Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

ANEMIA HEART DISEASE

Aldi Setia (1918012036)


Diah Balqis Ikfi Hidayati (1918012038)
Fitri Syifa Nabila (1918012037)
Made Ayu Purnama Sari (1918012006)
Novita Arlisa Lumban Raja (1918012013)

Preceptor:
dr. Iswandi Darwis, M.Sc., Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD DR.H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
PERIODE 10 FEBRUARI – 16 MARET 2020
PERIODE 15 FEBRUARI – 20 MARET 2021
LATAR BELAKANG

Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik seluruh
dunia dan dianggap sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di
negara berkembang. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen (O2) dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Secara praktis anemia
ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit.
EPIDEMIOLOGI

Penduduk dunia yang mengalami anemia berjumlah sekitar 30% atau 2,20 miliar orang
dengan sebagian besar di antaranya tinggal di daerah tropis. Prevalensi anemia secara
global sekitar 51%. Sekitar 47,4% mengenai anak yang berusia di bawah 5 tahun. Di
negara berkembang, prevalensi anemia anak di bawah 5 tahun sebesar 42%, dan usia 5-14
tahun 53%. Defisiensi besi merupakan defisiensi nutrisi yang paling sering dijumpai di
seluruh dunia, sehingga anemia defisiensi besi menjadi penyakit akibat defisiensi nutrisi
yang paling banyak di dunia dan 50% penyebab utama anemia tersebut adalah anemia gizi
WHO (2008)
LATAR BELAKANG ANEMIA HEART DISEASE

Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi merupakan gejala


berbagai macam penyakit dasar seperti anemia pada penyakit jantung atau
anemia pada gagal jantung. Gagal jantung secara umum didefinisikan se- bagai
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah beserta nutrientnya, dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, baik pada
saat istirahat maupun selama aktifitas. Insiden gagal jantung diperkirakan 1-3
per 1000 penduduk pada usia di atas 25 tahun, dan menjadi 3-13 % pada
populasi usia di atas 65 tahun. Anemia merupakan salah satu faktor komorbid
penting yang sering ditemukan
EPIDEMIOLOGI ANEMIA HEART DISEASE

Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi merupakan gejala


berbagai macam penyakit dasar seperti anemia pada penyakit jantung atau
anemia pada gagal jantung. Gagal jantung secara umum didefinisikan se- bagai
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah beserta nutrientnya, dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, baik pada
saat istirahat maupun selama aktifitas. Insiden gagal jantung diperkirakan 1-3
per 1000 penduduk pada usia di atas 25 tahun, dan menjadi 3-13 % pada
populasi usia di atas 65 tahun. Anemia merupakan salah satu faktor komorbid
penting yang sering ditemukan.
EPIDEMIOLOGI ANEMIA HEART DISEASE

Terdapat berbagai faktor yang berkontribusi terhadap resiko terjadinya


anemia pada penderita gagal jantung. Insufisiensi ginjal merupakan
faktor komorbid penting yang sering ditemukan pada gagal jantung, dan
merupakan prediktor kuat meningkatnya resiko anemia pada gagal
jantung. Perkiraan jumlah penderita gagal ginjal kronik dengan laju
filtrasi glomerulus < 60 mL/menit pada populasi penderita gagal jantung
adalah 20- 40% (Riskesdas, 2014)
ANEMIA
Etiologi
Definisi
Gangguan Pembentukan Eritrosit
Anemia merupakan suatu kondisi Gangguan pembentukan eritrosit terjadi apabila
dimana sel darah merah tidak terdapat defisiensi substansi tertentu seperti
mencukupi untuk memenuhi mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat),
kebutuhan fisiologis tubuh. asam amino, serta gangguan pada sumsum tulang. 

Perdarahan.
Perdarahan baik akut maupun kronis
mengakibatkan penurunan total sel darah merah
dalam sirkulasi. 

Hemolisis
Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit.
Kadar Hb normal
(WHO, 2011)
Klasifikasi
Anemia Makrositik
Klasifikasi Anemia
Normositik Normokrom
Klasifikasi Anemia
Mikrositik Hipokrom
ANEMIA HEART DISEASE

Resiko terjadinya anemia pada penderita gagal jantung.


Insufisiensi ginjal merupakan faktor komorbid penting yang sering ditemukan pada gagal
jantung, dan merupakan prediktor kuat meningkatnya resiko anemia pada gagal jantung.
Perkiraan jumlah penderita gagal ginjal kronik dengan laju filtrasi glomerulus < 60
mL/menit pada populasi penderita gagal jantung adalah 20- 40%.

Faktor lain yang berhubungan dengan resiko terjadinya anemia pada gagal jantung adalah:
usia tua, jenis kelamin perempuan, adanya penurunan indeks massa tubuh,
penggunaan obat-obat angiotensin converting enzyme–inhibitor (ACE-inhibitor) dan
angiotensin receptor blocker (ARB), serta gagal jantung tingkat lanjut.
ANEMIA HEART DISEASE

Sebagian besar (50-60%) anemia pada gagal jantung merupakan anemia normokrom
normositer akibat penyakit kronik dan anemia renal. Penyebab anemia lainnya adalah
defisiensi besi (30%) akibat kurangnya asupan maupun absorbsi besi, serta kehilangan
darah kronik akibat konsumsi obatobatan anti platelet. Pada gagal jantung terjadi
peningkatan volum plasma yang berakibat hemodilusi dan menyebabkan ”anemia” tanpa
penurunan aktual volum sel darah merah.
Mekanisme terjadinya
anemia pada heart
disease
PATOFISIOLOGI

Penyakit
Ginjal Kronik Anemia dan Anemia pada
Kelainan
dan Gangguan Sistem Renin Hemodilusi Penyakit
Hematinik Produksi Angiotensin Kronik
Eritropoietin
curah jantung,
SRAA  LFG,
dilatasi, massa retensi air & garam
ventrikel kiri

Konsekuensi
Anemia terhadap
Gagal Jantung

Hipertrofi ventrikel Volume cairan


kiri, kematian otot ekstrasel 
jantung Hemodilusi
Overload
plasma 
Beban jantung
TATALAKSANA ANEMIA
PADA GAGAL JANTUNG
T
r
a
P
n
e
s
m
f
P
b
u
e
e
s
m
rb
ii
e
a
rd
in
a
r
a
P
n
ra
h
e
S
p
b
u
a
p
ril
a
a
e
t
m
k
e
E
a
n
rtd
i
a
ts
r
iro
H
p
b
B
o
e
i<
s
e
i
t8
ig
n
r
%
.

P
e
m
b
e
r
i
a
n

D
i
u
r
e
t
i
k
KESIMPULAN

1. Anemia adalah keadaan berkurangnya massa eritrosit dan atau hemoglobin dari
nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman
O2 ke jaringan menurun.
2. Anemia berdasarkan morfologi sel darah marah dibagi menjadi anemia normositik
normokrom, anemia mikrositik hipokrom, dan anemia makrositik normokrom.
3. Anemia menyebabkan abnormalitas fungsi dan struktur jantung. Iskemi perifer
akibat anemia menyebabkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
4. Tatalaksana anemia pada gagal jantung yaitu transfusi darah, pemberian preparat
eritropoietin, pemberian suplementasi besi dan pemberian diuretik.
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai