (D) akar dari
3 5 (E) setengah dari
5 6
2. Perhatikan gambar berikut!
Relasi dari himpunan A ke
himpunan B adalah…
(A) faktor dari
(B) kelipatan dari

Domain dari diagram panah


diatas…

4
(A) {1, 2, 3, 4} 6. Dari pasangan berurut berikut,
(B) {1, 2, 6} yang merupakan fungsi adalah ….
(C) {1, 6} (A) {(1, b), (2, a), (1, c), (3, d)}
(D) {3} (B) {(2, a), (1, b), (3, d), (3, c)}
(E) {3,2} (C) {(2, d), (1, a), (2, c), (4, b)}
(D) {(1, b), (2, d), (3, a), (4, b)}
3. Perhatikan gambar! (E) {(1, b), (3, d), (4, a), (3, c)}

7. Diketahui P = {a, b, c, d} dan Q =


{1, 2, 3}. Banyaknya pemetaan
yang mungkin dari himpunan P ke
himpunan Q adalah…
(A) 81
(B) 64
Himpunan daerah hasil (range) dari (C) 12
diagram panah diatas ini adalah…. (D) 7
(A) {1, 4, 9, 10} (E) 10
(B) {1, 2, 3, 4}
(C) {1, 2, 3, 4, 5} 8. Diketahui X = {1, 2} dab Y = {a, b,
(D) {5} c}. Banyaknya fungsi yang mungkin
(E) {1, 2, 3, 4, 5,9} dari Y ke X adalah…
(A) 5
4. Himpunan pasangan berurutan (B) 6
berikut yang menyatakan relasi (C) 8
”kurang dari ” adalah… (D) 9
(A) {(1,6), (2,2), (2,4), (3,6)} (E) 10
(B) {(1,2), (2,4), (3,2), (3,6)}
(C) {(1,2), (1,4), (1,6), (2,4), (2,6), 9. Jika M = {2, 3, 4} dan N = {a, b, c,
(3,6)} d} maka banyaknya fungsi dari M
(D) {(1,2), (1,4), (2,4), (2,6), (3,2), ke N adalah ….
(3,4)} (A) 32
(E) {(1,2), (1,4), (2,4), (2,6), (3,2), (B) 48
(3,3)} (C) 64
(D) 81
5. Diketahui himpunan pasangan (E) 94
berurutan
(1). {(1, a), (2, a), (3, a), (4, a) } 10. Domain dan range fungsi pecahan
(2). {(1, a), (1, b), (1, c), (1, d) } 2x  5
f(x) = adalah ….
(3). {(1, a), (2, a), (3, b), (4, b) } x3
(4). {{1, a), (2, b), (1, c), (2, d) } (A) Df = {x | x ≠ 3} dan Rf = {y | y ≠ –
Himpunan pasangan berurutan 2}
yang merupakan pemetaan/fungsi (B) Df = {x | x ≠ 3} dan Rf = {y | y ≠
adalah… 2}
(A) (1) dan (2) (C) Df = {x | x ≠ –3} dan Rf = {y | y ≠
(B) (1) dan (3) –2}
(C) (2) dan (3) (D) Df = {x | x ≠ –3} dan Rf = {y | y ≠
(D) (2) dan (4) 2}
(E) semua benar (E) Df = {x | x ≠ 2} dan Rf = {y | y ≠ –
2}

5
11. Domain dari fungsi f(x) = IV. {(a, 1), (b, 1), (c, 1), (d, 3), (e,
5  4 x  x 2 adalah… 3)}
Yang merupakan fungsi surjektif
(A) –1 ≤ x ≤ 4
(pada)
(B) –1 ≤ x ≤ 5
adalah….
(C) –5 ≤ x ≤ 1
(A) I dan II
(D) –4 ≤ x ≤ 1
(B) II dan III
(E) x ≤ –5 atau x ≥ 1
(C) III dan IV
(D) I dan III
12. Suatu fungsi didefinisikan f(x) = 7–
(E) II dan IV
1
x dengan x {-2, 0, 2, 4}. Daerah
2 15. Di bawah ini adalah domain fungsi
hasil fungsi tersebut adalah… f(x) = x2 agar fungsi menjadi fungsi
(A) {6, 7, 8, 9} injektif maka domain fungsi f(x),
(B) {8, 7, 6, 4} kecuali...
(C) {8, 6, 4, 2} (A) Df = {x | –2 ≤ x ≤ 0, x  real }
(D) {8, 7, 6, 5} (B) Df = {x | –2 ≤ x ≤ 2, x  real }
(E) {6, 7, 6, 5} (C) Df = {x | 0 ≤ x ≤ 2, x  real }
(D) Df = {x | x  2, x  real }
13. y y (E) Df = {x | x ≤ 0, x  real }
1. 3.

x x
16. Diketahui g(x) = 12
, g(1) = –4
mx  n
dan
g(3) = -12. maka nilai m dan n yang
2. y 4. y memenuhi adalah….
(A) 1 dan 4
x x (B) 2 dan 4
(C) –1 dan 4
(D) 1 dan –4
(E) –2 dan –4

Diantara gambar-gambar di atas, 17. Diantara fungsi-fungsi berikut :


yang merupakan grafik fungsi y = 1) f(x) = 2x2 – 3
f(x) adalah.. 2) f(x) = x4 + x2 + cos x
(A) 1, 2, dan 3 3) f(x) = | x | + 2
(B) 1, 2, dan 4 4) f(x) = x5 + x2 + x
(C) 2, 3, dan 4 yang merupakan fungsi genap
(D) 1, 3, dan 4 adalah ….
(E) 1, 2, 3, dan 4 (A) 1, 2 dan 3
(B) 1, 2 dan 4
14. Fungsi-fungsi berikut ini adalah (C) 1, 3 dan 4
fungsi dari himpunan A = {a, b, c, d, (D) 2, 3 dan 4
e} ke himpunan B = {0, 1, 3, 5} (E) 1, 2, 3 dan 4
I. {(a, 0), (b, 0), (c, 1), (d, 3), (e,
5)}
II. {(a, 0), (b, 0), (c, 0), (d, 1), (e,
3)}
III. {(a, 0), (b, 1), (c, 3), (d, 5), (e,
5)}

6
18. Jika f(x) = (m2 – 1)x2 + (m – 1)x + n x2  2x  1
+ 2 merupakan fungsi ganjil, maka 23. Fungsi f(x) = terdefinisi
16  x 2
m+ n = …. untuk x yang memenuhi ….
(A) –1 atau –2 (A) –1 < x < 4
(B) 1 atau –1 (B) –1 < x < 1
(C) –1 atau –3 (C) –4 < x < 4
(D) –1 atau –2 (D) x < –1 atau x > 1
(E) –1 atau 2 (E) x < –4 atau x > 4
19. Diketahui rumus fungsi f(x) = –2x
+ 5. Nilai f(-4) adalah… 24. Jika f(x) = x 2  5 ,maka nilai dari
(A) -13 3 f(2) – [f(2)]2 + f(2) adalah ….
(B) -3 (A) –3
(C) 3 (B) 3
(D) 13 (C) –5
(E) 10 (D) 5
(E) 9
20. Diketahuif(x) = 8x+5 dan f(a) =
19. Nilai a adalah… 25. Fungsi f(x) = 2x2 – 5x + 2 dan g(x)
(A) –2 4x  3 , Apabila Fungsi h(x) =
(B) –3 3 f(x)  g (x)
, maka h(3) =
(C) -4 [g (x)]2
(D) -5 (A) 2
(E) -6 (B) 7
(C) 4
21. Suatu fungsi linear didefinisikan (D) 8
dengan f(x) = ax + b dengan x  R. (E) 6
Jika pada fungsi tersebut diketahui
f(-2) = 8 dan f(5) = 13, maka nilai
a dan b berturut-turut adalah…
(A) -3 dan 2
(B) -2 dan 3
(C) 2 dan -3
(D) 3 dan -2
(E) -2 dan 2

22. Diketahui f(x) = 2x2 + x – k. Jika


peta dari 2 oleh f(x) adalah 5 maka
nilai k = ....
(A) 1
(B) 3
(C) 5
(D) –3
(E) –5

7
MATRIKS

 PETA KONSEP

Pengertian Penjumlahan
MATRIKS
Operasi
Pengurangan
Matriks

Perkalian

Glossary
1) Ordo
2) Determinan
3) Invers
4) Transpose
5) Baris
6) Kolom

 RANGKUMAN MATERI

A. PengertianMatriks

Matriks adalah susunan dari sekumpulan bilangan yang berbentuk segiempat yang
diatur menurut baris dan kolom. Setiap bilangan dalam susunan itu dinamakan
unsur (elemen) matriks. Matriks dinotasikan dengan huruf kapital. Susunan unsur-
unsur matriks dibatasi dengan tanda kurung.

8
Ordo matriks di atas adalah 2 × 3 atau dapat dituliskan 𝐴2 × 3, menunjukkan bahwa
matriks di atas terdiri dari 2 baris dan 3 kolom. Secara umum, sebuah matriks A
berordo m × n dituliskan dengan 𝐴𝑚 × 𝑛 . Unsur baris ke-i dan kolom ke-j matriks A
di lambangkan oleh aij. Jadi, a23 melambangkan unsur yang terletak pada baris ke-
2 dan kolom ke 3.

Jenis matriks berdasarkan banyak baris dan kolom, antara lain:


a) Matriks persegi. Matriks yang banyaknya sama dengan banyaknya kolom.
b) Matriks baris. Matriks yang terdiri dari satu baris saja.
c) Matriks kolom. Matriks yang terdiri dari satu kolom saja.
d) Matriks nol. Matriks (m ×n ) yang seluruh unsurnya bernilai nol, yang dinotasikan
dengan O.
e) Matriks satuan. Matrik satuan adalah suatu matriks persegi, dimana unsur-unsur
pada diagonal utama semuanya 1, sedangkan unsur yang lainnya 0. Matriks
satuan disebut juga matriks identitas di lambangkan dengan I.
1 0 0
1 0
I2 = ( ), I3 = (0 1 0)
0 1
0 0 1

B. Transpose Matriks
a b a c
Jika A =   , maka transpose matriks A adalah AT =  
c d b d

C. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks


Dua matriks dapat dijumlahkan bila kedua matriks tersebut berordo sama.
Penjumlahan dilakukan dengan menjumlahkan elemen–elemen yang seletak

a b  k l a b  k l
Jika A =   , dan B =   , maka A + B =   +   =
c d  m n c d m n 
ak bl 
 
c  m d  n

D. Perkalian Matriks dengan Bilangan Real n

a b a b  an bn 
Jika A =   , maka nA = n   =  
c d c d  cn dn 

9
E. Perkalian Dua Buah Matriks
 Perkalian matriks A dan B dapat dilakukan bila jumlah kolom matriks A sama
dengan jumlah baris matriks B (Am×n × Bp×q, jika n = p) dan hasil perkaliannya
adalah matriks berordo m × q.
 Hasil perkalian merupakan jumlah perkalian elemen–elemen baris A dengan
kolom B.

a b k l m
Jika A =   , dan B =   , maka
c d n o p 
a b  k l m  ak  bn al  bo am  bp 
A × B =   ×  =  
c d   n o p   ck  dn cl  do cm  dp 

F. Matriks Identitas (I)


1 0
 I =  
0 1
 Dalam perkalian dua matriks terdapat matriks identitas (I), sedemikian sehingga
I×A = A×I = A

 CONTOH SOAL

1. Tentukan Transpose dari matriks𝐴𝑚×𝑛 tersebut


2 1
2 3 1
𝐴 = (3 5), maka 𝐴𝑡 = ( )
1 5 4
1 4

2. Operasi Hitung pada Matriks


a) Penjumlahan matriks
3 2 2 4 3+2 2+4 5 6
(1 4) + (3 1) = (1 + 3 4 + 1) = (4 5)
3 2 2 1 3+2 2+1 5 3

b) Lawan suatu matriks


−2 7 2 −7
𝐴=( ) , lawannya (−𝐴) = ( )
−4 1 4 −1

c) Perkalian bilangan real (scalar) dengan matriks


1 3 1 3 4.1 4.3 4 12
𝐴=( ) , maka 4𝐴 = 4 ( )=( )=( )
−4 2 −4 2 4. (−4) 4.2 −16 8

10
d) Perkalian matriks
1 −1 3 1 0 2
Diketahui matriks 𝐴 = ( ),𝐵 = ( ),𝐶 = ( ), dan 𝐷 = ( ). Tentukan hasil
0 3 4 3 4 5
perkalian matriks AB, AC, BD!
Jawab:
1 −1 3 1.3 + (−1). 4 −1
𝐴. 𝐵 = 𝐴2 × 2 . 𝐵2 × 1 = ( )( ) = ( )=( )
0 3 4 0.3 + 3.4 12
1 −1 1 0 1.1 + (−1).3 (−1). 0 + (−1). 4
𝐴. 𝐶 = 𝐴2 × 2 . 𝐶2 × 2 = ( )( )=( )=
0 3 3 4 0.1 + 3.3 0.0 + 3.4
−2 −4
( )
9 12
𝐵. 𝐷 = 𝐵2 × 1 . 𝐷2 × 1 , tak dapat dikalikan karena banyaknya kolom matriks kiri tidak
sama dengan (≠) banyaknya baris matriks kanan.

 LATIHAN SOAL

4 2 −6 −4
1. Jika diketahui A = ( ), 3. Diketahui( )–X
−5 −1 8 2
maka 8 4
=( ). Matriks X = ….
At = …. 24 16
2 4 2 −16
(A) ( ) (A) ( )
−1 −5 32 28
2 1 −14 −8
(B) ( ) (B) ( )
4 5 −16 −14
−2 1 −14 8
(C) ( ) (C) ( )
−4 5 −16 −14
4 −5 2 −16
(D) ( ) (D) ( )
2 −1 24 18
−1 2 14 −16
(E) ( ) (E) ( )
−5 4 16 −14

6 4 −1 4. Berikut ini merupakan sifat-sifat


2. ( )= penjumlahan matriks, kecuali …
3 2 1
𝑥−𝑦 4 −1 (A) A + B = B + A
( ). Dari
3 2 𝑥 − 4𝑦 (B) (A + B) + C = A + (B + C)
kesamaan matriks tersebut (C) A + O =A
diperoleh nilai x – y = …. (D) A + I = A
(A) – 1 (E) Mariks nol merupakan
(B) 6 matriks identitas
(C) 8 penjumlahan
(D) 9
(E) 10 2 1
5. Diketahui A = ( )dan
4 3
0 5
( ). Hasil operasi matriks A
1 2
+ A – B – B = ….

11
4 −8 22 18
(A) ( ) (A) ( )
6 2 49 39
4 2 22 18
(B) ( ) (B) ( )
7 6 24 64
4 2 22 28
(C) ( ) (C) ( )
−7 6 49 64
4 −3 2 8 18
(D) ( ) (D) ( )
7 4 4 12 32
4 7 2 4
(E) ( )
7 4 (E) ( 8 12)
18 32
𝑥 7
6. Diketahui P = ( ), Q =
3 𝑦 −2 4 2
−4 14 10. ( 1 ) + 3 (0) + 2𝑘 (1) =
( ), dan P + P = Q. nilai
6 6 −1 3 3
x + y = …. 2
(A) 1 (−3). Nilai k = ….
(B) 2 −4
(C) 3 (A) – 4
(D) 4 (B) – 2
(E) 5 (C) 2
(D) 3
1 2 (E) 4
7. Diketahui( )–P=
5 −7
−3 0 1 −3
( ) + P. Matriks P = …. 11. Diketahui matriks A = ( )
1 9 2 4
1 1 −1 2
(A) ( ) dan B = ( ). Matriks (A +
2 4 4 3
2 −1 B)2 adalah ….
(B) ( )
2 4 −14 −14
2 1 (A) ( )
(C) ( ) 28 32
2 −4 −10 −25
2 1 (B) ( )
(D) ( ) 46 59
2 −8 18 3
4 −2 (C) ( )
(E) ( ) −10 −5
4 8 14 −15
(D) ( )
−6 11
8. Diketahui matriks A = −6 −7
𝑎 + 1 2𝑏 (E) ( )
( ) dan B = 42 43
𝑐 −𝑥
5 3𝑎 1 1
( ). Jika A = B, maka 12. Jika matriks A = ( ) dan
−𝑏 2𝑐 −1 1
x = …. 0 1
B=( ), maka (A + B)(A –
(A) 6 1 0
(B) 7 B) – (A – B)(A + B) = ….
(C) 8 0 0
(A) ( )
(D) 10 0 0
−1 0
(E) 12 (B) ( )
0 1
−1 0
(C) 4 ( )
0 1
1 2 −1 0
1 2 3 (D) 8 ( )
9. Hasil kali ( ) (3 −1) 0 1
4 5 6 −1 0
5 6 (E) 16 ( )
adalah …. 0 1
12
Jika At . B = C maka nilai2x + y =
13. Jika diketahui(
4 𝑎−2
)+ ….
3 2 (A) – 4
−6 8 (B) – 1
( )=
−11 −6 (C) 1
3 1 0 3
2( )( ), maka nilai (D) 5
−2 4 −1 1
a adalah …. (E) 7
(A) 0
(B) 10  x 2y 0   8 0 
18. Jika  4 = ,
(C) 13  2 3x  2   2 7 
(D) 14 maka x + y =…
(E) 25 (A)  154
(B)  94
14. Sifat –sifat berikut berlaku pada
matriks, kecuali …. (C) 9
4
(A) AB ≠ BA (D) 15
4
(B) A(BC) = (AB)C (E) 21
(C) (PQ)t = Pt. Qt 4

(D) (5A)B = 5(AB)


(E) A + B = B + A 19. Nilai p2 – 2p yang memenuhi
persamaan :
2 5  2 1    6 2p   2  1 0 1 
15. Jika A = ( )dan B = 2         
−1 −3   1 3   4  1  1 1  2 4 
3 5 adalah…
( ), maka AB2 = ….
−1 −2 (A) 2
(A) At (B) 4
(B) Bt (C)8
(C) A–1 (D)12
(D) B–1 (E) 16
(E) B
20. Diketahui hasil kali matriks
16. Diketahui matriks A   2 - 1  ,  4 3   a b   16 3  . Nilai a + b
 1 4      
 1 2   c d   9 7 
 x  y 2 ,
B   

dan C   7 2  . + c + d = ….
 3 y   3 1 
(A) 6
Apabila B – A = Ct, dan Ct = (B) 7
transpose matriks C, maka nilai (C) 8
x.y = …. (D) 9
(A) 10 (E) 10
(B) 15
(C) 20
(D) 25
(E) 30

17. Diketahui matriks A   3 0  ,


 2 5 
 x -1  ,
B    dan C   0 - 1  ,
 y 1   - 15 5 
Atadalah transpose dari A.

13
TRIGONOMETRI

 PETA KONSEP

Perbandingan Penggunaan
Trigonometri Rumus
Trigonometri
Trigonometri

sinus aturan sinus


Grafik Fungsi
Perbandingan Trigonometri
kosinus aturan kosinus
Trigonometri di
Berbagai Kuadran
tangen luas segitiga
Persamaan
Trigonometri
kosekan
kuadran I semua positif luas segiempat sebarang

kotangen kuadran II sin positif luas segi-n beraturan


Koordinat Kutub
sekan kuadran III tan positif

kuadran IV cos positif

14
 RANGKUMAN MATERI

A. RUMUS-RUMUS DASAR TRIGONOMETRI

1. Rumus-rumus Dasar

a c
sin   cos ec 
c a
b c
cos  sec 
c b
a b
tan  cot 
b a

2. Rumus Kebalikan

1 1
sin   atau cos es 
cos ec sin 
1 1
cos  atau sec 
sec cos

1 1
tan   atau cot  
cot  tan 

3. Rumus Perbandingan

sin  cos
tan   cot  
cos sin 

4. Identitas Trigonometri

sin 2   cos2   1
1  tan2   1
1  cot2   1

5. Persamaan Trigonometri Dasar

a. Penyelesaian Persamaan sin x0  sin  0


Jika sin x0  sin  0 , maka:

x    k  3600 atau x  (180   )  k  360 0 , x  R dan k  B (bulat)

15
b. Penyelesaian Persamaan cos x0  cos 0
Jika cos x0  cos 0 , maka

x    k  3600 atau x    k  3600 , x  R dan k  B (bulat)

c. Penyelesaian Persamaan tan x0  tan 0


Jika tan x0  tan 0 , maka

x    k  3600 , x  R dan k  B (bulat)

6. Persamaan a cos x  b sin x  c


Bentuk a cos x  b sin x  c dapat diubah menjadi k cos(x   ), k merupakan konstanta
positif dan 0    3600.
b
Bentuk a cos x  b sin x  k cos(x   ) dengan k  a 2  b2 dan tan   .
a
Karena a cos x  b sin x  c , maka k cos(x   )  c.
Persamaan a cos x  b sin x  c memiliki penyelesaian jika a2  b2  c2 .

7. Aturan Sinus dan Kosinus

Pada segitiga ABC berlaku hubungan: A  B  C  180 0.

Aturan sinus:
Dalam setiap segitiga ABC, perbandingan panjang sisi dengan sinus sudut
yang berhadapan dengan sisi itu mempunya nilai sama.
a b c
 
sin A sin B SinC
Aturan Kosinus:
Dalam setiap segitiga ABC berlaku:

a 2  b 2  c 2  2bc Cos A
b 2  a 2  c 2  2bc Cos B
c 2  a 2  b 2  2ab Cos C
B. RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI LANJUT

1. Rumus Jumlah dan Selisih Dua Sudut

sin(   )  sin  cos  cos sin 


sin(   )  sin  cos  cos sin 
cos(   )  cos cos   sin  sin 
cos(   )  cos cos   sin  sin 

tan   tan 
tan(   ) 
1  tan  tan 

16
 CONTOH SOAL

√7
1. Diketahui sin α = . Carilah nilai cos α dan tan α?
4
Penyelesaian:
𝑑𝑒 √7
sin α = 𝑚𝑖= 4
mencari sisi samping
2
𝑠𝑎 = √𝑚𝑖 2 − 𝑑𝑒 2 = √42 − (√7) = √16 − 7 = √9 = 3
𝑠𝑎 3 𝑑𝑒 √7
Jadi, cos α = 𝑚𝑖 = 4 dan tan α = =
𝑠𝑎 3

2. Ubahlah bentuk berikut kedalam derajat atau radian:


a. 75°
b. 260°
3
c. 10 𝜋
7
d. 15 𝜋
Penyelesaian:
75 5
a. 75° = 180 𝜋 = 12 π
260 4
b. 260° = 180 𝜋 = 1 9 𝜋
3 3
c. 𝜋 = 10 . 180° = 54°
10
7 7
d. 𝜋 = 15 . 180° = 84
15

17
LATIHAN SOAL

Rumus-Rumus Dasar Trigonometri


5
1. Jika tan 𝐴 = 12, A sudut lancip,
maka nilai cos A = ….
12
(A)
13
13
(B) 4. Pada segitiga ABC diketahui
12
13 siku-siku di A, ∠𝐵 = 60°, panjang
(C) − sisi a = 10 cm, maka panjang sisi
12
12
(D) − c adalah …. cm.
13
5 (A) 8
(E)
13 (B) 6
(C) 5√3
2. Jika x di kuadran II, dan tan x =
(D) 5√2
–2p. maka sin x = ….. 5
2𝑝 (E) 5 √3
(A)
√(1+4𝑝2 )
2𝑝 5. Sebuah tangga dengan panjang
(B) −
√(1+4𝑝2 ) 4 m disandarkan pada dinding.
1
(C) Jika jarak ujung bawah tangga
√(1+4𝑝2 )
1 terhadap dinding 2 m, maka ….
(D) (A) Tinggi tangga 4 m
2𝑝√(1+4𝑝2 )
√(1+4𝑝2 ) (B) Tangga membentuk sudut
(E) −
2𝑝 45° terhadap bidang
horisontal
3. Jika A sudut tumpul dengan sin (C) Tangga membentuk sudut
3
A = 5. Nilai dari tan A + cos A = 60° terhadap bidang
…. horisontal
31 (D) Tangga membentuk sudut
(A) −
20 45° terhadap dinding
3
(B) − (E) Tangga membentuk sudut
2
29 60° terhadap dinding
(C) −
30
7
(D) − 6. Besar sudut 105° dinyatakan
5
27 dalam radian adalah ….
(E) − 5
20
(A) 𝜋
12
7
(B) 𝜋
12
11
(C) 𝜋
12
5
(D) 𝜋
4

18
7 5
(E) 𝜋 (B)
4 8
3
(C) −
4 8
7. Besar sudut 𝜋 radian adalah 5
3 (D) −
…. 8
(E) −1
(A) 210°
(B) 225°
12. Koordinat kartesius titik (8, 60°)
(C) 240°
adalah ….
(D) 255°
(A) (8, 0)
(E) 270°
(B) (4√3, 4√2)
8. Nilai dari sin 2100° adalah …. (C) (4√3, 4)
1
(A) (D) (4, 4√3)
2
(B) √2
1 (E) (4√2, 4√2)
2
1
(C) √3 13. Koordinat kutub dari titik A (–1,
2
1
(D) − √3) adalah ….
2
1 (A) (2, 120°)
(E) − √3
2 (B) (2, 150°)
(C) (2, 330°)
9. Diketahui sin 183° + cos 273° = (D) (4, 135°)
x, maka x senilai dengan …. (E) (4, 300°)
(A) sin 3° +cos 87°
(B) sin 90°
14. Puncak bukit D terlihat dari B
(C) – sin 90°
dan dari A dengan sudut elevasi
(D) cos 0°
60° dan 30°. Jika jarak A dan
(E) sin 0° Badalah 50 m, maka tinggi bukit
CD …. m.
10. Nilai dari (tan 45° + sin 90°) cos
30° = ….
1
(A)
2
1
(B) √2
2
1
(C) √3
2
1
(D) √3 (A) 60√3
3
(E) √3 (B) 50√3
(C) 25√3
𝜋 𝜋 𝜋
sin cos −tan
6 3 4
(D) 25
11. Nilai dari 𝜋 𝜋 𝜋 𝜋 = (E) 15
(cos +sin )(tan +cot )
6 3 6 3
….
3
(A)
8

19
15. Dari trapesium ABCD dibawah
diketahui BC = 12 cm, ∠𝐴 = 60°, (A) 4√6 cm
dan ∠𝐵 = 45°. Panjang AD = …. (B) 6√2 cm
(C) 6√3 cm
(D) 7 cm
(E) 8 cm

Identitas Trigonometri
tan 𝐴
16. Bentuk tan 𝐴+cotan 𝐴 dapat disederhanakan menjadi ….
(A) 1 − cos 2 𝐴
(B) cos 2 𝐴 − 1
sin 𝐴
(C)
cos 𝐴
(D) sin 𝐴 cos 𝐴
(E) cos 2 𝐴 sin 𝐴

Persamaan Trigonometri Dasar

17. Himpunan penyelesaian persamaan 2 sin 2𝑥 + √3 = 0 untuk 0 < 𝑥 < 360


adalah ….
(A) {120, 150}
(B) {150, 300}
(C) {240, 300}
(D) {120, 150, 240, 300}
(E) {120, 150, 300, 330}

1
18. Penyelesaian persamaan sin(𝑥 − 45) = 2 √3 untuk 0 ≤ 𝑥 ≤ 360 adalah ….
(A) {45, 75}
(B) {60, 105}
(C) {75, 195}
(D) {105, 165}
(E) {165, 195}

Persamaan Trigonometri bentuk a cos x  b sin x  c

20
19. Himpunan penyelesaian 3 cos(360  x) 0  2 sin 2 x untuk 00  x  3600 adalah . . .
(A) {60  x  180}
(B) {x  60 atau x  180}
(C) {0  x  60 atau 300  x  360}
(D) {0  x  60 atau 300  x  360}
(E) {60  x  180}

20. Batas-batas nilai p agar persamaan p sin x  ( p  1) cosx  p  2 dapat diselesaikan


adalah . . .
(A) p  1 atau p  3
(B) p  1 atau p  3
(C) p  3 atau p  1
(D) 1  p  3
(E) 1  p  3

Aturan Sinus dan Kosinus


21. Diketahui segitiga PQR dengan sisi QR = 4 cm, PR = 6 cm, dan ∠QR = 45°.
Besar sin ∠QPR adalah ….
1
(A) √7
3
1
(B) √3
3
1
(C) √3
2
1
(D) √2
3
1
(E) √2
2

22. Diketahui segitiga KLM dengan ∠𝐾 = 30°, ∠𝐿 = 15°, dan LM = 5 cm. Panjang
KL adalah ….
5
(A) √2 cm
2
5
(B) √3 cm
2
(C) 5√2 cm
(D) 5√3 cm
(E) 7 cm

23. Diketahui segitiga ABC dengan panjang sisi-sisinya AB = 5 cm, BC = 9 cm dan


AC = 6 cm. Nilai sin A adalah…
1
(A) −
3
1
(B)
3
1
(C) √2
4
1
(D) √2
3
2
(E) 3 √2

21
24. Diketahui segitiga ABC dengan ∠𝐴 = 105, ∠𝐵 = 45. Sisi a = 5 cm, dan sisi b =
7 cm. Panjang sisi c adalah ….
(A) √29 cm
(B) √74 − 35√3 cm
(C) √74 − 35√2 cm
(D) 2 cm
(E) 2√3 cm

25. Titik PQR terletak pada lingkaran yang berjari-jari 3 cm. Jika PR merupakan
garis tengah lingkaran dan QR = 2 cm, maka kosinus sudut PRQ adalah ….
1
(A) √3
2
1
(B) √2
2
(C) 1
1
(D)
2
1
(E)
3

26. Luas segiempat ABCD = 36cm2. Panjang AC = 10 cm dan kosinus sudut antara
4
AC dan BD adalah 5. Panjang BD = ….
(A) 6 cm
(B) 8 cm
(C) 10 cm
(D) 12 cm
(E) 15 cm

27. Diketahui segitiga ABC sama kaki dengan AC = BC. Jika panjang sisi AB = 4
cm dan besar ∠𝐵 = 30°, maka luas segitiga ABC adalah ….
(A) 3√3
4
(B) √3
3
(C) 4
1
(D) 4
3
(E) 4√3

28. Pada persegi panjang ABCD, diketahui ∠𝐴𝐵𝐷 = 60°, panjang CD = 8 cm, dan

DE = 7 cm. Panjang CE adalah ….


(A) 7 cm
1
(B) 7 cm
2
(C) √57 cm
(D) 5√2 cm
(E) 5√3 cm

22
29. Diketahui segitiga ABC sama sisi dengan panjang sisinya 6 cm. Luas segitiga
tersebut adalah ….
(A) 36 cm2
(B) 28 cm2
(C) 27 cm2
(D) 9√3 cm2
(E) 6√3 cm2

30. Diketahui segitiga sama kaki dengan sudut alas 67,5°. Sedangkan sisi yang
sama, panjangnya 2√2 cm. Luas segitiga tersebut adalah ….
(A) 2√2 cm2
(B) 3√2 cm2
(C) 4√2 cm2
(D) 5√2 cm2
(E) 6 cm2

31. Diketahui segi enam beraturan dengan panjang sisi 4√3 cm, maka luas segi
enam tersebut adalah ….
(A) 48 cm2
(B) 48√2 cm2
(C) 48√3 cm2
(D) 96 cm2
(E) 96√3 cm2

Rumus-Rumus Trigonometri Lanjut


𝜋
32. Jika 2 < 𝑥 < 𝜋 dan tg x = a, maka (sin x + cos x)2 sama dengan …..
(UMPTN 1998)
𝑎2 +2𝑎+1
(A)
𝑎2 +1
𝑎2 −𝑎+1
(B) 𝑎
𝑎2 +1
𝑎2 +𝑎+1
(C)
𝑎2 +1
𝑎2 −2𝑎+1
(D)
𝑎2 +1
𝑎2 −2𝑎−1
(E)
𝑎2 −1

33. Nilai dari sin 1050 = . . .


1
( 2  6)
(A) 4

(B) 1 ( 6  2)
4
(C) 1
4
 6 2
(D) 1
2
 6 2

(E) 1
2
 6 2

23
34. Jika sin A. cos B = x dan sin (A –B) = y, maka nilai cos A.sin B = . . .
(A) x + y
(B) x – y
(C) y – x
1
(x  y)
(D) 2
1
(x  y)
(E) 2

sin 1 A
35. Jika A+B+C = 1800, maka 2
= ...
sin 1 (B  C)
2
(A) Cos 1
2
A
(B) Tan 1
2
A
(C) Sec 1
2
(B+C)
(D) 0
(E) 1
3 12
36. Apabila sin A = , dan cos B =
5 13
dengan A sudut tumpul dan B sudut
lancip, maka nilai dari sin (A+B) = . . .
33
(A) 65
16
(B) 65
56
(C) 65

63
(D) 65
64
(E) 65

24
Matematika Peminatan

VEKTOR

PETA KONSEP

RANGKUMAN MATERI

Vektor adalah besaran yang ditentukan oleh panjang dan arah

Panjang vektor 𝑎⃗ adalah jarak terpendek titik asal(A) ke titik akhir(B) dalam ukuran
satuan panjang

Rumus :

|𝑎| = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 (R2) atau |𝑎| = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2(
R3)

Vektor Satuan adalah vektor yang mempunyai panjang 1 satuan. Bila a ≠ 0, maka

 a
vektor satuan yang searah dengan a adalah 
|a|

25
Operasi pada Vektor

Penjumlahan / Pengurangan
Metode penjumlahan secara Geometri

Perkalian

Vektor dengan Vektor : hasil kali dua vektor dinyatakan sebagai

 
Vektor dengan skalar, perkalian vektor a dengan skalar k adalah vektor k a yaitu


dengan mengalikan setiap elemen a dengan k.

Pembagian

Bila p adalah vektor posisi titik P, membagi segmen AB atas perbandingan m
: n, maka

Proyeksi ortogonal

⃗⃗
⃗⃗ pada 𝒃
Proyeksi skalar 𝒂

⃗⃗ pada ⃗𝒃⃗
Proyeksi vektor 𝒂

26
CONTOH SOAL

Contoh soal Pembahasan

Diketahui vektor-vektor a = (0, -2, -1), 1. a +b = (0, -2, -1) + (2, 3, 4)

b =(2,3,4), c = (-3,0,3) tentukan: = (0 + 2, -2 + 3, -1+ 4) = (2, 1, 3)

a +b Jadi, a +b = (2, 1, 3).


c–b
2. c - b = (-3, 0, 3) - (2, 3, 4)

= (-3 - 2, 0- 3, 3 - 4) = (-5, -3, -1)

Jadi, c -b = (-5, -3, -1).

Diketahui vektor a = (1, 4, 5) dan b = 2a + 3b = 2(1, 4, 5) + 3(2, 3, 2)


=(2, 3, 2), tentukan vektor c = 2a +
3b. = (2 x 1, 2 x 4, 2 x 5) + (3 x 2, 3 x 3, 3 x 2)

= (2, 8, 10) + (6, 9, 6)

= (8, 17, 16)

Jadi, c = 2a + 3b = (8, 17, 16).

Tentukanlah koordinat suatu titik Misalkan, titik tersebut adalah titik P.


pada garis hubung A(2, 3, 4) dan
B(6, 7, 8) di dalam dengan • Untuk titik P membagi AB di dalam
perbandingan 1 : 3. dengan perbandingan 1 : 3,

berlaku AP : PB 1 : 3.

Koordinat titik P dapat kalian tentukan


dengan cara berikut.

1.6 + 3.2 1.7 + 3.3 1.8 + 3.4


𝑃=( , ,
1+3 1+3 1+3
P = (3, 4, 5)

Jadi, titik P(3 , 4, 5).

27
LATIHAN SOAL

1. Diketahui PQ  4 î  2 ĵ dan (D) 9
  
(E) 7,5
PR  3 î  ĵ  2 k̂ . Jika PS  12 PQ ,
  
maka RS  5. Diketahui vektor a dan b dengan
   
(A) (5, 1, –1) | a  b |  10 dan | a  b |  8 , maka
(B) (–1, –1, 3)  
(C) (1, –1, 4) a b 
(D) (–5, –1, 1) (A) 4
(E) (5, 2, –2) (B) 5
(C) 7
 (D) 8
2. Diketahui vektor a  4î  ĵ  2k̂ dan
(E) 9
  
b  2î  3 ĵ , maka a  b 
(A) 0 6. Titik A (x, 3, 5), B (4, y, 1), dan (2,
(B) 2 5, 9) terletak pada satu garis lurus
(C) 5 (kolinier), maka x + y titik P adalah
(D) 7 =
(E) 13 (A) –3
(B) –2
 (C) 1
3. Diketahui a  p î  ĵ  2 k̂ dan vektor
(D) 2
  
b  3p î  p ĵ  k̂ . Jika a  b , maka (E) 4
nilai p adalah….
2 7. ABCDEF dalah segi-6 beraturan
(A) –1 atau 3 dengan pusat O. Bila AB dan BC
(B)  23 atau 1 masing-masing dinyatakan oleh
(C) 1 atau 2
3 vektor u dan v, maka CD sama
(D)  32 atau 1 dengan
(A) u + v
(E) 3
atau 1
2 (B) u – v
(C) 2v – u
 
4. Jika a dan b membentuk sudut (D) u– 2v
  (E) v – u
60o, | a | 2 dan | b |  3 , maka nilai
  
 a  b   b  8. Diberikan segi enam beraturan
     

(A) 12 ABCDEF.Jika AB = u dan AF = v ,


    
(B) 11 maka AB + CD + AD + AE + AF =
(C) 10,5

28
   
(A) 2 u + v proyeksi u dan v adalah 6, maka x
  =
(B) 2 u + 2 v (A) 8
 
(C) 4 u + 2 v (B) 10
  (C) 12
(D) 4 u + 6 v
 
(D) –4
(E) 6 u +6 v (E) –6
9. Pada segitiga ABC, E adalah titik 12. Bilangan panjang proyeksi vektor
tengah BC dan M adalah titik berat      
b  i 2 j pada vektor a  x i  y j

segitiga tersebut. Jika u = AB dan dengan x, y > 0 adalah 1, maka

v = AC ,maka ruas garis berarah nilai 4x – 3y + 1 =
 (A) 1
ME dapat dinyatakan dalam u dan
(B) –1

v sebagai (C) 0
1  1  (D) 2
(A) 6 u + 6 v
C
 
(E) 3
C
(B)  16 u + 1
v  
6 E 13. Jika OA = (1,2), OB = (4,2), dan
  M E
(C) 1
6
u – 16 v B  
M
  A B  =  ( OA , OB ), maka tan  = …
(D) 1
6
u – 12 v
A 3
  (A) 5
(E)  1
6
u+ 1
2
v 3
(B) 4
4
(C) 3
9
10. Diketahui persegi panjang OACB (D) 16
16
dan D titik tengah OA, CD (E) 9

memotong diagonal AB di P. Jika


     14. Panjang vektor a, b dan a + b
OA = a dan OB = b , maka OP
berturut-turut adalah 12, 8 dan 4
dapat dinyatakan sebagai
  7 . Besara sudut antara a dan b
(A) 12 ( a + b ) adalah ...
 
(B) 13 ( a + b ) (A) 450
  (B) 600
(C) 2
3
a + 13 b (C) 900
  (D) 1200
(D) 1
a + 23 b
3 (E) 1500
 
2 
15. Diketahui vektor-vektor a =   4  , b
1
(E) 2
a + 23 b
3 
   
11. Vektor u  3 i  4 j  x k dan x 5  2
=  z  ,c =   3  dan d =  z  . Jika
   
v  2 i 3 j6 k jika panjang 4 2  x
vektor a tegak lurus terhadap

29
vektor b dan vektor c tegak lurus (B) 4i – 5j – 4k
terhadap vektor d. Maka a – b = ... (C) –j – 12k
(D) –3i – j – 12k
0  (E) –i –5j –2k
(A)  6   
19. a  3x î  x ĵ  4 k̂ , b  2 î  4 ĵ  5 k̂ dan
  1
4 
 
c  3 î  2 ĵ  k̂ . Jika a tegak lurus
(B)  2    
  1 pada b , maka a  c = ...
6 
(C)  0  (A) –33i – 8j – 5k
  1 (B) –27i – 8j – 5k
  2 (C) –27i –12j –5k
(D)  0  (D) –33i –12j –5k
1  (E) –33i +8j –5k
4 
(E)   6 
1  20. Diberikan matriks dan vektor-vektor
16. Agar kedua vektor a =(x,4,7) dan sebagai berikut :
2 2    1  
 p
b = (6,y,14) segaris, haruslah nilai x – A   2  1, a    2 , b    dan A t
y=... q
3 2   2 

(A) –5 menyatakan transpose dari A. Jika


(B) –2 
(C) 3 vektor A t a tegak lurus dengan vektor

(D) 4 b , maka nilai p sama dengan
(E) 6
(A) Q
17. Diketahui P = (a,0,3), Q = (0,6,5)
(B) –q

dan R = (2,7,c). Agar vektor PQ (C) 2q
 (D) – 2q
tegak lurus pada QR haruslah nilai
(E) 3q
a–c=

(A) –3 21. Diketahui a = 3i – 2j, b = -i + 4j dan


(B) –2 r = 7i – 8j. Jika r = ka + mb, maka
(C) 2 k+m=
(D) 3
(E) 5 (A) 3
(B) 2
18. Diketahui titik A(1,-2,-8) dan titik B (C) 1
(3,-4,0). Titik P terletak pada (D) –1
perpanjangan AB sehingga AP =– (E) –2

3PB. Jika OP vektor posisi titik P 22. Diketahui segitiga ABC dengan

maka OP = titik-titik sudut A(2,7) , B(9, –1) dan
C(–2, –3). Titik berat segitiga ABC
(A) 4i – 5j + 4k tersebut adalah

30
 
(A) (2,1) 24. Jika a  6î  ĵ  2k̂ dan b  î  2 ĵ  2k̂
(B) (3,2) 
(C) (3,1) maka proyeksi skalar orthogonal a

(D) (4,2) pada b adalah
(E) (4,1) (A) 12
(B) 9
23. Diketahui titik A (2, 3, –1) dan titik (C) 6
B (7, –2, 9). Titik P pada AB (D) 4
 
sehingga AP : PB  1 : 5 . Vektor posisi (E) 2
titik P adalah

17 ˆ 13 ˆ 2 ˆ
(A) 6 i  6 j  3 k 25. Diketahui vektor a  2pî  7 ĵ  2k̂ dan

(B) 3î  54 ĵ  k̂ b  3î  4 ĵ Jika panjang proyeksi
  
(C) 3î  2 ĵ  k̂ vektor a  b pada vektor b adalah
(D) 15î  10 ĵ  5k̂ 13, nilai p =
(E) 17
4
î  13
4
ĵ  k̂ (A) –2
(B) –1
(C) ½
(D) 1
(E) 2

31
BAB 5
DIMENSI TIGA

 PETA KONSEP

Dimensi Tiga

Volume benda
ruang Sudut
kubus

balok sudut antara


garis dan bidang
Kedudukan titik,
tabung
garis, dan bidang Jarak sudut antara
dua bidang
kerucut titik terletak pada
kedudukan titik garis sudut antara
kerucut terhadap garis jarak antara dua
terpancung dua garis
titik di luar garis titik
bersilangan
titik terletak pada
prisma tegak kedudukan titik bidang jarak antara titik
terhadap bidang dan garis
titik di luar bidang
limas
dua garis jarak antara titik
kedudukan garis berpotongan dan bidang
bola terhadap garis
jarak dua garis
lain dua garis sejajar
sejajar/
dua garis bersilangan
bersilangan
garis terletak pada jarak garis dan
bidang
bidang sejajar
kedudukan garis
terhadap bidang garis sejajar bidang
garis memotong/ jarak dua bidang
menembus bidang

kedudukan dua bidang berimpit


bidang terhadap
bidang lain dua bidang sejajar
dua bidang
berpotongan

32
 RANGKUMAN MATERI
 Volume dan luas permukaan bangun ruang
Nama bangun Rumus Keterangan
1. 𝑑𝑠 = 𝑎√2 a = panjang rusuk
𝑑𝑟 = 𝑎√3 ds = panjang diagonal sisi
Kubus
𝐿𝑝 = 6𝑎2 dr = panjang diagonal
ruang
𝑉 = 𝑎3
L = luas permukaan
V = volume/isi
2. Balok 𝑑1 = √𝑝2 + 𝑙 2 p = panjang
l = lebar
𝑑2 = √𝑝2 + 𝑡 2
t = tinggi
𝑑3 = √𝑙 2 + 𝑡 2 𝑑1 = diagonal sisi alas/atas
𝑑𝑟 = √𝑝2 + 𝑙 2 + 𝑡 2 𝑑2 = diagonal sisi
𝐿𝑝 = 2(𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡) depan/belakang
𝑉 = 𝑝𝑙𝑡 𝑑3 = diagonal sisi samping
kiri/kanan
ds = panjang diagonal sisi
3. 𝐿𝑝 = 2𝐿𝑎 + 𝐿𝑠 𝐿𝑠 = luas selimut
Prisma 𝐿𝑠 = 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐿𝑎 = luas bidang alas
𝑉 = 𝐿𝑎 × 𝑡

4. 𝑑 = 2𝑟 d = diameter
Tabung 𝐿𝑠 = 2𝜋𝑟𝑡 r = jari-jari
𝐿𝑎 = 𝜋𝑟 2
𝐿𝑝 = 2𝜋𝑟(𝑟 + 𝑡)
𝑉 = 𝜋𝑟 2 𝑡
5. 𝑝2 = 𝑡 2 + 𝑟 2 p = panjang garis pelukis
Kerucut 𝐿𝑠 = 𝜋𝑟𝑝 atau apotema
𝐿𝑝 = 𝜋𝑟(𝑟 + 𝑝)
1
𝑉 = 𝜋𝑟 2 𝑡
3
6. Kerucut terpancung 𝐿𝑠 = 𝜋𝑝(𝑟1 + 𝑟2 ) r1 = jari-jari alas
𝐿𝑝 = 𝜋𝑝(𝑟1 + 𝑟2 ) r2 = jari-jari atas
+ 𝜋(𝑟12 + 𝑟22 )
1
𝑉 = 𝜋𝑡(𝑟12 + 𝑟22 + 𝑟1 + 𝑟2 )
3

7. Bola 𝐿 = 4𝜋𝑟 2 𝑡
4
𝑉 = 𝜋𝑟 3 𝑡
3

33
8. Limas 𝐿𝑝 n = banyak segitiga (sisi
= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 tegak)
+ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑘
𝐿𝑝 =𝐿𝑎 + 𝑛 × 𝐿
1
𝑉 = × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
3
1
𝑉 = × 𝐿𝑎 × 𝑡
3

 Kedudukan titik terhadap garis


o Titik terletak pada garis g, jika titik A dapat dilalui oleh garis g.
o Titik di luar garis g, jika titik A tidak dapat dilalui oleh garis g.

 Kedudukan titik terhadap bidang


o Titik terletak pada bidang α, jika titik A dapat dilalui oleh bidang α.
o Titik diluar bidang α, jika titik A tidak dapat dilalui oleh bidang α.

 Kedudukan garis terhadap garis lain


o Dua garis berpotongan, jika kedua garis g dan h terletak pada sebuah
bidang dan memiliki sebuah titik persekutuan. Titik persekutuan ini
dinamakan titik potong. Jika dua buah garis g dan h berpotongan pada lebih
dari satu titik potong, maka kedua garis ini dikatakan berimpit.
o Dua garis sejajar, jika kedua garis itu terletak pada sebuah bidang dan tidak
memiliki satupun titik persekutuan.
o Dua garis bersilangan, jika kedua garis itu tidak terletak pada sebuah
bidang.

 Kedudukan garis terhadap bidang


o Garis g terletak pada bidang α, jika garis g dan bidang α itu sekurang-
kurangnya memiliki dua titik persekutuan.
o Garis g sejajar bidang α, jika garis g dan bidang α itu tidak memiliki satupun
titik persekutuan.
o Garis g memotong atau menembus bidang α, jika garis g dan bidang α
hanya memiliki sebuah titik persekutuan.

 Kedudukan bidang terhadap bidang lain


o Dua bidang α dan β berimpit, jika setiap titik yang terletak pada bidang α
juga terletak pada bidang β atau setiap titik yang terletak pada bidang β
juga terletak pada bidang α.
o Dua bidang α dan β sejajar, jika kedua bidang itu tidak memiliki satupun
titik persekutuan.
o Dua bidang α dan β berpotongan, jika kedua bidang itu memiliki tepat
sebuah garis persekutuan. Garis persekutuan sering dinamakan garis
potong yang merupakan tempat kedudukan dari titik-titik
persekutuan.

 Jarak
o Jarak antara titik dan titik. Jarak antara titik A dan B adalah
panjang ruas garis AB.

34
o Jarak antara titik dan garis. Jarak antara titik A dan garis g
ditentukan dengan cara menarik garis dari titik A tegak lurus
garis g sehingg memotong garis g di titik A’, maka garis AA’
adalah jarak antara titik A dan garis g.

o Jarak antara titik dan bidang. Jarak antara titik A dan


bidang α adalah panjang ruas garis AA’, dengan titik A
merupakan proyeksi titik A pada bidang α.

o Jarak antara dua garis sejajar/bersilangan adalah panjang


ruas garis yang tegak lurus terhadap kedua garis tersebut.

o Jarak garis dan bidang sejajar. Jarak antara garis g dan


bidang α yang sejajar adalah jarak sebarang titik A pada
garis g dan bidang α.

o Jarak dua bidang sejajar. Jarak antar bidang α dan β


yang sejajar adalah jarak sebarang titik A pada bidang
α dan A’ pada bidang β, dimana A’ adalah proyeksi
titik A pada bidang B.

 Sudut antara garis dan bidang


Jika garis g tidak tegak lurus pada bidang α, maka sudut
antara garis g dan bidang α adalah sudut lancip yang
dibentuk oleh garis g dan proyeksi garis g pada bidang α.

 Sudut antara dua bidang


Sudut antara dua bidang U dan V dapat ditentukan oleh
garis l pada bidang U dan garis m pada bidang V yang
saling tegak lurus pada garis potong bidang U dan V.
Bidang U dan V berpotongan di suatu garis yang
dituliskan dengan (U, V), PQ tegak lurus (U, V) dan QR
tegak lurus (U, V), sehingga ∠PQR sudut tumpuan (yang merupakan wakil)
dari sudut antara bidang U dan V.

 Sudut antara dua garis yang bersilangan


Definisi: Sudut antara dua buah garis l dan m yang
bersilangan adalah sudut yang diperoleh dari dua garis
yang berpotongan yang masing-masing sejajar dengan
garis l dan m.
Garis l’ sejajar l, garis m’ sejajr m dan gari l’ dan m’
berpotongan di O, maka sudut θ yang dibentuk oleh l’ dan m’ adalah
merupakan sudut antara garis l dan m.

 Menggambar Irisan Bangun Ruang

35
Suatu irisan yang mengiris bangun ruang akan membagi bangun ruang
tersebut menjadi dua bagian. Bidang yang terbentuk dari irisan bidang pengiris
dan bangun ruang disebut bidang irisan. Bidang irisan ini berupa segi banyak
yang sisi-sisinya merupakan garis potong bidang pengiris dengan bidang-
bidang sisi bangun ruang tersebut.
Salah satu cara untuk melukis irisan adalah dengan membuat sumbu afinitas
(garis kolinasi = garis dasar). Sumbu afinitas adalah garis potong bidang
pengiris dengan bidang alas.
H G T
Bidang irisan
E F
Bidang S
R
P
M N irisan
D C D C

A Q
B
A B
Sumbu afinitas
Sumbu afinitas

 CONTOH SOAL
Contoh soal Pembahasan
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH Diketahui diagonal ruang kubus 12 cm,
dengan panjang diagonal
untuk mendapatkan luas permukaan dan
ruangnya 12 cm. Tentukan luas
permukaan dan volume kubus volume dibutuhkan panjang sisi kubus.
tersebut.
Hubungan antara diagonal ruang dan
panjang sisi adalah
𝑑𝑟
𝑑𝑟 = 𝑎√3atau 𝑎 = sehingga didapatkan
√3

1
𝐿𝑝 = 6𝑎2 = 6. 𝑑𝑟2 = 2.122 = 288
3
1 1
𝑉 = 𝑎3 = √3𝑑𝑟3 = √3. (12)3 = 192√3
9 9
Jadi, luas permukaan kubus dengan
panjang diagonal ruang 12 cm adalah 288
cm2 dan volumenya 192√3 cm3.
2. Diketahui kubus ABCD.EFGH. a. Titik sudut kubus yang terletak pada
Tentukan: garis FG adalah titik F dan G. Titik sudut
a. Titik sudut kubus yang terletak kubus yang terletak di luar garis FG
pada garis FG dan yang adalah titik A, B, C, D, E, dan H
berada di luar garis FG. b. Titik sudut yang terletak pada bidang
ADHE adalah titik A, D, E, dan H. Titik

36
b. Titik sudut yang terletak pada sudut yang terletak di luar bidang ADHE
bidang ADHE dan berada di adalah titik B, C, F, dan G.
luar bidang ADHE. c. Rusuk kubus yang berpotongan dengan
c. Rusuk kubus yang GH adalah CG, DH, EH, dan FG. Rusuk
berpotongan, sejajar, dan kubus yang sejajar dengan GH adalah
bersilangan dengan GH. AB, CD, dan EF. Rusuk kubus yang
d. Garis yang sejajar, terletak, bersilangan dengan GH adalah AD, AE,
dan memotong bidang CDHG. BC, dan BF.
e. Sisi kubus yang berpotongan, d. Garis yang sejajar bidang CDHG adalah
berimpit, dan sejajar dengan AB, AE, BF, dan EF. Garis yang terletak
bidang ABFE. pada bidang CDHG adalah garis CD,
CG, DH, dan GH. Garis yang memotong
bidang CDHG adalah AD, BC, EH, dan
FG.
e. Sisi kubus yang berpotongan dengan
ABFE adalah bidang ABCD, ADHE,
BCGF, dan EFGH. Sisi kubus yang
berimpit dengan bidang ABFE adalah
bidang ABFE sendiri. Sisi kubus yang
sejajar dengan bidang ABFE adalah
bidang CDHG.
3. Diketahui balok ABCD.EFGH a. Jarak antara garis BC dan EH dapat
dengan panjang AB = 8 cm, BC = diwakili oleh garis BE atau CH.
3 cm, dan BF = 6 cm. hitunglah BE2 = BF2 + EF2
jarak antara: = 6 + 82
2

= 36 + 64
BE = √100 = 10
Jadi, jarak antara garis BC dan EH
adalah 10 cm.
b. Jarak antara garis FH dan ABCD dapat
diwakili oleh ruas garis BF atau DH,
a. Garis BC dan EH sehingga jarak antara FH dan ABCD
b. Garis FH dan bidang ABCD adalah 6 cm.
c. Bidang ABFE dan bidang c. Jarak antara ABFE dan bidang CDHG
CDHG dapat diwakili oleh garis AD, BC, EH, dan
FG. Jadi, jarak antara bidang ABFE dan
bidang CDHG adalah 3 cm.
4. Diketahui kubus ABCD.EFGH
dengan panjang rusuk a cm. Sudut antara bidang ABGH dan
Tentukanlah besar sudut antara ABCD adalah ∠CBG atau ∠DAH. Jika
bidang ABGH dan ABCD. ∠CBG = θ, maka
𝐶𝐺 𝑎
tan 𝜃 = = =1
𝐵𝐶 𝑎
atau 𝜃 = 45°

37
Jadi, sudut antara
bidang ABGH dan
ABCD adalah 45°.

 LATIHAN SOAL

1. Gambar di samping ini adalah volume tabung P dan Q adalah


prisma tegak segi enam ….
beraturan ABCDEG.GHIJKL. (A) 9 : 1
(B) 6 : 1
(C) 4 : 1
(D) 2 : 3
(E) 1 : 3

4. Diketahui kubus ABCD.EFGH


dengan panjang rusuk 4 cm.
Panjang rusuk alas 6 cm dan Jika titik P pada CG dan tiitk Q
tinggi prisma 5 cm. Volume pada DH dan CP = DQ = 1 cm.
prisma adalah... maka bidang PQEF mengiris
(A) 180 cm3 kubus tersebut menjadi dua
(B) 180√3 cm3 bagian. Volume bagian yang
(C) 270 cm3 lebih besar adalah ….
(A) 36 cm2
(D) 270√3 cm3
(B) 38 cm2
(E) 540 cm3
(C) 40 cm2
(D) 42 cm2
2. Di dalam sebuah kerucut
(E) 44 cm2
terdapat sebuah tabung yang
alasnya terletak pada alas
5. Diberikan kubus ABCD.EFGH.
kerucut dan bidang atas tabung
Jika titik P adalah perpotongan
menyinggung bidang lengkung
diagonal BH dan DF, maka
kerucut. Jika apotema kerucut =
(A) Titik P terletak pada bidang
15 cm, tinggi kerucut = 12 cm,
ACF
dan jari-jari tabung = 6 cm.
(B) Titik P terletak pada bidang
Perbandingan volume tabung
ACH
dan volume kerucut adalah ….
(C) Titik P terletak di luar bidang
(A) 1 : 2
ACGE
(B) 1 : 4
(D) Titik P terletak di luar bidang
(C) 2 : 3
BCHE
(D) 4 : 9
(E) Titik P terletak pada bidang
(E) 8 : 27
ABGH
3. Diameter tabung P tiga kali
6. Pada kubus ABCD.EFGH. Jika
diameter tabung Q, sedangkan
2 titik P pada pertengahan BC dan
tinggi tabung P adalah 3 tinggi titik Q pada pertengahan EH,
tabung Q, maka perbandingan maka ….

38
(A) Garis PQ dan garis FH 10. Diberikan balok ABCD.EFGH,
berpotongan dengan AB = 16, BC = 12 cm,
(B) Garis PQ dan garis BH dan AE = 20 cm. Titik P adalah
bersilangan perpotongan diagonal EG dan
(C) Garis PQ terletak pada FH. Jarak titik P ke bidang
bidang BDHF ADHE adalah ….
(D) Garis PQ sejajar bidang (A) 2 cm
ABCD (B) 4 cm
(E) Garis PQ dan garis AC (C) 6 cm
bersilangan (D) 8 cm
(E) 10 cm
7. Diketahui kubus ABCD.EFGH
dengan panjang rusuk 4 cm. 11. Diberikan limas segiemat
Titik M adalah perpotongan beraturan T.ABCD, dengan AB
diagonal HF dan EG. Titik P = 6√2 cm dan TA = 10 cm. Jarak
adalah titik tengah rusuk AB. antara garis BD dan TC adalah
Jarak PM adalah …. ….
(A) 5√2 cm (A) 4,2 cm
(B) 3√2 cm (B) 4,4 cm
(C) 2√5 cm (C) 4,6 cm
(D) 4,8 cm
(D) 2√3 cm
(E) 5,2 cm
(E) 2√2 cm

12. Diketahui kubus ABCD.EFGH


8. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm.
memiliki volume 1 liter. Jarak titik Jarak antara garis EH dan AF
F ke garis AC adalah …. adalah ….
(A) 3√6 cm
(A) 2√3 cm
(B) 5√2 cm
(B) 3√2 cm
(C) 5√6 cm
(C) 3√3 cm
(D) 10√2 cm
(D) 6√2 cm
(E) 10√6 cm
(E) 6√3 cm

9. Diketahui kubus ABCD.EFGH 13. Diketahui kubus ABCD.EFGH


dengan panjang rusuk 2 cm. dengan rusuk 8 cm. Panjang
Jika P titik tengah AE, Q titik proyeksi DE pada bidang BDHF
tengah BF, titik R pada BC dan adalah ….
titik S ada AD sehingga BR = AS
(A) 2√2 cm
= √3 cm, maka jarak dari titik A
(B) 2√6 cm
ke bidang PQRS adalah 𝑎 cm,
dengan 𝑎 = (C) 4√2 cm
1 (D) 4√6 cm
(A) 2 √2
1 (E) 8√2 cm
(B) 2 √3
(C) 1 14. Diketahui kubus ABCD.EFGH,
(D) √2 dengan panjang rusuk 12 cm.
(E) √3 Titik-titik K, L, dan M berturut-
turut merupakan titik tengah BC,
CD, dan CG. Jarak antara

39
bidang AFH dengan bidang KLM (C) √3 : √2
adalah …. (D) √2 : 1
(A) 2√3 cm (E) √3 : 1
(B) 4√3 cm
(C) 5√3 cm 19. Diketahui kubus ABCD.EFGH
(D) 6√3 cm dengan panjang rusuk 12 cm. K
(E) 7√3 cm adalah titik tengah rusuk AB.
Jarak titik K ke garis HC adalah
15. Besar sudut antara garis DE dan …
HF jika diketahui kubus (A) 4√6 cm
ABCD.EFGH dengan panjang (B) 6√3 cm
rusuk a cm adalah …. (C) 5√6 cm
(A) 30° (D) 9√2 cm
(B) 45°
(E) 6√5 cm
(C) 60°
(D) 75°
20. Diketahui kubus ABCD.EFGH
(E) 90°
yang mempunyai panjang rusuk
1 cm. Jarak D ke bidang EBG
16. Diketahui kubus ABCD.EFGH
sama dengan …
dengan AB = 6 cm. Jika α adalah 1
sudut antara bidang BDG dan (A) √3 cm
2
2
ABCD, maka tan α adalah ….. (B) √3 cm
3
(A) √2 3
(C) √3 cm
(B) √3 4
5
1 (D) √3 cm
(C) √2 6
2 6
1 (E) √3 cm
(D) √3 7
3
1
(E)
2 21. Diketahui kubus ABCD.EFGH
dengan rusuk 8 cm. Panjang
17. Diketahui kubus ABCD.EFGH proyeksi DE pada bidang BDHF
dengan AB = 6 cm. Jika α adalah adalah …
sudut antara bidang BDG dan (A) 2√2 cm
BDE, maka cos α adalah .... (B) 2√6 cm
1
(A) (C) 4√2cm
2
1
(B) (D) 4√6cm
3
1 (E) 8√2cm
(C)
4
1
(D) √2 22. Pada limas segitiga beraturan
2
1 T.ABCD yang semua rusuknya
(E) √3
2
sama panjang, sudut antara TA
dan bidang ABCD adalah …
18. Diberikan kubus ABCD.EFGH.
(A) 15 °
Perbandingan luas permukaan
(B) 30°
kubus ABCD.EFGH dengan
(C) 45°
permukaan limas H.ACF adalah
(D) 60°
….
(E) 75°
(A) √5 : 2
(B) 2 : √5

40
23. Diberikan limas beraturan T. (B) 3
ABCD dengan panjang rusuk 1
(C)
alas 6 cm dan panjang rusuk 3
tegak 6 cm. Jika  adalah sudut (D) 4
yang dibentuk oleh rusuk tegak (E) 2
dengan bidang alas , nilai cos 
adalah . . . 25. Diketahui kubus ABCD.EFGH
1 dengan rusuk 4 cm. Jika α
(A) 3
3 adalah sudut antara bidang AFH
(B) 2 dan bidang CFH, maka sin α =
1 …
(C) 2 1
3 (A) √2
3
(D) 3 2
(B) √2
3
1 1
(E) 2 (C)
2 3
2
(D) − 3 √2
24. Pada balok ABCD.EFGH , AB = 1
8 cm , BC = 6 cm dan AE = 24 (E) −3
cm. Jika  adalah sudut antara
bidang ABGH dengan bidang
ABCD. Nilai tan  adalah . . .
1
(A)
2

41
PERSAMAAN TRIGONOMETRI

 RANGKUMAN MATERI
Kompetensi dasar:
1. Mendeskripsikan konsep persamaan Trigonometri dan menganalisa untuk
membuktikan sifat-sifat persamaan trigonometri sederhana dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah
2. Mengolah dan menganalisa permasalahan nyata dan membuat model berupa
fungsi dan persamaan trigonometri.

Konsep Dasar :
1. Perbandingan trigometri suatu sudut segitiga siku-siku
𝑑𝑒 𝑎 1 𝑚𝑖 𝑐 B
sin 𝛼 = = csc 𝛼 = = =
𝑚𝑖 𝑐 sin 𝛼 𝑑𝑒 𝑎
𝑠𝑎 𝑏 1 𝑚𝑖 𝑐 𝑐
cos 𝛼 = = sec 𝛼 = = =
𝑚𝑖 𝑐 cos 𝛼 𝑠𝑒 𝑏 𝑎
𝑑𝑒 𝑎 1 𝑠𝑎 𝑏
tan 𝛼 = = cot 𝛼 = = =
𝑠𝑎 𝑏 tan 𝛼 𝑑𝑒 𝑎 α
A C
𝑏
Catatan: de = sisi di depan sudut, sa = sisi di samping sudut, mi = sisi miring.

2. Nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa


Perbandingan 0° 30°
𝜋
45°
𝜋
60°
𝜋
90°
𝜋
Trigonometri 0
6 4 3 2
1 1 1 1 1
Sin √0 √1 √2 √3 √4
2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
Cos √4 √3 √2 √1 √0
2 2 2 2 2
1
Tan 0 √3 1 √3 ∞
3

3. Perbandingan Trigonometri di berbagai kuadran


(A) Tanda-tanda perbandingan trigonometri di berbagai kuadran
y

Kuadran II Kuadran I
90° < 𝛼 < 180° 0° < 𝛼 < 90°
Sin (+) semua + x

Kuadran III Kuadran IV


180° < 𝛼 < 270° 270° < 𝛼 < 360°
Tan (+) Cos (+)

(B) Perbandingan trigonometri sudut-sudut yang berelasi

42
Kuadran II Kuadran I
sin(180° − 𝛼) = sin 𝛼
cos(180° − 𝛼)
= −cos 𝛼
tan(180° − 𝛼) sin(90° − 𝛼) = cos 𝛼
= −tan 𝛼 cos(90° − 𝛼) = sin 𝛼
tan(90° − 𝛼) = cot 𝛼
sin(90° + 𝛼) = cos 𝛼
cos(90° + 𝛼) = −sin 𝛼
tan(90° + 𝛼) = −cot 𝛼
Kuadran III Kuadran IV
sin(360° − 𝛼)
sin(180° + 𝛼) = −sin 𝛼
= −sin 𝛼 cos(360° − 𝛼)
cos(180° + 𝛼) = cos 𝛼
= −cos 𝛼 tan(360° − 𝛼)
tan(180° + 𝛼) = tan 𝛼 = −tan 𝛼

sin(270° − 𝛼) sin(270° + 𝛼)
= − cos 𝛼 = −cos 𝛼
cos(270° − 𝛼) cos(270° + 𝛼)
= −sin 𝛼 = sin 𝛼
tan(270° − 𝛼) = cot 𝛼 tan(270° + 𝛼)
= − cot 𝛼

Contoh:
sin 150°+sin 120°
Tentukan nilai dari cos 120°−cos 330° = ...
Jawab:
1 1
sin 150°+sin 120° + √3
Nilai dari cos 120°−cos 330° = 2 2
1 1 = –1
− − √3
2 2

(C) Rumus sudut negatif


Untuk sudut negatif, keadaan seperti kuadran VI.
sin(−𝛼) = −sin 𝛼
cos(−𝛼) = cos 𝛼
tan(−𝛼) = −tan 𝛼

43
4. Grafik fungsi trigonometri
(A) y = sin x

x 0° 90° 180° 270° 360°


y 0 1 0 -1 0
Grafik y = sin x mempunyai:
 periode 2𝜋 atau 360°
 nilai maksimum 1
 nilai minimum –1
(B) y = cos x

x 0° 90° 180° 270° 360°


y 1 0 -1 0 1
Grafik y = cos x mempunyai:
 periode 2𝜋 atau 360°
 nilai maksimum 1
 nilai minimum –1

(C) y = tan x

44
x 0° 45° 90° 135° 180°
y 0 1 ∞ -1 0

x 225° 270° 315° 360°


y 1 ∞ -1 0
Grafik y = tan x mempunyai:
 periode 𝜋 atau 180°
 nilai maksimum ∞
 nilai minimum −∞

5. Persamaan trigonometri
(A) sin 𝑥° = sin 𝛼°, maka 𝑥1 = 𝛼 + 𝑘. 360°, 𝑘 ∈ bilangan bulat
𝑥2 = (180 − 𝛼) + 𝑘. 360°, 𝑘 ∈ bilangan bulat
𝑥1 adalah sudut di kuadran I dan 𝑥2 adalah sudut di kuadran II.
(B) cos 𝑥° = cos 𝛼°, maka 𝑥1 = 𝛼 + 𝑘. 360°, 𝑘 ∈ bilangan bulat
𝑥2 = (360 − 𝛼) + 𝑘. 360°, 𝑘 ∈ bilangan bulat
𝑥1 adalah sudut di kuadran I dan 𝑥2 adalah sudut di kuadran IV.
(C) tan 𝑥° = tan 𝛼°, maka 𝑥1 = 𝛼 + 𝑘. 180°, 𝑘 ∈ bilangan bulat
𝑥2 = (180 + 𝛼) + 𝑘. 180°, 𝑘 ∈ bilangan bulat
𝑥1 adalah sudut di kuadran I dan 𝑥2 adalah sudut di kuadran III.
Contoh:
Himpunan penyelesaian dari persamaan 2 sin 𝑥 − √3 = 0; 0 ≤ 𝑥 ≤ 2𝜋 adalah
….
Jawab:
2 sin 𝑥 − √3 = 0
2 sin 𝑥 = √3
1
sin 𝑥 = √3
2
1 2
x = 60°= 3 𝜋 atau x = 120° = 3 𝜋. Jadi, himpunan penyelesainnya adalah
1 2
{𝑥 | 𝑥 = 𝜋 atau 𝑥 = 𝜋}.
3 3

6. Pertidaksamaan trigonometri

45
 LATIHAN SOAL

1. Nilai dari :
cos 330o . sin 150o + cos 240o . cot 300o = …
A. 121 3
B. 125 3
C. 121 6
D. 125 6
E. – 125 6

sin 300o  cos 150o


2. Hasil dari = ....
tan 120o  cot 240o
A.  23
B.  23
C. 23
D. 23
E. 83


3. Jika tan x = ½ , maka nilai dari 2 sin x + sin (x + 2
) + cos ( – x) = ….
1
A.  5
5

46
B. 15 5
C. 0
D. 25 5
E. 45 5

4. Jika sin x = 15 5 , maka cos x – 5 cos ( 2 + x) + 2 sin ( – x) = ….


1
A. 5
5
4
B. 5
5
9
C. 5
5
D. 115 5
E.  35 5

5. Jika sin (x  2 )  0,6 maka sin (x + ) + cos (– x) = ....


A. – 0,4
B. – 0,2
C. 0,2
D. 0,4
E. 0,8

6. Himpunan penyelesaian persamaan 2 sin xo – 1 = 0 untuk 0  x  3600 adalah …


A. {30}
B. {150}
C. {30, 150}
D. {30, 150, 210}
E. {30, 330}

7. Himpunan penyelesaian persamaan tan x = 3 , dan 0  x  adalah …


A. 

3

B.  23 

3
,

C.  43 

3
,

D.
 23 , 43 

3
,

E.  
2
3

8. Jika 0  x  2, maka himpunan penyelesaian dari persamaan : 3 tan 2xo + 3 =


0 adalah …
A. {75, 165}
B. {75, 255}
C. {165, 255}
D. {75, 165, 255}
E. {75, 165, 255, 345}

9. Himpunan penyelesaian persamaan cos xo – 3 sin xo = 0 adalah …


A. {30, 150}
B. {30, 210}
C. {30, 300}

47
D. {150, 210}
E. {210, 330}

10. Himpunan penyelesaian persamaan cot x =  13 3 , untuk 0 < x  2 adalah …


A. 6 , 116 
B. 23 , 53 
C. 3 , 53 
D. 23 , 43 
E. 56 , 106 

11. Nilai minimum dari fungsi 𝑦 = 2𝑐𝑜𝑠 2 (2𝑥 − 40°) adalah...


A. – 2
B. – 1
C. 0
D. 1
E. 2

12. Pada interval 0 ≤ 𝑥 ≤ 360°, nilai maksimum dari 𝑦 = 2 sin(𝑥 − 40°) diperoleh
pada 𝑥 =...
A. 50°
B. 70°
C. 90°
D. 130°
E. 270°

13. Periode fungsi 𝑦 = 3 + 4 sin 2𝑥 adalah...


A. 120°
B. 140°
C. 180°
D. 240°
E. 720°

14. Nilai dari cos 750° + tan 780° + 2 sin 2820° =...
A. −√3
1
B. − 2 √3
1
C. 2
√3
1
D. 3
√3
E. √3

 x  1; 0  x  1 1
15. Jika f ( x)   2 , dengan periode 2, maka nilai 𝑓 (11 3) =...
2 x ; 1  x  2
1
A. 1 3
1
B. 2 3
5
C. 3 9

48
1
D. 12 3
8
E. 5 9
16. Nilai maksimum dari fungsi 𝑦 = 1 − 2 sin 2𝑥, adalah...
A. 3
B. 2
C. 1
1
D. 2
E. -1

17. Nilai minimum dari fungsi 𝑦 = 1 + 𝑐𝑜𝑠 2 2𝑥 dapat dicapai pada 𝑥 =...
A. 22,5°
B. 45°
C. 90°
D. 120°
E. 145°

18. Grafik fungsi 𝑦 = cos 𝑥 − sin 𝑥 akan memotong sumbu 𝑥 pada 𝑥 =...
A. 0°
B. 30°
C. 45°
D. 60°
E. 90°

19. Untuk 0  x  360, himpunan penyelesaian dari sin xº – 3 cos xº – 3 = 0


adalah …
A. {1200,1800}
B. {900,2100}
C. {300, 2700}
D. {00,3000}
E. {00,3000,3600}

20. Jika a sin xº + b cos xº = sin(30 + x)º untuk setiap x, maka a 3+ b=…
A. –1
B. –2
C. 1
D. 2
E. 3

21. Nilai x yang memenuhi 3 cos x + sin x = 2 , untuk 0  x  2 adalah …


1  dan 11 
A. 12 12
B. 1 dan 23 
12 12
C. 5  dan 7 
12 12
D. 5  dan 19 
12 12
E. 5  dan 23 
12 12

49
22. Himpunan penyelesaian dari persamaan cos 2xº + 3 sin xº = 2, untuk 0  x  360
adalah …
A. {300, 900}
B. {300, 1500}
C. {00, 300, 900}
D. {300, 900, 1500}
E. {300, 900, 1500, 1800}

23. Untuk sudut 0° ≤ 𝑥 ≤ 360°, himpunan penyelesaian 2 sin 2𝑥 − 1 ≥ 0 adalah...


A. {𝑥|30° ≤ 𝑥 ≤ 150°}
B. {𝑥|𝑥 = 45° ∪ 75° ≤ 𝑥 ≤ 150°}
C. {𝑥|15° ≤ 𝑥 ≤ 75° ∪ 195° ≤ 𝑥 ≤ 225°}
D. {𝑥|15° ≤ 𝑥 ≤ 75°}
E. {𝑥|195° ≤ 𝑥 ≤ 225°}
1
24. Untuk 0° ≤ 𝑥 ≤ 360°, maka sin 𝑥 > 2, bila...
A. 0° ≤ 𝑥 ≤ 30°
B. 30° ≤ 𝑥 ≤ 150°
C. 150° ≤ 𝑥 ≤ 180°
D. 180° ≤ 𝑥 ≤ 210°
E. 270° ≤ 𝑥 ≤ 330°

𝑥
25. Dalam daerah −𝜋 ≤ 𝑥 ≤ 𝜋himpunan penyelasaian pertidaksamaan |tan 3| ≤ 1
adalah...
𝜋 𝜋
A. {𝑥| − 4 ≤ 𝑥 ≤ 4 }
𝜋 𝜋
B. {𝑥| − 3 ≤ 𝑥 ≤ 3 }
𝜋 𝜋
C. {𝑥| − 2 ≤ 𝑥 ≤ 2 }
3𝜋 3𝜋
D. {𝑥| − 4 ≤ 𝑥 ≤ 4 }
E. {𝑥| − 𝜋 ≤ 𝑥 ≤ 𝜋}

50
FISIKA

BAB 4
DINAMIKA PARTIKEL

 PETA KONSEP
Hukum Newton Tentang Gerak

Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton

ΣF = 0 ΣF ≠ 0 ΣFA = -ΣFR
ΣF = ma

Gaya

Gaya Berat Gaya Normal Gaya Gesekan Gaya Sentripental


W = m.g Fg = µ.N Fs = m.as

 RANGKUMAN MATERI

 HUKUM - HUKUM NEW TON TENTANG GERAK .


 GERAK DAN GAYA .
 Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan
perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan
51
sebagainya maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda
dapat dirubah.
 Gaya adalah penyebab gerak dan Gaya termasuk besaran vektor,
karena gaya ditentukan oleh besar dan arahnya.

 HUKUM I NEW TON.


 Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama
dengan nol (∑F = 0), maka benda tersebut :
- Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau
- Jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak
lurus beraturan.
 Keadaan tersebut di atas disebut juga Hukum KELEMBAMAN.
Kesimpulan : ∑F = 0 dan a = 0
Karena benda bergerak translasi,
maka pada sistem koordinat Cartesius dapat dituliskan  Fx= 0 dan  Fy
= 0.

 HUKUM II NEW TON.


Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan
massa benda.
F
a atau F  m .a
m
F=k.m.a
dalam S I konstanta k = 1 maka : F=m
.a

Satuan :
BESARA NOTAS MKS CGS Hubungan
N I
Gaya F newton dyne 1N = 105 dyne
(N)
Massa m kg gram 1 kg = 103 gr
Percepata a m/det2 cm/det2 1 m/s2 = 100
n
cm/s2

 MASSA DAN BERAT .


Berat suatu benda (w) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda
tersebut dan arahnya menuju pusat bumi. ( vertikal ke bawah ).
Hubungan massa dan berat :
w = gaya berat.
w=m.g m = massa benda.
g = percepatan grafitasi.

Perbedaan massa dan berat :


* Massa (m) merupakan besaran skalar di mana besarnya di sembarang
tempat untuk suatu benda yang sama selalu TETAP.

52
* Berat (w) merupakan besaran vektor di mana besarnya tergantung pada
tempatnya (percepatan grafitasi pada tempat benda berada ).

 Pengembangan :
1. Jika pada benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku :  F
=m.a

F1 + F2 - F3 = m . a
Aturan:
Arah kanan = positif maka F1 dan F2 > 0
Arah kiri = negatif maka F3 < 0
Arah percepatan tergantung jumlah gaya terbesarnya

2. Jika pada beberapa benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka
berlaku :

F1 + F2 - F3 = (m1+m2) . a

3. Jika pada benda bekerja gaya yang membentuk sudut  dengan arah
mendatar maka
berlaku :

F cos  = m . a

 HUKUM III NEW TON.


Bila sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda juga akan
melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan arah.
Gaya yang dilakukan A pada B disebut :gaya aksi.
Gaya yang dilakukan B pada A disebut : gaya reaksi.
maka ditulis :
Faksi = - Freaksi

 Hukum Newton III disebut juga Hukum Aksi - Reaksi.


1.Pasangan aksi reaksi.
Pada sebuah benda yang diam di atas lantai berlaku :
w = gaya berat benda memberikan gaya aksi pada lantai.
N = gaya normal ( gaya yang tegak lurus permukaan tempat
di mana benda berada ).
Hal ini bukan pasangan Aksi - Reaksi.
( tanda - hanya menjelaskan arah berlawanan )
w=-N

Macam - macam keadan ( besar ) gaya normal.

53
N = w cos  N = w - F sin  N = w + F sin 

2.Pasangan aksi - reaksi pada benda yang digantung.

Balok digantung dalam keadaan diam pada tali vertikal. Gaya w1 dan T1
BUKANLAH PASANGAN AKSI - REAKSI, meskipun besarnya sama,
berlawanan arah dan segaris kerja.
Sedangkan yang merupakan PASANGAN AKSI - REAKSI adalah gaya :
Demikian juga gaya T2 dan T’2 merupakan pasangan aksi - reaksi.

 HUBUNGAN TEGANGAN TALI TERHADAP PERCEPATAN.

a. Bila benda dalam keadaan diam, atau dalam keadan


bergerak lurus beraturan maka :
T=m.g
T = gaya tegangan tali.
b. Benda bergerak ke atas dengan percepatan a maka :
T=m.g+m.a
T = gaya tegangan tali.

c. Benda bergerak ke bawah dengan percepatan a maka :


T =m.g-m.a
T = gaya tegangan tali.

 GERAK BENDA YANG DIHUBUNGKAN DENGAN KATROL.


Dua buah benda m1 dan m2 dihubungkan dengan karol
melalui sebuah tali yang diikatkan pada ujung-ujungnya.
Apabila massa tali diabaikan, dan tali dengan katrol tidak ada
gaya gesekan, maka akan berlaku persamaan-persamaan :
Sistem akan bergerak ke arah m1 dengan percepatan a.

Tinjauan benda m1 Tinjauan benda m2


T = m1.g - m1.a ( persamaan 1) T = m 2.g + m2.a (
persamaan 2)
Karena gaya tegangan tali di mana-mana sama, maka pers1 dan pers2 dapat
digabungkan :

54
m1 . g - m1 . a = m 2 . g + m2 . a
m1 . a + m2 . a = m 1 . g - m2 . g (m1  m2 ) 𝑇 = 𝑚1 (𝑔 − 𝑎)
a= g &
( m1 + m 2 ) . a = ( m 1 - m2 ) . g (m1  m2 )

 BENDA BERGERAK PADA BIDANG MIRING.


Gaya - gaya yang bekerja pada benda.

GESEKAN
Apa Gaya Gesekan Itu?
Gaya gesekan antar permuakan zat padatmerupakan gaya sentuh, yang
muncul jika permukaan dua zat padat bersentuhan secara fisik, dengan arah
gaya gesekan sejajar dengan permukaan bidang sentuh dan berlawanan
dengan kecenderungan arah gerak relatif benda satu terhadap benda lainnya.
Rumus gaya gesekan

 Besar gaya gesekan statis antara dua permukaan yang bersentuhan dapat
memiliki nilai-nilai fss N dengan tetapan tanpa dimensi s disebut
koefisien gesekan statis dan N adalah besar gaya normal. Tanda
kesamaan “=” digunakan ketika buku tepat akan bergerak, yaitu ketika f s =
fs, maks = s N. Tanda ketaksamaan “<” dipakai untuk gaya dorong yang
diberikan lebih kecil daripada nilai ini.

 Besar gaya gesekan kinetis yang bekerja pada suatu benda adalah tetap
dan diberikan oleh fkk N dengan k adalah koefisien gesekan kinetis.
f
Bagaimana Menentukan Koefisien
fs, maks Gesekan?
fs, maks
fs, maks  μs N  μs  ;
N
fs = P dengan N sama dengan berat benda
f
fk f k  μ k N  μ k  k ; dengan N = berat
N
P benda
daerah statis daerah kinetis

55
a
PEMECAHAN MASALAH DINAMIKA YANG LEBIH RUMIT A
Untuk sistem dua benda A dan B yang dihubungkan dengan
seutas tali melalui sebuah katrol seperti pada gambar di bawah
ini, dan dianggap katrolnya licin sempurna (katrol tak mengalami
gerak rotasi), berlaku rumus cepat berikut :
B
Bidang mendatar licin a
 mB 
a   g

 m A  mB 
Bidang mendatar kasar dengan koefisien gesekan k
 m  k mA 
a   B g

 m A  mB 

Percepatan benda yang menuruni bidang miring licin (gesekan


diabaikan) dan pada benda tidak diberi gaya luar dinyatakan
dalam persamaan a = g sin . Sedangkan percepatan benda
k
menuruni bidang miring kasar dengan koefisien gesekan kinetis
k dan pada benda tidak diberi gaya diluar (ditarik atau didorong) 
dapat Anda hitung dengan persamaan :

a = g (sin  - k cos ),

dengan  adalah sudut kemiringan bidang terhadap horizontal.

 Masalah Dua Benda Bertumpuk pada Bidang Horizontal


Untuk kasus dua balok bertumbuk di atas bidang horizontal (lihat gambar),
besar gaya normal pada balok yang atas sama dengan beratnya sendiri.
Sedangkan besar gaya normal pada balok yang bawah sama dengan jumlah
berat balok itu ditambah berat balok di atasnya. Misalkan m 1 berada di atas
balok m2, maka besar gaya normal pada balok m 1, N1, adalah N1 = m1 g,
dengan m1 g adalah berat benda yang di atas. Sedangkan besar gaya normal
pada benda m2, yaitu N2, adalah N2 = m1 g + m2 g, dengan (m1 g + m2 g) adalah
jumlah berat balok yang bawah dan balok yang atas.
m1

m2

Catatan : Dua persamaan di atas dapat Anda gunakan hanya jika pada kedua
benda tidak bekerja gaya luar yang memiliki komponen vertikal. Gaya luar
boleh ada asalkan berarah horizontal.
Unruk kasus balok bertumpukan di atas bidang horizontal, percepatan
maksimum yang diperbolehkan agar kedua balok bergerak bersama-sama
(benda m1tidak meluncur ke belakang terhadap acuan m2) dapat ditentukan
dengan persamaan amaks = s g, dengan s adalah koefisien gesekan statis
antara m1 dan m2.

56
m1 s

m2 a

Apabila percepatan balok yang bawah melebihi percepatan maksimum amaks =


s g, maka balok yang atas (m1) akan bergeser terhadap balok yang bawah
(m2). Percepatan balok yang atas terhadap tanah ditentukan oleh persamaan
a1 = k g, dengan k adalah koefisien gesekan kinetis antara m1 dan m2.

 PENERAPAN GAYA GESEKAN PADA MASALAH TIKUNGAN


Mengapa mobil yang melaju terlalu cepat ketika melalui tikungan jalan
horizontal dapat slip? Ini karena kelajuan mobil melebihi batas kelajuan yang
diperkenalkan untuk membelok. Rumus batas kelajuan atau kelajuan
maksimum diperkenankan untuk membelok dengan aman pada tikungan jalan
horizontal yang kasar dapat diturunkan sebagai berikut. Asal dari gaya
sentripetal adalah gaya gesekan fs, sehingga
Fs  fs  Fs  μs N  μs mg (*).
Rumus gaya sentripental menurut definisi adalah
2
m v
maks
Fs  (**).
r
Ruas kiri (**) dan (*) adalah sama sehingga dengan menyamakan ruas kanan
keduanya kita peroleh :
2
m vmaks
 μ s mg
r
2
vmaks
μs 
r.g
v maks  r.g. μ s

 LATIHAN SOAL
(A) 48 N dan 36 N
1. Sebuah benda bermassa 6 kg (B) 48 N dan 24 N
digantung dengan dua buah tali (C) 36 N dan 36 N
seperti terlihat pada gambar. Bila (D) 36 N dan 24 N
diketahui sin 370 = 0,6, percepatan (E) 24 N dan 24 N
gravitasi g = 10 m/s2, dan benda
dalam keadaan diam, maka besar
tegangan tali T1 dan T2 adalah … 2. Sebuah benda yang massanya 1 kg
dipengaruhi oleh gaya tetap
sebesar 4 N. Berapakah percepatan
yang ditimbulkan?
T1 T2
(A) 0,25 m/s2
530 370 (B) 2,5 m/s2
(C) 3 m/s2
(D) 4 m/s2
(E) 6 m/s2

57
(E) 80 sekon
3. Mobil bermasssa 700 kg mogok di
jalan yang mendatar. Kabel 7. Sebuah benda bermassa 1 kg
horizontal mobil derek yang dipakai terletak diam di atas bidang datar.
untuk menyeretnya akan putus jika Kemudian gaya sebesar 4 N
tegangannya melebihi 1400 N. dengan arah mendatar bekerja
Percepatan maksimum yang dapat pada benda tersebut. Berapa jarak
diterima mobil mogok itu dari mobil yang ditempuh benda selama 6
derek jika g = 10 m/s2 adalah … sekon?
(A) 2 m/s2 (A) 8 m
(B) 8 m/s2 (B) 32 m
(C) 10 m/s2 (C) 48 m
(D) 12 m/s2 (D) 72 m
(E) 20 m/s2 (E) 98 m

4. Sebuah mobil yang massanya 800 8. Sebuah benda yang massanya 2 kg


kg, bertambah kecepatannya terletak diam di atas tanah. Benda
secara teratur dari 10 m/s menjadi tersebut ditarik ke atas dengan gaya
60 m/s dalam waktu 10 sekon. 30 N selama 2 sekon, lalu
Tentukanlah besar gaya yang dilepaskan. Jika percepatan
mempercepat mobil tersebut! gravitasi g = 10 m/s2, maka tinggi
(A) 800 N maksimum yang dicapai benda
(B) 2000 N adalah …
(C) 3000 N (A) 10 m
(D) 4000 N (B) 12 m
(E) 4800 N (C) 15 m
(D) 18 m
5. Benda dengan massa 50 kg (E) 20 m
bergerak dengan kecepatan 4 m/s.
Besar gaya perlawanan yang 9. Sebuah benda bermassa 2 kg
diperlukan agar benda tersebut terletak diam di atas tanah. Benda
tepat berhenti 10 m dari tempat tersebut ditarik vertikal ke atas
semula gaya mulai beraksi adalah dengan gaya 25 N selama 2 sekon,
… lalu dilepaskan. Jika = 10 m/s2,
(A) 0,8 N maka kelajuan benda sesaat akan
(B) 10 N tiba di tanah adalah …
(C) 20 N (A) 5 m/s
(D) 40 N (B) 2 5 m/s
(E) 80 N (C) 10 m/s
(D) 5 5 m/s
6. Sebuah mobil yang massanya 800
kg meluncur dengan kecepatan 20 (E) 15 m/s
m/s, dan tiba-tiba direm dengan
gaya 200 N. Berapa lama waktu
yang diperlukan sampai mobil itu 10. Sebuah benda bermassa m berada
berhenti? pada bidang miring dengan sudut
(A) 8 sekon kemiringan θ terhadap horizontal.
(B) 12 sekon Jika percepatan gravitasi g, maka
(C) 20 sekon percepatan benda ..
(D) 40 sekon (A) mg

58
(B) mg sin θ
(C) g
(D) g sin θ 14. Sebuah batu 4 kg diangkat dengan
(E) g cos θ seutas tali dengan percepatan 2
m/s2. Berapa besar tegangan yang
11. Sebuah kotak yang massanya 10 bekerja pada tali? Percepatan
kg, mula-mula diam di atas bidang gravitasi bumi g = 10 m/s2.
miring yang sudut elevasinya 300 (A) 5 N
seperti tampak pada gambar. (B) 10 N
Kemudian benda bergerak turun (C) 32 N
dan menempuh jarak 10 m sebelum (D) 48 N
sampai ke bidang mendatar. (E) 60 N
Kecepatan kotak pada ujung akhir
bidang miring adalah … 15. Sebuah benda bermassa 10 kg
A diikat pada seutas tali, kemudian
digerakkan vertikal ke bawah
10 m
dengan perlambatan 5 m/s2. Jika
h percepatan gravitasi g = 10 m/s2,
maka besar tegangan tali adalah …
300
(A) 25 N
B (B) 50 N
(A) 4,43 m/s (C) 100 N
(B) 7 m/s (D) 150 N
(C) 10 m/s (E) 200 N
(D) 26,3 m/s
(E) 44,3 m/s 16. Seorang anak yang massanya 40
kg berada di dalam sebuh lift yang
12. Benda A, B, dan C pada gambar sedang bergerak ke atas dengan
mempunyai massa berturut-turut 10 percepatan 5 m/s2. Jik g = 10 m/s2,
kg, 15 kg, dan 20 kg. Benda C maka gaya tekan kaki anak itu ke
kemudian ditarik dengan gaya F lantai lift adalah …
sebesar 90 N. Percepatan masing- (A) 200 N
masing benda adalah … (B) 250 N
T1 T2 (C) 400 N
A B C F (D) 500 N
(E) 600 N

(A) 1 m/s2 17. Seseorang yang massanya 80 kg


(B) 1,5 m/s2 ditimbang dalam sebuah lift. Jarum
(C) 2 m/s2 timbangan menunjukkan angka
(D) 4 m/s2 1000 N. Apabila percepatan
(E) 4,5 m/s2 gravitasi bumi g = 10 m/s2, dapat
disimpulkan bahwa …
13. Pada soal nomor 17, tentukanlah (A) massa orang dalam lift menjadi
besar tegangan tali T1 dan T2! 100 kg
A. 20 N dan 20 N (B) lift sedang bergerak ke atas
B. 20 N dan 50 N dengan kecepatan tetap
C. 50 N dan 20 N (C) lift sedang bergerak ke bawah
D. 60 N dan 30 N dengan percepatan 5 m/s2
E. 20 N dan 20 N

59
(D) lift sedang bergerak ke atas tetap sebesar 4 rad/s. Jika massa
dengan percepatan 5 m/s2 benda 100 gram dan panjang tali
(E) lift sedang bergerak ke atas yang digunakan untuk memutar
dengan percepatan 2,5 m/s2 benda 50 cm, maka gaya sentripetal
pada benda adalah …
18. Benda A (m = 2 kg) dan B (m = 3 kg) (A) 0,8 N
didorong ke atas dengan F = 100 N. (B) 1,2 N
Jika g = 10 m/s2 maka besarnya (C) 1,6 N
gaya aksi-reaksi antara benda A (D) 2,4 N
dan B adalah … (E) 3,6 N
(A) 100 N
(B) 80 N B
(C) 50 N 22. Benda A dan B bermassa sama
A
(D) 60 N diikatkan pada tali secara
(E) 30 N berurutan, lalu diputar sehingga
F
melakukan gerak melingkar
19. Sebuah benda yang mempunyai beraturan pada bidang horizontal
massa m diikat dengan seutas tali seperti pada gambar. Bila OA = 1 m
yang panjangnya R kemudin diputar dan AB = 2 m, tentukan
sehingga benda dan tali berputar perbandingan tegangan tali yang
pada bidang datar horizontal yang terjadi pada komponen AB dengan
licin dengan kecepatan sudut ω. OA!
Kalau percepatan gravitasi sama
dengan g, tegangan tali sama (A) 3 : 4
dengan … (B) 4 : 3 O
(A) m g (C) 2 : 3
A
m ω2 (D) 2 : 1
(B) B
R (E) 1 : 1
(C) m ω2 R
23. Sebuah batu dengan massa 2 kg
m ω2
(D)  mg diikat dengn tali dan diputar
R sehingga lintasannya berbentuk
(E) m ω2 R - mg lingkaran vertikal dengan jari-jari 0,5
meter. Jika kecepatan sudut batu 6
20. Sebuah benda bermassa 0,1 kg rad/s dan g = 10 m/s2, maka
yang diikat pada seutas tali yang tegangan tali pada saat batu di titik
panjangnya 40 cm, diputar secara tertinggi adalah …
horizontal di atas sebuah meja yang (A) 16 N
licin. Jika tegangan maksimum (B) 36 N
pada tali adalah 4 N, kecepatan (C) 56 N
maksimum putaran benda adalah (D) 124 N
… (E) 144 N
(A) 1 m/s
(B) 2 m/s 24. Sebuah benda bermassa 2 kg diikat
(C) 4 m/s pada seutas tali yang panjangnya 1
(D) 8 m/s m, kemudian diayun secara vertikal
(E) 10 m/s sehingga bergerak melingkar
dengan laju linear 10 m/s.
21. Sebuah benda diputar secara Tentukanlah selisih tegangan
horizontal dengan kecepatan sudut maksimum dengan tegangan

60
minimum yang terjadi pada tali! ( g A
= 10 m/s2)
(A) 20 N
(B) 40 N R
m
(C) 100 N
(D) 180 N 600
(E) 220 N

25. Sebuah benda 2 kg diikat dengan B


seutas tali yang panjangnya 1,5 m, (A) 6 3 N dan 8 3 N
lalu diputar menurut lintasan vertikal
(B) 8 3 N dan 6 3 N
dengan kecepatan sudut tetap. Jika
g = 10 m/s2 dan pada saat berada di (C) 10 N dan 10 N
titik terendah tali mengalami (D) 11 N dan 9 N
tegangan sebesar 47 newton, maka (E) 9 N dan 11 N
kecepatan sudutnya dalam rad/s
adalah …
(A) 2
(B) 3
(C) 4
(D) 5
(E) 6

26. Benda bermassa 0,1 kg diikat pada


titik A dan B pada suatu batang
seperti pada gambar. Sistem
diputar dengan ω = 10 rad/s dan
diperoleh nilai R  3 m . Jika g =
10 m/s2, berapakah tegangan pada
tali yang di bagian atas dan bawah?

