Dokumen
Dokumen
PENDAHULUAN
Tujuan dari pembuatan laporan Dasar-dasar Agonomi ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah
Dasar-dasar Agronomi di semester II (Dua) pada jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dalam praktikum ini terdapat dua jenis cara penanaman yang dilakukan, yaitu secara monocultur dan
tumpang sari. Praktikum yang penyusun lakukan adalah dengan menggunakan pola tanam tumpang
sari yaitu jagung dan kacang hijau.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah supaya mahasiswa mengetahui tentang tata cara pengolahan lahan
sampai pemanenan dan macam – macam pola penanaman diantaranya monocultur dan tumpang
sari.
Cara penanaman monocultur adalah cara menanam yang hanya satu tanaman saja yang di
budidayakan tidak ada tanaman sela. Dan cara penanaman tumpang sari adalah pola tanam yang
menggunakan cara penanaman dua atau lebih tanaman dalam satu areal tanam yang satu
tanamanya adalah tanaman utama dan tanaman lainya sebagai tanaman sela.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Syarat Tumbuh
a. Ketinggian Tempat
Tanaman jagung dapat tumbuh mulai dari dataran tinggi sampai dataran rendah antara 100 – 1.250
m dpl, tetapi jagung dapat tumbuh optimal pada ketinggian 0 – 600 m dpl.
b. Tanah
Tanah yang dikehendaki oleh tanaman jagung (Zea mays) adalah tanah yang subur, gembur dan kaya
akan humus juga drainasenya baik dengan pH tanah berkisar antara 5,5 – 7,0.
c. Iklim
Iklim yang dikehendaki tanaman jagung adalah daerah-daerah yang memiliki iklim sedang. Jagung
dapat tumbuh pada 00 – 500 LU s/d 00 -400 LS. Jagung menginginkan penyinaran matahari yang
optimal, intensitas cahaya matahari yang di sukai jagung adalah 100%.
Curah hujan untuk tanaman jagung antara 1200 – 3000 mm/tahun dan suhu udara mencapai 24 –
350 C,
Tanaman jagung membutuhkan banyak air pada fase pertumbuhan tertentu seperti pada umur 1
minggu setelah tanam dan pada saat tanaman jagung mulai berbunga namun tanaman jagung tidak
menyukai air tergenang.
2. Morfologi
Morfologi tanaman jagung adalah sebagai berikut :
a. Akar
Tanaman jagung berakar serabut, menyebar kesamping dan kebawah sepanjang 25 cm.
b. Batang
Batang jagung berwarna hijau sampai kekuningan, bentuk batang bulat dengan penampang
melintang selebar 125 – 150 cm, batang berbuku-buku dan beruas-ruas.
c. Daun
Daun jagung terdiri dari pelepah dan helaian daun. Helaian daun memanjang dan runcing pada
ujungnya, antara pelepah dan helaian di batasi oleh spikula yang berguna supaya air tidak masuk
kedalam pelepah daun.
d. Bunga
Bunga jagung berumah satu, bunga jantan berada pada pucuk tanaman sedangkan bunga betina
berada pada ketiak daun. Bunga betina berbentuk gada dan berwarna putih panjang yang biasa
disebut rambut jagung, bunga betina dapat menerima tepung sari yang diterbangkan oleh angin.
e. Biji
Biji jagung berkeping satu berderet rapi pada tongkolnya, pada setiap tanaman jagung terdpat satu
atau dua tongkol.
1. Sayarat tumbuh
a. Ketinggian Tempat
Tanaman kacang hijau dapat beradaptasi luas di berbagai daerah yang beriklim panas (tropic) tetapi
kacang hijau dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada dataran sampai ketinggian 500 m dpl,
di daerah berketinggian 750 m dpl, kacang hijau dapat tumbuh juga, tetapi hasilnya kurang
optimal/rendah.
b. Tanah
Hampir semua jenis tanah pertanian cocok untuk budidaya tanaman kacang hijau. Tetapi jenis tanah
yang dikehendaki tanaman kacang hijau adalah liat berlempung atau tanah lempung yang banyak
mengandung bahan organik, seperti tanah podsolik merah kuning (PMK) dan latosol. Tanah yang di
kehendaki tanaman kacang hijau adalah tanah yang dengan pH tanah antara 5,8 – 6,5.
c. Iklim
Suhu yang ideal untuk kacang hijau adalah 250 C – 270 C dengan kelembaban udara mencapai 50% -
80% dan curah hujan antara 50mm- 200 mm/bulan dan cukup mendapat sinar matahari. Jumlah
curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau. Tanaman kacang hijau cocok di tanam pada
musim kering (kemarau) yang rata-rata curah hujannya rendah. Di daerah yang curah hujannya tinggi
pertanaman kacang hijau mengalami banyak hambatan atau gangguan, misalnya mudah rebah atau
roboh dan mudah terserang penyakit. Produksi kacang hijau musim hujan biasanya lebih rendah dari
pada musim kemarau.
