Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi


masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping keluarga
klien diliatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

Topik : Asuhan keperawatan pada By. Ny. E. M. Dengan bayi BBLR usia
kehamilan 35 – 36 minggu.

Sasaran : By. Ny. E. M. Tim ronde (kepala ruang, mahasiswa profesi ners)

Hari/ tanggal : Kamis, 15 februari 2018

Waktu : Pukul 12.00 WIT

1. Tujuan
a. Tujuan Umum

Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis

b. Tujuan khusus
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
- Meningkatkan validitas data klien
- Menilai kemampuan justifikasi
- Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
- Meningkatkan kekmampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
- Sasaran By. Ny. E. M. Kepala ruang, mahasiswa profesi ners
- Materi

Teori : terlampir

Masalah yang muncul

- Metode : diskusi
- Media : dokumen/ status pasieen, kertas bulpen, materi yang disampaikan
- Kegiatan ronde keperawatan
1. Pra ronde
- Menentukan kasus dan topik
- Menentukan tim ronde
- Menentukan literatur
- Membuat proposal
- Mempersiapkan pasien
2. Pelaksanaan ronde keperawatan
- Pembukaan
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan tim ronde
3. Menyampaikan identitas klien dan masalah klien
4. Menyampaikan tujuan ronde
- Penyajian masalah
1. Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga kepada tim
ronde
2. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien
3. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan
- Validasi data
1. Mencocokan dan menjelaskan data yang telah disampaikan
2. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang maslah keperawatan
3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ konselor/ kepala ruangan
4. Menemukan tindakan keperawatan pada masalah proritas
5. Pasca ronde
- Evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan
- Penutup
MATERI RONDE KEPERAWATAN PADA DIAGNOSA MEDIS PREMATUR
NEONATUS

A. Definisi

BBLR adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir menurut WHO (2003). BBLR dibagi menjadi tiga group yaitu, prematuritas,
intra uterine growth restriction (IUGR).

BBLR diukur dari berat atau massa, sedangkan prematur diukur dari umur
bayi dalam kandungan

B. Etiologi
1. Prematur murni.
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan masa kehamilan atau
disebut juga neonatus pretern atau BBLR.
2. Dismaturn
Dismaturn (IUGR) adalah bayu baru lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya ynryk masa kehamilan dikarenakan mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan.

Faktor- faktor yang mempengaruhi BBLR

a. Faktor ibu
- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
- Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
- Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
- Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin seperti cacat bawaan, infeksi dalam rahim, dan kehamilan
ganda anomaly cognital
d. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BY. NY. E. M. DENGAN
DIAGNOSA BBLR

A. PENGKAJIAN

Nama bayi : By. Ny. E. M.

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 8 Feb 2018

Nama orang tua : Tn. T/ Ny. E

Pendidikan ayah/ ibu : Sma/ S1

Pekerjaan orang tua : Honorer/ IRT

Usia Ayah/ Ibu : 27 tahun/ 25 tahun

Diagnosa Medis : BBLR

Tanggal Dirawat : 8 Feb 2018

Alamat : Sentani

Riwayat bayi : G4P3A1

Apgar score : 1- 1- 3- 5

Usia gestasi : 35-36 minggu

Berat badan : 1700 gram

Komplikasi persalinan : bomely

Riwayat Ibu

Usia Gravida Partus Abortus


4 bulan 1 - 1
3 tahun 2 Spontan -
4 hari 3 spontan -
Jenis persalinan : sc section sesarea

Komplikasi kehamilan : bomely

B. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : bentuk kepala bulat dan tidak ada caput dikepala, sutura
sagitalis terpisah, gambaran wajah simetris, rambut hitam, bersih,
linkar kepala 28 cm, LD 22 cm, LP 25 cm, LL 6 cm
2. Mata : mata tampak simetris, bersih kornea utuh dan pupil positip dan
ada refleks cahaya dan mata mengkedip
3. Hidung : lubang hidung tampak dua, bersih, tidak tampak ada kotoran
dihidung, terpasang O2 2 L/m nasal canul
4. Mulut : terpasang ogt terbuka, cairan 1cc residu warna kecokelatan,
bercak diselang, bibir sumbing tidak ada, langit- langit mulut dan
palatum mulut ada
5. Telinga : simetris dan lubang telinga ada
6. Leher : tidak ada benjolan di leher, tidak ada tanda- tanda patah/
fraktur leher
7. Thoraks : bentuk dada simetris, heart rate : 140 kali/ menit, klavikula
tidak ada patah
8. Abdomen : lemas tidak tampak kembung, tidak ada benjolan, bising
usus 5 kali/ menit (lemah)
9. Paru- paru : respirasi spontan, suara nafas ada ronkhi, suara nafas
kanan dan kiri sama, apnea prematuriti
10. Ektermitas atas : mempunyai 2 tangan dan masing- masing ada lima
jari- jari dan terdapat lanugo dikedua tangan
11. Ekternitas bawah : tidak ada kelainan pada kedua kaki, refleks babinski
positif, tonus otot aktif
12. Genetalia : klien berjenis kelamin perempuan, labia minor menutupi
labia mayor, normal, tidak ada bengkak, tidak ada tanda tanda infeksi,
klien tampak pakai pampers dan ada air kencing.
13. Anus : tampak ada lubang pantat saatu dan tidak tampak ada
peradangan
14. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah
Laboratorium tanggal 9 - 2 – 2018
- HB : 18.7 gr/dl
- Leukosit : 7.02 x 103/ul
- IT Rasio 0.09
- CRP (-)
- Gds 168 mg/dl

Data fokus

 DS -
 DO
- Klien tampak lemah, dan tubuh tampak ikterik, sesak, hidung tampak
terpasang O2 2L/m nasal canul
- Mulut : terpasang ogt terbuka, cairan 3cc residu warna kecokelatan, bercak
diselang
- Heart rate : 140 kali/ menit
- PB :42 cm
- Bb lahir :1700 gram
- Bb saat dikaji : gram
- Lk : 28 cm
- Ll : 6 cm
- Ld : 24 cm
- Lp : 25 cm
- Terpasang infus ditangan kanan cairan TPU
- Genitalia jenis kelamin perempuan, labia mayor menutupi labia minor,
tidak bengkak dan tidak ada tanda infekdi, klien tampak pakai pampers
dan kencing
- Tonus otot aktif dan ada refleks moro, ada refles hisap, refleks
menggenggam
Diagnosa keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafassan


2. Resiko termoregalasi inefektif berhubungan dengan SSP imatur
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi imaturitas produksi enzim, otot abdomen
lemah
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan immunologis yang tidak
efektif.

Anda mungkin juga menyukai