INTERVENSI
HASIL
Bersihan jalan napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan Latihan Batuk Efektif
Penyebab : keperawatan selama ….. x 24 Identifikasi kemmapuan batuk
Fisiologis jam diharapkan pasien dapat Monitor adanya retensi sputum
Spasme jalan napas meningkatkan bersihan jalan Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
Hipersekresi jalan napas nafas dengan kriteria hasil : Atur posisi semifowler atau fowler
Disfungsi neuromuskuler Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung
Benda asing dalam jalan napas Bersihan Jalan Nafas selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
Adanya jalan napas buatan Batuk efektif meningkat kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
Sekresi yang tertahan Produksi sputum menurun mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
Hiperplasia dinding jalan napas Suara nafas mengi menurun Anjurkan mengulangi Tarik nafas dalam
Proses infeksi Suara nafas wheezing hingga 3 kali
Respon alergi menurun Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
Efek agen farmakologi Dispnea menurun Tarik nafas dalam yang ke-3
Situasional Ortopnea menurun Kolaborasi pemberian mukolitik atau
Merokok aktif Sianosis menurun ekspektoran jika perlu
Merkok pasif Sulit bicara menurun
Terpajan polutan Gelisah menurun Manajemen Jalan Nafas
Gejala dan Tanda Mayor Frekuensi nafas membaik Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan
Objektif Pola nafas membaik jalan nafas
Batuk tidak efektif Identifikasi faktor pencetus dan Pereda nyeri
Tidak mampu batuk Monitor kualitas nyeri (mis. Terasa tajam,
Sputum berlebih tumpul, diremas-remas, ditimpa beban berat)
Mengi, wheezing dan/atau ronchi Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
kering Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan
Gejala dan Tanda Minor skala
Subjektif Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Dispnea
Sulit bicara Pemantauan Respirasi
Ortopnea Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
Objektif upaya nafas
Gelisah Monitor pola nafas (seperti bradypnea,
Sianosis takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-
Bunyi napas menurun stokes, biot, ataksis)
Frekuensi napas berubah Monitor kemampuan batuk efektif
Pola napas berubah Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan nafas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi nafas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Terapi Oksigen
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodic dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen (mis.
Oksimetri, Analisa gas darah)
Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat
makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
atelectasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Bersihkan secret pada mulut, hidung dan
trakea
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Beriakn oksigen tambahan
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
Tetap berikan oksigen saat pasien di
transportasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Nafas
Penyebab :
keperawatan selama ….. x 24 Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan
jam diharapkan pola napas jalan nafas
Depresi pusat pernapasan
pasien efektif dengan kriteria Identifikasi faktor pencetus dan Pereda
Hambatan upaya napas
hasil : nyeri
Deformitas dinding dada
Monitor kualitas nyeri (mis. Terasa tajam,
Deformitas tulang dada
Pola napas tidak efektif tumpul, diremas-remas, ditimpa beban
Gangguan neuromuskular Ventilasi semenit berat)
Gangguan neurologis meningkat Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
Imaturitas neurologis Kapasitas vital Monitor intensitas nyeri dengan
Penurunan energi meningkat menggunakan skala
Obesitas Diamater thoraks Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Posisi tubuh yang menghambat anterior-posterior
ekspansi paru meningkat Pemantauan Respirasi
Sindrom hipoventilasi Tekanan ekspirasi Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
Kecemasan meningkat upaya nafas
Tekanna inspirasi Monitor pola nafas (seperti bradypnea,
Gejala dan Tanda Mayor meningkat takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-
Subjektif Dispnea menurun stokes, biot, ataksis)
Dispnea Penggunaan otot bantu Monitor kemampuan batuk efektif
Objektif nafas menurun Monitor adanya produksi sputum
Penggunaan otot bantu Pemanjangan fase Monitor adanya sumbatan jalan nafas
pernapasan ekspirasi menurun Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Fase ekspirasi memanjang Ortopnea menurun Auskultasi bunyi nafas
Pola napas abnormal Pernapasan purse-lip Monitor saturasi oksigen
Gejala dan Tanda Minor menurun Monitor nilai AGD
Subjektif Pernapasan cuping Monitor hasil x-ray toraks
Ortopnea hidung menurun Atur interval pemantauan respirasi sesuai
Objektif Frekuensi nafas kondisi pasien
Pernapasan cuping hidung membaik
Ventilasi semenit menurun Kedalaman nafas
Kapasitas vital menurun membaik
Tekanan ekspirasi menurun Ekskursi dada membaik
Tekanan inspirasi menurun
Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi
keperawatan selama …. X 24 Observasi
Penyebab : jam diharapkan toleransi Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Ketidakseimbangan antara aktivitas meningkat dengan mengakibatkan kelelahan
suplai dan kebutuhan oksigen kriteria hasil : Monitor kelelahan fisik dan emosional
Tirah baring Frekuensi nadi Monitor pola dan jam tidur
Kelemahan meningkat Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
Imobilisasi Saturasi oksigen selama melakukan aktivitas
Gaya hidup monotom meningkat Terapeutik
Kemudahan dalam Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
Gejala dan Tanda Mayor melakukan aktivitas stimulus (ms. Cahaya, suara, kunjungan)
Subjektif sehari-hari meningkat Lakukan latihan rentang gerak pasif
Mengeluh lelah Kecepatan berjalan dan/atau aktif
Objektif meningkat Berikan aktivitas distraksi yang
Frekuensi jantung meningkat Jarak berjalan meningkat menenangkan
>20% dari kondisi istirahat Kekuatan tubuh bagian Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
atas meningkat tidak dapat berpindah atau berjalan
Gejala dan Tanda Minor Kekuatan tubuh bagian Edukasi
Subjektif bawah meningkat Anjurkan tirah baring
Dispnea saat/setelah aktivitas Toleransi dalam menaiki Anjurkan melakukan aktivitas secara
Merasa tidak nyaman setelah tangga meningkat bertahap
beraktivitas Keluhan lelah menurun Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
Merasa lemah Dispnea saat aktivitas dan gejala kelelahan tidak berkurang
Objektif menurun Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
Tekanan darah berubah >20% Dispnea setelah aktivitas kelelahan
dari kondisi istirahat menurun Kolaborasi
Gambaran EKG menunjukkan Perasaan lemah menurun Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
aritmia vsaat/setelah aktivitas Aritmia saat aktivitas meningkatkan asupan makanan
Gambaran EKG menunjukkan menurun
iskemia Aritmia setelah aktivitas Terapi Aktivitas
Sianosis menurun Observasi
Kondisi Klinis Terkait Sianosis menurun Identifikasi defisit tingkat aktivitas
Anemia Warna kulit membaik Identifikasi kemampuan berpatisipasi
Gagal jantung kongestif Tekanan darah membaik dalam aktivitas tententu
Penyakit jantung koroner Frekuensi napas Identifikasi sumber daya untuk aktivitas
Penyakit katup jantung membaik yanng diinginkan
Aritmia EKG iskemia membaik Identifikasi strategi meningkatkan
Penyakit paru obstruktif kronis partisipasi dalam aktivitas
(PPOK) Identifikasi makna aktivitas rutin (mis.
Gangguan metabolik Bekerja) dan waktu luang
Gangguan muskuloskeletal Monitor respon emosional, fisik, sosial, dan
spiritual terhadap aktivitas
Terapeutik
Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan
defisit yang dialami
Sepakati komitmen untuk meningkatkan
frekuensi dan rentang aktivitas
Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan
tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, dan sosial
Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai
usia
Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
Fasilitasi transportasi untuk menghadiri
aktivitas, jika sesuai
Fasilitasi pasien dan keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang dipilih
Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis.
Ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri),
sesuai kebutuhan
Fasilitasi aktivitas pengganti saat
mengalami keterbatasan waktu, energi, atau
gerak
Fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk
pasien hiperaktif
Tingkatkan aktivitas fisik untuk
memelihara berat badan, jika sesuai
Fasilitasi aktivitas motorik untuk
merelaksasikan otot
Fasilitasi aktivitas dengan komponen
memori implisit dan emosional (mis.
Kegiatan keagamaan khusus) untuk pasien
demensia, jika sesuai
Libatkan keluarga dalam aktivitas, bila
perlu
Fasilitasi mengembangkan motivasi dan
penguatan diri
Fasilitasi pasien dan keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan
Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-
hari
Berikan penguatan positif dalam aktivitas
Edukasi
Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari,
jika perlu
Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
dipilih
Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok
atau terapi, jika sesuai
Anjurkan keluarga untuk memberi
penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
Rujuk pada pusat atau program aktivitas
komunitas, jika perlu
Risiko ketidakseimbangan elektrolit Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Elektrolit
keperawatan …..x….. jam Observasi
Faktor risiko diharapkan keseimbangan □ Identifikasi kemungkinan penyebab
□ Ketidakseimbangan cairan elektrolit meningkat dengan ketidakseimbangan elektrolit
□ Kelebihan volume cairan kriteria : □ Monitor kadar elektrolit serum
□ Gangguan mekanisme regulasi □ Serum natrium □ Monitor mual, muntah, diare
□ Efek samping prosedur meningkat □ Monitor krhilngan cairan, jika perlu
□ Diare □ Serum kalium meningkat □ Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis.