K. Hijau
Kedelai
K. Tanah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kalori (kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Posfor (mg)
Zat besi (mg)
Vitamin A (SI)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin C (mg)
Air (gr)
345
22
1.20
62.90
125
320
6.70
157
0.64
6
10
286
30.20
15.60
36.10
139
506
6.90
95
0.93
-
20
452
25.30
42.86
21.10
58
335
130
-
0.30
3
4
3. Penanaman
Penanaman benih jagung dilakukan dengan cara membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 3-5
cm, setiap lubang tanam pada umumnya diisi 2-3 benih jagung, jarak tanam dapat di tentukan oleh
kesuburan tanah itu sendiri serta varietas benih yang akan ditanam, adapun jarak tanam jagung yang
biasa di gunakan adalah, 100cm x 40cm, 75cm x 40cm, 50cm x 25cm.
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman harus dilakukan setiap hari agar kebutuhan air dalam tanah tercukupi untuk tanaman itu
sendiri, penyiraman baiknya dilakukan pada sore hari untuk menghindari penguapan air di siang hari.
b. Penyulaman
Penyulamana dilakukan satu minggu setelah tanam, penyulaman yang terlambat akan
mengakibatkan kalah persaingan perebutan unsur hara bagi tanaman yang baru sehingga
pertumbuhannya kurang optimal.
c. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan bisa 2 sampai 3 kali tergantung melihat keadaan pertumbuhan gulma,
penyiangan sebaiknya dilakukan sebelum pemupukan susulan supaya tidak ada persaingan
perebutan unsur hara dengan gulma.
Setelah dilakukan penyiangan biasanya dilakukan pembumbunan, pembumbunan dilakukan untuk
menutupi akar-akar yang muncul keluar dan supaya jagung tidak rebah atau roboh.
d. Pemupukan
Pemupukan harus dilakukan bila tanaman ingin menghasilkan produksi yang maksimal, biasanya
pupuk yang di gunakan adalah pupuk organik dan pupuk non organik, pupuk organic yaitu pupuk
kandang yang diberikan pada saat pengolahan tanah, dan pupuk anorganik, pupuk anorganik
diberikan pada saat penanaman dan pemupukan susulan.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang biasanya menyerang tanaman jagung adalah
➢ Belalang
Gejala
Pengendalian
:
:
Serangan pada daun terdapat bekas gigitan sehingga daun menjadi bolong-bolong
Dilakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida decis 25 EC dan dengan cara fisik yaitu
membunuh langsung hama tersebut.
➢ Ulat Daun
Gejala
Pengendalian
:
:
Menyerang pada bagian pucuk sehingga menyebabkan daun patah dan rontok.
Dengan menyemprotkan insektisida Decis 25 EC
➢ Ulat Bibit
Gejala
Pengendalian
:
:
Menyerang pada bagian bibit tanaman pada saat tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam
sehingga mengakibatkan bibit tanaman rusak dan mati.
Dengan cara menyemprotkan insektisida Decis 25 EC
5. Pemanenan
Pemanenan jagung biasanya dilakukan 70 hari setelah tanam. Cara pemanenannya dilakukan dengan
memetik langsung tongkol jagung dengan menggunakan tangan dan menebang pohonnya dengan
menggunakan golok/parang.
Kacang Hijau
1. Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan bertujuan untuk membersihkan areal tanam dari tumbuhan pengganggu atau
gulma. Pembukaan lahan dilakukan dengan cara membabat dan menebang tanaman yang dianggap
mengganggu pertumbuhan tanaman yang akan dibududayakan.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah mengolah areal tanam sehingga siap untuk ditanami, Pengolahan tanah
sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan di dapatkan, pengolahan tanah yang paling baik adalah
2 minggu sebelum tanam pada awal dan akhir musim hujan.
