Sekretariat: Subdirektorat Penelitian dan Pengembangan, dan Kerjasama Kelembagaan; Direktorat Sistem
Perbendaharaan; Direktorat Jenderal Perbendaharaan; Kementerian Keuangan, d.a. Gedung Prijadi
Praptosuhardjo III, Lantai 4, Jalan Budi Utomo No. 6, Jakarta, 10710; Telp. (021) 3449230 ext. 5638, Faks.
(021) 3849670, email: jurnal.djpbn@gmail.com, website: www.djpbn.kemenkeu.go.id.
Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018
ii
KATA PENGANTAR
Penerbitan “Indonesian Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan Negara dan Kebijakan
Publik” (ITRev), Volume 3 Nomor 1, 2018 sebagai media jurnal ilmiah bertujuan untuk dapat memberikan
inspirasi bagi terwujudnya transformasi tata kelola Sistem Perbendaharaan, Keuangan Negara dan Kebijakan
Publik yang berkelanjutan. Hal ini selaras dengan values organisasi yang menekankan learning organization
untuk selalu bertransformasi menjadi yang terbaik dalam pengelolaan perbendaharaan negara sebagaimana
visi dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan yaitu to be a world-class state treasury manager.
Dasar penerbitan ITRev adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
KEP-269/PB/2016 dan memiliki International Standard Serial Number (ISSN) No.2527-2721. Hal yang
hendak disasar dalam penerbitan ITRev adalah pengembangan budaya ilmiah dalam keorganisasian yang
mengedepankan nilai research-based policy. Budaya kerja dimaksud menempatkan penelitian dan
pengembangan (research and development) sebagai piranti dalam menetaskan simpul-simpul gagasan
strategis dan inovasi dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas dari output dan outcome. ITRev Volume 3
Nomor 1, 2018 ini mengangkat beberapa karya tulis ilmiah diantaranya:
1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (Kasus pada Satuan Kerja
di Wilayah Pembayaran KPPN Bima). Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh
gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, kualitas sumber daya manusia, penghargaan dan sanksi,
serta aturan hukum terhadap penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja pada satuan kerja di wilayah
pembayaran KPPN Bima. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan
menggunakan sampel yang diambil dengan metode incidental sampling. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan komitmen organisasi dan kualitas sumber daya manusia
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja. Penghargaan
dan sanksi serta aturan hukum berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penerapan
Penganggaran Berbasis Kinerja. Secara simultan, gaya kepemimpinan, komitmen seluruh komponen
organisasi, kualitas sumber daya manusia, penghargaan dan sanksi, serta aturan hukum berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja pada pada satuan kerja di
wilayah pembayaran KPPN Bima.
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi Efektivitas Perencanaan Kas Satuan Kerja Kementerian
Negara/ Lembaga di Wilayah Kerja KPPN Lingkup Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi persepsi efektivitas perencanaan kas
satker di wilayah kerja KPPN di lingkup Kanwil DJPB Provinsi Bengkulu. Metode dalam penelitian ini
menggunakan Structural Equation Model (SEM) berbasis variance (Partial Least Square, PLS). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas aplikasi renkas G2, kualitas dan kuantitas SDM,
manajemen organisasi satker, reward dan punishment, serta sosialisasi dan pelatihan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap persepsi efektivitas
perencanaan kas adalah kualitas Aplikasi Renkas G2 dan Kualitas dan Kuantitas SDM.
3. Manajemen Risiko Keamanan Informasi pada Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)
Kementerian Keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Manajemen Risiko Keamanan
Informasi SAKTI. Dalam rangka membuat manajemen risiko keamanan informasi SAKTI, penelitian ini
menggunakan beberapa standar seperti ISO 27005 dan NIST SP 800-30. Keluaran dari penelitian ini
adalah sebuah manajemen risiko keamanan informasi SAKTI mencakup proses identifikasi risiko,
pemilihan kontrol untuk memitigasi risiko, dan penerimaan risiko oleh pemilik risiko.
4. Efisiensi Universitas Badan Layanan Umum dengan Metode Data Envelopment Analysis. Penelitian ini
bertujuan untuk menyimulasikan pengukuran efisiensi pada universitas berstatus Badan Layanan
iii
Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018
Umum (BLU). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Data Envelopment
Analysis (DEA) yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari masing-masing universitas dan
metode analisis regresi sebagai metode analisis penunjang untuk menentukan variabel mana yang
paling berpengaruh terhadap efisiensi. Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu jumlah dosen,
jumlah mahasiswa, dan jumlah realisasi belanja untuk variabel input serta jumlah pendapatan dari jasa
pendidikan dan jumlah lulusan variabel output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah universitas
efisien dan inefisien hampir sama besar. Universitas efisien berjumlah 11 universitas, sedangkan
universitas inefisien berjumlah 10 universitas. Variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat
efisiensi yaitu variabel input jumlah mahasiswa.
5. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis tingkat kemandirian keuangan daerah dengan mengukur kinerja pengelolaan keuangan
daerah dengan menggunakan rasio kemandirian keuangan daerah, rasio kemampuan keuangan dan
rasio efektivitas PAD selama periode 2009-2016. Hasil analisis kinerja keuangan Provinsi Kalimantan
Timur menunjukkan hasil yang baik bila dilihat dari tingkat independensi, tingkat kemampuan, dan
tingkat efektivitas. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa dihasilkan bahwa PAD, memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Sementara itu, Dana Perimbangan,
Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan. Berdasarkan hasil Analitycal Hierarchy Process (AHP) diperoleh strategi prioritas yang harus
dilakukan adalah melakukan inovasi layanan.
6. Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Yield Spread Negara-Negara di Asia Timur, Amerika Latin
dan Karibian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor ekonomi makro serta faktor
eksternal terhadap yield spread negara-negara di Asia Timur, Amerika Latin dan Karibian. Metode
penelitian yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan Pooled Least Square
(PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel ekonomi makro yang memengaruhi yield spread adalah rasio utang luar negeri terhadap
PDB, rasio keseimbangan anggaran fiskal terhadap PDB, rasio amortisasi terhadap cadangan devisa,
rasio transaksi berjalan terhadap PDB, nilai tukar riil (real effective exchange rate) dan pertumbuhan
PDB per kapita. Sementara itu, faktor eksternal yang memengaruhi yield spread adalah yield US Treasury
10 tahun, dan Volatility Index (VIX).
Substansi yang diangkat dalam ITRev Volume 3 Nomor 1, 2018 ini memiliki keragaman topik yang
diharapkan dapat memberikan pemahaman komprehensif yang berkaitan secara langsung maupun tidak
langsung dalam pengembangan tugas pokok dan fungsi Perbendaharaan dan Keuangan Negara. Akhirnya,
pada kesempatan ini kami berharap ITRev ke depan senantiasa dapat memberikan kontribusi dalam
meredesign tata kelola Perbendaharaan dan Keuangan Negara yang modern serta memenuhi kaidah best
practices.
iv
INDONESIAN TREASURY REVIEW
JURNAL PERBENDAHARAAN, KEUANGAN NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Jurnal “Indonesian Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan Negara dan Kebijakan Publik” (ITRev) merupakan
publikasi ilmiah yang memuat hasil penelitian, pengembangan, kajian dan pemikiran di bidang Perbendaharaan, Keuangan
Negara, dan Kebijakan Publik. ITRev diterbitkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan
No.269/PB/2016 dan mendapatkan ISSN (International Standard Serial Number) No. 2527-2721. Untuk pertama kali ITRev
diterbitkan pada tahun 2016 secara periodik dengan masa terbit empat kali setahun. Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan
telah melalui proses penyuntingan, evaluasi, koreksi dan review secara substantif dan administratif oleh Dewan Redaksi,
Mitra Bestari dan Anggota Staf Editorial. ITRev terbuka untuk umum, praktisi, peneliti, dan akademisi untuk mengirimkan
Karya Tulis Ilmiah dengan prosedur yang telah ditetapkan sebagaimana Lampiran dalam Jurnal ini. Isi dan hasil penelitian
dalam ITRev sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan bukan merupakan pandangan resmi Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. Hasil penelitian dalam ITRev ini merupakan hak cipta dari Penulis yang
bersangkutan.
STAF EDITORIAL
PENGARAH
DR. MARWANTO HARJOWIRYONO, M.A.
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
PENANGGUNG JAWAB
R. M. WIWIENG HANDAYANINGSIH, S.H.
DIREKTUR SISTEM PERBENDAHARAAN
KETUA DEWAN REDAKSI
WINDRATY ARIANE SIALLAGAN, S.E., M.A., Ph.D.
DEWAN REDAKSI
TJAHJO PURNOMO, S.E., M.M.
SYAFRIADI, S.E., M.Ec., Ph.D.
DR. AA GUNAWAN ST, S.E., Ak., M.Si.
MITRA BEBESTARI
NOOR FAISAL ACHMAD, S.E., Ak., M.Sc., Ph.D.
MOCH. ALI HANAFIAH, S.Kom., M.Sc., Ph.D.
MEDIYA, S.E., M.E., Ph.D.
MEI LING, S.E., Ak., M.B.A., Ph.D.
MOUDY HERMAWAN, S.E., M.M., Ph.D.
DEWAN PENYUNTING
AGUS TRIYONO, S.E., M.Ec.Dev.
PRINGADI ABDI SURYA, S.S.T.
FARUQ AL AMIN, S.E.
YANTSENLEY YUDHISTIRA, S.S.T.
LAURENTIUS ADE WIDA KURNIAWAN, S.E.
EKO SUMANDO, S.E., MIDEc., M.Sc.
LILI SUHELI, S.E., M.A.
DESAIN GRAFIS
PURWO WIDIARTO, S.E., M.Si.
WINURI ANDI AGUSTIAN
WISNU CAHYONO, S.E.
SEKRETARIAT
AGUNG HARTOYO, S.SOS., M.M., L.L.M.
HERU PRABOWO, S.Mn.
LUQMAN ELHAKIM, S.E.
ANDREAS SENNA NDARAMTA, A.Md.
KHABIB
HARYADI
v
Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018
vi
INDONESIAN TREASURY REVIEW
JURNAL PERBENDAHARAAN, KEUANGAN NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK
DAFTAR ISI
Hlm.
Halaman Sampul i
Halaman Editorial v
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (Kasus pada 1-12
Satuan Kerja di Wilayah Pembayaran KPPN Bima)
Ardyan Gulit Prasetya
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi Efektivitas Perencanaan Kas Satuan Kerja 13-22
Kementerian Negara/Lembaga di Wilayah Kerja KPPN Lingkup Kanwil DJPb Provinsi
Bengkulu
Muhammad Irfan Rizaldi
Manajemen Risiko Keamanan Informasi pada Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi 23-33
(SAKTI) Kementerian Keuangan
Eko Supristiowadi dan Yudho Giri Sucahyo
Efisiensi Universitas Badan Layanan Umum Dengan Metode Data Envelopment Analysis 35-42
Rikki Okto Saputra
Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Yield Spread Negara-Negara di Asia Timur, 61-67
Amerika Latin, dan Karibian
Irwan Diko Purba
vii
Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018
viii
Halaman 16
INDONESIAN TREASURY REVIEW
JURNAL PERBENDAHARAAN, KEUANGAN NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Halaman 1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGANGGARAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 1-12
BERBASIS KINERJA (KASUS PADA SATUAN KERJA DI WILAYAH
PEMBAYARAN KPPN BIMA)
Halaman 2 Ardyan Gulit Prasetya
responden dan objek penelitian yaitu pejabat 2.5. Kualitas Sumber Daya Manusia
struktural pada satuan kerja perangkat daerah
Menurut Izzaty (2011, 28), kualitas
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menjadi
sumber daya manusia adalah unsur yang sangat
petugas pengelola keuangan satuan kerja
penting dalam meningkatkan pelayanan
kementerian/lembaga di wilayah pembayaran
organisasi terhadap kebutuhan publik. Sumber
KPPN Bima, dengan data penelitian penerapan
daya manusia adalah kunci menuju keunggulan
PBK pada tahun anggaran 2015. Penelitian ini
kompetitif organisasi sehingga kualitasnya
juga akan mengombinasikan variabel-variabel
harus terus dikembangkan.
yang digunakan dalam studi tersebut dengan
Dua elemen mendasar yang berkaitan
kerangka teoretis yang terdapat dalam kajian
dengan pengembangan kualitas sumber daya
Madjid dan Ashari (2013).
manusia adalah tingkat pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan (skill) yang
2.3. Gaya Kepemimpinan
dimiliki pekerja. Notoadmodjo (2006) dalam
Menurut Robert (2002) dalam Nawastri Izzaty (2011, 28) menyatakan bahwa kualitas
(2015, 34), gaya kepemimpinan adalah sumber daya manusia menyangkut aspek
bagaimana seorang pemimpin melaksanakan kualitas fisik dan aspek kualitas nonfisik, yang
fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia meliputi kemampuan bekerja, berpikir, dan
dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya keterampilan-keterampilan lain
atau mereka yang mungkin sedang mengamati
dari luar. Salah satu pendekatan terkait gaya 2.6. Penghargaan dan Sanksi
kepemimpinan adalah teori path-goal menurut
Menurut Nugroho (2006) dalam
House (1971) yang membagi karakter
Sembiring (2009, 157), penghargaan dan sanksi
pemimpin menjadi empat kelompok yaitu
merupakan dua bentuk metode dalam
kepemimpinan pengarah (directive leadership),
memotivasi seseorang untuk melakukan
kepemimpinan pendukung (supportive
kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Fitri,
leadership), kepemimpinan partisipatif
et al (2013, 7) menyebutkan bahwa
(participative leadership), dan kepemimpinan
penghargaan adalah suatu cara yang digunakan
berorientasi prestasi (achievement-oriented
oleh seseorang atau organisasi untuk
leadership)
memberikan apresiasi kepada individu atau
organisasi yang telah berhasil melakukan
2.4. Komitmen Organisasi
pekerjaan dengan baik dan berprestasi. Fitri, et
Porter (1982) dalam Nawastri (2015, 39) al. (2013, 7) menyebutkan sanksi adalah sebuah
mendefinisikan komitmen organisasi sebagai cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku
kekuatan yang bersifat relatif dari individu agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku
dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya secara umum yang diberikan ketika sebuah
ke dalam bagian organisasi yang ditandai tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan
dengan tiga hal, yaitu: oleh orang yang bersangkutan atau orang yang
1. Penerimaan terhadap nilai–nilai dan tujuan bersangkutan tidak memberikan respon atau
organisasi. tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang
2. Kesiapan dan kesediaan untuk berusaha diharapkan.
dengan sungguh–sungguh atas nama
organisasi. 2.7. Aturan Hukum
3. Keinginan untuk mempertahankan
Fitri, et al (2013, 8) menyatakan bahwa
keanggotaan di dalam organisasi.
dalam menjalankan suatu organisasi diperlukan
Mowday et al. (1979) dalam Fitri
sebuah aturan dan hukum yang berfungsi
(2013) menyatakan bahwa komitmen organisasi
sebagai alat pengendali agar kinerja pada
menunjukkan keyakinan dan dukungan serta
organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
loyalitas seseorang terhadap nilai dan sasaran
Jika aturan dan hukum dalam suatu organisasi
yang ingin dicapai organisasi. Komitmen
tidak berjalan baik, akan terjadi konflik
organisasi yang kuat akan menyebabkan
kepentingan baik antar individu maupun antar
individu berusaha mencapai tujuan organisasi,
organisasi. Agar dapat menjadi pedoman dan
berpikiran positif dan berusaha untuk berbuat
diterapkan secara optimal, aturan hukum yang
yang terbaik bagi organisasinya.
yang ditetapkan dalam organisasi hendaknya
mudah dipahami, lengkap meliputi seluruh
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGANGGARAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 1-12
BERBASIS KINERJA (KASUS PADA SATUAN KERJA DI WILAYAH
PEMBAYARAN KPPN BIMA)
Halaman 4 Ardyan Gulit Prasetya
aspek kebijakan, dan memadai untuk Ha4: penghargaan dan sanksi berpengaruh
diterapkan. positif dan signifikan terhadap penerapan
PBK.
2.8. Hubungan Antar Variabel dan Model 5. Ho5: aturan hukum tidak berpengaruh
Penelitian positif dan signifikan terhadap penerapan
Dari penjelasan di atas, dapat disusun PBK.
kerangka pemikiran bahwa faktor-faktor yang Ha5: aturan hukum berpengaruh positif dan
disebutkan sebelumnya yaitu gaya signifikan terhadap penerapan PBK.
kepemimpinan, komitmen organisasi, kualitas
sumber daya manusia, penghargaan dan sanksi,
serta aturan hukum mempunyai pengaruh 3. METODE PENELITIAN
positif dan signifikan terhadap keberhasilan Jenis penelitian yang digunakan dalam
penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja. penelitian ini adalah penelitian empiris dengan
Hubungan tersebut dapat dijelaskan dalam metode analisis kuantitatif. Populasi dalam
model penelitian sebagaimana digambarkan penelitian ini adalah petugas pengelola
dalam diagram sebagai berikut: keuangan yang terlibat langsung dalam proses
perencanaan dan penyusunan anggaran pada
Gambar 1. Model Penelitian seluruh satuan kerja di wilayah pembayaran
KPPN BIMA dengan representasi 1 orang
pejabat yang berkedudukan sebagai KPA atau
PPK atau PPSPM, serta 1 orang pegawai yang
bertugas sebagai Bendahara Pengeluaran atau
Operator atau Staf Keuangan Lainnya dengan
jumlah sampel minimal sebanyak 130
responden. Penentuan sampel atau responden
dilakukan dengan metode incidental sampling.
