Anda di halaman 1dari 41

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN KRITIS

SISTEM ENDOKRIN

Oleh :

SRI HARTINA HM

SRI MULIANA

RULYANIS

MUHRINA

SALMIAH

NURANNISA BERLIN

DOSEN PEMBIMBING :

A. Budiyanto, S.Kep., Ns. M.Kep

Prodi Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ungkapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan

hidayah yang telah dilimpahkan kepada kita, sehingga makalah ini dapat saya

selesaikan dengan baik yang membahas tentang Sistem Endokrin pada

Keperawatan Kritis. Selanjutnya, salam dan salawat kita sanjungkan kepada

Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabat beliau yang telah membawa

ummat manusia dari alam kebodohan ke alam penuh ilmu pengetahuan.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita. Dan apabila sekiranya terdapat kesalahan dalam

makalah ini, kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi

perbaikan masa depan kami.

Samata, 15 October 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier pada Masalah dengan Kasus Kritis

pada Sistem Endokrin

B. Peran dan Fungsi Perawat

C. Fungsi Advokasi pada Kasus Kritis Terkait Sistem Endokrin

D. Asuhan Keperawatan Kritis

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon

tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini

menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang,

yang disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah, 2009).

Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk paling umum dari

hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves. Kejadian

tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama

periode 20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun.

Gondok multinodular (15-20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah

defisiensi yodium. Kebanyakan orang di Amerika Serikat menerima yodium

cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari kejadian di wilayah dunia

dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-5% kasus

tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011).

Prevalensi hipertiroid berdasarkan umur dengan angka kejadian lebih kurang


10 per 100.000 wanita dibawah umur 40 tahun dan 19 per 100.000 wanita yang

berusia di atas 60 tahun. Prevalensi kasus hipertiroid di Amerika terdapat pada

wanita sebesar (1 ,9%) dan pria (0,9%). Di Eropa ditemukan bahwa prevalensi

hipertiroid adalah berkisar (1-2%). Di negara lnggris kasus hipertiroid terdapat

pada 0.8 per 1000 wanita pertahun (Guyton, 1991 ).


B. Rumusan Masalah

1. Apa saja pencegahan primer, sekunder, tersier pada masalah dengan kasus

kritis pada sistem endokrin ?

2. Bagaimana peran dan fungsi perawat ?

3. Apa saja fungsi advokasi pada kasus kritis terkait sistem endokrin ?

4. Bagaimana bentuk asuhan keperawatan kritis ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pencegahan primer, sekunder, tersier pada masalah dengan

kasus kritis pada sistem endokrin

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan peran dan fungsi perawat

3. Untuk mengetahui fungsi advokasi pada kasus kritis terkait sistem endokrin

4. Untuk mengetahui dan menjelaskan proses asuhan keperawatan kritis


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pencegahan Kasus Kritis pada Sistem Endokrin (Hipertiroidisme)

1. Pencegahan Primer

a. Obat antitiroid.

Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah thionamide, yodium,

lithium, perchlorat dan thiocyanat. Obat yang sering dipakai dari

golongan thionamide adalah propylthiouracyl (PTU), 1 - methyl - 2

mercaptoimidazole (methimazole, tapazole, MMI), carbimazole. Obat ini

bekerja menghambat sintesis hormon tetapi tidak menghambat

sekresinya, yaitu dengan menghambat terbentuknya monoiodotyrosine

(MIT) dan diiodotyrosine (DIT), serta menghambat coupling

diiodotyrosine sehingga menjadi hormon yang aktif. PTU juga

menghambat perubahan T4 menjadi T3 di jaringan tepi, serta

harganya lebih murah sehingga pada saat ini PTU dianggap sebagai

obat pilihan.
b. Yodium.

Pemberian yodium akan menghambat sintesa hormon secara akut

tetapi dalam masa 3 minggu efeknya akan menghilang karena adanya

escape mechanism dari kelenjar yang bersangkutan, sehingga meski

sekresi terhambat sintesa tetap ada. Akibatnya terjadi penimbunan

hormon dan pada saat yodium dihentikan timbul sekresi berlebihan dan

gejala hipertiroidi menghebat.

c. Penyekat Beta (Beta Blocker).


