Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN PADA NY.

D DENGAN
E.T SOCIO CAESAREA POD 2 P2A0
DI RUANG ZADE RSUD dr SLAMET GARUT

OLEH : KELOMPOK 4

Aa Sofyan
Gustiardi Jamhuruloh
Irmayanti
M. Ramdan
Nyinyi
Putri Pujayanti R
Riswan Sapaat
Yudi Suwandi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT
2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengetahuan masyarakat yang meningkat menyebabkan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan termasuk
didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat fenomena tersebut mendorong
perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan
keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya. Langkah-
langkah tersebut dapat berupa penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan
profesional (SP2KP) mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan MAKP dan
perbaikan dokumentasi keperawatan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini dapat
dimulai dengan upaya menggali kebutuhan pasien demi tercapainya keberhasilan
asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk menggali secara mendalam tentang
kebutuhan pasien adalah dengan melaksanakan ronde keperawatan. Dengan
melaksanakan ronde keperawatan diharapkan dapat memecahkan masalah
keperawatan pasien melalui cara berpikir kritis berdasarkan konsep asuhan
keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas
masalah keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan,
konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, rehabilitasi
medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde keperawatan
juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara
berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata. Dengan
pelaksanaan ronde keperawatan yang berkesinambungan diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk berpikir secara kritis dalam
peningkatan perawatan secara professional. Dalam pelaksanaan ronde juga akan
terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan
yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien
(Nursalam,2014).
Di Ruang Zade ronde keperawatan belum pernah dilaksanakan sebelumnya.
Hal tersebut dapat dijadikan sebagai pendorong untuk proses tindak lanjut
pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan Zade secara berkesinambungan.
Berdasarkan pertimbangan dan program dari Profesi Ners STIKes Karsa
Husada Garut Stase Keprawatan Maternitas akan mengadakan kegiatan ronde
keperawatan di Ruang Zade Untuk memenuhi salah satu tugas dari stase
Keperawatan Maternitas.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berpikir kritis.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2. Meningkatkan kemampuan validasi data klien
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
4. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
5. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
6. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
7. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
1). Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat
masa penyembuhan.
2). Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
3). Memenuhi kebutuhan pasien
2. Bagi Perawat
1). Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
2). Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan.
3). Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
3. Bagi rumah sakit
1). Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
2). Menurunkan lama hari perawatan pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ronde Keperawatan


2.1.1 Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala ruangan,
perawat assosiate serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,
2014)
2.1.2 Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
2.1.3 Kriteria klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Klien dengan kasus baru atau langka
2.1.4 Peran masing-masing anggota tim
1. Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA)
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji
2. Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
serta rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
2.1.5 Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

TAHAP PRA PP
2 RONDE

Penetapan Pasien
Pasien

Persiapan Pasien :
 Informed Concent
 Hasil Pengkajian/
Validasi data

3  Apa masalah & diagnosis


TAHAP keperawatan?
4 PELAKSANAAN Penyajian  Data apa yang mendukung?
5 DI NURSE Masalah  Bagaimana intervensi yang sudah
STATION dilakukan?
6  Apa hambatan yang ditemukan?

7 TAHAP RONDE
Validasi data
DI BED KLIEN
8

Diskusi PP, Konselor,


KARU, Dokter,
Gizi,FisioThe

9
TAHAP PASCA
10 RONDE Lanjutan diskusi
di Nurse Station

Simpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
Aplikasi Hasil
analisis
dan diskusi

Masalah teratasi

2.1.6 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Perinatologi dr.Slamet
Garut, persyaratan administratif sudah lengkap (Informed consent,
alat, dan lainnya)
b. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan
3. Evaluasi Hasil :
a. Klien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
3) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
4) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
5) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
8) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan

2.2 Asuhan Keperawatan pada Nn. D dengan diagnosa medis Socio Caesarea
dengan masalah keperawatan utama nyeri akut.
2.3 Naskah Ronde
Peran
Gustiardi : Kepala Ruangan
Konselor ` : Aa Sofyan
Perawat primer 1 : Riswan Sapaat
Perawat primer 2 : Nyinyi T
Perawat Associate 1 : Muhammad Ramdan
Perawat Associate 2 : Yudi Suwandi
Petugas Lab : Putri P

