Anda di halaman 1dari 14

STRATIGRAFI DESA DURIAN GADIS SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI

SEKOLAH MENENGAH ATAS CANDRADIMUKA PALEMBANG

Oleh: Hamza Kurniawan*


*Sekolah Menengah Atas Negeri no.4 Palembang.

ABSTRAK

Lapisan sejarah dan budaya di desa Durian Gadis memberikan informasi tentang sejarah kelokalan dan
budaya yang menarik untuk diwariskan kepada generasi muda sekarang sebagai identitas bangsa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah stratigrafi desa Durian Gadis yang dapat
dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Candradimuka Palembang.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui stratigrafi di desa Durian Gadis yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah menengah atas Candradimuka
Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan
data: dokumentasi, observasi dan wawancara mendalam. Pengujian data dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi data. Hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model analisis
interaktif. Hasil penelitian: desa Durian Gadis kaya akan data-data sejarah dari masa kerajaan Sriwijaya,
kesultanan Palembang Darussalam, hingga masa-masa kolonial. Nilai sejarah stratigarfi desa Durian
Gadis bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah.

Kata kunci: Situs, Stratigrafi, Sumber pembelajaran sejarah

A. PENDAHULUAN sejarah, dengan belajar sejarah biasanya


Pendidikan adalah sutau proses dalam mengajarkankan kepada siswa tentang nilai-
rangka mempengaruhi peserta didik, nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, rasa
sehingga mampu menyesuaikan diri sebaik cinta pada sesama, saling menghargai,
mungkin dengan lingkungannya. Dengan mau berjuang dan bekerja keras serta
penyesuaian diri akan menimbulkan menanamkan nilai-nilai nasionalisme
perubahan dalam dirinya yang (semangat persatuan). Selain itu dengan
memungkinkannya untuk berfungsi secara belajar sejarah di sekolah, kita bisa
baik dan diterima didalam masyarakat. mengetahui identitas bangsa ataupun
Menurut Sulo dalam Putri, (2015:123) manusia Indonesia di masa lalu, diharapkan
mengemukakan bahwa jalur pendidikan akan dapat dipetik nilai-nilai positif yang
sekolah dilaksanakan secara berjenjang begitu kaya (Kementerian Pendidikan
yang terdiri atas jenjang pendidikan dasar, Nasional, 2014:123-124).
pendidikan menengah pertama, menengah Wilayah Sumatera Selatan dikenal juga
atas dan pendidikan tinggi. Pendidikan sebagai daerah Batanghari Sembilan karena
menengah atas yang lamanya tiga tahun di wilayah ini terdapat sembilan sungai
sesudah pendidikan menengah pertama. besar yang dapat dilayari sampai ke hulu,
Pendidikan menengah atas merupakan yaitu sungai Musi, Ogan, Komering,
sekolah lanjutan dan perluasan pendidikan Lematang, Kelingi, Rawas, Batanghari Leko,
menengah pertama serta persiapan untuk Banyuasin dan Lalan. Sungai-sungai besar
melanjutkan studi ke jenjang perguruan ini merupakan urat nadi kehidupan
tinggi. masyarakat sejak masa lampau
Dari beberapa mata pelajaran yang berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang
diberikan pada pendidikan menengah atas, tersebar di daerah aliran sungai (Rangkuti,
salah satunya adalah mata pelajaran 2007:1).

16
Kabupaten Banyuasin adalah salah kegiatan masyarakat pada masa lampau di
satu kabupaten di provinsi Sumatera sepanjang aliran sungai tersebut. Sungai
Selatan. Kabupaten ini merupakan telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi
pemekaran dari kabupaten Musi Banyuasin segala aktifitas manusia. Aktifitas sehari-hari
yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 masyarakat seperti memancing, kegiatan-
Tahun 2002. Secara administratif kabupaten kegiatan rumah tangga seperti mandi,
Banyuasin terdiri dari 19 kecamatan, yaitu: mencuci, memasak tidak terlepas dari air.
Air Salek, Banyuasin I, Banyuasin II, Selain itu sungai sebagai jalur transportasi
Banyuasin III, Betung, Makarti Jaya, Muara untuk perdagangan produk hasil-hasil hutan,
Padang, Muara Sugihan, Muara Telang, pertanian dan perkebunan kesemuanya
Pulau Rimau, Rambutan, Rantau Bayur, menggunakan sungai sebagai infrastruktur
Sembawa, Suak Tapeh, Talang Kelapa, pendukungnya. Kondisi demikian akan
Tanjung Lago, Tungkal Ilir, Kumbang membentuk pola pemukiman masyarakat
Padang, Marga Telang (Badan Pusat yang mengikuti daerah aliran sungai. Tidak
Statistik dan BAPPEDA kabupaten mengherankan bila banyak ditemukan
Banyuasin, 2012:17). artefak-artefak sejarah yang mengandung
Desa Durian Gadis adalah sebuah nilai-nilai budaya hasil karya manusia
desa yang berada di jalan lintas alternatif tersimpan atau terpendam didalam tanah
kabupaten yang menghubungkan kabupaten seiring dari kegiatan alami seperti erosi dan
Banyuasin dengan kabupaten Ogan banjir yang terjadi secara berkala dan
Komering Ilir. Pada desa Durian Gadis ini, berlangsung dalam kurun waktu yang
peneliti mengadakan survei awal yang panjang ditemukan di sepanjang garis
dilakukan di desa Durian Gadis kecamatan sungai.
Rambutan kabupaten Banyuasin, tepatnya Permasalahan ini melihat sejauh mana
berada ditengah-tengah pemukiman warga. aktifitas masyarakat di desa Durian Gadis
Pada pemukiman ini banyak ditemukan di berdasarkan temuan permukaan pada
permukaan tanah artefak-artefak yang survei awal tersebut. Selain itu peneliti
berupa pecahan keramik-keramik Cina dan tertarik untuk mengadakan penelitian ini,
gerabah. Yang menarik pada temuan didasari oleh keinginan agar tersedianya
permukaan tersebut ditemukan pecahan materi pembelajaran sejarah lokal dalam
keramik yang berasal pada masa dinasti pembelajaran sejarah. Sebab menurut
Tang abad (abad 7-10 M), ini merupakan peneliti pembelajaran sejarah yang ada saat
temuan tertua dari beberapa keramik Cina ini, masih mengangkat tema-tema sejarah
yang ditemukan. Temuan keramik tersebut yang sangat nasional dan cakupannya yang
didominasi oleh keramik Cina yang berasal sangat luas. Diadakannya penelitian ini,
dari Dinasti Ming (abad 14-17 M). Temuan- agar data-data sejarah lokal yang terdapat
temuan artefak tersebut mengindikasikan di masyarakat dapat dihimpun dan
bahwa telah ada aktifitas manusia yang diawetkan kedalam sebuah tulisan ilmiah
cukup lama di daerah tersebut, terbukti yang dapat dijadikan sebagai sumber
dengan temuan-temuan permukaan pembelajara sejarah. Dengan harapan,
tersebut. Dari temuan permukaan pada setelah penelitian ini akan dapat
survei awal dapat diperkirakan bahwa desa mengedukasi peserta didik dan masyarakat
Durian Gadis telah dihuni dan ditempati oleh untuk lebih tahu dan peduli dengan data-
masyarakat zaman kerajaan Sriwijaya. data sejarah yang berada dilingkungan
Temuan-temuan arkeologis di tempat tinggal mereka.
sepanjang aliran sungai-sungai besar Berdasarkan hasil uraian di atas
(Batanghari Sembilan), memberikan peneliti akan mengangkat tema stratigrafi
informasi pada kita bahwa telah ada sejarah desa Durian Gadis sebagai sumber

