Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PORTOFOLIO

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

Disusun Oleh :
dr. Ritaningsih Purbaningrum

Pendamping :
dr. Resita Lukitawati

DOKTER INTERNSIP WAHANA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI


PERIODE 2 JUNI 2016 - 19 MEI 2017
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KASUS PORTOFOLIO
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

Dengan ini dinyatakan telah dilaporkan kasus portofolio


Judul : Seorang perempuan usia 51 tahun dengan kista bartholini
Oleh : dr. Ritaningsih Purbaningrum
Tempat : RS Muhammadiyah Selogiri

Wonogiri, Mei 2017


Pembimbing,

dr. Resita Lukitawati


Borang Portofolio

Nama Peserta : dr. Ritaningsih Purbaningrum


Nama Wahana : RS PKU Muhammadiyah Selogiri
Topik : Kista Bartholini
Tanggal (Kasus) : 3 April 2017
Tempat Presentasi: Aula/Komdik RS Muhammadiyah Selogiri Nama Pendamping : dr. Resita Lukitawati
Nama Pasien : Ny. N No. RM : 083968
Objektif Presentasi:Keilmuan Keterampilan Penyegaran TinjauanPustaka
Diagnostik Manajemen Masalah
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Ibu Hamil
Deskripsi : Seorang perempuan, usia 61tahun dengan Kista Ovarii
Tujuan: Penyebab kista bartholini, gejala klinis kista bartholini dan tatalaksana kista bartholini
BahanBahasan: TinjauanPustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data Pasien :
Nama : Ny. N Tanggal Masuk RS : 3 April 2017
No. RM : 083968 Jam Masuk RS : 09.00 WIB
Jenis kelamin : Perempuan Tanggal Pemeriksaan : 3 April 2017
Umur : 51 tahun Keluar RS :5 April 2017
Alamat : Mojorejo 02 / IV, Kepuh, Nguter, Sukoharjo

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 3


Agama : Islam

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:benjolan sebesar bola bekel di alat kelamin

2. Riwayat Pengobatan: Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya

3. Riwayat kesehatan/Penyakit : Tidak ada riwayat penyakit yang diderita pasien sebelumnya

4. Kondisi Lingkungan sosial dan Fisik : Pasien tinggal dengan suami dan anaknya. Pasien bekerja sebagai PNS. riwayat
penyakit yang sama pada anggota keluarga/ lingkungan sekitar disangkal
Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo, S., Wiknjosastro, H., Sumapraja, S., 2008, Buku Ilmu Kandungan, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
2. Wibisono, E., Susilo, A., Naggolan, L., 2014, Kapita Selekta Kedokteran, Essentials Medicine, Jilid II, Edisi IV, FKUI, Jakarta :726 –
727

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 4


Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif :
Anamnesis diperoleh melalui autoanamnesis dan alloanamnesis terhadap keluarga pasien
1. Keluhan Utama
Benjolan sebesar bola bekel di alat kelamin
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik Obstetric Ginekologi RS Muhammadiyah Selogiri kemudian masuk di IGD dengan keluhan benjolan
sebesar bola bekel di alat kelamin. ± 2 minggu SMRS, benjolan tersebut semakin bertambah membesar. Benjolan tersebut sudah
dirasakan ± 6 bulan SMRS, yang berawal dari rasa nyeri dan membesar seukuran kelereng serta berwarna merah. Keluhan hanya
dirasakan beberapa hari saja dan keluhan tersebut hilang timbul selama ± 6 bulan ini. Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien
sering keputihan dan warnanya kuning kental serta gatal. Pasien juga tidak berganti – ganti pasangan dalam melakukan hubungan
sex, hanya dengan suami saja. Bila keluhan rasa nyeri di benjolan muncul, pasien biasanya minum obat yang dibeli di apotik
sendiri.
Kemudian ± 2 minggu SMRS keluhan seperti rasa nyeri dan berwarna merah di benjolan tersebut sudah tidak dirasakan, tetapi
benjolan dirasakan semakin hari semakin bertambah besar dan seukuran bola bekel. Benjolan tersebut sangat mengganggu pasien
saat melakukan hubungan suami istri. Bila untuk duduk atau untuk berjalan terasa mengganjal. Selama ± 6 bulan SMRS, pasien
belum pernah periksa dan berobat ke dokter.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : usia 12 tahun
Lama Haid : 7 hari
Siklus Haid : 28 hari