3. Penanaman
Sebelum tanam, benih kacang hijau harus di inokulasi dulu dengan bakteri rhizobium. Tujuannya
adalah untuk memberikan rhizobium pada tanah yang belum ditanami kacang-kacangan,
menggantikan strain alam bakteri rhizobium dalam tanah, dan meningkatkan pembatasan (fiksasi) N2
secara hayati sehingga unsure nitrogen dalam tanah tersedia bagi tanaman.
Cara penanaman kacang hijau yaitu dengan cara membuat lubang tanam dengan menggunakan tugal
sedalam 4 cm, kemudian masukan 2 benih perlubang tanam lalu tutup kembali dengan tanah
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Benih kacang hijau mulai berkecambah atau tumbuh 5 hari setelah tanam, pada fase perkecambahan
benih diperlukan ketersediaan air yang memadah, bila tidak hujan tanamn harus disiram.
b. Penyulaman
Fase awal pertumbuhan kacang hijau perlu diawasi dari kemungkinan benih tidak tumbuh atau
abnormal harus segera digannti dengan benih baru.
Penyulaman sebaiknya dilakukan pada umur 5-15 hari setelah tanam agar pertumbuhan tanaman
seragam dan tidak menyulitkan pemeliharaan tanaman berikutnya.
c. Penyiangan
Cara penyiangan adalah dengan membersihkan rumput liar (gulma) sambil menggemburkan tanah
secara hati-hati disekitar pangkal batang tanaman kacang hijau.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat penanaman dan setelah tanam yaitu pada umur 30-40 hari setelah
tanam bersamaan pada saat penyiangan kedua.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang biasa menyerang tanaman kacang hijau adalah
➢ Lalat Kacang
Gejala
Pengendalian
:
:
Larva menggerek atau memakan keeping biji, kemudian masuk ke bagian tangkai daun, batang dan
pangkal akar tanaman muda.
Pengendalian nonkimiawi dilakukan dengan cara mengatur waktu tanam serempak dan pergiliran
tanaman yang bukan satu family.
Pengendalian kimiawi dengan menyemprotkan insektisida yang mangkus, seperti atabron 50 EC.
Pengendalian
:
:
Daun dirusak dengan cara dimakan dan di gulung. Biasanya menyerang pada saat tanaman berumur
3-6 minggu.
Memberikan insektisida atau furadan pada saat penanaman,
➢ Penggerek Polong
Gejala
Pengendalian
:
:
Menyerang polong sehinnga mengakibatkan bercak hitam pada kulit polong.
Penemprotan insektisida.
5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik langsung polong yang sudah masak dengan tangan.
2.5 Pupuk
Pupuk adalah salah satu unsur penting dalam budidaya, pupuk sebagai pengganti unsur hara yang
kurang tersedia dalam tanah yang di butuhkan oleh tanaman. Unsur hara terbagi menjadi dua
golongan yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, unsur hara
makro meliputi Nitrogen (N), Phospat (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil, unsur hara mikro
meliputi Besi (Fe), Mangaan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), dan Klor (Cl).
Pada praktikum ini penyusun memberikan pupuk Urea, KCl dan Sp36, dosis pupuk untuk lahan seluas
15m2 :
15 m2
X 300 kg/ha = 0,45 kg / 450 gr/ 15 m2
10.000 m2
15 m2
X 150 kg/ha = 0,225 kg / 225 gr/ 15 m2
10.000 m2
15 m2
X 150 kg/ha = 0,225 kg / 225 gr / 15 m2
10.000 m2
BAB III
BAHAN DAN METODE
2. Alat
Alat-alat yang digunakan selama praktikum dilahan KP3B adalah :
➢ Cangkul
➢ Parang
➢ Kored
➢ Tugal
➢ Tali pelastik
Keterangan :
: Benih Jagung
: Benih Kacang Hijau
5m
3m
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan supaya kebutuhan air dalam tanah yang di serap tanaman tercukupi.