17
pembelajaran sejarah. Tujuan pada Dokumentasi merupakan catatan peristiwa
penelitian ini adalah untuk mengetahui yang sudah berlalu. Dokumen biasanya
strategrafi sejarah di desa Durian Gadis berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber monumental dari seseorang.Dokumentasi
pemebelajaran sejarah di Sekolah adalah proses pembuktian yang didasarkan
Menengah Atas Candradimuka Palembang. atas jenis sumber apapun, baik yang
Dengan demikian penulis akan membahas bersifat tulisan, lisan gambaran atau
penelitian ini dengan judul “Stratigrafi desa arkeologis (Hugiono dalam Putri, 2015:125).
Durian Gadis sebagai Sumber Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan
Pembelajaran Sejarah di Sekolah data dengan cara mempelajari dan
Menengah Atas Candradimuka Palembang” membaca literatur-literatur yang ada
hubungannya dengan objek permasalahan
B. METODE PENELITIAN penelitian yaitu data-data di Balai Arkeologi
Metode penelitian yang digunakan oleh Palembang dan Perpustakaan Universitas
peneliti yakni dengan menggunakan metode PGRI Palembang.
deskriptif kualitatif. Berdasarkan rumusan Observasi
masalah, penelitian ini mendeskripsikan Peneliti melakukan suatu pengamatan
secara rinci dan mendalam tentang langsung pada objek penelitian dan
stratigrafi sejarah desa Durian Gadis meminta keterangan-keterangan serta
sebagai sumber pembelajaran sejarah. mencatat secara sistematis data yang
Untuk memahami hal tersebut, dilakukan dibutuhkan sehingga dapat diperoleh suatu
penelitian mendalam mengenai stratigrafi kesimpulan terhadap objek penelitian
sejarah pada pemukiman masyarakat desa tersebut. Observasi pada penelitian ini
Durian Gadis yang diperkirakan menjadi dilakukan di desa Durian Gadis kecamatan
bagian dari kerajaan Sriwijaya, untuk Rambutan kabupaten Banyuasin dan di
menjawab pertanyaan permasalahan SMA Candradimuka Palembang.
penelitian yaitu: Bagaimanakah stratigrafi Wawancara Mendalam
sejarah desa Durian Gadis yang dapat Wawancara adalah usaha
dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran mengumpulkan informasi dengan
sejarah? mengajukan sejumlah pertanyaan secara
lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Ciri
Teknik Pengumpulan Data utama dari wawancara adalah kontak
Teknik pengumpulan data adalah suatu langsung dengan tatap muka (face to face
cara untuk mendapatkan data yang relationship) antara si pencari informasi
diperoleh dengan jelas dan buku-buku yang (interviewer atau information hunter) dengan
ada kaitannya dengan masalah yang sumber data (Nawawi, 2012:118).
sedang dibahas. Untuk menghimpun data- Validitas Data
data yang ada kaitannya dengan masalah Uji keabsahan dalam penelitian, sering
ini, sesuai dengan bentuk penelitian hanya ditekankan pada uji validitas data dan
kualitatif dan juga jenis sumber data yang reabilitas. Dalam penelitian kualitatif, kriteria
dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan utama terhadap data hasil penelitian adalah
data yang digunakan dalam penelitian valid, reliabel dan objektif. Validitas data
adalah: merupakan ketetapan antara yang terjadi
Dokumentasi pada objek penelitian dengan data yang
Teknik pengumpulan data dengan dapat dilaporkan peneliti.
dokumentasi sebagai pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.

18
Teknik Analisis Data bertahan sampai dengan sekarang (Catatan
Analisis data yang digunakan dalam wawancara no.1, tanggal 31 Januari 2016).
penelitian ini ialah analisis model interaktif. Pola pemukiman masyarakat desa
Dalam analisis data model interaktif terdiri Durian Gadis yang berbaris memanjang
dari tiga komponen, yaitu: reduksi data, mengikuti alur jalan raya yang
sajian data dan penarikan menghubungkan antara kabupaten
simpulan/verifikasi (Miles & Huberman Banyuasin dengan Ogan Komering Ilir.
dalam Sutopo, 2002:91). Reduksi data Bangunan rumah dibangun diatas
adalah proses seleksi, pemfokusan, perbukitan, jika dibandingkan dengan
penyederhanaan dan abstraksi data dari daerah-daerah sekitar desa Durian Gadis
catatan yang diperoleh di lapangan. yang lebih rendah. Menurut pendapat Bapak
Selanjutnya ialah sajian data. Kegiatan Heri Setianto, M.Sc. pola pemukiman ini
analisis yang ketiga adalah menarik menunjukan bahwa rumah-rumah warga
kesimpulan dan verifikasi. Analisis data dibangun diatas perbukitan untuk
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menghindari banjir musiman yang terjadi
menggunakan analisis model interaktif. pada musim penghujan. Melihat pola yang
Analisis model interaktif terdiri atas tiga jalur ada, mengindikasikan bahwa rumah-rumah
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, warga desa Durian Gadis saat ini
yaitu reduksi data, sajian data dan merupakan pemukiman baru (Catatan
penarikan simpulan/verifikasi. wawancara no.3, tanggal 31 Januari 2016).
Rumah-rumah warga sebagian besar
C. HASIL DAN PEMBAHASAN sudah menggunakan dinding batu bata
Desa Durian Gadis dengan atap rumah terbuat dari genteng
Desa Durian Gadis adalah salah satu atau semi-permanen. Hanya sebagian kecil
dari desa yang berada di wilayah kecamatan rumah dari warga yang masih menggunakan
Rambutan kabupaten Banyuasin provinsi papan atau rumah panggung. Tersedianya
Sumatera Selatan. Secara administratif jalan yang sudah beraspal memudahkan
wilayah desa Durian Gadis sebelah barat mobilitas warga untuk beraktifitas dalam
berbatasan dengan desa Tanjung Kerang, rangka memenuhi segala kebutuhan
sebelah timur berbatasan dengan desa hidupnya. Waktu yang dibutuhkan untuk
Suka Pindah, sebelah selatan berbatasan mencapai desa Durian Gadis dari ibukota
dengan desa Paritdansebelah provinsi Palembang ± 1 jam perjalanan
utaraberbatasan dengan desa Baru. Desa dengan jarak tempuh 38 km menggunakan
Durian Gadis berada di dataran rendah yang kendaraan bermotor baik mobil maupun
membentuk sebuah pulau dan dikelilingi sepeda motor. Sedangkan waktu yang
oleh kanal-kanal (lebak) (Tim Badan dibutuhkan untuk mencapai ibukota
Pemberdayaan Masyarakat dan kabupaten yakni Pangkalan Balai ± 3 jam
Pemerintahan Desa Kabupaten Banyuasin, perjalanan dengan jarak tempuh 45 km.
2015:2). Masyarakat di desa Durian Gadis telah
Menurut kearifan lokal masyarakat mendapat sambungan aliran listrik dari
setempat bahwa asal kata “Durian Gadis” Perusahaan Listrik Negara (PLN) sehingga
diambil dari cerita rakyat yang menyatakan alat-alat elektronik sudah banyak digunakan
“dahulu ada seorang gadis yang meninggal oleh masyarakat sebagai penunjang
ditimpah oleh buah durian yang jatuh dari aktifitas sehari-hari (Tim Badan
pohon”. Sehingga daerah yang berada Pemberdayaan Masyarakat dan
disekitar tempat tersebut diberi nama Pemerintahan Desa Kabupaten Banyuasin,
“DurianGadis” dan nama inipun masih tetap 2015:2).

