Anda di halaman 1dari 10

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN


OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V
Ni Wyn Suaryani1, I Md Suarjana2, I Kdk Suartama 3
1,2JurusanPGSD, 3Jurusan TP, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: niwayansuaryani@yahoo.com1, suarjana_undiksha@yahoo.co.id2,


deksua@gmail.com3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Pembelajaran operasi hitung pecahan di
kelas V, (2) Kemampuan siswa menyelesaikan operasi hitung pecahan, (3) Kendala yang
dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi hitung pecahan dan solusi mengatasi
kendala tersebut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Pemaron yang berjumlah 34 orang dan
guru kelas V. Objek penelitian ini adalah (1) Pembelajaran operasi hitung pecahan kelas
V, (2) Kemampuan siswa menyelesaika operasi hitung pecahan, (3) Kendala yang
dihadapi siswa dalam menyelesaikan operasi hitung pecahan dan solusi mengatasi
kendala tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Pembelajaran operasi
hitung pecahan termasuk dalam kategori baik. (2) Rata-rata hasil tes secara klasikal 56,5
dengan kategori rendah dengan indikator tertinggi adalah memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan operasi hitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan
16,47% dan indikator terendah adalah melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan
80,88%. (3) Kendala yang dihadapi siswa yaitu pemahaman soal cerita dalam bahasa
Indonesia yang kurang, lupa konsep operasi perkalian dan operasi pembagian pecahan,
dan tidak bisa mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Solusi untuk
mengatasi hal tersebut adalah sering menggunakan bahasa Indonesia dalam
pembelajaran dan sering memberi latihan soal yang bervariasi.

Kata kunci : matematika, kemampuan, operasi hitung pecahan.

Abstract
This study aimed to describe: (1) Learning arithmetic operations fractions in V grade
students, (2) The students' ability to complete operation fractional arithmetic, (3) The
obstacles faced by the students in completing the fractional arithmetic operation and
solutions to overcome those problems. The type of this research was descriptive
quantitative and qualitative. The subjects were the V grade students and the teacher who
taught at V class at SD Negeri 2 Pemaron. The total number of the subjects were 34
students. The object of this research were: (1) Learning fractions of the V grade
arithmetic operations, (2) The students' ability to complete the fractional arithmetic
operations, (3) The obstacles faced by the students in completing the fractional arithmetic
operation and solutions to overcome those obstacles. The observation, test, interviewed
and documentation were used to collect the data. The Data were analyzed by using
descriptive analysis of quantitative and qualitative descriptive. The results showed (1)
Learning fractional arithmetic operations belonged to a good category. (2) The Average of
the test results in classical 56.5 with low category, the highest indicators were the
indicators of solving everyday problems involved multiplication and division arithmetic
operations various fractions 16.47 % and the lowest indicator was the summation of
various fractions 80.88 %. (3) the Constraints those were faced by students were:
understanding about the story in Indonesian less, forget the concept of multiplication and

1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

division of fractions operations, and could not turn the mixture into fractions common
fraction. The solution to overcome this problem is often used in learning Indonesian and
often give varying exercises.

