Anda di halaman 1dari 7

RANGKEP (Rangkulan Kepedulian) : Program

Pengembangan Skill bagi Masyarakat Desa di Wilayah 3T


(Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) di Indonesia Guna
Mewujudkan Usaha Mandiri yang Kreatif dan Inovatif
dalam Revolusi Industri 4.0

Sub Tema : Sosial Budaya


PENDAHULUAN
Era revolusi industri 4.0 saat ini sedang menjadi topik yang hangat
diperbincangkan. Berbagai negara di dunia seakan berlomba dan tidak ingin
berada dalam kondisi ketertinggalan dari negara yang lain. Usaha untuk mencapai
era tersebut melahirkan berbagai tuntutan yang harus segera dipenuhi oleh setiap
negara di dunia termasuk Indonesia. Kesiapan suatu negara dalam menghadapi
revolusi industri 4.0 ternyata ditentukan oleh 12 komponen yang dirilis oleh
World Economic Forum pada tahun 2018 dan Indonesia sendiri menduduki
peringkat yang bervariasi di setiap komponennya, antara lain peringakat 48 untuk
pembangunan institusi, 71 untuk infrastruktur, 50 untuk ICT adoption, 51 untuk
macroeconomic stability, 95 untuk kesehatan, 62 untuk skills, 51 untuk product
market, 82 untuk labor market, 52 untuk financial system, 8 untuk market size, 30
untuk business dynamism, dan 68 untuk innovation capability.
Dapat dilihat bahwa salah satu komponen yang mengukur kesiapan suatu
negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 adalah skill, dan urutan skill
masyarakat Indonesia masih rendah yaitu pada urutan ke-68. Skill sangat berkaitan
secara langsung dengan sumber daya manusia. Sebagaimana diketahui bahwa
sumber daya manusia di Indonesia masih sangat low skill atau kurang memiliki
kemampuan dan keterampilan, seperti yang dikatakan oleh presiden Jokowi dalam
rapat bersama jajaran kabinet kerja di Istana Bogor yang dimuat dalam
liputan6.com pada 22 November 2018.
Hal tersebut terjadi dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah pemerataan pendidikan di Indonesia yang belum maksimal dan
kurangnya kesadaran untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat Indonesia juga masih sangat rendah terutama di daerah-daerah yang
berada dalam wilayah 3T yaitu daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Padahal
sudah dilakukan berbagai upaya demi terciptanya pemerataan pendidikan tersebut
seperti penyediaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan,
peningkatan kualitas dan kualifikasi guru, penuntasan wajib belajar 9 tahun baik
melalui pendidikan formal dan pendidikan luar sekolah, mempercepat
pemberantasan buta aksara dengan menyelenggarakan pendidikan keaksaraan
fungsional, serta bantuan beasiswa pendidikan perkuliahan yang berasal dari
pemerintah.
Dari berbagai program pengupayaan pemerataan pendidikan dari
pemerintah tersebut belum ada yang langsung mengarah pada pengembangan skill
bagi masyarakat daerah 3T. Melihat kondisi lingkungan secara langsung seperti
yang ada di wilayah Kabupaten Landak yang memiliki wilayah desa 3T seperti
Desa Jambu dan Desa Engkangin, serta wilayah Kabupaten Rembang yang
memiliki wilayah desa 3T seperti Desa Sendangmulyo dan Desa Mlatirejo (dalam
penelitian yang dilakukan oleh Muhtar dkk. dalam Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol. 16 No. 01, tahun 2011). Wilayah desa
tersebut memiliki data anak putus sekolah sebanyak 21 orang dan keluarga fakir
miskin total sebanyak 554 KK. Kondisi ini tentunya menjadi faktor penghambat
negara Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Berdasarkan uraian diatas, adanya program pemerintah yang mengacu pada
pemerataan pendidikan guna menyejahterakan masyarakat di wilayah 3T belum
optimal jika belum ada koordinasi dan kerjasama dari berbagai pihak meskipun
rasanya akan dinilai berhasil. Faktor kurangnya kesadaran untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat harus benar-benar ditangani serius oleh
pihak-pihak terkait.
Oleh karena itu, adanya program pengembangan skill “RANGKEP” bagi
masyarakat desa di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di Indonesia
guna mewujudkan usaha mandiri yang kreatif dan inovatif dalam revolusi industri
4.0 ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Program ini mengusung konsep
keterlibatan atau aksi nyata para generasi milenial untuk melatih kepedulian dan
kepekaan mereka dengan cara turun langsung ke lapangan dan memberikan
keterampilan atau skill bagi masyarakat desa. Harapannya masyarakat mampu
bangkit dari kemiskinan dan mampu bersaing dalam revolusi industri 4.0 dengan
memiliki usaha mandiri yang kreatif dan inovatif.
ISI
Masyarakat Indonesia di wilayah 3T masih memiliki kondisi sosial
ekonomi yang memprihatinkan, yaitu seperti banyaknya anak putus sekolah dan
kemiskinan. Hal ini sangat disayangkan karena saat ini dunia sudah mulai menuju
era revolusi industri 4.0. Apabila hal tersebut terus dibiarkan di Indonesia maka
masyarakat akan semakin tertinggal dan Indonesia sendiri akan mengalami
ketertinggalan dengan negara lain. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis
sebagai mahasiswa yang merupakan generasi milenial ingin memberikan solusi
yang dapat diterapkan secara langsung ke daerah 3T di Indonesia melalui program
“RANGKEP”.
Berawal dari rasa kepedulian dan kepekaan generasi milenial untuk
menghadapi revolusi industri 4.0 program “RANGKEP” dibentuk. Sebelum
program ini dijalankan, dilakukan publikasi melalui media sosial seperti
instagram, facebook, twitter, dan juga youtube kepada generasi milenial di
Indonesia agar mereka tertarik sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam program
ini. Generasi milenial yang disasar dari program ini adalah mereka yang masih
berstatus mahasiswa dan yang telah bekerja baik sebagai pegawai ataupun
wirausaha. Program “RANGKEP” juga akan disosialisasikan ke berbagai kampus
di Indonesia serta bekerja sama dengan pemerintah dalam pelaksanaannya.
Sosialisasi berisikan mengenai deskripsi dari program “RANGKEP” dan
pelaksanaan program yang akan dilaksanakan.
Generasi milenial yang berhasil terjaring untuk bersedia berpartisipasi
dalam program ini selanjutnya dilakukan pemetaan kelompok skill yang dimiliki.
Tujuannya adalah agar skill yang akan di salurkan kepada masyarakat daerah 3T
dapat terpetakan dengan baik dan mengatahui skill apa saja yang sudah ada dan
yang belum ada. Program ini memiliki tiga kegiatan utama di dalamnnya, yaitu:
1. Survey Lapangan dan Sosialisasi
Tim dari program “RANGKEP” melakukan survey langsung ke
daerah 3T yang masyarakatnya mengalami masalah sosial seperti banyaknya
anak putus sekolah dan kemiskinan. Selain itu dalam kegiatan ini tim juga
melihat dan mendata kondisi kualitas sumber daya manusia dan sumber daya
alam yang ada. Data ini sangat diperlukan untuk pemetaan skill yang akan
disalurkan kepada masyarakat di wilayah 3T tersebut. Dengan mengetahui
kondisi nyata lapangan dan pemetaan yang sesuai, diharapkan program
pengembangan skill ini akan berjalan secara maksimal. Sosialisasi juga
dilakukan kepada masyarakat bersamaan dengan kegiatan survey. Kegiatan
sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat paham akan program “RANGKEP“
yang akan dilaksanakan.
2. Aksi Nyata RANGKEP
Setelah diketahui apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat,
selanjutnya tim “RANGKEP” menuju lokasi untuk melaksanakan program.
Kegiatan aksi nyata “RANGKEP” dimulai dengan mengenalkan masyarakat
mengenai apa itu revolusi industri 4.0 yang sedang berkembang saat ini.
Harapannya mereka mengetahui apa itu revolusi industri 4.0 sehingga dapat
mengikuti kegiatan pengembangan skill secara maksimal.
Kegiatan pelatihan dan pengembangan skill yang dimiliki masyarakat
ini disesuaikan dengan sumber daya alam yang ada dan mengangkat kearifan
lokal. Kegiatan ini dilakukan secara intensif. Masyarakat dengan ekonomi
rendah atau yang mengalami kemiskinan dilatih untuk menjadi masyarakat
yang lebih maju yaitu dengan cara membekali mereka dengan keterampilan
atau skill dari tim pelaksana program. Rencananya program pengembangan
skill ini akan dilakukan selama enam bulan intensif dengan pendampingan
langsung oleh ahli. Selain skill, masyarakat juga dikenalkan dengan
perkembangan teknologi dan media massa.
Sebenarnya tujuan utama dari kegiatan ini adalah agar masyarakat
mampu bertahan di era revolusi industri 4.0, meskipun mereka berada dalam
wilayah 3T. Dengan kearifan lokal yang dimilki, mereka diharapkan mampu
mendirikan suatu usaha mandiri yang kreatif dan inovatif yang tidak akan
hilang tergerus zaman meski sudah ada mesin-mesin canggih di era revolusi
industri 4.0. Sikap dan kondisi inilah yang diharapkan harus tetap ada.
3. Aplikasi dan Evaluasi
Kegiatan ini tidak semata-mata hanya dilakukan dengan pemberian
pelatihan sacara sepihak dari tim program “RANGKEP” kepada masyarakat,
namun masyarakat juga akan secara langsung mengaplikasikan skill yang
meraka peroleh melalui rencana program yang telah disusun oleh tim.
Masyarakat diarahkan untuk mendirikan usaha mandiri yang kreatif dan
inovatif yang belum pernah ada dengan menyesuaikan kondisi alam daerah
sekitar dan skill yang benar-benar ada dalam diri mereka sendiri. Dengan
begitu masyarakat akan mampu bangkit dari ketertinggalan dan bertahan di
era revolusi industri 4.0. Penulis mengarah pada usaha mandiri karena apabila
masyarakat dipaksakan atau diarahkan untuk menjadi pekerja di wilayah luar
dan bersaing dengan masyarakat yang berpendidikan lebih tinggi pasti dirasa
akan kalah. Namun, apabila masyarakat dikembangkan untuk menciptakan
suatu usaha yang mandiri mereka akan jauh lebih bisa berkembang dan dapat
membuka lapangan pekerjaan baru.
Program yang telah dilakukan oleh tim akan dievaluasi secara optimal
dan detail di setiap kegiatan yang dilakukan. Tujuannya adalah agar
mengetahui tujuan dari program “RANGKEP” ini benar-benar tercapai atau
tidak dan mengetahui hambatan atau kendala selama program dilaksanakan.

PENUTUP
Rasa kepedulian dan kepekaan generasi milenial sekarang ini mulai
mengalami penurunan. Program “RANGKEP” ini dinilai dapat melatih dan
meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan tersebut kepada masyarakat di
Indonesia secara langsung terutama di wilayah 3T. Aksi nyata generasi milenial
dalam kiprahnya membantu masyarakat di wilayah 3T agar tidak tertinggal dalam
era revolusi industri 4.0 patut untuk didukung oleh berbagai pihak.
Kerjasama yang baik antara generasi milenial, pemerintah, tokoh
masyarakat, dan pihak terkait sangat diharapkan bagi terlaksananya program
“RANGKEP” ini dengan baik. Sudah saatnya, masyarakat Indonesia di seluruh
wilayah negeri dapat bangkit dan bersama-sama menyongsong revolusi industri
4.0 agar tidak tertinggal dengan negara lain.

BIODATA PENULIS
Nama Lengkap : Hafiizhoh Hanafia
Alamat : Bakung RT14/RW10, Bakung, Jogonalan, Klaten, Jawa
Tengah
No. Telp. Aktif : 085726860939
No. WhatsApp : 085726860939
Instagram : hafiizhoh_

Anda mungkin juga menyukai