Terjadinya keluhan dan gejala hipertiroidi diakibatkan oleh adanya

hipersensitivitas pada sistim simpatis. Meningkatnya rangsangan sistem

simpatis ini diduga akibat meningkatnya kepekaan reseptor terhadap

katekolamin. Penggunaan obat-obatan golongan simpatolitik diperkirakan

akan menghambat pengaruh hati.Reserpin, guanetidin dan penyekat

beta (propranolol) merupakan obat yang masih digunakan. Berbeda

dengan reserpin/guanetidin, propranolol lebih efektif terutama dalam

kasus-kasus yang berat. Biasanya dalam 24 - 36 jam setelah pemberian

akan tampak penurunan gejala. Khasiat propranolol :

1) penurunan denyut jantung permenit

2) penurunan cardiac output

3) perpanjangan waktu refleks Achilles

4) pengurangan nervositas

5) pengurangan produksi keringat

6) pengurangan tremor (Schteingart. 2006)

2. Pencegahan Sekunder

a. Pembedahan
1) Radioaktif iodine.

Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang

hiperaktif

2) Tiroidektomi.

Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang

membesar. (Schteingart. 2006)

3. Pencegahan Tersier

a. Istirahat
Hal ini diperlukan agar hipermetabolisme pada penderita tidak makin

meningkat. Penderita dianjurkan tidak melakukan pekerjaan yang

melelahkan/mengganggu pikiran balk di rmah atau di tempat bekerja.

Dalam keadaan berat dianjurkan bed rest total di Rumah Sakit.

b. Diet

Diet harus tinggi kalori, protein, multivitamin serta mineral. Hal ini

antara lain karena : terjadinya peningkatan metabolisme, keseimbangan

nitrogen yang negatif dan keseimbangan kalsium yang negatif.

c. Obat penenang

Mengingat pada PG sering terjadi kegelisahan, maka obat penenang

dapat diberikan. Di samping itu perlu juga pemberian psikoterapi.

(Gandhour. 2011)

B. Peran dan Fungsi Perawat Kritis

1. Peran

Sepuluh Tanggung jawab peran perawatkeperawatan kritis oleh AACN

a. Mendukung dan menghormati otonomi pasien,serta pengambilan

keputusan yang diinformasikan.


b. Menjadi penegah apabila ada keraguan kepentingan siapa yang dilayani.

c. Membantu pasien untuk memperoleh perawatan yang diperlukan.

d. Menghormati nilai, keyakinan, dan hak pasien.

e. Memberikan edukasi kepada pasien/yang mewakilkan dala pengambilan

keputusan.

f. Menerangkan hak pasien utnuk memilih.


g. Mendukung keputusan pasien/yang mewakilkan atau memindahtangnkan

perawatan kepada perawat keperawatab kritis dengan kualifikasi yang

setara.

h. Menjadi perantara bagi pasien yang tidak bisa mengambil keputusan

sendiri dan juga pasien yang memerlukan intervensi darurat.

i. Memonitor dan menjamin kualitas pelayanan.

j. Berlaku sebagau penghubung antara pasien/keluarga pasien dan anggota

tim kesehatan lain.

2. Fungsi

a. Bedsite Nurse (Pemberian Asuhan keperawatan).

b. Pendidik Critical Care (Pemberian Penkes).

c. Case Manager (Mengelola Kasus)

d. Manager Unit atau dapertemen (Kepela Bagian).

e. Perawat Klinis Spesialis (Membantu Memberikan Asuhan Keperawatan).

f. Perawat Praktisi (Untuk memenuhi Kebutuhan Pasien)

C. Fungsi Advokasi pada Kasus Kritis Terkait Sistem Endokrin

Penyakit hipertiroid merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb)


dalam darah kurang dari normal. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat

menimbulkan gejala lesu, lemah, letih. Lelah, dan cepat lupa, olah raga, dan

penurunan produktivitas kerja. Selain itu hipertiroid juga akan menurunkan daya

tahan tubuh dan mengakibatkan tubuh mudah terkena infeksi. Salah satu

penyebab hipertiroid adalah kekurangan zat besi, kekurangan ini sendiri dapat

menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun

sel otak (Rizal, 2010)


Fungsi advokasi pada kasus hipertiroid dengan memberikan informasi yang

tepat sehingga klien ataupun kelurga klien dalam hal ini dapat membantu untuk

memberikan gambaran informasi mengenai penyakitnya dan perawat diharapkan

dapat dipermudah dalam pengambilan tindakan keperawatan Juga dapat berperan

mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas

pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak atas

privasi klien. dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih. Lelah,

dan cepat lupa, olah raga, dan penurunan produktivitas kerja. Selain itu hipertiroid

juga akan menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan tubuh mudah terkena

infeksi. Salah satu penyebab hipertiroid adalah kekurangan zat besi, kekurangan

ini sendiri dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik

sel tubuh maupun sel otak (Rizal, 2010)

Fungsi advokasi pada kasus hipertiroid dengan memberikan informasi yang

tepat sehingga klien ataupun kelurga klien dalam hal ini dapat membantu untuk

memberikan gambaran informasi mengenai penyakitnya dan perawat diharapkan

dapat dipermudah dalam pengambilan tindakan keperawatan Juga dapat berperan

mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas


pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak atas

privasi klien.