19
Stratigrafi Desa Durian Gadis induk bahan organik, biasanya dari hutan
Lokasi kotak I berada di desa Durian rawa atau rumput rawa. Tanah gambut
Gadis, dengan posisi GPS (global position mempunnyai ciri-ciri dan sifat sebagai
system) 0495474-9658914 dan berada di berikut: tidak terjadi deferensiasi horison
ketinggian 19 m dpl. Tanah tempat secara jelas, ketebalan lebih dari 50 cm,
melakukan ekskavasi adalah milik Bapak warna coklat kehitaman, tekstur debu
Duyun dengan usia 45 tahun. Letak kotak I sampai lempung, tidak berstruktur,
sebelah utara terdapat kebun penduduk, konsistensi tidak lekat sampai agak lekat,
sebelah Barat berbatasan dengan halaman kandungan organik lebih dari 30% untuk
belakang rumah penduduk, sebelah Selatan tanah tekstur lempung. sedangkan lebih dari
berbatasan dengan halaman belakang 20% untuk tanah tekstur pasir umunya
rumah penduduk dan sebelah Timur bersifat sangat asam (pH 4,0), kandungan
berbatasan dengan halaman belakang unsur hara tersedia rendah (Sartohadi. dkk,
rumah penduduk (Catatan observasi no.3, 2013:115).
tanggal 31 Januari 2016).Berdasarkan Pada kedalaman 10,5-15 cm kondisi
informasi penduduk setempat memang di tanah lempung tanah berwarna coklat pucat
desa Durian Gadis ada rumah pesirah (muda), tekstur terurai, sifat gembur dan
(kepala kampung pada masa kesultanan partikel halus. Pada lapisan ini baru
Palembang Darussalam). Oleh karena itu ditemukan beberapa pecahan tembikar dan
dianggap penting untuk melaksanakan keramik. Pertama ditemukan pecahan
penggalian dengan tujuan untuk mengetahui tembikar pada kedalaman galian 10,5 cm
stratigarfi yang mendukung data sejarah di yang berupa pecahan bibir tembikar dengan
lokasi tersebut. Penggalian dilakukan diameter 14 cm. Pada kedalaman galian 11
dengan sistem spit dengan jarak interval 15 cm ditemukan pecahan keramik yang
cm (Catatan observasi no.3, tanggal 31 berupa pecahan keramik Eropa dengan
Januari 2016). ketebalan 4 mm. Selanjutnya ditemukan
Pada hari pertama dilakukan pecahan keramik pada kedalaman galian 12
pembukaan lapisan tanah (ekskavasi) cm, yang berupa pecahan bibir keramik
dengan cara melakukan penggalian atau Cina pada masa dinasti King, dengan
ekskavasi. Kotak 1 dibuka dengan tujuan ketebalan temuan 4 mm. Di kedalaman
untuk mengetahui ada atau tidaknya artefak- galian 15 cm ditemukan pecahan tembikar
artefak sejarah di dalam tanah, sehingga yang berupa pecahan dasar tembikar
dapat mendukung data yang ditemukan dengan ketebalan 2,6 cm, diameter 9,3 cm
pada permukaan. Menggunakan spit dan keliling lingkaran dasar 26 cm (Catatan
dengan interval 15 cm. Spit (1) tanah observasi no.5, tanggal 31 Januari 2016).
lempung pasiran berwarna coklat. Pada Pada hari kedua dilakukan penggalian
kedalaman 1-10 cm banyak ditemukan lanjutan pada kotak 1 spit ke-2 dengan
sampah dapur hal ini dapat dilihat dari tujuan untuk mengetahui masih ada atau
komposisi temuan yang sangat bervariasi tidaknya benda-benda yang mengandung
seperti, pecahan kaca, fragmen kayu, data mengenai sejarah di desa Durian Gadis
plastik, fragmen tembikar, batu bata dan yang berada di dalam tanah. Menggunakan
pecahan genteng baru milik warga, paku sistem spit dengan interval 15 cm (16-30
dan sisa-sisa abu pembakaran sampah cm). Kondisi tanah sama kondisi tanah
yang kemudian ditinggalkan (Catatan lempung berwarna cokelat pucat (muda),
observasi no.4, tanggal 31 Januari 2016). tekstur terurai, sifat gembur dan partikel
Jenis tanah pada kotak penggalian halus. Penggalian sampai dengan
adalah jenis organosol atau tanah gambut. kedalaman 30 cm kemudian penggalian
Satuan tanah gambut berasal dari bahan dihentikan. Sebab sudah tidak ada lagi

20
benda-benda yang ditemukan mengenai Temuan tembikar tersebut berada di
data sejarah desa Durian Gadis (Catatan kedalaman 11 cm, pada kotak 1 spit 1 ini
observasi no.6, tanggal 01 Februari 2016). ditemukan pecahan bibir tembikar.
Dari barang-barang temuan yang Bentuk: pecahan tembikar yang ditemukan
ditemukan baik temuan permukaan maupun merupakan bagian mulut tembikar dengan
temuan pada kotak penggalian I, dapat diameter 14 cm, tebal 1,2 cm dan berat 20
disimpulkan bahwa desa Durian Gadis gr. Bagian mulut ini beroreintasi
telah ditinggali oleh masyarakat sejak masa terbukadengan fungsi utama memasukan
kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Palembang air. Temuan ini diperkirakan merupakan
Darussalam, masa kolonial, masa bagian dari Guci.
pendudukan Jepang dan tetap berlangsung Teknologi: pada bagian dalam tembikar
sampai sekarang (Catatan observasi no.5, ditemukan striasi yang renggang dan
tanggal 31 Januari 2016). tampak putus-putus (teknik roda putar
lambat). Bahan yang dipakai adalah tanah
Analisis Temuan Data pada Kotak liat dengan partikel kasar dan tekstur
Ekskavasi dan Temuan Lepas renggang. Pembakaran tembikar berada
(Permukaan) pada tahap reduksi dengan ditemukan
Temuan tembikar yang dianalisa warna hitam yang tidak merata di bagian
adalah temuan di kotak 1 spit 1 (1-15 cm) tengah tembikar. Terdapat slip yang
pada kedalaman 15 cm. Pada kotak 1 spit 1 berwarna merah pada bagian dalam
ini ditemukan pecahan dasar tembikar. gerabah dan warna hitam pada bagian luar.
Bentuk:pecahan tembikar yang ditemukan Gaya (style): tidak terdapat hiasan pada
merupakan bagian dasar dengan diameter pecahan mulut tembikar ini.
9,3 cm, tebal bagian dasar 1,9 cm. Berat Keramik yang dianalisa adalah temuan
pecahan dasar tembikar adalah 120 gr. di kotak 1 spit 1 (kedalaman 1-15 cm)
Bagian dasar iniberorientasi terbuka dengan ditemukan pada kedalaman 12 cm. Temuan
fungsi utama memasukan air. Temuan ini terdiri 2 bagian yang disatukan menjadi
merupakan bagian dari guci. bagian bibir dari keramik.
Teknologi: pada bagian dalam tembikar Bentuk: pecahan keramik yang ditemukan
ditemukan bekas striasi yang renggang dan merupakan bagian bibir atau mulut keramik.
tampak putus-purtus (teknik roda putar Pecahan mulut keramik memiliki diameter 7
lambat). Bahan yang dipakai adalah tanah cm, ketebalan 4 mm dengan berat 4 gr.
liat dengan partikel kasar dan tekstur Temuan ini merupakan bagian dari piring.
renggang. Pembakaran tembikar berada Teknologi: pada bagian dalam striasi
pada tahap reduksi dengan ditemukan yang padat, halus dan
warna hitam yang tidak merata di bagian berkesinambunganyang menunjukan
tengah tembikar. Terdapat slip yang penggunaan roda putar cepat. Bahan yang
berwarna merah pada bagian dalam dipakai adalah tanah liat dengan partikel
gerabah dan warna hitam pada bagian luar. halus dan tekstur rapat. Adonan yang
Hiasan pada dasar bagian dalam gerabah dipakai adalah adonan halus. Bagian dalam
dilakukan dengan menggunakan teknik berwana putih abu-abu merata yang
gores/cukil. menunjukan pembakaran pada tahap
Gaya (style): terdapat hiasan bermotif bunga oksidasi dan vitrifikasi. Glasir dasar keramik
matahari dengan 8 kelopak yang berwarna putih, keramik berasal dari Cina
meneglilingi inti. Motif ini berada di dasar pada masa dinasti King.
bagian dalam tembikar. Gaya (style): terdapat glasir pada kedua sisi
Temuan tembikar yang dianalisa keramik, hiasan keramik dengan warna
adalah temuan di kotak 1 spit 1 (1-15 cm).

21
polikrom (biru-kehitaman) pembuatan motif dengan posisi duduk. Juga terdapat tulisan
dengan teknik tulis. “Pstrus Regouts&Co. MAASTRICHT. MADE
Keramik yang dianalisa adalah temuan IN HOLLAND”.
di kotak 1 spit 1 (kedalaman 1-15 cm) Temuan keramik yang dianalisa adalah
ditemukan pada kedalaman 10,5 cm. temuan lepas pada pemukiman warga.
Temuan terdiri 1 bagian yang merupakan Bentuk: pecahan yang ditemukan
bagian dari bibir keramik. merupakan bagian dasar dengan tebal 4
Bentuk: pecahan keramik yang ditemukan mm, diameter 4,9 cm, keliling lingkaran 15,3
merupakan bagian bibir atau mulut keramik. cm. Berat temuan pecahan 95 gr. Temuan
Pecahan mulut keramik memiliki diameter ini merupakan pecahan mangkuk.
11 cm, ketebalan 4 mm denganberat 3 gr, Teknologi : pada badan bagian dalam
kondisi pecahan keramik retak seribu. terdapat striasi yang padat, halus dan
Temuan ini merupakan bagian dari piring. berkesinambungan yang menunjukan
Teknologi: pada bagian dalam striasi yang penggunaan roda putar cepat. Bahan yang
padat, halus dan berkesinambungan yang dipakai adalah tanah liat dengan partikel
menunjukan penggunaan roda putar cepat. halus dan tekstur rapat. Adonan yang
Bahan yang dipakai adalah tanah liat dipakai adalah adonan halus. Bagian dalam
dengan partikel halus dan tekstur rapat. keramik berwarna merah dan abu-abu
Adonan yang dipakai adalah adonan halus. menunjukkan pembakaran dengan oksidasi
Bagian dalam berwana putih abu-abu tahap permulaan. Terdapat bekas
merata yang menunjukan pembakaran pada tumpangan saat pembakaran pada bagian
tahap oksidasi dan vitrifikasi. Keramik dalam (spurmark). Keramik temuan ini
berasal dari Eropa. berasal dari Jepang (Imari).
Gaya (style): terdapat glasir pada kedua sisi Gaya (style): terdapat glasir pada kedua sisi
keramik. Warna dasar keramik adalah keramik dengan warna polikrom (putih-biru).
warna putih, sedangkan warna hiasan Warna dasar keramik berwarna putih,
menggunakan warna merah hati. Hiasan sedangkan warna hiasan berwarna biru.
menggunakan teknik stiker yang bermotif hiasan pada pecahan mangkuk bermotif
flora. geometris.
Temuan keramik yang dianalisa adalah Temuan keramik yang dianalisa adalah
temuan lepas atau temuan permukaan. temuan lepas pada pemukiman warga.
Bentuk: pecahan yang ditemukan Bentuk: pecahan yang ditemukan
merupakan bagian dasar keramik dengan merupakan bagian dasar dengan diameter
tebal 6 mm, dengan diameter 10 cm dan 5,9 cm, tebal bagian kaki 3 mm, tebal
lingkaran dasar 32,1 cm. Berat temuan 185 bagian dasar 4 mm keliling lingkaran 19,7
gr. Kemungkinan pecahan teko. cm. Berat temuan pecahan 110 gr. Temuan
Teknologi: pada bagian dalam striasi yang ini merupakan pecahan mangkuk.
padat, halus dan berkesinambungan yang Teknologi: pada badan bagian dalam
menunjukan penggunaan roda putar cepat. terdapat striasi yang padat, halus dan
Bahan yang dipakai adalah tanah liat berkesinambungan yang menunjukan
dengan partikel halus dan tekstur rapat. penggunaan roda putar cepat. Bahan yang
Adonan yang dipakai adalah adonan halus. dipakai adalah tanah liat dengan partikel
Bagian dalam berwana putih abu-abu halus dan tekstur rapat. Adonan yang
merata yang menunjukan pembakaran pada dipakai adalah adonan halus. Bagian dalam
tahap oksidasi dan vitrifikasi. Keramik keramik berwarna putih abu-abu
berasal dari Eropa. menunjukkan pembakaran pada tahap
Gaya (Style): terdapat logo pabrik yang oksidasi dan vitrifikasi. Terdapat bekas
berlambang singa berkepala manusia tumpangan saat pembakaran pada bagian

22
dalam (spurmark). Keramik temuan ini pucat pada bagian luar. Hiasan pada badan
berasal dari dinasti King (1644-1911). tembikar dilakukan dengan menggunakan
Gaya (style): terdapat glasir pada kedua sisi teknik gores/cukil.
keramik dengan warna polikrom (putih-biru). Gaya (Style): terdapat hiasan bermotif garis-
Warna dasar keramik berwarna putih, garis yang membentuk anyaman pada sisi
sedangkan warna hiasan berwarna biru. luar tembikar.
hiasan pada pecahan mangkuk bermotif Temuan tembikar yang dianalisa
geometris. adalah temuan lepas pada pemukiman
Temuan keramik yang dianalisa adalah warga.
temuan lepas pada pemukiman warga. Bentuk: pecahan tembikar yang ditemukan
Bentuk: pecahan yang ditemukan adalah bagian mulut dengan diameter 17
merupakan 1/3 bagian dari mangkuk cm, tebal bibir bagian bawah 2,2 cm, tebal
dengan diameter 12,5 cm, tebal bagian kaki bibir bagian atas 8 mm. Sedangkan berat
6 mm, tebal bagian dasar 3 mm. Berat pecahan adalah 115 gr. Temuan ini
temuan pecahan 105 gr. Temuan ini merupakan bagian dari guci.
merupakan pecahan mangkuk. Teknologi: pada bagian dalam gerabah
Teknologi: pada badan bagian dalam ditemukan bekas striasi yang renggang dan
terdapat striasi yang padat, halus dan tampak putus-putus (teknik roda putar
berkesinambungan yang menunjukan lambat). Bahan yang dipakai adalah tanah
penggunaan roda putar cepat. Bahan yang liat dengan partikel kasar dan tekstur
dipakai adalah tanah liat dengan partikel renggang. Pembakaran tembikar pada
halus dan tekstur rapat. Adonan yang tahap reduksi dengan ditemukan warna
dipakai adalah adonan halus. Bagian dalam hitam yang tidak merata di bagian gerabah.
keramik berwarna merah pucat Terdapat slip yang berwarna merah pada
menunjukkan pembakaran pada tahap bagian dalam tembikar dan warna coklat
oksidasi dan vitrifikasi. Keramik temuan ini pucat pada bagian luar.
berasal dari Cina masa dinasti King (1644- Gaya (style): tidak terdapat hiasan pada
1911). pecahan mulut tembikar ini.
Gaya (style): terdapat glasir pada kedua sisi Temuan tembikar yang dianalisa
keramik dengan warna monokrom (merah adalah temuan lepas pada pemukiman
tua). Warna dasar keramik berwarna merah warga.
tua, keramik ini tidak memiliki hiasan Bentuk: pecahan tembikar yang ditemukan
(polos). adalah bagian mulut dengan diameter 9 cm,
Temuan tembikar yang dianalisa tebal bibir bagian bawah 1,5 cm, tebal bibir
adalah temuan lepas pada pemukiman bagian atas 7 mm. Sedangkan berat
warga. pecahan adalah 65 gr. Temuan ini
Bentuk: pecahan tembikar yang ditemukan merupakan bagian dari kendi.
adalah bagian badan dengan tebal 2 mm. Teknologi: pada bagian dalam gerabah
Teknologi: pada bagian dalam gerabah ditemukan bekas striasi yang renggang dan
ditemukan bekas striasi yang renggang dan tampak putus-putus (teknik roda putar
tampak putus-putus (teknik roda putar lambat). Bahan yang dipakai adalah tanah
lambat). Bahan yang dipakai adalah tanah liat dengan partikel kasar dan tekstur
liat dengan partikel kasar dan tekstur renggang. Pembakaran tembikar pada
renggang. Pembakaran tembikar pada tahap reduksi dengan ditemukan warna
tahap reduksi dengan ditemukan warna hitam yang tidak merata di bagian gerabah.
hitam yang tidak merata di bagian gerabah. Terdapat slip yang berwarna merah pada
Terdapat slip yang berwarna merah pada bagian dalam tembikar dan warna coklat
bagian dalam tembikar dan warna coklat pucat pada bagian luar.

23
Gaya (style): tidak terdapat hiasan pada Desa Durian Gadis mempunyai
pecahan mulut tembikar ini. sejarah penting bagi pengembangan
sumber pembelajaran sejarah, sebab di
Pembahasan daerah ini banyak sekali ditemukan artefak-
Nilai Sejarah Stratigrafi Desa Durian artefak sejarah dan budaya masa lampau
Gadis sehingga menarik untuk dijadikan sumber
Desa Durian Gadis secara geografis pembelajaran sejarah lokal (Catatan
merupakan sebuah daratan (pulau) yang di observasi no.1, tanggal 31 Januari 2016).
kelilingi oleh rawa-rawa. Rawa-rawa ini Stratigrafi sejarah merupakan lapisan-
mendapat pasokan air dari sungai Sugihan. lapisan tanah pada pemukiman atau bekas
Sungai telah menjadi bagian tak terpisahkan pemukiman (pemukiman yang ditinggalkan
dari segala aktifitas kehidupan manusia oleh masyarakat) yang mengandung nilai
sejak zaman dahulu hingga sekarang. sejarah sebagai warisan masyarakat
Berdasarkan cerita Bapak Saini, rawa-rawa terdahulu yang dapat dijadikan sebagai
(lebak) di desa Durian Gadis mengalami sumber informasi bagi generasi mendatang
kekeringan per 5 bulan dalam setahun sejak dalam mengetahui dan memahami
tahun 1963 pasca pembangunan peristiwa-peristiwa masa lalu berdasarkan
bendungan Komering oleh pemerintah kronologis waktu (Catatan observasi no.1,
dengan tujuan untuk mengairi areal tanggal 31 Januari 2016). Temuan sejarah
persawahan di daerah Ogan Komering Ulu di desa Durian Gadis dapat digolongkan,
Timur dan wilayah provinsi Lampung. Hal ini sebagai berikut:
disebabkan, karena 70% air sungai Tinggalan Kerajaan Sriwjaya dan
Komering dialirkan ke daerah propinsi Kesultanaan Palembang Darussalam
Lampung. Kondisi ini berdampak langsung Gambaran kehidupan masyarakat desa
pada kegiatan masyarakat di desa Durian Durian Gadis sebelum dibangunnya
Gadis yang dulunya menggunakan perahu bendungan Komering oleh pemerintah
sebagai alat transportasi, saat ini perahu adalah masyarakat yang menggantungkan
sama sekali tidak bisa digunakan sebagai hidupnya pada sungai. Melihat beberapa
alat transportasi untuk memobilisasi temuan artefak-artefak sejarah baik yang
manusia maupun hasil pertanian dan berupa fragmen keramik, fragmen tembikar,
perkebunan (Catatan observasi no.1, kearifan lokal atau floklor yang masih
tanggal 31 Januari 2016). berkembang di masyarakat mengindikasikan
Sebagai daerah yang dikelilingi oleh bahwa telah berlangsung kehidupan yang
sungai, di daerah Durian Gadis cukup lama dan kegiatan manusia
masyarakatnya juga mengenal tradisi sonor. pendukung kebudayaan tersebut sezaman
Sonor adalah cara menanam padi dengan dengan berkembangnya kerajaan Sriwijaya
memanfaatkan musim kering atau kemarau, dan kemudian dilanjutkan ke masa
dengan cara membakar lahan gambut yang Kesultanan Palembang Darussalam
kemudian ditanam dengan bibit-bibit padi (Catatan observasi no.2, tanggal 31 Januari
lokal. Biasanya musim panen akan tiba 2016).
ketika telah masuk ke musim hujan lebih Sejalan dengan informasi yang didapat
kurang 6-7 bulan. Namun tradisi sonor dari cerita Bapak Saini (53 tahun) bahwa
hilang ketika pemerintah pada tahun 1995 bukti-bukti arkeologis berupa keramik yang
melarang masyarakat untuk membakar ada di desa Durian Gadis baik yang
lahan, dengan tujuan untuk menghindari ditemukan pada permukaan maupun yang
kebakaran yang sangat berdampak bagi ditemukan pada pembukaan kotak
ekosistem lingkungan (Catatan observasi ekskavasi 1 yang dilakukan oleh peneliti
no.1, tanggal 31 Januari 2016). berhasil menemukan berbagai macam

24
keramik Cina dari beberapa periode dinasti pegangan, pecahan bibir tembikar, pecahan
yaitu, dinasti Sung yang sezaman dengan tutup guci dan pecahan badan tembikar
kerajaan Sriwijaya dan keramik Cina dari (Palembang) (Catatan observasi no.7,
dinasti Ming, Qing yang sezaman dengan tanggal 31 Januari 2016).
Kesultanan Palembang Darussalam. Data temuan tersebut dapat diketahui
Beberapa jenis fragmen keramik dari bahwa desa Durian Gadis merupakan salah
Jepang, dan Eropa. Keramik-keramik yang satu pemukiman lama yang terdapat di
ditemukan memiliki karakter dan motif pedalaman Sumatera Selatan. Berdasarkan
sendiri-sendiri sesuai dengan masa hasil temuan keramik tersebut daerah ini
masyarakat pengguna keramik tersebut telah menjadi bagian dari wilayah Uluan
(Catatan observasi no.2, tanggal 31 Januari Kesultanan Palembang Darussalam. Desa
2016). Durian Gadis merupakan salah satu
Keramik Cina yang ditemukan memiliki pemasok barang-barang dagangan dari
motif yang menggunakan teknik tulis pedalaman (Uluan) menuju Iliran dengan
langsung pada keramik baik berupa motif menggunakan perahu menyusuri sungai
ukiran flora maupun fauna. Sedangkan Sugihan untuk mencapai ibukota kerajaan
keramik Jepang dan Eropa memiliki hiasan yang berada di muara sungai Musi
motif flora dan fauna yang menggunakan (Palembang) (Catatan observasi no.7,
teknik stiker. Selain itu pada keramik Jepang tanggal 31 Januari 2016).
dan Eropa pada bagian dasar keramik Kesultanan Palembang Darussalam
biasanya dilengkapai dengan logo pabrik yang berdiri pada abad 17 dan berakhir
yang memproduksi keramik tersebut pada paruh pertama abad 19 dikarenakan
(Catatan observasi no.7, tanggal 31 Januari kalah perang melawan Belanda. setelah
2016). kekalahan perang tersebut Kesultanan
Keramik-keramik yang ditemukan Palembang Darussalm dihapuskan oleh
berupa fragmen mangkok, fragmen piring, Belanda dan digantikan dengan sistem
fragmen teko, fragmen vas bunga. Fragmen keresidenan (Catatan observasi no.8,
keramik tersebut terdiri dari dasar keramik, tanggal 31 Januari 2016).
bibir keramik dan badan keramik yang dari Pada Masa Kesultanan Palembang
berbagai ukuran. Selain temuan keramik, Darussalam desa Durian Gadis juga
arftefak-artefak sejarah yang banyak merupakan salah satu daerah pendukung
ditemukan di desa Durian Gadis adalah kedaulatan daulah Islamiah di Iliran
fragmen tembikar. Fragmen tembikar yang Palembang. Hal ini dapat dilihat dari aturan
ditemukan berupa pecahan guci, tungku, hidup masyarakat yang diatur oleh ajaran
fasu, periuk, vas bunga dan gentong air. Islam dan juga diatur oleh undang-undang
Pada umumnya temuan tembikar yang ada yang dibuat oleh Kesultanan Palembang
di desa Durian Gadis merupakan hasil yaitu undang-undang simbur cahaya.
produksi lokal yang berasal dari daerah Undang-undang ini berlaku dan dijalankan
Kayu Agung, kabupaten Ogan Komering Ilir. oleh daerah-daerah pedalaman (Uluan)
Tembikar-tembikar ini memiliki hiasan- yang mengakui kedaulatan Kesultanan
hiasan yang berupa garis-garis. Hiasan Palembang Darussalam. Aturan ini
pada badan tembikar dilakukan dengan mengatur semua kegiatan hidup masyarakat
menggunakan teknik gores/cukil ketika di pedalaman Sumatera Selatan baik aturan
benda tersebut maasih basah atau sebelum bujang-gadis, adat perhukuman, adat
dilakukan pembakaran dengan cara marga, aturan kaum serta aturan dusun
menggoreskan benda-benda keras seperti dan berladang yang dianjurkan maupun
logam atau ranting. Fragmen-fragmen yang dilarang untuk dilakukan (Catatan
tembikar berupa pecahan dasar, pecahan observasi no.8, tanggal 31 Januari 2016).

