Misalnya, di daerah pegunungan berkapur seperti Kabupaten Gunungkidul, sumber daya air sulit
ditemukan. Pada musim kemarau, masyarakat di sana harus membeli air. Berbeda dengan masyarakat di
dataran rendah yang bisa mengambil air sumur.
Gejala ini sudah menjadi perhatian seorang ekonom, Thomas Robert Malthus. Malthus mengamati bahwa
manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan produksi hasil-hasil pertanian.
3. Kemampuan Produksi
Kemampuan faktor produksi dalam proses pembuatan barang dan jasa mempunyai keterbatasan-
keterbatasan. Misalnya, tenaga kerja manusia juga membutuhkan masa istirahat, sakit, ataupun cuti.
Selain itu, mesin-mesin produksi bekerja dengan kapasitas tertentu.
Pokok masalah ekonomi klasik merupakan bahasan teori ekonomi klasik. Teori didasarkan pada
pemikiran Adam Smith, David Ricardo dan Jhon Stuart Mill.
Masalah pokok ekonomi klasik adalah masalah ekonomi yang dilihat dari sudut pandang yang sederhana.
Pada dasarnya pemikiran ini bertujuan pada satu hal., yaitu kemakmuran, yang dimaksud dengan
kemakmuran disini adalah situasi dimana semua barang/jasa yang dibutuhkan manusia telah tersedia.
b. Masalah Distribusi
Masalah Distribusi setelah benda pemuas kebutuhan diproduksi, masalah yang harus dipikirkan adalah
bagaimana supaya benda-benda tersebut bisa sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan. Sistem
distribusi klasik adalah melalui transaksi langsung antara produsen dengan konsumen yang dilakukan di
pasar (pasar nyata).
c. Masalah Konsumsi
Masalah Konsumsi menyangkut permasalahan apakah benda pemuas kebutuhan yang diproduksi memang
benda yang dapat dimiliki oleh konsumen, merupakan barang yang tepat, dibutuhkan, diinginkan dan
mampu dibeli konsumen.
ditanami kedelai, jagung, dijadikan kebun tanaman hias, atau dibangun ruko? begitu juga jika memiliki
sejumlah dana, akan digunakan untuk memproduksi apa dan berapa jumlahnya, agar diperoleh
keuntungan yang maksimum.
Konsumerisme adalah sebuah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau sekolompok orang
melakukan proses konsumsi atau pemakaian barang hasil produksi secara berlebihan. Biasanya hal ini
tidak disadari oleh seorang atau sekolompok individu dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan mereka
pecandu dari suatu produk, sehinggan ketergantungan itu sangat sulit dihilangkan. Apabila seorang
konsumtif menjadikan kekonsumtifannya sebagai gaya hidup, maka orang tersebut menganut paham
konsumerisme.
b. Faktor Pendapatan
Bila pendapatan pembeli/konsumen meningkat maka permintaan terhadap barang atau jasa cenderung
akan bertambah. Sebaliknya, bila pendapatan menurun maka permintaan terhadap barang dan jasa pun
akan berkurang.
d. Faktor Selera
Bila selera konsumen pada suatu barang atau jasa sedang naik, permintaan terhadap barang atau jasa
tersebut akan meningkat. Selera remaja yang meningkat pada grup band SOS (Sheila on Seven) membuat
permintaan akan kaset SOS meningkat. Demikian pula sebaliknya.
j. Faktor Promosi
Bila promosi terhadap suatu barang atau jasa dilakukan secara gencar dan menarik maka permintaan
terhadap barang atau jasa tersebut akan meningkat. Sebaliknya, bila promosi sedikit dan tak menarik
maka permintaan umumnya akan susah meningkat.
Ceteris Paribus = Faktor lain dianggap tetap atau konstan alias tidak berubah.
Misalnya, hukum permintaan mengatakan, semakin tinggi harga barang semakin sedikit orang yang
akan membeli barang tersebut. Nah, teori ini baru berlaku kalau keadaannya ceteris paribus, alias faktor
di luar harga barang (P) dan keinginan masyarakat untuk membeli barang tersebut (Q) dianggap konstan.
