Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN KARANTINA TUMBUHAN


“APLIKASI FUMIGASI DAUN SIRSAK PADA HAMA GUDANG
Callosobruchus chinesis DI BIJI KACANG HIJAU”

OLEH:
NENENG AGUSTINA
1606110091

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
III BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum manajemen karantina tumbuhan dilaksanakan pada

hari Sabtu, 27 Oktober 2018, pukul 13.00 WIB-selesai.

Praktikum manajemen karantina tumbuhan dilaksanakan di

Laboratorium Hama dan Penyakit, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah gunting,

blender, timbangan analitik, dan wadah.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kacang hijau, hama

Callosobruchus chinensis, daun sirsak, dan lem.

3.3. Cara Kerja

Cara kerja dalam kegiatan praktikum ini yaitu :

1. Pembuatan Tepung Daun Sirsak

Kegiatan pertama yang dilalukan dalam pembuatan tepung daun sirsak

yaitu disiapkan daun sirsak yang telah dikeringanginkan selama ±5-7 hari.

Selanjutnya dicacah daun sirsak dan diblender hingga menjadi tepung.

Kemudian, dimasukkan tepung daun sirsak kedalaam kertas tisu kasar

dengan berbagai dosis yang telah ditentukan. Setelah itu, direkatkan kertas

tisu kasar menggunakan lem.


2. Persiapan Wadah Pengamatan

Kegiatan pertama yang dilakukan dalam wadah pengamatan yaitu

disiapkan wadah yang bersih yang telah dilubangi dan ditutup bagian yang

dilubangi menggunakan kain jaring untuk sirkulasi udara. Kemudian,

ditimbang kacang hijau ±100 gr untuk satu wadah. Setelah itu, taruh hama

Callosobruchus chinensis sebanyak 10 ekor didalam tiap wadah.

3. Perlakuan Fumigasi

Setelah tepung daun sirsak dan wadah yang berisi hama disiapkan,

selanjutnya letakkan tepung daun sirsak di tengah-tengah wadah yang berisi

hama. Kemudian amati waktu awal kematian, dan mortalitas total hama.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berikut tabel hasil dari pengamatan waktu awal kematian dan mortalitas

total:

Tabel 1. Pengamatan Awal Kematian (AK)


Perlakuan JSA (Jam Setelah Aplikasi)

0 gr/ 100 gr kacang hijau -

3 gr/ 100 gr kacang hijau 2 JSA

6 gr/ 100 gr kacang hijau 2 JSA

9 gr/ 100 gr kacang hijau 1 JSA

Tabel 2. Pengamatan Mortalitas Total (MT)


Perlakuan Hari ke- Mortalitas Total

1 2 3 4 5

0 gr/ 100 gr - - - - - -

kacang hijau

3 gr/ 100 gr 1 1 1 1 1 50 %

kacang hijau

6 gr/ 100 gr 1 3 2 0 1 70%

kacang hijau

9 gr/ 100 gr 1 3 3 2 1 100%

kacang hijau
4.2. Pembahasan

1. Tanaman Sirsak

Klasifikasi dari tumbuhan sirsak adalah: Kingdom : Plantae Divisi :


Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo :
Polycarpiceae Familia : Annonaceae Genus : Annona Spesies : Annona muricata
L. (Sunarjono, 2005).

2. Kandungan Daun Sirsak

Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin, dan beberapa kandungan kimia


lainnya termasuk Annonaceous acetogenins. Acetogenins merupakan senyawa
yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat
bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker
(Mardiana, 2011). Acetogenins merupakan inhibitor kuat dari kompleks I
mitokondria atau NADH dehidrogenase. Zat ini akan mengakibatkan penurunan
produksi ATP yang akan menyebabkan kematian sel kanker, lalu kemudian memicu
terjadinya aktivasi jalur apoptosis serta mengaktifkan p53 yang dapat menghentikan
siklus sel untuk mencegah terjadinya proliferasi tak terkendali (Retnani, 2011).

2.5 Hama yang dapat dibasmi pestisida nabati daun sirsak

Jenis hama yang biasanya dibasmi dengan menggunakan pestisida nabati


daun sirsak meliputi :

1. Macam-macam aphis
2. Wereng coklat (Nilaparvata)
3. Wereng hijau (Nephotettix virescenns)
4. Wereng punggung putih (Sogatella furcifera)
5. Kutu sisik hijau (Coccus viridis)
6. Macam-macam ulat
7. Ulat tritip (Plutella xylostella)
8. Lalat buah (Ceratitis capitata)
9. Kumbang labu merah (Aulachopora foveicollis)
10. Kepik hijau
11. Hama kapas (Dysdercus koeniglii)

