Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN V

FUNGSI
A. Produk Kartesius Himpunan

Definisi
Misalkan himpunan A, B  , maka produk kartesius dari himpunan A dan B (A  B) adalah
himpunan pasangan terurut dari setiap elemen himpunan A dan setiap elemen himpunan B,
A  B  {(a, b); a  A, b  B}
Sifat :
 A  B  B  A, kecuali A = B
 Jika n(A) = banyaknya anggota pada himpunan A dan n(B) = banyaknya anggota pada
himpunan B, maka n(A  B) = n(A)n(B)
Contoh 1
Misalkan A = {1, 2} dan B = {a, b, c}
Maka :
 A  B = {(1, a), (1, b), (1, c), (2, a), (2, b), (2, c)}
n(A  B) = n(A)n(B) = 2 3 = 6
 BA= …

Catatan:
 Bila A = R dan B = R, maka
A  B = R  R = R2 = {(x, y) | x, y  R} dan
R  R = R2 digambarkan dalam bidang kartesius

B. Relasi
Selanjutnya, dari produk kartesius kita dapat membuat relasi dari himpunan A ke himpunan B.
Relasi dari A ke B yang dimaksud adalah sebarang himpunan bagian dari produk kartesius
A  B,
R  A  B  {(a, b); a  A, b  B}
Contoh 2
Misalkan A = {1, 2} dan B = {a, b, c}
Maka beberapa relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah:
 R1 = {(1, a), (1, b), (2, a), (2, c)}
 R2 = {(1, a), (2, b)}

C. Peta dan Prapeta Fungsi

Pengertian Fungsi
Dari relasi yang ada, terdapat relasi khusus yang memenuhi sifat bahwa setiap elemen di
domain mempunyai tepat satu pasangan di kodomain. Relasi khusus itulah yang disebut
sebagai fungsi.

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Fungsi dari subhimpunan D dari A, selanjutnya disebut domain atau daerah asal, ke himpunan
B, yang selanjutnya disebut kodomain atau daerah kawan, didefinisikan sebagai relasi dari
D  A ke B yang memenuhi sifat bahwa setiap elemen dari D memiliki tepat satu pasangan
elemen dari B.
Secara matematis, fungsi dapat dituliskan sebagai pengaitan berikut ini:
f: D  A B
a  b = f(a); untuk setiap a di D  A dan b di B,

Maksudnya, untuk setiap a anggota D  A ada satu dan hanya satu b elemen B sehingga b
peta dari a, yang secara matematis ditulis sebagai berikut,
a  D  A ! b  B sehingga b  f (a) .
a disebut variabel bebas dan b disebut variabel tak bebas.
Daerah jangkauan atau range dari fungsi adalah himpunan yang beranggotakan semua elemen
kodomain yang dipasangkan oleh semua elemen dari domain,
R f  {b  B; b  f (a); a  D f }

Contoh 3
Misalkan A = {a, b} dan B = {1, 2} maka,
Produk kartesius antara A dan B adalah:
A  B  {(a, 1), (a, 2), (b, 1), (b, 2)} .

Misalkan n(AB) adalah banyaknya anggota AB , maka relasi dari A ke B ada sebanyak
2n ( AB )  24  16 ,
yaitu,
R1  { }, R2  {(a,1)},, R16  A  B  {(a,1), (a, 2), (b,1), (b, 2)}

Dari semua relasi ini yang memenuhi sifat fungsi dari A ke B adalah:
 {(a, 1), (b, 1)} ,
 {(a,1), (b, 2)} ,
 {(a, 2), (b,1)} ,
 {(a, 2), (b, 2)} .

Sifat :
 Jika n(A) = p dan n(B) = q , maka banyaknya fungsi yang dapat terbentuk dari
himpunan A ke himpunan B adalah qp

Contoh 4
Misalkan A = {a, b} dan B = {1, 2, 3} maka n(A) = 2 dan n(B) = 3. Sehingga banyaknya
fungsi yang dapat terbentuk dari himpunan A ke himpunan B adalah 32 = 9.

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Contoh 5
Misalkan A = R dan B = R, dengan R adalah himpunan bilangan real, maka
Produk kartesius antara A dan B adalah
A  B  R  R  R 2  {( x, y); x, y  R} ,
yang secara gambarnya adalah bidang dimensi 2.
Dalam hal ini ada sebanyak tak hingga dan tak terhitung relasi ataupun fungsi dari A ke B
(Kenapa?).