Skenario
Pasien datang ke ruangan zade pada tanggal 15 januari 2020 setelah
operasi sc. Pada saat datang pasien tampak lemas efek anestesi.
KeRu : Membuka kegiatan ronde yang akan dilakukan.
PP 1 : POD 1 kondisi klien pasien tampak lemas, pasien mengatakan
sudah bisa mengeluarkan ASI. Klien mengeluh nyeri pada luka post
op, konjungtiva tampak anemis, wajah pucat, dan klien tampak
gelisah.
PA II : Tindakan yang telah dilakukan pemberian analgetik, pemeriksaan
TTV, menciptakan lingkungan yang nyaman, dan terapi non
farmakologi distraksi nafas dalam.
PP II : kenapa bisa anemis?
PP I : mungkin saja ini pengaruh dari tindakan operasi dan mengalami
pendarahan
PP II : Apakah sudah cek darah rutin belum?
PP I : sampai saat ini belum di cek mungkin bisa dikonsul terlebih dahulu
ke dokter untuk pemeriksaan tersebut.
PA II : Kira-kira tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya?
PP II :untuk rencana tindakan kali ini yaitu monitor tanda-tanda apakah
ada perbaikan atau tidak, jika masih tidak mengalami perbaikan saya
merekomendasikan untuk pemeriksaan darah rutin.
Lab. : bagaimana kita persiapan untuk pengecekan darah rutin dan
sekaligus golongan darah agar kedepanya jika memang kondisi tidak
ada perubahan bisa langsun d tranfusi.
Konselor : kalau menurut saya bagaimana kalau kita kasih waktu maintanence
untuk kondisi ibu ini apakah dengan tanpa tranfusi ditunjang dengan terapi dapat
memperbaiki kondisi pada pasien tersebut atau tidak. Jika tidak ada perbaikan
baru kita lakukan hal tersebut. Karena dalam perawatan itu harus sesuai dengan
kode etik agar perawatan yang dilakukan tidak merugikan dan efektif bagi
pasien.

2.4 Kondisi Pasien Saat ini

A. Pengkajian
1) Identitas klien
Nama : Ny.D
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : karangpawitan
Suku bangsa : sunda
Tanggal masuk Rs : 15 januari 2020
Tanggal pengkajian : 16 Desember 2019
Diagnosa medis : Post SC POD 1
2) Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada area insisi
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada area insisi. Nyeri seperti ditusuk-tusuk sekala
nyeri 3 (0-10). Nyeri meningkat pada saat pasien melakukan mobilisasi di
tempat tidur nyeri berkurang ketika istirahat dan setelah diberikan obat
analgetik. Nyeri yang dirasakan pada area abdomen post SC POD 1. Nyeri
menetap tidak menjalar. Selain nyeri pasien juga mengeluh lemas dan
pusing pasien serta mengeluh belum kentut ejak setelah dilakukan operasi
dan merasa perut kembung.
4) Riwayat Persalinan
Pasien melahirkan dengan cara SC pada pukul 18:00 WIB bayi pasien
berjenis kelamin permepuan.

1) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
b. TTV : TD = 100/60 mmHg
N = 82x/Menit
R = 23x/Menit
S = 37,2 ̊c
1. Pemeriksaan Fisik
Pada saat dikaji kondisi pasien sebagai berikut:
pasien lemas, konjungtiva anemis, wajah pucat, rambut kusam, human sign (-),
edema (-), nyeri skala 3 (0-10), nyeri pada area perut. Luka tertutup perban. TFU 2
jari di bawah pusar.
2. Adaptasi Psikologis
Pasien pada saat di kaji dalam adaptasi Taking In. Dimana pasien lebih fokus
kepada dirinya sendiri.
3. masalah Keperawatan yang dialami Pasien
1. Nyeri akut
2. Keletihan (Fatique)
3. Resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawayan


Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam (2008). Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2). Jakarta : Salemba
medika.
Syaifuddin, Bari Abdul. 2000. Buku Ajar Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. JNPKKR/POGI & Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Doengoes, E Marlynn & Moerhorse, Mary Fraces. 2001. Rencana Perawatan
Maternal / Bayi. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai