Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Pembelajaran operasi hitung pecahan di
kelas V, (2) Kemampuan siswa menyelesaikan operasi hitung pecahan, (3) Kendala yang
dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi hitung pecahan dan solusi mengatasi
kendala tersebut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Pemaron yang berjumlah 34 orang dan
guru kelas V. Objek penelitian ini adalah (1) Pembelajaran operasi hitung pecahan kelas
V, (2) Kemampuan siswa menyelesaika operasi hitung pecahan, (3) Kendala yang
dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi hitung pecahan dan solusi mengatasi
kendala tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Pembelajaran operasi
hitung pecahan termasuk dalam kategori baik. (2) Rata-rata hasil tes secara klasikal 56,5
dengan kategori rendah dengan indikator tertinggi adalah memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan operasi hitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan
16,47% dan indikator terendah adalah melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan
80,88%. (3) Kendala yang dihadapi siswa yaitu pemahaman soal cerita dalam bahasa
Indonesia yang kurang, lupa konsep operasi perkalian dan operasi pembagian pecahan,
dan tidak bisa mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Solusi untuk
mengatasi hal tersebut adalah sering menggunakan bahasa Indonesia dalam
pembelajaran dan sering memberi latihan soal yang bervariasi.
Abstract
This study aimed to describe: (1) Learning arithmetic operations fractions in V grade
students, (2) The students' ability to complete operation fractional arithmetic, (3) The
obstacles faced by the students in completing the fractional arithmetic operation and
solutions to overcome those problems. The type of this research was descriptive
quantitative and qualitative. The subjects were the V grade students and the teacher who
taught at V class at SD Negeri 2 Pemaron. The total number of the subjects were 34
students. The object of this research were: (1) Learning fractions of the V grade
arithmetic operations, (2) The students' ability to complete the fractional arithmetic
operations, (3) The obstacles faced by the students in completing the fractional arithmetic
operation and solutions to overcome those obstacles. The observation, test, interviewed
and documentation were used to collect the data. The Data were analyzed by using
descriptive analysis of quantitative and qualitative descriptive. The results showed (1)
Learning fractional arithmetic operations belonged to a good category. (2) The Average of
the test results in classical 56.5 with low category, the highest indicators were the
indicators of solving everyday problems involved multiplication and division arithmetic
operations various fractions 16.47 % and the lowest indicator was the summation of
various fractions 80.88 %. (3) the Constraints those were faced by students were:
understanding about the story in Indonesian less, forget the concept of multiplication and
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
division of fractions operations, and could not turn the mixture into fractions common
fraction. The solution to overcome this problem is often used in learning Indonesian and
often give varying exercises.
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 4.1 Perhitungan Mean Data Hasil Tes Menyelesaikan Operasi Hitung Pecahan
X
f
Interval Nilai (Nilai tengah masing- Fx
(frekuensi)
masing interval)
86-97 3 93 274.5
74-85 7 80,5 556.5
62-73 2 68,5 135
50-61 12 56,5 666
38-49 1 44,5 43.5
26-37 6 32,5 189
14-25 3 20 58.5
Total : N=34 - ∑fX=1923
Tabel 4.2 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung khususnya pada materi
pecahan berdasarkan indikator
Persentase
No Indikator Kategori
Nilai
Tinggi
1 Melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan 80,88%
Melakukan pengurangan berbagai bentuk
2 70,29% Sedang
pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
3 melibatkan operasi penjumlahan berbagai bentuk 58,97% Rendah
pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
4 melibatkan operasi pengurangan berbagai bentuk 58,53% Rendah
pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
5 melibatkan operasi penjumlahan dan pengurangan 68,53% Sedang
berbagai bentuk pecahan
Menentukan hasil operasi perkalian berbagai
6 62,50% Rendah
bentuk pecahan
Menentukan hasil operasi pembagian berbagai Sangat
7 36,47%
bentuk pecahan Rendah
Memecahkan masalah sehari-hari yang
8 melibatkan operasi perkalian berbagai bentuk 63,38% Rendah
pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
Sangat
9 melibatkan operasi hitung pembagian berbagai 32,35%
Rendah
bentuk pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
Sangat
10 melibatkan operasi hitung perkalian dan 16,47%
Rendah
pembagian berbagai bentuk pecahan
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
sulit menyelesaikan soal yang berkaitan 32,35% siswa mampu menyelesaikan soal
dengan perkalian. mengenai memecahkan masalah sehari-
Dalam hal “menentukan hasil hari yang melibatkan operasi hitung
operasi pembagian berbagai bentuk pembagian berbagai bentuk pecahan
pecahan”, hasil tes yang diperoleh adalah yang terdapat pada soal yang telah
36,47%. Persentase ini termasuk dalam diberikan. Hal yang menyebabkan
kategori sangat rendah. Kategori ini termasuk dalam kategori sangat rendah
menunjukkan hanya sebanyak 36,47% yaitu siswa sulit memahami soal cerita
siswa mampu menjawab soal menentukan operasi pembagian pecahan sama halnya
hasil operasi pembagian berbagai bentuk pada soal operasi pembagian pecahan
pecahan yang terdapat pada soal yang dalam bentuk soal biasa padahal siswa
diberikan sedangkan sisanya yaitu sudah sering dilatih dengan soal demikian
sebanyak 63,53% siswa tidak mampu pada saat pembelajaran.
menyelesaikannya. Hal tersebut karena Dalam hal “memecahkan masalah
siswa lupa konsep operasi pembagian sehari-hari yang melibatkan operasi hitung
pecahan yaitu pembagian pecahan dapat perkalian dan pembagian berbagai bentuk
diubah menjadi perkalian dengan catatan pecahan”, hasil tes yang diperoleh adalah
pecahan pembagi dibalik (pembilang 16,47%. Persentase ini termasuk dalam
menjadi penyebut, penyebut menjadi kategori sangat rendah. Penyebabnya
pembilang). Saat siswa menyelesaikan yaitu siswa tidak paham dengan soal
soal operasi pembagian pecahan siswa cerita operasi perkalian dan pembagian.
menyamakan penyebut terlebih dahulu Siswa tidak bisa memahami maksud dari
baru menyelesaikannya padahal untuk soal tersebut, operasi pecahan apa yang
menyelesiakannya dapat dilakukan dimaksud dalam soal dan mana yang
dengan cara mengubah menjadi operasi harus dikerjakan terlebih dahulu. Siswa
perkalian pecahan dengan catatan lupa konsep operasi perkalian dan konsep
pecahan pembagi dibalik (pembilang pembagian pecahan sehingga pada soal
menjadi penyebut, penyebut menjadi terakhir ini termasuk dalam kategori
pembilang). sangat kurang.
Dalam hal “memecahkan masalah Kemampuan siswa dalam
sehari-hari yang melibatkan operasi menyelesaikan soal operasi hitung
perkalian berbagai bentuk pecahan”, hasil khususnya pada materi pecahan terdapat
tes yang diperoleh adalah 63,38%. satu indikator yang termasuk dalam
Persentase ini termasuk dalam kategori kategori tinggi, empat indikator yang
rendah. Ini menunjukkan sebanyak masuk dalam kategori rendah, dua
63,38% siswa mampu menyelesaikan soal indikator yang termasuk dalam kategori
sedangkan sisanya 36,62% siswa tidak sedang, dan tiga indikator yang masuk
mampu menyelesaikannya karena siswa dalam kategori sangat rendah. Hal ini
tidak paham dengan soal operasi menunjukkan bahwa masih ada indikator
perkalian dalam bentuk soal cerita. Siswa soal yang belum dapat diselesaikan oleh
lupa konsep operasi perkalian pecahan siswa kelas V yang disebabkan oleh
sehingga soal ini termasuk dalam dalam berbagai hal seperti yang telah
kategori cukup. diapaparkan.