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data primer yang
diperoleh dari kuesioner baik yang dibagikan
secara langsung (cetak) maupun yang disebar
secara online menggunakan Google Form serta
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, angket lanjutan yang dibagikan kepada
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: responden. Definisi operasional variabel dalam
1. Ho1: gaya kepemimpinan tidak penelitian ini adalah sebagai berikut:
berpengaruh positif dan signifikan terhadap 1. Variabel independen gaya kepemimpinan
(X1) yang direpresentasikan melalui empat
penerapan PBK.
item pertanyaan yaitu: pimpinan selalu
Ha1: gaya kepemimpinan berpengaruh memberitahukan apa saja yang harus
positif dan signifikan terhadap penerapan dikerjakan pegawai dalam penyusunan
PBK. anggaran satuan kerja (GK1), pimpinan
2. Ho2: komitmen organisasi tidak menetapkan target dan tenggat waktu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap untuk setiap pekerjaan terkait penyusunan
penerapan PBK. anggaran yang diperintahkan kepada
Ha2: komitmen organisasi berpengaruh pegawai (GK2), pimpinan memberikan
positif dan signifikan terhadap penerapan dorongan kepada pegawai untuk melakukan
PBK. pekerjaan terkait penyusunan anggaran
3. Ho3: kualitas SDM tidak berpengaruh positif dengan sebaik mungkin (GK3), dan
dan terhadap penerapan PBK. pimpinan meminta pendapat pegawai
dalam membuat keputusan terkait
Ha3: kualitas SDM berpengaruh signifikan
penyusunan anggaran (GK4).
terhadap penerapan PBK.
2. Variabel independen komitmen organisasi
4. Ho4: penghargaan dan sanksi tidak
(X2) dibentuk oleh lima indikator yaitu:
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pimpinan dan seluruh komponen satuan
penerapan PBK. kerja mampu menjabarkan visi dan misi
serta tugas pokok dan fungsi instansi
dengan baik (KO1), terdapat komitmen
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGANGGARAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 1-12
BERBASIS KINERJA (KASUS PADA SATUAN KERJA DI WILAYAH
PEMBAYARAN KPPN BIMA)
Ardyan Gulit Prasetya
Halaman 5
tertulis antara pimpinan dengan seluruh tentang PBK mudah dipahami (AH1),
komponen satuan kerja untuk mencapai peraturan tentang PBK sudah lengkap
tujuan organisasi (KO2), pemimpin dan (AH2), peraturan tentang PBK telah
seluruh komponen satuan kerja terlibat
memadai untuk diimplementasikan (AH3).
aktif dan berkontribusi positif dalam proses
penyusunan anggaran (KO3), perencanaan 6. Variabel dependen penerapan
anggaran telah mengacu pada visi, misi, Penganggaran Berbasis Kinerja (Y) dalam
serta tugas pokok dan fungsi satuan kerja penelitian ini terbentuk melalui tujuh item
(KO4), dan penyusunan anggaran selalu pertanyaan yaitu: penyusunan anggaran
berpedoman pada dokumen perencanaan satuan kerja mengaitkan alokasi anggaran
(KO5). dengan keluaran (output) dan hasil
3. Variabel independen kualitas SDM (X3)
(outcome) yang diharapkan (PBK1),
dalam penelitian ini direpresentasikan
penyusunan alokasi anggaran berpedoman
melalui enam item pertanyaan yaitu:
pada indikator kinerja yang harus dicapai
kemampuan menyelesaikan pekerjaan
(PBK2), penyusunan alokasi anggaran
terkait penyusunan anggaran dengan tepat
berpedoman pada standar biaya (PBK3),
waktu (SDM1), kemampuan berkomunikasi
dokumen pendukung seperti TOR dan RAB
yang baik dengan atasan dan pegawai lain
telah disusun sesuai ketentuan (PBK4),
dalam melaksanakan pekerjaan terkait
penyusunan anggaran mengutamakan
penyusunan anggaran (SDM2),
penghematan biaya dalam mencapai
pengutamaan kualitas hasil kerja terutama
outcome dan output (PBK5), terdapat
yang berkaitan dengan penyusunan
evaluasi atas pelaksanaan program dan
anggaran (SDM3), kemampuan bekerja
kegiatan pada tahun anggaran berjalan
sama dalam tim untuk melaksanakan
(PBK6), dan hasil evaluasi dijadikan sebagai
pekerjaan terkait penyusunan anggaran
dasar penyusunan rencana anggaran tahun
(SDM4), pemahaman konsep dasar yang
berikutnya (PBK7).
berkaitan dengan penerapan PBK pada
satker (SDM5), dan pemahaman seluruh 3.1. Uji Kualitas Data
proses bisnis yang berkaitan dengan
1. Uji validitas data.
kegiatan penyusunan anggaran dengan baik Menurut Ghozali (2013, 52) uji validitas
(SDM6). digunakan untuk mengukur sah atau
4. Dalam penelitian ini, variabel independen tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
penghargaan dan sanksi (X4) dibentuk oleh dikatakan valid atau sahih jika pertanyaan
empat indikator yaitu: penghargaan pada kuesioner mampu mengungkapkan
(reward) dari instansi pusat kepada sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut yang dapat diketahui dari nilai
pimpinan dan pegawai diperlukan untuk
korelasi (r hitung) > r tabel.
meningkatkan efektivitas penyusunan ABK
pada satker (PS1), bentuk penghargaan 2. Uji reliabilitas data.
harus jelas berupa alokasi honor, promosi Uji reliabilitas dimaksudkan untuk
menjamin instrumen yang digunakan
jabatan, atau penghargaan lainnya bagi merupakan sebuah instrumen yang andal,
satker yang berhasil menerapkan PBK konsisten, stabil dan dependen, sehingga
(PS2), hukuman (punishment) dari instansi bila digunakan berkali-kali dapat
pusat perlu diberikan kepada satker yang menghasilkan data yang sama. Menurut
tidak berhasil dalam menyusun ABK sesuai Nunally (1994) dalam Ghozali (2013, 48),
kriteria (PS3), dan bentuk hukuman harus suatu kuesioner dapat dikatakan andal jika
nilai Cronbach’s Alpha (α) ≥ 0,60.
jelas berupa mutasi jabatan, hukuman
disiplin atau lainnya bagi satker yang tidak 3.2. Metode Analisis Data
berhasil menerapkan PBK (PS4). Analisis kuantitatif yang dilakukan
5. Variabel independen aturan hukum (X5) meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik,
dalam penelitian ini direpresentasikan pengujian hipotesis, analisis regresi linear
melalui 3 item pertanyaan yaitu: peraturan berganda, dan analisis koefisien determinasi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGANGGARAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 1-12
BERBASIS KINERJA (KASUS PADA SATUAN KERJA DI WILAYAH
PEMBAYARAN KPPN BIMA)
Halaman 6 Ardyan Gulit Prasetya
3.5. Analisis Koefisien Determinasi (R²) Hasil uji reliabilitas data menggunakan
program SPSS 22 sebagaimana dirangkum
Koefisien determinasi (R²) mengukur
dalam tabel di bawah ini menunjukkan nilai
seberapa jauh kemampuan model dalam
Cronbach’s Alpha setiap variabel lebih besar dari
menerangkan variasi variabel dependen
0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
(Ghozali, 2013, 97). Nilai R² yang kecil berarti
variabel penelitian memiliki tingkat keandalan
kemampuan variabel-variabel independen (X)
yang tinggi.
dalam menjelaskan variasi variabel dependen
(Y) amat terbatas, demikian pula sebaliknya.
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian model regresi dalam penelitian ini
menggunakan nilai adjusted R² yang dapat naik
atau turun ketika satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model.
4. HASIL PENELITIAN
Secara keseluruhan, kuesioner cetak
dan online yang masuk kategori layak uji dan
dapat digunakan untuk analisis selanjutnya
berjumlah 131 responden sebagaimana dirinci
di tabel berikut:
4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Tabel 1. Hasil Pengumpulan Kuesioner Berdasarkan hasil pengujian, kelima
variabel bebas memiliki nilai VIF < 10 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam
penelitian ini tidak mengalami masalah
multikolinearitas sebagaimana ditampilkan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Metode penentuan r tabel menggunakan
df = n-2, n adalah jumlah sampel sehingga
didapatkan df = 131-2 = 129 dan nilai r tabel
penelitian ini sebesar 0,1716. Hasil uji validitas
dengan program SPSS 22 menunjukkan bahwa
dari seluruh item pertanyaan, semuanya
memiliki nilai r hitung yang lebih besar daripada
nilai r tabel sehingga seluruh item pertanyaan
dapat dinyatakan valid oleh karena itu layak Hasil uji Glesjer juga menunjukkan bahwa
untuk dianalisis lebih lanjut. seluruh variabel bebas memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
Tabel 2. Hasil Uji Validitas disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Halaman 13
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERSEPSI EFEKTIVITAS Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal. 13-22
PERENCANAAN KAS SATUAN KERJA K/L DI WILAYAH KERJA
KPPN LINGKUP KANWIL DJPB PROVINSI BENGKULU
Halaman 14 Muhammad Irfan Rizaldi
yang melakukan penelitian tentang faktor-faktor prinsip dasar perencanaan kas meliputi
yang memengaruhi efektivitas perencanaan kas penyusunan mekanisme yang mengatur
satuan kerja di KPPN Jakarta II serta rekomendasi penerimaan dan pengeluaran secara efisien,
kebijakan yang dapat diberikan. Karena terdapat remunerasi idle cash, koordinasi dengan unit
perubahan yang cukup signifikan dari sisi proses pengelola utang dan bank sentral terkait
bisnis dan aplikasi dari AFS menuju Renkas G2, kebijakan fiskal dan moneter. Tahap keempat
peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut adalah menerapkan pengelolaan kas harian
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi secara aktif (Active daily cash management).
persepsi efektivitas perencanaan kas satuan kerja
2.2. Perencanaan Kas Pemerintah
serta mengidentifikasi kendala-kendala yang
dapat menghambat efektivitas. Penelitian ini Perencanaan kas merupakan hal yang
bertujuan untuk menjawab masalah mengenai penting dalam efektivitas pengelolaan kas
faktor-faktor apa saja yang memengaruhi pemerintah. Menurut Mu (2006: 2) salah satu
persepsi terhadap efektivitas perencanaan kas tujuan pengelolaan kas pemerintah adalah untuk
satuan kerja serta kendala-kendala apa saja yang menghasilkan perencanaan kas yang akurat.
dapat menghambat efektivitas perencanaan kas Lienert (2009:7) menegaskan bahwa untuk
satuan kerja. mencapai pengelolaan kas yang efektif
pemerintah perlu mengembangkan perencanaan
kas yang akurat baik kas masuk maupun kas
2. KERANGKA TEORI keluar.
2.1. Manajemen Kas Pemerintah Beberapa faktor kunci dalam penyusunan
Lienert (2009:2) mendefinisikan government perencanaan kas yang baik menurut Lienert
cash management dengan mengutip pernyataan (2009:8) adalah (i) kerangka yang komprehensif
Storkey yang menyatakan bahwa: “cash mencakup semua jenis sumber penerimaan dan
management is having the right amount of money pengeluaran pemerintah serta perlunya sistem
in the right place and time to meet the informasi manajemen anggaran dengan data
government’s obligations in the most cost-effective yang terjadwal, akurat dan dapat diandalkan, (ii)
way”. Mu (2006:1) mendefinisikan government kesesuaian antara perencanaan pengeluaran
cash management sebagai strategi dan proses dengan realisasi pengeluaran, (iii) adanya
terkait pengelolaan arus dana jangka pendek insentif untuk institusi yang memberi data
pemerintah antara berbagai instansi pemerintah perencanaan yang akurat.
dan antara pemerintah dengan sektor lain. Kementerian Keuangan melalui Ditjen
Tujuan utama manajemen kas menurut Perbendaharaan bertanggung jawab atas
Lienert (2009:2) adalah, pertama, memastikan penyimpanan saldo kas minimum. Selain itu
ketersediaan kas untuk membayar belanja ketika Ditjen Perbendaharaan juga bertanggung jawab
diperlukan. Hal tersebut dapat difasilitasi dengan atas pengembangan kebijakan pengelolaan kas
menyatukan seluruh penerimaan dalam Treasury yang baik untuk mengatasi kekurangan kas
Single Account (TSA). Kedua, berutang hanya maupun mengelola surplus kas secara optimal.
ketika diperlukan agar meminimalkan cost dari Perencanaan kas pemerintah dilakukan dengan
pinjaman. Ketiga, memaksimalkan returns dari cara bottom up, artinya satker-satker selaku
idle cash. Keempat, memanajemen risiko. spending unit dari Kementerian Negara/Lembaga
Negara dan pihak lain yang terkait dengan
Lienert (2009:14) juga menjelaskan pemungutan dan pengeluaran anggaran negara
mengenai empat tahapan untuk membangun harus menyampaikan perkiraan atas
pengelolaan kas yang efektif. Tahap pertama pemungutan penerimaan dan pengeluaran
adalah penyiapan fundamental yang meliputi mereka kepada Kementerian Keuangan melalui
pembentukan unit pengelola kas dan badan KPPN.
penyusun kebijakan kas, sosialisasi mengenai
pentingnya pengelolaan kas, memastikan 2.3. Proyeksi Belanja Satuan Kerja
proyeksi tahunan dari anggaran, menerapkan Proyeksi Belanja Satuan Kerja dilakukan
TSA, meningkatkan sistem akuntansi satuan kerja dengan menyusun Rencana
pemerintahan dan penyusunan kerangka legal Penarikan Dana (RPD) dengan aplikasi Renkas G2
yang mendasari pelaksanaan pengelolaan kas. yang bernama Aplikasi Perencanaan Satker (APS)
Tahap kedua adalah menyusun perencanaan kas untuk kemudian disampaikan ke KPPN dan
dan membangun kemampuan pengelolaan kas. satuan tingkat atas satker. Rencana Penarikan
Tahap ketiga adalah menyediakan prasyarat dan Dana (RPD) adalah rencana penarikan kebutuhan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERSEPSI EFEKTIVITAS Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal. 13-22
PERENCANAAN KAS SATUAN KERJA K/L DI WILAYAH KERJA
KPPN LINGKUP KANWIL DJPB PROVINSI BENGKULU
Halaman 16 Muhammad Irfan Rizaldi
dana yang dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran kemampuan dan karakteristik seorang Pegawai
(KPA) untuk pelaksanaan kegiatan dalam periode Negeri Sipil (PNS) berupa pengetahuan,
tertentu. RPD disusun secara bulanan dan harian. keterampilan, dan sikap perilaku dalam
RPD Bulanan akan menjadi pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Penyusunan
penyusunan RPD Harian. Satker membuat dan proyeksi belanja juga harus memperhatikan
menyampaikan RPD Harian kepada unit/instansi jumlah petugas penyusun proyeksi belanja serta
yang membawahinya dan kepada KPPN yang komposisinya terutama untuk satuan kerja
menjadi mitra kerjanya. RPD Harian tersebut dengan jumlah dana yang besar dan kegiatan
disusun berdasarkan rencana pengajuan Surat yang banyak.
Perintah Membayar (SPM) yang nilainya Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh positif antara
termasuk dalam klasifikasi transaksi besar sesuai kualitas dan kuantitas Sumber
tipe KPPN yang menjadi mitra kerjanya. Daya Manusia (SDM) dengan
KPPN digolongkan menjadi tiga tipe: Tipe I persepsi terhadap efektivitas
untuk KPPN A1 di ibukota provinsi, Tipe II untuk proyeksi belanja.
KPPN A1 di luar ibukota provinsi dan Tipe III Hipotesis 3 : Terdapat pengaruh positif antara
untuk KPPN A2. Transaksi digolongkan menjadi 9 kualitas dan kuantitas Sumber
cluster menyesuaikan dengan tipe KPPN dari Daya Manusia (SDM) dengan
Transaksi A dengan nilai SPM lebih besar dari 1 manajemen organisasi satker.
triliun rupiah hingga transaksi I dengan nilai SPM 2.4.3. Manajemen organisasi satker
200 juta sampai 350 juta rupiah. Satker yang akan
Manajemen organisasi satker merupakan
mengajukan penarikan dana dengan transaksi
proses perencanaan, pengorganisasian,
yang memenuhi kriteria di atas harus menyusun
pelaksanaan dan pengendalian yang
dan menyampaikan RPD Harian sesuai jadwal
berpengaruh dalam proses penyusunan proyeksi
yang ditentukan. Adapun bagi satker yang akan
belanja pada satker. Rangkaian proses tersebut
menyampaikan SPM dengan nilai kurang dari
merupakan implementasi dari konsep dasar
kriteria transaksi di atas tidak perlu membuat
manajemen berupa planning, organizing,
dan menyampaikan RPD Harian ke KPPN.
actuating dan controlling (Muthohar 2012:56).
