41122110109
Matematika 1-Modul 1
1. Konsep Fungsi
1.1 Relasi antara dua himpunan
Jika A dan B dua himpunan yang tidak kosong, maka didefinisikan:
A B = ( x, y ) x A dan y B, A B disebut hasil kali cartesian antara himpunan A
dan B. Jika R (A B), maka R disebut relasi dari himpunan A ke himpunan B. Relasi dapat
diartikan sebagai aturan yang mengawankan dua himpunan.
Ada beberapa cara menyatakan relasi, yaitu:
a. diagram panah
b. himpunan pasangan berurutan
c. grafik kartesius
1.2 Pemetaan atau fungsi
Pemetaan atau fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi yang
menghubungkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota pada B.
f : x → y atau y = f(x)
dibaca “f memetakan x ke y ”
y dinamakan peta atau bayangan dari x oleh fungsi f. Himpunan semua peta/bayangan dari
fungsi disebut daerah hasil (range).
Diagram panah di bawah ini menunjukkan kejadian khusus dari pemetaan yang disebut
korespondensi satu−satu.
• •
• •
• •
•
•
2. Operasi Fungsi
Seperti halnya dua bilangan a dan b dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah bilangan a + b,
demikian juga halnya dua buah fungsi baru f dan g, walaupun fungsi bukanlah suatu bilangan. Operasi
jumlah, selisih, hasil kali dan hasil bagi pada dua buah fungsi didefinisikan sebagai berikut.
Misalkan f dan g terdefinisi pada himpunan D, maka :
1. (f + g) (x) = f(x) + g(x), untuk setiap x D.
2. (f - g) (x) = f(x) - g(x), untuk setiap x D.
3. (f . g) (x) = f(x) . g(x), untuk setiap x D.
4. (k . f) (x) = k. f(x), untuk setiap x D dan k adalah konstanta.
f
(x ) =
f ( x)
5. , untuk setiap x D dan g(x) 0.
g g ( x)
Jika domain f adalah Df dan domain g adalah Dg maka domain untuk operasi fungsi f dan g diatas
adalah Df Dg.
3. Fungsi Komposisi
Jika diketahui dua fungsi f: A → B dan g: B → C maka fungsi komposisi g f : A → C ditentukan
oleh rumus (g f)(x) = g(f(x)), x A.
c. Dalam operasi komposisi fungsi terdapat fungsi identitas, yaitu I(x) = x, sehingga
berlaku: I f = f I = f
Contoh:
Penyelesaian:
f −1(y)• = x •
f(x) = y
f −1
Pada gambar di atas fungsi f : A → B dengan f = ( x, y ) y = f ( x ), x A dan y B , relasi
g: B → A dengan g = ( y , x ) x = g ( y ), x A dan y B maka g adalah invers dari
fungsi f dan ditulis f −1. Jika relasi f −1 merupakan fungsi maka f −1 disebut fungsi invers, jika
relasi f −1 bukan merupakan fungsi maka f −1 disebut invers dari f saja.
Jika fungsi g = f −1 ada maka f dan g disebut fungsi−fungsi invers, g adalah invers dari f dan f
−1
adalah invers dari g. Sehingga dapat dinyatakan dengan: f ( y ) = x f ( x ) = y .
f g
x• •y •z
−1 −1
f g
(g f)−1
Gb. 4.2. invers fungsi komposisi
Jadi (g f) –1 = f -1 g –1
−1 −1 −1
Jika f , g dan h berturut−turut masing−masing adalah fungsi invers dari
fungsi−fungsi f , g dan h maka berlaku hubungan:
a. (f g) −1(x) = (g −1 f −1)(x)
b. (f g h) −1(x) = (h−1 g −1 f −1)(x)
c. ((f g) g −1)(x) = (g −1 (g f ))(x) = f(x)
d. (f −1(x)) −1 = f(x)
Ada 2 cara dalam menentukan rumus invers fungsi dari fungsi komposisi, yaitu:
f (x) = x − 7 → misalkan y = x − 7
g(x) = 4x + 1 → misalkan y = 4x + 1
y −1 x −1
x= sehingga g−1(x) =
4 4
(f g) −1(x) = (g −1 f −1)(x)
= g −1 (f −1(x))
= g −1(x + 7)
( x + 7) − 1
=
4
x+6
=
4
2. Grafik fungsi ganjil simetri terhadap titik (0, 0) atau ttitik asal.
Secara geometris sifat tersebut dapat dilihat pada gambar 5.1. berikut.
y y
Gambar 5.1.