Dalam hal “memecahkan masalah Kemampuan siswa dalam
sehari-hari yang melibatkan operasi hitung menyelesaikan operasi hitung pecahan
pembagian berbagai bentuk pecahan”, jika dilihat berdasarkan tabel 4.3
hasil tes yang diperoleh adalah 32,35%. kemampuan siswa dalam menyelesaikan
Persentase ini masuk dalam kategori operasi hitung khususnya pada materi
sangat rendah. Ini menunjukkan hanya pecahan berdasarkan ranah kognitif.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 4.3 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung khususnya pada materi
pecahan berdasarkan ranah kognitif
Jumlah Siswa Jumlah Siswa (%)
Ranah
Rata-rata Di Bawah Di Atas Di Bawah Di Atas
Kognitif
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
C2 6,32 16 Orang 18 Orang 47,06 52,94
C3 5,28 17 Orang 17 Orang 50,00 50,00
C4 5,03 19 Orang 15 Orang 55,88 44,12
Ranah soal C2, 47,06% siswa kemampuan siswa terendah. Hasil tes
belum mampu menyelesaikan soal C2, rata-rata siswa secara klasikal
dan 52,94% siswa sudah mampu berdasarkan tabel 4.1 perhitungan mean
menyelesaikan soal C2. Hal tersebut data hasil tes menyelesaikan operasi
menunjukan bahwa 16 siswa sudah hitung pecahan memperoleh nilai 56,6
mampu memahami soal pecahan yang termasuk dalam kategori rendah.
diberikan dan 18 siswa belum mampu Hal ini menunjukkan kemampuan
memahami soal yang diberikan. siswa dalam menyelesaikan operasi
Ranah soal C3, 50,00% siswa hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri
belum mampu menyelesaikan soal C3 2 Pemaron perlu ditingkatkan agar
dan 50,00% siswa sudah mampu menjadi lebih baik lagi agar kemampuan
menyelesaikan soal C3. Hal ini siswa dalam menyelesaikan operasi
menunjukkan 17 orang sudah mampu hitung pecahan siswa semakin meningkat.
mengaplikasikan konsep-konsep operasi Hasil wawancara yang telah
hitung pecahan yang diberikan saat dilakukan, secara keseluruhan kendala
pembelajaran pada soal pecahan yang yang dihadapi siswa saat menyelesaikan
diberikan dan 17 orang belum mampu soal operasi hitung pecahan yang
mengaplikasikan konsep-konsep operasi diberikan yaitu pertama yaitu siswa
hitung pecahan yang diberikan saat mengalami kendala saat menyelesaikan
pembelajaran pada soal pecahan yang soal cerita karena penggunaan bahasa
diberikan sehingga nilai 17 siswa Indonesia dalam pembelajaran jarang
memperoleh nilai dibawah rata-rata. digunakan sehingga siswa sulit
Ranah soal C4, 55,88% siswa menyelesaikan soal cerita operasi hitung
belum mampu menyelesaikan soal C4 pecahan. Kendala kedua yaitu siswa
dan 44,12% siswa sudah mampu mengalami kesulitan saat menyelesaikan
menyelesaikan soal C4. Soal dengan soal operasi perkalian dan operasi
ranah kognitif C4 adalah soal yang nilai pembagian pecahan karena ada konsep
siswa paling banyak berada di bawah yang sering siswa lupakan yaitu konsep
rata-rata yaitu 55,88%. Hal ini operasi perkalian dan operasi pembagian
menunjukan 19 siswa belum mampu pecahan.
menganalisis soal operasi hitung pecahan Pada operasi perkalian pecahan,
yang diberikan sedangkan 15 orang untuk memperoleh hasil langsung dengan
sudah mampu menganalisis soal operasi cara mengalikan antara pembilang
hitung pecahan sehingga siswa mampu dengan pembilang dan mengalikan
menyelesaikan soal yang berkaitan penyebut dengan penyebut. Sedangkan
dengan ranah C4. pada operasi pembagian pecahan untuk
Jadi dapat disimpulkan, ada soal memperoleh hasil dapat diubah menjadi
yang belum dapat diselesaikan oleh siswa operasi perkalian pecahan. Sejalan
jika dilihat dari indikator ataupun ranah dengan pendapat Japa dan Suarjana
kognitif. Indikator “memecahkan masalah (2013:136) “Apabila bilangan asli dibagi
sehari-hari yang melibatkan operasi hitung dengan pecahan biasa maka pembagian
perkalian dan pembagian berbagai bentuk berubah menjadi perkalian tetapi
pecahan” adalah indikator dengan pecahannya dibalik (penyebut menjadi
kemampuan siswa terendah dan ranah pembilang dan pembilang menjadi
soal C4 (analisis) adalah ranah dengan penyebut”. Kendala ketiga yaitu siswa
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
tidak bisa mengubah pecahan campuran meraba, menggunakan alat peraga tingkat
menjadi pecahan biasa karena siswa tidak keabstrakan suatu materi bisa dikurangi
mengerti cara mengubah pecahan sehingga lebih mudah dipahami oleh
campuran menjadi pecahan biasa. peserta didik”. Dengan demikian
Solusi untuk mengatasi kendala diharapkan siswa lebih bersemangat
pertama yang dihadapi siswa dalam dalam belajar, lebih memahami materi
menyelesaikan operasi hitung pecahan dan lebih lama mengingat materi
khususnya pada operasi perkalian pelajaran yang diajarkan sehingga dapat
pecahan dan operasi pembagian pecahan meningkatkan kemampuan siswa dalam
yaitu dengan lebih sering memberikan menyelesaikan operasi hitung pecahan.
