Jika himpunan tak kosong A dan B dihubungkan, maka terjadi hubungan (Relasi). Relasi merupakan
hubungan antara dua himpunan dengan himpunan yang lainnya.
Relasi yang menghubungkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B disebut Fungsi (Pemetaan)
dari A ke B. Suatu relasi merupakan fungsi atau bukan cukup dilihat dari daerah asalnya.
Jika f adalah fungsi dari A ke B dituliskan : f : A B yang artinya f memetakan A ke B.
x y = f(x)
*
*
*
A B
1 1 1 a a 1
2 4 2 b b 2
3 9 3 c c 3
4 16 4 d d 4
A B C D P Q
Gambar (1) Gambar (2) Gambar (3)
1 w
2 x
3 y
4 z
Gambar (4)
Penyelesaian :
Gambar (1) adalah Relasi dan Fungsi karena semua anggota Domain memiliki pasangan tepat pada
satu anggota Kodomain
Gambar (2) adalah Relasi namun BUKAN Fungsi karena salah satu anggota Domain yaitu 4 tidak
memiliki pasangan di Kodomain
Gambar (3) adalah Relasi dan Fungsi karena setiap anggota Domain memiliki pasangan tepat pada
satu anggota Kodomain walaupun pasangannya hanya Saturday
Gambar (4) adalah Relasi namun BUKAN Fungsi karena salah satu anggota Domain yaitu 1
memiliki pasangan di Kodomain lebih dari satu.
Sifat – Sifat Fungsi
Berdasarkan hubungan antara anggota daerah asal (domain) dan anggota daerah kawan (kodomain) dari
suatu fungsi, maka ada 3 Sifat fungsi yaitu :
1) Fungsi Surjektif
Fungsi f : A B disebut fungsi surjektif atau fungsi Onto apabila setiap anggota daerah
kawan (kodomain) B mempunyai pasangan anggota A
A B A B
1 a 1 a
2 b 2 b
3 3 c
(i) (ii)
Pada gambar (i) dan (ii) semua anggota B mempunyai pasangan pada A yang berarti fungsi (i) dan
(ii) merupakan fungsi surjektif.
2) Fungsi Injektif
Fungsi f : A B disebut fungsi injektif atau fungsi into yiatu fungsi yang setiap anggota
daerah asal (domain) A mempunyai pasangan yang berbeda di B.
A B A B
1 a 1 a
2 b 2 b
3 c 3 c
d
3) Fungsi Bijektif
Fungsi Bijektif dinamakan juga fungsi yang berkorespondensi satu-satu dan sekaligus bersifat
surjektif dan injektif yaitu setiap anggota kodomain pada fungsi bijektif merupakan peta dari
anggota domain dan setiap anggota domain mempunyai pasangan yang berbeda.
1 x 1 x
2 y 2 y
3 z 3 z
Pada gambar di atas merupakan fungsi bijektif yang berkorespondensi satu- satu sebab setiap
anggota B selalu mempunyai pasangananggota A tepat satu
Contoh :
Diketahui fungsi f dan g yang ditentukan oleh f(x) = x + 2 dan g(x) = 2x – 1. Tentukan hasil dari
a. (f + g)(x)
b. (f – g)(x)
Penyelesaian :
a. (f + g)(x) = f(x) + g(x)
= (x + 2) + (2x – 1)
= x + 2x + 2 – 1
= 3x + 1
b. (f – g)(x) = f(x) – g(x)
= (x + 2) – (2x – 1)
= x – 2x + 2 – 1
=–x+1
Contoh : Diketahui fungsi f dan g yang ditentukan oleh f(x) = x + 2 dan g(x) = 2x – 1. Tentukan
hasil dari (f . g)(x)
Penyelesaian :
(f . g) = f(x) . g(x)
= (x +2)(2x – 1)
= 2x2 + 3x – 2
Contoh : Diketahui fungsi f dan g yang ditentukan oleh f(x) = 2x2 + 3x – 2 dan g(x) = 2x – 1.
𝑓
Tentukan hasil dari ( ) (𝑥 )
𝑔
Penyelesaian :
𝑓 𝑓 (𝑥 )
( ) (𝑥 ) =
𝑔 𝑔 (𝑥 )
𝑓 2𝑥 2 + 3x – 2
( ) (𝑥 ) =
𝑔 2𝑥 − 1
(2𝑥−1)(𝑥+2)
= (2𝑥−1)
=x+2
Fungsi Komposisi adalah fungsi yang melibatkan lebih dari satu fungsi. Ketika ada suatu fungsi,
kemudian dilanjutkan dengan fungsi lainnya, maka akan membentuk suatu fungsi baru. Fungsi baru
inilah fungsi hasil komposisi dari kedua fungsi sebelumnya.
Dua fungsi f dan g dapat dikomposisikan dengan suatu “aturan tertentu” yang disebut dengan “komposisi
suatu fungsi”. Misalnya, ada fungsi f(x) dan g(x). Nah, fungsi f komposisi g adalah fungsi yang dipetakan
oleh fungsi g(x) kemudian dilanjutkan oleh fungsi f(x). Operasi fungsi komposisi biasa dilambangkan
dengan “o” dan dibaca komposisi atau bundaran.