Kalau faktor-faktor lainnya tidak dianggap ceteris paribus, nanti teorinya menjadi tidak berlaku.
Contohnya, ada perusahaan obat yang berhasil menemukan obat AIDS dan mematenkan obat tersebut
sehingga hanya perusahaan itu yang boleh memproduksi obat AIDS itu. Dijuallah obat AIDS tersebut
dengan harga yang sangat tinggi. Kalau memakai hukum permintaan, seharusnya orang yang membeli
obat AIDS tersebut sedikit. Tapi, kenyataannya, yang mempengaruhi keinginan masyarakat untuk
membeli obat AIDS tersebut tidak hanya ditentukan oleh harga barang. Bisa jadi, masyarakat tempat
produsen obat itu menjual, didominasi oleh orang-orang kaya dan jumlah pengidap AIDS di sana luar
biasa tinggi. Jadi, permintaan terhadap obat AIDS paten tersebut tetap tinggi semahal apa pun harganya.
Ceteris Paribus sering digunakan karena teori-teori yang ada umumnya hanya melibatkan dua variabel
dalam hubungan sebab akibat, seperti price dan quantity dalam hukum penawaran atau permintaan.
8. Menentukan titik keseimbangan pasar yang baru dengan disajikan gambar pergeseran
kurva permintaan / penawaran
Kurva permintaan, Kurva penawaran dan Kurva Keseimbangan sewaktu-waktu dapat bergeser atau
berubah.
Perubahan Kurva Permintaan
Perubahan kurva permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi penyebab berubahnya
permintaan.
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva permintaan berubah dianataranya :
a. Adanya barang substitusi (barang pengganti)
b. Perubahan tingkat pendapatan konsumen
c. Selera konsumen
d. Tradisi atau adat istiadat
e. Perubahan mode
Faktor-faktor diatas dapat menyebabkan jumlah barang yang diminta bertambah atau menurun. Gejala ini
dinamakan pergeseran.
Perhatikan kurva berikut :
Dari kurva di atas dapat dijelaskan, bahawa :
Keseimbangan mula-mula terjadi pada E (P=20 Q=30). Karena permintaan naik, maka kurva permintaan
bergeser ke kanan menyebabkan terjadinya keseimbangan baru di titik E1 (P=30 Q=40). Demikian pula
berlaku sebaliknya.
Perhatikan gambar berikut :
Keseimbangan mula-mula terjadi pada titik E (P=40 Q=40). Karena terjadi penurunan harga, maka
penawaran berkurang, sehingga terjadi keseimbangan baru di titik E1 (P=30 Q=50).
B. Pasar Monopoli
Ada beberapa ciri dan sifat dasar pasar monopoli. Ciri utama pasar ini adalah adanya seorang penjual
yang menguasai pasar dengan jumlah pembeli yang sangat banyak. Ciri lainnya adalah tidak
terdapatnya barang pengganti yang memiliki persamaan dengan produk monopolis; dan adanya
hambatan yang besar untuk dapat masuk ke dalam pasar.
Hambatan itu sendiri, secara langsung maupun tidak langsung, diciptakan oleh perusahaan yang
mempunyai kemampuan untuk memonopoli pasar. Perusahaan monopolis akan berusaha menyulitkan
pendatang baru yang ingin masuk ke pasar tersebut dengan dengan beberapa cara; salah satu di
antaranya adalah dengan cara menetapkan harga serendah mungkin.
Dengan menetapkan harga ke tingkat yang paling rendah, perusahaan monopoli menekan kehadiran
perusahaan baru yang memiliki modal kecil. Perusahaan baru tersebut tidak akan mampu bersaing
dengan perusahaan monopolis yang memiliki kekuatan pasar, image produk, dan harga murah,
sehingga lama kelamaan perusahaan tersebut akan mati dengan sendirinya.
Cara lainnya adalah dengan menetapkan hak paten atau hak cipta dan hak eksklusif pada suatu barang,
yang biasanya diperoleh melalui peraturan pemerintah. Tanpa kepemilikan hak paten, perusahaan lain
tidak berhak menciptakan produk sejenis sehingga menjadikan perusahaan monopolis sebagai satu-
satunya produsen di pasar.