□ Muntah □ Serum klorida kelemahan otot, interval QT menipis,
□ Disfungsi ginjal meningkat gelombang T datar atau terbalik, depresi
□ Disfungsi regulasi endokrin □ Serum kalsium segmen ST, klelahan, penurunan refleks,
meningkat anoreksia, konstipasi, motilitas usus
Kondisi klinis terkait □ Serum magnesium menurun, pusing, depresi pernafasan)
□ Gagal ginjal meningkat □ Monitor tana gejala hiperkalemia (mis.
□ Anoreksia nervosa □ Serum fosfor meningkat peka rangsangan, gelisah, mual, muntah,
□ Diabetes melitus takikardia)
□ Penyakit Chron □ Monitor tanda dan gjala hiponatremia
□ Gastroenteritis □ Monitor tanda dan gejala hipernatremia
□ Pancreatitis □ Monitor tanda dan gejala hipokalsemia
□ Cedera kepala □ Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia
□ Kanker □ Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia
□ Trauma multiple □ Monitor tanda dan gejala hipermegnesemia
□ Luka bakar Terapiutik
□ Anemia sel sabit □ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
□ Dokumentaikan hasil pemantauan
Edukasi
□ Jelaskan tujuan dan prosedur
□ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
keperawatan …..x….. jam Observasi
Penyebab diharapkan tingkat nyeri Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Agen pencedera fisiologis (mis. menurun dengan kriteria : frekuensi, kualitas, itensitas nyeri
inflamasi, iskemia, neoplasma) Identifikasi skala nyeri
Agen pencedera kimiawi (mis. Tingkat Nyeri Identifikasi respon nyeri non verbal
terbakar, bahan kimia iritan) Kemampuan menuntaskan Identifikasi faktor yang memperberat dan
Agen pencedera fisik (mis. abses, aktivitas meningkat memperingan nyeri
amputasi, terbakar, terpotong, Keluhan nyeri menurun Identifikasi pengetahuan tentang nyeri
mengangkat berat, prosedur Meringis menurun Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
operasi, trauma, latihan fisik Sikap protektif menurun nyeri
berlebihan) Gelisah menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
Kesulitan tidur menurun hidup
Tanda dan Gejala Mayor Menarik diri menurun Monitor keberhasilan terapi komplementer
Mengeluh nyeri Berfokus pada diri sendiri yang sudah diberikan
Tampak meringis menurun Monitor efek samping penggunaan analgetik
Bersikap protektif (mis. waspada, Diaforesis menurun Terapeutik
posisi menghindari nyeri) Perasaan depresi (tertekan) Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Gelisah menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
Frekuensi nadi meningkat Perasaan takut mengalami akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
Sulit tidur cedera berulang menurun pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
Anoreksia menurun terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi
Tanda dan Gejala Minor Ketegangan otot menurun bermain).
Tekanan darah meningkat Pupil dilatasi menurun Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
Pola napas berubah Muntah menurun nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
Nafsu makan berubah Mual menurun kebisingan)
Proses berpikir terganggu Frekuensi nadi membaik Fasilitasi istirahat dan tidur
Menarik diri Pola napas membaik Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Berfokus pada diri sendiri Tekanan darah membaik pemilihan stategi meredakan nyeri
Diaforesis Proses berpikir membaik
Edukasi
Focus membaik Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Kondisi Klinis Terkait Jelaskan strategi meredakan nyeri
Fungsi berkemih membaik
Kondisi pembedahan Perilaku membaik Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Cedera traumatis Nafsu makan membaik Anjurkan menggunakan analgetik secara
Infeksi Pola tidur membaik tepat
Sindrom koroner akut Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
Glaukoma Kontrol Nyeri mengurangi rasa nyeri
Melaporkan nyeri terkontrol Kolaborasi
meningkat Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Kemampuan mengenali
onset nyeri meningkat Pemberian analgesik
Kemampuan mengenali Observasi
penyebab nyeri meningkat Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
Kemampuan menggunakan pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,
teknik non-farmakologis frekuensi, durasi)
meningkat Identifikasi riwayat alergi obat
Dukungan orang terdekat Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
meningkat sesudah pemberian analgesik
Keluhan nyeri menurun Monitor efektifitas analgesik
Penggunaan analgestik Terapeutik
menurun Diskusikan jenis analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesis optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan infus kontinu,
atau bolus oploid untuk mempertahankan
Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
Nausea Setelah dilakukan asuhan Manajemen Mual
Penyebab : keperawatan selama …. X 24 Observasi
Gangguan biokomia (mis. jam diharapkan tingkat nausea Identifikasi pengalaman mual
uremia, ketoasidosis diabetik) mennurun dengan kriteria hasil : Identifikasi isyarat non verbal
Gangguan pada esofagus nafsu makan meningkat ketidaknyamanan (mis. bayi, anak – anak,
Distensi lambung keluhan mual menurun dan mereka yang tidak dapat berkomunikasi
Iritasi lambung perasaan ingin muntah secara efektif )
Gangguan pankeas menurun Identifikasi dampak mual terhadapa kualitas
Peregangan kapsul limpa perasaan asam di mulut hidup (mis, nafsu makan, aktivitas, kinerja
Tumor terlokalisasi (mis. menurun tanggung jawab peran, dan tidur)
neuroma akustik, tumor otak sensasi panas menurun Identifikasi faktor penyebab mual (mis.