‘’

61
GAYA GESEK DAN GERAK HARMONI SEDERHANA

 PETA KONSEP

Dinamika Gerak
(Gaya Gesek dan Gerak Harmonik Sederhana)

Gaya Gesek GHS

Gaya Gesek Gaya Gesek


Pengertian GHS Gaya Pegas
Statis Dinamis

Elastis Modulus
Tingkungan Tingkungan Bidang datar
(HK Hooke) Elastisitas
Datar Miring

Simpangan, Tegangan Regangan


Kecepatan dan
Percepatan GHS
Gerak Pegas

Periode, Frekuensi
dan Kecepatan
Sudut

Superposisi GHS

 RANGKUMAN MATERI
Apa Gaya Gesekan Itu?
Gaya gesekan adalah gaya muncul jika permukaan dua zat padat bersentuhan secara
fisik, dengan arah gaya gesekan sejajar dengan permukaan bidang sentuh dan

62
berlawanan dengan kecenderungan arah gerak relatif benda satu terhadap benda
lainnya.
Rumus gaya gesekan
𝑓𝑠 = 𝜇. 𝑁
dimana
𝜇 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑘 (𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑠) 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 dan 𝑁 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎

 Besar gaya gesekan statis antara dua permukaan yang bersentuhan dapat memiliki
nilai-nilai
fs  s N
dengan tetapan tanpa dimensi s disebut koefisien gesekan statis dan N adalah besar
gaya normal. Tanda kesamaan “=” digunakan ketika buku tepat akan bergerak, yaitu
ketika fs = fs(maks) = s N.
Tanda ketaksamaan “<” dipakai untuk gaya dorong yang diberikan lebih kecil daripada
nilai ini.
 Besar gaya gesekan kinetis yang bekerja pada suatu benda adalah tetap dan
diberikan oleh fk = k N dengan k adalah koefisien gesekan kinetis.

fs, maks

fs = P
fk

P
daerah statis daerah kinetis

Bagaimana Menentukan Koefisien Gesekan?


fs, maks
fs, maks  μs N  μs  ; dengan N sama dengan berat benda
N

fk
fk  μk N  μk  ; dengan N = berat benda
N

A. PEMECAHAN MASALAH DINAMIKA YANG LEBIH RUMIT


Kondisi I

63
Untuk sistem dua benda A dan B yang dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah
katrol seperti pada gambar di bawah ini, dan dianggap katrolnya licinasempurna (katrol
A
tak mengalami gerak rotasi), berlaku rumus cepat berikut :
Bidang mendatar licin
 mB 
a   g

 m A  mB  B
a
Bidang mendatar kasar dengan koefisien gesekan k
 m  k mA 
a   B g

 m A  mB 

Kondisi ke II
Percepatan benda yang menuruni bidang miring licin (gesekan
diabaikan) dan pada benda tidak diberi gaya luar dinyatakan
kasar
dalam persamaan
a = g sin . 

Sedangkan percepatan benda menuruni bidang miring kasar


dengan koefisien gesekan kinetis k dan pada benda tidak diberi gaya diluar (ditarik
atau didorong) dapat Anda hitung dengan persamaan :
a = g (sin  - k cos )
dengan  adalah sudut kemiringan bidang terhadap horizontal.

Kondisi III
Masalah Dua Benda Bertumpuk pada Bidang Horizontal
m1
Untuk kasus dua balok bertumbuk di atas bidang horizontal
(lihat gambar),
m2
besar gaya normal pada balok yang atas sama dengan
beratnya sendiri.
Sedangkan besar gaya normal pada balok yang bawah sama
dengan jumlah
berat balok itu ditambah berat balok di atasnya.
Misalkan m1 berada di atas balok m2, maka besar gaya normal
pada balok m1 adalah N1 dimana
N1 = m1 g, dengan m1 g adalah berat benda yang di atas.

64
Sedangkan besar gaya normal pada benda m 2, yaitu N2,
dimana
N2 = m1 g + m2 g, dengan (m1 g + m2 g) adalah jumlah berat
balok yang bawah dan balok yang atas.

Catatan : Dua persamaan di atas dapat Anda gunakan hanya jika pada kedua benda
tidak bekerja gaya luar yang memiliki komponen vertikal. Gaya luar boleh ada asalkan
berarah horizontal.
Untuk kasus balok bertumpukan di atas bidang horizontal, percepatan maksimum
yang diperbolehkan agar kedua balok bergerak bersama-sama (benda m1 tidak
meluncur ke belakang terhadap acuan m2) dapat ditentukan dengan persamaan
amaks = s g, dengan s adalah koefisien gesekan statis antara m1 dan m2.

m1 s

m2 a

Apabila percepatan balok yang bawah melebihi percepatan maksimum amaks = s g,


maka balok yang atas (m1) akan bergeser terhadap balok yang bawah (m 2).
Percepatan balok yang atas terhadap tanah ditentukan oleh persamaan a1 = k
g, dengan k adalah koefisien gesekan kinetis antara m1 dan m2.

B. PENERAPAN GAYA GESEKAN PADA MASALAH TIKUNGAN

Mengapa mobil yang melaju terlalu cepat ketika melalui tikungan jalan horizontal
dapat slip? Ini karena kelajuan mobil melebihi batas kelajuan yang diperkenalkan
untuk membelok. Rumus batas kelajuan atau kelajuan maksimum diperkenankan
untuk membelok dengan aman pada tikungan jalan horizontal yang kasar dapat
diturunkan sebagai berikut. Asal dari gaya sentripetal adalah gaya gesekan f s,
sehingga Fs  fs  Fs  μs N  μs mg (*). Rumus gaya sentripental menurut definisi adalah
2
m v
maks
Fs  (**). Ruas kiri (**) dan (*) adalah sama sehingga dengan menyamakan
r

ruas kanan keduanya kita peroleh :

65
2
mv
maks
 μ s mg
r
2
v
maks
μs 
rg
v maks  rg μ s

Menikung pada Jalan Miring


Berapakah kelajuan maksimum mobil yang diperbolehkan agar mobil dapat membelok
tanpa slip? Mari kita perhatikan kembali (lihat gambar). Pada tiap ban bekerja gaya
normal FN sehingga gaya normal total pada mobil adalah N = 4 F N. Komponen
horizontal dan verikal gaya normal adalah Nx = N sin  dan Ny = N cos . Komponen
horizontal gaya normal, Nx, yang berarah radial ke dalam inilah yang memberikan
gaya sentripetal, sehingga
v2 m v2
Nx  m  N sin θ  (*).
r r

Mobil tidak bergerak pada sumbu-Y,


Fy = 0
+N cos  - mg = 0  N cos  = mg (**)

Pembagian (*) dengan (**) menghasilkan


mv r
N sin θ
 r
N cos θ mg

v2
tan θ 
rg

dengan  adalah sudut kemiringan belokan terhadap arah horizontal dan v adalah
batas kelajuan tanpa slip.
2
v
maks
tan θ  atau vmaks  rg tan θ
rg

2
v
maks μ  tan θ
 s
rg 1  μ s tan θ
 μ  tan θ 
v maks  rg  s 

 1  μ s tan θ 

66
C. GERAK HARMONIK
Benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan, mempunyai percepatan yang
tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja gaya yang tetap baik arahnya
maupun besarnya. Bila gayanya selalu berubah-ubah, percepatannyapun berubah-
ubah pula.
Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut Gerak Periodik. Gerak
periodik ini selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau cosinus, oleh sebab itu
gerak periodik disebut Gerak Harmonik. Jika gerak yang periodik ini bergerak bolak-
balik melalui lintasan yang sama disebut Getaran atau Osilasi.
Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan bolak-balik disebut Periode,
sedangkan banyaknya getaran tiap satuan waktu disebut Frekwensi. Hubungan
1
antara periode (T) dan frekwensi (f) menurut pernyataan ini adalah : T 
f
Satuan frekwensi dalam SI adalah putaran per detik atau Hertz (Hz). Posisi pada saat
resultan gaya bekerja pada partikel yang bergetar sama dengan nol disebut posisi
seimbang.
Perhatikan sebuah benda massanya m digantungkan pada ujung pegas, pegas
bertambah panjang. Dalam keadaan seimbang, gaya berat w sama dengan gaya
pegas F, resultan gaya sama dengan nol, beban diam.

67
Dari kesimbangannya beban diberi simpangan y, pada beban bekerja gaya F, gaya
ini cenderung menggerakkan beban keatas. Gaya pegas merupakan gaya
penggerak, padahal gaya pegas sebanding dengan simpangan pegas.
F=-ky ; k tetapan pegas.
Mudah dipahami bahwa makin kecil simpangan makin kecil pula gaya penggerak.
Gerakan yang gaya penggeraknya sebanding dengan simpangan disebut Gerak
Harmonis ( Selaras ).
Tanda negatif ( - ) harus digunakan karena arah F dan Y selalu berlawanan.
Menurut Hukum Newton II, pada gerak benda ini berlaku :
F = m .a
Gaya pemulih pada gerak benda ini adalah : F = - k . y

d2y d 2 y k. y
 k. y  m atau  0
dt 2 dt 2 m
Persamaan ini disebut persamaan differensial gerak harmonik sederhana.

D. GERAK HARMONIK SEDERHANA .

Untuk mencari persamaan gerak harmonik sederhana dengan jalan mencari


penyelesaian persamaan diferensial gerak harmonik sederhana yaitu suatu fungsi y
sedemikian rupa sehingga diturunkan dua kali terhadap t diperoleh negatif dari fungsi
tersebut dikalikan dengan suatu. Fungsi yang mempunyai sifat demikian adalah fungsi
Sinus atau fungsi Cosinus.
Misalkan diambil fungsi sinus sebagai penyelesaian : y = A sin (  t +  )
dengan A, , dan  masih harus dicari harganya. Bila persamaan di atas
d2y
diturunkan dua kali terhadap waktu t maka diperoleh :   2 A sin (  t   )
dt 2
Bila persamaan di atas disubstitusikan ke persamaan differensial gerak harmonik
k
sederhana, diperoleh :  2 A sin (  t   )   A sin (  t   )
m

Jadi agar fungsi sin tersebut benar-benar menjadi penyelesaian persamaan

k k
differensial gerak harmonik sederhana, diperoleh :  2  atau 
m m

68
2
Jika waktu t dalam persamaan y = A sin (  t +  ) ditambah dengan maka,

diperoleh :
y  A sin [ ( t  2 /  )   ]

 A sin ( t  2   )

y  A sin ( t   )
2
Jadi fungsi tersebut berulang kembali setelah selang waktu . Oleh sebab itu,

2 2
adalah periode geraknya, atau T 
 
k 2 m 1 1 k
Karena  2  maka diperoleh : T   2 dan f  
m  k 2 2 m

2
jadi :   2 f 
T
Besaran  disebut juga frekwensi sudut (anguler), karena dapat diartikan sebagai
besar sudut (dalam radian) yang dikelilingi perdetik. Persamaan simpangan gerak
harmonis adalah : y = A sin (  t +  )
Perhatikan persamaan di atas. Sinus mempunyai harga dari -1 sampai dengan 1,
simpangan y mempunyai maksimum A diukur dari posisi seimbang y = 0. A (y
maksimum) disebut Amplitudo.
Besaran (  t +  ) disebut fase gerak dan  disebut konstanta fase.
Kecepatan dan percepatan gerak harmonik sederhana dicari dengan jalan
mendeferensialkan persamaan geraknya terhadap waktu.
Simpangan gerak harmonik sederhana : y = A sin (  t +  )
dy
Kecepatannya : v  A cos ( t   )
dt
dv
percepatannya : a   A 2 sin ( t   )
dt
E. PHASE (  )
Gerak harmonis sederhana akan lebih mudah diketahui bila dikenal keadaannya
(phasenya). Phase suatu titik yang bergetar didefinisikan sebagai waktu sejak
meninggalkan titik seimbang dibagi dengan periodenya.

69
t 
Bila titik Q telah bergetar t detik maka phasenya :  Q  
T 360

Sesudah bergetar ( t + T ) detik phasenya :  


t  T  t
 1
T T
Keadaan titik Q sama dengan keadaan titik Q dalam hal yang pertama.
t t t
Mudah dipahami bahwa titik-titik yang phasenya , 1  , 2  ....... dst keadaannya
T T T
sama.
Perbedaan phase.
Titik-titik yang phasenya sama mempunyai perbedaan phase : 0, 1, 2, 3 , 4 , ..... dst.
Titik-titik yang keadaannya berlawanan mempunyai perbedaan phase :
1 1 1 1
, 1 , 2 , 3 ............dst
2 2 2 2

F. fSUPERPOSISI 2 GERAK HARMONIK SEDERHANA YANG


FREKW ENSINYA SAMA.
Misalkan sebuah benda melakukan 2 gerak harmonik secara bersama-sama dengan
persamaan :
y1 = A1 sin (  t + 1 ) dan y2 = A2 sin (  t + 2 )
Gerak resultannya : y = y1 + y2
A sin (  t +  ) = A1 sin (  t + 1 ) = A2 sin (  t + 2 )
Menurut rumus trigonometri :
A sin (  t +  ) = A sin  t cos  + A cos  t sin 
A1 sin (  t + 1 ) = A1 sin  t cos 1 + A1 cos  t sin 1
A2 sin (  t + 2 ) = A2 sin  t cos 2 + A2 cos  t sin 2
Maka diperoleh hubungan :
A cos  = A1 cos 1 + A2 cos 2
A sin  = A1 sin 1 + A2 sin 2

70
A 1 sin  1  A 2 sin  2
jadi tg  
A 1 cos  1  A 2 cos  2

Sedangkan amplitudo gerak resultan di dapat dengan mengkuadratkan persamaan di


atas. Diperoleh :
A2 = A1 2 + A2 2 + 2 A1 A2 cos ( 1 - 2 )
atau

A A1  A2  2 A1 A2 cos 1   2 
2 2

Cara di atas adalah cara penyelesaian dengan matematis.


Berikut dapat diselesaikan dengan cara grafis. yaitu dengan menggambar masing-
masing persamaan gerak harmonis kemudian dijumlahkan secara aljabar dari masing-
masing amplitudo setiap detik getarannya untuk dilukis. Misal dua buah gerak
harmonis masing-masing :
y1 = 3 sin (  t + 30o ) dan y2 = 2 sin (  t + 60o )
Cara matematis.
A1 = 3 cm dan A2 = 2 cm

A A1  A2  2 A1 A2 cos 1   2 
2 2

A  32  2 2  2 . 3 . 2 cos30  60

1
A  9  4  12 3
2
A = ....................
A 1 sin  1  A 2 sin  2
  arc tag
A 1 cos  1  A 2 cos  2

 = .......
Persamaan gerak superposisinya : y = ............ sin ( t + ....... )

G. ENERGI PADA GERAK HARMONIS SEDERHANA .

Pada gerak harmonik sederhana energi mekaniknya KEKAL.


E(total) = Ep + Ek
1
Ep = k y2
2

71
1
= m  2 A2 sin2 ( t +  )
2
1 1 1
Ek = m v2 = m { A cos ( t +  )}2= m  2 A2 cos2 ( t +  )
2 2 2

E(total) = Ep + Ek
1 1
E(total) = m  2 A2 sin2 ( t +  ) + m  2 A2 cos2 ( t +  )
2 2
1
= m  2 A2 ( sin2 ( t +  ) + cos2 ( t +  ))
2
1 1
= m  2 A2 atau E(total) = k A2
2 2

 LATIHAN SOAL

1. Pernyataan manakah yang paling (E) 40 N


tepat tentang berat suatu benda
dan gaya gesek kinetik yang
3. Sebuah peti 50 kg, mula-mula diam
bekerja pada benda …
di atas lantai horizontal yang kasar
(A) Berat selalu lebih besar
(k = 0,1; s = 0,5). Peti itu
daripada gaya gesek
kemudian didorong dengan gaya F
(B) Berat selalu sama dengan gaya
= 100 N yang arahnya seperti pada
gesek
(C) Berat lebih kecil daripada gaya gambar jika sin  = 0,6 dan cos  =
gesek untuk benda-benda yang 0,8, maka gaya gesek yang
cukup ringan dialaminya …
(D) Berat dapat lebih besar atau
lebih kecil daripada gaya gesek (A) 50 N

(E) Arah gaya berat dan gaya (B) 56 N
gesek selalu saling tegak lurus (C) 80 N F
(D) 250 N
2. Benda dengan massa 10 kg berada (E) 280 N
di bidang mendatar kasar (s =
0,40; k = 0,35) dan g = 10 m/s2.
bila benda gaya horizontal yang
4. Bila balok m = 1,5 2 kg diberi gaya
tetap sebesar 30 N, besarnya gaya
gesekan yang bekerja pada benda F yang membentuk sudut 450
tersebut adalah … terhadap lantai kasar, maka balok
(A) 20 N bergerak dengan percepatan tetap
4
(B) 25 N m s-2. koefesien gerakan balok
3
(C) 30 N dan lantai adalah … (g = 10 m s-2).
F = 10 N
(D) 53 N

72 fk 450
m
1 menempuh jarak 8 m, maka
(A) 5
1
kecepatan awal benda adalah ...
(B)
3
(C) ½ (A) 2 m/s
(D) 3 (B) 3 m/s
10
1
(C) 5 m/s
(E) 2 (D) 7 m/s
2
(E) 8 m/s

5. Sebuah truk sedang bergerak pada 8. Seorang pembersih jendela


jalan lurus mendatar dengan vertical. Dia mendorong sikat itu
kecepatan v. jika koefesien pada kelajuan tetap dengan
gesekan antara ban dan jalan memberikan gaya F (lihat gambar).
adalah , maka jarak terpendek di Berat sikat 8,00 newton, dan
mana truk dapat dihentikan adalah koefesien gesekan kinetis adalah
… k = 0,04. besar gaya F (dalam
(A) v2
jawaban Newton) adalah … (sin 530 = 0,8)
2μ g (A) 16 N
2 v2 (B) 14 N
(B)
μg (C) 12 N F

v2 (D) 10 N
(C) (E) 5 N
μg
v 530
(D)
2μ g 9. Pada gambar berikut massa katrol
v diabaikan. Nilai tegangan tali T
(E) 6 kg
μg
adalah … T
(A) 6 N
6. Sebuah benda meluncur dengan (B) 14 N
kecepatan 4 m s-1 pada permukaan (C) 20 N
bidang datar kasar yang (D) 27 N 3 kg

mempunyai koefesien gesekan (E) 80/3 N


kinetic 0,4. bila massa benda 2 kg
dan percepatan gravitasi 10 ms-2 ,
maka benda akan berhenti setelah
menempuh jarak 10. Dua balok m1 = 4 kg dan m2 = 8 kg
(A) 1,0 m dihubungkan dengan sistem katrol
(B) 1,5 m seperti ditunjukkan pada gambar.
(C) 2,0 m Koefesien gesekan antara balok m,
(D) 2,5 m dan permukaan adalah 0,25. jika
(E) 3,0 m tiap control dianggap licin, maka
percepatan ke bawah yang dialami
balok m2 (dalam m/s2) adalah …
7. Sebuah benda meluncur dengan (A) 4,0
pada permukaan bidang datar (B) 3,5
kasar yang mempunyai koefesien (C) 3,0 m1
gesekan kinetic 0,2. bila massa (D) 2,5
benda 2 kg dan percepatan (E) 2,0
gravitasi 10 ms-2 dan benda
tersebut berhenti setelah kasar
m2

73
v2 g
(B) jawaban
r
11. Dua balok yang berada diatas
v2
permukaan mendatar kasar (C)
rg
dihubungkan dengan seutas tali
ringan (lihat gambar), dengan m1 = v r2
(D)
10 kg dan m2 = 30 kg. jika benda itu g
ditarik dengan gaya 90 N dan v
(E)
koefesien gesekan kinetis antara r2 g
balok dengan permukaan 0,10,
maka percepatan tiap balok adalah 14. sebuah mobil melaju dengan
… kecepatan 20 m/s ketika menikung
pada jalan miring yang memiliki
T F jari-jari kelengkungan 40 3 m. jika
m1 m2
gesekan permukaan jalan dapat
dibaikan maka supaya mobil tidak
tergelincir, sudut kemiringan jalan
terhadap horizontal adalah …
(A) 300
(A) 0,40 m/s2 (B) 370
(B) 0,25 m/s2 (C) 450
(C) 0,20 m/s2 (D) 530
(D) 0,15 m/s2 (E) 600
(E) 0,10 m/s2
15. Sebuah mobil bermassa 4 ton
12. Koefesien gesekan statis antara melewati sebuah tikungan jalan.
sebuah lemari kayu dengan lantai Poros tengah-tengah jalan
kasar suatu bak truk sebesar 0,80. merupakan bagian lingkaran
bereapa percepatan maksimum horizontal, dengan jari-jari
yang masih boleh dimiliki truk agar lengkungan 30 m. bila kemiringan
lemari tetap tak bergerak jalan 370 dan koefesien gesekan
terhadapbak truk itu ? statis jalan adalah 3/16, maka
(A) nol kecepatan maksimal mobil yang
(B) 4 m/s2 diperolehkan dalam m/s adalah …
(C) 6 m/s2 (A) 10
(D) 8 m/s2 (B) 18
(E) 10 m/s2 (C) 25
(D) 30
(E) 33
13. Sebuah mobil menempuh belokan
pada jalan datar dengan radius r.
jika kelakuan maksimum yang 16. Benda dengan massa 4 kg terletak
diperbolehkan agara mobil dapat diatas bidang mendatar. Pada
membelok tanpa slip adalah v, benda bekerja gaya mendatar
maka koefesien gesekan statis sebesar 50 N. bila koefesien
antara ban mobil dengan jalan gesekan statis 0,75, koefesien
adalah … gesekan kinetis 0,5, dan g = 10
v2 r m/s, maka : …
(A)
g (A) benda akan diam
(B) gaya gesek benda 20 N

74
(C) gaya gesek maksimum 30 N mendapat simpangan maksimum
(D) percepatannya 5 ms-2 adalah…
(E) benda bergerak dengan (A) kurang dari Satu
kecepatan tetap (B) sama dengan Satu
(C) lebih besar dari Satu
(D) sama dengan m / k
17. Untuk benda yang menjalani
(E) sama dengan k / m
getaran harmonik, maka pada
(A) simpangan maksimum,
kecepatan dan percepatannya 20. Jika sebuah benda bermassa 15 g
maksimum diinginkan untuk bergetar dengan
(B) simpangan maksimum, frekuensi 12 Hz, maka benda itu
kecepatan dan percepatannya harus digantung pada ujung
minimum sebuah pegas yang memiliki
(C) simpangan maksimum, tetapan pegas sebesar [ambil 2 =
kecepatannya maksimum dan 10]
percepatannya nol (A) 1,1 N/m
(D) simpangan maksimum, (B) 1,3 N/m
kecepatannya nol dan (C) 7,1 N/m
percepatannya maksimum (D) 24 N/m
(E) simpangan maksimum, energi (E) 86 N/m
nya maksimum
21. Untuk meningkatkan periode
18. Pada benda yang mengalami sebuah penggetar harmonik dari 3
getaran harmonik, maka jumlah menjadi 6 sekon, massa awal 20 g
energi kinetik dan energi harus diganti dengan massa …
potensialnya adalah : (A) 5 g
(A) maksimum pada simpangan (B) 10 g
maksimum (C) 40 g
(B) maksimum pada simpangan (D) 80 g
nol (E) 160 g
(C) tetap besarnya pada
simpangan berapapun 22. Sebuah pegas bila diberi beban (m)
(D) berbanding lurus dengan mengalami pertambahan panjang
simpangannya (x). Data hasil percobaan pada g
(E) berbanding terbalik dengan = 10 m s-2 dicatat pada table
simpangannya sebagai berikut

19. Sebuah benda yang massanya m No M x


dihubungkan dengan sebuah (gram) (cm)
pegas yang tetapan pegasnya k. 1 50 1
sistem tersebut melakukan 2 100 2
gerakan harmonis sederhana 3 150 3
tanpa gesekan. 4 200 4
5 250 5
Bila pada pegas digantungkan
Perbandingan antara energi beban m = 125 gram kemudian
kinetisnya pada waktu melewati digetarkan harmonis, maka pegas
titik seimbangnya dengan energi bergetar dengan frekuensi …
potensialnya ketika benda (A) 21 hertz

75
(B) 1
 hertz dengan tetapan pegas 80 N/m,
(C) 2,5
hertz dibuat bergerak harmonik

5
sederhana naik-turun. Jika beban
(D)  hertz diberi simpangan awal 0,1 m dari
(E) 10
 hertz titik keseimbangannya, maka
kelajuan beban ketika sedang
23. Sebuah partikel bergetar sehingga bergerak melalui titik
simpangannya x dari sebuah titik keseimbangannya adalah ...
tetap terhadap waktu t, (A) nol
dihubungkan oleh persamaan x = 3 (B) 1,4 m/s
sin 5 t. Jika x dalam cm dan t (C) 2,0 m/s
dalam s, kita dapat menyimpulkan (D) 3,4 m/s
bahwa partikel : (E) 4,0 m/s
(1) Bergerak harmonik
sederhana. 25. Sebuah partikel melakukan getaran
(2) Memiliki frekuensi 2,5 Hz. selaras dengan frekuensi 5 Hz dan
(3) Memiliki amplitude 1,5 cm. amplitude 10 cm. Kecepatan
Pernyataan yang benar adalah … partikel pada saat berada pada
(A) (1), (2) dan (3) simpangan 8 cm adalah
(B) (1) dan (2) saja (A) 8  cm/s
(C) (2) dan (3) saja (B) 30  cm/s
(D) (1) saja (C) 60  cm/s
(E) (3) saja (D) 72  cm/s
(E) 80  cm/s
24. Sebuah beban bermassa 0,4 kg,
yang digantung pada seutas pegas

76
USAHA DAN ENERGI

 PETA KONSEP

Usaha Dan Energi

Usaha

Gaya
Energi Daya

Gaya Gaya Non


Energi Energi Konservatif Konservatif
Potensial Kinetik

Energi
Mekanik

 RANGKUMAN MATERI

Kata “usaha” dalam Fisika memiliki arti yang khas. Usaha hanya dilakukan jika
gaya yang bekerja pada suatu benda menyebabkan benda itu berpindah.
Rumus usaha :
a. Gaya F searah dengan perpindahan x :
awal akhir

Usaha (W) = F. x
F

x

76
b. Gaya F membentuk sudut  terhadap perpindahan x :
awal F akhir


Fx (W) = F x cos .
Usaha

x

Dalam bahasan tentang vektor (Bab 1) telah Anda ketahui bahwa perkalian
antara dua besaran vektor yang menghasilkan kosinus adalah perkalian titik
(dot product). Karena itu usaha (W) dapat juga didefinisikan sebagai besaran
skalar yang diperoleh dari perkalian titik antara vektor gaya (F) dan vektor
perpindahan (x).

W = F . x = F x cos 

dengan  adalah sudut terkecil antara F dan x (lihat gambar b). tentu saja 00  
 1800.
Menghitung Usaha dari Grafik F-x

luas
raster

x
0 x1 x2

x = x2 – x1

ENERGI
Bentuk dan Sumber Energi
Lima bentuk utama energi adalah : energi mekanik, energi kalor, energi kimia,
energi elektromagnetik (listrik, magnet, dan cahaya), dan energi nuklir. Peristiwa
perubahan bentuk energi disebut konversi energi, sedangkan alat pelaku konversi
77
energi disebut konverter energi. Misalnya pada contoh di atas, lampu adalah
konverter energi.

Energi Kinetik
Pengertian Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya (atau
kecepatannya).
Rumus Energi Kinetik

posisi awal posisi akhir

F
v0 = 0 v
1
EK  m v 2
2 x

Teorema Usaha-Energi Kinetik


Mari kita tinjau sebuah benda bermassa m yang sedang bergerak pada suatu garis
lurus mendatar dengan kelajuan awal v1. Sebuah benda gaya konstan F yang
searah dengan arah gerak benda dikerjakan pada benda. Benda berpindah sejauh
x dan kelajuannya menjadi v2 (lihat gambar).

posisi awal posisi akhir

v1 v2
F x = m (a x) F

x

Hasil kali berkaitan dengan kecepatan awal v1 dan kecepatan akhir v2 sesuai
persamaan GLBB.
2
v 2  v  2 a Δx
0
 2 2
v v  sebab v0 = v1 dan v = v2
 2 1
 2   a Δx
 
 

78
1 2 1 2
Persamaan di atas dapat kita tulis sebagai : F Δx  mv  mv karena Kita telah
2 2 2 1

mendefinisikan kuantitas 1
2
m v2 sebagai energi kinetik benda (EK), sehingga

Wres  ΔEK  EK ak  EK aw

persamaan di atas

dapat kita tulis sebagai F Δx  EK2  EK1

MEDAN KONSERVATIF DAN ENERGI POTENSIAL


Pengertian Medan Gaya Konservatif (2)

Kita mendefiniskan medan sebagai penyebaran nilai-


nilai suatu besaran fisis (misalnya kecepatan, gaya, x
tekanan, dan energi) dalam suatu ruang. Medan skalar h

jika sebaran nilai-nilai besaran fisis berupa vektor (1)  h2

(memiliki besar dan arah), misalnya : kecepatan angin,



medan gravitasi, medan gaya pegas, medan listrik dan h


Fkons
medan magnet.
 Δh 
W1, 2  mg  Δx   
 Δx 
Wkons  mg Δh  mg h 2  h1 

Medan Gaya Gravitasi Newton


Untuk benda yang jauh dari permukaan Bumi (h > 10 km) gaya gravitasinya
bervariasi dan sebanding dengan kuadrat jarak, r, dari pusat Bumi. Ini dinyatakan
oleh
GMm
Fgrav 
r2

W1, 2  
GMm
r2  r1 
r2

 1 1
Wgrav  G M m   
 r2 r1 

Medan Gaya Pegas

Fp = kx 79
W1,2 = - (kx) x

 2 2
Welastik   12 k  x  x 
 2 1

Apa yang dimaksud dengan Medan Gaya Konservatif?


Anda telah melihat bahwa untuk medan gaya gravitasi konstan, medan gaya
gravitasi Newton, dan medan gaya pegas, usaha yang dilakukan untuk membawa
suatu benda di bawah pengaruh gaya medan tersebut di atas di antara dua tempat
(posisi) tertentu tidak bergantung pada jalan yang ditempuh, melainkan hanya
bergantung pada posisi awal dan posisi akhir. Selama posisi awal dan posisi akhir
benda sama maka jalan apapun yang ditempuh, usaha yang dilakukan selalu
sama. Medan-medan gaya yang memiliki sifat seperti ini disebut medan

Gaya koservatif.

Apa Ciri Gaya Konservatif?


Usaha yang dilakukan oleh gaya konservatif untuk perpindahan antara dua posisi
tertentu hanya bergantung pada kedua posisi tersebut dan tidak bergantung pada
jalan yang ditempuh.
Hubungan Medan Konservatif dan Energi Potensial
Energi potensial, didefinisikan sebagai energi yang dimiliki benda karena letaknya
atau posisinya. Energi potensial tersimpan dalam benda, dan baru dapat
dimanfaatkan jika diberi kesempatan. Berdasarkan definisi ini, energi kimia, energi
listrik, energi magnet, dan energi nuklir termasuk energi potensial.

80
Pengertian Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan posisi relatif antara dua
partikel atau lebih yang saling berinteraksi.
Energi Potensial dan Usaha Luar
Misalkan gaya angkat yang kita berikan pada bola (P) sama besarnya dengan
berat bola (Fkons) maka gaya resultan

Wluar = -EP = -EPak +EPaw

Energi potensial suatu sistem pada suatu posisi tertentu adalah usaha luar yang
diperlukan pada kecepatan tetap untuk membawa partikel-partikel sistem dari
suatu posisi acuan yang energi potensialnya nol (EP = 0) ke posisi tertentu
tersebut.
Jika gaya dalam yang melakukan usaha pada sistem hanyalah gaya-gaya
konservatif, maka dapat kita tulis
Wk = - W luar
Karena Wluar = EP (lihat persamaan di atas), maka Wk = -EP = -(EPak – EPaw)

Tanda negatif dalam persamaan di atas menyatakan bahwa usaha positif oleh
gaya konservatif akan menurunkan eneri potensial sistem.
Gaya konservatif dapat dikaitkan dnegan sebuah fungsi energi potensial skalar,
sedangkan gaya tak konservatif tidak dapat.
Fungsi Energi Potensial
Kita telah mengetahui bahwa gaya konservatif merupakan fungsi dari posisi.
Karena energi potensial berkaitan dengan gaya konservatif, tentulah energi
potensial juga merupakan fungsi posisi. Berikut ini kita akan menurunkan bentuk
fungsi energi potensial untuk medan gaya gravitasi konstan, medan gaya gravitasi
Newton, dan medan gaya pegas.

Energi Potensial Gravitasi Konstan

Telah kita peroleh bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi konstan untuk
benda yang berpindah dari posisi 1 dengan ketinggian h1 ke posisi 2 dengan

81
ketinggian h2 adalah W = -mg (h2 – h1). Gaya gravitasi konstan termasuk gaya
konservatif sehingga usaha yang dilakukannya memenuhi Persaman : Wkons = -
EP = - (EP2 – EP1). Jika kedua persamaan usaha ini kita samakan, kita peroleh
-(EP2 – EP1) = -mg (h2 – h1)
EP2 – EP1 = mgh2 – mgh1
Dengan memperhatikan ruas kiri dan ruas kanan persamaan di atas, kita peroleh
: EP2 = mgh2 dan EP1 = mgh1. Secara umum kita dapat menyatakan rumus energi
potensial gravitasi konstan, EPkons, sebagai

EPkons = mgh

1 kalori = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kalori


Kesetaraan Joule dengan Kalori

Energi Potensial Gravitasi Newton


Secara umum kita dapat menyatakan rumus energi potensial gravitasi Newton
(EPgrav) sebagai

GMm
EPgrav  
r

dengan M = massa planet dan m = massa benda


Energi Potensial Elastik Pegas
Secara umum kita dapat mentakan rumus energi potensial elastic pegas (EPelastik)
sebagai :

EPelastik  12 k x 2

Di sini x adalah simpangan, yaitu perpindahan yang diukur dari posisi acuan x = 0
(disebut juga sebagai posisi keseimbangan pegas). Jadi sebagai acuan EP elastik =
0 kita tetapkan pada posisi x = 0.
HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK
EMak = EMaw

82
Energi mekanik EM = EP + EK, sehingga dapat juga kita tulis

EPak + EKak = EPaw + EPaw

Hukum kekekalan energi mekanik, yang merupakan asal mula pernyataan “gaya
konservatif”. Hukum ini berbunyi : jika pada suatu sistem hanya bekerja gaya-gaya
dalam yang bersifat konservatif (tidak bekerja gaya luar dan gaya dalam tak
konservatif), maka energi mekanik sistem pada posisi apa saja selalu tetap (kekal).
Artinya energi mekanik sistem pada posisi akhir sama dengan energi meknik pada
posisi awal.
Hubungan Medan Konservatif dengan Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Medan Gaya Gravitasi Konstan
2 2
m g h ak  12 mv  m g h aw  1
2
mv
ak aw

Medan Gaya Pegas 1 EM = EPmaks = mgH

2 2 1 2
1
2 kx  1
2 mv  1
2 kx  1
2 mv
ak ak aw aw
2
EM = EP + EK
= mgh + ½
v
EM = EPpegas + EKbenda = ½ kx2 + ½ mv2 H

1
2
= EPmaks = 2 kx
maks 3 EM = EKmaks
2 = ½ mv2
= EKmaks = 1
2
mv Acuan
maks
tanah h=
vmak

Analisis Gerak Pada Roller Coaster


Syarat kecepatan minimal di titik tertinggi C, vc, min adalah NC = 0, sehingga kita
peroleh

2
mv
c
0mg 
R

vc, min  g R

83
2 2
m g hB  1
2
mv  m g hc  1
2
mv
B C

2 2
2 g hB  v  2 g hc  v
B c

vB, min  5 g R

Wtk = EM = EMak - EMaw

Usaha yang dilakukan oleh gaya tak konservatif saja pada sebuah sistem sama
dengan perubahan energi mekanik total sistem.

DAYA

Pengertian dan Rumus Daya


Daya didefinisikan sebagai laju usaha dilakukan atau besar usaha per satuan
waktu.

Usaha W
Daya  P
waktu t

FΔ x Δx
P  F 
t  t 

P  Fv

Eksistensi Konverter Energi


Jika energi yang diterima oleh konverter energi kita sebut masukan dan energi
yang diubah ke bentuk yang bermanfaat kita sebut keluaran, maka efesiensi
didefinisikan sebagai hasil bagi keluaran dan masukan dikali dengan seratus
persen. Secara matematis kita tulis

keluaran
η x 100% 84
masukan
Bola lampu di atas menerima energi listrik 100 J dan mengubahnya menjadi energi
40 J
cahaya 40 J. Efisiensinya adalah η x 100%  40%
100 J

 LATIHAN SOAL

85
(D) 21 joule
(E) 25 joule
1. Pernyataan beikut ini adalah benar,
kecuali …
(A) Gaya berat tidak melakukan 4. Sebuah balok bermassa m
usaha ketika seseorang meluncur dari keadaan diam
berjalan pada jalan mendatar menuruni suatu bidang miring licin
(B) Gaya normal yang dikerjakan sepanjang L. Balok bergeser
suatu bidang miring pada suatu melalui ketinggian vertikal y dan
benda tidak melakukan usaha jarak mendatar x. ketika balok
ketika benda bergerak sampai ke dasar bidang miring,
menuruni bidang energi kinetik nya adalah ...
(C) Gaya tarik-menarik pada mobil- (A) m g L
mobilan agar mobil-mobilan (B) m g x
bergerak mendekati suatu (C) m g y
bidang miring tidak melakukan (D)
1
m x2
usaha pada mobnil-mobilan 2
1
(D) Usaha total oleh gaya-gaya (E) m y 2
2
yang menyebabkan suatu
benda bergerak lurus beraturan
sama dengan nol 5. Sebuah benda bermassa 840 gram
(E) Gaya sentripetal yang bekerja jatuh dari ketinggian 10 m, jika
pada suatu benda yang seluruh energi potensial benda
menempuh gerak melingkar dapat diubah menjadi kalor (1 kalori
tidak melakukan usaha pada = 4,2 joule), maka energi kalor yang
benda terjadi (dalam kalori) adalah …
(A) 5
(B) 10
2. Seorang pekerja mendorong
(C) 15
sebuah gerobak tangan dengan
(D) 20
gaya 50 N mendatar sejauh 5,0 m.
(E) 30
jika gaya gesekan 43 N bekerja
pada gerobak, maka usaha total 6. Sebuah pegas yang tergantung
yang dikerjakan pada gerobak tanpa beban panjangnya 30 cm,
adalah … kemudian ujung kawat pegas
(A) 250 J digantungi beban 100 gram
(B) 215 J sehingga panjang pegas menjadi 35
(C) 145 J cm. jika beban tersebut ditarik
(D) 35 J kebawah sejauh 5 cm, dan
(E) 10 J percepatan gravitasi bumi 10 m/s2,
maka energi potensial elastic pegas
adalah …
3. Sebuah benda massa 2 kg bergerak (A) 0,025 joule
dengan kecepatan 2 m.s-1. berapa (B) 0,05 joule
saat kemudian benda itu bergerak (C) 0,1 joule
dengan kecepatan 5 m.s-1. Usaha (D) 0,25 joule
total yang dikerjakan pada benda (E) 0,5 joule
selama beberapa saat tersebut
adalah …
(A) 4 joule 7. Sebuah mobil bermassa 12 kg.
(B) 9 joule setelah pengereman dilakukan
(C) 15 joule mobil menempuh jarak 15 m

86
sebelum berhenti. Gaya rata-rata 10. Seorang peloncat indah
yang dihasilkanoleh rem mobil menjatuhkan diri dari menara yang
adalah … tingginya 20 m terhadap permukaan
(A) 7 200 N air (g = 10 ms-2). Kecepatan
(B) 4 800 N peloncat indah tersebut saat
(C) 3 500 N mencapai permukaan air adalah …
(D) 2 200 N (A) 10 m s-1
(E) 1 300 N (B) 15 m s-1
(F) 57.6 N (C) 20 m s-1
(D) 25 m s-1
(E) 30 m s-1
8. Sebuah benda bermassa 2 kg
sedang bergerak dengan kecepatan
11. Sebuah kereta dengan massa 30 x
3 ms-1. sebuah gaya 4 N searah
104 kg meluncur pada suatu
gerakan diberikan pada benda dan
lintasan mendatar licin pada
setelah benda bergerak sejauh 4 m,
kelajuan 2,0 m/s ketika kereta ini
gaya tersebut ditiadakan.
bertabrakan dengan suatu bumper
Kecepatan benda saat gaya 4 N
berbeban pegas di ujung lintasan.
ditiadakan adalah
Jika tetapan pegas bumper adalah
(A) 2 m/s
2,0 x 106 N/m, maka pemampatan
(B) 3 m/s
maksimum pegas selama tumbukan
(C) 4 m/s
(anggap tumbukan adalah elastis
(D) 5 m/s
sempurna) …
(E) 6 m/s
(A) 0,77 m
(B) 0,58 m
9. Suatu bandul ayunan sederhana (C) 0,34 m
ditarik ke P kemudian dibebaskan (D) 1,07 m
(lihat gambar). Bandul berayun ke R (E) 1,41 m
sebelum kembali. Semua
pernyataan berikut ini adalah benar,
12. Bila diketahui bahwa jari-jari Bumi
kecuali …
adalah 6,4 x 106, maka kelajuan
lepas suatu roket yang diluncurkan
vertical dari permukaan Bumi
adalah …
(A) 4 2 km/s
P R (B) 6 2 km/s
Q
(C) 8 2 km/s
(D) 10 2 km/s
(A) di P, bandul hanya memiliki (E) 12 2 km/s
energi potensial
(B) dari P ke Q, energi kinetik
bandul meningkat 13. Sebuah lift yang bermuatan
(C) di Q, energi total bandul adalah memiliki massa 2 000 kg. daya yang
maksimum diperlukan untuk menaikkan lift
(D) dari Q ke R, energi potensial setinggi 50 m dalam 20 sekon
bandul meningkat adalah …
(E) di R, energi potensial bandul (A) 40 kW
sama dengan energi kinetic di Q (B) 50 kW
(C) 100 kW
(D) 200 kW

87
(E) 1 000 kW 16. Gaya sebesar 40 N digunakan
untuk menarik sebuah benda pada
lantai datar. Tali yang digunakan
14. Seorang insinyur ingin mendesain
untuk menarik benda membentuk
suatu pengembangan elevator
sudut 45° dan benda berpindah
untuk bangunan. Desain asli
menggunakan sebuah motor yang sejauh 4 2 m. Besar usaha yang
dapat mengangkat 1 000 kg melalui dilakukan adalah . . .
jarak 20 meter dalam 30 sekon. (A) 40 joule
Insinyur menginginkan sebuah (B) 120 joule
motor yang dapt mengangkat 800 (C) 160 joule
kg melalui jarak 30 meter dalam 20 (D) 210 2 joule
sekon. Dibandingkan dengan motor (E) 450 2 joule
lama, motor baru …
(A) harus mengerjakan gaya sama
17. Benda bermassa 10 kg berada di
besar tetapi harus memberikan atas bidang datar licin dipengaruhi
daya keluaran lebih besar gaya 100 N yang membentuk sudut
(B) harus mengerjakan gaya yang
60 terhadap horizontal. Usaha
lebih besar, dan harus
yang dilakukan gaya saat benda
memberikan daya keluaran yang
berpindah 5 m adalah . . .
lebih besar juga
(A) 100 J
(B) 150 J
(C) 200 J
(D) 250 J
(C) dapat mengerjakan gaya yang
(E) 500 J
lebih kecil, tetapi harus
memberikan daya keluaran yang
kecil juga 18. Sebuah benda yang massanya 500
(D) dapat mengerjakan daya yang gram dilemparkan vertikal ke atas.
lebih kecil, tetapi harus Jika g = 10 m/s2, besarnya
memberikan daya keluaran yang perubahan energi potensial benda
sama dari ketinggian 5 m sampai 15 m
(E) dapat mengerjakan gaya yang dari tanah adalah . . .
lebih kecil, tetapi harus (A) 25 Joule
memberikan daya keluaran yang (B) 50 Joule
lebih besar (C) 75 Joule
(D) 250 Joule
(E) 750 Joule
15. Sebuah benda jatuh bebas dari
tempat yang tingginya 40 m. jika
energi potensial awalnya 1 000 19. Sebuah getaran pegas memiliki
joule, maka … amplitudo 2 cm. Tentukan
(A) massa benda 2,5 W simpangan getaran sewaktu energi
(B) benda sampai di tanah setelah kinetik benda sama dengan dua
2 detik kali energi potensialnya !
(C) tepat ketika sampai ke tanah 1
(A) 3 cm
kecepatan benda 20 2 m/s 3
2
(D) tepat ketika sampai ke tanah (B) 3 cm
energi kinetiknya 10 000 joule 3
(C) 2 cm
(D) 6 cm

88
(E) 1 cm bergerak dengan percepatan 4
2
m/s . Besar usaha yang diubah
menjadi energi kinetik selama 2
20. Sebuah benda mengalami getaran
sekon adalah …
harmonik dengan amplitudo 20 cm.
(A) 4 joule
Jika energi potensial pada
(B) 6 joule
simpangan terjauh 20 J, maka
(C) 8 joule
energi potensial pada simpangan
(D) 12 joule
10 cm adalah . . . joule.
(E) 16 joule
(A) 5
(B) 3,5
24. Sebuah benda bermassa 4 kg,
(C) 2,5
mula-mula diam kemudian
(D) 2
bergerak lurus dengan percepatan
(E) 4
3 ms-2 usaha yang diubah menjadi
energi kinetik setelah 2 detik
21. Sebuah motor bermassa 300 kg adalah …
berhenti dari kelajuan 36 km/jam (A) 06 J
sejauh 5 m. Besar gaya (B) 12 J
pengereman yang dilakukan (C) 24 J
adalah . . . (D) 48 J
(E) 72 J

25. Benda bermassa m mula-mula


dalam keadaan diam kemudian
(A) 1.000 N diberi gaya F sehingga benda
(B) 2.000 N bergerak dengan percepatan a,
(C) 3.000 N kecepatan akhir v dan berpindah
(D) 4.000 N sejauh s. Berdasarkan keterangan
(E) 5.000 N ini, maka :
(A) Usaha yang dilakukan gaya F
nol
22. Sebuah benda yang massanya
(B) Energi kinetik akhir sama
0,10 kg jatuh bebas vertikal dari
dengan ½ mv2
ketinggian 2 m ke hamparan pasir.
(C) Energi kinetik awal sama
Jika benda itu masuk sedalam 2 cm
dengan energi kinetik akhir
ke dalam pasir sebelum berhenti,
(D) Besarnya usaha oleh gaya F
gaya rata-rata yang dilakukan pasir
sama dengan energi kinetik
untuk menghambat benda
akhir
besarnya sekitar . . .
Pernyataan yang benar adalah …
(A) 30 N
(A) 1, 2, 3, 4
(B) 50 N
(B) 1, 2, 3
(C) 60 N
(C) 1, 2, 4
(D) 90 N
(D) 1 dan 2
(E) 100 N
(E) 2 dan 4

23. Mobil mainan bermassa 250 gram,


mula-mula diam. Dengan
menggunakan remote control mobil
MOMENTUM DAN IMPULS

89
PENGERTIAN MOMENTUM DAN IMPULS.

Setiap benda yang bergerak mempunyai momentum.


Momentum juga dinamakan jumlah gerak yang besarnya berbanding lurus dengan
massa dan kecepatan benda.
Suatu benda yang bermassa m bekerja gaya F yang konstan, maka setelah waktu t
benda tersebut bergerak dengan kecepatan :

vt = vo + a . t
F
vt = vo + . t
m

F . t = m . vt – m.vo

Besaran F. t disebut : IMPULS sedangkan besarnya m.v yaitu hasil kali massa
dengan kecepatan disebut : MOMENTUM

m.vt = momentum benda pada saat kecepatan vt


m.vo = momentum benda pada saat kecepatan vo

Kesimpulan

Momentum ialah : Hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu
saat.
Momentum merupakan besaran vector yang arahnya searah
dengan
Kecepatannya.
Satuan dari mementum adalah kg m/det atau gram cm/det

Impuls adalah : Hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan
Besaran vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.

Perubahan momentum adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan
impuls.

IMPULS = PERUBAHAN MOMENTUM

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM.

90
vA vA’
vB FBA vB’
FAB

Misalkan benda A dan B masing-masing mempunyai massa mA dan mB dan masing-


masing bergerak segaris dengn kecepatan vA dan vB sedangkan vA > vB. Setelah
tumbukan kecepatan benda berubah menjadi vA’ dan vB’. Bila FBA adalah gaya dari A
yang dipakai untuk menumbuk B dan FAB gaya dari B yang dipakai untuk menumbuk
A, maka menurut hukum III Newton :

FAB = - FBA
FAB . t = - FBA . t
(impuls)A = (impuls)B

mA vA’ – mA vA = - (mB vB’ – mB vB)

mA vA + mB vB = mA vA’ + mB vB’

Jumlah momentum dari A dan B sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama/tetap.
Hukum ini disebut sebagai HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER.

TUMBUKAN.

Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu
berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin
diubah menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :

Macam tumbukan yaitu :

Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi.
Koefisien restitusi e = 1

Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan
energi mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya
panas.
Koefisien restitusi 0 < e < 1

Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi
mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama.
Koefisien restitusi e = 0

Besarnya koefisien restitusi (e) untuk semua jenis tumbukan berlaku :

91
v A  vB
| |

e
v A  vB

| |
v A ; v B = kecepatan benda A dan B setelah tumbukan
vA ; vB = kecepatan benda A dan B sebelum tumbukan

Energi yang hilang setelah tumbukan dirumuskan :

Ehilang = Eksebelum tumbukan - Eksesudah tumbukan

Ehilang = { ½ mA vA2 + ½ mB vB2} – { ½ mA (vA’)2 + ½ mB (vB’)2}

Tumbukan yang terjadi jika bola dijatuhkan dari ketinggian h meter dari atas lanmtai.

Kecepatan bola waktu menumbuk lantai dapat dicari dengan persamaan :


vA = 2 gh
Kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan adalah 0.
vB = vB’ = 0
Dengan memsukkan persamaan tumbukan elstis sebagian :

v A  vB
| |

e
v A  vB

vA  0
| |
vA
diperoleh : e   atau e
vA  0 vA

h'
dengan demikian diperoleh : e 
h

92
h’ = tinggi pantulan h = tinggi bola jatuh.

Untuk mencari tinggi pntulan ke-n dapat dicari dengan : hn = h0 e2n

3. Sebuah atom gas bermassa


1. Bola bermassa 0,06 kg m bergerak dengan kelajuan
dilemparkan kepada tetap v, bertumbukan lenting
pemukul dengan kecepatan sempurna dengan dinding
20 m/s, setelah dipukul, wadahnya seperti
kecepatan bola 80 m/s, ditunjukkan dalam gambar,
arahnya berlawanan dari maka besar perubahan
arah semula. Impuls momentum atom gas adalah
pukulannya adalah …. ….
a. – 0,2 Ns a. 2 mv
d. – 4,8 Ns b. mv sin σ
b. – 0.8 Ns c. mv cos σ
e. – 6 Ns d. 2 mv sin σ
c. – 1.2 Ns e. 2 mv cos σ
2. Mobil x bermassa 2.500 kg 4. Sebuah senapan angin
bergerak ke timur dengan massa 2,5 kg,
kelajuan 15 m/s dan mobil y menembakkan peluru yang
bermassa 2.000 kg bergerak massanya 4 gram dengan
ke utara dengan kelajuan 25 kecepatan 375 m/s.
m/s. besar resultan kecepatan gerak senapan ke
momentum x dan y adalah belakang, pada saat peluru
…. meledak adalah ….
a. 87.500 kg . m/s a. – 0,3 m/s
b. 72.500 kg . m/s b. – 0,6 m/s
c. 62.500 kg . m/s c. – 0,8 m/s
d. 50.000 kg . m/s d. – 1,0 m/s
e. 25.500 kg . m/s e. – 1,2 m/s
93
5. Sebuah benda bermassa 1 kg 30 kg m/s, maka percepatan
diletakkan diatas permukaan benda tersebut adalah ….
meja yang licin (gaya gesek a. 0 m/s2
meja diabaikan). Jika gaya 2 b. 1/8 m/s2
N dikerjakan pada benda c. ¼ m/s2
selama 2 sekon, maka d. ½ m/s2

kelajuan sesudah 2 sekon e. 1 m/s2


adalah ….. 8. Seseorang berada dalam
a. 2 ms-1 d. 8 perahu yang sedang berjalan
ms-1 dengan kecepatan 5 m/s.
b. 3 ms-1 e. 10 tiba-tiba orang tersebut
ms-1 melompat ke arah belakang
c. 6 ms-1 dengan kecepatan 2 m/s.
6. Sebuah bola memiliki massa Apabila massa orang 50 kg
0.4 kg dipukul dan bergerak dan massa perahu 120 kg.
menuju dinding tegak seperti Kecepatan perahu sesaat
pada gambar. Bola setelah orang tersebut
mengenai dinding dengan melompat adalah …
kelajuan 60 m/s dan a. 12.5 m/s
terpental dengan kelajuan 40 d. 13.6 m/s
m/s. Jika tumbukan antara b. 13.0 m/s
bola dengan dinding e. 7.9 m/s
berlangsung selama 0.02 c. 10 m/s
sekon, maka gaya impuls 9. Dua benda bermassa 4 kg
yang dihasilkan adalah …. dan 1 kg diam diatas suatu
a. 200 Newton permukaan mendatar licin.
b. 500 Newton Jika tiap benda diberi gaya
c. 1.000 Newton tolakan 2 N selama 1 sekon,
d. 1.200 Newton maka nilai perbandingan
e. 2.000 Newton perubahan momentum
7. Sebuah proyektil bermassa 2 antara benda bermassa lebih
kg yang melaju dengan besar dengan benda
momentum awal 20 kg m/s, bermassa lebih kecil adalah
dan setelah 20 s momentum …
94
a. 4 : 1 d. 1 : 2 timur, maka kecepatan pemain
b. 2 : 1 e. 1 : 4 A adalah ….
c. 1 : 1 a. 0.13 m/s ke barat
10. Sebuah benda bermassa 2,5 b. 7,5 m/s ke barat
kg digerakkan mendatar di c. 10 m/s ke timur
meja licin dari keadaan diam d. 13 m/s ke timur
oleh sebuah gaya mendatar e. 17,5 m/s ke timur
F yang berubah terhadap 3. Sebuah proyektil ditembakkan
waktu menurut F = 80 + 5t, dari sebuah senjata yang
dengan t dalam sekon dan F berkedudukan di A. pada titik
dalam Newton. Pada saat t = tertinggi lintasannya, proyektil
2, energi kinetik benda meledak menjadi dua bagian
adalah …. dengan massa identik. Bagian
a. 6.480 J d. 3.860 J pertama jatuh vertikal dan
b. 5.780 J e. 3.250 J mendarat pada jarak 1.000 m
c. 4.340 J dari A (lihat gambar). Bagian
yang lainnya akan mendarat
1. Sebutir peluru 15 gram sejauh ….
ditembakkan dari sepucuk a. 1.000 m dari A
senapan bermassa 3 kg. b. 1.500 m dari A
Senapan tersentak ke belakang c. 2.000 m dari A
dengan kelajuan 0, 15 m/s, d. 2.500 m dari A
maka besar kelajuan saat e. 3.000 m dari A
ditembakkan adalah … 4. Sebuah rudal yang massanya
a. 0 m/s d. 30 m/s 5.102 kg digerakkan oleh gaya
b. 0.3 m/s e. 300 m/s 10 4 newton selama 10 sekon.
c. 3.0 m/s Kecepatan roket setelah 10
2. Pemain ski es A bermassa 80 kg sekon adalah ….
dan pemain ski es B bermassa a. 10 m /s d.200 m /s
60 kg berdiri pada keadaan diam b. 100 m /s e. 250 m /s
di tengah lapangan es. c. 150 m /s
Keduanya saling mendorong, 5. Dua benda A bermassa 4 kg dan
jika pemain ski B bergerak B bermassa 6 kg bergerak
dengan kecepatan 10 m/s ke dengan kecepatan 8 m/s dan 2
95
m/s. A dan B bergerak sehingga bandul bergerak naik.
berlawanan arah dan Pada saat bandul mencapai
tumbukannya lenting sempurna, ketinggian maksimum. Kawat
maka besar dan arah kecepatan membentuk sudut θ (cosθ =
kedua benda setelah tumbukan 0.75). jika panjang kawat 0,5 m
adalah …. dan g = 10 m/s2, maka kelajuan
a. 4 m /s dan 6 m /s peluru yang ditembakkan adalah
b. 6 m /s dan 4 m /s ….
c. -4 m /s dan 6 m /s a. 120 m/s d. 473 m/s
d. –4 m /s dan –6 m /s b. 210 m/s e. 743 m/s
e. –6 m /s dan 4 m /s c. 274 m/s
6. Gambar berikut menunjukkan 8. Dua buah benda A dan B
troli P bermassa 2 kg pada bermassa 5 kg dan 10 kg,
kedudukan A. bila troli P bergerak dengan kecepatan 8
dilepaskan, maka akan m/s dan 2 m/s. setelah
meluncur menuruni bidang mengalami tumbukan lenting
tanpa gesekan. Tepat di dasar sempurna, kecepatannya
bidang pada kedudukan B, troli menjadi –4 m/s dan 6 m/s. jika A
P menabrak troli Q bermassa 3 dan B bergerak berlawanan arah
kg. Kemudian bergandengan dan tumbukannya tidak lenting
dan bergerak bersama-sama di sama sekali, kecepatan kedua
permukaan kasar. Jika troli-troli benda setelah tumbukan adalah
tersebut berhenti bergerak …
setelah 2 sekon, maka gaya a. 2 m/s
gesekan yang bekerja pada troli- b. 4 m/s
troli tersebut adalah … c. 6 m/s
a. 4 newton d. 8 m/s
b. 8 newton e. 10 m/s
c. 20 newton 9. Sebuah bola dijatuhkan dari
d. 40 newton ketinggian 4 m pada permukaan
e. 80 newton lantai mendatar, akibat bola
7. Sebuah peluru bermassa 5 gram terpental setinggi 1 m, maka
ditembakkan ke dalam suatu tinggi pantulan berikutnya
bandul balistik bermassa 1.5 kg, adalah ….
96
a. 1 m d. 1/8 m
b. ½ m e. 1/16 m
c. ¼
10. Sebuah roket yang massanya
1100 kg diluncurkan, setelah 40
s kecepatannya menjadi 100
m/s dan massanya menjadi
1000 kg. Gaya dorong roket
tersebut ….
a. 1000 N d. 2500 N
b. 1500 N e. 3000 N
c. 2000 N

97
BIOLOGI

BAB 5
FUNGI

 PETA KONSEP

JAMUR

Berdasarkan reproduksi
seksualnya

ZYGOMYCOTINA ASCOMYCOTINA BASIDIOMYCOTINA DEUTEROMYCOTINA

 MATERI

CIRI JAMUR
 Eukariot dan berdinding sel tapi tidak berklorofil
 Uniseluler (Saecharomyces) dan multiseluler
 Bentuk benang, mangkuk, paying, setengah lingkaran, kuping dan bulat
 Bersifat heterotrof (saprofit, parasit, mutual)
 Habitat di darat (terestrial) dan tempat-tempat yang lembab
 Reproduksi secara aseksual dan seksual

KLASIFIKASI JAMUR
Berdasarkan cara reproduksi seksualnya dibedakan 3 divisi yaitu
Zygomycotina,Ascomycotina dan Basidiomycotina. Jamur yang belum diketahui alat
kelaminnya dikelompokkan dalam Deuteromycotina
 Zygomycotina
- Hifa tidak bersekat
- Reproduksi seksual dengan zigosporangium dan aseksual dengan spora dan
fragmentasi

98
- Habitat terrestrial sebagai saprofit di tanah, makanan, sisa tumbuhan dan
hewan
- Digunakan untuk membuat tape (Rhizopus oryzae, Mucor javanicus), Pengurai
(Rhozopus stolonifer, Rhizopus nigricans, Mucor mucedo, Pilobolus)
 Ascomycotina
- Multiseluler, hifa bersekat dan uniseluler (Saccaromyces cereviceae)
- Mempunyai tubuh buah
- Reproduksi seksual (askus), aseksual dengan konidiofor yang di ujungnya
terdapat konidiospora
- Habitat saprofit pada tanah dan sisa organisme dan parasit
- Contoh : Saccaromices cereviceae (membuat roti), Saccaromices ellipsoideus
(buat wine), Saccaromices tuac (membuat tuak), Meurospora crassa (membuat
oncom)
 Basidiomycotina
- Multiseluler
- Hifa membentuk tubuh bbuah
- Sebagai saprofit dan parasit
- Reproduksi seksual dengan spora generatif dan aseksual dengan spora
konidia
- Contoh : Auricularia polytricha, Volvriella volvaceae, Ganoderma (obat),
Puccinia graminis (parasit pada padi, gandum)
 Deuteromycotina
- Reproduksi seksual belum diketahui
- Jika cara reproduksi suatu jenis jamur Deuteromycotina diketahui maka
dikelompokkan ulang menjadi anggota divisi jamur Zygomycotina,
Ascomycotina atau basidiomycotina
- Contoh : Monilia sitophilia diubah Neurospora crassa dalam kelompok
Ascomycotina

 CONTOH SOAL

1 Berikut ini adalah ciri-ciri jamur, kecuali…


(A) Eukariot
(B) Memiliki klorofil
(C) Memiliki dinding sel
(D) Bersifat heterotrof
(E) Ada yang memiliki zat warna
JAWABAN: B
Jamur termasuk makhluk heterotrof yang tidak mengandung klorofil

2 Jamur dalam klasifikasi dua kingdom dimasukkan ke dalam dunia tumbuhan. Hal
ini disebabkan karena jamur dan tumbuhan memiliki kesamaan dalam hal
berikut, kecuali…
(A) Memiliki dinding sel
(B) Memiliki membrane sel
(C) Tidak bisa bergerak aktif
(D) Memperoleh makanan secara autrotof
(E) Eukariot

99
JAWABAN: D
Tumbuhan dengan jamur berbeda dalam hal memperoleh makanan, karena
tumbuhan merupakan autotrof sedangkan jamur hetrotrof

 LATIHAN SOAL

1. Dinding sel jamur sebagian besar (E) Rhizopus nigricans


tersusun atas…
(A) Kitin 5. Berikut ini adalah reproduksi jamur
(B) Ion-ion organic secara aseksual, kecuali…
(C) Polifosfat (A) Fragmentasi miselium
(D) Lipid (B) Pembentukan kuncup/tunas
(E) Glukan (C) Pembentukan askospora
(D) Pembentukan konidiospora
(E) Pembentukan sporangiospora

2. Jamur dikelompokkan menjadi 3


divisi berdasarkan spora seksual
yang dihasilkan. Berikut ini
6. Jamur dari kelas Ascomycota yang
hubungan antara jenis jamur dan
berkembang biak dengan tunas
spora seksual yang dihasilkan.
biasanya dimanfaatkan manusia
Hubungan yang tidak benar
untuk…
adalah…
(A) Membuat roti
(A) Rhizopus stolonifer – zigospora
(B) Membuat tempe
(B) Mucor mucedo – zigospora
(C) Membuat kecap
(C) Saccharomyces cereviceae –
(D) Membuat keju
askospora
(E) Penghasil antibiotic
(D) Puccinia graminis – askospora
(E) Auricularia volvaceae –
7. Jamur yang digunakan untuk
basidiospora
pembuatan tempe…
(A) Amanita muscaria
3. Berikut ini adalah spora seksual
(B) Saccharomyces cereviceae
jamur, kecuali…
(C) Penicillium notatum
(A) Zigospora
(D) Neurospora crassa
(B) Askospora
(E) Rhizopus oryzae
(C) Basidiospora
(D) Konidiospora
8. Pada pembuatan tape diperlukan
(E) Oospora
ragi yang akan ditaburkan pada
singkong atau ketan yang sudah
4. Sebagian besar jamur dari filum
dimasak. Yang dimaksud dengan
Ascomycota bersifat multiseluler.
ragi adalah…
Akan tetapi, ada beberapa
(A) Hifa dari Saccharomyces
diantaranya yang uniseluler. Contoh
cereviceae
jamur berikut ini yang termasuk
(B) Spora dari Saccharomyces
Ascomycota uniseluler…
cereviceae
(A) Saccharomyces cereviceae
(C) Sisa tape yang sudah
(B) Neurospora crassa
dikeringkan
(C) Puccinia graminis
(D) Tubuh buah dari
(D) Mucor mucedo
Saccharomyces cereviceae
100
(E) Basidium dari Saccharomyces (E) Memberikan kelembapan
cereviceae

9. Diantara jamur-jamur berikut ini


yang merugikan adalah… 13. Perhatikan gambar di bawah ini !
(A) Auricularia polytricha
(B) Amanita muscaria
(C) Rhizopus oryzae
(D) Saccharomyces tuac
(E) Penicillium notatum

Gambar di atas merupakan hasil


10. Kelompok jamur Deuteromycota
disebut jamur tak sempurna pertemuan hifa (-) dan hifa (+) pada
karena…
Kelas Zigomycota dinamakan…
(A) Cara reproduksi aseksual dan
seksual belum diketahui (A) Spora
(B) Cara reproduksi aseksual belum (B) Gametangium
diketahui (C) Miselium
(C) Cara reproduksi seksual belum (D) Hifa
diketahui (E) Zigospora
(D) Cara reproduksi seksual unik
(E) Cara reproduksi aseksual hanya
membentuk kuncup

11. Lumut kerak yang merupakan


bentuk simbiosis antara jamur dan
alga dapat melakukan reproduksi
sehingga menghasilkan lumut
kerak. Cara reproduksi yang
dilakukan adalah…
(A) Seksual dengan menggunakan
14. Bagian yang ditunjuk nomor 1, 2,
spora
dan 3 adalah…
(B) Seksual dengan menggunakan
(A) Tudung, basidiokarp, bilah
soredia
(B) Tudung, rhizoid, basidium
(C) Seksual dengan masing-masing
(C) Miselium, bilah, basidiokarp
membentuk antheridium dan
(D) Basidiospora, miselium, hifa
arkhegonium
(E) Basidiokarp, bilah, basidium
(D) Aseksual dengan menggunakan
spora
(E) Aseksual dengan menggunakan 15. Bagian nomor 3 menghasilkan…
soredia (A) Zigospora
(B) Zoospora
12. Keuntungan yang diperoleh jamur (C) Askospora
dalam simbiosis dengan alga (D) Basidiospora
adalah… (E) Klamidospora
(A) Memperoleh zat anorganik
(B) Memperoleh air
(C) Memperoleh bahan organik
(D) Memberikan zat anorganik

101
16. Di antara jamur-jamur berikut ini 3. Spora - + -
yang merugikan adalah…
dibentuk di
(A) Rhizopus oryzae
(B) Amanita muscaria dalam askus
(C) Auricularia polytricha
(D) Saccharomyces tuac 4. Spora - - +
(E) Neurospora crassa dibentuk di
dalam
17. Keuntungan yang dipeoleh jamur
dalam simbiosis dengan ganggang basidium
adalah…
(A) memperoleh zat anorganik
(B) memperoleh bahan organik Berdasarkan tabel tersebut, jenis
(C) memberikan zat organik jamur A, B dan C berturut-turut
(D) memberi kelembaban
(E) memperoleh air termasuk…
(A) Ascomycota – Basidiomycota –
18. Bagian tubuh jamur yang Zygomycota
ditunjukkan dengan huruf X (B) Zygomycota – Ascomycota –
berfungsi … Basidiomycota
(C) Ascomycota – Deuteromycota –
Basidiomycota
(D) Basidiomycota – Zygomycota –
Deuteromycota
(E) Zygomycota – Deuteromycota –
Ascomycota

X 20. Hifa pada zygomycotina bersifat …


(A) Soensitik
(A) Menyebar spora (B) diploblastik
(B) Menyerap nutrisi dari sel inang (C) tripoblastik
(C) Reproduksi seksual (D) saprofitik
(D) Membentuk tubuh buah (E) parasitik
(E) Menyerap udara

19. Perhatikan tabel berikut.

Jenis Jamur
Ciri-ciri
No A B C
21. Pada gambar diatas
1. Hifa tidak + - - sporangiospora ditunjukkan pada
bersekat nomor …
(A) 1
2. Hifa - + + (B) 2
(C) 3
bersekat
(D) 4
(E) 5

102
(E) basidiospora
22. Diantara spesies jamur berikut yang
dapat menguraikan senyawa 24. Aflatoksin adalah racun yang
protein paa substrat kedelai adalah dihasilkan oleh jamur yang tumbuh
… di kacang tanah. Aflatoksin
(A) Saccharomyces cerevisiae dihasilkan oleh jamur ….
(B) Aspergillius riger (A) Rhizopus
(C) Rhizopus stolonifer (B) Tricoderma
(D) Phytophthora infestants (C) Fusarium
(E) Mucor mucedo (D) Aspergillus
(E) Penicillium

23. Ascomycotina dapat berproduksi


25. Jamur yang termasuk
secara seksual dan aseksual. Pada
Ascomycotina yaitu
jamur bersel satu
(A) Auricularia Polittrica
perkembangbiakan aseksual
(B) Sacchoramyces
berlangsung dengan membentuk …
(C) Rhizopus sp
(A) Budding
(D) Volvariella volvacea
(B) askospora
(E) Amanita
(C) sporangium
(D) konidiospora

103
PLANTAE

 PETA KONSEP

Lumut Daun
(bryophyta)
Lumut hati
(hepaticophyta) Lumut
Lumut tanduk Berspora
Pinophyta
(Anthocerophyta)
Gymnospermae Cycadophyta
(Biji Terbuka)
Psilophyta Ginkophyta
Lycophyta
Paku
Tumbuhan Gnetophyta
Spenophyta
Pterophyta

Berbiji
Angiospermae Monokotil
(biji Tertutup)
Dikotil

 RANGKUMAN MATERI

A. LUMUT/ BRYOPHYTA
1. Ciri-ciri
 Sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa.
 Susunan gametangiumnya mempunyai susunan yang sama.
 Batang dan daun yang tegak memiliki susunan yang berbeda.
 Daun umumnya tipis, sekitar satu lapis sel.
 Sel-sel daunnya sempit, kecil, panjang dan mengandung kloroplas yang
tersusun seperti jala.
 Pertumbuhan hanya memanjang tidak membesar.
 Rizhoid seperti benang-benang berfungsi sebagai akar.

104
2. Reproduksi
 Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dengan fase aseksual.

3. Klasifikasi peranan lumut dalam kehidupan


 Lumut daun (Bryophyta), contoh: polytrichum juniperinum, Funaria,
Pganatum cirratum, Aerobryopsis longisima, Sphagnum.
 Lumut hati (Hepaticophyta), contoh: Marchantia polymorpha, Porella.
 Lumut tanduk (Anthocerotophyta), contoh: Anthoceros natans.

B. TUMBUHAN PAKU/ PTERYDOPHYTA


1. Ciri-ciri Tumbuhan paku
 Memeiliki empat struktur penting yaitu lapisan pelindung, embrio
multiseluler, kutikula luar, sistem transport interna.
 Hidup ditempat lembab, bersifat higrofit
 Memiliki kormus
 Bermetagenesis
 Dilihat dari susunan daunnya paku dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
mikrofil dan makrofil.
 Dilihat dari fungsinya paku dibedakan menjadi tropofil (daun khusus untuk
asimilasi), Sporofil (daun untuk menghasilkan spora)
 Dilihat dari macam sporanya paku dibedakan menjadi:
 Paku homospora (isospora)
 Paku Heterospora, contoh: Marsilea (semanggi), Selaginella (paku
rane)
 Paku peralihan, contoh : Equisetum debile.
2. Habitat, habita paku adalah didarat.
3. Reproduksi
 Aseksual (vegetatif) yaitu dengan stolon yang menghasilkan gemma
(tunas).
 Seksual melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat
kelamin (gametangium)

105
4. Klasifikasi
a. Psilotophyta, tumbuhan paku sederhana dua generasi, contoh Psilotum sp.
b. Lycophyta, contoh: Lycopodium sp dan Selaginella sp.
c. Spenophyta, contoh: Equisetum sp.
d. Pterophyta , contoh Marsilea crenata dan Asplenium nidus
5. Peranan paku dalam kehidupan
 Sebagai tanaman hias
 Penghasil bahan obat-obatan
 Sebagai sayuran (semanggi)
 Sebagai bahan pupuk hiaju (Azzola pinnata)
 Untuk bahan membuat karangan bunga
Perbedaan Bryophyta dengan Pteridophyta
No. Ciri-ciri Bryophyta Pteridophyta
1. Ukuran tubuh Kurang dari 15 cm Umumnya 1m, spesies
tertentu ada yang
berukuran 12 m
2. Struktur tubuh Akar berupa rhizoid, Memiliki akar, batang
berdaun sisik, tidak dan daaaaaaun sejati
memiliki batang
3. Jaringan pembuluh Tidak ada Floem dan xylem
4. Fase dominan Gametofit (n) Sporofit (2n)
5. Tumbuhan dewasa Berupa gametofit Berupa sporofit
6. Gametofit dewasa Thalus sederhana, hidup Prothalus, hidup bebas
bebas dan dapat dan berfotosintesis
berfotosintesis
7. Sporofit dewasa Tergantung pada Memiliki akar, batang
gametofit dan daun sejati

C. TUMBUHAN BIJI/ SPERMATOPHYTA


1. Tumbuhan biji terbuka (Gymnospremae)
 Karakteristik:
 Biasanya bersemak-semak
 Batangnya keras dan berkayu
 Akar tunggang dan batangnya bercabang
 Daun kaku, sempit, jarang, berdaun pipih dan lebar.
 Belum ada bunga sesungguhnya
 Daun buah dan daun penghasil spora terpisah
106
 Pengelompokan divisi:
 Pinophyta (konifer)
 Cycadophyta (pakis)
 Ginkophyta ((Ginkgo biloba)
 Gnetophyta (Gnetum gnemon atau melinjo)
2. Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
 Karakteristik:
 Mempunyai bunga yang sesungguhnya
 Daun-daun pipih, lebar dengan susunan tulang yang beraneka ragam
 Bakal biji atau atau biji tidak tampak
 Terjadi perbedaan waktu antara penyerbukan dan pebuahan
 Terjadi pembuahan ganda
 Pengelompoan :
 Tumbuhan Dikotil, biji berkeping dua
 Tumbuhan Monokotil , biji berkeping satu
 Reproduksi :
Secara generatif yaitu dengan biji dan secara vegatatif alami maupun buatan
(cangkok, menyambung, okulasi, merunduk

 CONTOH SOAL

1 Antara tumbuhan berbiji terbuka dan berbiji tertutup terdapat perbedaan,


sebab pada tumbuhan berbiji terbuka …
(A) Terjadi pembuahan ganda
(B) Bunganya tampak jelas
(C) Terjadi pembuahan tunggal
(D) Bakal biji terlindung bakal buah
(E) Batangnya tidak dapat membesar

JAWABAN: C
Pada tumbuhan biji terbuka mengalami pembuahan tunggal yang hanya
menghasilkan embrio

2 Tumbuhan berkeping satu dapat mudah dibedakan dengan tumbuhan


berkeping dua, yaitu dengan memperhatikan ….
(A) Warna bunganya
(B) Jumlah kotiledonnya
(C) Bentuk buahnya
(D) Warna daunnya
(E) Bentuk bunganya

JAWABAN:B
Berkeping satu dan dua dibedakan berdasarkan kotiledonnya

107
 LATIHAN SOAL
1. Bryophyta merupakan
tumbuhan yang masih memiliki 6. Pembuluh angkut tidak
cirri tumbuhan talus, yaitu … ditemukan pada ....
(A) Tidak mempunyai pembuluh (A) Pteridophyta
(B) Tidak mempunyai alat (B) Bryophyta
kelamin (C) Monokotil
(C) Tidak mempunyai akar, (D) Dikotil
batang, dan daun yang jelas (E) Gymnospermae
(D) Mengalami pertumbuhan
membesar
(E) Tidak berfotosintesis 7. Tumbuhan paku yang
menghasilkan spora dengan
2. Protalium termasuk generasi jenis dan ukuran berbeda
paku yang menghasilkan…. disebut ....
(A) spora (A) Paku peralihan
(B) gamet (B) Paku heterospora
(C) biji (C) Paku tidak sempurna
(D) kromosom haploid (D) Paku homo spora
(E) sorus (E) Paku sempurna

8. Pada Bryophyta, struktur mirip


3. Bagian bunga tumbuhan berbiji akar yang berfungsi membawa
tertutup (Angiospermae) tempat air dan nutrisi ke jaringan adalah
terjadinya penyerbukan disebut ....
.... (A) rhizoma
(A) serbuk sari (B) anteridia
(B) mikrofil (C) arkegonia
(C) bakal buah (D) protonema
(D) kotak sari (E) rizoid
(E) kepala putik

4. Pada daur hidup tanaman paku, 9. Sporangium adalah ....


fase setelah spora adalah…. (A) daun yang tidak
(A) protalium mengandung spora
(B) protonema (B) daun yang mengandung
(C) anteridium spora
(D) erkegonium (C) kotak spora yang
(E) zigot menghasilkan spora
(D) pelindung spora
5. Monokotil dapat dibedakan dari (E) spora yang berukuran kecil
dikotil berdasarkan ciri-ciri khas
yang terdapat pada semua 10. Bagian alat reproduksi jantan
struktur di bawah ini, kecuali.... pada angiospermae adalah ....
(A) susunanakarnya (A) stamen
(B) susunan anatomi pembuluh (B) stilus
batangnya (C) pistilum
(C) morfologi bunganya (D) sepal
(D) sifat haploid sel kelaminnya (E) ovulum
(E) tipe biji
107
11. Berikut yang bukan merupakan 16. Tumbuhan lumut yang sehari
ciri-ciri umum dari tumbuhan tampak berwarna hijau adalah
dikotil adalah .... bagian…
(A) Berkeping dua (A) Sporofit
(B) Tulang daun menjari atau (B) gametofit
menyirip (C) Protonema
(C) Memiliki akar serabut (D) Protalium
(D) Memiliki kambium (E) Sporofil
(E) Memiliki bunga dengan
kelipatan 4 atau 5 17. Spaghnum yang biasa
ditemukan di daerah
pegunungan digolongkan dalam
12. Bagian bunga yang berperan kelas…
untuk melindungi bunga ketika (A) Hepaticae
masih dalam keadaan kuncup (B) Musci
adalah…. (C) Filicinae
(A) kelopak (D) Lycopodiinae
(B) dasar buah (E) Equisetinae
(C) mahkota
(D) ovulum 18. Protalium jantan pada
(E) dasar bunga Selaginellas p merupakan
pertumbuhan dari…
13. Pinus merupakan anggota (A) Sporangium
Gymnospermae dari divisi .... (B) Strobilus
(A) Pteridophyta (C) Sporofit
(B) Equisetophyta (D) Mikrospora
(C) Lycopodophyta (E) Makrosporofil
(D) Cycodophyta
(E) Pinophyta
19. Tumbuhan paku yang
14. Tumbuhan lumut merupakan merupakan bentuk peraliha
tumbuhan kosmopolit, sebab .... antara yang homospora dengan
(A) Hidupnya epifit heterospora adalah…
(B) hidupnya di tempat yang (A) Selaginella
lembap (B) Marsilea
(C) hidupnya dapat di mana saja (C) Lycopodium
(D) hidupnya di air (D) Equisetum
(E) hidupnya parasit di daerah (E) Adiantum
dingin
20. Pada siklus hidup paku
15. Berikut adalah contoh spesies homospora, terlihat urutan fase
dari kingdom Plantae yang biasa antara lain….
dijadikan sebagai sumber (A) Sel induk spora-spora-
karbohidrat utama, yaitu .... protalium
(A) Cocos nucifera (B) Paku-zigot-sporangium-
(B) Ficus benjamina sporofil
(C) Salacca sp. (C) Anteridium- sel telur-
(D) Psidium guajava mikroprotalium
(E) Oryza sativa (D) Paku-mikrospora-
mikroprotalium
108
(E) Spora-mikroprotalium- kawat, dan suplir memiliki
anteredium persamaan, yaitu….
(A) Memiliki akar, batang, dan
21. Lumut (Bryophyta) mempunyai daun
pergiliran generasi. Peristiwa (B) habitat di darat dan air tawar
pembelahan meiosis terjadi (C) memiliki rizoid sebagai alat
dalam waktu …. untuk melekat
(A) Pembentukan sel telur dan (D) memiliki xylem dan floem
spermatozoid (E) terdapat pergiliran keturunan
(B) Perkecambahan spora dalam siklus hidupnya
(C) Pembentukan protonema
(D) Pembentukan gametofit 24. Pada tumbuhan paku, bagian
(E) Pembentukan spora dalam yang memiliki jumlah kromosom
sporangium 2n (diploid) adalah…,
(A) Tumbuhan paku itu sendiri
22. Berikut ini merupakan ciri-ciri (B) spora
generasi gametofit lumut daun, (C) protalium
kecuali…. (D) arkegonium
(A) Mampu melakukan (E) rizoid
fotosintesis
(B) Susunan kromosomnya 25. Tumbuhan lumut mempunyai
haploid ciri-ciri seperti tersebut di bawah
(C) Menghasilkan anteridia dan ini, kecuali….
arkegonia (A) hidup di tempat yang lembab
(D) Terdiri dari protalium (B) mempunyai akar
(E) Mempunyai kloroplas dalam (C) berumah satu dan berumah
selnya dua
(D) mempunyai klorofil
23. Tumbuhan lumut hati, lumut (E) sporogoniumnya
daun, paku ekorkuda, paku menghasilkan spora

109
ANIMALIA

 PETA KONSEP

Calcarea
Hexactinellida Porifera Chepalopoda
Demospongiae
Ctenophora Pelecypoda

Molusca Scacopoda

Gastropoda
Hydrozoa Avertebrata (tidak
Scyphozoa bertulang belakang)
Cnidaria Polyplacophora
Anthozoa

Turbelaria
Hewan Pisces
Vertebrata
Amphibia
Cestoda (bertulang
Plathyhelminthes
belakang) Chordata Reptilia
Monogenia
Nematoda Aves
Termatoda Mamalia
Asterroidea
Oligochaeta Echinodermata
Annelida Ophiuroidea
Hirudinae
Polychaeta Holothuroidea

Chinoida
Echinoidea
Myriapoda
Hexapoda Arthopoda
Chelicerata
Crustacea

 MATERI

A. KINGDOM ANIMALIA
Secara umum kingdom animalia dikeolompokan menjadi dua macam kingdom
yaitu:
1. Avertebrata adalah jenis hewan yang tidak bertulang belakang, jenis
Protozoa(hewan bersel satu) dan Metazoa (hewan bersel banyak).
2. Vertebrata adalah jenis hewan yang bertulang belakang.

B. STRUKTUR TUBUH
Secara umum hewan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 Multiseluler
 Heterotrof
 Eukariotik

110
 Tidak berdinding sel
 Tidak berklorofil
 Hidup di di air maupun di darat.
Metazoa dapat dikelompokan lagi berdasarkan simetri tubuhnya dan lapisan
penyusun kulitnya:
 Berdasakan simetri tubuh:
 Simetri bilateral, adalah bagian tubuh yang mempunyai belahan tubuh
sama dengan bagian tubuh sebelah lainnya, sisi kiri akan sama dengan sisi
kananya, sisi atas dengan sisi bawahnya.
 Simetri radial, adalah hewan yang mempunyai bagian tubuh yang tersusun
melingkar.
 Berdasarkan lapisan penyusun tubuh:
 Diploblastik adalah hewan yang mempunyai dua lapis pembentuk tubuh,
lapisan terluar (ektoderma) dan lapisan terdalam (endoderma).
 Triploblastik adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel pembentuk tubuh
yaitu ektoderma, mesoderma dan endoderma.
Hewan triploblastik dikelompokan menjadi:
 Aselomata adalah hewan yang bertubuh padat tanpa rongga antara usus dan
tubuh luar, contoh Platyhelminthes (cacing pipih).
 Pseudoselomata adalah hewan yang mempunyai rongga dalam saluran tubuh
(pseudoselom), contoh : Rotifera dan Nematoda (cacing gilik)
 Selomata adalah hewan yang mempunyai rongga tubuh yang terisi cairan dan
mempunyai batas atas yang berasal dari jaringan mesoderma, contoh :
Mollusca, Annelida, Arthropoda, Echinodermata dan Chordata.

C. KLASIFIKASI
1. PORIFERA (hewan berpori)

 Ciri-ciri
 Tubuh berpori (sebagai ciri khusus)
 Belum mempunyai organ pencernaan
 Belum mempunyai sistem saraf
 Belum mempunyai sistem peredaran darah.

111
 Ada yang berbentuk seperti jambang, terompet, piala dan bercabang
seperti tumbuhan
 Tubuh melekat pada dasar perairan, ada yang berwarna ada juga yang
tidak berwarna
 Terdapat ruangan rongga dalam tubuhnya (spongosol)
 Pencernaan makanan terjadi secara intraseluler
 Reproduksi secara seksual (persatuan sperma dan ovum) dan aseksual
(pembentukan kuncup dan butir benih/gemula/kuncup dalam)
 Spons dapat dimanfaatkan manusia sebagai alat pembersih dan
penggosok.

 Klasifikasi
 Calcarea, contoh: Sycon sp dan Clathrina sp.
 Hexactinellida, contoh: Pheronema sp dan Euplectella sp.
 Demospongiae, contoh: Euspongia sp, Spongila sp, Callyspongia sp
dan Phyllospongia sp.

2. CTENOPHORA
Ctenophore juga dikelompokan dalan vilum Coelenterata. Dan Coelnterata
juga sering disebut sebagai hewan berongga.

 Ciri-ciri:
 Semua hewan Ctenophore hidup di laut
 Bertubuh lunak, tak berwarna dan mampu menghasilkan cahaya
(bioluminesensei)
 Memiliki delapan baris cilia untuk bergerak di air
 Bertubuh simetri radial
 Dinding tubuh dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma.
 Tentakel bisa berfungsi sebagai penangkap mangsa karena mempunyai
alat perekat.
 Contoh: Mnemiopsis, Pleurobranchia, Beroe cucumis.
 Oleh manusia dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah dan bahan
kapur.

3. CNIDARIA (Hewan penyengat)


Dinamakan Cnidaria karena memiliki sel-sel knidosit/knidoblast yang berisi
organel-organel sengat.
 Ciri-ciri
 Hidup di laut dan sebagian besar hidup soliter (sendiri-sendiri)
 Tubuh simetri radial
 Tubuh terdiri dari dari kantong dan rongga gastrovaskular untuk
mencerna makanan

112
 Memiliki satu lubang bukaan sebagai mulut dan anus
 Menangkap mangsa dengan tentakel
 Memiliki bentuk tubuh polip dan medusa.

 Kelompok
 Hydrozoa, contoh Hydra dan Obelia
 Scyphozoa, contoh Aurelia aurita (ubur-ubur)

 Anthozoa (bentuk seperti bunga), contoh: (Metridium) anemon laut,


contoh lain Metridium sp (mawar laut), Fungia sp, Acropora sp, Aculina,
Meandrina sp dan Epiactis sp.

4. PLATYHELMINTHES (Cacing pipih)


 Ciri-ciri
 Hidup bebas diperairan, ada juga yang bersifat parasit
 Tidak memiliki sistem peredaran darah
 Pernafasan dengan seluruh permukaan tubuh
 Bentuk tubuh pipih, tidak mempunyai rongga tubuh
 Alat pencernaannya tidak sempurna
 Tubuh memanjang pipih dorsoventral tanpa segmen atau ruas.
 Lapisan tubuh terdiri dari ektoderma, mesoderma dan endoderma.
 Klasifikasi
 Turbellaria (Cacing Berambut Getar), contoh: Planaria sp.

 Trematoda (Cacing isap), contoh: Fasciola hepatica (cacing hati)


Hidup parasit pada tubuh hewan maupun manusia (Clonorchis sinensis
dan Ophisthorchis sinensis).

