Disusun oleh :
dr. Yogi Hermawan
Pendamping :
dr. Resita Lukitawati
1
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
LAPORAN PRESENTASI KASUS PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
LAPORAN KASUS
DATA PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SP
No. RM : 081802
Jenis Kelamin : Perempuan
2
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Umur : 24 tahun
Alamat : Seban Kidul, Paseban
Agama : Islam
Swasta : IRT
Tanggal MRS : 17 Februari 2020
Tanggal Pemeriksaan : 18 Februari 2020
Keluar RS : 18 Februari 2020
Status Pembiayaan : Pasien Umum
B. ANAMNESIS (autoanamnesis di Bangsal)
Keluhan Utama :Muntah-muntah hebat SMRS
Riwayat Hamil Tua : tidak ada kelainan dan dalam batas normal
Riwayat Makan Obat : mengkonsumsi obat penambah darah dan asam folat
4
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Riwayat Hipertensi (-) pada ibu pasien
Riwayat Kejang (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat Haid
Haid teratur dan 2-3 kali ganti pembalut sehari, siklus 28 hari, nyeri (-)
HPHT : 30-11-2019
HPL : 6-9-2020 gravid 10 weeks
Riwayat Perkawinan
Pernikahan pertama, pasien menikah di usia 21 tahun
Riwayat kehamilan
- Pasien sedang hamil anak kedua
- Belum pernah abortus sebelumnya
- Hamil pertama tidak ada kelainan ( usia 21 tahun dan lahir spontan dengan anak laki-laki)
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Tidak pernah memakai kontrasepsi
Riwayat Operasi Sebelumnya
5
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Tidak ada riwayat operasi sebelumnya terutama operasi pada Rahim
Riwayat kebiasaan
Pasien seorang ibu rumah tangga, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol.
STATUS OBSTETRIKUS
Abdomen :
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai usia kehamilan aterm, bekas operasi (-)
Palpasi :
Leopold I : belum dapat dinilai
Leopold II : belum dapat dinilai
Leopold III : belum dapat dinilai
Leopold IV : belum dapat dinilai
Genitalia Eksterna:
Inspeksi/Palpasi : V/U tenang, edema (-), PPV (-)
Genitalia Interna:
Inspekulo : tidak dilakukan
VT : tidak dilakukan
6
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
• Merokok : tidak merokok
Status Generalis :
Kepala : Normosefali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut, jejas ( - )
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), ptosis (-/-),lagoftalmus (-/-), pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm,refleks
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidaklangsung (+/+)
7
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Telinga : Normotia (+/+), perdarahan (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-), stomatitis (-)
Leher : Bentuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran KGB
Jantung :
Batas atas kiri : ICS II garis parasternal sinsitra dengan bunyi redup
Batas atas kanan : ICS II garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Batas bawah kiri : ICS V ± 1cm medial garis midklavikula sinistra dengan bunyi redup
Batas bawah kanan : ICS IV garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Auskultasi:Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru :
Inspeksi: Dinding toraks simetris pada saat statis maupun dinamis, retraksi otot-otot pernapasan (-)
Palpasi : Simetris, vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
8
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Abdomen :
Ekstremitas
Superior : Akral hangat + / +, edema - / -
Inferior : Akral hangat + / +, edema - / -
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6.3
Leukosit ribu/mm3 3.5 - 10.0
9
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Eritrosit 4.47 Juta/mm 3.8 - 5.8
Hematokrit 47.4 % 35 - 50
MCV 97 fL 80 - 97
10
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
RDW 12.7 % 10.0 - 15.0
E. DIAGNOSIS BANDING
1. Dyspepsia
2. Emesis gravidarum / morning sickness
3. GERD
11
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
F. DIAGNOSA KERJA
1. Wanita 24 tahun G2P1A0H1gravid 10 minggu + Hiperemesis gravidarum grade 1
(Diagnosis menggunakan score PUQE (Pregnanacy Unique Quantification of Emesis & nausea)
● PENATALAKSANAAN
● Penatalaksanaan di IGD
● Inf/ RL loading 250 cc + maintenance 20 tpm
● Inj. Ranitidine 50mg/8 jam
● Inj. Ondancentron 4 mg/8 jam
● Penatalaksanaan di ruangan
● Inf/ RL 20 tpm
● Inj. Ranitidine 50mg/8 jam
● Inj. Ondancentron 4 mg/8 jam
OBAT PULANG
12
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
- Ctm 2x1 tab
- Anvomer 2x1 tab
G. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanam : ad bonam
13
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
H. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
18/2/2020 Mual muntah (-) KU : Tampak sakit Wanita 24 tahun ‒ Inf. RL 20 tpm
ringan ‒ Inj. Ranitidine 50mg/12 jam
Pusing (-) Kesadaran : CM G2P1A0H1gravid 10
‒ Inj. Ondancentron 4mg/12 jam
Sakit kepala (-) minggu + Hiperemesis
TD : 11/70 mmHg
Lemas (-)
Obat pulang :
HR : 92 gravidarum grade 1
RR : 20 x/menit
Makan (-) - Nutrimama 1x1
T : 36,7 C
Minum (+) - Odancentron 2x1
- B6 2x1
Nyeri perut (-) - Ctm 2x1
14
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
‒ EDUKASI PULANG
1. Istirahat yang cukup
2. Minum obat yang teratur
3. Kurangi aktivitas terlebih dahulu
4. Jauhi pencetus mual seperti bau-bauan
5. Selalu rutin periksakan kehamilan
6. Segera bawa Kembali jika dirumah muntah makin hebat
7. Minum air putih 3 liter sehari & susu kehamilan
8. Rajin makan buah-buahan & sayur sayuran
9. Hindari makan makanan pedas dan asem
B. Etiologi
15
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan
dan nutrisi dengan diet dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi
adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis. 1,2 Faktor-faktor yang
menjadi predisposisi diantaranya:2,3
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.