primer atau sekunder, metastasis sensasi dingin menurun pengobatan dan prosedur)
tulang di dasar tengkorak) frekensi menelan menurun Identifikasi antiemetik untuk pencegahan
Peningkatan tekanan diaforesis menurun mual (kecuali mulai dari kehamilan)
intraabdomen (mis. keganasan jumlah saliva menurun Monitor mual (mis. frekuensi, durasi, dan
intraabdomen) pucat membaik tingkat keperawatan)
Peningkatan tekanan intrakranial takikardi membaik Monitor asupan nutrisi dan kalori
Peningkatan tekanan intraorbital dilatasi pupil membaik Terapeutik
(mis. glaukoma) Kendalikan faktor penyebab mual (mis. bau
Mabuk perjalanan tak sedap, suara dan rangsangan visual tidak
Kehamilan penyenangkan)
Aroma tidak sedap Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
Rasa makanan/minuman yang mual (mis. kecemasan, ketakutan, kelelahan)
tdak enak Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
Stimulus penglihatan tidak menarik
menyenangkan Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak
Faktor psikologis (mis. berbau dan tidak berwarna, jika perlu
kecemasan, ketakutan, stres) Edukasi
Efek agen farmakologis Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Gejala dan Tanda Mayor Anjurkan sering membersihkan mulut,
Subjektif kecuali jika merangsang mual
Mengeluh mual Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
Merasa ingin muntah rendah lemak
Tidak berminat makan Anjurkan penggunaan teknik
Objektif nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis.
- biofeedback hipnosis,relaksasi, terapi music,
akupresur)
Gejala dan Tanda Minor Kolaborasi
Subjektif Kolaborasi pemberian antiemetik
Merasa asam di mulut
Sensasi panas/dingin Manajemen Muntah
Sering menelan Observasi
Objektif Identifikasi karakteristik muntah (mis. warna,
Saliva meningkat konsistensi, adanya darah, waktu, frekuensi
Pucat dan durasi)
Diaforesis Periksa volume muntah
Takikardi Identifikasi riwayat diet (mis. makanan yang
Pupil dilatasi disuka, dan budaya)
Identifikasi faktor penyebab muntah (mis.
Kondisi Klinis Terkait pengobatan dan prosedur)
Meningitis Identifikasi kerusakan esofagus dan faring
Labirinitis posterior jika muntah terlalu lama
Uremia Monitor efek manajemen muntah secara
menyeluruh
Ketoasidosis diabetik
Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Ulkus peptikum
Terapeutik
Penyakit esofagus
Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah
Tumor intraabdomen
(mis. bau tak sedap, suara dan rangsangan
Penyakit meniere
visual tidak penyenangkan)
Neuroma akustik
Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
Tumor otak muntah (mis. kecemasan, ketakutan,
Kanker kelelahan)
glaukoma Atur posisi untuk mencegah aspirasi
Pertahankan kepatenan jalan napas
Bersihkan mulut dan hidung
Berikan dukungan fisik saat muntah (mis.
membantu membungkuk atau menundukkan
kepala)
Berikan kenyamanan selama muntah (mis.
kompres dingin di dahi, atau sediakan
pakaian kering dan bersih)
Berikan cairan yang tidak mengandung
karbonasi minimal 30 menit setelah muntah
Edukasi
Anjurkan membawa kantong plastik untuk
menampung muntah
Anjurkan memperbanyak istirahat
Anjurkan penggunaan teknik
nonfarmakologis, untuk mengelola muntah
(mis. biofeedback, hipnosis, relaksasi,terapi
musik, akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemtik, jika perlu