113
 Cestoda (Cacing Pita), contoh: Taenia solium, Taenia saginata dan
Dibothriochepalus latus.

5. NEMATODA (Cacing Gilik)

 Ciri-ciri:
 Habitat di darat, air tawar, air laut, daerah tropis hingga daerah kutub.
 Hidup bebas ada juga yang parasit pada hewan dan tumbuhan
 Tidak memiliki sistem peredaran darah dan jantung
 Tubuh mengandung cairan seperti darah
 Bentuk gilik panjang dan simetri bilateral
 Tidak bersilia dan tidak bersegmen
 Tubuh dilapisi kutikula transparan
 Anggota:
 Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
 Cacing tambang (Ancylostoma)
 Cacing kremi (Entherobius vermicularis)
 Cacing Filaria (Wuchereria bancrofti)
 Cacing Otot (Trichinella spiralis)
 Heterodera radicicola, menyebabkan akar tumbuhan bengkak

6. ANNELIDA (Cacing Gelang)


 Ciri-ciri:
 Habitat diberbagai tempat baik air tawar, darat dan air laut.
 Mempunyai rongga tubuh sejati
 Bersifat bebas dan juga parasit
 Tubuh bilateral dan dilapisi kutikula
 Ruas tubuh dibagian luar dan dalam
 Setiap ruas memiliki alat reproduksi, alat ekskresi, otot dan pembuluh
darah.
 Bentuk segemen tubuh seperti cincin (metameri)
 Tubuh luar tersusun triploblastik (Ektoderma, mesoderma dan
endoderma)

114
 Klasifikasi :
 Polychaeta (cacing berambut banyak), contoh: Nereis, Arenicola,
Spirobranchus, Giganteus, Eunice viridis (cacing palolo) dan Lysidice
(cacing wawo)
 Oligochaeta (cacing berambut sedikit), contoh: Lumbricus terstris
(cacing tanah), Tubifex sp (cacing air tawar), Monogaster hautenii
(cacing raksasa)
 Hirudinea (tidak berambut), contoh: Hirudo medicinalis (lintah),
Haemodispa zeylanica (pacet), Limnatis nilotica (lintah).

7. MOLUSCA ( Tubuh Lunak)


 Ciri-ciri
 Bertubuh lunak, tidak beruas-ruas
 Tubuh diutupi oleh cangkang yang mengandung kalsium karbonat.
 Kaki molusca pipih, lebar dan berotot.
 Kebanyakan hidup di laut
 Tubuhnya simetri bilateral
 Cangkang dan tubuh terdapat mantel
 Tubuh mengeluarkan lendir untuk berjalan
 Reproduksi seksual denganfertilisasi internal.

 Klasifikasi:
 Polyplacophora, contoh: Chiton sp.
 Scapopoda, contoh: Dentalium vulgare.
 Gastropoda, contoh: Achatina fulica (bekicot)

 Cephalopoda, contoh: cumi-cumi, gurita, dan Nautilus.

 Pelecypoda (tiram atau kerang), contoh: Venus mercenaria, Anadonta,


Tetrabatulina atau Lampsilis.

8. ARTHROPODA (hewan berkaki beruas-ruas)


 Ciri-ciri
 Tubuh simetri bilateral dan beruas-ruas
 Mempunyai kerangka luar (eksokeleton) dari bahan kitin.
 Kerangka luar bersendi untuk melindungi tubuh

115
 Mengalami pergantian kulit
 Mempunyai mata majemuk (faset) dan mata tunggal (oselus)
 Alat pecernaan makanan lengkap
 Alat peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh-pembuluh darah
terbuka
 Alat pernafasan berupa trakea, insang, permukaan tubuh dan paru-paru
baku.
 Klasifikasi
 Crustacea, contoh: udang, terdiri dari:

o Brachipoda (tembus cahaya): Daphina sp dan Artemia sp.


o Ostracoda (zooplankton): Aboilia sp.
o Copepoda : Lornaea cyprinaceae
o Cirripedia : Lepas dan Balanus
o Malacostraca : Isopoda, Stomatopoda, Decapoda.

 Chelicerata, contoh: Arachnida (laba-laba) terdiri dari :

o Scorpions(kala jengking)
o Araneae (laba-laba)
o Acarina (caplak dan tungau)
 Myriapoda, contoh: kaki seribu, terdiri dari:
o Chilopoda (lipan)
o Diplopoda (lengkibang atau luing)
 Hexapoda,contoh: serangga, terdiri dari:
o Insect
o Isopteran
o Hemiptera
o Orthopoda
o Lepidoptera
o Siphonaptera
o Dipteral
o Coleopteran
o Hymenoptera

116
o Neuropteran

9. ECHINODERMATA (Hewan berkulit duri)

 Ciri-ciri:
 Bersifat sesil atau menetap
 Hidup di air laut
 Makanannya adalah organisme-organisme kecil, atau sisa organisme
mati.
 Tubuh tidak bersegmen-tidak beruas-ruas
 Tubuh simetri bilateral (larva) dan simetri radial (dewasa)
 Berkaki ambulakral (kaki buluh)
 Tidak berkepa dan tidak mempunyai otak.
 Pada mesoderma biasanya terdapat duri-duri.

 Klasifikasi:

 Asteroidea (bintang laut),contoh: Astropecten irregularis, crossaster


papposus, Acanthaster planci dan (Linckia laevigatus)
 Ophiuroidea (bintang ular), contoh: Ophiothrix sp
 Echinoidea (landak laut), contoh: Diadema antillarium dan Strongylo-
centrotus, Spatangus dan Echinarachinus (dolar pasir), Arbacia
punctulata, Tripneustes sp, Eucidaris sp dan Colobocentrotus sp.
 Holothuroidea (timun laut/teripang),

 Crinoidea (lili laut), contoh: Anthedon tenella (bulu bintang).

10. CHORDATA (hewan berdawai, bertali)


 Ciri-ciri:
 Tubuh simetri bilateral
 Memiliki susunan saraf pusat yang berbentuk pembuluh

117
 Memiliki kerangka sumbuh tubuh
 Terdapat beberapa segmentasi pada bagian otot serta saraf
 Beberapa hewan bersifat parasit pada sesame Chordata.
 Memiliki sistem organ yang sangat kompleks
 Klasifikasi:
 Subfilum urochordata (Tunicata), contoh: Molgula sp.
 Subfilum cephalochordate, Contoh: Branchiostoma sp.
 Subfilum Vertebrata
o Kelas pisces (ikan)
o Kelas amphibi (amfibi)
 Klasifikasi Aphibia
o Ordo Urodela (Caudata)
o Ordo aphoda (gymnophiona)
o Ordo Anura (Salientia)
 Klasifikasi Reptilia
o Ordo Rhynchocephalia
o Ordo Chelonia
o Ordo Crocodilia (loricata)
o Ordo Squamata (Reptilia bersisik)
 Klasifikasi Aves
o Rosares (Galliformes)
o Ratites (Palaeognathae)
o Anseriformes (burung perenang)
o Ciconiiformes (belokok, Flamingo, Bangau jawa).
o Coraciiformes (raja udang, rangkong, tetangket).
o Columbiformes (burung merpati)
o Apodiformes (burung dengung)
o Oscines/Passeriformes (burung penyanyi)
 Klasifikasi Mamalia
o Monotremata (mamalia berparoh dan berkloaka)
o Insectivore (mamalia pemakan insekta)
o Carnivore (pemakan daging)
o Rodentia (pengerat)
o Lagomorpha (kelinci budi daya, Lepus, Pika).
o Sirenia (sapi laut)
o Cetacean (paus)
o Chiroptera (mamalia bersayap tangan), contoh: kalong pemakan
buah, kelelawar, kelelawar vampire
o Marsupialia (mamalia berkantong)
o Primata

 CONTOH SOAL
1 Filum berikut semua anggotanya bersifat triploblastik dan memiliki rongga
sebenarnya adalah ....
a. Filum Coelenterata
b. Filum Porifera
c. Filum Nematoda
d. Filum Platyhelminthes
e. Filum Annelida

118
JAWABAN:E
Yang memiliki tiga lapisan tubuh dan rongga sebenarnya adalah filum
annelida

2 Untuk membedakan hewan invertebrata, perlu diperhatikan hal-hal berikut,


kecuali ....
a. Rangka luar
b. Simetri tubuh
c. Segmentasi tubuh
d. Warna eksoskeleton
e. Tentakel dan antenna

JAWABAN:D
Warna eksoskeleton tidak dijadikan sebagai dasar klasifikasi

 LATIHAN SOAL

1. Pada tubuh hewan porifera, air yang (B) Tipe saluran pada porifera yang
mengalir keluar melewati…. paling sederhana
(A) Oskulum (C) Ostium berhubungan dengan
(B) Spongosl spongosol
(C) Ostium (D) Ostia keluar melalu oskulum
(D) Ascon (E) Ostia langsung berhubungan
(E) Leucon dengan spongosol

2. Alat sengat Cnidaria yang berfungsi 5. Daur hidup Aurelia aurita adalah
untuk melemahkan mangsa sebagai berikut….
disebut…. (A) Ovum – planula – skifistoma –
(A) Koanosit pembentukan kuncup – efira –
(B) Nematosista medusa
(C) Spikula (B) Ovum – planula – kuncup – efira
(D) Knidosit – skifistoma – medusa
(E) Tentakel (C) Ovum – kuncup – planula – efira
– skifistoma – medusa
(D) Ovum – skifistoma – efira –
3. Gastrovaskuler pada Cnidaria kuncup –planula – medusa
berfungsi sebagai sistem…. (E) Ovum – efira – skifistoma –
(A) Pernafasan kuncup – planula – medusa
(B) Pengeluaran
(C) Peredaran
(D) Pencernaan dan peredaran 6. Cacing yang bersifat parasit dalam
(E) Pencernaan tubuh manusia dengan hespes
perantara sapi adalah….
(A) Planaria
4. Salah satu tipe saluran air pada (B) Fasciola hepatica
porifera adalah leucon, yaitu…
(C) Taenia solium
(A) Ostium dihubungkan saluran (D) Taenia saginata
bercabang-cabang kerongga
(E) Polychaeta
yang dilapisi sel leher

119
11. Penyakit Elephantiasis disebabkan
7. Alat kait yang terdapat di kepala oleh larva cacing….
cacing pita pada babidisebut…. (A) Redia
(A) Skolek (B) Sporosista
(B) Rostelum (C) Filarialis
(C) Kitin (D) Culex
(D) Proglotid (E) Trichinellaspinalis
(E) Segmen

12. Cacing berikut yang termasuk


8. Pembuahan telur yang sudah
cacing tambang adalah….
masak pada individu-individu
(A) Wucheria bancrofti
dewasa pada cacing pita
(B) Necator americanus
berlangsung dalam….
(C) Oxyuris vermicularis
(A) Skolet
(D) Ascarissuillae
(B) Segmen
(E) Trichinella spiralis
(C) Progloid
(D) Rostelum
13. Perantara penyakit Elephantiasis
(E) Silia
adalah….
(A) Nyamuk anopheles
9. Berikut adalah upaya pencegahan
(B) Nyamuk Culex
terhadap infeksi cacing pada tubuh
(C) Nyamuk Aedes
manusia, kecuali….
(D) Sapi
(A) Memutuskan daur hidup cacing
(E) Babi
(B) Mencegah infeksi dari larva
melalui inang perantara
(C) Pembuangan feses pada
14. Mutiara kerang dibentuk pada
tempatnya
lapisan….
(D) Memasak daging setengah
(A) Prismatic
matang
(B) Periostrakum
(E) Daging babi, sapi dan ikan harus
(C) Nakreas
dimasak dengan matang
(D) Ektoderma
(E) Di antara peristrakum dan
10. Berikut yang merupakan daur hidup prismatic
Fasciola hepatica adalah….
(A) Metaserkaria – serkaria – 15. Echinodermata yang berbentuk
sporosista – redia – mirasidium silindris tubuh tidak berduri dan
tidak memiliki lengan adalah...
(B) Mirasidium – sporosista – redia
(A) Asteroida
– serkkaria – serkaria –
(B) Holothuroidea
metaserkaria
(C) Ophiunera
(C) Mirasidium – metaserkaria –
(D) Crinoidea
serkaria –sporosista – redia
(E) Echinoid
(D) Redia – metaserkaria –
mirasidium – sporosista –
16. Ciri-ciri arthopoda antara lain:
serkaria
1) Sefalotorak, perut
(E) Serkaria – metaserkaria –
2) Kaki 4 pasang
sporosista – redia – mirasidium
3) Respirasi dengan paru-paru
buku
Ciri-ciri diatas dimiliki kelas...

120
(A) Insecta (D) Anthozoa
(B) Arachnida (E) Crustacea
(C) Myriapoda
17. Vertebrata yang tidak termasuk kelas Mamalia adalah ....
(A) paus
(B) kuda nil
(C) pesut
(D) lumba-lumba
(E) kuda laut

18. Kelompok cacing berikut ini yang berguna dalam bidang pertanian adalah….
(A) Oligochaeta
(B) Trematoda
(C) Polychaeta
(D) Turbellaria
(E) Hirudinae

121
(A) Filum porifera
19. Perhatikan ciri-ciri organisme (B) Filum annelida
vertebrta berikut: (C) Filum coelenterata
1) Fertilisasi internal (D) Filum paltyhelminthes
2) Alat gerak berupa sayap (E) Filum nemathelminathes
3) Jantung beruang empat
4) Memiliki sepasang ovarium 23. Status makhluk hidup memiliki ciri-
5) Tubuh ditutupi bulu ciri:
6) Bertelur · Memiliki tulang belakang
Ciri-ciri vertebrata yang hanya · Bersipat ovipar
dimiliki oleh Aves adalah…. · Bernapas dengan paru-paru
(A) 1 dan 2 · Rangka berupa endoskeleton
(B) 3 dan 5 · Tubuh bersisik
(C) 2 dan 3 Makhluk hidup yang memiliki ciri-
(D) 4 dan 6 ciri diatas termasuk dalam
(E) 2 dan 5 tingkat klasifikasi ….
(A) Kelas osteichthyes
20. Ciri-ciri kelas Osteichthyes (B) Kelas mammalia
adalah…. (C) Kelas reptilia
(A) bertulang sejati (keras) (D) Kelas amphibia
(B) bertulang rawan (lunak) (E) Kelas aves
(C) gigi-gigi dapat berganti secara
teratur 24. Hewan yang suhu
(D) sel telur beramnion tubuhnya tidak dipengaruhi oleh
(E) hidup di darat suhu lingkungannya disebut ....
(A) homoioterm
21. Kucing dan Anjing dimasukan (B) berdarah dingin
kedalam kelompok karnivora (C) osmoregulasi
karena…. (D) melata
(A) Memiliki kemampuan berlari (E) poikiloterm
kencang
(B) Memiliki gigi taring yang tajam 25. Seorang anak kecil sering
dan kuat menggaruk anusnya karena gatal
(C) Menyusui anak-anaknya setelah dan oleh dokter diidentifikasi
melahirkan karena ada infeksi cacing. Cacing
(D) Tubuhnya tertutup bulu warna- yang menginfeksi anak tersebut
warni adalah ....
(E) Jantungnya beruang 4 dengan (A) Ascaris lumbricoides
peredaran tertutup (B) Oxyuris vermicularis
(C) Wuchereria bancrofti
22. Filum berikut yang semua (D) Ancylostoma duodenale
anggotanya bersifat triploblastik (E) Chlonorchis sinensis
dan memiliki rongga tubuh yang
sebenarnya hádala ….

122
KIMIA

BAB 4
LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS

 PETA KONSEP

123
 RANGKUMAN MATERI

LARUTAN ELEKTROLIT, NON ELEKTROLIT DAN REDOKS


 LARUTAN
 Pengertian :
ELEKTROLIT
 DAN Larutan elektrolit: larutan yang dapat menghantar arus listrik
 ELEKTROLIT
NON Laruta non elektrolit: larutan yang tidak dapat menghantar arus listrik

Ciri-ciri :
Larutan elektrolit: lampu menyala, timbul gelembung
Laruta non elektrolit: tidak ada perubahan

Teori ion Arrhenius :


Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena mengandung
ion-ion yang dapat bergerak bebas. Contoh : NaCl  Na+ + Cl–

Senyawa Ion dan Kovalen Polar :


Senyawa ion tersusun atas ion-ion. Dalam bentuk padatan ion-ion tidak
dapat bergerak, sehingga tidak meghantar listrik, sedangkan dalam
lelehan atau larutan, ion-ionnya dapat bergerak sehingga dapat
menghantar arus listrik.
Senyawa kovalen polar dalam bentuk padatan dan lelehan tidak dapat
menghantar arus listrik. Hanya beberapa senyawa kovalen polar yang
Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah :
dapat meghantar listrik dalam larutan. Contoh: CH 3COOH dan HCl.
Elektrolit kuat : sebagian besar atau seluruh molekul terurai menjadi
ion. Contoh : NaCl, H2SO4, HCl, NaOH
Elektrolit lemah : hanya sebagian kecil molekul yang mengion. Contoh :
CH3COOH.
Derajat disosiasi () :
Jumlah zat yang mengion
= , dimana 0 << 1
Jumlah zat mula  mula

Semakin besar nilai maka larutan elektrolit tersebut terion semakin


sempurna. Larutan dengan nilai  = 1 berarti terion sempurna.

124
Pengertian :
Reaksi Redoks = Reaksi reduksi dan oksidasi
Oksidasi = reaksi yang disertai penangkapan oksigen

REAKSI REDOKS
Reduksi = reaksi yang disertai pelepasan oksigen
Oksidator = zat yang mengalami reduksi
Reduktor = zat yang mengalami oksidasi

Perkembangan Konsep Redoks:

Penangkapan – Pelepasan Oksigen :


Oksidasi = reaksi yang disertai penangkapan oksigen
Reduksi = reaksi yang disertai pelepasan oksigen
Contoh : CuO + H2 Cu + H2O (CuO tereduksi, H2 teroksidasi)

Penangkapan – Pelepasan Elektron :


Oksidasi = reaksi yang disertai pelepasan elektron
Reduksi = reaksi yang disertai penangkapan elektron
Contoh :
Oksidasi : Ca  Ca2+ + 2e–
Reduksi : S + 2e– S2–
-------------------------------------------- +
Redoks : Ca + S  Ca2+ + S2–

Naik – Turun Bilangan Oksidasi


Oksidasi = naiknya bilangan oksidasi
Reduksi = turunnya bilangan oksidasi

Konsep Bilangan Oksidasi [Biloks] :


Biloks : Besarnya muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu
senyawa.
Aturan Penghitungan biloks :
1. Biloks unsur bebas = 0
2. Biloks F = - 1
3. Biloks unsur gol IA = + 1, IIA = + 2
4. Biloks unsure dalam ion = muatan ion
5. Biloks H = + 1, kecuali senyawaannya dengan logam H = - 1
6. Biloks O = - 2, kecuali : Fe2O, O = + 2
H2O2, O = - 1
Superoksida, contoh KO2, O = - ½
7. Jumlah biloks unsur – unsur dalam senyawa = 0
8. Jumlah biloks unsur – unsur dalam ion poliatom = muatan ion

125
 CONTOH SOAL

1. Andi menguji daya hantar listrik empat larutan, didapatkan hasil sebagai berikut.

No Larutan Nyala lampu Jumlah gelembung gas


1 Larutan garam Terang Banyak
2 Minyak goreng - Tidak ada
3 Air gula - Tidak ada
4 Air kolam Tidak menyala Sedikit

Dari keempat larutan di atas yang tergolong ke dalam larutan ke dalam larutan
nonelektrolit adalah....
(A) 1 dan 2
(B) 1 dan 3
(C) 1 dan 4
(D) 2 dan 3
(E) 3 dan 4

jawab:
larutan non elektrolit memiliki ciri-ciri lampu tidak menyala dan tidak menimbulkan
gelembung, sehingga yang termasuk larutan non-olektrolit adalah minyak goreng
dan air gula ( 2 & 3 ) D

2. Hitunglah biloks dari atom S dalam senyawa H2SO4 ?


Jawab:
H2SO4 : ( 2 x b.o H) + ( b.o S) + ( 4 x b.o O) = 0
( 2 x 1) + ( b.o S) + ( 4 x (-2)) = 0
2 + S + (-8) = 0
S=8–2=6

126
 LATIHAN SOAL

1. Suatu larutan yang dapat


menghantarkan listrik disebut.... 4. Suatu zat padat dilarutkan dalam
(A) larutan jenuh air, ternyata larutan zat itu dapat
(B) larutan non-elektrolit menghantarkan arus
(C) larutan elektrolit listrik.Pernyataan yang tepat untuk
(D) arutan asam menerangkan peristiwa ini adalah....
(E) larutan basa (A) dalam air zat padat itu terurai
menjadi ionnya
2. Berikut ini yang termasuk zat (B) dalam air zat padat itu terurai
elektrolit kuat adalah …. menjadi atomnya
(A) CH3COOH (C) dalam air zat padat itu terurai
(B) H2SO4 menjadi molekulnya
(C) NH4OH (D) air menjadi mudah terionisasi
(D) CCl4 bila ada zat padat di dalamnya
(E) CH4 (E) air menjadi konduktor listrik bila
ada zat terlarut di dalamnya
3. Berikut ini data percobaan
pengujian zat dengan alat elektrolit. 5. Data hasil pengujian daya hantar
Lampu listrik beberapa larutan :
Baha Gelemb
Kondisi menyal Pengamatan
n ung gas
a Gelembun
Larutan Nyala
Larutan g
Lampu
0,001 A Tidak Ya Gas
M 1 Terang Ada
Larutan 2 Tidak Tidak
A Ya Ya
1M 3 Tidak Ada
Padat A Tidak Tidak 4 Tidak Tidak
Larutan 5 Nyala Ada
B Tidak Ya
1M
Larutan Berdasarkan data tersebut, larutan
C Tidak Tidak
1M non elektrolit adalah larutan nomor
….(Ebtanas 1997)
Dari data di atas dapat disimpulkan (A) 2 dan 4
bahwa.... (B) 1 dan 2
(A) Larutan A non elektrolit (C) 2 dan 3
(B) Larutan A I larutan elektrolit (D) 1 dan 4
lemah (E) 2 saja
(C) Larutan A 0,001 M larutan
elektrolit kuat 6. Di antara bahan berikut :
(D) Larutan B I M laritan elektrolit (1) gula
lemah (2) garam
(E) Larutan C I M larutan elektrolit (3) cuka
lemah (4) urea

127
(5) pemutih (C) reaksi yang melibatkan oksidasi
Yang larutannya dapat menghantar diikuti reduksi
(D) reaksi yang melibatkan reduksi
listrik adalah…
diikuti oksidasi
(A) 1,2 dan 3 (E) reaksi yang melibatkan proses
(B) 1,3 dan 5 reduksi
(C) 2,3 dan 5
(D) 1,4 dan 5 11. Diketahui :
(E) 2,3 dan 4 1) Sewaktu bereaksi menerima
elektron
7. Uji daya hantar listrik : 2) Mengalami oksidasi
1. nyala lampu terang 3) Mengalami penurunan bilangan
2. nyala lampu redup oksidasi
3. Iada banyak gelembung di 4) Zat pengoksidasi
elektrode 5) Mengalami kenaikan bilangan
4. ada sedikit gelembung oksidasi
dielektrode Yang termasuk ciri-ciri oksidator
Larutan elektrolit lemah adalah…
mempunyai ciri.... (A) 1, 2, 3
(A) 1 dan 2 (B) 1, 3, 4
(B) 1, 2 dan 3 (C) 2, 3, 5
(C) 1 (D) 2, 4, 5
(D) 3 (E) 3, 4, 5
(E) 2 dan 4
12. Diantara 5 senyawa nitrogen
8. Dari larutan berikut ini, yang berikut :
diharapkan menghantar listrik (1) ammonium klorida
paling baik adalah.... (2) asam nitrat
(A) larutan urea 1 M (3) dinitrogen trioksida
(B) larutan asam cuka 0,1 M (4) gas nitrogen
(C) larutan asam cuka 1 M (5) kalium nitrit
(D) larutan H2SO4 0,1 M yang mempunyai bilangan
(E) larutan H2SO4 1 M okasidasi –3, 0, dan +3 berturut-
turut adalah....
9. Pada suatu reaksi redoks (A) 1, 2, dan 3
oksidator akan.... (B) 2, 3, dan 4
(A) melepaskan elektron (C) 5, 4, dan 1
(B) teroksidasi (D) 3, 4, dan5
(C) naik bilangan oksidasinya (E) 1, 4, dan 5
(D) tereduksi
(E) tidak mengalami perubahan
bilangan oksidasi
13. Bilangan oksidasi Cr pada
10. Dari pernyataan berikut, manakah senyawa K2Cr2O7 ialah....
yang benar tentang reaksi redoks? (A) +3
(A) reaksi yang hanya melibatkan (B) +4
proses oksidasi (C) +5
(B) reaksi oksidasi dan reduksi (D) +6
yang terjadi secara bersamaan (E) +7

128
14. Bilangan oksidasi Mn tertinggi 19. Pada reaksi Cl2 + 2KOH  KCl
terdapat dalam senyawa.... + KClO + H2O. Bilangan oksidasi
(A) MnCl2 klorin berubah dari....
(B) K2MnO4 (A) -1 menjadi +1 dan 0
(C) KMnO4 (B) +1 menjadi -1 dan 0
(D) Mn2(SO4)3 (C) 0 menjadi -4 dan -2
(E) Mn(NO3)2 (D) -2 menjadi 0 dan +1
(E) 0 menjadi -1 dan +1
15. Dari reaksi-reaksi berikut yang
merupakan reaksi redoks (reduksi 20. Vanadium dengan tingkat
oksidasi) adalah.... oksidasi +4 terdapat pada
(A) MnCO 3  MnO  CO 2 senyawa....
(B) Cl 2 2KCl I 2 (A) NH4VO2
(C) BaCl 2  H 2 SO 4  BaSO 4  2HCl (B) K4V(CN)6
(C) VSO4
(D) SO 2  K 2 O  K 2 SO 3
(D) VOSO4
(E) ZnO  2KOH   K 2 ZnO 2    (E) VCl3

16. Pada reaksi : 21. Pada reaksi


Cr2 O 72  -
 H  l  Cr 3
 H2 O  l 2 MnO2 + 2H2SO4 + 2NaI  MnSO4
1 atom Cr mengalami perubahan + Na2SO4 + 2H2O + I2
bilangan oksidasi sebesar.... yang berperan sebagai oksidator
(A) 2 adalah....
(B) 3 (A) NaI
(C) 6 (B) H2SO4
(D) 7 (C) Mn4+
(E) 12 (D) I-
(E) MnO2
17. HgCl 2  SnCl 2  Hg  SnCl 4
pernyataan yang benar untuk 22. Diantara reaksi – reaksi berikut,
reaksi di atas adalah... yang merupakan reaksi redoks
(A) bilangan oksidasi Hg tidak adalah....
berubah (1) Zn (s) + Sn2+ (aq)  Zn2+ (aq) +
(B) bilangan oksidasi Sn turun Sn (s)
(C) HgCl2 merupakan peruduksi (2) 2CrO42- (aq) + 2H+ (aq) 
(D) SnCl2 merupakan pengoksidasi Cr2O72- (aq) + H2O (l)
(E) Hg menerima elektron (3) Mg (s) + 2H+ (aq)  Mg2+ (aq) +
H2 (g)
18. Pada reaksi : (4) Ca(OH)2 (aq) + CO2 (s) 
CaCO3 (s) + H2O (l)
MnO-4  H   Fe 2  Mn 2  H 2 O  Fe 3
zat yang direduksi adalah....
(A) MnO -4 23. Reaksi dibawah ini yang
(B) H+ merupakan reaksi redoks adalah....
(C) Fe2+ (A) Zn (s) + CuSO4 (aq)  ZnSO4
(D) Mn2+ (aq) + Cu (s)
(E) H2O (B) Pb(NO3) (aq) + 2KI (aq)  PbI2
(g) + KNO3 (aq)
(C) 2H2 (g) + O2 (g)  2H2O (g)

129
(D) Ag+ (aq) + 2NH3 (aq)  (A) +2 ke 0
Ag(NH3)2- (aq) (B) +2 ke +1
(C) +3 ke +1
24. Asam klorida yang bersifat (D) +3 ke +2
pereduksi terdapat pada reaksi.... (E) +4 ke 0
(A) MnO2 + 4HCl  MnCl2 + 2H2O +
Cl2
(B) Pb3O4 + 8HCl  3PbCl2 + 4H2O
+ Cl2
(C) K2Cr2O7 + 14HCl  2KCl +
2CrCl3 + 7H2O + 3Cl2
(D) SnCl2 + 2HCl + 2HNO3 SnCl4
+ 2H2O + 2NO2

25. Pada reaksi 2CO + 2NO 


2CO2 + N2 bilangan oksidasi N
berubah dari....

