Anda di halaman 1dari 19

Kelas :5

Semester :1

Tema : 1. Organ Gerak Hewan dan Manusia

Subtema : 1. Organ Gerak Hewan

Pembelajaran: 1

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta
tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara
memelihara kesehatan alat gerak manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan.

C. INDIKATOR
3.1.1 Mengetahui fungsi alat gerak pada manusia dan hewan.
3.1.2 Menunjukan cara menjaga kesehatan alat gerak.
4.1.1 Menciptakan alat peraga dari bahan bekas.
D. TUJUAN
1. Dengan membaca teks tentang organ gerak hewan dan manusia, siswa dapat
menyebutkan alat gerak hewan dan manusia secara benar.
2. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat menentukan ide pokok setiap paragraf
dalam bacaan secara tepat.
3. Dengan menulis, siswa dapat mengembangkan ide pokok menjadi sebuah paragraf
secara runtut.
4. Dengan berdiskusi, siswa dapat menebutkan pengertian, fungsi, dan cara
menentukan ide pokok bacaan secara percaya diri.

E. BAHAN AJAR

ORGAN GERAK PADA HEWAN

NO NAMA NAMA ORGAN FUNGSI


HEWAN GERAK
1 Kelinci Kaki Fungsi utama kaki pada kelinci adalah untuk bergerak.
Kelinci bergerak dengan meloncat menggunakan kaki. Kaki
belakang kelinci lebih kuat dan panjang dibandingkan
dengan kaki depannya.
2 Ikan Sirip dan Ekor Fungsi sirip dan ekor umumnya adalah untuk membantu
ikan berenang. Sirip pada ikan terletak pada berbagai tempat
untuk berbagai fungsi, seperti gerak maju, berputar, atau
mempertahankan posisi tegak.
Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di
sekitarnya, yaitu meliuk-liukkan rangka tubuhnya sehingga
otot-otot di kedua sisi tubuh ikan berkontraksi menghasilkan
gelombang lenturan yang berjalan di sepanjang tubuh ikan
dari hidung sampai ke ekor. Vektor gaya yang bekerja pada
air dengan gerakan lateral menghasilkan gaya yang
mendorong ikan ke depan.
3 Katak Tungkai Kaki Katak memiliki tungkai belakang yang jauh lebih besar
daripada tungkai bagian depan. Fungsi dari tungkai belakang
katak adalah untuk melompar, sehingga strukturnya lebih
kukuh. Sedangkan tungkai depan berfungsi sebagai penahan
tubuh saat mendarat.
Katak mempunyai tulang belakang yang panjang dan otot
yang kuat, oleh karena itu katak dapat melompat dengan
tinggi. Selain itu, katak juga mempunyai selaput renang yang
memberikan tekanan kuat saat katak berada dalam air,
sehingga katak dapat bergerak.

4 Burung Sayap dan Kaki Burung memiliki struktur tubuh seperti hewan bertulang
belakang lainnya, kecuali kedua tungkai depannya berubah
menjadi sayap. Burung mempunyai sejumlah ciri-ciri khusus
yang berhubungan dengan kemampuan terbang. Ciri-ciri
khusus itu sebagai berikut.
Sebagian ruas tulang belakang menjadi satu membentuk titik
tumpu yang kuat sewaktu sayap dikepakkan.
Tulang yang besar biasanya berongga. Hal ini untuk
mengurangi bobot badan. Berat rangka burung hanya 4%
dari seluruh berat badan.
Pada tulang dada yang berlunas dalam, melekat otot-otot
terbang yang kukuh untuk menggerakkan sayap.
Selain bergerak dengan cara terbang, ada beberapa jenis
burung juga dapat berenang dengan kakinya. Burung yang
dapat berenang umumnya memiliki selaput pada kakinya.
5 Kadal Tungkai Kaki Golongan reptil misalnya kadal, mempunyai perkembangan
yang baik pada rangka bagian tungkai. Begitu pula dengan
jenis cecak. Struktur telapak kaki cecak memiliki bantalan
kaki pelekat sehingga memungkinkan gerakan memanjat
dinding dan berlari di langit-langit secara terbalik.
6 Kambing Kaki Kaki pada kambing digunakan untuk berjalan, berlari dan
melompat. Dengan ke empat kakinya kambing dapat
bergerak kesana-kemari untuk mencari makan.
7 Ular Rangka Tubuh Pada ular, gerakan terjadi saat rangka tubuh meliuk ke kiri
dan ke kanan. Gerakan ini dikenal sebagai lokomosi
berkelok-kelok. Bagian samping tubuh ular bertumpu pada
bagian permukaan yang tidak rata dan bila ayunan
gelombang sampai ke belakang, ular akan meluncur ke
depan dengan sisik licin yang menutupi perutnya.