D. Asuhan Keperawatan Kritis

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Nama Lengkap : Ny B

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur / Tanggal Lahir : 30 Tahun


Kawin / Belum Kawin : Sudah kawin

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Bugis

Pendidikan : SMA

Pendapatan : Tidak menentu

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Nomor Askes :-

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24

b. Identitas Penaggung

Nama Lengkap : Tn A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur / Tanggal Lahir : 38 tahun

Kawin / Belum Kawin : Sudah Kawin

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Bugis

Pendidikan : SMA

Pendapatan : Tidak menentu


Pekerjaan : Wiraswasta

Nomor Askes :-

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Keluhan Utama : Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas

b. Riwayat Keluhan Utama ( dengan pendekatan P,Q,R,S,T )

1) Provocative/palliative
a) Yang menyebabkan keluhan tubuh terasa lemas adalah terjadinya

peningkatan suhu tubuh akibat peningkatan laju metabolisme

tubuh di atas normal.

b) Yang membuatnya keluhan bertambah baik /ringan jika klien

berada pada tempat yang dingin atau bertambah berat jika

melakukan aktivitas yang menambah peningkatan laju

metabolisme

2) Quality/quantity

a) Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh seiring dengan peningkatan

laju metabolism tubuh.

b) Rasa lemas yang di rasakan membuat klien tidak bisa menjalankan

aktivitas seperti biasa.

3) Region/radiation

a) Rasa lemas di rasakan di seluruh tubuh

4) Severity scale

a) Dengan peningkatan laju metabolisme tubuh, pasien kehilangan

energi yang berlebihan serta terjadi peningkatan suhu tubuh


sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan dan rasa lemas yang

dapat mempengaruhi aktivitas

b) Kelelahan dan rasa lemas yang dirasakan klien berada pada

tingkat yang sedang.

5) Timing

a) Keluhan dirasakan klien 2 bulan yang lalu

b) Keluhan sering dirasakan klien sekitar 2 minggu yang lalu

c) Keluhan dirasakan klien secara perlahan-lahan


c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Sebelumnya klien belum pernah merasakan penyakit ini Klien pernah

di rawat di rumah sakit sebelumnya karena demam tinggi, Klien alergi

terhadap ikan asin, tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya dengan

tidak menghindari penyebab alergi . Kebiasaan klien tidak merokok serta

tidak mengonsumsi minuman beralkohol, klien minum kopi 2 kali sehari

sejak 5 tahun terakhir

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Lemah

b. Tingkat kesadaran : Apatis

c. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah : 110/150 mmhg

2) Denyut nadi : 125x/menit

3) Suhu badan : 38 oC

4) Pernafasan : 30x/ menit

d. Berat Badan : 45 Kg

e. Tinggi Badan : 157 cm


f. Kulit

1) Inspeksi

a) Tidak terdapat lesi,lecet,jaringan parut

b) kulit tampak bersih

c) Tidak terdapat kelainan –kelainan pada kulit

d) Mis ; mokula, papula, ulcus, Eritema, fistula, eksoreasi

2) Palpasi

a) Kulit : dingin
b) Kelembaban kulit : kurang

c) Tekstur kulit : halus

d) Oedema : tidak ada

g. Keadaan kepala

1) inspeksi

a) Bentuk muka dan tengkorak kepala simetrisan

b) Penyebaran rambut jarang serta halus

c) Tidak ada luka pada kulit kepala

d) Rambut tampak bersih

2) Palpasi

a) Tidak ada pembengkakan/ benjolan

b) Tidak ada nyeri tekan

c) Massa tidak ada

h. Muka / Wajah

1) Inspeksi

a) Simertis/tidak : simetris

b) Bentuk wajah : Lonjong/oval


c) Gerakan abnormal : Tidak ada

d) Ekspresi wajah : datar

2) Palpasi

a) Nyeri tekan/tidak : Tidak ada nyeri tekan

b) Data lain : -

i.Keadaan mata

1) Inspeksi

a) Palpebrae : tidak ada edema dan radang


b) Sclera : Berwarna kemerahan

c) Conjuctiva : Tidak Radang/tidakAnemis

d) Pupil : isokor

e) Posisi mata : Simetris kiri dan kanan

f) Gerakan bola mata : Pasien sulit menggerakkan

matanya karena nyeri saat menggerakan mata

g) Penutupan kelopak mata : Pasien sulit menutup mata

h) Keadaan visus : 15/20

i) Penglihatan : Kabur

2) Palpasi

a) Nyeri Tekan (+)

b) Tekanan Intra Okuler ( TIO ) (+)

j.Keadaan hidung

1) inspeksi

a) Simetrisan

b) Tidak terdapat pembengkakan dan sekresi

c) tulang hidung tidak mengalami pembengkokan


d) Tidak mengalami pembengkakan pada sselaput lendir

2) Palpasi

a) Tidak terdapat nyeri tekan

b) Tidak ada benjolan/tumor

k. Keadaan telinga

1) inspeksi

a) telinga bagian luar simetris

b) Tidak ada serumen/cairan, nanah


l.Mulut

1) Inspeksi

a) Keadaan gigi : gigi tampak bersih

b) Karang gigi/karies : -

c) Pemakaian gigi palsu : -

d) Gusi : tidak mengalami peradangan

e) Lidah : Lidah tampak kotor

f) Bibir : pucat , kering pecah , mulut tidak

berbau

m. Tenggorokan

1) Warna mukosa Pucat.

2) Terdapat nyeri tekan

3) Terdapat nyeri menelan

n. Leher

1) Inspeksi

a) Kelenjar Thyroid : Membesar

b) ada pembengkakan/benjolan pada leher


c) tidak ada distensi vena jugularis

2) Palpasi

a) Kelenjar Thyroid : Teraba

b) Kaku kuduk/tidak : +

c) Kelenjar limfe : tidak

d) ada benjolan

e) Mobilisasi leher normal

o. Thorax dan pernafasan


1) Inspeksi

a) Bentuk dada : normal

b) Pernafasan : Inspirasi/ekspirasi, frekuensi pernafasan,

irama pernafasan, Pengembangan diwaktu bernafas

c) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan

d) ada retraksi : Pengamatan tentang adanya batuk (

produktif, kering, pendek/dehem )

2) Palpasi

a) Tidak adanya nyeri tekan

b) Tidak ada massa adanya massa

c) Vokal fremitus : adanya getaran dinding dada

3) Perkusi

a) Bunyi sonor : Suara perkusi jaringan paru yang normal

4) Askultasi

a) Suara nafas :

i. Vesikuler dan tidak terdapat wheezing

ii. Suara ucapan normal


p. Jantung

1) Inspeksi : Ictus Cordis terlihat ditemukan pada ICS 5 linea medio

claviculari kiri

2) Palpasi :

a) Saat melakukan palpasi iktus teraba

b) Frekuensi jantung meningkat

3) Perkusi : Saat dilakukan perkusi, jantung dalam batas normal

4) Auskultasi
a) Irama jantung tidak teratur/ distritmia

b) Bising jantung : murmur ada

q. Pengkajian payudara dan ketiak

1) Inspeksi :

a) Payudara melingkar dan agak simetris dan ukuran sedang

b) Tidak terdapat udema, tidak terdapat kemerahan atau lesi serta

vaskularisasi normal

c) Areola mamma agak kecoklatan

d) Tidak adanya penonjolan atau retraksi akibat adanya skar atau lesi.

e) Tidak ada keluaran, ulkus , pergerakan atau pembengkakan. Posisi

kedua puting susu mempunyai arah yang sama.

f) ketiak dan klavikula tidak ada pembengkakan atau tanda kemerah-

merahan.

2) Palpasi : Tidak adanya keluaran serta nyeri tekan.

r. Abdomen

1) Inspeksi :

a. umbilikus tidak menonjol


b. Tidak ada pembendungan pembuluh darah vena

c. Tidak ada benjolan

d. warna kulit normal

2) Palpasi :

a. Tidak ada rasa nyeri

b. Tidak ada benjolan/ massa

c. Tidak ada pembesaran pada organ hepar

3) Perkusi : Tympani
4) Auskultasi : Peristaltik keras dan panjang

s. Genetalia dan Anus

Genetalia :

1) Inspeksi :

a) Tidak ada prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartolini,

b) sekret vagina jernih

c) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Anus : Keadaan anus normal, tidak ada haemoroid, fissura, fistula.

t.Ekstremitas

Ekstremitas atas

1) Motorik

a) Pergerakan kanan/kiri : lemah

b) Pergerakan abnormal : tidak seimbanngnya pergerakan antara

kanan dan kiri.

c) Kekuatan otot kiri/kanan : kekuatan otot kanan dan kiri lemah

d) Koordinasi gerak : ada gangguan

2) Refleks
a) Biceps kanan/kiri : Normal

b) Triceps kana/kiri : Normal

3) Sensori

a) Nyeri :+

b) Rangsang suhu :+

c) Rasa raba :+

Ekstremitas bawah

1) Motorik
a) Gaya berjalan : Normal

b) Kekuatan kanan/kiri : kekuatan kanan 4/kiri 4

c) Tonus otot kanan/kiri : menurun

2) Refleks

a) KPR kanan/kiri : -/-

b) APR kanan/kiri : -/-

c) Bebinski kanan/kiri : +/+

3) Sensori

a) Nyeri : +

b) Rangsang suhu : +

c) Rasa raba : +

u. Status Neurologi

Saraf-saraf cranial :

1) N I (Olfaktorius) : Klien mampu membedakan bau minyak kayu

putih dan alcohol.

2) N II (Optikus) : Klien tidak dapat melihat tulisan atau objek dari jarak

yang jauh.
3) N III,IV,VI (Okulomotorius, Cochlearis, Abdusen) : Mata dapat

berkontraksi, pupil isokor, klien tidak mampu menggerakkan bola

mata kesegala arah dan sulit mengangkat mata.

4) N V (Trigeminus) : Fungsi sensorik : Klien mengedipkan matanya bila

ada rangsangan dan fungsi motorik : Klien dapat menahan tarikan

pulpen dengan gigitannya.

5) N VII (Fasialis) : Klien dapat mengerutkan dahinya, tersenyum

dan dapat mengangkat alis.


6) N VIII (Akustikus) : Klien dapat mendengar dan berkomunikasi

dengan baik, tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.

7) N IX (Glosofaringeus): Klien dapat merasakan rasa manis, pahit,

pedas.

8) N X (Fagus) : Klien tidak ada kesulitan mengunyah, klien

tidak ada kesulitan menelan.

9) N XI (Assessoris) : Klien dapat mengangkat kedua bahu, tidak ada

atropi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.

10) N XII (Hipoglosus) : Gerakan lidah simetris, dapat bergerak

kesegala arah, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi,

indra pengecapan normal.

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) TSH serum (biasanya menurun)

2) T3 danT4 serum : meningkat

3) Tiroglobulin : meningkat

4) Pemberian TRH
5) Ambilan tiroid 131 : meningkat

6) Ikatan protein sodium : meningkat

7) Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)

8) Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)

9) Pemerksaan fungsi hepar : abnormal

10) Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi

cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI.

11) Kateklamin serum : menurun


12) kreatinin urin : meningkat

13) EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali

b. Radiologi : USG

c. Pemeriksaan canggih : MRI

5. Pola Kegiatan Sehari-Hari

a. Nutrisi

1) Kebiasaan

a) Frekwensi makan/hari : 3x/ hari

b) Nafsu makan : sedang

c) Makanan pantang : ikan asin

d) Makanan yang disukai : ayam goreng

e) Banyak minuman dlm sehari : 7-8 gelas

2) Perubahan selama sakit :

Klien mengatakan nafsu makan meningkat, sebelum sakit makan

klien 3x/hari habis satu porsi, sejak sakit makan klien > 3x/hari dan

menghabiskan > satu porsi, intake cairan sebelum sakit 7 - 8

gelas/hari, sejak sakit > 8 gelas/hari, klien alergi dengan ikan


asin,klien mengatakan BB badan turun sejak 1 bulan terakhir dari 57

kg menjadi 45kg.

b. Eliminasi

1) Buang air kecil

a) Frekuensi/hari : Frekuensi bak klien 2-3x/hari

b) Warna : Karakter urin kuning jerih

c) Perubahan selama sakit : Tidak ada masalah dalam miksi

2) Buang air besar


a) Fekuensi/hari : klien 1 - 2x/hari

b) Warna : Kuning

c) Konsistensi : padat/ normal

3) Perubahan setelah sakit :

Sejak sakit defekasi klien 2-3 x/hari bahkanlebih tapi dengan

konsistensi encer/cair. Klien tidak pernah menggunakan obat

pencahar.

c. Olaraga dan Aktivitas

1) Klien mengatakan kurang suka olaraga

2) Jenis olaraga yang disukai adalah olaraga renang

3) Olaraga tersebut tidak dilaksanakan secara teratur

4) Kebiasaan tidur :

a) Tidur malam jam : 10 bangun jam 6

b) Tidur siang jam : 3 bangun jam 4

c) Perubahan selama sakit : selama sakit klien susah tidur,

tidur 5 jam/hari.

d. Hygiene
1) Kebiasaan

a) Mandi : 2 kali/hari

b) Penyakit gigi : tidak ada

c) Rambut : Bersih

2) Perubahan selama sakit : Selama sakit klien mengalami

kelelahan sehingga pemenuhan kebutuhan sehari-hari terganggu

termasuk personal hygiene, selama sakit klien hanya mandi 1

kali/hari.
6. Pola Interaksi Sosial

Klien mengatakan sejak sakit klien agak tertutup, orang yang terdekat

dengan klien adalah orang tua dan suaminya, sebelumnya sakit klien aktif

dengan kegiatan masyarakat/ organisasi, tapi semenjak sakit klien lebih

banyak di rumah.

