KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kasih karunianya penulis dapat menyelesaikan pembuatan referat yang berjudul
“Deteksi Dini Kanker Serviks ”.
Fansisca Siallagan
1
Mola Hidatidosa 2019
DAFTAR ISI
BAB II .......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
2.1 Anatomi dan Histologi Serviks.......................................................................5
2
Mola Hidatidosa 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan Pap smear tidak hanya berguna untuk deteksi kanker serviks pada
3
Mola Hidatidosa 2019
stadium rendah, tetapi juga efektif untuk mendeteksi lesi prakanker sehingga dapat
menurunkan mortalitas akibat kanker dan meningkatkan angka ketahanan hidup.
Selain itu, pemeriksaan menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat
(IVA) juga merupakan suatu upaya deteksi dini kanker serviks secara sederhana
Program skrining kanker serviks dengan Pap smear telah dilakukan di banyak
negara maju dan berhasil menurunkan jumlah insiden kanker serviks di negara maju
tersebut. Program skrining di negara berkembang tidak berjalan rutin atau bahkan
tidak dilakukan. Wanita di negara berkembang yang melakukan Pap smear yaitu
hanya sekitar kurang dari 5% seluruh total populasi wanita dan hampir 60% dari
kasus kanker serviks di negara berkembang terjadi pada wanita yang tidak pernah
melakukan Pap smear.
4
Mola Hidatidosa 2019
BAB II
PEMBAHASAN
Serviks uteri atau biasa disebut serviks terdapat di setengah hingga sepertiga
bawah uterus, berbentuk silindris, dan menghubungkan uterus dengan vagina
melalui kanal endoservikal. Serviks uteri terdiri dari portio vaginalis, yaitu
bagian yang menonjol ke arah vagina dan bagian supravaginal. Panjang serviks
uteri kira-kira 2,5- 3 cm dan memiliki diameter 2-2,5cm. Pada bagian anterior
serviks berbatasan dengan kantung kemih. Pada bagian posterior, serviks ditutupi
oleh peritoneum.
Bagian- bagian serviks:
a. Endoserviks: sering disebut juga sebagai kanal endoserviks
b. Ektoserviks (ektoserviks): bagian vaginal serviks
c. Os Eksternal : pembukaan kanal endoserviks ke ektoserviks
d. Forniks refleksi dinding vaginal yang mengelilingi ektoserviks
e. Os Internal : bagian atas kanal
5
Mola Hidatidosa 2019
Kanker adalah istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma ganas,
dan ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker. Neoplasma
berarti “pertumbuhan baru”. Suatu neoplasma, adalah massa abnormal jaringan yang
pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan
normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut
telah berhenti.
Serviks adalah bagian dari rahim yang paling sempit, terhubung ke fundus uteri
6
Mola Hidatidosa 2019
oleh uterine isthmus. Serviks berasal dari bahasa latin yang berarti leher. Bentuknya
silinder atau lebih tepatnya kerucut. Serviks letaknya menonjol melalui dinding
vagina anterior atas. Bagian yang memproyeksikan ke dalam vagina disebut sebagai
portio vaginalis. Bagian luar dari serviks menuju ostium eksternal disebut
ektoserviks. Lorong antara ostium eksterna ke rongga endometrium disebut sebagai
kanalis endoservikalis.
Kanker Leher Rahim adalah tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan
(epitel) dari leher rahim atau mulut rahim, dimana sel – sel permukaan (epitel)
tersebut mengalami penggandaan dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal.
Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya
kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel
displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari
displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma
in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat
displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi
karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi
karsinoma invasive berkisar 3-20 tahun.
Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus.
Biasanya timbul gejala berupa siklus haid yang tidak teratur, amenorhea,
hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan
intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada
penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid. Gejala kanker serviks pada
kondisi pra-kanker ditandai dengan Fluor albus (keputihan) yang makin lama akan
berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Perdarahan yang dialami segera
setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala
7
Mola Hidatidosa 2019
karsinoma serviks (75 -80%). Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian
bawah dari daerah lumbal.
Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret
dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva.
Perdarahan pervaginam akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif.
Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam (vaginal toussea) merupakan
gejala yang sering terjadi. Karakteristik darah yang keluar berwarna merah terang dan
bervariasi dari yang cair sampai menggumpal. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang
menjalar sampai kaki, nyeri panggul, nyeri pinggang dan pinggul, hematuria dan
gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter..
Pada pemeriksaan Pap Smear ditemukannya sel-sel abnormal di bagian bawah
serviks yang dapat dideteksi dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sudah berkembang
menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala seperti pendarahan serta
keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa sakit saat
berhubungan seksual.
a. Pemeriksaan Ginekologi
Dengan melakukan Vaginal tauche atau rectal tauche untuk mengetahui
keadaan leher Rahim.
b. Tes IVA
Deteksi lesi pra kanker terdiri atas metode pemeriksaan sitologi Pap smear
(konvensional dan liquid-base cytology /LBC), inspeksi visual asam asetat (IVA),
inspeksi visual lugoliodin (VILI), dan test DNA HPV. Metode IVA dan VILI adalah
8
Mola Hidatidosa 2019
metode yang sederhana, murah, non-invasif, akurasi memadai dan diterima, serta
tidak memerlukan fasilitas laboratorium. Metode ini dapat dijadikan pilihan di
pelayanan primer dan secara massal. Sedangkan untuk masyarakat kota dan daerah-
daerah dengan akses pelayanan kesehatan (sekunder dan tersier), metode skrining
dengan pemeriksaan sitologi akan lebih tepat.
9
Mola Hidatidosa 2019
e) Pindahkan sumber cahaya agar leher rahim dapat terlihat dengan jelas.
f) Amati leher rahim apakah ada infeksi (cervicitis) seperti discharge/ cairan
keputihan mucous ectopi (ectropion); kista Nabothy atau kista Nabothian,
nanah, atau lesi „strawberry‟ (infeksi Trichomonas).
g) Gunakan kapas lidi bersih untuk membersihkan cairan yang keluar, darah
atau mukosa dari leher rahim. Buang kapas lidi ke dalam wadah anti bocor
atau kantung plastik.
h) Identifikasi ostium servikalis dan SSK serta daerah di sekitarnya.
i) Basahi kapas lidi dengan larutan asam asetat dan oleskan pada leher rahim.
Bila perlu, gunakan kapas lidi bersih untuk mengulang pengolesan asam
asetat sampai seluruh permukaan leher rahim benar – benar telah dioleskan
asam asetat secara merata. Buang kapas lidi yang telah dipakai.
j) Setelah leher rahim dioleskan larutan asam asetat, tunggu selama 1 menit agar
diserap dan memunculkan reaksi acetowhite.
k) Periksa SSK dengan teliti. Lihat apakah leher rahim mudah berdarah. Cari
apakah ada bercak putih yang tebal atau epitel acetowhite, yang menandakan
IVA positif.
l) Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan kapas
lidi bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris yang terjadi saat
pemeriksaan dan mungkin mengganggu pandangan. Buang kapas lidi yang
telah dipakai.
m) Bila pemeriksaan visual pada leher rahim telah selesai, gunakan kapas lidi
yang baru untuk menghilangkan sisa asam asetat dari leher rahim dan vagina.
Buang kapas sehabis dipakai pada tempatnya.
n) Lepaskan spekulum secara halus. Jika hasil tes IVA negatif, letakkan
spekulum ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk didesinfeksi.
Jika hasil tes IVA positif dan setelah konseling pasien menginginkan
10
Mola Hidatidosa 2019
pengobatan segera, letakkan spekulum pada nampan atau wadah agar dapat
digunakan pada saat krioterapi.
o) Lakukan pemeriksaan bimanual dan rectovagina (bila diindikasikan). Periksa
kelembutan gerakan leher rahim; ukuran, bentuk, dan posisi rahim; apakah
ada kehamilan atau abnormalitas dan pembesaran uterus atau kepekaan
(tenderness) pada adnexa.
11
Mola Hidatidosa 2019
12
Mola Hidatidosa 2019
13
Mola Hidatidosa 2019
Penggunaan pap smear untuk mendeteksi dan mendiagnosis lesi prakanker dan
kanker leher rahim, dapat menghasilkan intrepetasi sitologi yang akurat bila
memenuhi syarat yaitu:
1. Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim
2. Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid
yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi
3. Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai
penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu
walaupun ada perdarahan
4. Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai
pengobatan
5. Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina atau melakukan
hubungan sejks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam
6. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.
e. Pemeriksaan Kolposkopi
Kolposkopi adalah mikroskop teropong stereoskopis dengan pembesaran yang
rendah 10-40 X, dengan kolposkopi maka metaplasia scuomosa infeksi HPV,
neoplasma Intraepiteliel leher rahim akan terlihat putih dengan asam asetat atau tanpa
corak pembuluh darah.
Kelemahanya adalah hanya dapat memeriksa daerah terlihat saja yaitu portio,
sedangkan kelainan pada SCJ dan intraepitel tidak bisa dilihat Pemeriksaan ini
kurang efisien dibandingkan dengan pap smear, karena kolposkopi memerlukan
keterampilan dan kemampuan kolposkopis dalam mengetes darah yang abnormal.
14
Mola Hidatidosa 2019
f. Pemeriksaan Biopsi
Pemeriksaan ini dikerjakan dengan mata telanjang pada beberapa tempat di
leher rahim yaitu dengan cara mengambil sebagian/seluruh tumor dengan
menggunakan tang oligator, sampai jaringan lepas dari tempatnya.
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka
pada serviks, atau jika hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan suatu abnormalitas
atau kanker. Biopsi ini dilakukan untuk melengkapi hasil pap smear. Teknik yang
biasa dilakukan adalah punch biopsy yang tidak memerlukan anestesi dan teknik cone
biopsy yang menggunakan anestesi. Biopsi dilakukan untuk mengetahui kelainan
yang ada pada serviks. Jaringan yang diambil dari daerah bawah kanal servikal. Hasil
biopsi akan memperjelas apakah yang terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor saja
g. Konisasi
Adalah suatu tindakan operasi untuk mengambil sebagian besar jaringan leher
rahim sehingga berbentuk menyerupai kuretase dengan alat di ektoleher rahim dan
punkankerknya pada kanalis servikalis, kemudian dilakukan pemotongan maupun
pemeriksaan mikroskopis secara serial sehingga diagnosa lebih tepat.
Konisasi di laksanakan bila hasil pap smear mencurigakan, biasanya
dikerjakan pada karsinoma insitu serta untuk mengatahui apakah sudah ada
penembusan sel kanker dibawah membran basalis,
h. Radiologi
Pelvik limphangiografi, yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada saluran
pelvik atau peroartik limfe.
Pemeriksaan intravena urografi, yang dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut,
yang dapat menunjukkan adanya obstruksi pada ureter terminal. Pemeriksaan
radiologi direkomendasikan untuk mengevaluasi kandung kemih dan rektum yang
meliputi sitoskopi, pielogram intravena (IVP), enema barium, dan sigmoidoskopi.
15
Mola Hidatidosa 2019
Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau scan CT abdomen / pelvis digunakan untuk
menilai penyebaran lokal dari tumor dan / atau terkenanya nodus limpa regional.
16
Mola Hidatidosa 2019
BAB III
KESIMPULAN
17
Mola Hidatidosa 2019
DAFTAR PUSTAKA
18