2.4. Pengembangan Hipotesis Hipotesis 4 : Terdapat pengaruh positif antara
2.4.1. Aplikasi Renkas G2 manajemen organisasi satker
dengan efektivitas persepsi
Lienert (2009:14) menyebutkan bahwa terhadap proyeksi belanja.
salah satu kelemahan yang dialami negara
berkembang adalah teknologi informasi yang 2.4.4. Reward dan punishment
belum dikembangkan dengan baik. Aplikasi Muthohar (2012:57) mendefinisikan reward
Renkas G2, sebagai bagian dari teknologi dan punishment sebagai metode yang digunakan
informasi, merupakan software yang digunakan untuk memotivasi satuan kerja agar
untuk membantu satker dalam menyusun meningkatkan kinerjanya. Reward adalah
proyeksi belanja dengan baik. Aplikasi ini penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas
merupakan penyempurnaan dari aplikasi keberhasilan atau prestasi. Sedangkan
sebelumnya yaitu Aplikasi Forecasting Satker punishment merupakan sanksi atau hukuman
(AFS). Kualitas dari aplikasi ini sangat yang diakibatkan kegagalan atau tidak
menentukan kecepatan waktu dan keakuratan tercapainya suatu hal.
proyeksi belanja yang dihasilkan.
Hipotesis 5 : Terdapat pengaruh positif antara
Hipotesis 1 : Terdapat pengaruh positif antara reward dan punishment dengan
kualitas Aplikasi Renkas G2 persepsi terhadap efektivitas
dengan persepsi terhadap proyeksi belanja.
efektivitas proyeksi belanja. Hipotesis 6 : Terdapat pengaruh positif antara
reward dan punishment dengan
2.4.2. Kualitas dan kuantitas SDM
manajemen organisasi satker.
Muthohar (2012:54) mendefinisikan kualitas
dan kuantitas SDM sebagai kesesuaian antara
kompetensi pegawai penyusun proyeksi dengan
tujuan dari penyusunan proyeksi belanja
tersebut. Pengertian kompetensi pegawai
menurut Badan Kepegawaian Negara
sebagaimana dikutip Muthohar (2012:54) adalah
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERSEPSI EFEKTIVITAS Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal. 13-22
PERENCANAAN KAS SATUAN KERJA K/L DI WILAYAH KERJA
KPPN LINGKUP KANWIL DJPB PROVINSI BENGKULU
Muhammad Irfan Rizaldi
Halaman 17
Gambar 1
Kerangka Penelitian
Aplikasi
Renkas G2
H1
Kualitas dan H2
Kuantitas
Persepsi
Efektivitas
H3 H4 Proyeksi
Manajemen
Organisasi Satker
H6
H5
Reward &
Punishment
H7
Sosialisasi
& Pelatihan
proyeksi belanja satker adalah untuk melakukan 3.3. Metode Analisis Data
perencanaan kas dalam rangka pelaksanaan
Untuk menguji hipotesis penelitian, penulis
manajemen kas Pemerintah. Tujuan tersebut
menggunakan Structural Equation Model (SEM)
akan tercapai jika proyeksi belanja satker
yang berbasis variance (Partial Least Square).
disampaikan dengan tepat waktu dan akurat.
Partial Least Square (PLS) merupakan metode
Konstruk persepsi terhadap efektivitas proyeksi
SEM berbasis komponen yang bertujuan menguji
belanja (EF) dibentuk oleh dua indikator yaitu
efek prediksi antar konstruk untuk melihat
ketepatan waktu penyampaian proyeksi belanja
apakah ada hubungan atau pengaruh antar
(EF1) dan akurasi proyeksi belanja (EF2).
variabel tersebut. Alasan pemilihan PLS didasari
Hubungan antara indikator dengan konstruknya
pertimbangan diantaranya konstruk yang tidak
bersifat formatif.
dapat diukur langsung, model yang cukup
3.2.2. Aplikasi Renkas G2 komplek, hubungan konstruk bersifat reflektif
dan formatif serta jumlah sampel yang sedikit.
Menurut Muthohar (2012:54) indikator-
indikator yang membentuk kualitas aplikasi
diturunkan dari ciri-ciri aplikasi atau software 4. HASIL PENELITIAN
yang baik yaitu kemampuan aplikasi dalam
mengolah data (APS1), kemudahan dalam 4.1. Deskripsi Responden
penggunaan (APS2), tampilan format isian dan Responden dalam penelitian ini adalah
output aplikasi (APS3), kemampuan berinteraksi pegawai penyusun proyeksi belanja satuan kerja.
dengan aplikasi lain (APS4), dan kemampuan Untuk memastikan bahwa yang mengisi
ketelitian dalam mengolah data (APS5). responden adalah orang yang tepat, penulis
3.2.3. Kualitas dan Kuantitas SDM mewawancarai terlebih dahulu untuk
memastikan responden merupakan pegawai
Indikator-indikator yang membentuk yang menyusun RPD dan pernah menyampaikan
konstruk kualitas dan kuantitas SDM yaitu RPD pada tahun 2014.
jumlah pegawai yang menyusun proyeksi Komposisi dari responden disusun
(KSDM1), tingkat pendidikan pegawai (KSDM2), berdasarkan kementrian. Satker yang paling
pengalaman kerja pegawai (KSDM3), persepsi banyak memenuhi kriteria sudah menyampaikan
pegawai mengenai manfaat proyeksi belanja bagi proyeksi belanja paling banyak berasal dari
satker (KSDM4), dan komposisi pegawai satker Kepolisian Negara Republik Indonesia
penyusun proyeksi belanja satker (KSDM5). (Polri). Hampir di seluruh tipe KPPN, satker Polri
3.2.4. Manajemen Organisasi Satker memenuhi kriteria sehingga wajib
menyampaikan proyeksi belanja. Selanjutnya
Indikator-indikator yang membentuk adalah satker Kementerian Agama, diikuti
konstruk manajemen organisasi satker yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan satker
ketepatan dan konsistensi jadwal kegiatan lainnya.
(MOS1), koordinasi antar bagian (MOS2),
komitmen pimpinan (MOS3), dan evaluasi 4.2. Analisis Data
pelaksanaan kegiatan (MOS4). Hipotesis-hipotesis penelitian diuji dengan
3.2.5. Reward dan punishment. SEM berbasis PLS, menggunakan aplikasi
SmartPLS 2.0. Sebelum dilakukan pengujian
Indikator-indikator yang membentuk hipotesis, dilakukan evaluasi terhadap model
konstruk reward dan punishment yaitu persepsi pengukuran untuk menguji validitas dan
satker tentang pentingnya reward dari reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan
Kemenkeu dalam penyusunan proyeksi belanja melihat nilai loading factor, nilai Average
(RP1) dan persepsi satker tentang pentingnya Variance Extracted (AVE), dan communality
punishment dari Kemenkeu dalam penyusunan untuk semua konstruk. Hasil pengujian
proyeksi belanja (RP2). menunjukkan nilai loading factor untuk semua
3.2.6. Sosialisasi dan pelatihan. indikator reflektif, nilai AVE dan communality
menunjukkan validitas yang baik dengan nilai
Indikator-indikator yang membentuk loading factor > 0,6 , nilai AVE dan communality >
konstruk sosialisasi dan pelatihan adalah 0,5. Semua konstruk juga memenuhi syarat
persepsi satker tentang perlunya sosialisasi dan validitas diskriminan karena memiliki nilai akar
pelatihan (SP1), sosialisasi dan pelatihan yang kuadrat AVE lebih besar dibandingkan korelasi
diikuti(SP2), dan manfaat dari pelatihan dalam antar konstruk. Nilai Composite Reliability (CR)
penyusunan proyeksi belanja (SP3). untuk semua konstruk juga menunjukkan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERSEPSI EFEKTIVITAS Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal.13-22
PERENCANAAN KAS SATUAN KERJA K/L DI WILAYAH KERJA
KPPN LINGKUP KANWIL DJPB PROVINSI BENGKULU
Muhammad Irfan Rizaldi
Halaman 19
reliabilitas yang baik dengan nilai CR untuk menjadi pengukur konstruk persepsi terhadap
semua konstruk > 0,7. Untuk konstruk persepsi efektivitas proyeksi belanja satker. Hasil uji
terhadap efektivitas proyeksi belanja yang validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa
berbentuk formatif evaluasi model pengukuran model pengukuran memiliki kesesuaian yang
dilakukan dengan melihat signifikansi weight- baik dengan data.
nya.
4.3. Evaluasi Model Struktural
Tabel 1. Nilai weight dan signifikansinya
Jogiyanto (2011) sebagaimana dikutip
Arah Original T Statistics Muthohar (2012, 66) menjelaskan bahwa
hubungan Sample (O) (|O/STERR|) pengujian model struktural atau inner model
E1 -> EF 0,471 2,168 dilakukan dengan melihat R 2 untuk variabel
2 -> EF 0,627 2,677 dependen dan nilai koefisien pada path (β) untuk
Sumber: Data Primer, diolah dengan SmartPLS 2.0 variabel independen yang kemudian dinilai
signifikansinya dengan nilai T-statistic setiap
Kedua indikator yaitu ketepatan waktu path. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada
penyampaian proyeksi (E1) dan akurasi proyeksi tabel 2 berikut ini:
belanja satker (E2) dinyatakan valid untuk
penelitian ini pengaruhnya positif namun tidak menunjukkan nilai positif antara kualitas dan
signifikan. Selain kualitas Aplikasi Renkas G2, kuantitas Sumber Daya Manusia dengan persepsi
yang memengaruhi efektivitas perencanaan kas terhadap efektivitas proyeksi belanja Satker.
secara signifikan adalah kualitas dan kuantitas Artinya peningkatan kualitas dan kuantitas
SDM. sumber daya manusia akan meningkatkan
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, persepsi efektivitas proyeksi belanja Satker.
karakteristik satker pada keempat KPPN yang
menjadi objek penelitian cenderung memiliki 4.5. Kendala-Kendala yang Menghambat
tingkat kepatuhan yang baik. Hal ini dilihat dari Penyusunan Proyeksi Belanja
kepatuhan satker dalam menyampaikan
Berdasarkan hasil pengolahan data dari
proyeksi belanja pada tahun 2014 meskipun
pertanyaan terbuka pada kuesioner dapat
hanya berdasarkan perintah melalui surat dari
diketahui bahwa kendala yang dihadapi satker
Kepala KPPN tanpa didasari Peraturan Menteri
dalam penyusunan proyeksi belanja secara garis
Keuangan yang kuat. Meskipun belum ada dasar
besar dapat digolongkan menjadi 2 kategori
peraturan yang kuat dan belum diterapkannya
yaitu:
reward dan punishment secara tegas, satker
sudah menyampaikan proyeksi belanja dengan 4.5.1. Kendala Internal
tingkat kepatuhan yang baik. Namun, dari sisi
Kendala internal antara lain sumber daya
kemampuan dan kecepatan adaptasi terhadap
manusia yang kurang memadai, koordinasi
perubahan dapat dikatakan lambat karena meski
internal satker yang kurang baik, dan
sudah dilakukan sosialisasi terkait peraturan
perencanaan jadwal kegiatan yang kurang
ataupun aplikasi tertentu satker masih sering
matang. Dari aspek sumber daya manusia,
melakukan kesalahan yang sifatnya berulang.
kendala yang dirasakan dapat menghambat
Sosialisasi dan pelatihan yang hanya
penyusunan proyeksi di antaranya, jumlah
dilakukan sekali dengan waktu yang singkat
pegawai yang terlibat langsung dalam
tidak akan cukup untuk meningkatkan
penyusunan proyeksi belanja dirasa belum
keterampilan dan pemahaman satker yang baik
memadai, serta keterampilan dalam pemahaman
terhadap suatu aplikasi dan peraturan.
aplikasi dan keuangan yang masih belum
Seharusnya sosialisasi dan pelatihan dilakukan
memadai.
secara intensif dan terprogram dengan jam
latihan yang mencukupi agar memberikan 4.5.2. Kendala Eksternal
pengaruh pada peningkatan pemahaman dan
keterampilan dari pegawai penyusun proyeksi Kendala eksternal antara lain kondisi
belanja sehingga dapat menyusun proyeksi geografis, kejadian force majeur, dan aplikasi.
belanja dengan baik. Dalam penelitian Kondisi geografis seperti jauhnya jarak tempuh
sebelumnya yang dilakukan Muthohar (2012), dari lokasi satker ke KPPN, waktu tempuh yang
objek penelitiannya adalah satker KPPN di lama karena insfrastruktur jalan yang kurang
Jakarta yang karakteristiknya adalah volume baik, sulitnya akses transportasi, kondisi cuaca
transaksinya besar, rata-rata kualitas SDM daerah pegunungan yang tidak dapat diprediksi,
Operator Satker Pusat yang sudah baik karena juga banyak dirasakan menjadi kendala.
merupakan pembina satker di daerah sehingga Kejadian force majeur seperti adanya
ketika tidak ada aturan mengenai reward dan kegiatan yang bersifat darurat untuk satker
punishment yang tegas maka tidak akan Kepolisian dan TNI yang sukar diprediksi seperti
diterapkan. pengamanan terhadap kondisi kerusuhan,
Kualitas Aplikasi Renkas G2 memiliki penanganan bencana alam, dan kejadian lainnya.
pengaruh langsung terhadap persepsi efektivitas Kendala dari sisi aplikasi adalah banyaknya
proyeksi belanja satker dengan nilai koefisien jumlah aplikasi keuangan yang harus ditangani
0,34. Nilai tersebut menunjukkan nilai positif operator di daerah.
antara kualitas Aplikasi Renkas G2 dengan
persepsi efektivitas proyeksi belanja Satker. 5. SIMPULAN DAN SARAN
Artinya peningkatan kualitas Aplikasi Renkas G2
akan meningkatkan persepsi efektivitas proyeksi 5.1. Simpulan
belanja Satker. Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat
Kualitas dan kuantitas sumber daya mengambil simpulan sebagai berikut:
manusia memiliki pengaruh langsung terhadap 1) Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan
persepsi efektivitas proyeksi belanja satker terhadap persepsi efektivitas proyeksi
dengan nilai koefisien 0,25. Nilai tersebut
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERSEPSI EFEKTIVITAS Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal.13-22
PERENCANAAN KAS SATUAN KERJA K/L DI WILAYAH KERJA
KPPN LINGKUP KANWIL DJPB PROVINSI BENGKULU
Muhammad Irfan Rizaldi
Halaman 21
belanja satker adalah konstruk Kualitas Pejabat Pembuat Komitmen, dan Kuasa
Aplikasi Renkas G2 dan konstruk Kualitas Pengguna Anggaran satuan kerja. Contoh
dan Kuantitas Sumber Daya Manusia. kegiatan yang sudah diterapkan pada KPPN di
2) Faktor yang paling memengaruhi persepsi lingkup kanwil Bengkulu seperti adanya Buku
terhadap efektivitas proyeksi belanja satuan Pintar Satker, Bimbingan Perkluster, Forum
kerja adalah konstruk kualitas Aplikasi diskusi, dan Sosialisasi.
Renkas G2. Berdasarkan beberapa kendala yang dialami
3) Faktor-faktor yang menjadi penghambat satker dalam menyusun proyeksi yang tepat
dalam penyusunan proyeksi belanja yang waktu dan akurat, DJPb melalui Kanwil ataupun
tepat waktu dan akurat antara lain: KPPN dapat memberikan solusi di antaranya
a. Kendala yang berasal dari faktor internal menciptakan sistem yang memudahkan
seperti sumber daya manusia yang penyampaian maupun update, terutama bagi
kurang memadai, koordinasi internal satker daerah yang terkendala jarak dan jaringan
satker yang belum berjalan dengan baik, internet yang belum memadai. Contohnya
kendala teknis. seperti penyampaian RPD dan update dapat
b. Kendala yang berasal dari faktor dilakukan melalui SMS Gateway atau dengan
eksternal seperti kondisi geografis yang Aplikasi Mobile berbasis Android.
mengakibatkan jarak maupun waktu Satker-satker di wilayah kerja KPPN yang
tempuh untuk ke KPPN yang jauh, berada di lingkungan Kanwil DJPb Bengkulu agar
kejadian force majeur seperti tugas memprioritaskan peningkatan kualitas sumber
emergency bagi polisi, bencana alam, dan daya manusia khususnya bagi pegawai yang
lainnya, jaringan internet yang kurang terlibat langsung maupun secara tidak langsung
baik, dan kendala aplikasi. dalam penyusunan proyeksi belanja. Satker juga
harus memperhatikan komposisi dan jumlah
5.2. Saran
pegawai yang bertugas dalam penyusunan
Dalam tahap awal penerapan Aplikasi proyeksi belanja disesuaikan dengan beban
Renkas G2 (Tahun 2014-2015), terdapat KPPN kerja.
yang tidak menerapkan penyampaian proyeksi
belanja dari satker dengan alasan belum adanya
peraturan yang kuat, berbarengan dengan 6. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
implementasi SPAN, dan volume transaksi yang 6.1. Implikasi Penelitian
sangat tinggi sehingga dikhawatirkan
menghambat penyerapan anggaran. PMK Nomor Implikasi praktis dari penelitian ini
277 Tahun 2014 terkait perencanaan kas satker diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
baru diterbitkan pada bulan akhir Desember pihak-pihak terkait seperti satuan kerja, KPPN,
2014 dan mulai diberlakukan pada Tahun 2015 Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan Kementerian
sehingga DJPb perlu mengawal implementasi Keuangan khususnya Direktorat Pengelolaan Kas
PMK tersebut agar berjalan dengan baik. Negara sebagai bahan masukan dalam membuat
Prioritas kebijakan yang dapat dilakukan kebijakan yang berkaitan perencanaan kas
DJPb untuk meningkatkan persepsi efektivitas pemerintah.
proyeksi belanja adalah meningkatkan lagi Implikasi teoritis penelitian ini diharapkan
kualitas Aplikasi Renkas G2 khususnya mengenai dapat menjadi pelengkap literatur dan bahan
kemampuan mengolah data dan kemampuan kajian teoritis khusunya terkait pengelolaan dan
berinteraksi dengan aplikasi lain. Meskipun perencanaan kas pemerintah, faktor-faktor yang
aplikasi Renkas G2 sudah terintegrasi dengan memengaruhi persepsi terhadap efektivitas
aplikasi SPM, masih banyak aplikasi keuangan proyeksi belanja satuan kerja, dan diskusi
instansi lainnya sehingga menyulitkan satker akademis yang berkaitan dengan manajemen
terutama satker di level daerah yang memiliki keuangan pemerintah.
keterbatasan jumlah SDM dan sarana. Aplikasi
satker sebaiknya disatukan menjadi sebuah 6.2. Keterbatasan Penelitian
aplikasi satker terintegrasi.
DJPb melalui Kanwil maupun KPPN perlu Perencanaan Kas dalam penelitian ini hanya
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat fokus pada proyeksi belanja. Konstruk endogen
menunjang peningkatan kualitas dan persepsi efektivitas proyeksi belanja yang
keterampilan SDM pada satuan kerja. Kegiatan terbatas pada penilaian satker atas akurasi dan
tersebut tidak hanya melibatkan petugas ketepatan waktu penyampaian proyeksi belanja
penyusun saja namun juga para pimpinan seperti yang bersifat persepsi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERSEPSI EFEKTIVITAS Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal.13-22
PERENCANAAN KAS SATUAN KERJA K/L DI WILAYAH KERJA
KPPN LINGKUP KANWIL DJPB PROVINSI BENGKULU
Halaman 22 Muhammad Irfan Rizaldi
Penelitian terbatas hanya pada satuan kerja IMF Fiscal Affairs Departement.
di wilayah kerja KPPN di lingkup Kanwil DJPb Modul Aplikasi Renkas G2. (2014). Direktorat
Provinsi Bengkulu sehingga hasil kesimpulan Pengelolaan Kas Negara.
dalam penelitian ini hanya mampu menerangkan
Muthohar, Aziz. (2012). Faktor-Faktor Yang
satker-satker bersangkutan. Jumlah sampel
Memengaruhi Efektivitas Perencanaan Kas
dalam penelitian ini juga masih sedikit sebanyak
Pada Satuan-Satuan Kerja Kementerian
51 sampel, meskipun PLS dapat mengatasi
Negara/Lembaga Dalam wilayah kerja
kelemahan jumlah sampel yang sedikit namun
KPPN Jakarta II. Jakarta: Universitas
semakin banyak sampel akan menghasilkan hasil
Indonesia.
penelitian yang lebih baik.
Saran untuk penelitian mendatang, Mu, Yibin. (2006). Government Cash
diharapkan dapat menggunakan ukuran yang Management: Good Practice & Capacity-
bersifat observed berasal dari data yang diterima Building Framework. Available at SSRN
KPPN untuk variabel efektivitas proyeksi belanja, 918008.
dapat juga dengan menambahkan proyeksi Williams, Mike. (2004). Government Cash
penerimaan satker dalam penelitian sebagai Management: Good and Bad Practice.
bagian dari perencanaan kas satker. Untuk dapat World Bank Technical Note.
menjawab masalah secara global dapat juga Williams, Mike. (2009). Government Cash
dilakukan dengan memperbesar ruang lingkup Management: International Practice.
penelitian. Oxford Policy Management Working
Paper 2009-01.
DAFTAR PUSTAKA Williams, Michael J. (2010). Government Cash
Management: Its Interaction with Other
Ghozali, I. dan H. Latan. (2012). Partial Least Financial Policies. International Monetary
Squares, Konsep, Teknik dan Aplikasi Fund, Fiscal Affairs Department.
SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan __________. (2014). Peraturan Menteri Keuangan
Penerbit UNDIP. Nomor 277 tentang Perencanaan Kas.
Jogiyanto dan W. Abdillah. (2009). Konsep dan Pemerintah Republik Indonesia
Aplikasi Partial Least Square untuk __________. (2009). Peraturan Menteri Keuangan
Penelitian Empiris. Edisi Pertama. Nomor 192 tentang Perencanaan Kas.
Yogyakarta: BPFE. Pemerintah Republik Indonesia
Kementerian Keuangan dan Kantor Bank Dunia __________. (2007). Peraturan Pemerintah Nomor
Jakarta. (2014). Reformasi Pengelolaan 39 tentang Pengelolaan Keuangan
Kas di Indonesia: Dari Administrasi Kas Negara/Daerah. Pemerintah Republik
Menuju Pengelolaan Kas Secara Aktif. Indonesia
Jakarta. __________. (2004). Undang Undang Nomor 1
Lienert, Ian. (2009). Modernizing Cash tentang Perbendaharaan Negara.
Management. Technical Note and Manual. Pemerintah Republik Indonesia
INDONESIAN TREASURY REVIEW
JURNAL PERBENDAHARAAN, KEUANGAN NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Eko Supristiowadi
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Yudho Giri Sucahyo
Universitas Indonesia
Halaman 23
MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN INFORMASI PADA SISTEM APLIKASI Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal 23-33
KEUANGAN TINGKAT INSTANSI (SAKTI) KEMENTERIAN KEUANGAN
Halaman 24 Eko Supristiowadi
16. R26 adalah risiko hilang atau rusaknya data juga risiko yang memiliki nilai risiko di atas nilai
SAKTI, dan aplikasi SAKTI tidak dapat penerimaan risiko yang telah dimitigasi.
dioperasikan Penerimaan risiko diputuskan oleh pihak yang
17. R28 adalah risiko tidak beroperasinya KPPN memiliki kapasitas dalam mengambil keputusan
18. R29 adalah risiko tidak beroperasinya KPPN terkait risiko yang ada.
19. R36 adalah risiko hilang atau rusaknya data,
dan aplikasi SAKTI tidak dapat digunakan Tabel 4 Penerimaan Risiko
20. R4 adalah risiko beberapa kegiatan No Kode Risiko Status Penerimaan
pengelolaan keuangan negara tidak dapat 1 R1 Dimitigasi
dilakukan 2 R15 Dimitigasi
21. R8 adalah risiko kerugian negara, dan aplikasi 3 R2 Dimitigasi
SAKTI tidak dapat dioperasikan 4 R7 Dimitigasi
22. R22 adalah risiko hilang atau rusaknya data 5 R10 Dimitigasi
6 R11 Dimitigasi
23. R31 adalah risiko tidak beroperasinya KPPN 7 R12 Dimitigasi
24. R33 adalah risiko bangunan mengalami 8 R13 Dimitigasi
kebakaran, dan 9 R14 Dimitigasi
25. R30 adalah risiko aplikasi SAKTI tidak dapat 10 R27 Dimitigasi
dijalankan. 11 R16 Dimitigasi
12 R17 Dimitigasi
4.4 Penanganan Risiko 13 R20 Dimitigasi
14 R24 Dimitigasi
Setelah risiko diperingkatkan, langkah 15 R25 Dimitigasi
selanjutnya adalah menetapkan kontrol untuk 16 R26 Dimitigasi
setiap risiko yang ada. Pada penelitian ini, jenis 17 R28 Dimitigasi
18 R29 Dimitigasi
kontrol yang diterapkan merujuk kepada NIST SP
19 R36 Dimitigasi
800-30, yaitu bersifat preventive atau detective, 20 R4 Diterima
karena SAKTI saat ini masih dalam tahap piloting, 21 R8 Diterima
dan belum beroperasi secara penuh. Adapun 22 R22 Diterima
kontrol yang diterapkan untuk masing-masing 23 R31 Diterima
risiko didasarkan pada ISO 27002 dan NIST SP 24 R33 Diterima
25 R30 Diterima
800-53. Tabel 3 menjelaskan tentang pihak yang
bertanggung jawab atau person in charge (PIC)
penerapan kontrol.
Tabel 3 PIC Penerapan Kontrol 5. KESIMPULAN
No Penanggung Kode Risiko Berdasarkan pembahasan yang telah
Jawab Penerapan dilakukan, berikut ini adalah beberapa hal yang
Kontrol dapat disimpulkan, yaitu:
1 Subdit PSIE R1, R15, R2, R7, R10, R11, 1. SAKTI memiliki peran yang sangat penting
R12, R13, R14,R27, R16, R17, dalam menunjang proses pengelolaan
R20, R24, R25, R26, R28, R29,
R36 keuangan negara, sehingga menjadi sebuah
keharusan agar SAKTI memiliki perangkat
2 Subdit PI R1, R15, R2, R7, R10, R11,
R12, R13, untuk menjamin ketersediaan layanan SAKTI.
R14, R27, R16, R17, R20, R24, Salah satu perangkat yang dapat digunakan
R25, R26, R28, R29, R36 untuk menjamin ketersediaan layanan SAKTI
3 Subdit PTTI R15, R7, R10, R11, adalah dengan penerapan manajemen risiko
R12, R13, R14, R27, keamanan informasi.
R24, R25, R28, R29, 2. Berdasarkan observasi yang dilakukan,
4 PUSINTEK R1, R15, R2, R7, R10, R11, ditemukan bahwa SAKTI belum memiliki
R12, R13, perangkat untuk menjamin ketersediaan
R27, R16, R17, R20,
layanan yang ada.
R28, R29
3. Pada penelitian ini, perangkat yang dibuat
5 Seksi Layanan R1, R20, untuk menjamin ketersediaan layanan SAKTI
Pengguna pada
Subdit PSIE adalah manajemen risiko keamanan
informasi.
4. Proses penyusunan manajemen risiko
4.5 Penerimaan Risiko keamanan informasi pada SAKTI berupa
Proses penerimaan risiko adalah sebuah penetapan konteks, identifikasi aset,
proses yang dilakukan untuk menerima risiko yang identifikasi kerentanan, identifikasi ancaman,
ada. Risiko yang diterima bukan saja risiko yang identifikasi risiko, dan pemilihan kontrol
sesuai dengan kriteria penerimaan risiko, namun terhadap risiko, berpedoman pada ISO
MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN INFORMASI PADA SISTEM APLIKASI Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal 23-33
KEUANGAN TINGKAT INSTANSI (SAKTI) KEMENTERIAN KEUANGAN
Halaman 32 Eko Supristiowadi
27005, NIST SP 800-26, NIST SP 800-53, dan Kimball, R., & Ross, M. (2013). The Data Warehouse
NIST SP 800-30. Toolkit: the Definitive Guide to Dimensional
5. Penyusunan manajemen risiko keamanan Modelling Third Edition. Indianapolis:
informasi SAKTI yang dilakukan pada Wiley.
penelitian ini telah berhasil mengidentifikasi
Kusek, J., & Rist, R. (2004). Ten Steps to a Results-
25 skenario risiko, dan menetapkan pihak
Based Monitoring and Evaluation System. .
yang bertanggung jawab untuk memitigasi
Washington, DC: The World Bank.
risiko yang ada.
Liu, X., & Luo, X. (2010). A Data Warehouse
Solution for e-Government. International
Journal of Research and Reviews in Applied
6. KETERBATASAN Sciences 4(1), 101-105.
Terdapat beberapa keterbatasan dalam
Menteri Keuangan. (2015). Peraturan Menteri
penelitian ini, sehingga disarankan pada
Keuangan Republik Indonesia Nomor
penelitian selanjutnya untuk melakukan hal hal
234/PMK.01/2015 Tentang Organisasi
sebagai berikut:
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
1. Perlu dilakukannya analisis biaya manfaat
terhadap kontrol yang diterapkan. Mundy, J., & Thornthwaite, W. K. (2011). The
2. Perlu dijabarkan lebih detail terkait jadwal Microsoft Data Warehouse Toolkit With
pengimplementasian kontrol di masing- SQL Server 2008 R2 and the Microsoft
masing risiko yang ada. Pada penelitian ini, Business Intelligence Toolset Second
jadwal disusun secara global tanpa Edition. Indianapolis: Wiley Publishing,
menyebutkan tanggal awal dan akhir. Inc.
3. Perlu dianalisis lebih lanjut terkait dengan
Poz, M., Gupta, N., Quain, E., & Soucat, A. (2009).
risiko residu. Pada penelitian ini, risiko
Handbook on Monitoring and Evaluation of
residu tidak dianalisis lebih lanjut karena
Human Resources for Health. Geneva:
pemilik bisnis yang saat ini menjabat sebagai
World Health Organization.
pihak yang bertanggung jawab atas SAKTI,
menerima semua risiko residu yang ada. Rainardi, V. (2008). Building a Data Warehouse
With Examples in SQL Server. New York:
Apress.
DAFTAR PUSTAKA Reeve, A. (2013). Managing Data In Montion: Data
Albertetti, F., & Stoffel, K. (2012). From Police Integration Best Practice Techniques and
Reports to Data Marts: a Step Towards a Technologies. Waltham: Morgan Kaufmann.
Crime Analysis Framework. 5th Republik Indonesia. (2013). Peraturan Pemerintah
International Workshop on Computational Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013
Forensics, Tsukuba, 48-59. Tentang Pelaksanaan Anggaran
Direktorat Sistem Perbendaharaan. (2013). Modul Pendapatan dan Belanja Negara.
Spending Review - Modul Penyuluh Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri
Perbendaharaan Edisi 2013. Jakarta: Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015
Direktorat Sistem Perbendaharaan. Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Giordano, A. (2011). Data Integration Blueprint and Kementerian Keuangan. Jakarta:
Modelling: Techniques for a Scalable and Kementerian Keuangan.
Sustainable Architecture. Boston: IBM Republik Indonesia. (2015). Pokok-pokok Proses
Press. Penyusunan Anggaran Belanja
Inmon, W. (2005). Building The Data Warehouse Kementerian Negara/Lembaga. Jakarta:
Fourth Edition. Indianapolis: Wiley Direktorat Jenderal Anggaran.
Publishing. Sarka, D., Lah, M., & Jerkic, G. (2012). Implementing
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Data Warehouse With Microsoft SQL Server
Riau. (2015). Kajian Fiskal Regional 2012. California: Microsoft Press.
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015. Seah, B., & Selan, N. (2014). Design and
Tanjungpinang: Kanwil Ditjen Implementation of Data Warehouse with
Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau. Data Model using Survey-based Services
Kementerian Keuangan. (2015). Peraturan Menteri Data. 2014 Fourth International Conference
Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 on Innovative Computing Technology
Tentang Organisasi dan Tata Kerja (INTECH), 58-64.
Kementerian Keuangan.
MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN INFORMASI PADA SISTEM Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal 23-33
APLIKASI KEUANGAN TINGKAT INSTANSI (SAKTI)
KEMENTERIAN KEUANGAN Halaman 33
Eko Supristiowadi
Sherman, R. (2015). Business Intelligence Vermooy, R., Qiu, S., & Juanchu, X. (2003). Voices
Guidebook: From Data Integration to For Change: Participatory Monitoring and
Analytics. Waltham: Morgan Kaufmann. Evaluation in China. Kunming. Yunnan
Science and Technology Press.
The Data Management Association. (2009). The
DAMA Guide To The Data Management Wijaya, R., & Pudjoatmodjo, B. (2015). An Overview
Study Body of Knowledge (DAMA-DMBOK and Implementation of Extraction-
Guide). New Jersey: Technics Publications, Transformation-Loading (ETL) Process in
LLC. Data Warehouse (Case Study: Department
of Agriculture). 2015 3rd International
United Nations Development Programme. (2002).
Conference on Information and
Handbook on Monitoring and Evaluating
Communication Technology (ICoICT), 70-
for Results. New York: UNDP Evaluation
74.
Office.
Halaman 34 Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018
Diterima Pertama This research purposed to simulate measurement of efficiency in BLU Universities
04 Mei 2016 with Data Envelopment Analysis (DEA) method. The object of this research are
universities that already have BLU status on January 1 st, 2013. This research use
Dinyatakan Diterima DEA method analysis to measure the efficiency of each university and regression
28 Maret 2018 method analysis as a support for method of analysis to determine which variable
that give most influence to efficiency. The variables used in this research are total
KATA KUNCI: lecturers, total students, and amount of expenditure realization for input variables,
Data Envelopment Analysis, also amount of income from educational services, and total alumnus for output
Badan Layanan Umum, variable. The result of this research showed that total of efficient universities
Analisis Regresi, Variabel Input, almost the same as The total of ineffiecient universities. There are 11 efficient
Variabel Output. universities, whereas there are 10 inefficient universities. The most influenced
variable to level of efficiency is variable input total student.
KLASIFIKASI JEL:
E63, H83 Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan pengukuran efisiensi pada
universitas BLU dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Objek dari
penelitian ini yaitu universitas yang telah berstatus sebagai BLU pada tanggal 1
Januari 2013. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
DEA yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari masing-masing
universitas dan metode analisis regresi sebagai metode analisis penunjang
untuk menentukan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap efisiensi.
Variable yang digunakan dalam penelitian yaitu jumlah dosen, jumlah
mahasiswa, dan jumlah realisasi belanja untuk variabel input, serta jumlah
pendapatan dari jasa pendidikan dan jumlah lulusan merupakan variabel output.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah universitas efisien dan inefisien hampir
sama besar. Universitas efisien berjumlah 11 universitas, sedangkan universitas
inefisien berjumlah 10 universitas. Variabel yang paling berpengaruh terhadap
tingkat efisiensi yaitu variabel input jumlah mahasiswa.
Halaman 35
EFISIENSI UNIVERSITAS BADAN LAYANAN UMUM Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal. 35-42
DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
Halaman 36 Rikki Okto Saputra
c. Pada dasarnya semakin banyak jumlah Kebudayaan yang berstatus sebagai BLU penuh
variabel input dan jumlah variabel output paling lambat 1 Januari 2013. Berdasarkan data
lebih baik dalam perhitungan skor efisiensi. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan
Ukuran/besaran pada masing-masing input BLU, universitas BLU di bawah Kementerian
dan output tidak perlu harus sama. Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari 28
universitas. Dari 28 universitas BLU tersebut,
2.4 Penelitian Sebelumnya
penulis hanya mengambil 21 universitas sebagai
M. Abbott dan C. Doucouliagos (2013) objek penelitian dikarenakan keterbatasan data.
melakukan penelitian dengan judul The Efficiency Periode yang digunakan dalam penelitian ini
of Australian Universities: A Data Envelopment adalah data pada periode tahun 2013.
Analysis. Dalam penelitiannya, efisiensi yang
3.2 Pemilihan model DEA
diukur dibandingkan dengan universitas lain
dalam satu tahun dengan menggunakan variabel Terdapat dua model DEA, yaitu model CCR
input berupa jumlah staf akademik, jumlah staf dan model BCC. Asumsi CCR cocok digunakan
non akademik, beban dikurangi beban pekerja, ketika semua objek bekerja pada kapasitas
dan nilai dari non current assets. Sementara itu, optimal (skala ekonomis). Dalam penelitian ini
output yang digunakan yaitu jumlah mahasiswa, model DEA yang digunakan yaitu model BCC.
jumlah pendaftar post-graduate dan under- Pemilihan DEA model BCC karena model BCC
graduate, jumlah lulusan post-graduate dan lebih mencerminkan sifat hubungan antara
under-graduate, dan alokasi untuk penelitian. variabel input dan output. Dalam pengukuran
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja universitas, proses yang terjadi berupa
universitas di Australia telah beroperasi secara kegiatan perkuliahan merupakan proses yang
efisien antara satu universitas dengan yang lain, bersifat kualitatif dan tidak dapat diukur secara
walaupun masih ada beberapa universitas yang pasti. Dalam proses ini, penambahan 100% nilai
masih bisa di tingkatkan kinerjanya. input belum tentu menghasilkan penambahan
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh nilai 100% output, karena proses perkuliahan
Handaru Jati dengan judul Penilaian Efisiensi tidak dapat diukur secara linear. Oleh karena itu,
Universitas LPTK di Indonesia dengan model BCC lebih tepat digunakan dalam
Menggunakan Data Envelopment Analysis. penelitian.
Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
variabel input berupa banyaknya dosen di ini adalah pendekatan input oriented. Pemilihan
universitas dan banyaknya jumlah mahasiswa pendekatan input oriented karena diasumsikan
aktif. Sementara itu, variabel output berupa bahwa saat ini prioritas utama pemerintah yaitu
produktivitas dari proses pembelajaran dan bagaimana menghemat anggaran namun tetap
banyaknya program studi yang mendapat menghasilkan target output seperti yang sudah
akreditasi A. Hasil penelitiannya menunjukkan direncanakan.
LPTK yang berada di Jawa memiliki efisiensi
3.3 Pemilihan Variabel Input dan Output
relatif yang lebih baik bila dibandingkan dengan
yang berada di luar Jawa. Variabel input dan output yang digunakan
Antonio Afonso dan Mariana Santos (2005) dalam penelitian ini sebanyak lima variabel, yang
melakukan penelitian serupa dengan judul terdiri dari tiga variabel input dan dua variabel
penelitian Students and Teachers: A DEA Approach output. Rincian variabel input dan output tersebut
to The Relative Efficiency of Portuguese Public yaitu:
Universities. Hasil penelitiannya menunjukkan 1. Realisasi belanja
bahwa secara keseluruhan rata-rata universitas di Realisasi belanja merupakan variabel input
Portugal berada pada tingkat efisien antara 0,728- yang menunjukkan seberapa besar
0,828. Berarti dengan jumlah input yang sama, pengeluaran universitas untuk kegiatan
rata-rata universitas di Portugal menghasilkan operasinya. Belanja pegawai dan belanja
output 27,2%-17,2%, lebih rendah daripada yang modal tidak dimasukkan dalam realisasi
seharusnya dihasilkan. belanja. Belanja pegawai tidak dimasukkan
karena variabel pegawai sudah dimasukkan
dalam variabel sendiri yaitu variabel jumlah
3. METODOLOGI PENELITIAN dosen. Sementara itu, belanja modal tidak
3.1 Objek dan Periode Penelitian dimasukkan dalam variabel realisasi belanja
karena belanja modal merupakan belanja
Penelitian ini menggunakan objek universitas yang bersifat tidak rutin, sehingga apabila
di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
EFISIENSI UNIVERSITAS BADAN LAYANAN UMUM Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal. 35-42
DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
Halaman 38 Rikki Okto Saputra
belanja modal dimasukkan dalam variabel www.dikti.go.id, yang diakses pada tanggal 19
belanja ditakutkan dapat menyebabkan bias. Februari 2015
2. Jumlah dosen. c. Data jumlah dosen tetap dan tidak tetap pada
Variabel input jumlah dosen merupakan Universitas BLU bersumber dari situs internet
jumlah keseluruhan dosen, baik dosen tetap www.dikti.go.id, yang diakses pada tanggal 19
(dosen PNS) maupun tidak tetap (dosen Februari 2015.
honorer) yang bekerja di universitas BLU d. Data jumlah lulusan universitas BLU didapat
tersebut. Jumlah dosen dimasukkan sebagai dari situs resmi masing-masing universitas
variabel input karena salah satu fungsi BLU, yang diakses pada tanggal 19 Februari
universitas yaitu adanya transfer knowledge. 2015.
Oleh karena itu, dibutuhkan peran dosen
3.5 Metode Analisis
sebagai pelaksana dari kegiatan transfer
knowledge tersebut. Metode analisis yang digunakan yaitu
3. Jumlah mahasiswa. menggunakan metode DEA dan menggunakan
Variabel input yang terakhir yaitu jumlah analisis regresi. Metode DEA digunakan untuk
mahasiswa aktif. Variabel jumlah mahasiswa menentukan tingkat efisiensi relatif dari masing-
yang digunakan untuk penelitian ini adalah masing universitas BLU, sedangkan analisis
jumlah mahasiswa aktif dalam jenjang D1, D2, regresi digunakan sebagai analisis tambahan
D3, S1, S2, dan S3. untuk melihat variabel input yang paling
4. Jumlah pendapatan. memengaruhi tingkat efisiensi.
Jumlah pendapatan dalam penelitian ini yaitu
pendapatan yang berasal dari pelaksanaan
jasa pendidikan yang didapat selama tahun 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
2013. Pendapatan yang digunakan dalam 4.2 Analisis DEA
penelitian ini dibatasi hanya yang berasal dari
jasa pendidikan karena sesuai dengan tugas Dalam metode DEA, suatu organisasi dianggap
universitas tersebut sebagai penyelenggara telah efisien bila telah mencapai skor efisiensi 1.
pendidikan tinggi. Jumlah pendapatan Nilai skor efisiensi yang dihasilkan dengan metode
dijadikan sebagai salah satu variabel output DEA didapat dari membandingkan antara capaian
karena meskipun universitas tidak output dengan input yang digunakan dari masing-
mengutamakan keuntungan, namun masing universitas BLU sehingga skor efisiensi
universitas tetap harus mendapatkan yang dihasilkan merupakan skor efisiensi relatif.
pendapatan yang memadai. Pendapatan Perhitungan data efisiensi dilakukan dengan
tersebut dimaksudkan untuk mengurangi menggunakan bantuan software DEA Solver LV 8.
ketergantungan universitas tersebut terhadap Analisis DEA, selain menghasilkan score efisiensi,
anggaran pemerintah. juga menghasilkan data berupa benchmark. Nilai
5. Jumlah lulusan. benchmark hanya dimiliki oleh universitas yang
Variabel output jumlah lulusan merupakan efisien.
jumlah mahasiswa yang lulus dalam jenjang Nilai benchmark menunjukkan seberapa
D1, D2, D3, S1, S2, dan S3 tahun 2013. Jumlah banyak universitas inefisien yang menjadikan
lulusan dijadikan sebagai output universitas, suatu universitas yang efisien sebagai patokan
karena kegiatan utamanya yaitu kegiatan dalam mencapai efisiensinya. Hasil skor efisiensi
pembelajaran. Hasil dari kegiatan dan nilai benchmark untuk universitas BLU
pembelajaran yang paling dapat diukur dengan menggunakan metode DEA ditunjukkan
adalah jumlah lulusan. Tabel 1.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
3.4 Jenis dan Sumber Data disajikan dalam Tabel 1, didapat hasil dari 21
Jenis data yang digunakan dalam penelitian universitas BLU. Terdapat 11 universitas yang
ini berupa data sekunder. Data sekunder yang telah efisien dan sebanyak 10 universitas BLU
digunakan dalam penelitian ini meliputi: yang belum efisien dengan tingkat efisiensi yang
a. Data realisasi belanja dan pendapatan dari paling rendah yaitu 0,7862.
jasa pendidikan universitas BLU diperoleh Dari Tabel 1 dapat diketahui juga mengenai
dari Laporan Realisasi Anggaran masing- jumlah universitas BLU yang memiliki benchmark
masing universitas BLU tahun 2013. terbanyak. Berdasarkan jumlah benchmark,
b. Data jumlah mahasiswa untuk tahun 2013 Universitas Negeri Malang memiliki jumlah
didapat dari Ditjen Pendidikan Tinggi yang benchmark terbanyak dengan memiliki 9
tersedia di internet melalui situs benchmark.
EFISIENSI UNIVERSITAS BADAN LAYANAN UMUM Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal. 35-42
DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
Rikki Okto Saputra
Halaman 39
Tabel 1
Score Efisiensi Universitas BLU
Tabel 2
Perbandingan Input dan Output Antara Universitas Padjadjaran dengan Universitas Tadulako
Input Output
No. Universitas Jumlah Jumlah Jumlah
Belanja Pendapatan
Dosen Mahasiswa Lulusan
1 Universitas 472.454.997.954 1.942 31.458 10.023 502.704.325.600
Padjadjaran
2 Universitas 108.070.520.445 1.222 21.115 3.865 100.035.025.769
Tadulako
Dari data pada Tabel 2 di atas, dapat dilihat dari Berdasarkan data Tabel 3, apabila variabel
bahwa Universitas Padjadjaran mampu input jumlah dosen diabaikan, ternyata tidak ada
mengoptimalkan input yang digunakannya untuk perubahan yang terjadi pada universitas BLU
menghasilkan output yang optimal. Dengan yang efisien. Semua universitas BLU yang efisien
belanja sebesar Rp472.454.997.954, jumlah tetap efisien meskipun variabel input jumlah
dosen sebanyak 1.942 orang dan jumlah dosen dihilangkan.
mahasiswa sebanyak 31.458 orang, Universitas Hasil analisis dampak sensitivitas dengan
Padjadjaran mampu menghasilkan 10.023 orang mengabaikan variabel input berupa jumlah
lulusan dengan pendapatan sebesar mahasiswa, berdampak pada empat universitas
Rp502.704.325.600. Sedangkan Universitas BLU yang semula efisien menjadi tidak efisien.
Tadulako dengan Belanja Rp108.070.520.445, Keempat universitas tersebut antara lain,
jumlah dosen 1.222 orang, dan jumlah mahasiswa Universitas Bengkulu yang skor efisiensinya turun
sebanyak 21.115 orang hanya mampu menjadi 0,9022, Universitas Padjajaran yang skor
menghasilkan 3.865 orang lulusan dengan efisiensinya turun menjadi 0,8904, Universitas
pendapatan Rp100.035.025.769. Udayana skor efisiensinya turun menjadi 0,8906,
dan Universitas Sriwijaya yang skor efisiensinya
4.2 Analisis Sensitivitas Universitas BLU turun menjadi 0,6621. Pengabaian variabel input
Efisien jumlah belanja, berdampak pada dua universitas
BLU. Universitas tersebut yaitu Universitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang Gorontalo mengalami penurunan skor efisiensi
berhubungan dengan perubahan pada variabel menjadi 0,9678 dan Universitas Sumatera Utara
penelitian melihat seberapa besar perubahan yang mengalami penurunan skor efisiensi
dapat ditolerir. Pada keadaan perubahan kecil menjadi 0,6197.
dalam parameter dapat menyebabkan perubahan Tabel 3 menunjukkan juga bahwa ada
drastis dalam solusi, maka dikatakan bahwa beberapa perubahan yang terjadi karena
solusi sangat sensitif terhadap nilai parameter pengabaian salah satu output. Analisis sensitivitas
tersebut. Sebaliknya, jika perubahan parameter dengan mengabaikan variabel pendapatan
variabel tidak memiliki pengaruh besar terhadap menyebabkan dua universitas BLU yang semula
solusi, maka dikatakan solusi relatif insensitif. efisien menjadi inefisien. Dua universitas BLU
Analisis sensitivitas dengan mengabaikan tersebut yaitu Universitas Sriwijaya yang skor
variabel input atau output dapat dilihat pada efisiensinya turun menjadi 0,9622 dan
Tabel 3. Universitas Sumatera Utara yang skor efisiensinya
turun menjadi 0,6757.
Tabel 3.
Analisis Sensitivitas dengan Mengabaikan Input dan Output ASAS
Input yang diabaikan Output yang diabaikan
No. DMU Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Belanja
Dosen Mahasiswa Pendapatan Lulusan
1 Universitas Bengkulu 1 1 0,9022 1 1
2 Universitas Haluoleo 1 1 1 1 0,89
3 Universitas Indonesia 1 1 1 1 1
4 Universitas Negeri Gorontalo 0,9678 1 1 1 1
5 Universitas Negeri Malang 1 1 1 1 0,9491
6 Universitas Negeri Semarang 1 1 1 1 0,6953
7 Universitas Padjajaran 1 1 0,8904 1 0,9551
8 Universitas Sriwijaya 1 1 0,6621 0,9622 1
9 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 1 1 1 1 1
10 Universitas Sumatera Utara 0,6197 1 1 0,6757 1
11 Universitas Udayana 1 1 0,8906 1 1
Sumber: Output DEA Solver LV 8
EFISIENSI UNIVERSITAS BADAN LAYANAN UMUM Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1,2018, Hal. 35-42
DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
Rikki Okto Saputra
Halaman 41
Halaman 43
ANALISIS KINERJA KEUANGAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 43-59
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Halaman 44 Agus Tri Sulistyo
suatu pemerintahan di era otonomi daerah dapat keuangan pemerintah daerah pada lima provinsi
dilihat dari berbagai ukuran kinerja yang telah se-Sumatera bagian selatan.
dicapai. Salah satu bentuknya adalah kinerja Penelitian Haryadi (2002) menunjukkan
anggaran. Anggaran merupakan komponen penting fiscal stress (tekanan keuangan) secara signifikan
yang menjadi perhatian publik karena memiliki berpengaruh terhadap kinerja keuangan
peran penting sebagai alat stabilisasi, distribusi, Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur
alokasi sumber daya publik, perencanaan, dan sebelum dan sesudah krisis ekonomi. Hasil dari
pengendalian organisasi, serta penilaian kinerja penelitian tersebut adalah tingkat kemampuan
(Mahmudi, 2006). Penilaian kinerja APBD sangat pembiayaan daerah sebelum krisis relatif lebih
penting dalam kerangka menuju penguatan besar dibandingkan sesudah krisis. Dari segi
otonomi daerah dengan new game dan new rule- kemampuan mobilisasi, daerah relatif lebih baik
nya (Mardiasmo, 2002). sesudah krisis, sedangkan dari segi tingkat
Analisis rasio keuangan telah banyak ketergantungan secara relatif menunjukkan
digunakan oleh sektor swasta, sedangkan pada perkembangan yang positif sesudah krisis.
lembaga publik penggunaannya masih terbatas. Penelitian lain dilakukan oleh Andayani
Padahal dari hasil analisis dapat diketahui tingkat (2004). Hasil dari penelitian ini menunjukkan
kinerja pemerintah daerah dan hasil analisis bahwa terjadi perubahan rata-rata pendapatan dan
tersebut diharapkan dapat dijadikan suatu acuan belanja daerah kabupaten/kota sebelum dan
untuk meningkatkan kinerjanya dari tahun ke sesudah adanya krisis. Pada masa krisis ekonomi,
tahun. Pengukuran kinerja keuangan daerah sangat rata-rata pendapatan dan belanja daerah
penting untuk menilai transparansi dan kabupaten/kota mengalami penurunan yang
akuntabilitas/ pertanggungjawaban laporan signifikan. Penerimaan daerah yang tidak stabil
realisasi anggaran pemerintah daerah dalam selama krisis ekonomi menyebabkan adanya
melakukan pengelolaan keuangan daerah. Salah kondisi fiscal stress, sehingga terjadi penurunan
satu alat untuk menganalisis kinerja Pemerintah rata-rata pendapatan dan belanja daerah.
Daerah dalam mengelola keuangan daerahnya
1.3. Tujuan Penelitian
adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan
terhadap APBD (Halim dan Kusufi, 2012). Analisis Berdasarkan latar belakang dan penelitian
rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan terdahulu, tujuan yang ingin dicapai dalam
membandingkan hasil yang dicapai dari satu penelitian ini adalah merumuskan strategi
periode dibandingkan dengan periode sebelumnya peningkatan kinerja keuangan Pemerintah Provinsi
sehingga dapat diketahui bagaimana Kalimantan Timur.
kecenderungan yang terjadi.
1.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
2. KERANGKA TEORI
Susantih dan Saftiana (2009) pada
penelitiannya yang berjudul “Perbandingan 2.1. Keuangan Daerah
Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Keuangan daerah mempunyai arti yang
Se-Sumatera Bagian Selatan” menggunakan sangat penting dalam rangka pelaksanaan
indikator penelitian berupa kemandirian, Pemerintahan dan kegiatan pembangunan melalui
efektivitas, dan aktivitas keuangan daerah pada pelayanan kemasyarakatan di daerah. Oleh karena
lima provinsi se-Sumatera bagian selatan. Hasil itu, keuangan daerah diupayakan untuk berjalan
analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan secara berdaya guna dan berhasil guna. Secara
daerah Provinsi Lampung memiliki peringkat konseptual, munculnya otonomi daerah telah
tertinggi yaitu 63,81% dan Provinsi Bengkulu memberikan keleluasaan kepada daerah untuk
memiliki peringkat terendah, yaitu 49,22%. Hasil mengatur dan mengurus sumber-sumber
analisis kemandirian menunjukkan bahwa Provinsi penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan
Lampung memiliki peringkat tertinggi yaitu Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah
50,11%. Begitu juga dengan analisis efektivitas dan sumber-sumber penerimaan lainnya.
keuangan daerah Provinsi Lampung, yang berada
di peringkat tertinggi yaitu 132,17%. Hasil analisis 2.2. Kinerja Keuangan Daerah
aktivitas keuangan daerah berdasarkan keserasian Kinerja merupakan pencapaian atas apa
keuangan daerah menunjukkan bahwa Provinsi yang direncanakan, baik oleh individu maupun
Sumatera Selatan memiliki nilai rasio belanja organisasi. Secara sederhana, kinerja seseorang
aparatur daerah terendah yaitu 32,43% dan nilai atau organisasi dikatakan baik apabila hasil yang
rasio pelayanan publik tertinggi yaitu 40,52%. dicapai sesuai dengan target yang direncanakan.
Sementara itu, hasil analisis uji beda Kolmogorov Apabila pencapaian melebihi target, maka kinerja
Smirnov Test menunjukkan secara rata-rata nilai dikatakan sangat baik, sedangkan apabila lebih
asymp sig sebesar 0,859. Hal ini berarti bahwa rendah dari target maka dapat dikatakan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan pada kinerja kinerjanya buruk.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 43-59
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Halaman 46 Agus Tri Sulistyo
Analisis kinerja keuangan pada dasarnya Tabel 2. Pola Hubungan Tingkat Kemandirian
dilakukan untuk menilai kinerja di masa lalu Keuangan Daerah
dengan melakukan berbagai analisis sehingga Kemampuan Rasio Kemandirian Pola Hubungan
diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas Keuangan (%)
entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan Rendah Sekali 0 – 25 Instruktif
berlanjut. Salah satu alat analisis kinerja Rendah > 25 – 50 Konsultatif
Sedang >50 – 75 Partisipatif
pemerintah daerah dalam mengelola keuangan
Tinggi >75 – 100 Delegatif
daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio Sumber : Halim, 2007
keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan
dan dilaksanakannya. Beberapa rasio keuangan 2.4. Rasio Kemampuan Keuangan Daerah
yang dapat digunakan untuk mengukur Rasio Kemampuan Keuangan Daerah adalah
akuntabilitas pemerintah daerah yaitu rasio kemampuan pemerintah daerah dalam rangka
kemandirian, rasio kemampuan, dan rasio meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna
efektivitas PAD (Halim, 2007). membiayai pembangunan. Rasio Kemampuan
Penilaian kinerja keuangan daerah bertujuan Keuangan Daerah dihitung dengan cara
agar para pengelola keuangan tidak semena-mena membandingkan antara komponen Pendapatan
membelanjakan uangnya, tetapi menjadi lebih Asli Daerah (PAD) terhadap Total Pendapatan
fokus terhadap target-target kinerja yang harus Daerah (TPD). Rasio ini menunjukkan derajat
dicapai. Pengukuran kinerja juga dapat kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah.
dimanfaatkan untuk melihat ada tidaknya Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin
penyimpangan antara kinerja aktual dengan tinggi kemampuan Pemerintah daerah dalam
kinerja yang diharapkan. menyelenggarakan desentralisasi. Rasio ini
2.3. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dirumuskan sebagai berikut (Mahmudi, 2010):
Rasio kemandirian digunakan untuk ݄ܲ݁݊݀ܽܽݎ݁ܽܦ݈݅ݏܣ݊ܽݐܽሺܲܦܣሻ
ܴܽ ݊ܽݑ݉ܽ݉݁ܭ݅ݏൌ ͳͲͲΨ
menunjukkan kemampuan pemerintah daerah ݄ܶܽݎ݁ܽܦ݊ܽݐ݈ܽܽ݀݊݁ܲܽݐ
dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, Kriteria kemampuan keuangan daerah dapat
pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat dikategorikan sebagaimana dalam Tabel 3.
yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai
sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Tabel 3. Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah
Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh Rasio Kemandirian (%) Kriteria
besar kecilnya pendapatan asli daerah 0 – 10 Sangat Kurang
dibandingkan dengan pendapatan daerah yang >10 – 20 Kurang
berasal dari sumber yang lain, misalnya bantuan >20 – 30 Cukup
pemerintah pusat ataupun dari pinjaman (Halim, >30 – 40 Sedang
2007). >40 – 50 Baik
݄ܲ݁݊݀ܽܽݎ݁ܽܦ݈݅ݏܣ݊ܽݐܽሺܲܦܣሻ >50 Sangat Baik
ܴܽ ݊ܽ݅ݎ݅݀݊ܽ݉݁ܭ݅ݏൌ ͳͲͲΨ
ܶ ݐܽݏݑܲݎ݂݁ݏ݊ܽݎ ݆ܲ݅݊ܽ݉ܽ݊ Sumber: Tim Litbang Depdagri – Fisipol UGM, 1991
keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB); (4) Pajak Air
diukur dengan menggunakan analisis rasio Permukaan; dan (5) Pajak Rokok. Kelima jenis
keuangan daerah sebagai berikut: pajak tersebut tiap tahun mengalami fluktuasi
dalam pendapatannya, sehingga diperlukan
4.1.1. Analisis Rasio Kemandirian Keuangan
antisipasi dari SKPD yang bertugas memungut
Daerah
pajak tersebut.
Kemandirian keuangan Provinsi Kalimantan Tabel 6. Rasio Kemampuan Keuangan Daerah
Timur adalah kemampuan keuangan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun
otonom tersebut dalam mendanai belanja Anggaran 2009-2016 (juta Rp)
daerahnya dari kemampuan sendiri, yaitu
Penghasilan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan Total
Total
Rasio Tingkat
perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh Tahun Pendapatan
PAD (%) Kemampuan
Daerah
besaran Rasio Kemandirian seperti tampak pada
2009 2.208.309 5.348.926 41,29 Baik
Tabel 5.
2010 2.711.300 7.041.040 38,51 Sedang
Tabel 5. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
2011 4.503.239 9.819.129 45,86 Baik
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun
Anggaran 2009-2016 (Rp juta) 2012 5.409.449 11.904.245 45,44 Baik
2013 5.885.262 11.631.697 50,60 Sangat Baik
Rasio Pola
Tahun PAD DAPER 2014 6.663.113 11.285.828 59,04 Sangat Baik
(%) Hubungan
2009 2.208.309 3.122.061 70,73 Partisipatif 2015 4.951.195 9.465.961 52,31 Sangat Baik
2010 2.711.300 4.308.464 62,93 Partisipatif 2016 4.031.514 7.987.877 50,47 Sangat Baik
2011 4.503,239 5.298.979 84,98 Delegatif Rata-
4.545.423 9.310.588 48,82 Baik
rata
2012 5.409.449 6.089.861 88,83 Delegatif Sumber: BPKAD Provinsi Kalimantan Timur (data diolah tahun
2013 5.885.262 5.335.759 110,30 Delegatif 2017)
PAD dengan menurunkan targetnya, setelah Kalimantan Timur. Dana Perimbangan (DAPER),
melihat perkembangan perekonomian di wilayah. Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) memiliki pengaruh negatif
Tabel 7. Hasil Perhitungan Rasio Efektivitas PAD dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan
Pemerintah Provinsi Kaltim Tahun Anggaran 2009- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Sehingga
2016 (juta Rp) diperoleh model sebagai berikut:
PAD PAD Rasio Tingkat
Tahun
Target Realisasi (%) Kemampuan KKD = - 137,8 + 30,25 lnPAD–13,538 lnDAPER–
2009 1.994.760 2.208.309 110,71 Sangat efektif 9,230 lnPMA – 3,625ln PMDN
2010 2.280.359 2.711.300 118,90 Sangat efektif Berdasarkan fungsinya, pendapatan asli
2011 3.984.052 4.503.239 113,03 Sangat efektif daerah (PAD) merupakan aspek penting dalam
2012 4.690.480 5.409.449 115,33 Sangat efektif keberhasilan pelaksanaan otonomi. Jadi, PAD harus
2013 5.543.617 5.885.262 106,16 Sangat efektif menjadi basis utama penerimaan daerah
2014 5.771.202 6.,663.113 115,45 Sangat efektif dibandingkan dengan Dana Perimbangan agar
2015 5.095.146 4.951.195 97,17 Cukup efektif daerah mampu melaksanakan otonomi dan
2016 3.921.365 4.031.514 102,81 Sangat efektif
desentralisasi seutuhnya tanpa bergantung dari
Rata- Pemerintah pusat, akan tetapi bukan berarti PAD
4.160.122 4.545.423 91,52 Cukup efektif terutama yang berasal dari pajak dan retribusi
rata
Sumber: BPKAD Provinsi Kalimantan Timur (data diolah tahun daerah harus dipacu setinggi-tinginya. Pemerintah
2017) Provinsi Kalimantan Timur harus melaksanakan
kebijakan yang mampu memberikan win-win
4.2. Analisis Regresi solution bagi masyarakat dan investor yang akan
melakukan investasi di Kaltim.
Kinerja keuangan daerah menunjukkan
kapasitas pemerintah daerah dalam membiayai 4.3. AHP (Analithycal Hierarchy Process)
sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
Perumusan strategi peningkatan kinerja
pelayanan kepada masyarakat.
keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
Tabel 8. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang
(AHP).
Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah
Berdasarkan hasil analisis pada bab
Provinsi Kalimantan Timur 2009 -2016
sebelumnya, ternyata Harga Energi Batubara dan
Variabel Coefficient Std. t- Prob.
APBD memiliki pengaruh nyata dalam
Error Statistic
Constant -137,8 100,6 -1,37 0,304
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan
LnPAD 30,325 4,482 6,77 0.021* Timur sehingga dibutuhkan usaha secara terus
LnDAPER -13,538 3,881 -3,49 0.073 menerus untuk menjaga stabilitas ekonomi.
LnPMA -9,230 3,206 2,88 0.102 Sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Timur
LnPMDN -3,625 2,323 -1,56 0.259
yang melimpah berupa hasil minyak bumi, gas,
R-Squared. 0.984
Adjusted R-Squared 0,939 batubara dan kayu merupakan salah satu faktor
Prob. (F- statistic). 0.041* utama dalam membentuk pertumbuhan ekonomi.
F hit 23,94 Sektor pertambangan batubara ternyata
Keterangan: merupakan sektor yang harga komoditasnya
(*) signifikan pada α = 5 %
sangat bergantung dengan kondisi permintaan dan
Berdasarkan hasil analisis regresi penawaran di pasar. Fluktuasi harga batubara,
sebagaimana perhitungan di Tabel 8, didapat nilai selain mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
R-squared sebesar 0,984 atau 98,4% yang ternyata berdampak terhadap APBD Pemerintah
digunakan untuk menguji godness of fit dari model Provinsi Kalimantan Timur. Pendapatan daerah
regresi. Hal ini berarti 98,4% faktor-faktor yang berupa PAD dan Dana Perimbangan juga menurun
mempengaruhi kinerja keuangan Pemerintah sehingga membuat Pemerintah Provinsi
Provinsi Kalimantan Timur dapat dijelaskan Kalimantan Timur harus menentukan skala
dengan variabel independen, sedangkan sisanya prioritas Belanja. PAD yang tidak menentu dari
1,6% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. tahun ke tahun akan semakin mempengaruhi
Berdasarkan pada hasil estimasi pada tabel didapat beban belanja dalam penyelenggaraan roda
nilai Adjusted R-Squared sebesar 0,939 atau 93,9%, pemerintahan daerah, sehingga harus dilakukan
berarti 93.9% keragaman variabel mampu suatu upaya dan strategi yang berkesinambungan
dijelaskan oleh model, sisanya 6,1% dijelaskan oleh untuk meningkatkan penerimaan daerah setempat.
variabel lain diluar model. Dengan demikian upaya dalam rangka
Hasil pada perhitungan menunjukkan mengembangkan potensi penerimaan daerah
bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD), sangat penting untuk ditingkatkan, yaitu pajak
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap daerah, retribusi daerah, laba perusahaan milik
kinerja keuangan daerah Pemerintah Provinsi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
ANALISIS KINERJA KEUANGAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 43-59
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Halaman 50 Agus Tri Sulistyo
buruknya birokrasi nilai 0,230. Kendala dalam penelitiannya menyimpulkan ada dua
selanjutnya yaitu kurangnya koordinasi dengan strategi yang dapat digunakan dalam peningkatan
nilai 0,217. Urutan ketiga, keempat dan kelima PAD yaitu strategi inovasi dan strategi peningkatan
secara berturut-turut adalah berupa realisasi kualitas.
anggaran di akhir tahun dengan nilai 0,214. Inovasi pelayanan merupakan strategi
Terbatasnya infrastruktur dengan nilai 0,192, dan pertama yang harus diterapkan untuk dapat
kurang optimalnya pendapatan dengan nilai 0,146. menerapkan strategi-strategi selanjutnya. Inovasi
Kendala utama yang didapat dari hasil AHP menjadi sesuatu yang mutlak dalam pelayanan
adalah tata kelola birokrasi yang buruk dengan publik, sebab apapun kebutuhan masyarakat,
nilai 0,230. Birokrasi yang buruk ternyata sangat pemerintah harus merespon dengan cepat dan
mempengaruhi persepsi masyarakat tentang tepat. Inovasi juga diharapkan menjadi salah satu
negara/daerah. Struktur gemuk yang cara untuk mendorong percepatan pembangunan
menghabiskan anggaran, hingga maraknya pungli secara efektif dan efisien. Inovasi dimaksud bukan
di berbagai sektor pelayanan masih menjadi hanya berhubungan dengan teknologi dan
cermin wajah birokrasi di pemerintahan. informasi saja, tetapi juga inovasi dalam
Masyarakat melihat dan merasa “negara hadir” jika peningkatan kualitas SDM, pembuatan standar,
birokrasi memberikan pelayanan optimal kepada serta kerjasama maupun benchmarking dengan
masyarakat. Keadaan yang umum terjadi adalah institusi lain untuk memberikan perspektif yang
birokrasi gemuk dan pelayanan yang berbelit-belit berbeda.
tidak hanya mengganggu pemenuhan hak Perbandingan antar strategi berdasarkan
pelayanan publik tetapi juga membebani anggaran kendala adalah melakukan inovasi pelayanan
Pemerintah. Panjangnya rantai birokrasi dan sebagai urutan pertama dengan nilai 0,268. Diikuti
inefisiensi struktur pemerintah daerah (pemda), secara berturut-turut peningkatan kapasitas ASN
masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah. (0,236), peningkatan komunikasi (0,188),
Perampingan birokrasi harus menjadi agenda peningkatan pengawasan (0,164) dan penerapan
penting bagi pemda. Miskin struktur dan kaya reward punishment (0,144)
fungsi merupakan perbaikan yang harus dilakukan
oleh pemerintah daerah. Atas layanan birokrat Tabel 13. Peranan Strategi dan Bobot Prioritas
yang panjang dan berbelit-belit wajar bila di No Kendala Nilai Prioritas
kalangan masyarakat muncul olok-olok berupa
1 Kurang Koordinasi 0.217 2
adagium buruk, ”Jika bisa dipersulit, mengapa
harus dipermudah?” Dengan dipersulit, mau tidak 2 Birokrasi buruk 0.230 1
mau akan diperlukan adanya jasa pelayanan, yang 3 Kurang optimal pendapatan 0.146 5
ujungnya uang (pungutan liar). 4 Realisasi Anggaran di AT 0.214 3
Tabel 12. Peranan Kendala dan Bobot Prioritas 5 Terbatasnya Insftratruktur 0.192 4
Pendapatan Asli Derah yang berupa : Penerapan memacu SKPD lainnya untuk selalu melakukan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada inovasi dalam pelayanananya kepada masyarakat.
pelayanan Samsat Kota Balikpapan, Pelayanan Inovasi pelayanan merupakan hal besar yang
BPKB Ditlantas Polda Kalimantan Timur, memerlukan usaha keras pemerintah karena
Pelaksanaan Ujian Teori Penerbitan SIM dengan adanya keterbatasan pendanaan dan sumber daya
sistem AVIS/DTMS, Pelayanan Gerai Samsat Corner manusia dalam pengembangan teknologi di
di Mall Balikpapan, Trade Centre dan Mall Indonesia. Daerah yang memiliki kemauan dan
Samarinda Centeral Plaza, Pembangunan tujuh kemampuan untuk menciptakan sistem inovasi ini
Samsat Pembantu di wilayah Kalimantan Timur, akan memiliki reputasi publik yang baik, sekaligus
Drive Thru Samsat Samarinda, SIM Corner di melakukan kerja nyata bagi penciptaan kinerja
Samarinda Central Plaza. ekonomi. Berikut pada Tabel 14 ditampilkan
Inovasi yang telah dilaksanakan tersebut perancangan program dan kegiatan yang sesuai
diharapkan dapat meningkatkan PAD dalam dengan strategi yang terdapat pada hasil AHP.
mewujudkan kemandirian keuangan daerah serta
Tabel 14. Perancangan Program dan Kegiatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Keuangan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur Pasca Melemahnya Sektor Pertambangan Batubara
Strategi Program Kegiatan Pelaksana
Melakukan Inovasi Program 1. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di seluruh Bapenda, BPKAD,
Pelayanan Pengembangan SAMSAT di Kalimantan Timur Ditlantas Polda
Inovasi dan Sistem 2. Pengembangan profesionalisme dan menginternalisasikan nilai- Kalimantan
Pelayanan nilai service excellent pegawai SKPD/UPT/Perusda/ BLUD yang Timur, Bappeda
berkaitan dengan PAD Perusda, BLUD
3. Pengembangan Aplikasi web dan mobile untuk pembayaran BUMD & BUMN,
Pajak Kendaraan Bermotor dengan e-Samsat Perbankan,
4. Kerjasama dengan perbankan / Pos/ minimarket agar dapat Kantor Pos,
melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor via ATM / minimarket,
Kantor Pos/Minimarket PPOB
Meningkatan Program 1. Bimbingan Teknis Pengelola Keuangan OPD BPKAD
Kapasitas ASN Peningkatan BPSDM
Kapasitas Aparatur 2. Mengembangkan pola kompetisi, kompetensi dan assestment BKD
center bagi ASN SETDA
3. Mengembangan pengelolaan sistem informasi SDM/HRIS BALITBANGDA
(Human Resources Information System) untuk Administrasi ASN, UNIV ERSITAS
Diklat, kinerja pegawai, dll. MULAWARMAN
4. Kaderisasi /mentoring pegawai DPRD
5. Menciptakan budaya kerja & nilai-nilai kearifan budaya lokal
sebagai pembentuk karakter ASN. “Gawi Manuntung Waja
Sampai Kaputing” Bekerja keras sampai tuntas, dengan
semangat baja hingga titik akhir.
Meningkatan Program 1. Membentuk forum tematik dengan para stakeholder (TAPD, BPKAD, DPRD
Komunikasi dan Peningkatan TEPRA, TPID, Bakohumas) KEMENKEU
Sinergi Keuangan Kejasama dan DISKOMINFO
2. Meningkatkan kerjasama informasi dengan media
Daerah Koordinasi Biro HUMAS
Keuangan Daerah 3. Optimalisasi penggunaan media sosial untuk mendapatkan Kpw BI
masukan dari stakeholder (youtube, facebook, twitter, WA, dll). BPS, BULOG
Meningkatkan Program 1. Tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan Inspektorat
Pengawasan Peningkatan 2. Koordinasi penyampaian Laporan Hasil Kekayaan Kepolisian
Sistem Penyelenggara Negara (LHKPN) Kejaksaan, DPRD
Pengawasan 3. Pengembangan whistleblowing system LSM, Kemenkeu,
4. Membangun zona integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Bank persepsi
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
5. Peningkatan sinergi satgas SABER PUNGLI
6. Mengupayakan peningkatan pengawasan penerimaan dari Dana
Perimbangan, terutama yang bersumber dari dana bagi hasil
melalui kegiatan rekonsiliasi dan penelusuran bukti setor PNBP
(royalti) yang belum teridentifikasi
Menerapkan Program Monev 1. Pemberian penghargaan berupa piagam dan pelayanan prioritas BPKAD, Setda
Reward dan Penyerapan di BPKAD bagi SKPD yang mampu melakukan penyerapan SKPD,
Punishment Anggaran Daerah anggaran sesuai dengan rencana. Diskominfo
2. Pengembangan aplikasi berbasis web untuk memantau
penyerapan anggaran secara real time
ANALISIS KINERJA KEUANGAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 43-59
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Agus Tri Sulistyo
Halaman 53
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Tingkat Peranan Alternatif Strategi Berdasarkan Kendala dalam Upaya Meningkatkan Kinerja
Keuangan Pemerintah provinsi Kalimantan Timur
Lampiran 4
Tingkat Peranan Kendala dalam Faktor Berdasarkan Pelaku Dalam Upaya Meningkatkan
Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Tingkat Peranan Pelaku Setelah Penilaian Pembobotan Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja
Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Lampiran 5
Tingkat Peranan Kendala setelah penilaian pembobotan Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja
Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Hasil Perumusan Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan AHP Menggunakan Expert Choice 11
Halaman 61
PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP YIELD SPREAD Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018, Hal. 61-67
NEGARA-NEGARA DI ASIA TIMUR, AMERIKA LATIN DAN KARIBIAN
V Halaman 62 Irwan Diko Purba
di masa depan akan berdampak pada kewajiban bersih luar negeri sebuah negara
penurunan yield spread dalam jangka pendek. pada tahun tersebut yang selanjutnya akan
Sebaliknya, apabila peningkatan defisit berdampak pada perubahan (penyesuaian)
didorong oleh belanja gaji yang tinggi akan berupa pendapatan (gain) atau kerugian (loss)
meningkatkan yield spread. Presbitero et al. dari posisi aset dan kewajiban. Sehingga
(2015) menyimpulkan bahwa sebuah negara akumulasi defisit transaksi berjalan selama
dengan keseimbangan anggaran yang kuat bertahun-tahun akan mendekati atau sama
akan cenderung memiliki yield spread yang dengan peningkatan kewajiban bersih luar
lebih rendah, khususnya bagi negara-negara negeri sebuah negara (Sachs, 1985).
berpendapatan rendah.
H6 : Rasio transaksi berjalan (current
H2 : Rasio keseimbangan anggaran fiskal account) terhadap PDB berpengaruh negatif
terhadap PDB berpengaruh negatif terhadap terhadap yield spread negara-negara emerging
yield spread negara-negara emerging market. market.
c. Rasio Amortisasi terhadap Cadangan Devisa 2.2. Fundamental Ekonomi Makro
(AMTRSV)
Variabel ekonomi makro yang memengaruhi
Rasio amortisasi terhadap cadangan devisa fundamental ekonomi makro adalah faktor-faktor
(official reserve) digunakan sebagai salah satu yang memengaruhi insolvensi sebuah negara
indikator dalam mengukur kemampuan negara dalam jangka panjang. Variabel yang memengaruhi
untuk membayar kewajiban jangka pendek, fundamental ekonomi makro yang digunakan
dikaitkan dengan total cadangan devisa dalam penelitian ini serta teori yang mendasari
sebagai buffer likuiditas valuta asing (Bellas et pengaruhnya adalah sebagai berikut:
al., 2002). Oleh karena itu, semakin besar rasio
a. Inflasi (INFLA)
amortisasi terhadap cadangan devisa akan
mendorong yield spread yang lebih besar. Tingkat inflasi dapat dipandang sebagai proxy
kualitas pengelolaan ekonomi, sehingga
H3 : Rasio amortisasi terhadap cadangan
tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan
devisa berpengaruh positif terhadap yield
tingkat kelayakan debitur (creditworthiness)
spread negara-negara emerging market.
(Min, 1998).
d. Rasio Pembayaran Bunga Utang Luar Negeri
H7 : Tingkat inflasi berpengaruh positif
terhadap Cadangan Devisa (INTRSV)
terhadap yield spread negara-negara emerging
Jumlah pembayaran bunga utang luar negeri market.
dan utang luar negeri jangka pendek
b. Nilai Tukar Efektif Riil (real effective exchange
dibandingkan dengan total cadangan devisa
rate) (REER)
merupakan indikator likuiditas sebuah negara.
Presbitero et al. (2015) menyatakan bahwa Terdapat dua pendekatan berbeda dalam
rasio pembayaran bunga utang luar negeri mengukur dampak nilai tukar terhadap yield
terhadap cadangan devisa memiliki koefisien spread, yakni: (i) melalui daya saing
positif terhadap yield spread. pedagangan dan (ii) beban pemenuhan
kewajiban utang (debt service). Min (1998)
H4 : Rasio pembayaran bunga utang terhadap
menemukan bahwa nilai tukar riil dapat
cadangan devisa berpengaruh positif terhadap
diikutsertakan dalam mengukur daya saing
yield spread negara-negara emerging market.
perdagangan (trade competitiveness) sebuah
e. Keterbukaan (openness) terhadap PDB ekonomi. Apresiasi nilai tukar mata uang riil
(OPPDB) (real exchange rate) akan menurunkan daya
saing perdagangan sebuah negara, sehingga
Keterbukaan yang diukur dari jumlah total
mendorong yield spread yang semakin besar.
import dan eksport merupakan indikator
Dengan pendekatan debt service, depresiasi
kemampuan negara dalam memperoleh mata
nilai tukar akan meningkatkan beban negara
uang asing dalam membayar utang luar negeri.
dalam memenuhi kewajibannya atas utang
H5 : Rasio Keterbukaan (openness) terhadap luar negeri yang dimiliki dan akan memicu
PDB berpengaruh negatif terhadap yield spread gagal bayar (Asonuma, 2016).
negara-negara emerging market.
H8 : Tingkat real effective exchange rate
f. Rasio Transaksi Berjalan (current account) berpengaruh terhadap yield spread negara-
terhadap PDB (CAPDB) negara emerging market.
Defisit transaksi berjalan (current account)
dalam satu tahun sama dengan peningkatan
PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP YIELD SPREAD Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018, Hal. 61-67
NEGARA-NEGARA DI ASIA TIMUR, AMERIKA LATIN DAN KARIBIAN
V Halaman 64 Irwan Diko Purba
c. Pertumbuhan PDB per Kapita (PDBG) Timur (China, Indonesia, Malaysia, Philipina,
Thailand dan Vietnam) dan 5 negara regional
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Amerika Latin dan Karibia (Brazil, Colombia,
(diindikasikan dengan pertumbuhan PDB per
Ekuador, Mexico dan Peru). Rentang waktu
kapita) akan berdampak pada semakin
pengamatan mulai dari 2000Q1 : 2015Q4, dengan
rendahnya kemungkinan terjadi gagal bayar
yield spread sebagai vaiabel dependen, dan faktor
(default) (Edwards,1984).
internal dan eksternal sebagaimana telah
H9 : Pertumbuhan PDB per kapita disebutkan sebagai variabel independen.
berpengaruh negatif terhadap yield spread
Metode analisis data yang digunakan yakni
negara-negara emerging market.
regresi multivarian dengan data panel. Persamaan
2.3. Faktor Eksternal multivarian yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Faktor eksternal dapat didefinisikan sebagai
faktor-faktor makroekonomi di luar domestik
negara emerging market yang memengaruhi yield ܵ݃ܮൌ ߙ ߚ ܺ ߝ
spread. Faktor eksternal yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
Dimana :
a. Yield US Treasury Bill 3 Months (TB3M)
S = yield spread dari sekuritas pendapatan tetap
Pada saat tingkat suku bunga di negara-negara (fixed income)
maju, seperti Amerika Serikat, mengalami ߙ = intercept atau konstanta
penurunan maka kebutuhan akan obligasi ߚ = koefisien dari setiap variabel i
emerging market akan semakin meningkat, ܺ = variabel independen ke i
dan pada akhirnya mengurangi yield spread ߝ = error
(Eichengreen & Mody, 1998).
Metode yang digunakan dalam analisis data
H10 : Yield US Treasury Bill 3 months panel pada penelitian ini meliputi Pooled Least
berpengaruh positif terhadap yield spread Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan
negara-negara emerging market. Random Effect Model (REM). Pemilihan model
b. Yield US Treasury Bond 10 Year (TB10Y) terbaik dilakukan dengan menggunakan uji
Likelihood untuk pemilihan antara PLS dan FEM,
Yield US Treasury Bond 10 Year (TB10Y) Uji Hausman untuk pemilihan REM dan FEM, serta
memengaruhi yield spread sama seperti Yield Uji Lagrange-Multiplier untuk pemilihan model
US Treasury Bill 3 Months. REM dan PLS. Pengujian hipotesis menggunakan F-
H11 : Yield US Treasury Bond 10 Years statistik dan t-statistik.
berpengaruh positif terhadap yield spread Pengujian kewajaran yield spread dilakukan
negara-negara emerging market. dengan membandingkan yield spread teoritis
c. Volatility Index (VIX) dengan yield spread pasar dengan menggunakan
confidence interval 95%. Yield spread pasar
VIX indeks adalah indeks volatilitas yang dianggap wajar bila berada di dalam interval 95%,
dikeluarkan oleh Chicago Board Option undervalue bila lebih besar dari interval, dan
Exchange (CBOE) dan merupakan sebuah overvalued bila lebih kecil dari nilai interval.
estimasi pasar tentang volatilitas di masa yang
akan datang dan dihitung berdasarkan bobot
rata-rata tertimbang volatilitas yang tersirat 4. HASIL PENELITIAN
dari delapan opsi jual dan opsi beli yang Regresi tahap awal dilakukan dengan
tercatat di indeks S&P 500. VIX dipandang menggunakan semua variabel independen dengan
sebagai sebuah alat ukur yang tepat dari metode PLS dan FEM. REM tidak dapat diterapkan
selera risiko (risk appetite) investor karena jumlah variabel independen lebih besar
internasional (Ciarlone et.al (2007). dari jumlah cross section. Uji likelihood untuk
H12 : VIX berpengaruh positif terhadap yield menentukan model yang paling tepat menunjukkan
spread negara-negara emerging market. bahwa model FEM lebih tepat untuk digunakan.