latihan soal-soal pada saat pembelajaran Dalam memberikan soal-soal
berlangsung dan memberikan pekerjaan latihan hendaknya soal yang diberikan
rumah yang berkaitan dengan materi yang lebih bervariasi lagi. Penggunaan bahasa
diajarkan agar siswa tidak hanya berlatih Indonesia dalam pembelajaran hendaknya
di sekolah tetapi juga di rumah, sehingga lebih sering dilakukan agar siswa terbiasa
siswa selalu mengingat konsep-konsep menggunakan bahasa Indonesia sehingga
yang telah diberikan oleh guru pada saat saat diberikan soal cerita siswa dapat
melakukan pembelajaran. dengan mudah memahami maksud dari
Untuk mengatasi kendala kedua soal tersebut. Selain itu soal-soal yang
yang dialami siswa yaitu dalam diberikan hendaknya dikaitkan dengan
pembelajaran dan pemberian soal, guru kehidupan sehari-hari siswa. Sejalan
hendaknya lebih sering menggunakan dengan pendapat Daryanto dan Muljo
bahasa Indonesia sehingga saat diberikan (2012:13), “Belajar yang efektif harus
soal cerita, siswa dapat memahami dimulai dengan pengalaman langsung
maksud dari soal cerita yang diberikan. atau pengalaman konkret dan menuju
Dan untuk solusi kendala ketiga, siswa kepada pengalaman yang lebih abstrak”.
hendaknya lebih sering diberikan latihan Dengan memberikan soal-soal yang
soal mengubah pecahan campuran dimulai dengan pengalaman konkret
menjadi pecahan biasa sehingga siswa siswa diharapkan saat siswa
lebih paham caranya. menyelesaikan soal-soal terutama soal
Adapun solusi lain yang cerita operasi perkalian dan operasi
ditawarkan peneliti yaitu hendaknya dalam pembagian pecahan, siswa tidak merasa
proses pembelajaran khususnya pada bingung untuk menyelesaikannya.
pembelajaran operasi hitung pecahan Selain itu diharapkan siswa dapat
guru lebih variatif lagi menggunakan menyelesaikan soal operasi hitung
media maupun model pembelajaran. Hal pecahan tidak hanya dalam bentuk soal
ini sejalan dengan pendapat Daryanto dan biasa tapi juga soal operasi hitung
Muljo (2012:240), “Dalam membelajarkan pecahan dalam bentuk soal cerita.
matematika kepada siswa, guru Dengan demikian siswa dapat
hendaknya lebih memilih berbagai variasi memahami, mengaplikasikan konsep-
pendekatan, strategi, metode yang sesuai konsep yang diberikan saat peroses
dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran dan siswa dapat
pembelajaran yang direncanakan akan menganalisis dan menyelesaikan soal
tercapai”. cerita operasi hitung pecahan.
Dalam menjelaskan setiap materi
operasi hitung pecahan guru diharapkan SIMPULAN DAN SARAN
menggunakan alat peraga karena Pembelajaran operasi hitung
penggunaan alat peraga dalam pecahan secara keseluruhan sudah
pembelajaran dapat mempermudah termasuk dalam kategori baik tapi masih
pemahaman siswa dalam memahami perlu ditingkatkan lagi. Pada
materi operasi hitung pecahan. Berkaitan pembelajaran operasi hitung pecahan,
dengan hal tersebut, menurut Asyhar guru sudah menggunakan alat peraga
(2012:13) “Materi yang bersifat abstrak untuk membantu menjelaskan materi dan
biasanya sukar dipahami oleh siswa tanpa menggunakan metode yaitu metode
bantuan alat peraga. Dengan melihat,
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
10