Pemyiraman dilakukan setiap hari pada sore hari.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada minggu pertama setelah tanam. Penyulaman dilakukan untuk mengganti
tanaman yang mati atau yang pertumbuhannya kurang baik. Penyulaman juga dimaksudkan supaya
tanaman tumbuh seragam.
c. Penyiangan
Penyiangan adalah membersihkan areal tanaman dari rumput-rumput atau tanaman pengganggu
(gulma) agar tidak terjadi persaingan perebutan unsur hara dengan tanaman budidaya. Penyiangan
dilakukan dua minggu setelah tanam.
d. Pembumbunan
Pembumbunan adalah menimbunkan tanah samping ke sekitar akar untuk menutupi akar yang
muncul keluar dan memperkokoh batang supaya tanaman tidak rebah atau roboh. Pembumbunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan setelah di siang baru di bumbun.
e. Pemupukan
Pemupukan adalah penambahan atau penggantian unsur hara dalam tanah yang di butuhkan oleh
tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan optimal. Pemupukan dilakukan dua kali, yaitu
pemupukan pertama dilakukan pada saat awal penanaman dan pemupukan kedua dilakukan tiga
minggu setelah tanam.
15 m2
X 300 kg/ha = 0,45 kg / 450 gr/ 15 m2
10.000 m2
15 m2
X 150 kg/ha = 0,225 kg / 225 gr/ 15 m2
10.000 m2
15 m2
X 150 kg/ha = 0,225 kg / 225 gr/ 15 m2
10.000 m2
5. Pemanenan
Pemanenan kacang hijau dilakukann pada tanggal Dan jagungn pada tanggal , pemanenan dilakukan
lebih cepat karena terdapat serangan hama tikus. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik
bonggol dan polong dengan tangan dan mengumpulkannya.
6. Penimbangan Bobot Basah Dan Bobot Kering
Penimbangan bobot basah dilakukan setelah pengambilan sampel, penimbangan dilkukan di
laboratorium fakultas pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penimbangan meliputi,
penimbangan akar, batang polong/bonggol. Penimbangan bobot kering dilakukan sehari setelah
penimbangan bobot basah.
Tabel minggu ke 3
Tanaman jagung
Tabel minggu ke 5
Tanaman jagung
Tabel minggu ke 6
Tanaman jagung
Tabel minggu ke 7
Tanaman jagung
Tabel minggu ke 8
Tanaman jagung
Tabel minggu ke 9
Tanaman jagung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil praktikum budidaya yang penyusun lakukan selama kurang lebih 4 bulan, di dapatkan hasil
penimbangan bobot basah dan kering baik dari tanaman jagung maupun kacang hijau.
Hasil penimbangan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :
Tanaman Jagung
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dalam praktikum Dasar-dasar Agronomi ini mahasiswa dituntut agar bekerja secara maksimal dalam
budidaya maupun pengambilan sampel tanaman ditujukan agar mahasiswa tau fase fase
pertumbuhan dalam tanaman itu sendiri.
Tanaman jagung dan kacang hijau memerlukan perawatan yang intensif pada fase perkecambahan
karena pada fase itulah tanaman rawan akan penyakit dan kerusakan fisik terutama pada kacang
hijau,
Tanaman jagung memerlukan pengairan yang cukup terutama pada fase perkecambahan sampai
pendewasaan dan tidak juga tergenang oleh air.
5.2 Saran
Dalam praktikum budidaya, mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu tentang dasar-dasar
agronomi yang mencakup tentang pengolahan tanah, pemilihan benih, pemupukan dan
pengendalian hama penyakit yang bisa menyerang tanaman yang akan di budidayakan.
Dalam praktikum budidaya juga mahasiswa harus intensif dalam pemeliharaan tanaman agar
tanaman yang di budidayakan dapat tumbuh secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ir. H. Rukmana Rahmat, Budidaya Dan Pascapanen Kacang Hijau ; Jakarta, Kanisius, 1996
Fathan Muhadjir, Karakteristik Tanaman Jagung. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor,
1998
Suryatna Efendi, Bercocok Tanam Jagung. Jakarta, Penebar Swadaya. 1982
Kelompok IV II B, Usaha Budidaya Jagung Manis (Zea mays), Serang, SPP Negeri Serang, 2008
Soeprapto HS. Bertanam Kacang Hijau. Jakarta: penebar Swadaya, 1989.
Soedjono. “Kacang-kacangan.” dalam: Seri Industri Pertanian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1995.
Danarti dan Sri Najiyati. Palawija, Budidaya dan Analisis Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya. 1995.
LAMPIRAN
1. KALENDER KERJA
Foto pemanenan
Foto penimbangan
35