1. Kelinci

a. Sistem gerak
Mempunyai dua pasang anggota gerak dengan bermacam-macam bentuk, untuk
berjalan, memegang, memanjat, menggali, berenang, dan lain-lain. Pada kelinci,
tungkai depan berjari 5, tungkai belakang berjari 4 (lebih kuat dan lebih panjang,
sesuai untuk melompat). Sistem skeletal antara lain terdiri atas columna
vertebralis (ruas tulang belakang), stertum (tulang dada), costae (tulang rusuk),
scapula (tulang belikat), clavicula (tulang selangka).
b. Sistem pencernaan makanan
Saluran pencernaan dari mulut → faring → kerongkongan →lambung → usus
halus → usus besar →anus. Letak anus dibawah ekor dan disebelah anterior nya
terdapat lubang urogenital. Didalam mulut terdapat langit-langit atas yang keras
dan dibagian belakangnya lunak. Kelenjar pencernaannya berupa 4 pasang
kelenjar ludah, hati dengan kandung empedunya dan pankreas yang bermuara
pada duodenum. Usus buntu relatif besar, mempunyai sebuah umbai cacing
(apendiks vermiformes). Usus buntu berada pada perbatasan antara usus halus dan
usus besar.
c. Sistem Pernapasan
Dengan dua lobus paru-paru yang masing-masing dalam ruang pleura yang
terpisah. Terdapat laring yang beratap epiglotis sebagai alat suara.
d. Sistem Peredaran Darah
Peredaran darah tertutup dan ganda. Terdapat dua buah vena cava anterior kiri dan
kanan (pada manusia hanya ada disebelah kiri). Jantung beruang 4 dengan sekat
sempurna. Sel darah merah tidak berinti. Terdapat peredaran darah besar ( darah
dari jantung keseluruh tubuh, kembali kejantung).
e. Sistem Ekskresi
Sepanjang ginjal bertipe metanefros, bentuk seperti kacang kapri. Ruang ginjal
(pelvis renalis) dengan kandung kemih (vesika urinaria) dihubungkan oleh
sepasang ureter. Pada kelinci tidak ada kloaka. Urin keluar lewat lubang
urogenitalis.
f. Sistem Alat Indera dan Sistem Saraf
Mempunyai lidah yang berlapis lendir dan memiliki papila-papila perasa. Indra
penglihatan dengan sepasang mata berkelopak mata atas dan kelopak mata bawah
yang dapat dipejamkan. Pada kelinci, daun telinga relatif panjang, mempunyai
membran tipani dan tulang pendengar maleus, inkus dan stapes. Organ penciuman
lebih efektif. Kulit juga berperan sebagai orga n ekskresi. Pankreas juga berfungsi
sebagai kelenjar buntu yang menghasilkan hormon insulin. Sistem saraf pusat :
sereblum dan serebelum (otak besar dan otak kecil) relatif besar, terdapat 12
pasang kranial.
g. Sistem Reproduksi
Kelamin terpisah, fertilisasi internal. Lubang genital dan anus terpisah. Hewan
jantan memiliki alat kopulasi berupa penis. Testis menghasilkan spermatozoid dan
berada dalam saku skrotum. Ovum sangat kecil. Perkembangan embrio terjadi
dalam uterus, menempel pada dinding rahim (uterus) dengan perantaraan tali
pusat dan plasenta.
2. Ikan

a. Alat Pernapasan Ikan


Beberapa ikan bertulang sejati (misalnya ikan mas), insangnya memiliki tutup
pelindung yang disebut operkulum. Insang merupakan alat pernapasan yang
terdapat pada banyak organisme air, yang berfungsi untuk mengeksrtak
oksigen yang larut dalam air dan mengeluarkan karbon dioksida. Insang pada
ikan bukan hanya berfungsi sebagai alat pernapasan. Insang berfungsi pula
sebagai alat ekskresi garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator. Insang terletak di sebelah kanan dan kiri kepala ikan, di dalam
rongga insang. Pada setiap sisi kepala, terdapat 5 – 7 lembar insang. Setiap
lembar insang dipisahkan oleh celah insang. Berikut ini adalah bagian-bagian
insang:
Lengkung insang: berasal dari tulang rawan
Rigi-rigi insang: berfungsi sebagai penyaring air saat bernapas
Filamen atau lembar insang: berwarna merah muda (karena mengandung
pembuluh kapiler darah), berbentuk seperti sisir. Filamen mengandung banyak
lamela (lapisan tipis).

Proses pernapasan pada ikan terjadi dalam dua fase, yaitu inspirasi dan
ekspirasi.
Inspirasi. Tekanan udara rongga mulut lebih kecil dibanding tekanan udara di
air – air masuk ke rongga mulut – rongga mulut tertutup – udara masuk insang
melalui difusi – operkulum terbuka – air mengalir melalui celah insang,
menyentuh filamen – Oksigen diikat kapiler darah – disebarkan ke jaringan-
jaringan tubuh.
Ekspirasi. Karbondioksida dibawa dari jaringan tubuh – menuju insang –
dikeluarkan dari tubuh.
Beberapa jenis ikan (misalnya ikan gabus dan lele) memiliki labirin berupa
rongga-rongga tidak beraturan yang merupakan perluasan ke atas dari insang
yang membentuk lipatan-lipatan. Labirin ini berfungsi untuk menyimpan
cadangan Oksigen sehingga ikan dapat bertahan pada kondisi minim Oksigen.
Alat lain yang digunakan untuk menyimpan cadangan Oksigen adalah
gelembung renang, yang letaknya di dekat punggung.
b. Alat Pencernaan Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut dan berakhir pada
anus. Struktur dan fungsi saluran pencernaan pada ikan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) Saluran Pencernaan Ikan
Walaupun bentuk saluran pencernaan ikan dari depan sampai ke belakang
hampir sama, tetapi masih dapat dibedakan masing-masing bagian, sebagai
berikut:
 Mulut, pada bagian rahangnya terdapat gigi-gigi kecil. Fungsi
mulut pada ikan adalah sebagai alat untuk memasukkan makanan.
Makanan oleh ikan tidak dikunyah atau dicerna seperti pada hewan
bertulang belakang lainnya kecuali beberapa jenis ikan pemakan
tumbuhan.
 Pangkal tenggorokan (pharynx), merupakan lanjutan rongga mulut
yang terdapat di daerah sekitar insang. Lapisan permukaan faring
hampir sama dengan rongga mulut, Jika benda yang ditelan bukan
makanan maka akan dibuang melalui insang
 Kerongkongan (esophagus), sangat pendek dan merupakan lanjutan
dari pharynx, berbentuk seperti kerucut dan terdapat di belakang
daerah insang. Kerongkongan berbentuk seperti pipa, mengandung
lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut
esophagus berperan dalam penyerapan garam.
 Lambung, merupakan lanjutan dari esophagus dan berupa saluran
memanjang yang agak membesar. Lambung berfungsi sebagai
penampung makanan. Pada ikan yang tidak berlambung fungsi
penampung makanan digantikan oleh usus depan yang
dimodifikasi menjadi kantong yang membesar.
 Pylorus, pylorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan,
pada beberapa spesies tertentu, di bagian akhir ventrikulus terdapat
tonjolan-tonjolan berbentuk kantong buntu yang disebut pylorus.
Kantong buntu ini berguna untuk memperluas permukaan dinding
ventrikulus agar pencernaan dan penyerapan makanan dapat
berlangsung lebih sempurna.
 Usus, berbentuk seperti pipa panjang yang berkelok-kelok dan
sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus.
Usus merupakan bagian terpanjang dari saluran penceraan. Pada
bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu
saluran yang berasal dari kantung empedu dan yang berasal dari
pankreas. Usus berfungsi sebagai penyerapan sari makanan.
 Anus. Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan
bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Anus
berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaan.
2) Kelenjar Pencernaan
 Hati, bentuknya besar, berwarna merah kecoklat-coklatan, letaknya
di bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus.
Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung
empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak.
 Kantong empedu, bentuknya bulat bila berisi penuh, berwarna
kehijau-hijauan, terletak pada bagian depan dari hati, mempunyai
saluran yang disebut ductus cysticus yang bermuara pada usus.
Kantong empedu berfungsi untuk menampung dan menyimpan
empedu dan mencurahkannya ke dalam usus bila diperlukan.
Empedu berguna untuk mencernakan lemak.
 Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga
sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim –
enzim pencernaan dan hormon insulin.