5. Fungsi f(x) = - − x tidak dapat dikatakan sebagai fungsi genap maupun fungsi ganjil Karen
daerah asalnya tidak memuat x atau – x secara bersamaan (bukan himpunan simetri).
5.2 Fungsi Konstanta
Bentuk fungsi konstanta adalah f(x) = k, k adalah konstanta, Df = R dan Rf = {k}.
f(x) = k
Gambar 5.2.
f(x) = x
Gambar 5.3.
4 y = 2x + 2
3 •
• 2
−1 0 1 2 3 4 X
1
1. Gradien
Persamaan garis biasa juga ditulis y = mx + c, dengan m, c . Dalam hal ini m dan c adalah
konstanta, dengan m melambangkan gradien (koefisien arah) garis lurus. Gradien adalah
konstanta yang menunjukkan tingkat kemiringan garis. Dilihat dari gambar 2.8 maka m dapat
dicari sebagai berikut:
Y
y •
2 Δy y y 2 − y 1 f (x 2 ) − f (x1 )
m= = =
x x 2 − x1 x 2 − x1
y •
1 Δx
O x1 x2 X
y = mx + c
y1 = mx1 + c
−
y − y1 = m (x − x1)
Jadi rumus persamaan garis melalui titik P(x1,y1) dan bergradien m adalah
Contoh:
y − y1 = m (x − x1)
y − y1 x − x1
persamaan (ii) disubstitusikan ke (i) diperoleh =
y 2 − y 1 x 2 − x1
Jadi persamaan garis melalui dua titik A(x1,y1) dan B(x2,y2) adalah
y − y1 x − x1
=
y 2 − y 1 x 2 − x1
Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (1,6) dan (3,8).
Penyelesaian:
Kedua titik (1,6) dan (3,8) disubstitusikan ke persamaan garis melalui dua titik.
y − y1 x − x1 y − 6 x −1
= =
y 2 − y 1 x 2 − x1 8 − 6 3 −1
y − 6 x −1
=
2 2
y−6=x−1
y=x+5
Jadi persamaan garisnya adalah y = x + 5
4. Menentukan titik potong antara dua garis
Misalkan dua garis g1 dan g2 saling berpotongan di titik P(x,y), maka nilai x dan y harus
memenuhi kedua persamaan garis tersebut. Titik potong dua garis dapat dicari dengan metode
substitusi atau eliminasi.
Contoh:
Tentukan titik potong dari dua garis g1: y = 3x + 2 dan g2: y = x + 8
Penyelesaian:
Soal di atas dapat diselesaikan dengan 2 metode
a. Metode substitusi
Nilai y pada persamaan g2 diganti dengan nilai y persamaan g1
y=x+8
3x + 2 = x + 8
2x = 6
x=3
1
m1 . m2 = 3 . − = −1 sehingga kedua garis saling tegak lurus.
3
O X
O X
P(x,y)
X1 = X2
•
• •
X1 X2
Definit negatif
a > 0, D > 0 a > 0, D = 0 a > 0, D < 0
• •
X1 X2
•
X1 = X2
Definit positif
Tabel 5.1
Catatan:
persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat dicari akar−akarnya dengan:
− Pemfaktoran
− Kuadrat sempurna
Proyektor Proyektum
B Proyeksi A
Gambar 5.7.
proyektor panjang BC
sin = = , sin = sinus
proyektum panjang AC
proyeksi panjang AB
cos = = , cos = cosinus
proyektum panjang AC
proyektor panjang BC
tan = = , tan = tangent
proyeksi panjang AB
Perhatikan lingkaran satuan pada gambar 5.6.2. dengan persamaan x2 + y2 = 1, berpusat di titik asal
dan bejari-jari satu. Nyatakan koordinat (1, 0) dengan A dan t sebarang bilangan positif, maka
terdapat tepat satu titik B(x, y) sehingga panjang busur AB adalah t.
Dari dua rumusan tersebut diperoleh empat rumus fungsi trigonometri lainnya yaitu :
Sin t 1 cos t
tan t = cotan t = =
cos t tan t sin t
4. sin − t = cos t dan cos − t = sin t
2 2
5. sin2 t + cos2 t = 1
Sifat-sifat dasar sinus dan kosinus memberikan sifat-sifat fungsi trigonometri lainnya, yaitu :
1. tan (- t) = - tan t
2. 1 + tan2 t = sec2 t dan 1 + cotan2 t = cosec2 t
Adapun grafik fungsi trigonometri diperlihatkan pada gambar 5.6 berikut :
y y
x x
Gambar 5.8