Keywords : math, ability, fractional arithmetic operations

PENDAHULUAN “Matematika perlu diajarkan kepada siswa


Pendidikan merupakan salah satu karena (1) selalu digunakan dalam segi
kebutuhan manusia. Pendidikan tidak kehidupan; (2) Semua bidang studi
diperoleh begitu saja melainkan memerlukan keterampilan matematika
memerlukan suatu proses. Melalui yang sesuai; (3) merupakan sarana
pendidikan diharapkan dapat komunikasi yang kuat, singkat dan jelas;
menghasilkan manusia yang memiliki (4) dapat digunakan untuk menyajikan
pengetahuan, keterampilan bahkan sikap informasi dalam berbagai cara; (5)
yang bermanfaat bagi kehidupannya di meningkatkan kemampuan berfikir logis,
masa depan. Pendidikan merupakan hal ketelitian, dan kesadaran keruangan; (6)
yang wajib diterima oleh semua orang memberikan kepuasan terhadap usaha
baik melalui pendidikan formal maupun memecahkan masalah yang menantang”.
pendidikan non formal. Pendidikan formal Berdasarkan kutipan tersebut maka
dapat diperoleh dengan berbagai macam perlu diajarkan mata pelajaran
cara. Salah satunya dengan menempuh matematika kepada siswa sejak dini.
pendidikan dimulai dari tingkat sekolah Banyak materi pelajaran yang diajarkan
dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Di pada mata pelajaran matematika di tingkat
tingkat sekolah dasar siswa diajarkan 9 sekolah dasar. Salah satunya yaitu materi
mata pelajaran yang dapat pecahan. “Pecahan dapat diartikan
mengembangkan pengetahuan bahkan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh”
keterampilan siswa. (Heruman, 2007:43). Pada pembelajaran
Salah satu dari 9 mata pelajaran pecahan di sekolah dasar, siswa diajarkan
tersebut yaitu mata pelajaran matematika. materi operasi hitung bilangan pecahan.
“Matematika merupakan ilmu dasar yang Operasi hitung bilangan pecahan adalah
sudah menjadi alat untuk mempelajari salah satu materi matematika di sekolah
ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu dasar yang terdiri dari operasi
penguasaan terhadap matematika mutlak penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
diperlukan dan konsep-konsep pembagian.
matematika harus dipahami dengan betul Kemampuan siswa dalam
dan benar sejak dini” (Prihandoko, 2006). menyelesaikan operasi hitung pecahan
Berkaitan dengan hal tersebut, tujuan merupakan hal yang sangat penting.
pembelajaran matematika yaitu “Melatih “Mengingat banyaknya aspek matematis
dan menumbuhkan cara berfikir secara yang berkaitan dengan konsep dan
sistematis, logis, kritis, kreatif, dan operasi bilangan pecahan yang diperlukan
konsisten serta mengembangkan sikap dalam kehidupan nyata, maka konsep
gigih dan percaya diri dalam maupun operasi pecahan penting untuk
menyelesaikan masalah”. Depdiknas dikuasai” (Subarinah, 2006:79). Selain hal
(dalam Prihandoko, 2006:21). Dengan tersebut kemampuan siswa berbeda
menguasai konsep-konsep matematika antara satu dengan yang lain maka perlu
sejak dini, diharapkan siswa mendapat untuk mengetahui sejauh mana
bekal yang cukup untuk menghadapi kemampuan siswa dalam menyelesaikan
materi matematika pada tingkat operasi hitung pecahan. Operasi hitung
pendidikan lanjutan serta dapat pecahan tersebut terdiri dari operasi
menggunakannya dalam kehidupan hitung penjumlahan pecahan biasa dan
sehari-hari. Cockroft (dalam pecahan campuran, operasi hitung
Abdurrahman, 2012:204) menyatakan, pengurangan pecahan biasa dan pecahan
campuran, operasi hitung perkalian
pecahan biasa dan pecahan campuran,

2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

dan operasi hitung pembagian pecahan Pemaron Kecamatan Buleleng Kabupaten


biasa dan pecahan campuran. Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Berdasarkan hasil dokumentasi Penelitian ini merumuskan (1)
yang diperoleh di Sekolah Dasar Negeri 2 pembelajaran operasi hitung pecahan
Pemaron pembelajaran operasi hitung kelas V di SD Negeri 2 Pemaron, (2)
pecahan diajarkan di kelas V. Siswa kelas kemampuan siswa menyelesaikan operasi
V di Sekolah Dasar Negeri 2 Pemaron hitung khususnya pada materi Pecahan
adalah kelas yang jumlah siswanya 34 kelas V di SD Negeri 2 Pemaron, (3)
orang. Rata-rata nilai ulangan akhir kendala-kendala yang dihadapi siswa
semester siswa pada mata pelajaran dalam menyelesaikan soal matematika
matematika adalah 66,7 dimana KKM khususnya pada materi operasi hitung
mata pelajaran matematika di kelas V pecahan kelas V dan solusi untuk
yaitu 5,1. Terdapat 9 orang siswa yang mengatasi kendala-kendala tersebut.
mendapat nilai di bawah KKM dan 22 Penelitian ini dimaksudkan untuk
orang siswa yang sudah mencapai KKM. mendeskripsikan (1) pembelajaran
Dari hasil observasi yang telah operasi hitung pecahan kelas V di SD
dilakukan, materi operasi hitung pecahan Negeri 2 Pemaron, (2) kemampuan siswa
diajarkan di kelas V. Pada proses menyelesaikan operasi hitung khususnya
pembelajaran matematika di kelas V, guru pada materi Pecahan kelas V di SD
jarang menggunakan media/alat peraga Negeri 2 Pemaron, (3) kendala-kendala
untuk menjelaskan materi pelajaran. Guru yang dihadapi siswa dalam
lebih banyak menggunakan metode menyelesaikan soal matematika
pembelajaran konvensional. khususnya pada materi operasi hitung
Setelah melakukan wawancara pecahan kelas V dan solusi untuk
dengan guru kelas V, materi pelajaran mengatasi kendala-kendala tersebut.
yang dirasakan sulit untuk dipahami siswa
adalah materi pecahan. Pada METODE
pembelajaran pecahan siswa merasa sulit Penelitian ini adalah penelitian
mengerjakan soal-soal operasi hitung deskriptif yaitu menjelaskan atau
pecahan. Selain itu pemilihan dan memaparkan data dari hasil penelitian.
penggunaan media/alat peraga untuk Data dalam penelitian ini adalah data
mengajarkan materi pecahan dirasa kualitatif dan kuantitatif. Data dalam
cukup sulit sehingga proses pembelajaran penelitian ini dianalisis secara analisis
di kelas V guru hanya menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
metode mengajar konvensional dan Subjek penelitian ini adalah siswa
jarang menggunakan alat peraga pada kelas V SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan
proses pembelajaran. Hal lain yang juga Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun
mempengaruhi yaitu kondisi siswa pada Pelajaran 2015/2016 yang dipilih
saat melakukan pembelajaran di kelas. berdasarkan teknik smpling jenuh.
Siswa kelas V merasa cepat bosan saat Sugiyono (2009) menyatakan “sampling
belajar di kelas sehingga penyerapan jenuh adalah teknik penentuan sampel
materi pembelajaran menjadi kurang bila semua anggota populasi digunakan
maksimal. sebagai sampel”. Terpilih subjek
Berdasarkan uraian yang telah penelitian sebanyak 34 siswa.
dipaparkan, maka perlu dilakukan analisis Dalam penelitian ini data yang
kemampuan siswa dalam menyelesaikan diperlukan adalah bagaimana
soal matematika khususnya dalam materi pembelajaran operasi hitung pecahan,
operasi hitung pecahan dan bagaimana kemampuan siswa kelas V di SD Negeri 2
solusi untuk mengatasi kendala-kendala Pemaron Kecamatan Buleleng Kabupaten
tersebut. Oleh karena itu peneliti Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016
melakukan penelitian dengan mengangkat dalam menyelesaikan operasi hitung
judul “Analisis Kemampuan Siswa dalam pecahan dan kendala-kendala yang
Menyelesaikan Operasi Hitung Pecahan mempengaruhi kemampuan siswa serta
pada Siswa Kelas V di SD Negeri 2 solusi dalam menyelesaikan soal

3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

matematika khususnya pada operasi Guru membimbing siswa saat melakukan


hitung pecahan. diskusi dengan kelompok.
Metode pengumpulan data yang Setelah selesai mengerjakan soal
digunakan dalam penelitian ini adalah yang telah diberikan, guru menyuruh
metode observasi, metode tes (tes salah satu perwakilan kelompok untuk
uraian), metode wawancara dan metode membacakan hasil yang telah
dokumentasi. Terkait dengan instrumen didiskusikan. Setelah selesai melakukan
pengumpulan data yang digunakan, maka diskusi, siswa kembali duduk di bangku
instrumen pengumpulan datanya adalah masing-masing dan guru menanyakan
lembar observasi, tes, pedoman soal mana yang dirasa sulit oleh siswa.
wawancara dan pedoman dokumentasi. Di akhir pembelajaran pada
observasi pertama dan kedua, guru
HASIL DAN PEMBAHASAN melakukan refleksi dan menanyakan
Berdasarkan hasil observasi yang kembali hal yang belum dipahami oleh
telah dilakukan pada guru saat siswa dan memberikan 5 soal untuk
pembelajaran operasi hitung pecahan, dikerjakan di rumah. Secara keseluruhan
guru melakukan pembelajaran operasi guru melaksanakan pembelajaran sesuai
hitung pecahan sesuai dengan pedoman dengan alokasi waktu yang telah
observasi yang telah disusun seperti ditetapkan sehingga siswa dapat
menyiapkan ruang, alat dan media beristirahat tepat waktu. Berdasarkan
pembelajaran yang berkaitan dengan hasil observasi pembelajaran operasi
operasi hitung pecahan. Tetapi ada hitung pecahan yang telah dilakukan oleh
beberapa komponen yang belum guru, secara keselurhan termasuk dalam
dilaksanakan oleh guru saat kategori baik.
melaksanakan pembelajaran operasi Kemampuan siswa kelas V SD
hitung pecahan. Negeri 2 Pemaron dalam menyelesaikan
Pada saat melakukan observasi operasi hitung khususnya pada materi
pertama, Guru hanya menggunakan pecahan dapat dilihat dari 10 indikator.
metode ceramah saat menjelaskan materi Setelah dilakukan pengolahan skor, hasil
operasi penjumlahan pecahan. Guru tes yang diperoleh siswa beragam antara
menjelaskan mengenai materi operasi satu siswa dengan siswa lain mulai dari
penjumlahan pecahan dengan kategori sangat tinggi sampai kategori
menggunakan alat peraga berupa kertas. sangat rendah. Dari hasil pengolahan
Selanjutnya siswa diberikan 3 soal untuk skor, dua siswa memperoleh nilai dengan
dikerjakan sendiri dan guru membimbing kategori sangat tinggi, enam orang siswa
siswa pada saat menjawab soal. Hasil memperoleh nilai dengan kategori tinggi,
pekerjaan yang telah dijawab oleh siswa empat siswa memperoleh nilai dengan
ditulis di papan untuk dibahas dan kategori sedang, tujuh siswa memperoleh
dicocokan dengan kunci jawaban serta nilai dengan kategori rendah dan lima
jawaban dari siswa lain. belas siswa memperoleh nilai dengan
Pada observasi kedua, guru tidak kategori sangat rendah. Untuk rata-rata
menggunakan alat peraga dalam hasil tes siswa secara klasikal, setelah
menyampaikan materi pembelajaran yaitu dilakukan pengolahan data, nilai rata-rata
materi operasi perkalian pecahan. Guru hasil tes secara klasikal termasuk dalam
menggunakan metode diskusi untuk kategori rendah.
menyelesaikan soal yang diberikan. Siswa Berikut ini disajikan hasil tes
dibagi menjadi 7 kelompok yang masing- kemampuan siswa menyelesaikan operasi
masing kelompok terdiri dari 5 orang. hitung khususnya pada materi pecahan
Diskusi dilakukan selama 20 menit kelas V di SD Negeri 2 Pemaron dalam
dengan menjawab 5 soal yang diberikan. bentuk tabel distribusi frekuensi seperti
tersaji pada tabel 4.1.

