Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRESENTASI KASUS

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

SEORANG WANITA 24th, G2P1A0 GRAVID 10 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun oleh :
dr. Yogi Hermawan

Pendamping :
dr. Resita Lukitawati

DOKTER INTERNSIP WAHANA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI


PERIODE 7 FEBRUARI 2020 – NOVEMBER 2020
KABUPATEN WONOGIRI

1
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
LAPORAN PRESENTASI KASUS PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
LAPORAN KASUS

Nama Peserta : dr. Yogi Hermawan


Nama Wahana : RSU Muhammadiyah Selogiri
Topik : Seorang Wanita 24 tahun G2P1A0 Gravid 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
Tanggal Kasus :
Nama Pasien : Ny. SP No. Rekam Medis : 081802
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Resita Lukitawati
Tempat Presentasi : RSU Muhammadiyah Selogiri
Obyek Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Tujuan : Penegakkan diagnosa dan tatalaksana pada pasien hyperemesis gravidarum
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos

DATA PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SP
No. RM : 081802
Jenis Kelamin : Perempuan
2
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Umur : 24 tahun
Alamat : Seban Kidul, Paseban
Agama : Islam
Swasta : IRT
Tanggal MRS : 17 Februari 2020
Tanggal Pemeriksaan : 18 Februari 2020
Keluar RS : 18 Februari 2020
Status Pembiayaan : Pasien Umum
B. ANAMNESIS (autoanamnesis di Bangsal)
Keluhan Utama :Muntah-muntah hebat SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien G2P1A0H1 gravid 10 minggu datang ke IGD dengan keluhan muntah-muntah sudah lebih dari 8 kali sebelum masuk ke RS.
Awalnya pasien sedang tidur dan terbangun dipagi hari langsung muntah-muntah, awalnya hanya muntah-muntah biasa tetapi sekarang
muntah-muntah nya sudah makin parah beberapa hari ini sehingga pasien sudah tidak bisa mengerjakan aktivitas seperti biasanya. 2 hari
sebelumnya pasien sudah sempat berobat ke IGD dengan keluhan mual muntah biasa dan setelah diberikan obat pasien merasa sedikit
enakan tetapi hari ini pasien merasakan mual dan mntah yang hebat dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya dan tampak
lemas serta merasakan sakit perut terutama di ulu hati. Pasien sekarang tidak bisa mencium bau-bauan yang menyengat seperti parfum
dan masakan. Apabila mual dan muntah kambuh pasien merasa baikan apabila mencium bau-bauan yang berbau mint seperti balsem
atau minyak angin dan minum air hangat. Pasien sedang hamil anak kedua, dimana sebelumnya pasien belum pernah mengalami hal
3
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
yang sama pada hamil anak pertama. Pada hamil anak pertama pasien terkadang hanya merasakan pusing saja dan mual tetapi tidak
sampai muntah seperti saat ini. Pasien dirumah rajin mengkonsumsi buah buahan dan sayuran sebelum muntah-muntah ini. Selain itu
BAK dan BAB pasien dalam batas normal dan tidak ada keluhan. Sekarang pasien masih mau minum tapi sedikit dan apa yang dimakan
selalu dimuntahkan, hingga pasien ingin muntah tetapi tidak ada makanan dan minuman lagi yang bisa dikeluarkan.

Riwayat Hamil Muda: Mual (+), muntah (+), pusing (+)

Riwayat Hamil Tua : tidak ada kelainan dan dalam batas normal

Riwayat ANC : sering memeriksakan kehamilan pada bidan setempat

Riwayat Makan Obat : mengkonsumsi obat penambah darah dan asam folat

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Hipertensi sebelum hamil (-)


Riwayat Hipertensi selama hamil (-)
Riwayat Kejang (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat HEG (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :

4
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Riwayat Hipertensi (-) pada ibu pasien
Riwayat Kejang (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat asma (-)

Riwayat Haid
Haid teratur dan 2-3 kali ganti pembalut sehari, siklus 28 hari, nyeri (-)
HPHT : 30-11-2019
HPL : 6-9-2020 gravid 10 weeks

Riwayat Perkawinan
Pernikahan pertama, pasien menikah di usia 21 tahun
Riwayat kehamilan
- Pasien sedang hamil anak kedua
- Belum pernah abortus sebelumnya
- Hamil pertama tidak ada kelainan ( usia 21 tahun dan lahir spontan dengan anak laki-laki)
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Tidak pernah memakai kontrasepsi
Riwayat Operasi Sebelumnya

5
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Tidak ada riwayat operasi sebelumnya terutama operasi pada Rahim
Riwayat kebiasaan
Pasien seorang ibu rumah tangga, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol.