3. Katak

1.Rongga Mulut
Rongga mulut atau dikenal dengan istilah cavum oris dilengkapi denfan gigi
berbentuk kerucut dan berbentuk V dengan terdapat bagian rahang atas dan rahang
bawah. Dibagian rongga mulut terdapat lidah yang berfungsi untuk menangkap
mangsa serangga kecil yang dibasahi dengan air liur/ salivanya. Fungsi dari rongga
mulut untuk melindungi bagian gigi, lidah dan juga bagian awal masuknya makanan.
2.Kerongkongan (esofagus)
Kerongkongan pada amfibi tidak panjang, melainkan pendek. Fungsi dari
kerongkangan amfibi sebagai pengantar makanan dari rongga mulut/cavum oris untuk
menuju makanan masuk kedalam organ lambung. Biasanya didalam kerongkongan
juga menghasilkan eskresi alkalis.
3.Lambung (ventrikulus)
Lambung berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Lambung pada katak
dibedakan menjadi dua bagian yaitu sebagai tempat masuknya makanan dari
kerongkongan dan tempat keluarnya makanan menuju usus. Fungsi lambung juga
sebagai pemecah makanan hingga menjadi partikel-partikel kecil. Selain itu, lambung
katak menghasilkan enzim-enzim yaitu terdiri dari pepsin, tripsin, erepsin untuk
protein, lipase untuk lemak dan asam amino.
4.Usus Halus
Usus halus pada katak dibedakan menjadi tiga macam yaitu duodenum, jejenum dan
ileum. Secara umum Usus halus berfungsi sebagai tempat terjadinya penyerapan sari-
sari makanan oleh enzim yang dihasilkan pankreas.
5.Usus Besar
Usus besar berfungsi sebagai tempat terjadinya penyerapan air dan tempat
pembusukan sisa makanan. Kemudian sisa makanan dan air tersebut akan di
dorongkan langsung menuju ke rektum dan berakhir ke kloaka.
6.Kloaka
Kloaka adalah bagian akhir dari sistem pencernaan. Fungsi kloaka adalah sebagai
tempat pembuangan sisa makanan, pembuangan urine dan sebagainya.

4. Burung

a. Paruh, paruh burung berfungsi untuk mengambil makanan. Paruh burung sesuai
dengan jenis makanannya.
b. Sayap, sayap burung berfungsi untuk bergerak (terbang). Burung terbang dengan cara
mengepakkan sayapnya.
c. Ekor, ekor burung berfungsi menjaga keseimbangan burung saat terbang.
d. Cakar, cakar burung berfungsi untuk mencengkeram mangsanya (burung elang) dan
untuk bertengger di dahan pohoh (burung pipit).
e. Mata, mata burung berfungsi untuk melihat benda-benda di sekitarnya.
f. Bulu, bulu burung berfungsi untuk menutupi tubuhnya dari udara di sekitarnya. Bulu
melindungi burung dari hawa dingin dan hujan.
g. Kerongkongan : Tempat Mencampur dan Membasahkan Makanan dengan air ludah
sehingga makanan menjadi licin
h. Tembolok : Tempat Menyimpan Makanan untuk Sementara
i. Lambung Kelenjar : Tempat Proses Mencerna Makanan
j. Lambung Pengunyah : Tempat Membantu Mengubah Makanan menjadi Kecil dan
Halus
k. Usus Halus : Tempat Berlangsungnya Pencernaan dan Penyerapan Pencernaan
l. Hati : Tempat Membersihkan Darah dari Senyawa yang berbahaya Seperti Racun
m. Usus Besar : Tempat Mengatur Kadar Air Sisa Sari Makanan
n. Kloaka : Sebagai Tempat Saluran Reproduksi dan Saluran Kencing dan Kotoran
(Tinja).

a) Sistem Kerangka
Kerangka burung sangat beradaptasi untuk terbang. Kerangka tersebut sangat ringan,
namun cukup kuat untuk menahan tekanan pada saat lepas landas, terbang dan
mendarat. Salah satu kunci adaptasi yakni tergabungnya tulang dalam osifikasi
tunggal. Hal ini membuat burung memiliki jumlah tulang yang sedikit dibanding
vertebrata lain yang hidup di darat. Burung juga tidak memiliki gigi bahkan rahang,
namun memiliki paruh yang lebih ringan. Paruh pada anak burung memiliki "gigi
telur" yang digunakan untuk membantu keluar dari cangkang telur.
Burung memiliki banyak tulang yang berongga yang saling bersilang untuk
menambah kekuatan struktur tulang. Jumlah tulang berongga bervariasi antar spesies,
meskipun burung yang terbang dengan melayang atau melambung cenderung
memiliki tulang berongga yang lebih banyak. Kantung udara dalam sistem pernapasan
sering membentuk kantung-kantung udara dalam tulang semi berongga pada kerangka
burung.Beberapa burung yang tidak mampu terbang seperti penguin atau burung unta
hanya memiliki tulang yang padat, hal ini membuktikan hubungan antara kemampuan
terbang burung dengan adaptasi pada sistem rongga pada tulang.
Kantung udara dan pendistribusiannya.
Burung juga memiliki tulang leher yang lebih banyak dibanding binatang lainnya.
Kebanyakan memiliki tulang leher yang sangat fleksibel yang terdiri dari 13 - 25
tulang. Burung merupakan satu-satunya binatang vertebrata yang memiliki tulang
selangka yang menyatu (furcula atau tulang dada). Hal ini berfungsi sebagai penopang
otot pada saat terbang, atau serupa pada penguin untuk menopang otot pada saat
berenang. Adaptasi ini tidak dimiliki oleh burung yang tidak bisa terbang seperti
burung unta. Menurut catatan, burung perenang memiliki tulang dada yang lebar,
burung yang berjalan memiliki tulang dada yang panjang atau tinggi, sementara
burung yang terbang memiliki tulang dada yang panjang dan tingginya mendekati
sama.
Burung memiliki bengkokan tulang rusuk yang merupakan perpanjangan tulang yang
membengkok yang berfungsi untuk menguatkan tulang rusuk dengan saling
bertumpang tindih. Fitur ini juga ditemukan pada Sphenodon. Mereka juga memiliki
tulang panggul tetradiate yang memanjang seperti pada beberapa reptil. Kaki
belakang memiliki sambungan intra-tarsal yang juga ditemukan pada beberapa reptil.
Ada perpaduan yang lebar pada tulang tubuh sama seperti perpaduan tulang dada.
Mereka memiliki tengkorak diapsid seperti pada reptil dengan lekukan air mata.
Tengkoraknya memiliki oksipital kondilus tunggal.
Tengkorak burung terdiri dari lima tulang utama: frontal (atas kepala), parietal
(belakang kepala), premaksilari dan hidung (paruh atas), dan mandibula (paruh
bawah). Tengkorak burung normal biasanya beratnya sekitar 1% dari berat badan
keseluruhan burung. Mata burung menempati sebagian besar tengkorak dan
dikelilingi oleh cincin mata-sklerotik, cincin tulang kecil yang mengelilingi mata.
Sistem tulang belakang dapat dibagi menjadi tiga bagian: cervical (11-25) (leher),
Synsacrum (menyatu pada tulang punggung, juga menyatu pada pinggul), dan
pygostyle (ekor).
Dada terdiri dari furcula (tulang garpu) dan coracoid (tulang leher), di mana dua
tulang, bersama-sama dengan tulang belikat membentuk pectoral korset. Sisi dada
dibentuk oleh tulang rusuk, yang bertemu di tulang dada.
Bahu terdiri dari skapula (tulang belikat), coracoid (tulang leher), dan humerus
(tulang lengan atas). Lengan atas bergabung dengan tulang pengumpil dan ulna
(lengan) untuk membentuk siku. Tulang-tulang karpus dan metakarpus membentuk
"pergelangan tangan" dan "tangan" dari burung, dan jari-jari yang digabungkan
bersama. Tulang-tulang di sayap sangat ringan sehingga burung bisa terbang lebih
mudah.[butuh rujukan]
Pinggul terdiri dari panggul yang meliputi tiga tulang utama: Illium (atas pinggul),
iskium (sisi pinggul), dan pubis (depan pinggul). Ketiga tulang ini menyatu menjadi
satu (tulang innominate). Tulang innominate merupakan evolusi yang signifikan yang
memungkinkan burung untuk bertelur. Mereka bertemu di acetabulum (soket pinggul)
dan mengartikulasikan dengan tulang paha, yang merupakan tulang pertama dari kaki
belakang.
Kaki bagian atas terdiri dari tulang paha. Pada sendi lutut, tulang paha
menghubungkan ke tibiotarsus (tulang kering) dan fibula (sisi tungkai bawah).
Tarsometatarsus membentuk bagian atas kaki, serta jari yang membentuk kaki.
Tulang kaki burung merupakan tulang yang paling berat, berkontribusi pada
rendahnya titik berat burung. Hal ini membantu dalam penerbangan. Sebuah kerangka
burung terdiri dari hanya sekitar 5% dari total berat badan burung.

b) Kaki Burung

Kaki burung diklasifikasikan menjadi anisodactyl, zygodactyl, heterodactyl, syndactyl


atau pamprodactyl.Anisodactyl merupakan bentuk kaki burung yang paling umum,
dengan tiga jari di depan dan satu di belakang. Bentuk seperti ini banyak ditemui di
burung penyanyi, burung pengicau, elang, rajawali, dan falkon.
Beberapa burung memiliki bentuk kaki syndactyl yakni bentuk kaki yang menyerupai
anisodactyl namun jari ke tiga dan ke empat atau ketiga jari depan menyatu seperti
yang terdapat pada burung raja udang. Jenis kaki ini merupakan karakteristik burung
dari ordo Coraciiformes.
Zygodactyl (dari bahasa Yunani ζυγον, kuk) adalah bentuk kaki burung, dengan dua
jari kaki menghadap ke depan (jari 2 dan 3) dan dua jari menghadap ke belakang (jari
1 dan 4). Pengaturan ini paling sering terjadi pada spesies arboreal, terutama spesies
yang naik batang pohon atau memanjat melalui dedaunan. Bentuk kaki zygodactyl
dapat dijumpai pada burung bayan, burung pelatuk dan beberapa burung hantu. Dari
hasil penelusuran, zygodactyl telah ditemukan dari peride 120 - 110 juta tahun yang
lalu (awal jaman kapur), 50 juta tahun sebelum fosil zygodactyl pertama kali
diidentifikasikan.
Heterodactyl menyerupai zygodactyl, yang membedakan hanya pada heterodactyl jari
3 dan 4 menghadap ke depan sedang jari 1 dan 2 menghadap ke belakang. Bentuk
kaki seperti ini hanya ditemukan pada trogon, sedangkan pamprodactyl adalah
susunan jari kaki di mana keempat jari dapat menghadap ke depan, atau burung dapat
memutar kedua jari belakang. Bentuk kaki seperti ini merupakan karakteristik dari
burung walet.

c) Sistem otot

Kebanyakan burung memiliki sekitar 175 otot yang berbeda, yang sebagian besar
mengontrol sayap, kulit dan kaki. Otot terbesar dari seekor burung adalah otot
pektoralis atau otot dada yang mengatur gerakan sayap dan burung penerbang, berat
otot ini sekitar 15 - 25% dari berat tubuhnya. Otot ini memberikan kepakan sayap
yang kuat untuk terbang.