2.6 Keuntungan Pestisida Nabati Daun Sirsak

Dilihat dari konsep PHT pestisida nabati mempunyai banyak keuntungan


atau keunggulan tetapi juga masih banyak kelemahannya yang secara rinci
diuraikan berikut ini: Menurut Stoll (1995) dibandingkan dengan pestisida sintetik
pestisida nabati mempunyai sifat yang lebih menguntungkan yaitu:
1. Mengurangi resiko hama mengembangkan sifat resistensi,
2. Tidak mempunyai dampak yang merugikan bagi musuh alami hama,
3. Mengurangi resiko terjadinya letusan hama kedua,
4. Mengurangi bahaya bagi kesehatan manusia dan ternak,
5. Tidak merusak lingkungan dan persediaan air tanah dan air permukaan,
6. Mengurangi ketergantungan petani terhadap agrokimia dan
7. Biaya dapatlebih murah.Bahan nabati mempunyai sifat yang
menguntungkankarena daya racun rendah,
8. Tidak mendorong resistensi, mudah terdegradasi, kisaran organisme sasaran
sempit,
9. Lebih akrab lingkungan serta lebih sesuai dengan kebutuhan
keberlangsungan usaha tani skala kecil.
Oka (1993) juga mengemukakan bahwa pestisida nabati tidak mencemari
lingkungan, lebih bersifat spesifik, residu lebih pendek dan kemungkinan
berkembangnya resistensi lebih kecil.

2.7 Kelemahan Pestisida Nabati Daun Sirsak


Pestisida nabati digunakan untuk menghindari adanya bahan kimia yang
akan terkontaminasi pada tanaman. Akan tetapi, dalam menggunakan pestisida
nabati, ada beberapa kelemahan yang dapat mengurangi peminat masyarakat dalam
pemakaiannya. Menurut Martono (1997) kelemahan pestisida nabati yang perlu
kita ketahui antara lain
1. Karena bahan nabati kurang stabil mudah terdegradasi oleh pengaruh
fisik, kimia maupun biotik dari lingkungannya, maka penggunaannya
memerlukan frekuensi penggunaan yang lebih banyak dibandingkan
pestisida kimiawi sintetik sehingga mengurangi aspek kepraktisannya
2. Kebanyakan senyawa organic nabati tidak polar sehingga sukar larut di
air karena itu diperlukan bahan pengemulsi
3. Bahan nabati alami juga terkandung dalam kadar rendah, sehingga untuk
mencapai efektivitas yang memadai diperlukan jumlah bahan tumbuhan
yang banyak
4. Bahan nabati hanya sesuai bila digunakan pada tingkat usaha tani
subsisten bukan pada usaha pengadaaan produk pertanian massa
5. Apabila bahan bioaktif terdapat di bunga, biji, buah atau bagian tanaman
yang muncul secara musiman, mengakibatkan kepastian ketersediaannya
yang akan menjadi kendala pengembangannya lebih lanjut
6. Kesulitan menentukan dosis, kandungan kadar bahan aktif di bahan
nabati yang diperlukan untuk pelaksanaan pengendalian di lapangan,
sehingga hasilnya sulit diperhitungkan sebelumnya.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diperolah hasil pengamatan


pertama, yaitu satu hari setelah penyemprotan, terlihat bahwa hama uji pada
perlakuan kontrol masih hidup. Perlakuan kedua yaitu konsentrasi 3 gr terlihat
bahwa hama mati pada hari pertama yaitu 1 ekor. Perlakuan ketiga, konsentrasi 6
gr mati 1. Konsentrasi 9 hama uji mati sebanyak 1 ekor. Hasil pengamatan kedua,
yaitu pada hari kedua setelah penyemprotan. Pada pelakuan kontrol setiap
ulangannya hama uji masih hidup. Pada konsentrasi 3 gr hama uji mati sebanyak 1.
Pada konsentrasi 6 gr, hama uji mati sebanyak 3 ekor. Pada konsentrasi 9 gr, ada 3
hama uji mati. Hasil pengamatan ketiga, yaitu pada hari ketiga setelah
penyemprotan. Hama uji pada perlakuan kontrol tetap hidup. Pada konsentrasi 3 gr
hama uji mati sebanyak 1 ekor. Konsentrasi 6 gram mati 2 ekor. Pada konsentrasi
9 hama uji yang mati sebanyak 3 ekor. Pada hari keempat dan kelima kemattian
hama di setiap konsesntrasi memiliki perbedan.
Berdasarkan hasil pengamatan juga dapat dilihat bahwa semua hama setelah
pengamatan ketiga yang mendapatkan perlakuan penyemprotan pestisida nabati
daun sirsak mati. Namun, jumlah hama uji yang mati sekaligus pada tiap ulangan
ada pada konsentrasi 9 gr yang terjadi pada hari kedua dan ketiga. Dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi yang tepat untuk digunakan sebagai pestisida nabati
daun sirsak adalah konsentrasi 9 gr karena kandungan senyawa acetogenin, pada
pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan serangga
hama menemui ajalnya (Kurniadhi, 2001).
V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


pestisida nabati daun sirsak dapat digunakan untuk mengendalikan ham tanaman
karena memiliki senyawa-senyawa yang bersifat racun perut bagi hama. Selain itu,
pestisida nabati daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, antara lain asimisin,
bulatacin dan squamosin. Juga beberapa kandungan kimia yaitu alkaloida,
flavonoida, saponin, tanin, glikosida, gikosida atrakuinon, dan steroid/ triterpenoid.
Konsentrasi yang tepat untuk digunakan sebagai pestisida nabati adalah 9 gram
karena bersifat racun perut bagi hama.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pencacahan daun sirsak Gambar 2. Penghalusan

Gambar 3. Penimbangan pestisida Gambar 4. Penimbangan kacang hijau

Gambar 5. Pengambilan hama Gambar 7. Aplikasi pestisida

Anda mungkin juga menyukai