4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Tabel 4.1 Perhitungan Mean Data Hasil Tes Menyelesaikan Operasi Hitung Pecahan
X
f
Interval Nilai (Nilai tengah masing- Fx
(frekuensi)
masing interval)
86-97 3 93 274.5
74-85 7 80,5 556.5
62-73 2 68,5 135
50-61 12 56,5 666
38-49 1 44,5 43.5
26-37 6 32,5 189
14-25 3 20 58.5
Total : N=34 - ∑fX=1923

Berdasarkan perhitungan mean masih perlu ditingkatkan lagi.


pada tabel 4.1 perhitungan mean data Dilihat dari 10 indikator pada soal
hasil tes menyelesaikan operasi hitung operasi hitung pecahan yang diberikan,
pecahan, diperoleh hasil tes secara kemampuan siswa berbeda-beda antara
klasikal dengan rata-rata 56,6 termasuk satu indikator soal dengan indikator soal
kategori rendah. Siswa kelas V sudah lain. Berikut ini disajikan tabel data hasil
mampu menyelesaikan soal operasi tes siswa berdasarkan indikator, seperti
hitung pecahan yang diberikan namun tersaji pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung khususnya pada materi
pecahan berdasarkan indikator
Persentase
No Indikator Kategori
Nilai
Tinggi
1 Melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan 80,88%
Melakukan pengurangan berbagai bentuk
2 70,29% Sedang
pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
3 melibatkan operasi penjumlahan berbagai bentuk 58,97% Rendah
pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
4 melibatkan operasi pengurangan berbagai bentuk 58,53% Rendah
pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
5 melibatkan operasi penjumlahan dan pengurangan 68,53% Sedang
berbagai bentuk pecahan
Menentukan hasil operasi perkalian berbagai
6 62,50% Rendah
bentuk pecahan
Menentukan hasil operasi pembagian berbagai Sangat
7 36,47%
bentuk pecahan Rendah
Memecahkan masalah sehari-hari yang
8 melibatkan operasi perkalian berbagai bentuk 63,38% Rendah
pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
Sangat
9 melibatkan operasi hitung pembagian berbagai 32,35%
Rendah
bentuk pecahan
Memecahkan masalah sehari-hari yang
Sangat
10 melibatkan operasi hitung perkalian dan 16,47%
Rendah
pembagian berbagai bentuk pecahan

5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

mengubah pecahan campuran ke


Kemampuan siswa dalam pecahan biasa sudah diajarkan oleh guru.
menyelesaikan soal berbeda-beda antara Dalam hal “memecahkan masalah
satu siswa dengan siswa lain dan kendala sehari-hari yang melibatkan operasi
siswa dalam menyelesaikan soal juga pengurangan berbagai bentuk pecahan”,
berbeda-beda pada masing-masing hasil tes yang diperoleh untuk indikator
indikator soal. keempat adalah 58,53%. Persentase ini
Dalam hal “melakukan penjumlahan termasuk dalam kategori sedang. Ini
berbagai bentuk pecahan”, hasil tes yang menunjukkan sebanyak 58,53% siswa
diperoleh adalah 80,88%, ini mampu menjawab soal ini sedangkan
menenunjukkan sebanyak 80,88% siswa sisanya yaitu 41,47% siswa tidak mampu
sudah mampu memahami soal sehingga menyelesaikannya. Penyebabnya yaitu
siswa dapat menjawab soal penjumlahan siswa tidak paham dengan soal cerita
pecahan dengan benar. Hasil observasi operasi pengurangan pecahan sama
dan wawancara, siswa lain tidak mampu halnya dengan operasi penjumlahan
memahami soal penjumlahan pecahan pecahan dalam bentuk soal cerita. Siswa
sehingga sulit meyelesaikannya. Selain tidak paham dengan soal cerita sehingga
itu, siswa merasa kesulitan menyamakan siswa sulit untuk menyelesaikannya.
penyebut. Dalam pembelajaran, siswa Selain itu siswa tidak bisa mengubah
juga mengalami hal yang sama yaitu pecahan campuran ke dalam bentuk
kesulitan menyamakan penyebut karena pecahan biasa karena mereka masih
siswa tidak tidak mengerti caranya. merasa bingung cara mengubahnya.
Dalam hal “melakukan pengurangan Dalam hal “memecahkan masalah
berbagai bentuk pecahan”, hasil tes yang sehari-hari yang melibatkan operasi
diperoleh adalah 70,29%, ini menunjukkan penjumlahan dan pengurangan berbagai
sebanyak 70,29% siswa sudah menjawab bentuk pecahan”, hasil tes yang diperoleh
soal tersebut. Ini menunjukkan bahwa adalah 68,53%. Persentasi ini termasuk
siswa sudah paham dengan soal dan dalam kategori sedang. Ini menunjukkan
mengetahui cara menyelesaikannya sebanyak 68,53% siswa mampu
sehingga mampu menjawab soal dengan menjawab soal ini. Sedangkan sisanya
benar. Sedangkan siswa lain tidak mampu yaitu 31,47% siswa tidak mampu
menyelesaikan soal ini karena pada siswa menyelesaikannya. Hal tersebut karena
tidak menyelesaikan soal sampai hasil siswa tidak paham dengan soal operasi
yang paling sederhana karena mereka penjumlahan dan pengurangan dalam
lupa menyederhanakannya. bentuk soal cerita. Siswa tidak memahami
Dalam hal “memecahkan masalah maksud dari soal tersebut apakah operasi
sehari-hari yang melibatkan operasi penjumlahan, operasi pengurangan atau
penjumlahan berbagai bentuk pecahan”, operasi penjumlahan dan pengurangan.
hasil tes yang diperoleh adalah 58,97% Dalam hal “menentukan hasil
termasuk kategori sedang. Kategori ini operasi perkalian berbagai bentuk
menunjukkan sebanyak 58,97% siswa pecahan”, hasil tes yang diperoleh adalah
mampu memahami soal cerita operasi 62,50%. Persentase ini termasuk dalam
penjumlahan pecahan yang diberikan. kategori kurang. Kategori ini menunjukkan
Sedangkan sisanya yaitu 41,03% siswa sebanyak 62,50% siswa mampu
tidak mampu menyelesaikannya. menjawab soal ini. Soal ini termasuk
Penyebabnya yaitu siswa tidak paham dalam kategori rendah karena siswa tidak
dengan soal cerita operasi penjumlahan bisa mengubah pecahan campuran ke
pecahan. Selain itu siswa tidak bisa pecahan biasa. Siswa lupa konsep dari
mengubah pecahan campuran ke dalam perkalian pecahan yaitu pembilang dikali
bentuk pecahan biasa. Hasil wawancara, pembilang dan penyebut dikali penyebut
siswa tidak bisa mengubah pecahan tanpa harus menyamakan penyebut
terlebih dahulu. Hasil wawancara dengan
campuran ke dalam bentuk pecahan biasa siswa dan guru juga menyatakan bahwa
karena mereka masih merasa bingung siswa sulit menghafal perkalian sehingga
cara mengubahnya padahal cara untuk

6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

sulit menyelesaikan soal yang berkaitan 32,35% siswa mampu menyelesaikan soal
dengan perkalian. mengenai memecahkan masalah sehari-
Dalam hal “menentukan hasil hari yang melibatkan operasi hitung
operasi pembagian berbagai bentuk pembagian berbagai bentuk pecahan
pecahan”, hasil tes yang diperoleh adalah yang terdapat pada soal yang telah
36,47%. Persentase ini termasuk dalam diberikan. Hal yang menyebabkan
kategori sangat rendah. Kategori ini termasuk dalam kategori sangat rendah
menunjukkan hanya sebanyak 36,47% yaitu siswa sulit memahami soal cerita
siswa mampu menjawab soal menentukan operasi pembagian pecahan sama halnya
hasil operasi pembagian berbagai bentuk pada soal operasi pembagian pecahan
pecahan yang terdapat pada soal yang dalam bentuk soal biasa padahal siswa
diberikan sedangkan sisanya yaitu sudah sering dilatih dengan soal demikian
sebanyak 63,53% siswa tidak mampu pada saat pembelajaran.
menyelesaikannya. Hal tersebut karena Dalam hal “memecahkan masalah
siswa lupa konsep operasi pembagian sehari-hari yang melibatkan operasi hitung
pecahan yaitu pembagian pecahan dapat perkalian dan pembagian berbagai bentuk
diubah menjadi perkalian dengan catatan pecahan”, hasil tes yang diperoleh adalah
pecahan pembagi dibalik (pembilang 16,47%. Persentase ini termasuk dalam
menjadi penyebut, penyebut menjadi kategori sangat rendah. Penyebabnya
pembilang). Saat siswa menyelesaikan yaitu siswa tidak paham dengan soal
soal operasi pembagian pecahan siswa cerita operasi perkalian dan pembagian.
menyamakan penyebut terlebih dahulu Siswa tidak bisa memahami maksud dari
baru menyelesaikannya padahal untuk soal tersebut, operasi pecahan apa yang
menyelesiakannya dapat dilakukan dimaksud dalam soal dan mana yang
dengan cara mengubah menjadi operasi harus dikerjakan terlebih dahulu. Siswa
perkalian pecahan dengan catatan lupa konsep operasi perkalian dan konsep
pecahan pembagi dibalik (pembilang pembagian pecahan sehingga pada soal
menjadi penyebut, penyebut menjadi terakhir ini termasuk dalam kategori
pembilang). sangat kurang.
Dalam hal “memecahkan masalah Kemampuan siswa dalam
sehari-hari yang melibatkan operasi menyelesaikan soal operasi hitung
perkalian berbagai bentuk pecahan”, hasil khususnya pada materi pecahan terdapat
tes yang diperoleh adalah 63,38%. satu indikator yang termasuk dalam
Persentase ini termasuk dalam kategori kategori tinggi, empat indikator yang
rendah. Ini menunjukkan sebanyak masuk dalam kategori rendah, dua
63,38% siswa mampu menyelesaikan soal indikator yang termasuk dalam kategori
sedangkan sisanya 36,62% siswa tidak sedang, dan tiga indikator yang masuk
mampu menyelesaikannya karena siswa dalam kategori sangat rendah. Hal ini
tidak paham dengan soal operasi menunjukkan bahwa masih ada indikator
perkalian dalam bentuk soal cerita. Siswa soal yang belum dapat diselesaikan oleh
lupa konsep operasi perkalian pecahan siswa kelas V yang disebabkan oleh
sehingga soal ini termasuk dalam dalam berbagai hal seperti yang telah
kategori cukup. diapaparkan.
Dalam hal “memecahkan masalah Kemampuan siswa dalam
sehari-hari yang melibatkan operasi hitung menyelesaikan operasi hitung pecahan
pembagian berbagai bentuk pecahan”, jika dilihat berdasarkan tabel 4.3
hasil tes yang diperoleh adalah 32,35%. kemampuan siswa dalam menyelesaikan
Persentase ini masuk dalam kategori operasi hitung khususnya pada materi
sangat rendah. Ini menunjukkan hanya pecahan berdasarkan ranah kognitif.

7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Tabel 4.3 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung khususnya pada materi
pecahan berdasarkan ranah kognitif
Jumlah Siswa Jumlah Siswa (%)
Ranah
Rata-rata Di Bawah Di Atas Di Bawah Di Atas
Kognitif
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
C2 6,32 16 Orang 18 Orang 47,06 52,94
C3 5,28 17 Orang 17 Orang 50,00 50,00
C4 5,03 19 Orang 15 Orang 55,88 44,12

Ranah soal C2, 47,06% siswa kemampuan siswa terendah. Hasil tes
belum mampu menyelesaikan soal C2, rata-rata siswa secara klasikal
dan 52,94% siswa sudah mampu berdasarkan tabel 4.1 perhitungan mean
menyelesaikan soal C2. Hal tersebut data hasil tes menyelesaikan operasi
menunjukan bahwa 16 siswa sudah hitung pecahan memperoleh nilai 56,6
mampu memahami soal pecahan yang termasuk dalam kategori rendah.
diberikan dan 18 siswa belum mampu Hal ini menunjukkan kemampuan
memahami soal yang diberikan. siswa dalam menyelesaikan operasi
Ranah soal C3, 50,00% siswa hitung pecahan siswa kelas V SD Negeri
belum mampu menyelesaikan soal C3 2 Pemaron perlu ditingkatkan agar
dan 50,00% siswa sudah mampu menjadi lebih baik lagi agar kemampuan
menyelesaikan soal C3. Hal ini siswa dalam menyelesaikan operasi
menunjukkan 17 orang sudah mampu hitung pecahan siswa semakin meningkat.
mengaplikasikan konsep-konsep operasi Hasil wawancara yang telah
hitung pecahan yang diberikan saat dilakukan, secara keseluruhan kendala
pembelajaran pada soal pecahan yang yang dihadapi siswa saat menyelesaikan
diberikan dan 17 orang belum mampu soal operasi hitung pecahan yang
mengaplikasikan konsep-konsep operasi diberikan yaitu pertama yaitu siswa
hitung pecahan yang diberikan saat mengalami kendala saat menyelesaikan
pembelajaran pada soal pecahan yang soal cerita karena penggunaan bahasa
diberikan sehingga nilai 17 siswa Indonesia dalam pembelajaran jarang
memperoleh nilai dibawah rata-rata. digunakan sehingga siswa sulit
Ranah soal C4, 55,88% siswa menyelesaikan soal cerita operasi hitung
belum mampu menyelesaikan soal C4 pecahan. Kendala kedua yaitu siswa
dan 44,12% siswa sudah mampu mengalami kesulitan saat menyelesaikan
menyelesaikan soal C4. Soal dengan soal operasi perkalian dan operasi
ranah kognitif C4 adalah soal yang nilai pembagian pecahan karena ada konsep
siswa paling banyak berada di bawah yang sering siswa lupakan yaitu konsep
rata-rata yaitu 55,88%. Hal ini operasi perkalian dan operasi pembagian
menunjukan 19 siswa belum mampu pecahan.
menganalisis soal operasi hitung pecahan Pada operasi perkalian pecahan,
yang diberikan sedangkan 15 orang untuk memperoleh hasil langsung dengan
sudah mampu menganalisis soal operasi cara mengalikan antara pembilang
hitung pecahan sehingga siswa mampu dengan pembilang dan mengalikan
menyelesaikan soal yang berkaitan penyebut dengan penyebut. Sedangkan
dengan ranah C4. pada operasi pembagian pecahan untuk
Jadi dapat disimpulkan, ada soal memperoleh hasil dapat diubah menjadi
yang belum dapat diselesaikan oleh siswa operasi perkalian pecahan. Sejalan
jika dilihat dari indikator ataupun ranah dengan pendapat Japa dan Suarjana
kognitif. Indikator “memecahkan masalah (2013:136) “Apabila bilangan asli dibagi
sehari-hari yang melibatkan operasi hitung dengan pecahan biasa maka pembagian
perkalian dan pembagian berbagai bentuk berubah menjadi perkalian tetapi
pecahan” adalah indikator dengan pecahannya dibalik (penyebut menjadi
kemampuan siswa terendah dan ranah pembilang dan pembilang menjadi
soal C4 (analisis) adalah ranah dengan penyebut”. Kendala ketiga yaitu siswa

8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

tidak bisa mengubah pecahan campuran meraba, menggunakan alat peraga tingkat
menjadi pecahan biasa karena siswa tidak keabstrakan suatu materi bisa dikurangi
mengerti cara mengubah pecahan sehingga lebih mudah dipahami oleh
campuran menjadi pecahan biasa. peserta didik”. Dengan demikian
Solusi untuk mengatasi kendala diharapkan siswa lebih bersemangat
pertama yang dihadapi siswa dalam dalam belajar, lebih memahami materi
menyelesaikan operasi hitung pecahan dan lebih lama mengingat materi
khususnya pada operasi perkalian pelajaran yang diajarkan sehingga dapat
pecahan dan operasi pembagian pecahan meningkatkan kemampuan siswa dalam
yaitu dengan lebih sering memberikan menyelesaikan operasi hitung pecahan.
latihan soal-soal pada saat pembelajaran Dalam memberikan soal-soal
berlangsung dan memberikan pekerjaan latihan hendaknya soal yang diberikan
rumah yang berkaitan dengan materi yang lebih bervariasi lagi. Penggunaan bahasa
diajarkan agar siswa tidak hanya berlatih Indonesia dalam pembelajaran hendaknya
di sekolah tetapi juga di rumah, sehingga lebih sering dilakukan agar siswa terbiasa
siswa selalu mengingat konsep-konsep menggunakan bahasa Indonesia sehingga
yang telah diberikan oleh guru pada saat saat diberikan soal cerita siswa dapat
melakukan pembelajaran. dengan mudah memahami maksud dari
Untuk mengatasi kendala kedua soal tersebut. Selain itu soal-soal yang
yang dialami siswa yaitu dalam diberikan hendaknya dikaitkan dengan
pembelajaran dan pemberian soal, guru kehidupan sehari-hari siswa. Sejalan
hendaknya lebih sering menggunakan dengan pendapat Daryanto dan Muljo
bahasa Indonesia sehingga saat diberikan (2012:13), “Belajar yang efektif harus
soal cerita, siswa dapat memahami dimulai dengan pengalaman langsung
maksud dari soal cerita yang diberikan. atau pengalaman konkret dan menuju
Dan untuk solusi kendala ketiga, siswa kepada pengalaman yang lebih abstrak”.
hendaknya lebih sering diberikan latihan Dengan memberikan soal-soal yang
soal mengubah pecahan campuran dimulai dengan pengalaman konkret
menjadi pecahan biasa sehingga siswa siswa diharapkan saat siswa
lebih paham caranya. menyelesaikan soal-soal terutama soal
Adapun solusi lain yang cerita operasi perkalian dan operasi
ditawarkan peneliti yaitu hendaknya dalam pembagian pecahan, siswa tidak merasa
proses pembelajaran khususnya pada bingung untuk menyelesaikannya.
pembelajaran operasi hitung pecahan Selain itu diharapkan siswa dapat
guru lebih variatif lagi menggunakan menyelesaikan soal operasi hitung
media maupun model pembelajaran. Hal pecahan tidak hanya dalam bentuk soal
ini sejalan dengan pendapat Daryanto dan biasa tapi juga soal operasi hitung
Muljo (2012:240), “Dalam membelajarkan pecahan dalam bentuk soal cerita.
matematika kepada siswa, guru Dengan demikian siswa dapat
hendaknya lebih memilih berbagai variasi memahami, mengaplikasikan konsep-
pendekatan, strategi, metode yang sesuai konsep yang diberikan saat peroses
dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran dan siswa dapat
pembelajaran yang direncanakan akan menganalisis dan menyelesaikan soal
tercapai”. cerita operasi hitung pecahan.
Dalam menjelaskan setiap materi
operasi hitung pecahan guru diharapkan SIMPULAN DAN SARAN
menggunakan alat peraga karena Pembelajaran operasi hitung
penggunaan alat peraga dalam pecahan secara keseluruhan sudah
pembelajaran dapat mempermudah termasuk dalam kategori baik tapi masih
pemahaman siswa dalam memahami perlu ditingkatkan lagi. Pada
materi operasi hitung pecahan. Berkaitan pembelajaran operasi hitung pecahan,
dengan hal tersebut, menurut Asyhar guru sudah menggunakan alat peraga
(2012:13) “Materi yang bersifat abstrak untuk membantu menjelaskan materi dan
biasanya sukar dipahami oleh siswa tanpa menggunakan metode yaitu metode
bantuan alat peraga. Dengan melihat,

9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

diskusi saat pembelajaran operasi sehingga dapat meningkatkan kemam-


perkalian pecahan. puan siswa dalam menyelesaikan soal
Kemampuan siswa menyelesaikan matematika khususnya dalam operasi
operasi hitung khususnya pada materi hitung pecahan. Untuk sekolah, hasil
pecahan kelas V di SD Negeri 2 Pemaron penelitian ini dapat digunakan sebagai
secara keseluruhan masih perlu bahan pertimbangan dalam memberikan
ditingkatkan karena tergolong kategori soal operasi hitung khususnya pada
rendah. Kendala-kendala yang dihadapi materi pecahan, sehingga dapat memper-
siswa dalam menyelesaikan soal baiki kualitas dari kegiatan pembelajaran
matematika khususnya pada materi dan untuk peneliti lain, hasil penelitian
operasi hitung pecahan kelas V yaitu dapat digunakan sebagai bahan
siswa lupa jika pada operasi perkalian dan pertimbangan untuk mengadakan
pembagian pecahan siswa tidak perlu penelitian kembali tentang kemampuan
untuk menyamakan penyebut untuk siswa dalam menyelesaikan operasi
memperoleh hasil. hitung pecahan.
Kendala lain yang dihadapi siswa
yaitu siswa sulit menghafal perkalian DAFTAR PUSTAKA
sehingga saat menyelesaikan soal yang Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak
berkaitan dengan operasi perkalian siswa Berkesulitan Belajar. Jakarta:
terkadang salah memperoleh hasil Rineka Cipta.
perkalian. Menurut guru kelas V, untuk
mengatasi hal tersebut siswa perlu diberi Asyhar, H. Rayandra. 2012. Kreatif
banyak latihan soal mengenai operasi Mengembangkan Media
perkalian dan pembagian pecahan Pembelajaran. Jakarta: Referensi
sehingga siswa lebih terlatih dan hafal Jakarta
dengan perkalian serta siswa ingat
dengan konsep operasi perkalian dan Daryanto dan Muljo Raharjo. 2012. Model
operasi pembagian pecahan terutama Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
dalam bentuk soal cerita. Soal-soal yang Gava Media
diberikan hendaknya lebih bervariatif dan
dikaitakan dengan kehidupan sehari-hari Heruman. 2007. Model Pembelajaran
siswa sehingga siswa dapat memahami Matematika di Sekolah Dasar.
soal dan menentukan cara yang tepat Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
untuk menyelesaikan soal tersebut. Selain
itu pemilihan dan penggunaan media Japa, I Gusti Ngurah dan I Made
pembelajaran untuk mengajarkan materi Suarjana. 2012. Pembelajaran
tersebut sangat diperlukan agar siswa Matematika SD. Singaraja:
lebih memahami dan mengingat materi Universitas Pendidikan Ganesha.
operasi hitung pecahan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat -------. 2013. Pendidikan Matematika II.
dikemukakan beberapa saran sebagai Singaraja: Universitas Pendidikan
berikut. Kepada guru agar lebih kreatif, Ganesha.
inovatif dan aktif dalam menyiapkan
pembelajaran dan memilih media serta Prihandoko, Antonius Cahya. 2006.
metode pembelajaran yang dapat melatih Pemahaman dan Penyajian Konsep
siswa dalam kegiatan menyelesaikan Matematika Secara Benar dan
Menarik. Jakarta: Depdiknas 2006.
operasi hitung khususnya pada materi
pecahan sehingga siswa semakin paham Subarinah, Sri. 2006. Inovasi
dan ingat mengenai materi yang telah Pembelajaran Matematika Sekolah
dipelajari. Kepada siswa agar lebih Dasar. Jakarta: Depdiknas 2006.
banyak berlatih soal-soal pecahan yang
bervariasi agar semakin terbiasa
menyelesaikan berbagai bentuk soal
memahami materi operasi hitung pecahan

10

Anda mungkin juga menyukai