Anda di halaman 1dari 1

PATOFISIOLOGI

Syok merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara distribusi oksigen


dan substrat metabolik dengan kebutuhan metabolik sel dan jaringan dalam tubuh.
Syok sering terjadi saat adanya penurunan distribusi oksigen secara akut, namun syok
juga dapat diakibatkan oleh kebutuhan metabolik yang sangat besar. Walau pun
demikian, mekanisme kompensasi tubuh dapat mengatasi kebutuhan metabolik yang
sangat tinggi, sehingga syok biasanya hanya terjadi saat distribusi oksigen dan
substrat menurun dalam tubuh. Perdarahan yang masif dan akut, hipovolemia akibat
diare, disfungsi jantung dan pembuluh darah akibat sepsis, toksin, atau obat,
mengakibatkan otak mengatur terjadinya respon syok.

Dalam keadaan syok, mekanisme kompensasi tubuh berusaha untuk mempertahankan


fungsi organ vital. Secara umum, syok dibagi menjadi 3 fase yaitu: kompensasi,
dekompensasi, dan ireversibel.
1. Fase kompensasi. Distribusi oksigen ke otak, hati, dan ginjal dipertahankan.
Tanda dan gejala syok dapat terlihat, namun hipotensi tidak terjadi di fase ini.
Terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan denyut jantung
untuk mempertahankan cardiac output dan tekanan darah yang normal.
2. Fase dekompensasi. Pada fase ini tubuh melakukan kompensasi yang lebih
jauh seperti darah dari kulit, otot dan saluran cerna dipindahkan ke otak, hati,
dan ginjal untuk mempertahankan perfusi oksigen.
3. Fase ireversibel.

TATALAKSANA

Manajemen syok dibagi menjadi 3 tahap: resusitasi, stabilisasi, dan treatment of


multiple organ injury.
1. Resusitasi. Resusitasi awal syok tergantung pada pengenalan dini dan
“golden hour” tanda/gejala syok. Resusitasi anak dalam satu jam pertama
harus ditangani untuk mempertahankan jalan nafas, oksigenasi, ventilasi, dan
sirkulasi (ABC’s). Tatalaksana sirkulasi yaitu dengan pemberian cairan
kristaloid atau koloid.

2. Stabilisasi. Pada fase ini intervensi dan observasi dilakukan lebih intens.
Dalam keadaan syok, anak dapat mengalami perubahan alkalosis respiratori
(akibat adanya hiperventilasi sentral) menjadi asidosis respiratori (karena
adanya dekompensasi dan asidosis metabolik memperparah stabilitas
hemodinamik). Untuk stabilisasi hemodinamik, dibutuhkan pemberian obat
vasoaktif seperti dopamine, epinefrin, norepinefrin, vasopressin, dll.

3. Treatment of multiple organ injury

Anda mungkin juga menyukai