Hasil regresi keseluruhan variabel
3. METODOLOGI PENELITIAN independen dengan model FEM menunjukkan
bahwa semua variabel menunjukkan tanda sesuai
Penelitian ini menggunakan metode purposive teori kecuali variabel inflasi. Variabel-variabel
sampling. Kesebelas negara yang digunakan ekonomi makro yang tidak memengaruhi yield
sebagai sampel terdiri dari 6 negara regional Asia spread secara signifikan adalah rasio jumlah bunga
PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP YIELD SPREAD Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018, Hal. 61-67
NEGARA-NEGARA DI ASIA TIMUR, AMERIKA LATIN DAN KARIBIAN
Irwan Diko Purba
Halaman 65
utang luar negeri (INTRSV), Openness (OPPDB), (YTB10Y). Openness yang tidak signifikan
inflasi (INFLA) dan Yield US Treasury Bill 3 Months mengindikasikan bahwa perdagangan dunia yang
(TB3M). Hasil regresi keseluruhan variabel semakin terbuka membuat setiap negara semakin
ditunjukkan sebagaimana pada tabel 4.1. tergantung terhadap negara-negara lain, sehingga
meniadakan insentif dari keputusan untuk mangkir
Tabel 4.1. Hasil Regresi Multivarian Seluruh
dalam memenuhi kewajiban utang luar negeri.
Variabel Independen
Variabel INFLA yang tidak signifikan mendukung
Variabel PLS FEM
penemuan yang dialkukan Edward (1984) dan
Presbitero et al. (2015). Penelitian yang dilakukan
(1) (2) (3) Haque et al. (1996) menemukan bahwa dalam
4.621746 5.249217 penetapan peringkat (rating) terhadap negara
C (18.4761)*** (19.7754)*** berkembang oleh insititusi pemeringkat umumnya
0.012324 0.008174 dilakukan dengan mengelompokkan negara
EDPDB? (7.8744)*** (4.3168)*** berkembang ke dalam negara dengan inflasi tinggi
(high inflation) dan negara dengan inflasi rendah
-0.02146 -0.03268 (low inflation), dan perubahaan marginal inflasi
FBPDB? (-1.7728)* (-2.7156)*
pada negara-negara yang tergolong dalam inflasi
0.000447 0.000552 tinggi tidak memiliki pengaruh signifikan dalam
AMTRSV? (1.0386) (2.4615)** penentuan rating.
-0.00181 0.000894 Pengujian regresi multivarian dengan
INTRSV? (0.0646)* (1.5538) menggunakan delapan variabel independen (tidak
mengikutsertakan variabel INTRSV, OPPDB,
-0.00361 0.000655
OPPDB? (-5.2758)*** (0.4981)
INFLA, dan TB3M) menggunakan model PLS, FEM
dan REM. Uji likelihood menunjukkan bahwa
-0.03953 -0.01062 model FEM lebih baik dari PLS dan pengujian
CAPDB? (-6.6861)*** (-2.0656)** Hausman menunjukkan bahwa REM lebih baik dari
FEM, sehingga model REM lebih tepat untuk
0.010307 -0.00551
INFLA? (2.9379)*** (-1.1730) digunakan. Hasil regresi menyimpulkan bahwa
seluruh variabel yang digunakan memiliki tanda
0.003752 -0.00716 sesuai dengan hipotesis dan variabel REER
REER? (1.8433)* (-4.0663)*** memiliki koefisien negatif sebagaimana
-0.05801 -0.03795 ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini.
PDBG? (-5.9767)*** (-3.2627)***
Tabel 4.2. Hasil Regresi Multivarian Menggunakan 8
0.008934 -0.01713 Variabel Independen
TB3M? (0.4021) (-0.6555) Variabel PLS FEM REM
0.045903 0.083684 (1) (2) (3) (4)
TB10Y? (1.2018) (2.2842)** 4.790770 5.307224 5.249958
C (19.1340) (21.9200) (21.0527)
0.016883 0.019547 *** *** ***
VIX? (5.9488)*** (7.2607)*** 0.012429 0.007014 0.007069
EDPDB? (10.8003) (5.2869)*** (8.3159)***
R-squared 0.4889 0.7912 ***
Adj. R-squared 0.4789 0.7836 0.005625 -0.039732 -0.039090
S.E. of Regression 0.5425 0.3496 FBPDB? (0.4883) (-2.9635) (-4.3534)
Log Likelihood -498.945 -218.729 *** ***
F-statistic 48.865 103.871 -0.000128 0.000711 0.000701
Prob(F-statistic) 0.0000 0.0000 AMTRSV?
(-0.7097) (4.2155)*** (3.7097)***
Durbin-Watson stat 0.2704 0.6446 -0.055207 -0.013570 -0.014461
CAPDB? (-10.2711) (-2.8193) (-2.7464)
Keterangan : Angka dalam kurung merupakan t-statistik;
*** *** ***
*** Signifikan pada α=1% ** Signifikan pada α=5%;
0.000352 -0.006861 -0.006750
* Signifikan pada α=10%
REER? (0.1737) (-3.8567) (-4.3249)
Sumber : Data diolah (2017)
*** ***
-0.063800 -0.035186 -0.035611
Pengujian multikolinearitas menunjukkan PDBG? (-6.5074) (-3.0508) (-4.4641)
bahwa terjadi multikolinearitas antara variabel *** *** ***
rasio amortisasi terhadap cadangan devisa 0.058448 0.065257 0.065191
(AMTRSV) dan rasio jumlah bunga utang luar TB10Y? (2.5546) (2.6618) (4.3259)***
negeri (INTRSV) serta antara yield US Treasury Bill ** ***
3 Months (YTB3M) dengan US Treasury Bond 10Y VIX? 0.017822 0.019614 0.019579
PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP YIELD SPREAD Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018, Hal. 61-67
NEGARA-NEGARA DI ASIA TIMUR, AMERIKA LATIN DAN KARIBIAN
V Halaman 66 Irwan Diko Purba
Variabel PLS FEM REM yang ditunjukkan dengan peningkatan PDB per
(1) (2) (3) (4) kapita, akan semakin memperkecil yield spread.
(6.4512) (6.9525) (11.1177)
*** *** *** Faktor eksternal yang memengaruhi yield
R-squared 0.4526 0.7887 0.4752 spread secara signifikan adalah Yield US Treasury
Adj. R- 10 Years dan Volatility Index. Kedua variabel
squared 0.4455 0.7824 0.4684 tersebut memiliki koefisien yang positif. Dengan
S.E. of demikian, semakin tinggi suku bunga di negara
Regression 0.5597 0.3506 0.3511 maju maka akan semakin tinggi yield spread yang
Log dikenakan. Variabel VIX yang berkoefisien positif
Likelihood -520.419 -222.466 - bermakna bahwa semakin tinggi volatilitas pasar
F-statistic 63.771 125.879 69.847 akan semakin tinggi yield spread yang dibebankan.
Prob(F-
statistic) 0.0000 0.0000 0.0000 Uji kewajaran yang dilakukan dengan
Durbin- 0.2515 0.6320 0.6194 confidence interval 95% menggunakan persamaan
Watson regresi REM sebagaimana pada kolom 4 tabel 4.2.
stat Pengujian dilakukan dengan membandingkan yield
Keterangan : Angka dalam kurung merupakan t-statistik; spread pasar triwulan IV tahun 2015 dengan yield
*** Signifikan pada α=1% ** Signifikan pada α=5%; teoritis. Perhitungan menunjukkan bahwa dari 10
* Signifikan pada α=10%
negara yang diuji (Thailand tidak diikutsertakan
Sumber : Data diolah (2017)
karena tidak ada data yield spread triwulan IV
Berdasarkan hasil regresi tersebut di atas, tahun 2015), seluruhya memiliki yield spread pasar
variabel ekonomi makro yang berkaitan dengan yang berada dalam confidence interval 95%.
likuiditas dan solvensi yang memengaruhi yield Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
spread adalah jumlah utang luar negeri, penetapan yield spread telah dilakukan dengan
keseimbangan fiskal, amortisasi utang, dan wajar dan telah memperhitungan faktor ekonomi
transaksi berjalan. Semakin besar utang luar negeri makro maupun eksternal negara berkembang.
suatu negara dibandingkan dengan PDB negara Hasil pengujian kewajaran sebagaimana pada tabel
tersebut, maka semakin besar yield spread yang 4.3 berikut ini.
dikenakan. Hal ini sejalan dengan penelitian Tabel 4.3. Uji Kewajaran Yield spread Pasar
sebelumnya yang menjelaskan bahwa semakin
tinggi jumlah utang sebuah negara makan semakin Fitted Yield Spread
Market Yield
(dalam log.)
tinggi risiko default, dan investor mengkompensasi Negara Spread Kewajaran
risiko tersebut dengan yield yang lebih tinggi pula Min. Est. Max. (dalam log.)
keseimbangan fiskal dan transaksi berjalan akan COLOMBIA 5.0044 5.7998 6.5952 5.6326 WAJAR
mengurangi yield spread. Sebagaimana pada ECUADOR 5.7605 6.7136 7.6668 6.9060 WAJAR
penelitian Prebistero (2015), tingginya defisit INDONESIA 4.6868 5.6368 6.5868 5.6155 WAJAR
fiskal akan meningkatkan kebutuhan pembiayaan MALAYSIA 4.0555 5.0757 6.0959 5.3868 WAJAR
yang pada akhirnya mendorong yield spread yang MEXICO 4.4100 5.3791 6.3482 5.7154 WAJAR
semakin lebar. PERU 4.6197 5.5360 6.4523 5.2971 WAJAR
Variabel ekonomi makro yang berkaitan PHILIPINA 3.8942 5.0032 6.1121 4.6722 WAJAR
dengan fundamental ekonomi suatu negara dan VIETNAM 4.4288 5.4759 6.5229 5.5549 WAJAR
INDEKS
Halaman 68. 1
Halaman 68. 2 Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018
INDEKS
Volume 3 Nomor 1, 2018
LAMPIRAN
Halaman 68.5
Halaman 68.6 Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018
LOGO JURNAL
1. Persyaratan penulisan Karya Tulis Ilmiah untuk dapat diterima/ dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah
Perbendaharaan adalah:
a. Menyampaikan Karya Tulis Ilmiah baik dalam bentuk softcopy dan hardcopy;
b. Surat pernyataan orisinalitas Karya Tulis Ilmiah yang bermaterai Rp6.000,00 yang menjelaskan
bahwa Karya Tulis Ilmiah berkenaan merupakan hasil karya sendiri/ tidak merupakan plagiat baik
sebagian maupun seluruhnya, dan karya tulis tersebut belum pernah dipublikasikan/ sedang dalam
proses publikasi pada jurnal/ media manapun;
c. Menyampaikan Lembar Penjelasan Karya Tulis Ilmiah;
d. Formulir Identitas Penulis (Curriculum Vitae);
Format formulir pada huruf a s.d. d sebagaimana terlampir.
2. Karya Tulis Ilmiah yang diajukan diketik dengan program Microsoft Word atau program pengolah kata
sejenis dan disimpan dalam format docx berikut ketentuannya:
a. Menggunakan huruf Cambria, ukuran 10, judul menggunakan huruf Cambria ukuran 14, spasi
tunggal;
b. Dicetak pada kertas A4 dengan jumlah 10 s.d. 25 halaman, margin atas 2,5 cm, bawah 2 cm, kanan 2
cm, dan kiri 2,5 cm;
c. Diserahkan dalam bentuk hardcopy/ cetak sebanyak 1 eksemplar beserta softcopy-nya yang dapat
dikirimkan melalui e-mail ke alamat: jurnal.djpbn@gmail.com.
3. Karya Tulis Ilmiah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Inggris. Sistematika Karya Tulis Ilmiah hasil
penelitian adalah:
a. Judul
Penulisan judul tidak lebih dari 14 kata, dicetak dengan huruf kapital, center, Cambria 14, Bold.
b. Nama Penulis
Nama Penulis ditulis tanpa gelar akademik, disertai lembaga asal tempat peneliti melakukan
penelitian. Dalam hal Karya Tulis Ilmiah ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubungan dengan
penulis utama atau penulis yang namanya tercantum pada urutan pertama. Penulis utama wajib
mencantumkan alamat korespondensi dan/ atau alamat e-mail.
c. Abstrak disertai kata kunci
1. Abstrak dan kata kunci ditulis dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Panjang
masing-masing abstrak tidak lebih dari 250 kata dalam Bahasa Indonesia dan 200 kata dalam
Bahasa Inggris yang disertai dengan 3-5 kata kunci. Abstrak minimal berisi judul, tujuan, metode
dan hasil penelitian.
2. Penulisan Abstrak yang berbahasa Inggris mengacu pada kaidah penulisan abstrak karya ilmiah
yang berlaku umum secara internasional. Dalam hal penerjemahan abstrak bahasa Indonesia ke
dalam bahasa Inggris, penulis tidak diperkenankan melakukan copy-paste langsung dari software/
aplikasi/ web penerjemah bahasa. Untuk keperluan translasi, dalam hal terdapat kesulitan dalam
melakukan penerjemahan, direkomendasikan menggunakan jasa penerjemah tersumpah. Adapun
biaya yang muncul atas penggunaan jasa tersebut menjadi tanggung jawab Penulis Karya Tulis
Ilmiah.
d. Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan latar belakang riset, rumusan masalah, pernyataan tujuan dan (jika dipandang
perlu) organisasi penulisan Karya Tulis Ilmiah.
e. Kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis
Memaparkan kerangka teoritis berdasarkan telaah literatur yang menjadi landasan logis untuk
mengembangkan hipotesis atau proporsi riset dan model riset.
Halaman 68.8 Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH
adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari karya tulis orang/ lembaga
lain. Karya tulis ini juga belum pernah dipublikasikan pada jurnal atau media lain dan akan diserahkan
kepada Indonesian Treasury Review untuk digandakan, diperbanyak dan/atau disebarluaskan. Apabila
dikemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan bilamana
diperlukan.
…………….., ………………………..…..
Pembuat Pernyataan
Materai
Rp6.000
...………………………………………
Catatan:
Softcopy Formulir ini dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dan dapat dimintakan melalui email: jurnal.djpbn@gmail.com
Halaman 68.10 Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018
FORMULIR
CURRICULUM VITAE PENULIS JURNAL ILMIAH PERBENDAHARAAN
Nama Lengkap :
NIP/NRM :
Tempat/Tgl Lahir : Foto
Pangkat/Golongan : 4x6
Jabatan :
Unit Organisasi :
NPWP :
E-mail :
No. HP :
No. Rekening : Bank … Cabang …
Pendidikan Terakhir
Riwayat Pekerjaan
Catatan:
Softcopy Formulir ini dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dan dapat dimintakan melalui email: jurnal.djpbn@gmail.com
Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018 Halaman 68.11
Beri tanda (√) pada ⊡ yang telah disediakan sesuai keadaan yang sebenarnya:
a. Jenis Artikel
Penelitian ini telah dilaksanakan dan berproses sejak (tanggal/bulan/tahun)
___________________________ sampai dengan (tanggal/bulan/tahun)
______________________________________________________________________
b. Hubungan dan relevansi antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
Merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan oleh pihak manapun.
Ringkasan/ Short version Skripsi/ Thesis/ Disertasi karya sendiri dengan judul
___________________________________________________________________________________________________________________
Merupakan kajian lanjutan atas Karya Tulis Ilmiah sendiri yaitu (judul, kota penerbit: penerbit,
tahun) _______________________________________________________________________________________________________
dengan perubahan pada
_______________________________________________________________________________________
Merupakan kajian lanjutan atas Karya Tulis Ilmiah pihak lain yaitu (judul, kota penerbit: penerbit,
tahun) _________________________________________________________________________________________________________
dengan perubahan pada
_______________________________________________________________________________________
Lainnya, sebutkan:
_____________________________________________________________________________________________
c. Tempat penulis melakukan Penelitian/Pemikiran pada artikel ini
Dilaksanakan di (tempat/negara)
____________________________________________________________________________
d. Pelaksanaan penelitian pada artikel ini merupakan bagian dari
Pendidikan program _______________________________________________________________ (nama program studi)
di ____________________________________________________________________________ (nama Universitas dan
Negara)
Lainnya, yaitu __________________________________________________________________________________________________
e. Sumber pembiayaan dalam melakukan Penelitian pada artikel ini adalah
Sendiri __________________________________________________________________________________________________________
Lainnya, yaitu __________________________________________________________________________________________________
Dengan ini saya menyatakan bahwa: data yang Saya isi pada formulir ini adalah benar adanya dan tanpa
rekayasa. Apabila dikemudian hari pernyataan Saya terbukti tidak benar, maka Saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
………….., ……..…………………….
Penulis Artikel,
……………………………………
Catatan:
Softcopy Formulir ini dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dan dapat dimintakan melalui email:
jurnal.djpbn@gmail.com
Halaman 68.12 Indonesian Treasury Review Vol.3 No.1, 2018