Contoh Fungsi Komposisi
Misalnya ada fungsi f(x) dan g(x), maka fungsi komposisi yang dapat terbentuk dari f(x) dan g(x) adalah:
1. (f o g)(x)
(f o g)(x) dapat dibaca “fungsi f komposisi g” atau “f bundaran g”, yang artinya fungsi yang dipetakan
oleh fungsi g(x) kemudian dilanjutkan oleh fungsi f(x). Jadi, fungsi g nya dikerjakan terlebih dahulu,
kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam fungsi f. Sehingga, dapat dinotasikan sebagai berikut:
(f o g)(x) = f(g(x))
2. (g o f)(x)
(g o f)(x) dapat dibaca “fungsi g komposisi f” atau “g bundaran f”, yang artinya fungsi yang dipetakan
oleh fungsi f(x) kemudian dilanjutkan oleh fungsi g(x). Kalau g o f, yang dikerjakan terlebih dahulu
adalah fungsi f, kemudian dilanjutkan atau dimasukkan dalam fungsi g. Sehingga, dapat dinotasikan
sebagai berikut:
(g o f)(x) = g(f(x))
b. (f o g)(x) = f(g(x))
= 2x – 1
= 2(x2 + 7) – 1
= 2x2 + 14 – 1
= 2x2 + 13
c. (g o f)(x) = 4x2 – 4x + 8
(g o f)(3) = 4(3)2 – 4(3) + 8
= 4(9) – 12 + 8
= 36 – 12 + 8
= 32
d. (f o g)(x) = 2x2 + 13
(f o g)(– 1) = 2(– 1)2 + 13
= 2 + 13
= 15
Contoh 5 : Diketahui f(x) = 2x – 3 dan (f o g)(x) = 2x2 – 4x + . Tentukan g(x)
Penyelesaian :
(f o g)(x)= 2x2 – 4x + 7
f(g(x)) = 2x2 – 4x + 7
2 g(x) – 3 = 2x2 – 4x + 7
2 g(x) = 2x2 – 4x + 7 + 3
2 g(x) = 2x2 – 4x + 10
2𝑥 2 −4𝑥 + 10
g(x) = 2
g(x) = x2 – 2x + 5
Contoh 1 : Diketahui fungsi seperti ditunjukan oleh diagram panah di bawah ini. Tentukan f(2) dan
f – 1 (2)
f
1 2
2 3
3 4
A B
Penyelesaian : Dari diagram dapat dilihat bahwa f ( 2 ) = 3 dan f – 1 (2) = 1
b. -1 1
0 2
1 3
2 4
5
Penyelesaian :
a. f – 1 (0) = 1
f – 1 (1) = 2
f – 1 (1) = 3
f – 1 (2) = 4
Domain f – 1 = {0, 1, 2}
Maka f – 1 bukan merupakan fungsi karena salah satu anggota domain invers memiliki
pasangan lebih dari satu.
b. f – 1 (1) = – 1
f – 1 (2) = 1
f – 1 (3) = – 1
f – 1 (4) = Tidak Ada
f – 1 (5) = 2
Domain f – 1 = {1, 2, 3, 4, 5}
Maka f – 1 bukan merupakan fungsi karena salah satu anggota domain invers tidak
memiliki pasangan.
Contoh 3 : Tentukan invers dari fungsi berikut ini, kemudian periksa apakah inversnya merupakan
fungsi :
a. f = {(a,1),(b,2),(c,2),(d,3)}
b. f = {(-1,1),(0,2),(3,3),(4,2)}
Penyelesaian :
a. f = {(a,1),(b,2),(c,2),(d,3)}
f – 1 (1) = a
f – 1 (2) = b
f – 1 (2) = c
f – 1 (3) = d
Domain f – 1 = {1, 2, 3}
Maka f – 1 bukan merupakan fungsi karena salah satu anggota domain invers memiliki
pasangan lebih dari satu.
b. f = {(-1,1),(0,2),(3,3),(4,2)}
f – 1 (1) = – 1
f – 1 (2) = 0
f – 1 (3) = 3
f – 1 (2) = 4
Domain f – 1 = {1, 2, 3}
Maka f – 1 bukan merupakan fungsi karena salah satu anggota domain invers memiliki
pasangan lebih dari satu.
f(x) = y ↔ f – 1(y) = x
Penyelesaian :
𝑥+3
f(x) = 2𝑥−5
𝑥+3
y = 2𝑥−5
y(2x – 5) = x + 3
2xy – 5y = x + 3
2xy – x = 5y + 3
x(2y – 1) = 5y + 3
5𝑦 + 3
x = 2𝑦−1
5𝑦 + 3
f – 1(y) = 2𝑦−1
5𝑥 + 3
f – 1(x) = 2𝑥−1
𝑥+3 5𝑥 + 3
Jadi invers fungsi f(x) = 2𝑥−5 adalah f – 1(x) = 2𝑥−1
t=3
Fungsi Invers Dari Fungsi Komposisi
Apabila diketahui f : A B,g : B C, dan fungsi komposisi h(x) = (g o f)(x), maka invers dari h(x)
adalah h – 1 (x) = (g o f) – 1 (x). Apabila h– 1 merupakan fungsi, maka h– 1 = (g o f) – 1 (x). disebut fungsi
invers dari fungsi komposisi.
Fungsi invers dari suatu fungsi komposisi dapat ditentukan menggunakan kesamaan berikut :
Penyelesaian :
Misalkan (g o f)(x) = y = 6x – 1
Maka y = 6x – 1
y + 1 = 6x
6x = y + 1
𝑦+1
x= 6
𝑦+1
(g o f) – 1 (y) = 6
𝑥+1
(g o f) – 1 (x) = 6
𝑥+1
Jadi (g o f) – 1 (x) = 6
Cara 2 : Dengan terlebih dahulu menentukan invers masing-masing fungsi kemudian dikomposisikan
𝑥−1
f(x) = 2x + 1 maka f – 1 (x) = 2
𝑥+4
g(x) = 3x – 4 maka g – 1 (x) = 3