C. Pasar monopolistis(Monopolistik)
Monopolistik:
ciri-cirinya:
1.mirip dengan pasar persaingan sempurna.
2.produsen/penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga.
3.relatif murah keluar masuk pasar.
contohnya:snack,nasi goreng,pulpen,buku,pensil.
D.Pasar Oligopoli
Adalah pasar yang antara perusahaannya terdapat ketergantungan. Sehingga masing-masing
perusahaan tidak dapat mengubah harga seenaknya. Dapat diartikan juga yaitu keadaan dimana pasar
hanya terdapat beberapa penjual yang saling bersaing dengan jumlah pembeli yang banyak. Contohnya
adalah pasar mobil, motor, dan pembuatan pesawat terbang.
a. Ciri-ciri pasar oligopoli.
– Hanya ada beberapa perusahaan yang mendominasi pasar.
– Jenis produk ada yang terdeferensiasi dan ada yang tidak.
– Terdapat rintangan yang kuat untuk masuk ke pasar oligopoli karena investasinya yang tinggi.
– Persaingan melalui iklan sangat kuat.
b. Kelebihan pasar oligopoli.
– Terdapat sedikit penjual karena dibutuhkan biaya investasi yang besar.
– Jumlah penjual yang sedikit membuat penjual dapat mengendalikan harga dalam tingkat tertentu.
– Bila terjadi perang harga, konsumen akan diuntungkan.
Pasar faktor produksi tidak berwujud fisik tetapi berwujud dengan kegiatan.
Permintaan dan penawaran faktor produksi dilakukan dalam jumlah besar.
Jenis penawaran dan permintaan faktor produksi sesuai dengan produksi yang dihasilkan.
Penawaran faktor produksi seringkali merupakan monopoli, sementara permintaan faktor
produksi bersifat kolektif.
Pasar faktor produksi dapat pula dibagi menjadi beberapa macam, sesuai dengan jenis faktor produksi
yang diperjualbelikan. Ada pasar tanah yang menggambarkan tingkat jumlah tanah yang digunakan dalam
proses produksi dan tingkat sewa tanah ekuilibrium.
11. Menghitung besarnya percapita income bila diketahui jumlah penduduk dan komponen
pendapatan nasional
Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara pada periode tertentu
misalnya dalam satu tahun. Untuk menghitungnya bisa melihat rumus dibawah ini
Kebijakan Diskonto
Kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah ng yang beredar dengan cara menaikan suku
bunganya. Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan menabung dibank lebih
banyak. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
Sanering
Kebijakan Bank Sentral memotong nilai mata uang dalam negeri jika negara sudah mengalami
hiperinflasi ( inflasi diatas 100% ), dengan memotong nilai mata uang maka nilai uang yang
beredar dapat dikurangi.
2) Pencabutan GSP (Generalized System Of Preferences) terhadap 4 negara industri baru di Asia
(Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan singapura).
Generalized System Of Preferences (GSP) merupakan suatu konsesi yang diberikan oleh negara maju
(negara donor) kepada negara- negara berkembang dengan maksud industri di negara-negara
berkembang tersebut dapat cepat maju. Konsesi yang diberikan adalah dalam wujud :
a) pembebasan Tarif;
b) penurunan tarif;
c) keringanan bea masuk;
d) kelonggaran kuota;
e) perlakuan cepat; dan
f) sistem pembayaran.
Dengan dicabutnya GSP terhadap 4 negara tersebut, menjadikan daya saing produk ekspor yang
dihasilkan oleh negara-negara tersebut menjadi rendah apabila dibandingkan dengan produk negara
lain, hingga tidak kompetitif lagi.
Untuk mempertahankan daya saing atas produknya, para produsen di negara
tersebut terdorong untuk melakukan relokasi industrinya ke negara-negara
berkembang yang masih mendapatkan fasilitas GSP termasuk ke Indonesia.
14. Menghitung Keuntungan berjual beli mata uang dolar jika diketahui kurs beli dan kurs jual