STATUS OBSTETRIKUS

Abdomen :
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai usia kehamilan aterm, bekas operasi (-)
Palpasi :
Leopold I : belum dapat dinilai
Leopold II : belum dapat dinilai
Leopold III : belum dapat dinilai
Leopold IV : belum dapat dinilai
Genitalia Eksterna:
Inspeksi/Palpasi : V/U tenang, edema (-), PPV (-)

Genitalia Interna:
Inspekulo : tidak dilakukan
VT : tidak dilakukan

Riwayat Pribadi Sosial :

6
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
• Merokok : tidak merokok

• Mengkonsumsi alkohol : Disangkal

• Olahraga : Jarang berolahraga


C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Internis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis kooperatif
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,30C

Status Generalis :

Kepala : Normosefali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut, jejas ( - )

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), ptosis (-/-),lagoftalmus (-/-), pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm,refleks
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidaklangsung (+/+)

7
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Telinga : Normotia (+/+), perdarahan (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-), stomatitis (-)
Leher : Bentuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB
Jantung :

Inspeksi : Tampak iktus kordis ± 2cm di bawah papilla mamae sinistra


Palpasi : Iktus kordis teraba kuat ± 2cm di bawah papilla mamae sinistra
Perkusi :

Batas atas kiri : ICS II garis parasternal sinsitra dengan bunyi redup
Batas atas kanan : ICS II garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Batas bawah kiri : ICS V ± 1cm medial garis midklavikula sinistra dengan bunyi redup
Batas bawah kanan : ICS IV garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Auskultasi:Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru :

Inspeksi: Dinding toraks simetris pada saat statis maupun dinamis, retraksi otot-otot pernapasan (-)
Palpasi : Simetris, vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

8
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Abdomen :

Inspeksi : Perut datar, massa (-), pulsasi abnormal (-)


Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+)

Ekstremitas
Superior : Akral hangat + / +, edema - / -
Inferior : Akral hangat + / +, edema - / -

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

  Hasil Unit Nilai rujukan

Darah rutin (17-02-2020)

6.3
Leukosit ribu/mm3 3.5 - 10.0

9
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Eritrosit 4.47 Juta/mm 3.8 - 5.8

Hemoglobin 13.7 G/dL 11.0 - 16.5

Hematokrit 47.4 % 35 - 50

Trombosit 207 ribu/mm3 150 - 350

MCV 97 fL 80 - 97

MCH 30.7 pg 26.5 - 33.5

MCHC 31.6 g/dL 31.5 - 35.0

10
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
RDW 12.7 % 10.0 - 15.0

MPV 6.9 6.5 - 11.0

PDW 14.8 10.0 - 18.0

E. DIAGNOSIS BANDING
1. Dyspepsia
2. Emesis gravidarum / morning sickness
3. GERD
11
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
F. DIAGNOSA KERJA
1. Wanita 24 tahun G2P1A0H1gravid 10 minggu + Hiperemesis gravidarum grade 1
(Diagnosis menggunakan score PUQE (Pregnanacy Unique Quantification of Emesis & nausea)
● PENATALAKSANAAN
● Penatalaksanaan di IGD
● Inf/ RL loading 250 cc + maintenance 20 tpm
● Inj. Ranitidine 50mg/8 jam
● Inj. Ondancentron 4 mg/8 jam

● Penatalaksanaan di ruangan
● Inf/ RL 20 tpm
● Inj. Ranitidine 50mg/8 jam
● Inj. Ondancentron 4 mg/8 jam

OBAT PULANG

- Nutrimama 1x1 tab


- Ondancentron 2x1 tab

12
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
- Ctm 2x1 tab
- Anvomer 2x1 tab
G. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanam : ad bonam

13
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
H. FOLLOW UP

Tanggal S O A P

17/2/2020 Mual muntah KU : Tampak sakit  Wanita 24 tahun ‒ Inf. RL 20 tpm


(+) sedang ‒ Inj. Ranitidine 50mg/12 jam
Kesadaran : CM G2P1A0H1gravid
Pusing (+) ‒ Inj. Ondancentron 4mg/12 jam
10 minggu +
Sakit kepala (-) TD : 100/70
mmHg Hiperemesis
Lemas (+) HR : 82
RR : 22 x/menit gravidarum grade
Makan (-)
T : 36,7 C 1
Minum (+)
Nyeri perut (+)

18/2/2020 Mual muntah (-) KU : Tampak sakit Wanita 24 tahun ‒ Inf. RL 20 tpm
ringan ‒ Inj. Ranitidine 50mg/12 jam
Pusing (-) Kesadaran : CM G2P1A0H1gravid 10
‒ Inj. Ondancentron 4mg/12 jam
Sakit kepala (-) minggu + Hiperemesis
TD : 11/70 mmHg
Lemas (-)
Obat pulang :
HR : 92 gravidarum grade 1
RR : 20 x/menit
Makan (-) - Nutrimama 1x1
T : 36,7 C
Minum (+) - Odancentron 2x1
- B6 2x1
Nyeri perut (-) - Ctm 2x1
14
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
‒ EDUKASI PULANG
1. Istirahat yang cukup
2. Minum obat yang teratur
3. Kurangi aktivitas terlebih dahulu
4. Jauhi pencetus mual seperti bau-bauan
5. Selalu rutin periksakan kehamilan
6. Segera bawa Kembali jika dirumah muntah makin hebat
7. Minum air putih 3 liter sehari & susu kehamilan
8. Rajin makan buah-buahan & sayur sayuran
9. Hindari makan makanan pedas dan asem

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum.


Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan
muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi
keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4

B. Etiologi

15
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan
dan nutrisi dengan diet dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi
adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis. 1,2 Faktor-faktor yang
menjadi predisposisi diantaranya:2,3
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patofisologi

Patofisiologi hiperemesis gravidarum masih belum jelas (Meltzer, 2000; Neill & Nelson, 2003; Edelman, 2004); namun

peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan human chorionic gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah.

Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung

menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi asam

hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan denga

16
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
faktor psikologis, spiritual, lingkungan, dan sosiokultural. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda, bila

terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis

terpakai untuk keperluan energi. Oksidasi lemak yang tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam asetoasetik, asam

hidroksi buturik, dan aseton dalam darah.

Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma

berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urine turun, selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga

menyebabkan aliran darah kejaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal

berakibat frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga dapat merusak hati dan terjadilah “lingkaran setan” yang sulit dipatahkan.

Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan penurunan berat badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan

beratnya penyakit. Pencernaan serta absorbsi karbohidrat dan nutrisi lain yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk

mempertahankan panas dan energi tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak digunakan untuk menghasilkan energi, akibatnya

beberapa hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat dalam darah dan urine (terdapat atau kelebihan keton dalam urine).

17
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya

nonprotein nitrogen, asam urat, urea, dan penurunan klorida dalam darah. Kekurangan vitamin B1, B6, dan B12 mengakibatkan terjadinya

neuropati perifer dan anemia; bahkan pada kasus berat, kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan terjadinya wernicke enchephalopati

(Manuaba, 2001; Kuscu & Koyancu, 2002; Neill & Nelson, 2003); hal tersebut juga didukung oleh Friedman (1998), Manuaba (2001) dan

Miknjosastro (2005) yang menyatakan bahwa Wernicke ensefalopati dapat timbul sekunder akibat defisiensi tiamin.

Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ
tubuh berikut:2
a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentilobuler tanpa nekrosis.
b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan sub-endokardial.
c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli

D. Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:1,2

18
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri
epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan
urin sedikit tetapi masih normal.
b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 –
140x/ menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin,
dan berat badan cepat menurun.
c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.

Gambar 1.
PUQE Score

E. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2

19
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.
b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya
kehamilan, konsistensinya lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru.
d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun
kehamilan mola hidatidosa.
e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan proteinuria.

F. Gejala Klinik.
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan,
ptialism (saliva yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai
hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan hematokrit.1,2,3

G. Diagnosis Banding
Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan.
Beberapa penyakit tersebut antara lain:
a) Appendicitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa
appendicitis akut keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare juga bisa dijadikan petunjuk
membedakan hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.

20
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
b) Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali
saat hamil apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton,
pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas darah.

c) Gastritis dan ulkus peptikum.


Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering
menggunakan NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat membedakan dengan wanita hamil yang tanpa
gastritis/ulkus peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis gravidarum mempunyai keluhan nyeri epigastrium
yang hebat. Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien
hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.

d) Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata
disertai peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang
sebelumnya tidak menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah menderita hepatitis.

e) Pankreatitis akut

21
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri
epigastrium, kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, kadang-kadang nyeri
menyebar di perut dan menjalar ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase dapat membantu menegakkan
diagnosis.

f) Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat
yang terjadi hampir setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada
wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.

H. Komplikasi 1
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal
ini tidak segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun
kematian. Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik
yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.
b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

22
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Gambar 2.
HEG

I. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan
dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-

23
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
Defekasi yang teratur hendaknya dapat teratur.1,2,3

J. Penatalaksanaan 1-4

Gambar 3.
Treatment

 Obat-obatan.
Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital,
vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik
seperti prometazin (avopreg), proklorperazin, atau mediamer B6.
 Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar
sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan
selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

 Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
24
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
 Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3
liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton,
khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada
permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat
dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair.
Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan
medik dan psikiatrik, manifestasi klinis berupa:
 Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, gangguan jiwa Ensephalopati Wernick.
 Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.

25
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
 Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi
meningkat dan tekanan darah menurun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hal 814-818.
2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi.
Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.
4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from: http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret 2013).
5. Chuningham, et al. 2014. Williams Obstetrics, 24 th edition. Mc Graw Hills Education. Hal 2246 – 2250.

26
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
27
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
28
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai