A. Bargainser
B. Pengaman Listrik
C. Kabel
D. Stop Kontak
E. Staker
F. Sakelar
G. Pentanahan/Arde/Grounding
2. Manfaat Sekunder
Yaitu sebagai penghasil energi untuk menyalakan berbagai alat listrik
yang lain, seperti mesin cuci, lemari es, televisi, dll.
APA YANG DIMAKSUD INSTALASI LISTRIK
A. Bargainser
Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya
yang masuk ke rumah tinggal sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur
jumlah daya listrik yang digunakan rumah tinggal tersebut. Batasan daya
tersebut seperti 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA.
Spin Kontrol
Merupakan sebuah alat Kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal
yang terdapat di dalam bargainser. Spin control akan selalu berputar
selama ada daya listrik yang digunakan rumah tinggal. Perputarannya akan
semakin cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar.
Perputarannya akan berhenti jika tidak ada aliran listrik seperti mati lampu
atau bargainser dalam posisi off.
Pada bargainser terdapat beberapa jenis kabel, yang dibedakan
menjadi kabel input dan kabel output. Masing-masing memiliki tiga jenis kabel
fasa, yaitu kabel fasa positif (+), kabel fasa netral (0), kabel fasa ground (G) yang
disalurkan ketanah.
B. Pengaman Listrik
Tujuan dipasang pengaman listrik adalah sebagai pemutus rangkaian
instalasi listrik dengan arus listrik apabila rangkaian tersebut terjadi
hubungan pendek atau konsleting. Terdapat dua jenis pengaman listrik,
yaitu:
Pengaman lebur (biasa disebut Zekering) merupakan alat pengaman
listrik yang sifat kerjanya meleburkan kawat yang ditempatkan pada
suatu tabung apabila kawat tersebut dilewati oleh arus listrik dengan
ukuran tertentu, biasanya 2 A, 4 A, 6 A, 10 A dan seterusnya.Namun,
jenis ini jarang digunakan karena untuk menormalkan kembali
pengaman listrik tersebut harus dilakukan penggantian dengan alat
pengaman yang baru.
Pengaman elektris termis (biasa disebut MCB) merupakan alat
pengaman listrik yang bekerja dengan system termis/panas. Apabila
arus listrik yang melewati sistem termis tersebut melebihi ukuran
tertentu maka secara mekanik aliran listrik tersebut akan terputus dan
tuas yang ada pada pengaman tersebut akan berubah arah. Jenis ini
lebih banyak digunakan karena untuk menormalkan kembali pengaman
listrik tersebut cukup murah, tidak perlu menggantinya namun cukup
mengembalikan tuas keposisi normal.
Instalasi listrik pada rumah tinggal sebaiknya dibuat grup atau kelompok.
Tujuannya untuk pengamanan. Apabila terjadi short circuit/hubungan pendek
suatu peralatan listrik maka tidak keseluruhan instalasi akan terputus. Ada
C.Kabel
Adalah komponen listrik yang berfungsi menghantarkan energi listrik
sampai ke sumber cahaya. Adapun jenis-jenis kabel adalah
NYA
Merupakan kabel yang berisolasi PVC dan berintikan tunggal. Jenisnya
adalah kabel udara (tidak di tanam dalam tanah) yang berwarna merah,
hitam, kuning, dan biru. Kabel NYA tidak cukup kuat terhadap gesekan,
gencetan, atau gigitan binatang seperti tikus karena isolasinya hanya satu
lapis,untuk membuat kabel ini menjadi kuat maka diperlukan pelapisan luar
dengan menggunakan pipa conduit dari PVC atau besi.
NYM
Merupakan kabel dengan isolasi PVC yang berintikan lebih dari satu (ada
yang 2, 3, 4) jenisnya adalah kabel udara dengan warna isolasi luar putih
dan warna isolasi bagian luar beragam. Karena isolasinya dobel maka jenis
kabel ini lebih kuat, dan ukuran kabel yang dipergunakan 3 X 2,5 mm2.
NYY
Merupakan kabel berisolasi yang berintikan 2, 3, atau 4 dengan warna luar
hitam. Kabel ini tahan terhadap air dan gencetan karena termasuk dalam
kabel jenis tanah.
NYMHYO
Merupakan jenis kabel serabut dengan dua buah inti yang terdiri dari dua
macam warna. Biasanya digunakan untuk loudspeaker/sound system atau
untuk lampu berdaya kecil sampai ukuran sedang.
C. Stop Kontak
Adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai muara hubungan
antara alat listrik dengan aliran listrik.
D. Steker
Merupakan bagian dari instalasi listrik berupa dua buah colokan logam
yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik
sehingga alat tersebut bisa nyala.
Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memiliki dua jenis, yaitu:
steker kecil
digunakan untuk menyambung alat-alat listrik berdaya rendah dengan arus
listrik,seperti lampu atau tape. Steker kecil ini hanya memiliki dua buah
stake(colokan) dari logam sebagai penerima listrik AC dari stop kontak.
steker besar
digunakan untuk menyambung alat-alat listrik yang berdaya tinggi dengan
arus listrik, seperti computer, lemari es, dan mesin cuci. Selain memiliki dua
buah stake, steker juga memiliki kanal ground sebagai pengaman.
F. Sakelar
Lindungi sakelar dari percikan air karena air dapat menyebabkan korsleting.
Untuk sakelar kamar mandi sebaiknya diletakkan pada dinding luar kamar
mandi dekat pintu masuk. Jangan letakkan sakelar di dalam ruangan kamar
mandi.
Jangan letakkan sakelar di balik pintu karena akan susah dicari dan rawan
terhadap banturan-benturan dari daun pintu.
G. Pentahan/Ardel/Grounding
Cara kerja dari sistem arde/grounding adalah apabila terdapat arus yang
terlalu besar akibat kebocoran arus listrik atau kegagalan isolasi dapat segera
dihubungkan ke tanah/bumi sehingga peralatan listrik terhindar dari kerusakan
dan pengguna peralatan pun akan terhindar dari sengatan aliran listrik.
Sebagai contoh, pencahayaan ruang teras tidak harus sama dengan ruang
tamu. Pada ruang teras dibutuhkan pencahayaan yang tidak terlalu terang asalkan
nyaman. Berbeda dengan ruang tamu yang membutuhkan ruangan yang cukup
terang.
ExA
N=
F x UF x
LLF
N = jumlah lampu
E = tingkat lux yang diperlukan ruangan (sesuai dengan Tabel 1)
A = luas ruangan (panjang ruangan x lebar ruangan)
F = flux total (biasanya tertera pada kemasan lampu)
UF = faktor penggunaan dari tabel produk (dianggap sebesar 0,7)
LLF = faktor kehilangan cahaya, misalnya pada industri bersih sebesar 0,7; atau
pada kantor ber-AC sebesar 0,8
Untuk membuktikan bahwa memilih lampu hemat energi akan lebih efisien
daripada lampu pijar biasa, berikut akan dilakukan simulasi untuk
memperbandingkan kedua jenis lampu tersebut dengan mengambil contoh kasus
sebuah rumah tinggal.
R.tamu = 3 m x 3 m = 9 m2
R.keluarga = 1,7 m x 3 m = 5,1 m2
R.tidur = (3 m x 2,5 m) – 1 m2 = 6,5 m2
R.tidur utama = 3,8 m x 3 m = 11,4 m2
Arus cahaya lampu CFL 18 W adalah 1.040 lumen, sedangkan lampu pijar
40 watt adalah 430 lumen. Jika tingkat kebutuhan cahaya setiap ruangan seperti
tertera pada Tabel 1 (pada pembahasan sebelumya), jumlah kebutuhan lampu
masing-masing ruangan bisa diperoleh melalui rumus berikut.
ExA
N=
F x UF x
LLF
Jika pada ruang tamu digunakan lampu CFL 18 watt maka jumlah
kebutuhan lampunya dapat dihitung sebagai berikut.
120 x 9 1.080
N= = = 1,85 buah = 2 buah
1.024 x 0,7 x 0,8 582,4
Sementara itu, jika ruang tamu tersebut menggunakan lampu pijar 40 watt
maka kebutuhan jumlah lampunya sebagai berikut.
120 x 9 1.080
N= = = 4,49 buah = 5 buah
430 x 0,7 x 0,8 240,8
Dari data di atas diperoleh informasi bahwa penggunaan lampu CFL secara
kuaintitas akan lebih hemat daripada penggunaan lampu pijar.
Dari kebutuhan daya listrik untuk lampu tiap tahunnya di atas, dapat
dihitung kebutuhan biaya rekening listrik untuk tiap tahunnya. Jika tarif per watt-
nya diasumsikan Rp 360,00 maka kebutuhan biaya pembayaran rekening listrik
untuk kedua lampu tersebut tiap tahunnya dapat dihitung sebagai berikut.
Kesimpulannya, jika menggunakan lampu pijar maka hanya akan diperoleh biaya
murah di awal, namun akan mahal di kemudian hari karena umur lampunya yang
pendek sehingga pembelian lampunya pun menjadi lebih banyak. Sedangkan
lampu CFL hemat energi hanya mahal pada saat pembelian awal, namun dalam
jangka panjang akumulasi biayanya justru lebih murah karena umur lampunya
panjang sehingga menekan jumlah pembelian lampu di masa yang akan datang.