130
STOIKIOMETRI

 PETA KONSEP
Stoikiometri

Rumus empiris adalah rumus yang


Zat padat yang mengikat beberapa molekul air
menyatakan perbandingan terkecil
sebagai bagian dari struktur kristalnya.
atom–atom dari unsur–unsur yang
Hidrat atau Air Kristal
CuSO4.5H2O menyusun senyawa
Tembaga (II) sulfat pentahidrat

Mol zat A : mol zat B : mol zat C


Rumus Empiris dan Mr Rumus Molekul = (Mr Rumus empiris)n
Rumus Molekul = (Rumus empiris)n
Rumus Molekul

Rumus molekul adalah rumus yang


menyatakan jumlah atom–atom dari
unsur yang menyusun satu molekul
senyawa

massa Volume jumlah partikel


n= = =
MOl Ar atau Mr 22,4 6,02 x 1023

Massa atom
relatif (Ar) n.R.T
Konsep
V=
Hal2 penting Mol P
Persamaan
reaksi
Perb. Koefisien = Perb. volume gas = Perb. molekul

Koefisien
STOIKIOMETRI Massa rata-rata 1 molekul X
Mr X =
1
massa 1 atom C–12
Massa Molekul 12
Massa Atom Relatif Relatif
Mr AxBy = x . Ar A + y . Ar B
Massa rata-rata 1 atom unsur X
Ar Unsur X =
1
massa 1 atom C–12 p x Ar A
12 %A dalam Ap Bq = 𝑥 100%
Mr Ap Bq
p x Ar A
Kadar (%) Unsur massa A dalam Ap Bq = 𝑥 massa Ap Bq
Mr Ap Bq
Dalam Senyawa

Pereaksi Pembatas Pereaksi yang habis lebih dahulu

massa zat
Bpj = x 106
massa campuran
volume zat
Bpj = x 106 1% = 104 bpj (ppm)
volume campuran

Kadar Zat dalam jumlah volume zat dalam campuran


% volume zat = x 100%
Campuran jumlah volume campuran

% massa zat =
jumlah massa zat dalam campuran
x 100%
jumlah massa campuran

130
 RANGKUMAN MATERI

STOIKIOMETRI
 Konsep Mol
: 6,02 x 1023 xAr atau Mr
JUMLAH PARTIKEL MOL MASSA
x 6,02 x 1023 : Ar atau Mr

x22,4 : 22,4

VOLUME GAS STP

massa Volume jumlah partikel


n= = =
Ar atau Mr 22,4 6,02 x 1023

 Mencari volume (bukan STP)

n.R.T
P . V = n . R . T atau V =
P

Dimana :
P = Tekanan gas (Atm)
V = Volume gas (L)
n = Jumlah mol gas
R = Tetapan yang berharga 0,08205 L.atm/mol.K
T = Suhu mutlak (K)

 Penerapan Mol Dalam Persamaan Reaksi


Suatu reaksi kimia harus memenuhi hukum kekekalan massa dari Lavoiser.
Hal ini menyebabkan dalam persamaan reaksi kimia yang telah disetarakan
berlaku :
Perbandingan Koefisien reaksi = Perbandingan Mol
Karena :  mol ~  volume gas ~  molekul
Maka :
Perb. Koefisien = Perb. volume gas = Perb.  molekul

 Massa Atom Relatif


Massa rata-rata 1 atom unsur X
Ar Unsur X =
1
12 massa 1 atom C–12
Massa rata-rata 1 atom unsur X
Ar unsur X =
1 sma

 Massa Molekul Relatif


Massa rata-rata 1 molekul X
Mr X =
1
12 massa 1 atom C–12
Mr AxBy = x . Ar A + y . Ar B

131
 Rumus Empiris dan Rumus Molekul
 Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil
atom–atom dari unsur–unsur yang menyusun senyawa.
 Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom–atom dari
unsur yang menyusun satu molekul senyawa.
Contoh :
Senyawa Rumusmolekul Rumusempiris
Air H2O H2O
Glukosa C6H12O6 CH2O
Benzena C6H6 CH
Asetilena C2H2 CH
Amonia NH3 NH3
 Mencari rumus kimia menggunakan rumus empiris dan Mr
Mol zat A : mol zat B : mol zat C
Mr Rumus Molekul = (Mr Rumus empiris)n
Rumus Molekul = (Rumus empiris)n
 Bagan penyelesaian soal yang berhubungan dengan rumus molekul dan
rumus molekul
% massa atau massa unsur penyusun senyawa

Dibagi Ar masing-masing unsur

Perbandingan Mol unsur penyusun

Rumus Empiris

Diketahui Mr senyawa

Rumus Molekul

 Kadar (%) Unsur Dalam Senyawa


Untuk senyawa ApBq
Perbandingan massa A : B dalam ApBq = p x Ar A : q x Ar B
p x Ar A
%A dalam Ap Bq = 𝑥 100%
Mr Ap Bq
p x Ar A
massa A dalam Ap Bq = 𝑥 massa Ap Bq
Mr Ap Bq

 Kadar Zat dalam Campuran


1) Persen berat (% massa) = jumlah gram zat terdapat dalam 100 gram
massa campuran
jumlah massa zat dalam campuran
% massa zat = x 100%
jumlah massa campuran
2) Persen volume (% volume) = jumlah volume zat terdapat dalam 100 ml
volume
jumlah volume zat dalam campuran
% volume zat = x 100%
jumlah volume campuran

132
3) Kadar zat penyusun campuran yang jumlahnya sangat kecil dinyatakan
dalam satuan bpj (bagian perjuta) atau ppm (bagian per million)
massa zat
Bpj = x 106
massa campuran
volume zat
Bpj = x 106
volume campuran
1% = 104 bpj (ppm)

 Pereaksi Pembatas
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis lebih dahulu. Apabila zat–
zat yang direaksikan tidak ekuivalen, maka salah satu pereaksi akan habis
lebih dahulu sedangkan pereaksi yang lain bersisa. Jumlah hasil reaksi
bergantung pada jumlah pereaksi yang habis lebih dahulu

 Hidrat atau Air Kristal


 Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai
bagian dari struktur kristalnya. Contoh senyawa hidrat antara lain :
1. Terusi, CuSO4.5H2O : Tembaga (II) sulfat
pentahidrat
2. Gips, CaSO4.2H2O : Kalsium sulfat dihidrat
3. Garam Inggris, MgSO4.7H2O : Magnesium sulfat heptahidrat
4. Soda hablur, Na2CO3.10H2O : Natrium karbonat dekahidrat

 Jika suatu hidrat dipanaskan sebagian atau seluruh air kristalnya dapat
lepas (menguap).Contoh :
CuSO4.5H2O(s) CuSO4(s) + 5H2O(g)
Tembaga (II) sulfat anhidrat
CaSO4.2H2O(s) CaSO4.½H2O(s) + 1½ H2O(g)
Gips Gips bakar
 Jika suatu hidrat dilarutkan dalam air, maka air kristalnya lepas.
Contoh : CuSO4.5H2O(s) CuSO4(aq) + 5H2O(l)

 Molaritas
𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑟 1000
M = 𝑣 (𝐿) = 𝑀𝑟 x 𝑚𝐿
 Pengenceran
M1V1 = M2V2
 Molalitas
𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑟 1000
m = 𝑘𝑔 (𝑃) = 𝑀𝑟 x 𝑔𝑟 (𝑃)
 Fraksi Mol
𝑛𝑝
Xp = 𝑛 + 𝑛
𝑝 𝑡
𝑛𝑡
Xt = 𝑛
𝑝 + 𝑛𝑡
Xp + Xt = 1

133
 CONTOH SOAL

1. Sebanyak 5,4 gram logamaluminium (Ar = 27)


direaksikandenganasamkloridaencerberlebih, sesuaireaksi :
2 Al(s) + 6 HCl(aq)  2 AlCl3(aq) + 3 H2 (g)
Jawab : Dari persamaanreaksidapatdinyatakan,
2 mol Al  2 mol AlCl3 (aq)  3 mol H2
5,4 gram Al = 5,4 = 0,2 mol
27
Jadi : - AlCl3 yang terbentuk = 0,2 x Mr AlCl3
= 0,2 x 133,5
= 26,7 gram
-Volume gas H2 yang dihasilkan (00C, 1 atm) = 3 x 0,2 x 22,4 = 6,72
2
liter

2. Suatubijihbesimengandung 80% Fe2O3 (Ar : Fe = 56 , O = 16).


Oksidainidireduksidengan gas CO menghasilkanbesi. Berapakahmassabijihbesi
yang diperlukanuntukmembuat 224 ton besi ?
Jawab : 1 mol Fe2O3mengandung 2 mol Fe
Maka : Massa Fe2O3 = Mr Fe O x massa Fe = 160 x 224  320 t on
2 3

2 Ar Fe 112

Jadibijihbesi yang diperlukan = 100


x 320 t on  400 t on
80

3. Untuk menentukan air Kristal tembaga sulfat sejumlah 24,95 gram garam tersebut
dipanaskan sampai semua air kristalnya menguap. Setelah pemanasan massa
garam tersebut menjadi 15,95 gram. Berapa banyak kristal yang terkandungdalam
garam tersebut ?

Jawab : misalnyarumusgaramnyaadalah CuSO4. x H2O

CuSO4. x H2O  CuSO4 + x H2O

24,95
24,95 gram CuSO4. x H2O = mol
159,5  18x
15,95
15,95 gram CuSO4 = = 0,1 mol
159,5
Menurutpersamaanreaksi
mol CuSO4. x H2O = mol CuSO4
24,95
= 0,1  x = 5
159,5  18x
jadi rumus garamnya adalah CuSO4. 5 H2O

134
 LATIHAN SOAL

1. Jika diketahui L = 6 x 1023 6. Sebanyak 12,3 liter suatu gas pada


partikel/mol, jumlah 5,4 x 1023 atom suhu 270C dan tekanan 1 atom
besi setara dengan... memiliki massa 22 gram. Massa
(A) 0,06 mol molekul relatif gas tersebut adalah
(B) 0,09 mol ……
(C) 0,6 mol (A) 11
(D) 0,9 mol (B) 22
(E) 9 mol (C) 25
(D) 44
2. Jumlah atom H yang terdapat (E) 46
dalam 16 gram hidrozin N2H4
adalah … (Ar, H=1; N=14) 7. Sebanyak 5,4 gram logam
(A) 16 aluminium direaksikan dengan
(B) 64 larutan asam klorida menurut
(C) 3,01 x 1023 reaksi :
(D) 1,204 x 1024 Al (g) + HCl (aq)  AlCl3 (aq) + H2 (g)
(E) 1,204 x 1023 ( belum setara ).
Volume gas hidrogen yang
3. Dalam 11,2 gram besi ( Ar Fe = 56 dihasilkan pada keadaan standar
) terkandung atom besi sebanyak sebanyak …
… (A) 0,56 liter
(A) 3,01 x 1022 atom (B) 0,672 liter
(B) 6,02 x 1022 atom (C) 2,24 liter
(C) 1,204 x 1023 atom (D) 6,72 liter
(D) 1,204 x 1024 atom (E) 48 liter
(E) 9,03 x 1024 atom
8. 4,8 gram logam X direaksikan
4. Diantara senyawa berikut yang dengan laruitan asam sulfat
kadar nitrogennya terbesar adalah menurut reaksi :
… (Ar, P=31; S = 32; H = 1; C = 12; X(g) + H2 SO4(aq) XSO4(aq) + H2(g)
N = 14; O = 16) Bila pada STP dihasilkan 4,48 liter
(A) NH3 gas hidrogen , massa relatif X
(B) CO(NH2)2 adalah …
(C) N2H4 (A) 12
(D) (NH4)3PO4 (B) 24
(E) (NH4)2SO4 (C) 26
(D) 36
5. Kadar Fe2O3 dalam suatu bijih besi (E) 48
adalah 80 %. Banyaknya besi yang
terdapat dalam 1 ton bijih besi 9. Suatu senyawa mempunyai rumus
tersebut adalah … (Ar, O = 16; Fe empiris CH2O dan massa molekul
= 56) relatif 60. Jika diketahui massa
(A) 800 kg atom relatif H = 1, C = 12, dan O =
(B) 280 kg 16 maka rumus molekul senyawa
(C) 112 kg itu adalah …
(D) 560 kg (A) HCHO
(E) 56 kg (B) CH3COOH
(C) CH3CH2O

135
(D) C2H6O2 mol per mol PbSO4 maka nilai x
(E) CH3CH2OH adalah ...
(A) 1
10. Sebanyak 13 gram logam sengaja (B) 2
dilarutkan dalam larutan yang (C) 3
mengandung 9,8 gram H2SO4 (D) 4
menurut reaksi : (E) 5
Zn(s)+ H2SO4aq) ZnSO4(aq) + H2(g)
Pernyataan berikut benar, kecuali 14. 8,6 gram gips jika dipanaskan
….. menghasilkan sisa kalsium sulfat
(Zn + 65,5, H = 1, S = 32, O = 16 ) seberat 6,8 gram, menurut reaksi :
(A) logam Zn tersisa 6,5 gram CaSO4xH2O  CaSO4 + xH2O.
(B) H2SO4 sebagai pereaksi batas Maka harga x adalah ...
(C) Terbentuk ZnSO4 0,1 mol (A) 0
(D) Gas hidrogen yang terbentuk (B) 1
pada STP sebanyak 2,24 liter. (C) 2
(E) kedua pereaksi habis bereaksi (D) 5
(E) 6

11. 10 gram asam sulfida direaksikan 15. Ar Ca=40 dan massa 1 atom isotop
dengan 10 gram gas klor C-12 = 1,992384 x 10-23 gram.
membentuk gas hidrogen klorida Maka 1 atom Ca adalah ... gram
dan padatan sulfur dengan (A) 40
persamaan reaksi : (B) 9,56 x 10-21
H2S + Cl2 2HCl + S (C) 7,96 x 10-22
Volume gas HCl yang dihasilkan (D) 6,63 x 10-23
(STP) adalah ... (Ar H=1, S=32, (E) 4,97 x 10-25
Cl=35,5)
(A) 5,11 L 16. Diketahui massa atom relatif (Ar) C
(B) 6,272 L = 12 dan O = 16, maka massa 0,2
(C) 10,22 L mol CO2 adalah...
(D) 10,585 L (A) 4,4 gram
(E) 21,17 L (B) 8,8 gram
(C) 8,8 sma
12. Satu mol logam L bereaksi dengan (D) 220 sma
asam sulfat menghasilkan 11,2 liter (E) 220 gram
gas hidrogen (STP). Rumus garam
yang terbentuk ialah ... 17. Pada duhu dan tekanan tertentu
(A) LSO4 volume 11 gram CO2 adalah 6 L.
(B) L(SO4)2 Pada suhu dan tekanan yang
(C) L2(SO4)3 sama, massa dari 12 L belerang
(D) L2SO4 trioksida adalah...(Ar C=12, O=16,
(E) L2(SO4)5 S = 32)
(A) 12 gram
13. Suatu cuplikan senyawa (B) 22 gram
PbCO3xPb(OH)2 yang direaksikan (C) 40 gram
dengan asam sulfat berlebih (D) 80 gram
menghasilkan PbSO4, H2O dan (E) 160 gram
CO2. Jika CO2 yang dihasilkan 0,5

136
18. Jika suatu oksida nitrogen adalah... (Ar H = 1, O = 16, S = 32,
mengandung nitrogen sebanyak Cu = 63,5
36,84 % massa (Ar N=14, O=16), (A) 1
rumus empiris senyawa itu (B) 2
adalah... (C) 5
(A) NO (D) 7
(B) NO2 (E) 10
(C) N2O
(D) N2O3 23. Massa nitrogen yang terdapat
(E) N2O5 dalam 200 gram amonium sulfat,
(NH4)2SO4 adalah...
19. Suatu senyawa terdiri dari 75% C (A) 21,21 gram
dan sisanya hidrogen. Jika (B) 42,42 gram
diketahui massa atom relatif H = 1 (C) 49,12 gram
dan C = 12, maka rumus empiris (D) 714,29 gram
senyawa itu adalah... (E) 942,86 gram
(A) CH
(B) CH2 24. Sebanyak 32 gram kalsium karbida
(C) CH3 (CaC2) dilarutkan dalam air
(D) CH4 menghasilkan gas asetilen menurut
(E) C2H3 reaksi:
CaC2(s) + H2O(l) Ca(OH)2
20. Kadar karbon dalam senyawa +C2H2(g) (belum setara)
hidrokarbon adalah 90%. J ika Volume gas asetilena yang
diketahui Ar H = 1, C = 12, dan Mr terbentuk diukur pada 0C, 1 atm
senyawa adalah 40. Rumus adalah...
molekul senyawa tersebut adalah... (A) 11,2 L
(A) CH3 (B) 22,4 L
(B) CH4 (C) 44,8 L
(C) C2H3 (D) 112 L
(D) C3H4 (E) 224 L
(E) C2H5
25. Kalsium klorida (CaCl2) digunakan
21. Jika 38 gram garam MgSO4.xH2O sebagai zat anti beku (antifreeze).
dipanaskan, dihasilkan 20 gram Pada pembuatan CaCl2 dengan
garam anhidrat. JIka diketahui Mr cara memanaskan 12 gram logam
MgSO4 = 120, dan Mr H2O=18, nilai Ca dan 7,1 gram Cl2, logam Ca
x adalah... yang tersisa sejumlah...
(A) 2 (A) 4 gram
(B) 3 (B) 6 gram
(C) 4 (C) 7 gram
(D) 5 (D) 8 gram
(E) 6 (E) 10 gram

22. Jika hidrat tembaga (II) sulfat


dipanaskan terbentuk tembaga (II)
sulfat anhidrat dan massanya
berkurang 36%. Nilai x dalam
rumus tembaga (II) sulfat hidrat

137
HUKUM DASAR KIMIA

 PETA KONSEP

Hukum-Hukum Dasar Ilmu Kimia

“Perbandingan massa
unsur-unsur dalam
senyawa selalu tetap”
“Dalam setiap reaksi kimia,
jumlah massa zat-zat sebelum Hukum Proust (Hukum
dan sesudah reaksi adalah Perbandingan Tetap)
sama”
Joseph Louis Proust
(1754–1826)
Hukum Lavoisier (Hukum
Kekekalan Massa)
Antonie Laurent Lavoiser “Jika diukur pada tekanan dan suhu
(1743-1794) yang sama, volum gas yang bereaksi
dan volum gas hasil reaksi merupakan
perbandingan bilangan bulat dan
sederhana”
“Hasil kali tekanan dan volume
dibagi suhu mutlak pada suatu gas Hukum Perbandingan Volume
selalu tetap” (Hk. Gay–Lussac)
V1 koef1
Hukum Boyle–Gay =
V2 koef2
Lussac
P1 .V1 P2 .V2
=
T1 T2

HUKUM DASAR
KIMIA
“Jika ada dua buah unsur dapat membentuk lebih
“Pada suhu tetap hasil kali tekanan dari satu macam senyawa, maka massa salah satu
unsur yang bersenyawa dengan unsur satunya lagi
dan volume suatu gas selalu tetap”
yang sama beratnya akan berbanding sebagai
bilangan yang bulat dan sederhana”

Hukum Kelipatan
Hukum Boyle
Perbandingan
(Hukum Dalton)
P1 V 1 = P2 V2

John Dalton (Inggris)


“Pada suhu dan tekanan
yang sama, volum suatu gas
sebanding dengan jumlah
mol gas yang terdapat di
dalamnya”

Hukum Avogadro
V1 n1
= pada P dan T yang sama
V2 n2

137
 RANGKUMAN MATERI

 Hukum Lavoisier (hukum Kekekalan Massa)


Antonie Laurent Lavoiser (1743-1794) merumuskan Hukum Kekekalan
Massa yang berbunyi :
“Dalam setiap reaksi kimia, jumlah massa zat-zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama”
Contoh :
Sebanyak 0,455 sampel magnesium dibakar dalam 2,315 g gas oksigen
untuk menghasilkan magnesium oksida. Setelah reaksi terjadi, diperoleh
massa oksigen yang tidak bereaksi sebanyak 2,015g. Berapakah massa
magnesium oksida yang terbentuk?
Penyelesaian :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
0,455 g Mg + 2,315 g O2 = x g MgO + 2,015 O2 (sisa)
X g MgO = 2,770 – 2,015 g = 0,755 g

 Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)


Joseph Louis Proust (1754–1826) menemukan Hukum Perbandingan Tetap
yang berbunyi :
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa selalu tetap”
Contoh :
Perbandingan massa unsur H dan O dalam senyawa air = 1 : 8
Perbandingan massa unsur Fe dan S dalam senyawa besi belerang = 7 : 4
Perbandingan massa unsur C dan O dalam senyawa gas asam arang = 3 :
8
Perbandingan massa unsur H, S dan O dalam senyawa asam sulfat = 1 :
16 : 32
Dari hukum Proust dapat diturunkan rumusan yang praktis :
Massa suatu unsur dalam senyawa =
jumlah atom unsur xAr unsur x massa senyawa
Mr senyawa
Banyaknya zat
% zat dalam campuran = 𝑥 100%
Banyaknya campuran

 Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)


John Dalton (Inggris) melakukan eksperimen dan merumuskan :
“Jika ada dua buah unsur dapat membentuk lebih dari satu macam
senyawa, maka massa salah satu unsur yang bersenyawa dengan unsur
satunya lagi yang sama beratnya akan berbanding sebagai bilangan yang
bulat dan sederhana”
Contoh :
No. Senyawa Massa H Massa O Perbandingan
(gram) (gram) Massa O
1. H2O 12 16 O1 : O2 = 1 : 2
2. H2O2 12 32

138
 Hukum Perbandingan Volume (Hk. Gay–Lussac)
“Jika diukur pada tekanan dan suhu yang sama, volum gas yang bereaksi
dan volum gas hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana”
V1 koef1
=
V2 koef2

 Hukum Avogadro
“Pada suhu dan tekanan yang sama, volum suatu gas sebanding dengan
jumlah mol gas yang terdapat di dalamnya”
V1 n1
= pada P dan T yang sama
V2 n2

 Hukum Boyle
“Pada suhu tetap hasil kali tekanan dan volume suatu gas selalu tetap”
P1 V1 = P 2 V 2

 Hukum Boyle–Gay Lussac


“Hasil kali tekanan dan volume dibagi suhu mutlak pada suatu gas selalu
tetap”
P1 .V1 P2 .V2
=
T1 T2
 Contoh Soal
Sebanyak 0,455 gr sampel magnesium, dibakar dalam 2,315 gr gas oksigen
untuk menghasilkan magnesium oksida. Setelah reaksi terjadi, diperoleh
massa oksigen yang tidak bereaksi sebanyak 2,15 gr. Berapakah massa
magnesium oksida yang terbentuk ?
Jawab:
Massa sebelum = massa sesudah reaksi
(0,455 + 2,315 ) gram = (massa magnesium oksida + 2,15 ) gram
Massa magnesium oksida = (2,77 – 2,15) gram = 0,62 gram

Pembakaran gas etana menurut persamaan reaksi sbb :

C2H6 + O2 CO2 + H2O


Volume gas CO2 yang terbentuk pada pembakaran 3 L gas etana adalah ….?
Jawab:
Setarakan terlebih dahulu
2 C2H6 + 7 O2 4 CO2 + 6 H2O
Perbandingan koef = perbandingan volume
Volume CO2 : Volume C2H6 = 4 : 2
4
Volume CO2 = 2 x 3 L = 6 L

139
 LATIHAN SOAL

1. Pertanyaan yang paling tepat (C) 7 : 4


untuk menjelaskan Hukum (D) 4 : 7
Kekekalan Massa adalah … (E) 2 : 5
(A) Jumlah atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama 4. Direaksikan 9 gram magnesium
(B) Jumlah molekul sebelum dan dengan 4 gram oksigen
sesudah reaksi selalu sama menghasilkan magnesium
(C) Jumlah massa zat sebelum oksida. Apabila perbandingan
dan sesudah reaksi selalu massa Mg : O = 3 : 2, maka …
sama (A) magnesium oksida yang
(D) Volum sebelum dan sesudah terjadi 13 gram
reaksi selalu sama (B) terdapat sisa magnesium 3
(E) Jumlah koefisien sebelum gram
dan sesudah reaksi selalu (C) massa magnesium oksida
sama yang terjadi 5 gram
(D) masih tersisa 3 gram oksigen
2. Sebanyak 24 gram magnesium (E) terdapat sisa 3 gram
(Mg) dibakar dalam oksigen magnesium dan 2 gram
berlebihan. Terbentuk 40 gram oksigen
magnesium oksida (MgO).
Persamaan reaksinya sebagai 5. 10 gram iodium direaksikan
berikut: dengan 10 gram gas hidrogen
Mg(s) + O2(g) MgO(s) ternyata setelah reaksi didapat
Massa oksigen yang terpakai 2,5 gram gas hidrogen iodida.
dalam reaksi itu adalah … Massa yang tidak bereaksi adalah
(A) 8 gram …
(B) 16 gram (A) ( 10 – 2,5 ) gram
(C) 24 gram (B) ( 10 – 2,5 ) – 10 gram
(D) 40 gram (C) ( 10 + 10 ) + 2,5 gram
(E) 64 gram (D) ( 10 + 2,5 ) – 10 gram
(E) ( 10 + 10 ) – 2,5 gram
3. Diperoleh data sebagai berikut :
N Mas Mass Massa Massa 6. Jika 10 L gas nitrogen
o sa a besi pereak direaksikan dengan gas hidrogen
Besi Sulfur (II) sisisa menghasilkan gas amonia
Sulfida menurut reaksi:
1 7g 5g 11 g 1 g N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
sulfur Pada suhu dan tekanan yang
2 21 g 12 g 33 g - sama, gas NH3 yang dihasilkan
3 7g 5g 11 g 1 g bervolume ...
sulfur (A) 10 L
4 21 g 13 g 33 g 1 g (B) 20 L
besi (C) 27 L
Perbandingan massa besi (D) 30 L
dengan sulfur untuk membentuk (E) 40 L
besi (II) sulfida adalah…
(A) 33 : 11 7. Pada suhu dan tekanan yang
(B) 21 : 7 sama, 2 L gas nitrogen bereaksi

140
dengan 3 L gas oksigen bervolume sama mengandung
membentuk 2 L gas NxOy. Rumus jumlah molekul yang sama pula.
NxOy adalah... Pernyataan ini dikemukakan
(A) NO oleh...
(B) N2O3 (A) Gay Lussac
(C) NO2 (B) Lavoisier
(D) N2O (C) Avogadro
(E) N3O2 (D) Proust
(E) John Dalton
8. pada suhu dan tekanan tertentu
massa 5 liter gas CO2 adalah 11 12. Ozon dapat dibuat secara
gram maka pada suhu dan laboratorium dengan memberi
tekanan yang sama massa 2 liter loncatan bunga api listrik pada
gas O2 adalah ... (Ar C=12, O=16) oksigen sehingga berubah
(A) 1,6 gram menjadi ozon. Pada suatu
(B) 3,2 gram percobaan, 60 L gas oksigen
(C) 16 gram dimasukkan ke dalam alat
(D) 32 gram pengubah oksigen menjadi ozon.
(E) 64 gram Ternyata hanya 10% gas O2
berubah menjadi ozon(O3) sesuai
9. pada suhu dan tekanan tertentu dengan reaksi: 3O2 2O3. Jika
massa 5 liter gas CO2 adalah 11 semua gas diukur pada suhu dan
gram maka pada suhu dan tekanan yang sama, berapakah
tekanan yang sama massa 2 liter volume ozon yang dapat
gas O2 adalah ... (Ar C=12, O=16) dihasilkan sebesar ...
(A) 1,6 gram (A) 2L
(B) 3,2 gram (B) 3 L
(C) 16 gram (C) 4 L
(D) 32 gram (D) 6 L
(E) 64 gram (E) 9 L

13. Pada pembakaran 2 mol C2H6


10. Diketahui 10 L campuran CH4(g) menurut reaksi C2H6 + O2 CO2
dan C3H8(g) tepat habis dibakar + H2O diperlukan oksigen
dengan 38 L gas oksigen sebanyak …
menghasilkan CO2(g) dan (A) 2 mol
sejumlah uap air. Jika (B) 4 mol
pengukuran dilakukan pada suhu (C) 7 mol
dan tekanan yang sama, CH4(g) (D) 10 mol
dan C3H8(g) masing-masing (E) 14 mol
bervolume...
(A) 5 L dan 5 L 14. Pada pembakaran sempurna gas
(B) 4 L dan 6 L etana (C2H2) menurut reaksi :
(C) 6 L dan 4 L C2H2(g) + O2 (g)CO2 (g) +
(D) 2 L dan 8 L H2O (l)
(E) 2,5 L dan 7,5 L Perbandingan volume gas-gas
pereaksi dan hasil reaksi adalah

11. Jika diukur pada suhu dan (A) 2 : 5 : 4 : 2
tekanan yang sama, gas (B) 2 : 5 : 3 : 3
141
(C) 1 : 1 : 1 : 1 volume gas CH4 dan gas C3H8
(D) 2 : 4 : 5 : 2 masing-masing adalah …
(E) 1 : 3 : 4 : 5 (A) 5 liter dan 5 liter
(B) 4 liter dan 6 liter
15. Reaksi antara gas belerang dan (C) 3 liter dan 7 liter
gas oksigen akan menghasilkan (D) 7 liter dan 3 liter
gas belerang trioksida menurut (E) 6 liter dan 4 liter
persamaan reaksi : SO2(g) + O2
(g) SO3 (g) (belum setara), jika 19. Perbandingan massa hidrogen
gas SO2 yang disediakan 10 liter, dan oksigen dalam air adalah 1 :
maka gas O2 yang diperlukan 8. Data berikut benar tentang
adalah… reaksi pembentukan air, kecuali
(A) 5 liter …
(B) 10 liter
(C) 15 liter Mass Mass Mas Massa
(D) 20 liter a a sa perea
(E) 25 liter hidrog oksig air ksi
en en yang sisa
16. Empat liter gas pentana bereaksi yang yang terb
dengan 16 liter gas oksigen direak direa entu
dengan persamaan reaksi : sikan ksika k
C5H12(g) + O2 (g)  CO2 (g) + (gr) n (gr) (gr)
H2O (l) (belum setara), setelah 1 gr
reaksi selesai terdapat … (A) 2 8 9 hidrog
(A) 3 liter gas CO2 en
(B) 5 liter gas O2 sisa (B) 2 16 18 –
(C) 2 liter gas CO2 (C) 4 32 36 –
(D) 4 liter H2O 4 gr
(E) 2 liter gas C5H12 (D) 8 68 72 oksige
n
17. Pada temperatur 250C dan 2 gr
tekanan 1 atm diketahui kadar (E) 3 24 26 oksige
oksigen dalam udara sebesar n
20%. Volume gas karbondioksida
yang terjadi pada pembakaran 20. Bila dua macam unsur dapat
arang C dengan 100 liter udara membentuk lebih dari satu
adalah … macam senyawa maka unsur –
(A) 5 liter unsur pertama yang bersenyawa
(B) 10 liter dengan massa yang sama dari
(C) 15 liter unsur kedua adalah berbanding
(D) 20 liter sebagai bilangan mudah dan
(E) 100 liter bulat. Hal ini dikemukakan oleh …
(A) Lavoisier
18. Campuran gas CH4 dan C3H8 (B) Proust
yang volume 10 liter dibakar (C) Avogadro
sempurna dengan gas O2. Jika (D) Dalton
diukur pada suhu dan tekanan (E) Gay lussac
yang sama, ternyata dihasilkan
gas CO2 sebanyak 24 liter. Maka 21. Pada reaksi pembuatan amonia
menurut reaksi : N 2 (g) + H 2 (g) 
142
NH3. Perbandingan volume N2,
H2, NH3 pada P dan T sama 24. Data percobaan dari
adalah … pembentukan senyawa besi
(A) 1 : 1 : 2 melerang.
(B) 1 : 2 : 1
(C) 1 : 2 : 3 Massa Massa Massa Fe Massa
(D) 1 : 3 : 2 Fe S S sisa
(E) 2 : 1 : 3 1,4 g 0,8 g 2,2 g -
3,0 g 1,6 g 4,4 g 0,2 g Fe
22. Diketahui udara terdiri dari 20% 4,2 g 3,0 g 6,6 g 0,6 g S
oksigen. Volum udara (T, P) yang 5,6 g 3,2 g 8,8 g -
diperlukan untuk membakar Berdasarkan data di atas jika 1,8
sempurna 5 liter (T, P) metana g Fe direaksikan dengan 0,8 g S,
(CH4) adalah ... maka massa besi belerang yang
(A) 2,5 L terbentuk adalah …
(B) 5 L (A) 2,2 g
(C) 10 L (B) 2,6 g
(D) 12,5 L (C) 4,4 g
(E) 50 L (D) 5,6 g
(E) 6,6 g
23. Diketahui reaksi :
2 SO2(gas) + O2(gas)  2 25. Unsur A dan B membentuk 2
SO3(gas) macam senyawa. Senyawa I
Jika pada suhu dan tekanan yang mengandung 25% unsur A dn
sama telah direaksikan 8 liter gas senyawa II mengandung 20%
SO2 dengan 10 liter gas O2 ; maka unsur A. Perbandingan massa
setelah reaksi gas-gas yang ada unsur B pada massa A tetap
ialah … adalah....
(A) 8 liter SO2 dan 8 liter O2 (A) 1 : 2
(B) 8 liter SO2 dan 4 liter O2 (B) 2 : 3
(C) 6 liter O2 dan 8 liter SO3 (C) 3 : 4
(D) 2 liter O2 (D) 4 : 3
(E) 10 liter SO3 (E) 2 : 3

143

Anda mungkin juga menyukai