7. Kesehatan Sosial

Menururklien kebersihan rumah sangat penting, klien tinggal di daerah

yang bising dan klien tinggal 5 orang dalam rumah.

8. Keadaan Pskologis Selama Sakit

Klien mengatakan perubahan yang dirasakanterutama ketika berinteraksi

dengan orang lain, klien kesulitan dalam mengungkapkan apa yang

difikirkannya, klien lebih suka menyendiri dan banyak diam, klien lebih

sering cemas, klien tidak menggunakan obat tertentu

9. Kegiatan Keagamaan

Klien beranggapan bahwa penyakit yang diderita sekarang merupakan

cobaab untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya, klien menganut agama

islam klien taat dan melakukan sholat 5 waktu selama sakit.


10. Pengelompokan Data

Data subjektif Data Objektif

a. Klien mengatakan badannya a. Klien sering buang air besar,

terasa panas kadang diare

b. Klien mengatakan penglihatan b. Jari tangan klien gemetar

agak kabur (tremos)


c. Klien mengatakan mual c. Klien tampak tegang
d. Klien mengatakan sering d. Klien tampak gelisah

gugup e. Klien tampak cemas

e. Klien mengatakan sering f. Klien mudah tersinggung

terbangun di malam hari g. Jantung klien berdebar cepat

f. Klien mengatakan mata klien h. Berat badan klien turun meski

peka terhadap cahaya / tidak nafsu makan bertambah

tahan terhadap cahaya. i. Otot klien lemas, terutama

g. Klien mengatakan haid tidak lengan atas dan paha

lancar j. Rambut klien rontok

h. Klien mengatakan sukar k. Kulit klien halus dan tipis

berkonsentrasi l. Kelenjar tyroid klien mengalami

i. Klien mengatakan banyak pembesaran

keringat walaupun di malam m. Kulit klien teras hangat

hari n. Kulit klien memerah

j. Klien mengatakan tak tahan o. Wajah dan muka klien tampak

panas pucat

p. Klien tampak lemas


q. Mata klien tampak bengkak

r. Klien tampak capek

s. Pernafasan klien pendek.

11. Analisa Data

No Symtom Etiologi Problem

1 Do : Produksi hormone Penurunan curah

 TD : 130/80 tiroid meningkat Jantung


mmHg

 ND : 110 x / menit Peningkatan

 Nafas klienpendek metabolic tubuh

 Klien cemas dan

tegang Peningkatan kerja

jantung

Ds:

 Klien mengatakan Takikardi

jantungnya

berdebar – debar Perubahan

 Klien mengatakan denyut/irama

lelah jantung

Penurunan curah

Jantung

2 Do : Produksi hormon Kelelahan

 Klien tampak tiroid meningkat


lemas dan pucat

Hipermetabolik

DS :

 Klien mengatakan Meningkatnya

badannya lemah kebutahan energi

Kelelahan

3 Do : Produksi hormone Pemenuhan nutrisi


 Berat badan klien tiroid meningkat kurang dari

turun meskipun kebutuhan tubuh

nafsu makan Proses glikogenesis

bertambah meningkat

 Klien tamapak Proses pembakaran

lemah lemak meningkat

Ds :

 Klien mengatakan Suplai nutrisi yang

terkadang mual tidak adekuat

 Klien mengatakan

badannya lemah Pemenuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

4 Do : hipertiroidisme. Risiko tinggi

 Klien tampak terhadap kerusakan


gelisah integritas jaringan

 Klien tampak peningkatan

tegang produksi T3 dan T4

 Klien tampak

sering

menonjolkan peningkatan

mata pembentukan

Ds : limfosit
 Klien mengatakan

Penglihatannya

kabur edema jaringan retro

 Klien mengatakan orbita

sukar

berkonsentrasi

 Klien mengatakan eksoftalmus.

sulit menutup

matanya

protusi bola mata

menarik saraf optik

Gangguan

penglihatan

Risiko tinggi

terhadap kerusakan

integritas jaringan

5 Do : Peningkatan Ansietas

 Klien tampak produksi hormone

lemas dan pucat tiroid

DS :

 Klien mengatakan Hipermetabolik


badannya lemah

Perubahan status

kesehatan

Koping tidak

adekuat

ansietas

6 Do : Peningkatan Kurang

 Klien tampak produksi hormone pengetahuan

bingung saat tiroid

ditanya tentang

penyakitnya Hipermetabolik

DS :

 Klien mengatakan tidak mengenal

kurang mengerti sumber informasi

tentang
penyakitnya Kurang pengetahuan

7 Do : Peningkatan Risiko tinggi

 Klien tampak produksi hormone perubahan proses

bingung tiroid pikir

 Adaanya

perubahan perubahan fisiologik

tingkah laku pada


klien, sensitifitas peningkatan

meningkat. stimulasi SSP

DS :

 Klien mengatakan aktifitas mental

kemampuan meningkat

mengingat

berkurang Risiko tinggi

 Klien mengatakan perubahan proses

susah pikir

berkonsentrasi

12. Diagnosa Keperawatan

a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban

kerja jantung

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan

kebutuhan energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu

makan/pemasukan dengan penurunan berat badan

4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan

perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan

kelopak mata/eksoftalmus.