Otot medialis (bawah) sampai pectorals adalah supracoracoideus. Otot ini


mengangkat sayap pada saat burung mengepakkan sayap. Kedua otot
supracoracoideus dan pectorals ini memiliki berat sekitar 25 - 35% dari keseluruhan
berat badan burung.

Otot-otot kulit membantu burung pada saat terbang dengan menyesuaikan arah bulu
yang melekat pada otot kulit dan membantu burung saat melakukan manuver
penerbangan.

Bagian tubuh dan ekor hanya memiliki beberapa otot, tetapi otot-otot tersebut sangat
kuat dan sangat penting bagi burung. Pygostyle mengontrol semua gerakan di bagian
ekor dan mengontrol bulu di bagian ekor. Hal ini menjadikan ekor memiliki
permukaan yang lebih besar yang membantu menjaga burung di udara.
d) Sistem integumen
Sisik burung terdiri dari keratin yang sama seperti yang terdapat pada paruh, cakar,
dan taji. Sisik-sisik ini ditemukan terutama pada jari kaki dan metatarsus, namun pada
beberapa burung dapat ditemukan juga di pergelangan kaki. Kebanyakan sisik burung
tidak terlalu tumpang tindih, kecuali pada burung raja-udang dan burung pelatuk.
Sisik burung dianggap homolog dengan sisik pada reptil dan mamalia.
Pada tahap janin, kulit burung mulai berkembang dalam kondisi mulus. Di kaki,
stratum, atau lapisan terluar, kulit ini dapat terkeratin, menebal dan sisik mulai
terbentuk. Sisik-sisik ini dapat digolongkan dalam :
 Cancella – sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan
dari kulit, saling bersilang dengan alur yang dangkal.
 Reticula – kecil tetapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada
permukaan lateral dan medial metatarsus ayam. Sisik ini terbuat dari alpha-
keratin.
 Scutella – Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian
belakang, dari metatarsus ayam.
 Scute – sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian depan
metatarsus dan permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari beta-keratin seperti
pada sisik reptilia.

Pada beberapa kaki burung, bulu dapat bercampur dengan sisik. Kantung bulu dapat
terletak di antara sisik atau bahkan langsung di bawah sisik, di lapisan dermis kulit
yang lebih dalam. Dalam kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung
melalui sisik, dan sepenuhnya akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik.

Rampoteka dan Podoteka


Paruh pada sebagian besar burung wader memiliki ujung saraf yang membantu
mereka mendeteksi mangsa yang bersembunyi di bawah pasir yang basah dengan
merasakan perbedaan tekanan yang mendadak di dalam air.
Semua burung berevolusi dengan memindahkan bagian rahang atas terhubung dengan
tengkorak otak. Namun hal ini lebih menonjol dalam beberapa burung dan dapat
dengan mudah dideteksi pada burung bayan.
Daerah di antara mata dan paruh di sisi kepala burung disebut Lore. Daerah ini
kadang-kadang berbulu, dan kulit dapat berwarna, seperti dalam banyak spesies dari
keluarga pecuk.
Selaput bersisik yang melingkupi kaki burung disebut podoteka.

e) Sistem pernafasan

Udara selalu mengalir dari kanan (posterior) ke kiri (anterior) melalui paru-paru
burung baik pada saat menghirup atau menghembuskankan nafas.
Karena laju metabolisme basal yang tinggi diperlukan untuk terbang, burung memiliki
kebutuhan oksigen yang tinggi. Perkembangan sistem pernapasan yang efisien
memungkinkan evolusi burung untuk terbang. Burung melakukan pertukaran udara di
paru-paru dengan menggunakan kantung udara.