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 5


4. Riwayat Pernikahan
1 x / 1984 / Istri Usia 22 tahun / Suami Usia 33 tahun
5. Riwayat KB
Memakai KB IUD
6. Riwayat Obstetrei (P3A1)
1. Perempuan / 22 th / 3400 gram / aterm / spontan/ bidan / Rumah Bersalin / sehat
2. Keguguran saat usia kehamilan 18 minggu, kemudian dilakukan kuretase oleh dokter
3. Laki – laki / 18 th / 3200 gram / aterm / spontan / bidan / Rumah Bersalin / sehat
7. Riwayat Gynekologi
Kista (-), Mioma (-)
8. Riwayat Penyakit Dahulu
 Sebelumnya belum pernah sakit seperti ini
 Riwayat hipertensi disangkal oleh pasien
 Riwayat diabetes mellitus disangkal oleh pasien
 Riwayat asma disangkal oleh pasien
 Riwayat jantung disangkal oleh pasien
 Riwayat alergi disangkal oleh pasien
 Riwayat kista dan mioma disangkal oleh pasien
 Riwayat penyakit kelamin disangkal oleh pasien

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 6


9. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini dan tidak ada riwayat penyakit lainnya.
10. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai PNS. Biaya ditanggung oleh BPJS Non PBI

2. Objektif :
 Keadaan umum : Baik

 Kesadaran : Composmentis

 Tanda-tanda vital

 Tekanan darah : 110/70 mmhg

 Nadi : 84 x/menit

 RR : 20 x/menit

 Suhu : 36,2 0C

 Status Gizi

 Tinggi Badan : 158 cm

 Berat Badan : 64 kg

 BMI : 24,6 , kesan (Overweight)

1. Status Internus

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 7


a. Kepala : normocephal

b. Rambut : warna hitam, rontok (-), kebotakan (-)

c. Kulit : warna sawo matang, bersisik (-), turgor kulit baik

d. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), exophtalmus (-/-), ukuran pupil isokor Ɵ 3 mm, reflek pupil (+/+)

e. Hidung : discharge (-/-), epistaksis (-/), deviasi septum (-), hiperemis (-/-)

f. Telinga : discharge (-/-), pendengaran berkurang (-/-)

g. Mulut : mukosa pucat (-), bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), fasikulasi lidah (-), atrofi lidah (-), deviasi lidah (-)

h. Tenggorokan : faring hiperemis (-)

i. Leher : simetris (+), pembesaran KGB (-), JVP normal

j. Thorak

 Inspeksi :

 Simetris pada statis dan dinamis

 Kelainan pada system respirasi, thorak dan vertebra (-/-)

 Jenis pernafasan: thorako-abdominal (+)

 Frekuensi nafas: 20 x/menit

 Palpasi : nyeri tekan (-), bengkak (-), fremitus vocal (+) normal, simetris (+)

 Perkusi : sonor di seluruh lapang paru, kecuali pada area jantung (redup)

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 8


 Auskultasi :

 suara dasar : bronkovesikuler (+)

 suara tambahan : ronki basah (-/-), ronki kering (-/-), wheezing (-/-)

k. Jantung

 Inspeksi : ictus kordis tampak

 Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, apex impuls ictus tidak teraba melebar, tidak ada trill di sela iga 2,3,4 linea

parasternalis kiri.

 Perkusi : batas jantung dalam batas normal

 Auskultasi : BJ I-II regular, suara tambahan (-), HR : 84 x/menit

l. Abdomen

 Inspeksi : tampak datar (+), dinding abdomen tampak simetris (+), sikatrik (-), striae (-)

 Auskultasi : peristaltic (+) normal, bising pembuluh darah a. renalis, aorta abdominalis (-)

 Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen

 Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri tekan lepas (-)

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 9


2. Status Gynekologi

a. Pemeriksaan Luar

Inspeksi :

 Mons pubis : tak tampak kelainan

 Klitoris : tak tampak kelainan

 Labia mayor : tak tampak kelainan

 Labia minor : kulit berwarna agak kemerahan, terdapat benjolan sebesar bola bekel, permukaan licin tidak berbenjol

benjol

 Perineum : tak tampak kelainan

Palpasi :

 Jumlah : terdapat satu benjolan

 Ukuran : sebesar bola bekel

 Konsistensi : kistik

 Permukaan : licin

 Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan disekitar benjolan

 Mobilisasi : dapat digerakkan

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 10


II. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium

a. Hematologi dan kimia darah

Macam pemeriksaan Tgl 2/4/2017 Nilai rujukan Satuan

Golongan darah A -

Hemoglobin 12, 2 11.0 – 16,5 gr%

Hematokrit 36,9 35-50 %

Leukosit 6,6 3,5 – 10 / uL

Trombosit 377.000 150.000-390.000 / uL

Masa perdarahan/ BT 1 menit 20 sec 1-3

Masa pembekuat/CT 9 menit 00 sec 5-15

GDS 118 60-140 mg/dl

HbsAg Negatif Negatif

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 11


1. Assesment awal :
Kista Bartholini
2. Plan
a. Penatalaksanaan di IGD :
- Inf. Ringer Laktat 20 tpm
- Inj. Cefotaxime 1 gr/12 jam
b. Penatalaksanaan di bangsal
Oleh Dokter Spesialis Obsgyn
Tanggal S O A P
3 April Benjolan di alat kelamin TD : 110 / 80 Kista Inf. Ringer Laktat 20 tpm
2017 sebesar bola bekel (+) mmHg bartholini Inj. Cefotaxime 1gr/12 jam
HR : 82 x / menit Tindakan Operasi Marsupialisasi
RR : 20 x / menit besok pagi
T : 36,5 0 C
4 April Jam 11.00 TD : 110 / 80 Kista Inf. Ringer Laktat 20 tpm
2017 Nyeri pada bekas operasi mmHg bartholini Inj. Cefotaxime 1gr/12 jam
(+) HR : 81 x / menit Operasi Marsupialisasi
RR : 20 x / menit Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam IV
T : 36,4 0 C Inj. Methylprednisolon 6,25 mg/8 jam
IV

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 12


5 April Nyeri pada bekas operasi TD : 110 / 70 Kista Inf. Ringer Laktat 20 tpm
2017 (-) mmHg bartholini Inj. Cefotaxime 1gr/12 jam
HR : 82 x / menit Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam IV
RR : 20 x / menit Inj. Methylprednisolon 6,25 mg/8 jam
T : 36,5 0 C IV
Terapi BLPL :
Cefadroxil 2x500mg tablet peroral
Methyprednisolon 3x4 mg tablet
peroral
Paracetamol 3x500 mg tablet peroral

5. Assasment Akhir
Kista Bartholini
Diagnosis kista bartholini ditegakkan berdasarkan keluhan utama yaitu benjolan sebesar bola bekel di alat kelamin, gejala klinis
yang diderita pasien yaitu benjolan semakin hari semakin besar ± 2 minggu SMRS dan tidak nyeri. Dari hasil pemeriksaan gynekologi
didapatkan ada benjolan di vulva, permukaan licin, konsistensi lunak dan kistik, tidak ada nyeri tekan disekitar benjolan.

6. Tinjauan Pustaka
a. Definisi

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 13


Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang terbentuk di bawah kulit atau di suatu tempat di dalam
tubuh. Kista kelenjar Bartholini terjadi ketika kelenjar ini menjadi tersumbat. Kelenjar Bartholini bisa tersumbat karena berbagai
alasan, seperti infeksi, peradangan atau iritasi jangka panjang. Apabila saluran kelenjar ini mengalami infeksi maka saluran kelenjar
iniakan melekat satu sama laindan menyebabkan timbulnya sumbatan. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ini kemudian
terakumulasi, menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kista menjadi terinfeksi.
b. Epidemiologi
Dua persen wanita mengalami kista Bartholini atau abses kelenjar pada suatu saat dalam kehidupannya. Abses umumnya
hampir terjadi tiga kali lebih banyak daripada kista. Salah satu penelitian kasus kontrol menemukan bahwa wanita berkulit putih dan
hitam yang lebih cenderung untuk mengalami kista Bartholini daripada wanita hispanik, dan bahwa perempuan dengan paritas yang
tinggi memiliki resiko terendah. Kista Bartholini, yang paling umum terjadi pada labia minora. Involusi bertahap dari kelenjar
Bartholini dapat terjadi pada saat seorang wanita mencapai usia 30 tahun. Hal ini mungkin menjelaskan lebih seringnya terjadi kista
Bartholini dan abses selama usia reprduksi. Bioipsi eksisional munkin diperlukan lebih dini karena masa pada wanita pascamenepouse
dapat berkembang menjadi kanker. Beberapa penelitian telah menyarankan bahwa eksisi pembedahan tidak diperlukan karena
rendahnya resiko kanker kelenjar Bartholini (0,114 kanker per 100.000 wanita-tahun) (Wechter et al., 2009). Namun, jika diagnosis
kanker tertunda, prognosis dapat menjadi lebih buruk. Sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami kista Bartholini atau abses di dalam
hidup mereka. Jadi, hal ini adalah masalah yang perlu dicermati. Kebanyakan kasus terjadi pada wanita usia antara 20 sampai 30
tahun. Namun, tidak menetap kemungkinan dapat terjadi pada wanita yang lebih tua atau lebih muda.
b. Etiologi dan Patogenesis
Kista Barthoioni berkembang ketika saluran keluar dari kelenjar Bartholini tersumbat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
kemudian terakumulasi,menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Kista Bartholini merupakan tumor kistik
jinak. Ditimbulkan akibat saluran kista Bartholini yang mengalami sumbatan. Sumbatan biasanya disebabkan oleh infeksi. Kuman
yang sering menginfeksi kelenjar Bartholini adalah Neisseria gonorrhoeae.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 14


