2020
ABSES HEPAR
Disusun Oleh:
Pembimbing :
dr. Andre Simanjuntak, Sp.B
Pendamping :
dr. Nani Pudji Hastuti
dr. Suwandi
Dokter Internship
Kalimantan Selatan
1
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ABSES HEPAR
Telah menyusun portofolio medik sebagai salah satu tugas dalam rangka
progam internship di RSUD Brigjen H. Hasan Basry, Kandangan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
2
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Obyek Presentasi:
□Keilmuan□Keterampilan □Penyegaran □Tinjauan
Pustaka
□ Diagnostik □Manajemen □Masalah □Istimewa
□Neonatus □Bayi □Anak □Remaja □ Dewasa □Lansia □Bumil
3
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
5
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
abses perkutaneus dengan aspirasi jarum atau dengan drainase bedah terbuka.
Adanya komplikasi yang terjadi pada pasien dan adanya gangguan fungsi hati
akan dapat mempengaruhi lama perawatan pasien di rumah sakit.1
Makalah ini dibuat untuk mempelajari abses hepar, baik dari segi
diagnosis klinis hingga tata laksana penyakit ini sehingga dapat memberikan
wawasan bagi pembaca dan penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
7
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
8
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Parasit ditularkan melalui jalur fekal-oral dengan menelan minuman atau makan
yang mengandung kista Entamoeba histolytica. 8,20 Bentuk kista yang patogen dapat
melewati lambung dan berdisintegrasi di dalam usus halus, melepaskan trofozoit dan
bermigrasi ke kolon. Selanjutnya trofozoit beragregasi di lapisan musin usus dan
membentuk kista baru. Lisis dari epitel kolon dipermudah oleh galaktosa dan N-asetil-D-
galaktosamin (Gal/GalNAc)-lektin spesifik yang dimiliki trofozoit, sehingga
menyebabkan neutrofil berkumpul di tempat infasi tersebut. Ulkus pada epitel kolon
merupakan jalur amuba masuk ke dalam sistem vena portal dan menyebabkan penyebaran
ekstraintestinal ke peritoneum, hati dan jaringan lain.8,11,20 Organ hati merupakan
lokasi penyebaran ekstraintestinal yang paling sering.18 Amuba bermultiplikasi dan
menutup cabang-cabang kecil vena portal intrahepatik menyebabkan nekrosis dan lisis
jaringan hati. Diameter daerah nekrotik bervariasi dari beberapa milimeter sampai 10 cm.
Abses hati amuba biasanya soliter dan 80% kasus terletak di lobus kanan. Abses
mengandung pus steril dan jaringan nekrotik hati yang encer berwarna coklat kemerahan
(anchovy paste). Amuba pada umumnya terdapat pada daerah perifer abses. 5
9
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
kasus. Pada pemeriksaan fisis, 83% kasus dilaporkan demam dan 69% dengan
hepatomegali yang disertai nyeri tekan. Ikterik jarang terjadi. 1
Pemeriksaan fisik pada pasien abses Hati baik pyogenik maupun amoebik
didapatkan pembesaran hati, hal ini juga terdapat pada pasien ini. Tanda ikterik
kadang juga didapatkan, tetapi biasanya pada fase lanjut, pada pasien ini
didapatkan tanda-tanda ikterik. Ikterik pada abses Hati pyogenik terjadi jika
terdapat kolangitis supuratif, sedangkan pada abses Hati amoebik jarang terjadi.
10
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
dan bukan infeksi yang akut. Saat ini IHA telah digantikan oleh EIA yang dapat
mendeteksi antibodi E.histolytica baik IgG maupun imunoglobulin total. Uji
serologis ini relatif lebih sederhana, mudah dilakukan, cepat, stabil dan murah
harganya serta memiliki sensitivitas 99% dan spesifisitas > 90%. Titer positif
dapat bertahan beberapa bulan hingga tahunan setelah sembuh sehingga di daerah
endemik nilai diagnostiknya berkurang.1,3
a.. Metronidazole
Metronidazole merupakan derivat nitroimidazole. Dosis yang dianjurkan
untuk kasus abses hati ameba adalah 3 x 750 mg per hari selama 7 - 10 hari.
Derivat nitroimidazole
lainnya yang dapat digunakan adalah tinidazole dengan dosis 3 x 800 mg
perhari selama 5 hari.
b. Dehydroemetine (DHE)
Merupakan derivat diloxanine furoate. Dosis yang direkomendasikan untuk
mengatasi abses liver sebesar 3 x 500 mg perhari selama 10 hari.
c. Chloroquin
Dosis yang dianjurkan adalah 1 g/hari selama 2 hari dan diikuti 500 mg/hari
selama 20 hari.
2. Aspirasi
Apabila pengobatan medikamentosa dengan berbagai cara tersebut di atas
tidak berhasil (72 jam) atau bila terapi dcngan metronidazol merupakan
kontraindikasi seperti pada kehamilan, perlu dilakukan aspirasi Pada kasus II,
meskipun ukuran abses kurang dari 7 cm. dilakukan aspirasi abses karena
keluhan tidak berkurang meskipun telah mendapat terapi metronidazol.
3. Drainase Perkutan
Drainase perkutan berguna pada penanganan komplikasi paru, peritoneum, dan
perikardial.
11
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
4. Drainase Bedah
Pembedahan diindikasikan untuk penanganan abses yang tidak berhasil
mcmbaik dengan cara yang lebih konservatif. Juga diindikasikan untuk
perdarahan yang jarang tcrjadi tetapi mengancam jiwa penderita, disertai
atau tanpa adanya ruptur abses. Penderita dengan septikemia karena abses
amuba yang mengalami infeksi sekunder juga dicalonkan untuk tindakan
bedah, khususnya bila usaha dekompresi perkutan
tidak berhasil Laparoskopi juga dikedepankan untuk kemungkinannya dalam
mengevaluasi tcrjadinya ruptur abses amuba intraperitoneal. Pada kasus III,
dilakukan drainase bedah dengan pcrtimbangan kemungkinan perdarahan
yang terjadi, meskipun belum didapatkan adanya ruptur abses.
Komplikasi yang paling sering adalah ruptur abses sebesar 5 - 5,6 %.
Ruptur dapat terjadi ke pleura, paru, perikardium, usus, intraperitoneal atau
kulit. Kadang-kadang dapat terjadi superinfeksi, terutama setelah
aspirasi atau drainase. Pada ketiga kasus ini tidak didapatkan adanya
komplikasi, baik komplikasi ke pleura, usus ataupun
lainnya. Khususnya pada kasus pertama, keadaan setelah operasi stabil,
tidak didapatkan adanya superinfeksi.
BAB III
LAPORAN KASUS
12
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Wasah, Kandangan
Tanggal Pemeriksaan : 3 Desember 2019
3.2 Anamnesis
Keluhan utama
Nyeri perut
Status General
13
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Kepala : Normosefali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-,
edema palpebra (-/-)
Telinga : Sekret (-), deformitas (-)
Hidung : Sekret (-), deformitas (-)
Tenggorokan : Tidak hiperemis, tonsil T1-T1
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-)
Paru :
Inspeksi : Dinding dada simetris, pergerakan simetris, retraksi
dinding dada (-)
Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan-kiri
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Vesikular +/+ wheezing -/- rhonki -/-
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV MCL S
Perkusi : Batas kanan PSL D, Batas kiri 1 jari MCL S, Batas atas
ICS II, Batas bawah ICS V
Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, mengikuti gerak nafas
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada epigastrium (+), nyeri tekan
pada hipochondrium kanan (+), tidak teraba pembesaran
organ dan massa.
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
14
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Laboratorium
Tanggal 26 November 2019
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
HEMATOLOGI
MCV.MCH.MCHC
HITUNG JENIS
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
URINALISA
15
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
BJ 1.015 1.005-1030
Ph 6.0 5.0-6.5
Protein +1 Negative
Bilirubin +1 Negative
Urobilinogen +1 Negative
URINALISA
(SEDIMEN)
Epithel + 1+
Glukosa Darah
Pemeriksaan Fungsi
Hati
Pemeriksaan Fungsi
Ginjal
16
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Serologi
3.5 Diagnosis
Abses hepar
3.7 Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam
3.8 Follow Up
Tanggal 27 November 2019
S : Sesak (+), pusing (+), mual (+), muntah (-), nyeri perut (+)
O : TD : 100/70, N : 65, R : 23, T : 36,9
Kepala : Edema Palpebra (-/-), ikterik (-/-), anemia(-/-)
Thorax : rh (-/-), wh (-/-), S1>S2 tunggal, murmur(-)
17
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Abdomen : BU (+), Asites (-), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan
hypochondrium kanan (+)
Eks : Edema tungkai (-/-), akral hangat
A : Abses Hepar
P : -IVFD NS : D5 % = 2:1
-Antrain 1amp /8 jam
-Omz 1x 30 mg
- Metronidazole 500mg/8jam
-Hepamax 2x1 tab
-Infus albumin 1 fls
-vip albumin 3x 2 cap
- rencana transfuse PRC
- cek DLO/ 3 hari
Serologi
HCV - Negative
18
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
HEMATOLOGI
MCV.MCH.MCHC
19
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
HITUNG JENIS
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
Pemeriksaan Fungsi
Ginjal
20
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Pemeriksaan Fungsi
Ginjal
21
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
BLOOD GAS
PH 7,46 7,37-7,45
ELEKTROLIT
Cl - 95-105 Mmol/L
22
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
Pemeriksaan Fungsi
Ginjal
23
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
HEMATOLOGI
24
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
MCV.MCH.MCHC
HITUNG JENIS
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
PROFIL GINJAL
ELEKTROLIT
25
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
Cl - 95-105 Mmol/L
Pemeriksaan Fungsi
Hati
26
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
HEMATOLOGI
MCV.MCH.MCHC
HITUNG JENIS
27
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Abdomen : BU (+), Asites (-), nyeri tekan (-), distensi (-), defans (-)
Eks : Edema tungkai (-/-), akral hangat
Drain 1: 90 cc/24 jam
A : Post opp Abses hepar
P : -IVFD futrolit: valamin= 2:1
- diet susu 6 x150 cc via NGT
- Meropenem 3x1
-paracetamol 3x1gr
-gentamicyn 2x 80
-Omz 2x 40 mg
- Metronidazole 500mg/8jam
-Hepamax 3x1 tab
- vip albumin 3x2 cap
-sucralfat syr 4x2 cth
28
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
HEMATOLOGI
MCV.MCH.MCHC
HITUNG JENIS
29
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien seorang laki-laki usia 42 tahun datang dengan keluhan nyeri perut
selama 7 hari. Nyeri perut dirasakan pada daerah kanan atas. Os juga mengeluh
demam lebih kurang 1 minggu. Os mengeluh tidak nafsu makan dan berat badan
semakin berkurang. Os juga mengeluh BAB berdarah 2x, mual (+), muntah (+),
bak pasien berwarna merah.
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien sebelumnya sempat
mengalami nyeri di perut namun saat datang ke IGD nyeri makin bertambah
parah. Gejala tersebut merupakan gejala khas dari pada abses hepar. Kemudian
juga disertai tanda-tanda utama abses hepar yaitu leukositosis dan anemia, yaitu
leukosit 30.000 dan Hb 9,2.
Hal tersebut sesuai dengan diagnosis dari abses hepar yaitu leukositosis
(30.000), hemoglobin (92), SGOT (180), SGPT (117), hipoalbumine (2,21).
Berdasarkan batasan dari abses hepar, pada kasus adalah termasuk abses
hepar relaps, karena setelah dinyatakan remisi, timbul kembali gejala dari abses
heparnya. Secara spesifik pada pasien ini terjadi relaps setelah 1 bulan dinyatakan
remisi, kemudian ditemukan riwayat disentri dan demam berulang.
Pada pasien direncanakan transfusi albumin, yang mana ketika albumin
kurang dari 2,5 harus segera dilakukan transfusi. Diberikan antibiotik
metronidazole dengan tujuan mencegah kemungkianan komplikasi infeksi akibat
abses hepar, karena orang dengan abses hepar rentan terhadap infeksi. Pemberian
hepamax dengan dosis 2x1 tab per hari yang diberikan kepada pasien, sebagai
hepatoprotektor.
BAB V
30
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
31
Borang PortofolioBora Internship 2019
2020
1. Yuridyah PM, dkk. 2005. Abses Hati pada Anak. Sari Pediatri. Vol 7. Hal 50-
56
2. Herman BP,dkk. 2019. Abses Hati pada infeksi Hepatitis B. Jurnal Medical
Profession (MedPro). Hal 122-126
3. Arini J. dkk. 2006. Beberapa Kasus Abses Hati Amuba. Jurnal Penyakit
Dalam. Vol 7. Hal 121-127
4. Yusri DJ. 2012. Abses Hati Piogenik. Majalah Kedokteran Andalas. No.1.
Vol.36. Hal 106-110
5. Jesicca N & Alius C. 2018. Gangguan Fungsi Hati pada Pasien Abses Hati
Amebadengan Lama Perawatan di Rumah Sakit Atmajaya. Jurnal Indonesia
Med Assoc. Volume 68. Hal 72-74
6. Malik AA, dkk. 2010. Pyogenic liver abscess: Changing patterns in approach.
World J Gastrointest Surg. Hal 395-401.
32