Kantung udara ini tidak langsung melakukan pertukaran udara, tetapi berlaku seperti
ubub yang memindahkan udara ke sistem pernapasan, memungkinkan paru-paru
menjaga volume udara dalam jumlah yang tetap dengan udara segar selalu mengalir
melewatinya.[1]

Tiga pasangan organ yang menjalankan tugas pernapasan; Kantung udara anterior
(interclavicular, cervicals, dan anterior thoracics), paru-paru, dan kantung udara
posterior (posterior thoracics dan abdominals). Kantung udara posterior dan anterior,
biasanya sembilan, mengembang pada saat menghirup napas. Udara masuk melalui
trakea. Separuh dari udara masuk ke kantung udara posterior, separuh udara yang lain
melewati paru-paru dan masuk ke kantung udara anterior. Udara dari kantung udara
anterior langsung terbuang melalui trakea dan keluar melalui hidung. Kantung udara
posterior mengeluarkan udara melalui paru-paru. Udara yang melewati paru-paru saat
burung menghembuskan napas dibuang melalui trakea. Beberapa grup taksonomi
(burung pengicau) memiliki 7 kantung udara, karena kantung udara klavikularis dapat
saling behubungan atau menyatu dengan kantung udara cranial thoracic
Paru-paru burung mendapat udara bersih baik pada saat menghirup atau
menghembuskan nafas.

Karena udara mengalir melalui sistem kantung udara dan paru-paru, maka tidak
pernah terjadi percampuran antara udara yang kaya oksigen dengan udara yang
miskin oksigen, kaya karbon dioksida, seperti pada paru-paru mamalia. Dengan
demikian tekanan oksigen dalam paru-paru burung sama dengan tekanan di udara
terbuka, sehingga burung memiliki pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang
lebih efisien dibandingkan dengan mamalia.

Paru-paru burung tidak memiliki alveolus, sebagai yang dimiliki paru-paru mamalia,
tetapi berisi jutaan bagian kecil yang dikenal sebagai parabronkhus, terhubung di
kedua ujunnya oleh dorsobronchi dan ventrobronchi. Udara mengalir melalui dinding
sarang lebah dari parabronkhus ke vesikula udara, yang disebut serambi, yang
menjorok dari parabronkhus. Serambi ini meningkatkan kapilaritas udara, di mana
oksigen dan karbon dioksida yang bertukar dengan kapilaritas darah yang mengalir
bersilangan melalui proses difusi.[10]

Burung juga tidak memiliki diafragma. Rongga seluruh tubuh bertindak sebagai
penghembus untuk memindahkan udara melalui paru-paru. Fase aktif respirasi pada
burung adalah menghembuskan napas, yang membutuhkan kontraksi otot.

Siring adalah organ yang menghasilkan suara pada burung, terletak di dasar trakea
burung. Seperti pada laring mamalia, suara yang dihasilkan oleh getaran udara
mengalir melalui organ ini. Siring memungkinkan beberapa spesies burung untuk
menghasilkan vokalisasi yang sangat kompleks, bahkan meniru ucapan manusia. Pada
beberapa burung penyanyi, siring dapat menghasilkan lebih dari satu suara pada suatu
waktu.

f) Sistem peredaran darah


Burung memiliki jantung dengan empat bilik, yang sama dengan manusia,
kebanyakan mamalia, dan beberapa reptil (yakni Crocodylia). Adaptasi ini
memungkinkan transportasi nutrisi dan oksigen yang efisien ke seluruh tubuh,
memberikan burung dengan energi untuk terbang dan mempertahankan aktivitas yang
tinggi. Hati Archilochus colubris berdetak hingga 1200 kali per menit (sekitar 20
denyut per detik).

g) Sistem pencernaan

Banyak burung memiliki kantong otot di sepanjang kerongkongan disebut tembolok. Fungsi
tembolok adalah sebagai tempat menghaluskan makanan serta mengatur aliran makanan
kedalam sistem pencernaan dengan menyimpannya sementara. Ukuran dan bentuk tembolok
dari beberapa variasi burung cukup berbeda. Burung dari ordo columbidae seperti merpati
menghasilkan susu tembolok bergizi yang diumpankan ke anak mereka dengan regurgitasi.
Burung memiliki ventriculus, atau ampela, terdiri dari empat larik otot yang memutar dan
menghancurkan makanan dengan menggeser makanan dari satu tempat ke tempat lain di
dalam ampela. The ampela dari beberapa spesies mengandung potongan kecil pasir atau batu
yang sengaja ditelan oleh burung untuk membantu proses penggilingan pencernaan, yang
berfungsi seperti gigi pada mamalia atau reptil. Penggunaan batu ampela pada burung
memiliki kesamaan dengan dinosaurus.

Anda mungkin juga menyukai