Khusus untuk fungsi dari subhimpunan bilangan real ke himpunan bilangan real biasanya
dinotasikan sebagai berikut
f: D R R
x  y = f(x); untuk setiap x di D  R dan y di R,
Maksudnya, untuk setiap x elemen D  R ada satu dan hanya satu y elemen R sehingga y
sama dengan f(x),
x  D  R ! y  R sehingga y  f (x)

Pengaitan di atas, memenuhi sifat fungsi (well defined) jika memenuhi syarat bahwa,
Jika x1 dan x 2 di D  R dengan x1  x2 , maka f( x1 ) = f( x2 ).

Atau pengaitan di atas, memenuhi sifat fungsi (well defined) jika memenuhi kontraposisinya,
yaitu
Jika f( x1 ) ≠ f( x2 ) maka x1 ≠ x2 .

Contoh 6
Relasi yang merupakan fungsi antara lain:
a. Fungsi linear y  13  2 x ,
b. Fungsi kuadrat y  4  3x  2 x 2 ,
2x  3
c. Fungsi rasional y  2 ,
3x  7 x  5
2x
d. Fungsi bentuk akar y  ,
3x 2  5
e. Fungsi trigonometri y  cos x
f. Fungsi logaritma y  log 2 x ,
g. Fungsi eksponen y  e x , dan lain-lain.

Contoh 7
Relasi yang bukan merupakan fungsi antara lain:
a. Lingkaran x 2  y 2  9 ,
x2 y2
b. Ellips   1 , dan lain-lain.
9 16

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Pengertian Peta dan Prapeta Fungsi

Misalkan y  f (x) adalah suatu fungsi, dengan domain D f dan range R f , maka
a. Jika x  D f maka f (x) disebut peta dari x.
b. Jika y  R f maka himpunan {x  D f ; f ( x)  y} disebut prapeta dari y, dan dinotasikan
dengan f 1 ( y ) .
c. Jika A  D f , maka f ( A)  { f ( x); x  A} disebut peta dari himpunan A.
d. Jika B  R f , maka f 1 ( B)  {x  D f ; f ( x)  B} disebut prapeta dari himpunan B.
e. Jelas bahwa peta dari D f adalah R f dan prapeta dari R f adalah D f .

Contoh 8
Misalkan y  f ( x)  x 2
Maka domain dari fungsi di atas adalah D f = semua bilangan real R dan rangenya adalah
R f = semua bilangan real non negatif.
Selanjutnya, peta dari x = 3 adalah f(3) = 9 dan prapeta dari y = 9 adalah himpunan
f 1 (9)  {3, 3} .
Sementara itu, peta dari interval [0,3] adalah interval [0,9] dan prapeta dari interval [0,9]
adalah interval [-3,3].

Peta dan prapeta suatu interval dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep pertidaksamaan,
sehingga untuk contoh ini dapat dijelaskan sebagai berikut,

Proses menentukan peta dari interval [0,3] oleh fungsi y  f ( x)  x 2 ,


x  0,3
0 x3
0  x2  9
0  f ( x)  9
Jadi, peta dari interval [0,3] oleh fungsi y  f ( x)  x 2 adalah interval [0,9].

Sementara itu, proses untuk menentukan prapeta dari interval [0,9] oleh fungsi
y  f ( x)  x 2 ,
f ( x)  0,9
x 2  0,9
0  x2  9
3 x  3
Jadi, prapeta dari interval [0,9] oleh fungsi y  f ( x)  x 2 adalah interval [-3,3].

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
D. Operasi-operasi pada fungsi

Operasi-operasi dasar pada fungsi diantara lain adalah:


a. (f + g)(x) = f(x) + g(x)
b. (f  g)(x) = f(x)  g(x)
c. (f g)(x) = f(x)g(x)
d. (f /g)(x) = f(x)/g(x); g(x)  0
e. (f n)(x) = (f(x))n
 
f. n f ( x)  n f ( x)

Contoh 9
Misalkan f(x) = (x – 3)/2 dan g(x) = x , maka tentukanlah:
a. Df =
b. Dg =
c. (f + g)(x) = f(x) + g(x) = …
Df + g =
d. (f  g)(x) = f(x)  g(x)
Df  g =
e. (f g)(x) = f(x)g(x)
Df g =
f. (f /g)(x) = f(x)/g(x); g(x)  0
Df / g =

E. Klasifikasi jenis fungsi

Secara umum jenis fungsi dibagi menjadi tiga, yaitu:


a. Fungsi Aljabar
b. Fungsi Transenden
c. Fungsi Campuran

Fungsi Aljabar
Sebuah fungsi disebut fungsi aljabar jika fungsi tersebut dibentuk dari fungsi konstan (f(x) = k)
dan fungsi identitas (f(x) = x) melalui operasi-operasi dasar fungsi (penambahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, pemangkatan dan penarikan akar).
Contoh dari fungsi aljabar adalah:
a. Fungsi polinomial
f ( x)  an x n  an1 x n1   a1 x  a0 ; an  0
dimana ai  R, i = 0, 1, …, n dan n bilangan bulat nonnegatif.
b. Fungsi Rasional
Fungsi rasional adalah pembagian antara dua fungsi polinomial
a x n  a n 1 x n 1   a1 x  a0
f ( x)  n m
bm x  bm1 x m1  b1 x  b0

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
c. Fungsi-fungsi lain yang terbentuk dengan melakukan operasi-operasi dasar fungsi,
seperti:
 f ( x)  3 3 x
( x  1) x
 g ( x) 
x2  5
 h( x)  x x 2  10 x  45

Fungsi Transenden
Fungsi transenden adalah fungsi yang terbentuk bukan melalui operasi-operasi dasar fungsi,
seperti:
a. Fungsi Trigonometri
b. Fungsi Eksponen
c. Fungsi Logaritma

Fungsi Campuran
Fungsi campuran adalah fungsi yang terbentuk dari fungsi aljabar dan fungsi transenden,
seperti:
 f ( x)  3x  sin x
 h( x)  2 x  log x  x 2

F. Fungsi-fungsi khusus

Fungsi-fungsi khusus yang diperkenalkan adalah;


a. Fungsi genap
Sebuah fungsi f disebut fungsi genap jika
f ( x)  f ( x)
Sebuah fungsi genap dapat kita lihat karakteristik pada grafiknya, yaitu simetris
terhadap sumbu y.

b. Fungsi ganjil
Sebuah fungsi f disebut fungsi ganjil jika
f ( x)   f ( x)
Sebuah fungsi ganjil dapat kita lihat karakteristik pada grafiknya, yaitu simetris
terhadap titik asal (0, 0).

c. Fungsi Bilangan Bulat Terbesar

Jika x bilangan real maka  x  menyatakan bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau
sama dengan x.

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Contoh 10 ( Untuk latihan)
Dari fungsi-fungsi berikut ini, manakah yang merupakan fungsi genap atau ganjil, jelaskan
jawaban kalian !
a. f ( x)  x 2  2
b. g ( x)  x3  3x
c. h( x)  2 x 4  5 x
2
d. k ( x)   2 x
x

Contoh 11 ( Untuk latihan)


Tentukan nilai dari 2 , 2,5 , 2,99 , dan  2,5 .
Fungsi  x  sering disebut fungsi tangga, karena grafik dari fungsi ini menyerupai tangga.

Fungsi Komposisi

Fungsi f dan g pada gambar di bawah memenuhi Rf ∩ Dg ≠ Ø. Fungsi komposisi dari g dan f
(f dilanjutkan g), ditulis g○ f, adalah suatu fungsi yang daerah asalnya himpunan bagian dari
Df dan aturannya ditentukan oleh (g○ f) (x) = g  f (x)  . Daerah asal dan daerah nilai fungsi
g○ f adalah Dg○ f = {x  Df : f(x)  Dg} dan R g○ f = {y  Rg : y = g(t), t  Rf}. Diagram panah
fungsi komposisi g○ f diperlihatkan pada gambar berikut:

Fungsi komposisi f ○ g dirancang serupa, dengan f dan g saling bertukar peran. Misalkan
fungsi f dan g memenuhi Rg ∩ Df ≠ Ø. Fungsi komposisi dari f dan g (g dilanjutkan f), ditulis
f ○ g, adalah fungsi yang daerah asalnya himpunan bagian dari Dg dan aturannya (f ○ g) (x) =
f g (x)  . Daerah asal dan daerah nilai fungsi f ○ g adalah
 
Df ○ g = x  Dg : g ( x)  D f ,
dan
 
Rf ○ g = y  R f : y  f (t ), t  Rg

Contoh Jika f(x) = x dan g(x) = 1 – x2, tentukan fungsi g ○ f dan f ○ g beserta daerah asal
dan daerah nilai fungsi komposisinya.
Jawab Daerah asal dan daerah nilai fungsi f dan g adalah
D f  0, , R f  0, , Dg  R, dan Rg   ,1

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Fungsi g ○ f Karena Rf ∩ Dg = 0,   Ø, maka fungsi g ○ f terdefinisi dengan aturan
( g  f )( x)  g  f ( x)  g ( x )  1  x
Daerah asal dan daerah nilai fungsi g ○ f adalah
   
Dg f  x  D f : f ( x)  Dg  x  0,   : x  R  x  0 : x  R  0,  
dan
 
Rg  f  y  Rg : y  g (t ), t  R f  y   ,1 : y  1  t 2 , t  0,  
 
 y  1 : y  1  t 2 , t  0   ,1
Catatan Berdasarkan konsep fungsi komposisi, meskipun aturan fungsi komposisinya adalah
(g ○ f) (x) = 1 – x , tetapi daerah asal dan daerah nilai fungsi g ○ f bukan R. Di sini Dg ○ f =
R ∩ Df = R ∩ 0,    0,   ,dan Rg ○ f = R ∩ Rg = R ∩ (– ∞, 1] = (– ∞, 1]
Fungsi f ○ g Karena Rg ∩ Df = (– ∞, 1] ∩ [0, ∞) = [0, 1] ≠ Ø, maka fungsi f ○ g terdefinisi
dengan aturan
(f ○ g) (x) = f( g(x) ) = g(1 – x2) = 1  x 2
Daerah asal dan daerah nilai fungsi f ○ g adalah
Df ○ g = { x  Dg : g(x)  Df } = { x  R : 1 – x2  [ 0, ∞ ] }
= { x  R : 1 – x2 ≥ 0 } = { x  R : –1 ≤ x ≤ 1 } = [–1, 1]
dan
Rf ○ g = { y  Rf : y = f(t), t  Rg } = { y  [0, ∞] : y = t , t  (–∞, 1] }
= { y ≥ 0 : y = t , 0 ≤ t ≤ 1 } = [0, 1]

RUMUS PRAKTIS FUNGSI KOMPOSISI


 Jika f(x) = ax + b
px  q  b
f ○ g (x) = px + q maka g(x) =
a
 Jika f(x) = ax + b
px 2  qx  r  b
f ○ g (x) = px2 + qx + r maka g(x) =
a
 f(ax + b) = px2 + qx + r maka
f(x) = f ( ax + b ) = px2 + q x + r
diinverskan

 f(g(x)) = h(x) maka f(x) = h(g –1(x))

Fungsi Invers
Fungsi f : Df → Rf dikatakan fungsi satu-satu (injektif) jika f(u) = f(v) =  u = v untuk setiap
u dan v  Df.
Ilustrasi
1. Fungsi f : R → R, f(x) = x3 adalah satu-satu karena f(u) = f(v)  u3 = v3  u3 – v3 = 0 
(u – v)(u2 + uv + v2)  u = v untuk setiap u dan v  Df = R.
2. Fungsi g : R → R, g(x) = x2 bukan fungsi satu-satu karena –2, 2  Df = R memenuhi
g(–2) = g(2) = 4, tetapi –2 ≠ 2.

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Jika fungsi f : Df → Rf, y = f(x) satu-satu, maka terdapat fungsi g : Rf → Df yang juga satu-satu
sehingga f(g(y)) = y untuk setiap y  Rf dan g(f(x)) = x untuk setiap x  Df. Situasi ini
diperlihatkan pada gambar berikut.
Invers fungsi satu-satu f : Df → Rf didefinisikan sebagai
fungsi
f–1: Rf → Df
yang memenuhi f(f (y)) = y untuk setiap y  Rf. Jika aturan
–1

fungsi f adalah y = f(x), maka


f(f–1(y)) = f(x).
Karena fungsi satu-satu, maka f–1(y) = x, sehingga f–1 (f(x)) =
x untuk setiap x  Df. Ini mengakibatkan
y = f(x)  x = f–1 (y)

Ini berarti bahwa aturan fungsi f–1 diperoleh dengan cara membuat x dan y saling bertukar
peran. Dari sini juga diperoleh bahwa grafik fungsi f dan inversnya simetri terhadap garis
y = x. Pada gambar diperlihatkan diagram keterkaitan suatu fungsi dan inversnya, yang
menghasilkan sifat tersebut.
y = f(x)  x = f–1(y)
 
(x,y) terletak pada grafik f  (y,x) terletak pada grafik f–1

simetri terhadap garis y = x


x dan y saling bertukar peran
Diagram Keterkaitan Fungsi dengan Inversnya

Karena titik (x, y) dan (y, x) simetri terhadap garis y = x, maka dari sini diperoleh
grafik fungsi f dan inversnya f–1 simetri terhadap garis y = x.

RUMUS PRAKTIS FUNGSI INVERS

xb
 Bentuk linear f(x) = ax + b  f–1 (x) =
a
ax  b  dx  b
 Bentuk Pecahan f(x) =  f–1 (x) =
cx  d cx  a
Catatan: Jika dalam pilihan belum ada maka lawankan semua tanda
xn  b
 Bentuk akar pangkat f(x) = n ax  b  f–1 (x) =
a

f(x) = ax  f–1 (x) = alog x


1
 Bentuk eksponen f(x) = apx  f–1(x) = alog x p

 Bentuk logaritma f(x) = alog x  f–1(x) = ax


1 D b
 Bentuk fungsi kuadrat f(x) = ax2 + bx + c  f–1(x) =  (x  ) 
a 4a 2a

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
LATIHAN

OSN 2006 (Kab/Kota)


x 1
1. Jika f(x) = , maka f   = ….
1 x  x
OSN 2007 (Kab/Kota)
2. Misal f(x) = 2x – 1 , dan g(x) = x . Jika f( g(x) ) = 3 maka x = ….

OSN 2008(Kab/Kota)
x 1
3. Jika f ( x)  , maka untuk x 2  1, f ( x)  ...
x 1
1 d. f (x)
a.
f ( x) 1
e.
b.  f ( x) f ( x)
c.  f (x)
4. Jika a dan b adalahbilangan-bilangan bulat dan x 2  x  1 merupakan faktor dari
ax 3  bx 2  1 maka b = . . .
OSN 2001 (Provinsi)
5. Jika f(x) = 2x + 1 dan g ( f(x) ) = x2 + 3x + 1. Berapakah g(3) ?
OSN 2003 (Provinsi)
x 1
6. Jika y = , tuliskan x sebagai fungsi dari y
2x  3

OSN 2008 (Provinsi)


7. Diberikan f ( x)  x 2  4 . Misalkan x dan y adalah bilangan-bilangan real positif yang
memenuhi f ( xy)  f ( y  x)  f ( y  x) . Nilai minimum dari x  y adalah . . .
8. Suatu polinom f(x) memenuhi persamaan f ( x 2 )  x 3 f ( x)  2( x 3  1) uuntuk setiap x
bilangan real. Derajat (pangkat tertinggi x) f(x) adalah . . .

2002 Prov

9.

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
2003 Kota/Kab

10.

2004 Prov

11.

2006 Prov

12.

2006

13.

2009

14.

2019

15.

2020

16.

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
II. Soal Variasi

1. Jika A = {2, 3, 5, 6} dan B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. Himpunan pasangan terurut yang


menyatakan hubungan “faktor dari” dari himpunan A ke himpunan B adalah…

2. Apakah himpunan pasangan terurut pada soal no. 1 merupakan sebuah fungsi? Jelaskan
jawaban kalian!

3. Suatu himpunan pasangan terurut dinyatakan dengan {(1, 2), (1, 4), (3, 6), (5, 8),
(7, 10)}. Hubungan yang mungkin dari relasi tersebut adalah ….

4. Fungsi f(x) = ax + b. Jika f(8) = 12 dan f(4) = 4, maka nilai a + b = ….

5. Sebuah fungsi didefinisikan sebagai berikut


f :RR
x  5x
Tentukanlah:
 Bayangan (peta) dari –2
 Prapeta dari 625
1

f ( x)  1
6. Diberikan f dengan f(11) = 11 dan f(x + 3) = . Tentukan f(2009)
f ( x)  1

21
Paket Pembinaan Olimpiade Matematika SMA

Anda mungkin juga menyukai