PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
(alveoli) yang disebabkan terutama oleh bakteri dan merupakan penyakit saluran
host apabila ketahanan tubuh ( immunologi ) menurun. Balita dibawah lima tahun
adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan
paru untuk mengembang berkurang sehingga akan muncul keluhan sesak, timbul
tarikan dinding dada, denngan keluhan umum lain seperti batuk disertai pilek,
gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Diperkirakan 2-3 balita meninggal
setiap jam disebabkan oleh pneumonia dan 1,1 juta kematian tiap tahunnya. Pada
tahun 2013 sekitar 940.000 anak meninggal akibat pneumonia (15% dari semua
kematian balita).2,3
negara dengan prediksi kasus baru dan kejadian pneumonia paling tinggi anak-
1
balita sebesar 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari
setengah terjadi pada 6 negara, yaitu India 43 juta, China 21 juta, Pakistan 10 juta,
Bangladesh, Indonesia dan Nigeria sebesar 6 juta kasus, mencakup 44% populasi
Indonesia yaitu sebesar 9,4% dari jumlah kematian balita. Berdasarkan data dari
pada balita dimana 343 balita meninggal dunia akibat pneumonia. Case Fatality
Rate (CFR) pneumonia di Indonesia pada tahun 2018 adalah 0,13 % pada usia < 1
dengan angka kejadian Pneumonia tertinggi. Pada tahun 2018 ditemukan 11.159
kasus pneumonia pada balita dimana 4 diantaranya meninggal dunia dengan Case
Selatan yang berusia < 1 tahun adalah 3.054 kasus dan usia 1-4 tahun adalah
7.780 kasus. Sedangkan penderita pneumonia berat yang berusia < 1 tahun adalah
149 kasus dan usia 1-4 tahun adalah 176 kasus. Berdasarkan data tersebut
anak usia 1-4 tahun (7.952 kasus) dibandingkan usia < 1 tahun (3.203 kasus).
2
Berdasarkan data dari Profil Puskesmas Terminal tahun 2017 dan 2018
menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang berpengaruh
adalah ventilasi, pencahayaan, lingkungan yang berasap (asap rokok, obat nyamuk
bakar, penggunaan kayu bakar, dan pembakaran sampah), tingkat kesehatan dan
B. Permasalahan
ditemukan 128 kasus pneumonia namun yang didapatkan adalah 240 kasus balita
menderita pneumonia dari total 2.778 balita di wilayah kerja Puskesmas Terminal
atau sekitar 8,64%. Data laporan bulanan Puskesmas Terminal pada 4 bulan
pertama tahun 2019 yaitu Januari, Februari, Maret dan April menunjukkan
Penderita terbanyak dialami oleh usia balita 1-4 tahun yaitu sebanyak 91
penderita. Dari data tersebut Pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Terminal masih menjadi masalah utama karena kasus yang ditemukan lebih
3
Tingginya angka Pneumonia dibandingkan perkiraan pada tahun 2017 dan
Dari survei yang dilakukan pada 20 keluarga yang memiliki anak yang
4
Faktor Resiko Pneumonia Pada Balita
90% 80%
80%
70% 65%
60%
60% 50%
50%
40%
30% 25%
20%
20%
10%
0%
Imunisasi Kepadatan Lingkungan Pemberian Status gizi Ventilasi dan
yang tidak penghuni terpapar asap ASI yang tidak anak yang pencahayaan
lengkap dan rumah eksklusif kurang rumah yang
rutin tidak
memadai
Pada gambar 1.2 menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor risiko terbanyak
Termina, yaitu :
1. Lingkungan yang terpapar asap (70%), yang terdiri dari asap rokok (75%),
5
C. Alternatif pemecahan masalah
perumahan sehat
beda dan pemilihannya berdasarkan data yang tersedia. Dalam kegiatan PBL ini,
CENDES.
a. Magnitude
6
1. Sangat tidak menyelesaikan masalah
4. Menyelesaikan masalah
b. Vulnerability
c. Importancy
d. Cost
2. Tidak murah
3. Cukup murah
4. Murah
5. Sangat murah
menentukan prioritas pemecahan masalah yang dapat dilihat pada tabel berikut.
7
Tabel 1.3 Prioritas Pemecahan Masalah
Nilai
Kriteria Rangking
NO Pemecahan Masalah Komposit
Prioritas
M V I C MxVxIxC
Penyuluhan tentang
bahaya asap rokok dan
asap pembakaran sampah
serta cara pengelolaan
1. sampah yang benar guna 4 2 4 5 160 1
mengurangi pencemaran
udara sehingga dapat
menurunkan kejadian
Pneumonia
2. Penyuluhan tentang rumah 3 2 4 5 120 2
sehat
Kerjasama dengan
3. pengembang perumahan 3 1 4 3 36 3
sehat