Anda di halaman 1dari 25

HASIL PEMANTAUAN PELAKSANAAN LAYANAN

DIGUNAKAN UNTUK MENYESUAIKAN RENCANA


LAYANAN
Tugas Poli Klinik Universitas Lampung

Oleh:
Mitha Miftahul Jannah 1718012129
Naufal Rafif P 1718012008
Nindya Augesti 1918012017
Selvi Herdiani 1918012047

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019

i
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Hasil Pemantauan
Pelaksanaan Layanan Digunakan Untuk Menyesuaikan Rencana Layanan” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan tugas makalah ini adalah sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Bagian
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua dokter pembimbing di


Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, yang memberikan
bimbingan dan evaluasi makalah ini. Kami menyadari banyak sekali kekurangan
dalam makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya untuk kami,
tetapi juga bagi siapa pun yang membacanya.

Bandar Lampung, November 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klinik ...............................................................................................................3
2.2 Standar Pelayanan Kesehatan di Klinik ..........................................................5
2.3 Keputusan Layanan Klinis ..............................................................................6
BAB III ANALISIS
3.1 Prosedur Pelayanan Medis ..............................................................................9
3.2 Prosedur Pelayanan Terpadu ...........................................................................12
BAB IV STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
4.1 SOP Rencana Penyusunan Layanan Medis .....................................................16
4.2 SOP Rencana Penyusunan Layanan Terpadu ................................................18
BAB IV KESIMPULAN
Kesimpulan ...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan

menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan

oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga

medis. Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi klinik pratama

yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus

dan klinik utama yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau

pelayanan medik dasar dan spesialistik (Kemenkes RI, 2014).

Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Klinik pratama hanya dapat

melakukan bedah kecil (minor) tanpa anastesi umum dan atau spinal.

Sedangkan klinik utama dapat melakukan tindakan bedah kecuali tindakan

bedah yang menggunakan anestesi umum inhalasi dan atau spinal, oprasi

sedang yang beresiko tinggi dan operasi besar (Kemenkes RI, 2011).

Klinik dapat dimiliki oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau masyarakat.

Klinik yang dimiliki oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus didirikan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penanggung jawab


1
teknis Klinik harus seorang tenaga medis. Setiap tenaga kesehatan yang

bekerja di Klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur

operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, serta

mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien (Kemenkes RI, 2014).

Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam

bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu oleh

kebijakan dan prosedur yang jelas sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai

dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Oleh karena itu kita sebagai tenaga

medis harus memperhatikan prosedur pelayanan yang benar khususnya di

Poliklinik Universitas Lampung. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan

pengkajian penerapan standar operasional prosedur terkait pelaksanaan

layanan untuk menyesuaikan rencana layanan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui prosedur efektif untuk menyusun rencana layanan medis

maupun layanan terpadu yang terdapat pada Klinik Universitas

Lampung.

2. Menganalisis alur prosedur efektif untuk menyusun rencana layanan

medis maupun layanan terpadu yang terdapat pada Klinik Universitas

Lampung.

3. Membuat SOP terkait prosedur efektif untuk menyusun rencana

layanan medis maupun layanan terpadu yang terdapat pada Klinik

Universitas Lampung
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klinik

2.1.1 Pengertian Klinik

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

dan menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik,

diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan

dipimpin oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014).

2.1.2 Jenis Klinik

a. Klinik Pratama

Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan

medik dasar yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin oleh

seorang dokter umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat

dimiliki oleh badan usaha ataupun perorangan.

b. Klinik Utama

Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan

medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.

Spesialistik berarti mengkhususkan pelayanan pada satu bidang

tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis

penyakit tertentu. Klinik ini dipimpin seorang dokter spesialis

3
ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik ini

hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV, ataupun PT.

Adapun perbedaan antara klinik pratama dan klinik utama adalah:

a. Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis dasar,

sementara pada klinik utama mencangkup pelayanan medis dasar

dan spesialis;

b. Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi, sementara

pada klinik utama pimpinannya adalah dokter spesialis atau dokter

gigi spesialis;

c. Layanan di dalam klinik utama mencangkup layanan rawat inap,

sementara pada klinik pratama layanan rawat inap hanya boleh

dalam hal klinik berbentuk badan usaha;

d. Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang

dokter atau dokter gigi, sementara dalam klinik utama diperlukan

satu orang spesialis untuk masing-masing jenis pelayanan.

Adapun bentuk pelayanan klinik dapat berupa:

a. Rawat jalan;

b. Rawat inap;

c. One day care;

d. Home care;

e. Pelayanan 24 jam dalam 7 hari.

4
Perlu ditegaskan lagi bahwa klinik pratama yang menyelenggarakan

rawat inap, harus memiliki izin dalam bentuk badan usaha. Mengenai

kepemilikan klinik, dapat dimiliki secara perorangan ataupun badan

usaha. Bagi klinik yang menyelenggarakan rawat inap maka klinik

tersebut harus menyediakan berbagai fasilitas yang mencakup: (1)

ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan; (2) minimal 5 bed,

maksimal 10 bed, dengan lama inap maksimal 5 hari; (3) tenaga medis

dan keperawatan sesuai jumlah dan kualifikasi; (4). dapur gizi dan (5)

pelayanan laboratorium klinik pratama (Permenkes RI No.9, 2014).

2.2 Standar Pelayanan Kesehatan di Klinik

Menurut Permenkes No.9 Tahun 2014, penyelenggaraan pelayanan kesehatan

di klinik meliputi:

a. Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

b. Pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam

bentuk rawat jalan, rawat inap, pelayanan satu hari (one day care)

dan/atau home care.

c. Pelayanan satu hari (one day care) sebagaimana dimaksudkan pada ayat

(2) merupakan pelayanan yang dilakukan untuk pasien yang sudah

ditegakkan diagnosa secara definitif dan perlu mendapat tindakan atau

perawatan semi intensif (observasi) setelah 6 (enam) jam sampai dengan

24 (dua puluh empat) jam.

5
d. Home care sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian atau

lanjutan dari pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan

komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga ditempat

tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan

atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian

dan meminimalkan dampak penyakit.

e. Klinik rawat inap hanya dapat memberikan pelayanan rawat inap paling

lama 5 (lima) hari. Apabila memerlukan rawat inap lebih dari 5 (lima)

hari, maka pasien harus secara terencana dirujuk ke rumh sakit sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

f. Klinik pratama hanya dapat melakukan bedah kecil (minor) tanpa

anestesi umum dan/atau spinal.

g. Klinik utama dapat melakukan tindakan bedah, kecuali tindakan bedah

yang:

- Menggunakan anestesi umum dengan inhalasi dan/atau spinal

- Operasi sedang yang beresiko tinggi

- Operasi besar

2.3 Keputusan Layanan Klinis

2.3.1 Standar

Hasil kajian awal pasien dianalisis oleh petugas kesehatan profesional

dan/atau tim kesehatan antar profesi dan digunakan untuk menyusun

keputusan layanan klinis.

6
2.3.2 Kriteria

Tenaga kesehatan dan/atau tim kesehatan antar profesi yang profesional

melakukan kajian awal untuk menetapkan diagnosis medis dan diagnosis

keperawatan.

Pokok Pikiran:

a. Kajian hanya boleh dilakukan oleh tenaga professional yang

kompeten. Proses kajian tersebut dapat dilakukan secara individual

atau jika diperlukan oleh tim kesehatan antar profesi yang terdiri dari

dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan yang lain

sesuai dengan kebutuhan pasien. Kajian awal tersebut memberikan

informasi untuk:

- Memahami pelayanan apa yang dicari pasien;

- Menetapkan diagnosis awal;

- Mengetahui riwayat pasien terhadap pengobatan sebelumnya;

- Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya;

- Memilih jenis pelayanan/tindakan yang terbaik bagi pasien serta

rencana tindak lanjut dan evaluasi.

b. Pada keadaan tertentu, jika tenaga kesehatan professional yang

kompeten tidak berada di tempat, maka proses kajian dapat

didelegasikan kepada petugas kesehatan yang diberi kewenangan

khusus sesuai persyaratan pelatihan yang ditetapkan oleh pimpinan

klinik.

7
Elemen Penilaian:

1. Kajian dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional dan

kompeten.

