TINJAUAN PUSTAKA
1. Balita
a. Pengertian
usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Usia balita,
untuk mandi, buang air kecil, buang air besar, makan dan minum.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu
DY, (2010), balita adalah istilah umum bagi anak usia 1−3 tahun
diferensiasi dari sel- sel tubuh, jaringan tubuh, organ- organ dan
mudah diamati.
pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas.
kakinya.
menggunakan kakinya.
jemarinya.
dan lain-lain.
d. KARAKTERISTIK balita
Anak usia 1 sampai 3 tahun akan mengalami pertumbuhan fiisik yang relatif
melambat, namun perkembangan motoriknya akan meningkat cepat (Hatfield, 2008). Anak
mulai mengeksplorasi lingkungan secara intensif seperti anak akan mulai mencoba
mencari tahu bagaimana suatu hal dapat bekerja atau terjadi, mengenal arti kata “tidak”,
peningkatan pada amarahnya, sikap yang negatif dan keras kepala (Hockenberry, 2016).
beda di setiap tahapannya. Karakteristik perkembangan pada balita secara umum dibagi
menjadi 4 yaitu negativism, ritualism, temper tantrum, dan egocentric. Negativism adalah
anak cenderung memberikan respon yang negatif dengan mengatakan kata “tidak”.
Ritualism adalah anak akan membuat tugas yang sederhana untuk melindungi diri dan
meningkatkan rasa aman. Balita akan melakukan hal secara leluasa jika ada seseorang
seperti anggota keluarga berada disampingnya karena mereka merasa aman ada yang
dimana anak memiliki emosi yang cepat sekali berubah. Anak akan menjadi cepat marah
jika dia tidak dapat melakukan sesuatu yang tidak bisa dia lakukan. Erikson tahun 1963
menyatakan Egocentric merupakan fase di perkembangan psikososial anak. Ego anak akan
menjadi bertambah pada masa balita. Berkembangnya ego ini akan membuat anak menjadi
lebih percaya diri, dapat membedakan dirinya dengan orang lain, mulai mengembangkan
kemauan dan mencapai dengan cara yang tersendiri serta anak juga menyadari kegagalan
Perkembangan selanjutnya pada anak usia 3 tahun adalah anak mulai bisa
menggunakan sepeda beroda tiga, berdiri dengan satu kaki dalam beberapa detik,
melompat luas, dapat membangun atau menyusun menara dengan menggunakan 9 sampai
10 kubus,melepaskan pakaian dan mengenakan baju sendiri. Usia 4 tahun, anak dapat
melompat dengan satu kaki, dapat menyalin gambar persegi,mengetahui lagu yang mudah,
eksplorasi seksual dan rasa ingin tahu yang ditunjukkan dengan bermain seperti menjadi
dokter atau perawat. Anak usia 5 tahun dapat melempar dan menangkap bola dengan baik,
menyebutkan empat atau lebih warna, bicara mudah dimengerti, dan sebagainya
1) Pengukuran biokimia
tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja, hati,
(2)Pengukuran biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi dengan
yang sering dilakukan adalah pada kasus rabun senja dilakukan tes
1) Pengukuran klinis
gizi yang dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut,
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
(Arisman, 2009).
2) Pengukuran antropometrik
antropometri yaitu:
menurut umur.
kehidupan (5,4 cm). Pada usia 2 tahun sampai 5 tahun sangat kecil
yaitu kurang lebih 1,5 cm per tahun dan kurang sensitif untuk usia
selanjutnya.
otak dalam skala kecil, dan ketebalan kulit kepala serta tulang
a Lingkar dada
Ukuran lingkar kepala dan lingkar dada pada usia enam bulan hampir
kepala atau lingkar dada (yang diukur pada usia enam bulan hingga
lima tahun) kurang dari satu, maka berarti telah terjadi kegagalan
perkembangan (otot atau lemak dinding dada) dan rasio tersebut dapat
2009).
Abdul Rajab, 2013) bila grafik berat badan naik lebih dari 120% kemungkinan
anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan apabila grafik berat
penyakit kronis atau atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah
satu parameter yang penting. Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala
termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal
dapat dijumpai pada anak yang menderita hidroseflus, megaensefali, tumor otak.
Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak
tau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat
anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan
terlambat. Selain itu, gangguan perkembangan bicara dapat juga disebabkan oleh
kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral pasli ( Nur, 2009 dalam Rajab,
2013).
dengan disforia, kehilangan minat, sukar tidur, sukar konsentrasi, dan nafsu
fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan
1. Indeks antopometri
lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur, TB/U (Tinggi Badan
batas dapat disajikan kedalam tiga cara, yaitu persen terhadap median, persentil,
dan standar deviasi unit. WHO menyarankan menggunakan standar deviasi unit
untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Standar Deviasi Unit (SD) disebut
juga Z-skor.
Hasil seorang penemu pakar gizi Indonesia Mei 2000 di Semarang, standar
2008).
2.3.1 Defenisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bernutrisi bernergi tinggi yang mudah
untuk dicerna yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses
laktasi (Munasir, 2008). ASI merupakan makanan cair yang secara khusus
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi yang
kebutuhan bayi akan energi. Hanya dengan diberi ASI saja tanpa makanan lain,
bayi mampu tumbuh dan berkembang dengan baik sampai usia 6 bulan (Moehji,
2008).
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu pada bayi tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan
makanan padat sampai dengan usia 6 bulan (Depkes RI, 2010). Pemberian ASI
yang dianjurkan adalah ASI eksklusif selama 6 bulan yang diartikan bahwa bayi
hanya mendapatkan ASI saja tanpa makanan atau mainuman lain termasuk air
putih (Matondang,dkk, 2008). ASI eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI
saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain.
lemak, mineral, air dan vitamin. Zat karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa
yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa bayi untuk
proses pertumbuhan gigi dan perkembangan tulang (Purwanti, 2004). ASI juga
terdiri dari 88% air yang berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat
didalamnya. ASI sebagai sumber air yang relatif tinggi dapat meredakan
rangsangan haus dari bayi. Vitamin yang terdapat dalam ASI cukup lengkap yaitu
Menurut Damayanti (2010) manfaat ASI bagi bayi yaitu ASI sebagai
nutrisi, yang merupakan sumber gizi yang sangat ideal bagi bayi karena komposisi
ASI seimbang dan sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan bayi, ASI juga dapat
sayang antara bayi dan ibunya, bayi juga akan merasa aman dan tenteram,
terutama bayi dapat mendengar detak jantung ibunya yang dikenal sejak dalam
kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan
payudara dan ovarium ibu. Selama enam bulan pertama setelah kelahiran, jika
98% terhadap kehamilan lainnya. Semakin lama durasi menyusui, semakin lama
durasi dari amenorea postpartum, yang mengarah pada interval kelahiran yang
lebih panjang.
Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali
dalam 24 jam. Bila bayi tidak minta diberi ASI, anjurkan ibu untuk memberikan
ASInya pada bayi setidaknya setiap 4 jam. Namun, selama dua hari pertama
sesudah lahir, bebrapa bayi tidur panjang selama 6-8 jam. Untuk memberikan ASI
pada bayi setiap atau sesudah empat jam, yang paling baik adalah
membangunkannya selama siklus tidurnya. Pada hari ketiga setelah lahir, sebagian
kemauan bayi, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
memberikan ASI kepada bayinya bila bayinya menangis bukan karena penyebab
lainnya (bayi buang air kecil, dan lain-lain) atau ibu sudah merasa perlu menyusui
bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit
dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu dua jam. Menyusui yang
dijadwalkan akan berakibat kurang baik bagi bayi, karena isapan sangat
terjadwal atau sesuai kebutuhan bayi akan mencegah banyak masalah yang
berpotensi muncul.
bayi (Griselia, 2014). Ada beberapa masalah menyusi terkait dengan ibu yaitu :
a) Pembengkakan payudara
laktasi dan adanya air susu. Payudara membengkak dan menekan saluran air susu,
sehingga bayi tidak memperoleh air susu. Rasa nyeri dapat menjalar ke aksila.
air susu yang cukup dapat dikeluarkan untuk membuat aerola menjadi lunak.
Puting susu dapat terasa nyeri pada beberapa hari pertama. Puting yang
luka dapat dicegah atau dibatasi dengan mengambil posisi yang benar dan dengan
2014).
sumbing bibir atau langit-langit, dan kelainan bentuk mulut sehingga bayi tidak
faktor, salah satunya adalah gizi. Unsur gizi pada bayi dapat dipenuhi dengan
pemberian ASI, bahkan sampai umur enam bulan sesuai rekomendasi WHO tahun
2001 diberikan ASI eksklusif (Fitri DI, dkk, 2014). Bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif umumnya akan mengalami pertumbuhan yang pesat pada umur 2-3
bulan, namun lebih lambat dibandingkan bayi yang mendapat ASI non eksklusif.
yang optimal, ASI eksklusif mendukung pertumbuhan bay i selama enam bulan
pertama sehingga status gizi mencapai normal (Fitri DI, dkk, 2014).
pemberian ASI eksklusifdan ASI non eksklusif dengan pertumbuhan berat badan
pada bayi 0-6 bulan. Pemberian ASI Non Eksklusif meningkatkan pertumbuhan
berat badan yang tidak baik 15 kali lipat daripada bayi yang mendapat ASI
eksklusif.
perkembangan bayi. Selain itu, dalam hal kognitif, bayi yang mendapat ASI
eksklusif memiliki aspek kognitif yang lebih baik daripada yang tidak mendapat
ASI eksklusif. Ini ditunjukkan oleh Novita dkk (2007) dilingkungan Puskesmas
Cigondewah Bandung, yang menyimpulkan bahwa aspek kognitif pada bayi yang
bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Rata-rata IQ bayi ASI eksklusif 128,3
dengan rentang IQ 112-142 sedangkan bayi ASI non eksklusif rata-rata 114,4
untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan tumbuh kembang bayi umur
gizi dan perkembangan melalui Tes Denver II, dengan jumlah sampel 50 bayi.
dibandingkan ASI non eksklusif (70%). Bayi ASI eksklusif berpeluang mengalami
pertumbuhan normal 1,62 kali lebih besar dibandingkan bayi ASI non eksklusif
dan perkembangan sesuai umur 5,474 kali lebih besar dibandingkan bayi ASI non
tapi tidak dengan perkembangan bayi. Penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan tumbuh kembang bayi umur
enam bulan di Puskesmas Nanggalo kota Padang. (Fitri DI, dkk, 2014)
kemungkinan disebabkan oleh kuantitas dan kualitas ASI yang diberikan ibu yang
masih kurang dan belum memenuhi kebutuhan bayi sehingga penambahan berat
badan dan panjang badan bayi menjadi tidak optimal. Selain itu faktor gizi pada
ibu saat hamil dan menyusui, cara menyusui yang belum tepat dan benar sehingga
bayi mungkin disebabkan oleh adanya pengaruh lain seperti kualitas dan kuantitas
ASI yang belum tercapai dengan baik sehingga mempengaruhi pertumbuhan otak
bayi dan berdampak pada terlambatnya perkembangan bayi. Selain itu faktor
Defenisi
Menurut Roesli (2004) susu formula adalah cairan yang berisi zat yang
mati didalamnya, tidak ada sel yang hidup seperti sel darah putih, zat pembunuh
dengan formula tertentu yang diberikan kepada bayi dan berfungsi sebagai
pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan penting dalam makanan bayi
2002). Menurut WHO (2004) susu formula adalah susu yang sesuai dan bisa
diterima sistem tubuh bayi. Susu formula yang baik tidak menimbulkan gangguan
saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Gangguan
kepada bayi sebagai pelengkap atau pengganti ASI dalam keadaan seperti : (a) Air
susu ibu tidak keluar sama sekali, sehingga satu-satunya makanan yang dapat
diberikan sebagai pengganti ASI adalah susu formula, (b) Kondisi ibu yang
dilarang dokter untuk menyusui, baik untuk kepentingan ibu maupun bayi, (c)
Bay dilahirkan dengan kelainan metabolik bawaan yang akan bereaksi jelek jika
bayi tersebut mendapat ASI, (d) Ibu meninggal sewaktu melahirkan atau bayi asih
memerlukan ASI, (e) Ibu sedang dirawat dirumah sakit dan dipisahkan dari
bayinya