TRAUMA KEPALA
OLEH
KELOMPOK 4
SRI HARTINA HM
RULYANIS
ISLAMIAH
BUNGA LESTARI
A. ARDIANSYAH
PRODI KEPERAWATAN
2019
1
A. KONSEP MEDIS
Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau
medik dan transport segera untuk tetap hidup. Prioritas tertinggi untuk
dekat. Meliputi kasus yang memerlukan tindakan segera terutama kasus bedah.
berkala. Penanganan tidak terlalu mendesak dan dapat ditunda jika ada korban
dengan warna prioritas.Tanda triage dapat bervariasi mulai dari suatu kartu
2
Bila keadaan penderita berubah sebelum memperoleh perawatan maka label
lama jangan dilepas tetapi diberi tanda, waktu dan pasang yang baru.
cidera kepala sedang dan berat dapat segera dikirim untuk mendapatkan
perawatan yang memadai. Konsultasi segera dengan ahli bedah saraf pada
pada penderita dengan koma dan atau penderita dengan kecurigaan adanya
kepala menduduki tingkat morbiditas dan mortalitas tertinggi, oleh karena itu
diperlukan pemahaman dan pengelolaan yang lebih baik terutama untuk petugas
kesehatan yang berada digaris depan, dimana sarana diagnostik dan sarana
Dari keseluruhan kasus cidera kepala, 10% adalah cidera kepala berat
dengan kecacatan dan sepertiga sisanya sembuh (tidak tergantung pada orang
3
lain). Namun demikian mereka mungkin masih mengalami gangguan
3. DEFINISI
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala,
tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung
tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi
Cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik
4. ETIOLOGI
a. Kecelakaan mobil
b. Perkelahian
c. Jatuh
5. PATOFISIOLOGI
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat
4
kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan
gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar
sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala-gejala
pembuluh darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi
penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan
asidosis metabolik.
/ 100 gr. Jaringan otak, yang merupakan 15 % dari cardiac output. Trauma
1) GCS 13-15
1) GCS 9-12
5
2) Ditemukan kelainan pada CT Scan otak
3) Bila dalam waktu 48 jam setelah trauma, nilai GCS <8. (George
Dewanto, 2009)
7. MANIFESTASI KLINIS
c. Reson pupil mungkin tidak ada atau secara progresif mengalami deteriorasi
d. Sakit kepala dapat terjadi dengan segera atau terjadi bersama peningkatan
tekanan intracranial
f. Perubahan perilaku, kognitif, dan fisik pada gerakan motorik dan berbicara
dapat terjadi dengan kejadian segera atau secara lambat. Amnesia yang
berhubungan dengan kejadian ini biasa terjadi. (Elizabeth J.Corwin, 2009)
8. KOMPLIKASI
menyertai cedera kepala yang tertutup yang berat, atau lebih sering cedera
sel neuron dan vaskuler tertekan. Ini adalah jenis cedera otak sekunder. Pada
b. Perubahan perilaku dan defisit kognitif dapat terjadi dan tetap ada.
6
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
b. MRI
c. Cerebral Angiography
d. Serial EEG
e. X-Ray
10. PENATALAKSANAAN
Cedera otak ringan dan sedang biasanya diterapi dengan observasi dan tirah
baring.
(pengeluaran benda asing dan sel yang mati), terutama pada cedera kepala
terbuka.
7
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
1. PENGKAJIAN
lokasi, jenis injuri, dan adanya komplikasi pada organ vital lainnya. Pengkajian
2. PENGKAJIAN AWAL
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability
Tingkat kesadaran, GCS, adanya nyeri.
e. Exposure
3. ANAMNESIS
Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia muda),
pengaman helm), pedidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan
jam masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa medis. Keluhan utama yang
dari seberapa jauh dampak trauma kepala disertai penurunan tingkat kesadaran.
8
4. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Adanya riwayat trauma yang mengenai kepala akibat dari kecelakaan lalu
takipnea, sakit kepala, wajah simetris atau tidak, lemah, luka dikepala, paralisis,
akumulasi sekret pada saluran pernafasan, adanya liquor dari hidung dan telinga,
Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responsif, dan koma.
Perlu ditanyakan pada klien atau keluarga yang mengantar klien ( bila klien
emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya. Apakah ada dampak yang
timbul pada klien, yaitu timbul ketautan akan kesadaran, rasa cemas. Adanya
berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri didapatkan
klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak
kooperatif. Karena klein harus menjalani rawat inap maka apakah keadaan ini
9
memberi dampak pada status ekonomi kilen, karena biaya perawatan dan
pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit. Cedera otak memerlukan dana
sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klein
dan keluarga.
8. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan Umum
cedera otak ringan GCS 13-15, cedera otak sedang GCS 9-12, cedera otak
b. B1 ( Breathing )
pernafasan.