5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.


6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.


13. Intervensi

NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan darah 1. Hipotensi umum

terhadap tindakan pada posisi baring, atau ortostatik

penurunan curah keperawatan duduk dan berdiri jika dapat terjadi

jantung diharapkan klien memungkinkan. sebagai akibat dari

berhubungan akan Perhatikan besarnya vasodilatasi perifer

dengan hipertiroid mempertahankan tekanan nadi yang berlebihan

tidak terkontrol, curah jantung dan penurunan

keadaan yang adekuat 2. Periksa volume sirkulasi

hipermetabolisme sesuai dengan kemungkinan adanya

, peningkatan kebutuhan tubuh. nyeri dada atau angina 2. Merupakan tanda

beban kerja yang dikeluhkan adanya

jantung dengan kriteria : pasien. peningkatan

1) Nadi perifer kebutuhan oksigen

dapat teraba 3. Auskultasi suara oleh otot jantung

normal. nafas. Perhatikan atau iskemia


2) Vital sign adanya suara yang

dalam batas tidak normal (seperti 3. S1 dan murmur

normal. krekels) yang menonjol

3) Pengisian berhubungan

kapiler normal 4. Observasi tanda dan dengan curah

4) Status mental gejala haus yang jantung meningkat

baik hebat, mukosa pada keadaan

5) Tidak ada membran kering, nadi hipermetabolik


disritmia lemah, penurunan

produksi urine dan 4. Dehidrasi yang

hipotensi cepat dapat terjadi

yang akan

5. Catat masukan dan menurunkan

haluaran volume sirkulasi

dan menurunkan

curah jantung

5. Kehilangan cairan

yang terlalu

banyak dapat

menimbulkan

dehidrasi berat

2 Kelelahan Tujuan : Setelah 1. Pantau tanda vital 1. Nadi secara luas

berhubungan dilakukan dan catat nadi baik meningkat dan


dengan tindakan istirahat maupun saat bahkan istirahat ,

hipermetabolik keperawatan aktivitas. takikardia mungkin

dengan diharapkan klien ditemukan

peningkatan mampu 2. Ciptakan lingkungan

kebutuhan energi mengungkapkan yang tenang 2. Menurunkan

secara verbal stimulasi yang

tentang 3. Sarankan pasien kemungkinan besar

peningkatan untuk mengurangi dapat


tingkat aktivitas menimbulkanagita

Energi si, hiperaktif, dan

4. Berikan tindakan imsomnia

yang membuat pasien

merasa nyaman seperti 3. Membantu

massage melawan pengaruh

dari peningkatan

metabolism

4. Meningkatkan

relaksas

3 Risiko tinggi Tujuan : Setelah 1. Catat adanya 1. Rasional :

terhadap dilakukan anoreksia, mual dan Peningkatan

perubahan nutrisi tindakan muntah aktivitas

kurang dari keperawatan adrenergic dapat

kebutuhan diharapkan klien 2. Pantau masukan menyebabkan

berhubungan akan makanan setiap hari, gangguan sekresi


dengan menunjukkan timbang berat badan insulin/terjadi

peningkatan meta berat badan stabil setiap hari resisten yang

bolisme mengakibatkan

(peningkatan dengan kriteria : 3. kolaborasi untuk hiperglikemia

nafsu 1) Nafsu makan pemberian diet tinggi 2. Penurunan berat

makan/pemasuka baik. kalori, protein, badan terus

n dengan 2) Berat badan karbohidrat dan menerus dalam

penurunan berat normal vitamin keadaan masukan


badan 3) Tidak ada kalori yang cukup

tanda-tanda merupakan

malnutrisi indikasi kegagalan

terhadap terapi

antitiroid

3. untuk menjamin

pemasukan zat-zat

makanan yang

adekuat dan

mengidentifikasi

makanan pengganti

yang sesuai

4 Risiko tinggi Tujuan : Setelah 1. Observasi adanya 1. Rasional :

terhadap dilakukan edema periorbital Stimulasi umum

kerusakan tindakan dari stimulasi

integritas jaringan keperawatan 2. Evaluasi ketajaman adrenergik yang

berhubungan diharapkan klien mata berlebihan


dengan perubahan akan

mekanisme mempertahankan 3. Anjurkan pasien 2. Oftalmopati

perlindungan dari kelembaban menggunakan kaca infiltratif adalah

mata ; kerusakan membran mukosa mata gelap akibat dari

penutupan mata, terbebas 4. Bagian kepala peningkatan

kelopak dari ulkus tempat tidur jaringan retroorbita

mata/eksoftalmus. ditinggikan

3. Melindungi
kerusakan kornea

4. Menurunkan

edema jaringan