2. Tersedia tim kesehatan antar profesi yang profesional untuk

melakukan kajian jika diperlukan penanganan secara tim.

3. Terdapat kejelasan proses pendelegasian wewenang secara tertulis

kepada petugas yang diberi kewenangan, apabila pelayanan tidak

dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang memenuhi

persyaratan.

4. Petugas yang diberi kewenangan tersebut telah mengikuti pelatihan

yang dipersyaratkan.

8
BAB III
ANALISIS

3.1 Prosedur Pelayanan Medis

Pada klinik Universitas Lampung didapatkan usaha untuk mecapai adanya

prosedur yang efektif untuk menyusun rencana layanan baik layanan medis

maupun layanan terpadu jika pasien membutuhkan penanganan oleh tim

kesehatan yang terkoordinasi. Dengan langkah -langkah prosedur sebagai

berikut

Prosedur :

a. Dokter atau petugas medis melakukan identifikasi pasien.

Identifikasi pasien di klinik Universitas lampung telah efektif berjalan,

dilakukan oleh perawat yang bertugas di meja pendaftaran.

b. Dokter atau petugas medis melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik,

merumuskan diagnosa pasien.

Pada klinik Universitas Lampung perawat melakukan anamnesis awal

singkat, pemeriksaan tanda tanda vital beserta status gizi pasien. Dokter

klinik selanjutnya melakukan anamnesis lanjutan, pemeriksaan fisik yang

diperlukan dilajutkan dengan pembuatan diagnosis dan pemberian terapi

medikamentosa yang sesuai.

c. Dokter atau petugas medis menyusun rencana asuhan pasien.

9
Dokter dan perawat dibantu oleh apoteker sudah memberikan rencana

asuhan pasien berupa KIE ( Konfirmasi, Informasi, Edukasi) yang sesuai

dengan masalah kesehatan pasien dengan memperhatikan kebutuhan

biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan tata nilai budaya pasien.

d. Dokter atau petugas medis memberikan pilihan alternatif pengobatan

Dokter dan petugas medis klinik universitas Lampung memberikan

alternative pengobatan ketika pengobatan yang adekuat tidak tersedia di

klinik atau pasien kurang berkenan dengan pemberian tatalaksana dan

edukasi dari klinik Universitas Lampung.

e. Dokter atau petugas medis berkolaborasi dengan tim kesehatan lain lain

bila pasien membutuhkan penanganan tim kesehatan lain

Pada klinik universitas lampung dapat bekerjasama dengan rumah sakit

bila dibutuhkan.

f. Dokter atau petugas medis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana

layanan yang telah disusun atas persetujuan pasien.

Pada klinik universitas Lampung dokter atau petugas medis sudah

melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana layanan yang telah

disusun atas persetujuan pasien

g. Dokter atau petugas medis mendokumentasikan kegiatan.

Dokumentasi kegiatan dilakukan jika diperlukan, biasanya terkait

masalah hukum atau penyakit kronik progresif yang butuh dokumentasi.

10
Unit terkait sebagai berikut:
a. Loket pendaftaran

Sudah terdapat loket pendaftaran yang memadai di klinik Universitas

Lampung.

b. Poli pelayanan umum

Sudah terdapat poli pelayanan umum yang memadai di klinik Universitas

Lampung.

c. Poli pelayanan gigi

Sudah terdapat poli pelayanan gigi yang memadai di klinik Universitas

Lampung.

d. Poli pelayanan KIA


Sudah terdapat poli pelayanan KIA yang memadai di klinik Universitas

Lampung.

e. Pelayanan KB
Sudah terdapat poli pelayanan KB yang memadai di klinik Universitas

Lampung.

f. Pelayanan Imunisasi

Pada klinik universitas Lampung belum didapatkan pelayanan Imunisasi.

Dokumen terkait :

a. Rekam medik pasiem

Setiap pasien klinik Universitas Lampung mempunyai rekam medis

masing masing.

11
b. Buku registrasi

Sudah terdapat buku registrasi di meja pendaftaran klinik universitas

Lampung.

3.2 Prosedur Pelayanan Terpadu

Pada klinik Universitas Lampung didapatkan usaha untuk mecapai adanya

prosedur yang efektif untuk menyusun rencana layanan baik layanan medis

maupun layanan terpadu jika pasien membutuhkan penanganan oleh tim

kesehatan yang terkoordinasi. Dengan langkah -langkah prosedur sebagai

berikut:

1. Prosedur :

a. Dokter atau petugas medis melakukan kajian terhadap keluhan dan

kebutuhan pasien.

Pada klinik Universitas Lampung perawat melakukan anamnesis awal

singkat, pemeriksaan tanda tanda vital beserta status gizi pasien.

Dokter klinik selanjutnya melakukan anamnesis lanjutan, pemeriksaan

fisik yang diperlukan

b. Dokter atau petugas medis merencanakan layanan ditetapkan

berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis.

Dalam menyusun rencana layanan dipandu oleh kebijakan dan

prosedur yang jelas sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai

dengan standar pelayanan yang ditetapkan.

Dokter klinik melakukan pembuatan diagnosis dan pemberian terapi

medikamentosa yang sesuai. Dokter dan perawat dibantu oleh

12
apoteker sudah memberikan rencana asuhan pasien berupa KIE (

Konfirmasi, Informasi, Edukasi) yang sesuai dengan masalah

kesehatan pasien dengan memperhatikan kebutuhan biologis,

psikologis, sosial, spiritual, dan tata nilai budaya pasien.

c. Dokter atau petugas medis memberikan rujukan ke poli lain jika di

dalam rencana layanan pasien memerlukan kolaborasi dengan tim

kesehatan lain.

Dokter dan petugas medis klinik universitas Lampung memberikan

alternative pengobatan ketika pengobatan yang adekuat tidak tersedia

di klinik.

d. Penanganan pasien secara interprofesi

Pasien TB, DM, hiperkolesterolemia, IMS, HIV, balita dengan gizi

kurang/buruk dan penyulitya, ibu hamil dengan penyulit (HT/ DM/

Preeklamsia/ anemia/ struma/ perdarahan) belum didapatkan adanya

penanganan interprofesi

e. Dokter atau petugas medis mendokumentasikan hasil pemeriksaan

kedalam rekam medis

Dokter atau petugas medis sudah mendokumentasikan hasil

pemeriksaan kedalam rekam medis

2. Unit terikat :

a. Loket pendaftaran

Sudah terdapat loket pendaftaran yang memadai di klinik Universitas

Lampung.

13
b. Poli pelayanan umum

Sudah terdapat poli pelayanan umum yang memadai di klinik

Universitas Lampung.

c. Poli pelayanan gigi

Sudah terdapat poli pelayanan gigi yang memadai di klinik

Universitas Lampung.

d. Poli pelayanan KIA

e. Pelayanan KB

f. Pelayanan Imunisasi

Pada klinik universitas Lampung belum didapatkan poli pelayanan

KIA, pelayanan KB, pelayanan Imunisasi.

3. Dokumen terkait :

a. Rekam medik pasiem

Setiap pasien klinik Universitas Lampung mempunyai rekam

medis masing masing.

b. Buku registrasi

Sudah terdapat buku registrasi di meja pendaftaran klinik

universitas Lampung

14
4. Bagan alur :

Berikut alur yang ada pada pelayanan klinik universitas Lampung

Pengkajian awal
komprehensif
terhadap pasien

Diagnosis
Factor resiko
(merokok,sanitasi
dan hygiene jelek, rsiko
penularan, dll)
Factor penyulit (gizi
kuang,infeksi
gigi,hamil,dll)
komorbid

Penatalaksanaan
medika mentosa,
KIE, asuhan
komprehensif

Pasien pulang

15
BAB IV
SISTEM OPERASIONAL PROSEDUR

4.1 SOP Rencana Penyusunan Layanan Medis


4.1.1. Pengertian

Penyusunan rencana layanan medis adalah kegiatan menyusun terapi

atau pengobatan yang akan dilakukan untuk pasien sesuai dengan

masalah kesehatan yang dihadapi pasien agar mendapatkan

pengobatan yang tepat dan maksimal.