10
Klien biasanya terpasang ETT dengan ventilator dan biasanya klien
dirawat diruang perawatan intensif sampai kondisi klien menjadi stabil pada
klien dengan cedera otak berat dan sudah terjadi disfungsi pernafasan.
c. B2 ( Blood )
terjadi pada klien cedera otak sedang sampa cedera otak berat. Dapat
aritmia.
d. B3 ( Brain )
GCS.
e. B4 ( Bladder )
jumlah urine dan peningkatan retensi urine dapat terjadi akibat menurunnya
perfusi ginjal. Setelah cedera kepala, klien mungkin mengalami
f. B5 ( Bowel )
mual, muntah pada fase akut. Mual sampai muntah dihubungkan dengan
11
g. B6 ( Bone )
ekstremitas. Kaji warna kulit, suhu, kelembaban, dan turgor kulit. (Arif
Muttaqin, 2008)
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
edema serebral.
kognitif.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
12
R/ : Penurunan tanda atau gejala neurologis atau kegagalan dalam
diperawatan intensif.
2. Pantau atau catat status neurologis secara teratus dan bandingkan dengan
nilai GCS
yang tenang.
neurovaskuler.
Kriteria Hasil :
a. Pola nafas kembali efektif
b. Nafas spontan.
Intervensi :
pernafasan.
13
3. Berikan oksigen.
ventilasi mekanik.
invasif.
tanda infeksi.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
11. IMPLEMENTASI
12. EVALUASI
14
kembali seperti semula, cairan dalam tubuh terpenuhi dan tanda-tanda vital klien
normal.
Tn.W (28 tahun) dibawa ke IGD RSUD Sukamaju pada tanggal 14 Februari
2016 pukul 19.30 WIB akibat kecelakaan lalu lintas, pasien mengalami penurunan
kesadaran. Hasil pengkajian terdapat perdarahan aktif telinga kanan, hematoma pada
kepala kanan atas ukuran 3 x 3 cm, hematoma pada alis kiri ukuran 4 x 5 cm + luka
robek ukuran 2 x 1 cm, lecet pada pipi kiri ukuran 1 x 1 cm, perdarahan dari hidung.
Ruangan : IGD
No register : 6264xx
Dx : Cidera Kepala Berat
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn. W
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku : Jawa
15
Alamat : Purwokerto
Penanggung jawab
Nama : Tn. X
Umur : 66 tahun
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
hematoma pada kepala kanan atas ukuran 3 x 3 cm, hematoma pada alis
kiri ukuran 4 x 5 cm + luka robek ukuran 2 x 1 cm, lecet pada pipi kiri
penyakit yang berat, hanya flu dan demam biasa. Riwayat MRS (-),
Alergi : Riwayat alergi terhadap makanan, obat dan benda lain (-)
(-)
4) Primary survey
b) Breathing
16
(1) Look : adanya penggunaan otot bantu pernafasan, gerakan dada
simetris
d) Disability :
diberikan
kepala kanan atas ukuran 3 x 3 cm, hematoma pada alis kiri ukuran 4
5) Secondary survey
Kesadaran : Sopor
KU : Jelek
GCS :7
6) Pemeriksaan fisik
a) B1 (breathing)
17
b) B2 (blood)
pipi kiri ukuran 1 x 1 cm, lecet pada bibir atas, perdarahan dari
c) B3 (Brain)
d) B4 (Bladder)
Perut simetris, tidak ada jejas, tidak terdapat nyeri tekan kandung
e) B5 (Bowel)
kulit elastis, tidak ada nyeri tekan, perkusi timpani (redup pada
organ)
f) B6 (Bone)
Pergerakan terbatas karena mengalami penurunan kesadaran
7) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
N
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
o
Hematokrit 33 40-50%
4 150.000-
Trombosit 198000
400.000/mm3
18
b) Pemeriksaan CT- Scan
c) Terapi pengobatan
IVFD RL 30 tts/menit
Kateter
Suction
2. ANALISA DATA
Refleks batuk
menurun
19
Penumpukan sekresi
di tenggorokan dan
mulut
D O: Class 4
- RR 29x/menit serebral
sinistra
sehingga terjadi
Peningkatan TIK
Penurunan aliran
darah ke otak
Risiko
20
ketidakefektifan
perfusi jaringan
serebral
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
21
tanda-tanda vital
e. Evaluasi pergerakan
auskultasi bunyinya.
f. Berikan terapi O2
sebanyak 3 liter.
klien
RR : 20 x/menit rata-rata
f. S : 37 0C g. Monitor tekanan
kardiovaskuler
22
h. Monitor status respirasi
ke jaringan seperti
PaCO2,SaO2 dan Hb
serta CO2
j. Montor hasil
laboratorium untuk
erubahan oksigenasi
basa
output
Monitoring tekanan
intrakranium (2590)
a. Hindari tindakan
valsava manufer
(suction lama,
menerus).
pengobatan diatas
c. Lakukan tindakan
bedrest total
d. Minimalkan stimulasi
dari luar.
23
serta tingkat kesadaran
f. Monitor tanda-tanda
TIK
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan defenisi cedera kepala diatas maka penulis dapat menarik suatu
kesimpulan bahwa cedera kepala adalah suatu cedera yang disebabkan oleh trauma
benda tajam maupun benda tumpul yang menimbulkan perlukaan pada kulit,
B. SARAN
secara cepat dan tepat, mungkin perlu dilakukan prosedur tetap yang dapat
digunakan setiap hari. Bila memungkinkan , sangat tepat apabila pada setiap unit
25
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, J. Elzabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologis. Edisi revisi 3. Jakarta. EGC
Dewanto, George. 2009. Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf.
Jakarta. EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
26