C. Patofisologi
Patofisiologi hiperemesis gravidarum masih belum jelas (Meltzer, 2000; Neill & Nelson, 2003; Edelman, 2004); namun
peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan human chorionic gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah.
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung
menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi asam
hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan denga
16
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
faktor psikologis, spiritual, lingkungan, dan sosiokultural. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda, bila
ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Oksidasi lemak yang tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam asetoasetik, asam
Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun dalam urine turun, selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
menyebabkan aliran darah kejaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
berakibat frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga dapat merusak hati dan terjadilah “lingkaran setan” yang sulit dipatahkan.
Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan penurunan berat badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan
beratnya penyakit. Pencernaan serta absorbsi karbohidrat dan nutrisi lain yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk
mempertahankan panas dan energi tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak digunakan untuk menghasilkan energi, akibatnya
beberapa hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat dalam darah dan urine (terdapat atau kelebihan keton dalam urine).
17
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya
nonprotein nitrogen, asam urat, urea, dan penurunan klorida dalam darah. Kekurangan vitamin B1, B6, dan B12 mengakibatkan terjadinya
neuropati perifer dan anemia; bahkan pada kasus berat, kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan terjadinya wernicke enchephalopati
(Manuaba, 2001; Kuscu & Koyancu, 2002; Neill & Nelson, 2003); hal tersebut juga didukung oleh Friedman (1998), Manuaba (2001) dan
Miknjosastro (2005) yang menyatakan bahwa Wernicke ensefalopati dapat timbul sekunder akibat defisiensi tiamin.
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ
tubuh berikut:2
a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentilobuler tanpa nekrosis.
b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan sub-endokardial.
c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli
D. Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:1,2
18
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri
epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan
urin sedikit tetapi masih normal.
b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 –
140x/ menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin,
dan berat badan cepat menurun.
c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.
Gambar 1.
PUQE Score
E. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2
19
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.
b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya
kehamilan, konsistensinya lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru.
d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun
kehamilan mola hidatidosa.
e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan proteinuria.
F. Gejala Klinik.
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan,
ptialism (saliva yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai
hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan hematokrit.1,2,3
G. Diagnosis Banding
Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan.
Beberapa penyakit tersebut antara lain:
a) Appendicitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa
appendicitis akut keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare juga bisa dijadikan petunjuk
membedakan hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.
20
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
b) Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali
saat hamil apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton,
pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas darah.
d) Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata
disertai peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang
sebelumnya tidak menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah menderita hepatitis.
e) Pankreatitis akut
21
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri
epigastrium, kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, kadang-kadang nyeri
menyebar di perut dan menjalar ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase dapat membantu menegakkan
diagnosis.
f) Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat
yang terjadi hampir setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada
wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.
H. Komplikasi 1
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal
ini tidak segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun
kematian. Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik
yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.
b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).
22
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Gambar 2.
HEG
I. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan
dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-
23
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
Defekasi yang teratur hendaknya dapat teratur.1,2,3
J. Penatalaksanaan 1-4
Gambar 3.
Treatment
Obat-obatan.
Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital,
vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik
seperti prometazin (avopreg), proklorperazin, atau mediamer B6.
Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar
sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan
selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
24
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3
liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton,
khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada
permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat
dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair.
Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan
medik dan psikiatrik, manifestasi klinis berupa:
Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, gangguan jiwa Ensephalopati Wernick.
Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.
25
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi
meningkat dan tekanan darah menurun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hal 814-818.
2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi.
Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.
4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from: http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret 2013).
5. Chuningham, et al. 2014. Williams Obstetrics, 24 th edition. Mc Graw Hills Education. Hal 2246 – 2250.
26
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
27
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
28
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA