Preceptor:
dr. Iswandi Darwis, M.Sc., Sp.PD
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik seluruh
dunia dan dianggap sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di
negara berkembang. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen (O2) dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Secara praktis anemia
ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit.
EPIDEMIOLOGI
Penduduk dunia yang mengalami anemia berjumlah sekitar 30% atau 2,20 miliar orang
dengan sebagian besar di antaranya tinggal di daerah tropis. Prevalensi anemia secara
global sekitar 51%. Sekitar 47,4% mengenai anak yang berusia di bawah 5 tahun. Di
negara berkembang, prevalensi anemia anak di bawah 5 tahun sebesar 42%, dan usia 5-14
tahun 53%. Defisiensi besi merupakan defisiensi nutrisi yang paling sering dijumpai di
seluruh dunia, sehingga anemia defisiensi besi menjadi penyakit akibat defisiensi nutrisi
yang paling banyak di dunia dan 50% penyebab utama anemia tersebut adalah anemia gizi
WHO (2008)
LATAR BELAKANG ANEMIA HEART DISEASE
Perdarahan.
Perdarahan baik akut maupun kronis
mengakibatkan penurunan total sel darah merah
dalam sirkulasi.
Hemolisis
Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit.
Kadar Hb normal
(WHO, 2011)
Klasifikasi
Anemia Makrositik
Klasifikasi Anemia
Normositik Normokrom
Klasifikasi Anemia
Mikrositik Hipokrom
ANEMIA HEART DISEASE
Faktor lain yang berhubungan dengan resiko terjadinya anemia pada gagal jantung adalah:
usia tua, jenis kelamin perempuan, adanya penurunan indeks massa tubuh,
penggunaan obat-obat angiotensin converting enzyme–inhibitor (ACE-inhibitor) dan
angiotensin receptor blocker (ARB), serta gagal jantung tingkat lanjut.
ANEMIA HEART DISEASE
Sebagian besar (50-60%) anemia pada gagal jantung merupakan anemia normokrom
normositer akibat penyakit kronik dan anemia renal. Penyebab anemia lainnya adalah
defisiensi besi (30%) akibat kurangnya asupan maupun absorbsi besi, serta kehilangan
darah kronik akibat konsumsi obatobatan anti platelet. Pada gagal jantung terjadi
peningkatan volum plasma yang berakibat hemodilusi dan menyebabkan ”anemia” tanpa
penurunan aktual volum sel darah merah.
Mekanisme terjadinya
anemia pada heart
disease
PATOFISIOLOGI
Penyakit
Ginjal Kronik Anemia dan Anemia pada
Kelainan
dan Gangguan Sistem Renin Hemodilusi Penyakit
Hematinik Produksi Angiotensin Kronik
Eritropoietin
curah jantung,
SRAA LFG,
dilatasi, massa retensi air & garam
ventrikel kiri
Konsekuensi
Anemia terhadap
Gagal Jantung
P
e
m
b
e
r
i
a
n
D
i
u
r
e
t
i
k
KESIMPULAN
1. Anemia adalah keadaan berkurangnya massa eritrosit dan atau hemoglobin dari
nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman
O2 ke jaringan menurun.
2. Anemia berdasarkan morfologi sel darah marah dibagi menjadi anemia normositik
normokrom, anemia mikrositik hipokrom, dan anemia makrositik normokrom.
3. Anemia menyebabkan abnormalitas fungsi dan struktur jantung. Iskemi perifer
akibat anemia menyebabkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
4. Tatalaksana anemia pada gagal jantung yaitu transfusi darah, pemberian preparat
eritropoietin, pemberian suplementasi besi dan pemberian diuretik.
TERIMAKASIH