Kelenjar Bartholini menghasilkan cairan yang membasahi vagina mulai masa pubertas. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
melumasi vagina baik pada kondisi normal maupun saat berhubungan. Kista bartholini terjadi karena adanya sumbatan pada salah satu
ductus bartholini sehingga mukus yang dihasilkan tidak dapat disekresi. Hal ini menyebabkan akumulasi cairan sekresi. Sumbatan
dapat disebabkan oleh mukus yang mengental, infeksi inflamasi kronik karena trauma atau gangguan kongenital. Bila lama kelamaan
sejalan dengan membesarnya kista, tekanan di dalam kista semakin besar. Dinding kelenjar/kista mengalami peregangan dan
meradang. Demikian juga akibat peregangan pada dinding kista, pembuluh darah pada dinding kista terjepit mengakibatkan bagian
yang lebih dalam tidak mendapatkan pasokan darah sehingga jaringan menjadi mati (nekrotik). Jika terjadi infeksi pada kista bartholini
maka kista ini dapat berubah menjadi abses, yang ukurannya dapat meningkat setiap hari dan terasa nyeri. Karena letaknya di vagina
bagian luar, kista akan terjepit terutama saat duduk dan berdiri menimbulkan rasa nyeri yang terkadang disertai dengan demam.
c. Manifestasi Klinis
Kista Bartholini tidak selalu menyebabkan keluhan akan tetapi kadang dirasakan sebagai benda padat dan menimbulkan
kesulitan pada waktu koitus. Jika kista Bartholini masih kecil tidak terinfeksi, umumnya asimptomatik. Tetapi bila berukuran besar
dapat menyebabkan rasa kurang nyaman saat berjalan atau duduk. Tanda kista Bartholini yang tidak terinfeksi berupa penonjolan yang
tidak nyeri pada salah satu sisi vulva disertai kemerahan atau pembengkakan pada daerah vulva
d. Tatalaksana
Dilakukan operasi Marsupialisasi untuk mengambil kista. Tekniknya yaitu dengan cara :
 Desinfeksi dinding kista sampai labia dengan menggunakan betadine
 Dilakukan lokal anestesi dengan menggunakan lidokain 1%
 Dibuat insisi vertikal pada kulit labium sedalam 0,5 cm (insisi samapai diantara jaringan kulit dan kista/abses) pada sebelah lateral
dan sejajar dengan dasar selaput himen
 Dilakukan insisi pada kista dan dinding kista dijepit dengan klem pada 4 sisi, sehingga rongga kista terbuka dan kemudian dinding

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 15


kista diirigasi dengan cairan salin.
 Dinding kista dijahit dengan kulit labium dengan traumatik catgut. Jika memungkinkan muara baru dibuat sebesar mungkin
(masuk 2 jari tangan), dan dalam waktu 1 minggu muara baru akan mengecil separuhnya, dan dalam waktu 4 minggu muara baru
akan mempunyai ukuran sama dengan muara saluran kelenjar Bartholini sesungguhnya.

Kista Bartholini

Teknik Operasi Marsupialisasi

7. Edukasi
Memberi edukasi pada pasien dan keluarga pasien penyebab terjadinya kista, gejala klinis dan tatalaksana yang harus dilakukan
8. Konseling
Konseling dilakukan untuk meningkatkan dukungan kepada pasien untuk kesembuhan pasien

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 16

Anda mungkin juga menyukai