Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN

LAPORAN F5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Topik : Poskestren

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Cebongan
Kota Salatiga

Disusun oleh:
dr. Besta Desmara

Periode April 2019 - Juli 2019


Internsip Dokter Indonesia Kota Salatiga
Periode November 2018 - November 2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)


Laporan F5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Topik:
POSKESTREN

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internsip sekaligus sebagai
bagian dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Cebongan Kota Salatiga

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Mei 2019

Mengetahui,
Dokter Internship, Dokter Pendamping

dr. Besta Desmara dr. Galuh Ajeng Hendrasti


NIP. 19821014 201001 2 017

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, telah diakui oleh
semua pihak. Hasil pengamatan, pengalaman lapangan sampai peningkatan cakupan
program yang dikaji secara statistik, semuanya membuktikan bahwa peran serta
masyarakat amat menentukan keberhasilan, kemandirian, dan kesinambungan
pembangunan kesehatan. Sebagaimana yang terkandung dalam Undang-Undang
Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 174 ayat 1 dan 2 tentang Peran Serta Masyarakat
bahwa masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam
segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Mencakup
keikutsertaan secara aktif dan kreatif (Undang-Undang Kesehatan, 2009).
Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan merupakan salah satu indikator akan
keberhasilan suatu upaya kesehatan. Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan adalah dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang
ada termasuk yang ada di masyarakat. Peran serta masyarakat semakin terasa setelah
munculnya posyandu sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM), yang merupakan wujud nyata peran serta mereka dalam
pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu memacu terbentuknya berbagai
UKBM lainnya seperti Polindes (Pondok Bersalin Desa), POD (Pondok Obat Desa), Pos
UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja), TOGA (Tanaman Obat Keluarga), Dana Sehat, Pos
Kesehatan Pesantren (Poskestren), dan lain sebagainya (Depkes RI, 2006).
Pondok Pesantren pada awal berdirinya mempunyai pengertian yang sederhana, yaitu
tempat pendidikan santri-santri untuk mempelajari pengetahuan Agama Islam di bawah
bimbingan seorang guru/ustadz/kyai dengan tujuan untuk menyiapkan santri-santri
menguasai ilmu Agama Islam dan siap mengajarkan Agama Islam dengan mendirikan
pesantren baru untuk memperbanyak jumlah kader dakwah Islamaiyahnya
(Mahyuliansyah, 2010).
Kesehatan adalah salah satu pilar yang berpengaruh terhadap kualitas hidup sumber
daya manusia untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka diharapkan lembaga pendidikan
pondok pesantren memiliki sarana pendukung kesehatan bagi warga pesantren sebagai
sarana penunjang bagi para santri untuk meningkatkan kepedulian serta partisipasi seluruh
3
warga pesantren dalam berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga kualitas sumber daya
manusia meningkat (Isnaini, 2011).
Permasalahan kesehatan yang dihadapi santri-santri tidak berbeda dengan
permasalahan yang dihadapi anak sekolah umum bahkan bagi santri yang mondok akan
bertambah lagi dengan masalah kesehatan lingkungan yang ada di pondok yang mereka
tempati. Berdasarkan hal tersebut, dituntut suatu peran aktif dari masyarakat dalam hal ini
adalah pesantren bekerja sama dengan pihak kesehatan melakukan pembinaan kesehatan
bagi santri-santri yang ada sehingga terwujud pola perilaku hidup bersih dan sehat bagi
para santri dan masyarakat pondok pesantren serta masyarakat lingkungannya
(Mahyuliansyah, 2010).

B. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


1. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan dilakukan secara langsung dengan pendekatan individu, yaitu
penyuluh menyampaikan pesan kepada pasien, dalam hal ini adalah pasien melakukan
pemeriksaan pada poskestren.
2. Intervensi
Intervensi diberikan pada saat pasien melakukan pemeriksaan kesehatan pada
poskestren, kemudian dilakukan konseling mengenai pencegahan dan
penanggulangan yang diperlukan oleh pasien.

C. PELAKSANAAN
Kegiatan diawali dengan anamnesis singkat mengenai keluhan utama pasien dan
pemeriksaan tanda vital pasien, seperti tekanan darah, laju nadi, laju pernapasan, dan suhu
tubuh oleh perawat Puskesmas Cebongan. Kemudian pasien bertemu dengan dokter dan
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lebih mendalam dan melakukan
pemeriksaan laborat.

1. Identitas Pasien
Nama : Sdr. B
Usia : 16 tahun
Alamat : Semarang
Pekerjaan : Pelajar
Status perkawinan : Belum kawin
4
2. Anamnesis
a. Keluhan utama
Batuk pilek
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh batuk pilek sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengeluarkan ingus
berwarna putih dan agak kental. Pasien juga mengeluh demam. Pasien merasa
badannya lemas.
c. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat DM : disangkal
d. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat DM : disangkal
e. Riwayat nutrisi
Pasien mengatakan makan sehari 3-4x dengan lauk hewani dan nabati.
Akhir-akhir ini sering memakan makanan berlemak saat ada acara hajatan.
f. Riwayat sosial ekonomi
Pasien memiliki ekonomi yang cukup

3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 110/70
Suhu : 37,0oC
Laju nadi : 82 kali/menit
Laju napas : 18 kali/menit
Kepala
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Sekret (-), napas cuping hidung (-)
5
Telinga : Sekret (-), nyeri tekan (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), atrofi papil lidah (-), stomatitis angularis (-)
Tenggorok : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
Jantung : suara jantung I dan II normal, regular, bising (-)
Paru : SDV (+/+), suara tambahan (-/-)
Abdomen : BU (+) normal, supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas :
Superior Inferior
Edema (-/-) (-/-)
Akral dingin (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Kuku sendok (-/-) (-/-)

4. Pemeriksaan penunjang
Tidak dibutuhkan

5. Diagnosis
ISPA

6. Tatalaksana
a. Farmakologis
Demacolin 3 dd 1
OBH syr 3x1C
Molaneuron 1 dd 1
b. Non farmakologis
Konseling yang diberikan:
1) Hindari makanan yang berminyak dan pedas
2) Hindari es dan makanan yang mengandung pengawet/perasa
3) Mengkonsumsi buah dan sayur secara teratur. Sebaiknya dalam konsidi segar
(bukan olahan)
4) Istirahat yang cukup
5) Minum air putih yang banyak
6) Hindari merokok dan alkohol
6
D. MONITORING DAN EVALUASI
Pasien kontrol ke puskesmas jika keluhan masih ada dan diberikan terapi tambahan.
Untuk mencegah adanya komplikasi.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN)

A. Pengertian POSKESTREN
Poskestren merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh, dan
untuk warga pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif, preventif,
tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif, dengan binaan puskesmas setempat.
Pedoman penyelenggaraan dan pembinaan poskestren dilakukan diatur dalam Permenkes
No. 1 tahun 2013.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan Umum POSKESTREN adalah mewujudkan kemandirian warga pondok
pesantren dan masyarakat sekitar dalam berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Tujuan Khusus dari poskestren yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya
tentang kesehatan;

2. Meningkatkan sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi warga pondok
pesantren dan masyarakat sekitarnya;

3. Meningkatkan peran serta aktif warga pondok pesantren dan warga masyarakat
sekitarnya dalam penyelenggaraan upaya kesehatan; dan

4. Memenuhi layanan kesehatan dasar bagi warga pondok pesantren dan masyarakat
sekitarnya.

Sasaran poskestren terdiri dari pondok pesantren dan masyarakat pondok pesantren
seperti warga pondok pesantren (santri, kyai, pimpinan, pengelola, dan pengajar di
pondok pesantren), masyarakat di lingkungan pondok pesantren, tokoh masyarakat,
petugas dan stakeholders terkait lainnya.

8
C. Kegiatan Poskestren
Upaya promotif, antara lain:
1. Konseling kesehatan

2. Penyuluhan kesehatan antara lain: PHBS, penyehatan lingkungan, gizi, penyakit


menular, TOGA

3. Olahraga teratur

Upaya Preventif, antara lain :


1. Pemeriksaan kesehatan berkala

2. Penjaringan kesehatan santri

3. Kesehatan lingkungan dan kebersihan diri

4. Pemberantasan sarang nyamuk

Upaya kuratif, antara lain :


1. Pengobatan terbatas

2. Rujukan kasus

Upaya rehabilitatif, antara lain:


Membantu petugas puskesmas untuk mengunjungi dan menindak lanjuti perawatan
pasien pasca perawatan di puskesmas atau rumah sakit.

D. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Poskestren


Waktu dan tempat penyelenggaraan
1. Rutin atau ditetapkan sesuai kesepakatan bersama

2. Pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan di ruang tersendiri, baik menggunakan salah


satu ruang pondok pesantren atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh
warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar.
Tempat penyelenggaraan sekurang-kurangnya di lengkapi dengan :
1. Tempat pemeriksaan

2. Tempat konsultasi (gizi,sanitasi, dll)

3. Tempat penyimpanan obat

9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Perkotaan, Jakarta.

Depkes RI. 2009. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Jakarta.

Isnaini F, Nurul. 2011. Pos Kesehatan Pondok Pesantren Al-Islam Yogyakarta

Mahyuliansyah. 2010. Peran Serta Pondok Pesantren dalam Kesehatan.

Permenkes RI. 2013. Pedoman penyelenggaraan dan pembinaan pos kesehatan pesantren.

Samira. 2011. Pengaruh Pembinaan Puskesmas terhadap Pelaksanaan Program Usaha


Kesehatan sekolah di sekolah dasar kecamatan Medan Amplas Tahun 2011, Skripsi
fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas sumatera Utara.

10

Anda mungkin juga menyukai