25
Selain itu dapat dilihat juga pada Batu berdasarkan keletakan Global
pemakaman umum desa Durian Gadis telah Positioning System (GPS) makam tersebut
mendapat pengaruh Islam yang tidak lain berada di 0497353-9658929 dengan
dipengaruhi oleh Palembang sebagai ketinggian 29 m dpl. Menurut kearifan lokal
ibukota kerajaan Islam di Sumatera Selatan. setempat puyang Ciri Batu ini memiliki
Pemakaman tidak hanya dilihat tempat benda pusaka cendikat merah (getang).
sebagai tempat menguburkan orang-orang Kondisi makam ditutupi batu bata, dengan
yang telah meninggal, namun dari makam- kepala nisan terbuat dari batu (Catatan
makam tersebut dapat diperoleh data observasi no.10, tanggal 01 Februari 2016).
mengenai perkembangan agama Islam di Pada masyarakat Durian Gadis ada
daerah Durian Gadis. Makam merupakan sebuah tradisi asli bangsa Austronesia yang
tempat penghormatan jasad manusia yang terus berlangsung dan tetap terjaga sampai
berjasa bagi keluarga, desa, marga, suku sekarang, yakni tradisi berternak kerbau
dan negara. Tokoh dalam kearifan rawa. Kerbau rawa pernah hamper punah
masyarakat desa Durian Gadis berkaitan pada masa penjajahan Jepang, sebab
erat dengan sejarah berdirinya desa dan kerbau-kerbau rawa tersebut banyak
proses Islamisasi di daerah tersebut. Tokoh digunakan oleh tentara Jepang untuk
sentral tersebut kemudian diabadikan dalam memenuhi kebutuhan makanan selama
sejarah desa Durian Gadis sebagai sosok berperang untuk menguasai wilayah
puyang desa. Sosok puyang desa Indonesia. Ketika Indonesia merdeka,
digambarakan sebagai sosok yang sakti, masyarakat memperoleh kembali
memiliki kemampuan lebih dibidang tertentu kebebasannya untuk membuat usaha
seperti dibidang agama, pertanian, sesuai dengan kemampuan dan keinginan
perikanan, perang, pengobatan (tabib desa) serta potensi yang ada di lingkungan
dan sebagainya. Tokoh puyang turut masyarakat tinggal. Peternakan kerbau
memainkan peran penting di bidang politik, rawa kembali dimulai dengan cara
sosial, budaya dan ekonomi di tataran mengawinkan kerbau rawa yang berada di
marga dan desa (Catatan observasi no.9, daerah Ogan Komering Ilir dengan kerbau
tanggal 01 Februari 2016). Afrika. Hasil dari perkawinan silang ini
Beberapa nisan dari makam-makam menghasilkan kerbau rawa yang memiliki
yang ditemukan telah berumur puluhan bentuk badan yang berbeda dengan kerbau-
hingga ratusan tahun, efigrafinya ditulisi kerbau rawa yang biasa ditemui di daerah-
dalam huruf Arab Jawi. Nisan-nisan tersebut daerah Sumatera Selatan. Kerbau rawa di
gaya hiasnya yang sama dengan nisan- desa Durian Gadis memiliki bentuk badan
nisan yang ada di komplek pemakaman seperti banteng dengan perawakan besar
Kesultanan Palembang Darussalam. Nama- dan memiliki bulu-bulu yang cukup
nama puyang yang dikenal dan dihormati panjang (Catatan wawancara no.4, tanggal
oleh warga masyarakat di desa Durian 31 Januari 2016).
Gadis, antara lain: (a) Puyang Canggah, (b) Hal-hal yang menarik dalam
Puyang Kakap Panjang. Puyang Kakap pengembang biakan dan peternakan
Panjang adalah ulama Jawa yang kerbau air di desa Durian Gadis, antara lain
menyebarkan agama Islam di daerah Durian (Catatan wawancara no.4, tanggal 31
Gadis. Sebab pada abad ke-17 berkembang Januari 2016):
agama dan tradisi Hindu di daerah ini. (c) Satu kelompok padangan kerbau
Puyang Bangsal, berdasarkan keletakan biasanya jumlah anggotanya ±80 ekor,
Global Positioning System(GPS) makam hanya ada satu kerbau jantan, apabila lebih
tersebut berada di 0496557-9657298 dari satu jantan akan menimbulkan masalah
dengan ketinggian 48 m dpl, (d) Puyang Ciri perkelahian antara jantan satu dengan

26
jantan yang lain akibatnya, yakni pertama Tinggalan-tinggalan bangsa Eropa
nandang (kerbau jantan akan ikut kelompok khususnya Belanda yang masih tetap lestari
kerbau lain), kedua adanya sistem di kehidupan masyarakat adalah
penguasaan wilayah padangan. perkebunan karet. Perkebunan karet mulai
Salah satu cara yang menarik dalam diperkenalkan oleh pemerintah kolonial
berternak kerbau rawa, adalah agar kerbau Belanda di Sumatera Selatan pada awal
ingat dengan kandangnya. Dengan cara abad ke-20. Dengan adanya perkebunan
memasukan air yang dicampur dengan karet perekonomian masyarakat di
garam ke dalam tempurung labu, kemudian Sumatera Selatan mengalami
tempurung labu tadi digantung di kandang perkembangan yang pesat, mengingat pada
kerbau, nantinya kerbau akan menjilat awal abad ke-20 permintaan getah karet
tempurung labu yang telah diisi air garam. sangat tinggi dipasaran internasional. Salah
Sehingga kerbau tersebut akan selalu ingat satu wilayah yang mampu memenuhi
dengan kandangnya. kebutuhan pasar tersebut adalah daerah
Penjualan indukan kerbau oleh pemilik Sumatera Selatan. Di desa Durian Gadis
harus membayar tebusan tali (denda perkebunan karet dimulai pada tahun 1910,
apabila pemilik mengambil hak dari juru dimana masyarakat setempat menanam
pelihara). Berunding adalah aturan yang tanaman karet alam dengan cara menanam
tak tertulis namun diakui secara biji. Hasil getah karet di jual dengan tokeh-
berkelompok dalam pembagian kerbau toke Cina yang ada di Palembang
pertama untuk juru pelihara sedangkan menggunakan perahu melalui jalur sungai
anak kerbau kedua untuk pemilik. Sugihan (Catatan observasi no.12, tanggal
Apabila nazar pemilik kerbau tercapai, 01 Januari 2016).
maka pemilik kerbau akan memberikan Interaksi yang terjadi antara Iliran dan
seekor kerbau kepada masyarakat untuk Uluan melalui proses perdagangan inilah
dipotong pada saat hari raya idul fitri dan akan terjadi penawaran produk-produk lokal
dibagi-bagikan kepada warga masyarakat di dengan barang-barang hasil pabrikan
desa Durian Gadis. bangsa-bangsa Eropa. Kegiatan ini
memberikan informasi bahwa desa Durian
Tinggalan Sejarah Bangsa Eropa Gadis menjadi salah satu daerah yang
Tinggalan-tinggalan arkeologis dari mengkonsumsi produk-produk kolonial,
bangsa-bangsa Eropa yang ditemukan di terutama golongan-golongan elit masyarakat
desa Durian Gadis berupa pecahan keramik tradisional Indonesia seperti pesirah, ketua
Eropa baik yang berbentuk piring kangkung, adat (khetib) dan orang-orang pribumi yang
teko dan vas bunga. Temuan-temuan bekerja di perusahaan bangsa-bangsa
keramik Eropa berupa pecahan dasar, Eropa (Catatan observasi no.13, tanggal 01
pecahan bibir keramik dan badan keramik. Februari 2016).
Biasanya hiasan-hiasan yang ditemukan
pada keramik-keramik Eropa berupa Tinggalan Sejarah Penjajahan Jepang
gambaran kegiatan manusia sehari-hari, Tinggalan-tinggalan arkeologis yang
gambar hewan dan bunga-bunga. Hiasan- berasal dari negeri Jepang juga ditemukan
hiasan pada keramik Eropa menggunakan di desa Durian Gadis. Temuan-temuan
teknik stiker, serta setiap hasil produk keramik Jepang yang berupa pecahan piring
keramik Eropa biasanya disertai dengan Imari dengan warna dasar berglasir putih
logo atau merek pabrik yang memproduksi dengan hiasan bermotif meander berwarna
(Catatan observasi no.11, tanggal 01 biru. Temuan ini menunjukan bahwa Jepang
Februari 2016). telah masuk ke wilayah Nusantara jauh
sebelum perang dunia ke-II. Jepang telah

27
lama menjalin hubungan dengan para termasuk pada (Catatan wawancara no.9,
pedagang dan penguasa pribumi termasuk tanggal 11 Mei 2016): Standar Kompetensi:
di pedalaman Sumatera Selatan (Uluan), Ini 1. Menganalisis Perjalanan Bangsa
menunjukan bahwa desa Durian Gadis Indonesia pada Masa Negara-negara
memiliki peran yang cukup penting dalam Tradisional. Kompetensi Dasar: 1.3.
dunia perdagangan di wilayah pedalaman Menganalisis pengaruh perkembangan
Sumatera Selatan (Catatan observasi no.14, agama dan kebudayaan Islam terhadap
tanggal 01 Februari 2016). masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Pada tahun 1942 ketika Jepang Materi Pembelajaran: contoh perkembangan
berhasil mengalahkan bangsa Belanda yang Islam di berbagai daerah dari abad ke-15
berkuasa di Indonesia. Desa Durian Gadis sampai abad ke-18 dan kehidupan sosial,
menjadi salah satu basis dari tentara politik, ekonomi, dan budaya Islam di
Jepang di wilayah Sumatera Selatan. Indonesia (Catatan wawancara no.9,
Menurut keterangan bapak Saini, ada salah tanggal 11 Mei 2016). Jadi materi tentang
satu tempat di desa Durian Gadis yang stratigrafi sejarah desa Durian Gadis
dikenal dengan sebutan “Simpang Nippon”, sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal
tempat ini menjadi cam tentara untuk dapat diajarakan di kelas XI IPS semester
membuat lapangan terbang Jepang, hal ini 1. Materi tentang stratigrafi sejarah desa
dibuktikan dengan adanya sisa bangunan Durian Gadis dapat dikembangkan dalam
dapur umum tentara Jepang. Dalam upaya proses pembelajaran karena materi
mewujudkan keinginan tersebut, maka stratigrafi sejarah desa Durian Gadis
dikirimlah tenaga-tenaga kerja paksa merupakan bagian dari sejarah lokal yang
(romusha) oleh tentara Jepang. Dapur harus diperkenalkan kepada siswa, sebagai
umum ini digunakan sebagai tempat upaya menumbuhkan rasa afeksi siswa
memasak kebutuhan makanan tentara yang terhadap daerahnya sendiri (Catatan
berencana menjadikan desa Durian Gadis observasi no.17, tanggal 12 Mei 2016).
sebagai tempat bandar udara Jepang Dari hasil wawancara peneliti dengan
(Catatan wawancara no.3, tanggal 31 guru sejarah SMA Candradimuka
Januari 2016). Namun keinginan ini gagal Palembang dapat diketahui bahwa ia
terwujud pada tahun 1945 karena kegagalan memberikan apresiasi yang tinggi dengan
Jepang dalam perang dunia ke-II (Catatan penelitian ini, sebab sangat jarang ada
observasi no. 15, tanggal Februari 2016). sumber pembelajaran sejarah yang
mengangkat nilai-nilai kelokalan. Bagi
Stratigarfi Desa Durian Gadis Bapak Ka’ap Djalili, S.Sos., M.Si. materi
Menurut Bapak Ka’ap Djalili, S.Sos., tentang stratigarfi sejarah desa Durian
M.Si., untuk menjadikan stratigrafi sejarah di Gadis sebagai sumber pembelajaran
desa Durian Gadis sebagai sumber sejarah sangat menambah wawasan
pembelajaran sejarah lokal. Kriteria pokok pengetahuan, menumbuhkan rasa afeksi,
hasil penelitian sejarah yang wajib dipenuhi bisa melestarikan kebudayaan suatu daerah
untuk menjadi sumber pembelajaran sejarah serta melestarikan sejarah daerah sebagai
di sekolah. Sumber pembelajaran yang akan kebanggaan dan menjadi identitas bagi
dipilih oleh guru sejarah sesuai dan dapat daerah itu sendiri. Beliau berharap nantinya,
menunjang pencapaian standar kompetensi ketika materi mengenai stratigrafi sejarah
dan kompetensi dasa, setelah itu sumber desa Durian Gadis benar-benar dijadikan
pembelajaran sejarah dapat dimanfatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal
dalam pembelajaran. Materi tentang Sumatera Selatan, akan menambah
stratigrafi sejarah di desa Durian Gadis khazanah pengetahuan bagi siswa
sebagai sumber pembelajaran sejarah khususnya di SMA Candradimuka

28
Palembang tentang sejarah daerah-daerah Figures 2012. Badan Pusat
Sumatera Selatan umumnya dan sejarah Statistik dan BAPPEDA Kabupaten
daerah mereka sendiri pada khususnya Banyuasin.
sebagai upaya menambahkan rasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
kecintaan terhadap daerah (Catatan 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesa:
wawancara no.11, tanggal 11 Mei 2016). Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka.
D. SIMPULAN Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan
Berdasarkan hasil penelitian dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian
1. Situs desa Durian Gadis adalah salah Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
satu peninggalan leluhur masyarakat Mada University Press.
desa Durian Gadis, yang sangat kaya Rangkuti, Nurhadi. 2007. Tabir Peradaban
akan data-data arkeologi dari masa Sungai Lematang: Balai Arkeologi
kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Palembang.
Palembang Darussalam sampai Pranoto, Suhartono W. 2012. Teori &
dengan masa-masa kolonial. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha
2. Data arkeologi di desa Durian Gadis Ilmu.
harus segera diselamatkan, mengingat Priyadi, Sugeng. 2012. Metode Penelitian
data-data ini berada di pemukiman Pendidikan Sejarah. Yogyakarta:
warga yang sangat rentan akan Ombak.
tergusur dan hilang seiring dengan Putri, Yenda Fera Mesta dan Aan Suriadi.
terus dilakukannya pembangunan 2015. Jurnal Sejarah dan Pembelajaran
rumah warga. Sejarah Volume 1, Nomor 2, Desember
3. Peluang masih sangat terbuka untuk 2015 “Kalpataru”, Situs Puyang Mulia
menyelamatkan dan mengawetkan Sakti di Desa Penanggiran sebagai
data-data sejarah desa Durian Gadis Materi Pengayaan Pembelajaran
dengan melakukan penelitian ilmiah, Sejarah Lokal di Kelas VII SMP
mempublikasikan melalui surat kabar Negeri 2 Ujan Mas kabupaten Muara
dan penerbitan buku-buku dari hasil Enim. Program Studi Pendidikan
penelitian mengenai data-data tersebut. Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu
4. Nilai sejarah dari stratigrafi desa Durian Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
Gadis dapat dijadikan sebagai sumber dan Ilmu Pendidikan Universitas
pembelajaran sejarah lokal di sekolah- Persatuan Guru Republik Indonesia
sekolah. Palembang.
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya
Badan Pusat Statistik dan BAPPEDA dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas
Kabupaten Banyuasin. 2012. Maret University Press.
Banyuasin dalam Angka/Banyuasin in

29

Anda mungkin juga menyukai