4.1.2. Tujuan

Sebagai pedoman penyusunan rencana layanan medis di Poliklinik

UNILA

4.1.3. Kebijakan

Keputusan kepala Poliklinik UNILA mengenai kebijakan penyusunan

rencana pelayanan medis dan layanan terpadu

4.1.4. Prosedur

1. Dokter atau petugas medis melakukan identifikasi pasien

2. Dokter atau petugas medis melakukan anamnesa, pemeriksaan

fisik

3. Dokter atau petugas medis merumuskan diagnosa pasien

16
4. Dokter atau petugas medis menyusun rencana asuhan pasien sesuai

dengan masalah kesehatan pasien dengan memperhatikan

kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan tata nilai

budaya pasien

5. Dokter atau petugas medis memberikan pilihan alternatif

pengobatan

6. Dokter atau petugas medis berkolaborasi dengan tim kesehatan lain

lain bila pasien membutuhkan penanganan tim kesehatan lain

7. Dokter atau petugas medis melaksanakan tindakan sesuai dengan

rencana layanan yang telah disusun atas persetujuan pasien

8. Dokter atau petugas medis mendokumentasikan kegiatan

9. Unit terikat :

a. Loket pendaftaran

b. Poli pelayanan umum

c. Poli pelayanan gigi

d. Poli pelayanan KIA

e. Pelayanan KB

f. Pelayanan Imunisasi

10. Dokumen terkait : Rekam medik pasien, Buku registrasi

17
4.2 SOP Rencana Penyusunan Layanan Terpadu

4.2.1 Pengertian

Penyusunan rencana layanan terpadu adalah prosedur dalam

menyusun rencana layanan yang sesuai dengan kondisi pasien dan

standar pelayanan klinis yang dilakukan oleh tim interprofesi.

4.2.2 Tujuan

Sebagai pedoman penyusunan rencana layanan terpadu di Poliklinik

UNILA.

4.2.3 Kebijakan

Keputusan kepala Poliklinik UNILA mengenai kebijakan penyusunan

rencana pelayanan medis dan layanan terpadu.

4.2.4 Prosedur

1. Dokter atau petugas medis melakukan kajian terhadap keluhan dan

kebutuhan pasien.

2. Dokter atau petugas medis merencanakan layanan ditetapkan

berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis.

Dalam menyusun rencana layanan dipandu oleh kebijakan dan

prosedur yang jelas sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai

dengan standar pelayanan yang ditetapkan.

3. Dokter atau petugas medis memberikan rujukan ke poli lain jika di

dalam rencana layanan pasien memerlukan kolaborasi dengan tim

kesehatan lain.

18
4. Penangan pasien secara interprofesi meliputi pasien TB, DM,

hiperkolesterolemia, IMS, HIV, balita dengan gizi kurang/buruk

dan penyulitya, ibu hamil dengan penyulit (HT/ DM/ Preeklamsia/

anemia/ struma/ perdarahan).

5. Dokter atau petugas medis mendokumentasikan hasil pemeriksaan

kedalam rekam medis.

6. Unit terikat

a. Loket pendaftaran

b. Poli pelayanan umum

c. Poli pelayanan gigi

d. Poli pelayanan KIA

e. Pelayanan KB

f. Pelayanan Imunisasi

7. Dokumen terkait : Rekam medik pasien, Buku registrasi

19
8. Bagan alur :

Pengkajian awal
komprehensif
terhadap pasien

Diagnosis
Factor resiko
(merokok,sanitasi
dan hygiene jelek, risiko
penularan, dll)
Factor penyulit (gizi
kurang, infeksi gigi,
hamil,dll)
komorbid

Rujuk internal: Pasien pulang


Ruang tindakan
Laboratorium
Poli gigi
Poli KIA
Gizi

20
BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan pada penulisan karya tulis ini adalah sebagai

berikut:

1. Layanan Kesehatan yang terdapat di Klinik Universitas Lampung adalah

layanan medis dan layanan terpadu.

2. Prosedur layanan kesehatan baik berupa layanan medis maupun terpadu di

Klinik Universitas Lampug telah terpenuhi dengan baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2011. Peraturan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/MENKES/PER/I/2011
tentang Klinik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Klinik. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

22

Anda mungkin juga menyukai