bila ada

komplikasi

5 Ansietas Tujuan : Setelah 1. Observasi tingkah 1. Rasional :

berhubungan dilakukan laku yang Ansietas ringan

dengan faktor tindakan menunjukkan tingkat dapat ditunjukkan

fisiologis; status keperawatan ansietas dengan peka

hipermetabolik diharapkan klien rangsang dan

akan melaporkan 2. Bicara singkat Imsomnis

ansietas dengan kata yang 2. Rentang

berkurang sampai sederhana perhatian mungkin

tingkat dapat menjadi pendek ,

diatasi 3. Jelaskan prosedur konsentrasi

tindakan berkurang, yang


dengan kriteria : membatasi

1)Pasien 4. Kurangi stimulasi kemampuan untuk

tampak rileks dari luar mengasimilasi

informasi

3. Memberikan

informasi yang

akurat yang dapat

menurunkan
kesalahan

interpretasi

4. Menciptakan

lingkungan yang

terapeutik

6 Kurang Tujuan : 1. Tinjau ulang proses 1. Memberikan

pengetahuan Setelah dilakukan penyakit dan harapan pengetahuan dasar

mengenai kondisi, tindakan masa depan dimana pasien

prognosis dan keperawatan dapat menentukan

kebutuhan diharapkan klien 2. Berikan informasi pilihan

pengobatan akan Klien akan yang tepat berdasarkana

berhubungan melaporkan informasi

dengan tidak pemahaman 3. Identifikasi sumber 2. Berat ringannya

mengenal sumber tentang stress keadaan,

informasi. penyakitnya penyebab, usia dan

4. Tekankan komplikasi yang

dengan kriteria : pentingnya muncul akan


1) perencanaan waktu menentukan

Mengungkapkan istirahat tindakan

pemahaman pengobatan

tentang 5. Berikan informasi 3. Faktor

penyakitnya tanda dan gejala dari psikogenik

hipotiroid seringkali sangat

penting dalam

memunculkan/eksa
serbasi dari

penyakit ini

4. Mencegah

munculnya

kelelahan

5. Pasien yang

mendapat

pengobatan

hipertiroid besar

kemungkinan

mengalami

hipotiroid yang

dapat terjadi segera

setelah pengobatan

selama 5 tahun
kedepan

14. Evaluasi

a. Klien mampu mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan

kebutuhan tubuh

b. Klien mampu mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat

energy

c. Klien mampu menunjukkan berat badan stabil


d. Klien mampu mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,

terbebas dari ulkus

e. Klien mampu melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat

diatasi

f. Klien mampu melaporkan pemahaman tentang penyakitnya


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon

tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini

menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang,

yang disebut dengan thyrotoxicosis. Adapun pencegahannyang bisa dilakukan

yaitu pencegahan primer dengan mengonsumsi obat-obatan, pencegahan tersier

yaitu dengan melakukan pembedahan, dan pencegahan tersier dengan masa

pemulihan seperti istirahat, diet, memberikan obat penenang.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan nantinya akan memberikan

manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan

penyakit system endokrin yaitu hipertiroidisme.


DAFTAR PUSTAKA

Bararah, V.F., 2009. Waspadai Gejala Hipertiroid Pada Wanita.

www.healthdetik.com

Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2,

(Edisi 8), EGC, Jakarta

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan

Keperawatan.(Edisi III).EGC.Jakarta.

Gandhour, A., Reust, C. 2011. Hyperthyroidisme: A Stepwise Approach to

Management. The Journal of Family Practice Vol. 60, No. 07: 388-395

Guyton, 1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi revisi. Department

of Physiologi and Biophysics. Mississippi.

Lee, S.L., Ananthankrisnan, S., Ziel, S.H., Talavera, S., Griffing, G.T., 2011.

Hyperthyroidism. http://emedicine.medscape.com

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.

Schteingart, D.E. 2006. Gangguan Kelenjar Tiroid. Dalam Huriawati H., Natalia S.,

Pita W., Dewi A.M (Editors). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Dalam. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Hal: 1225-36.

Anda mungkin juga menyukai