Anda di halaman 1dari 6

Entamoeba histolytica

A. SEJARAH

Entamoeba histolytica pertama kali ditemukan oleh Lösch (tahun 1875) dari tinja
disentri seorang penderita di Leningrad, Rusia. Pada autopsi, Lössch menemukan
E.histolytica bentuk trofozoit dalam ulkus usus besar, tetapi ia tidak mengalami hubungan
kausal antar parasit ini dengan kelainan ulkus tersebut.
Pada tahun 1893 Quinche dan Roos menemukan E.histolytica bentuk kista, sedangkan
Schaudin (1903) memberi nama spesies Entamoeba histolytica dan membedakannya dengan
ameba yang juga hidup dalam usus besar yaitu Entamoebacoli.

Sepuluh tahun kemudian Walker dan Sellards di Filiphina membuktikan dengan eksperimen
pada sukarelawan bahwa E.histolytica merupakan penyebab kolitis amebik dan E.coli
merupakan parasit komensal dalam usus besar.

B. PENYEBARAN

Penyebaran kosmoplolit ( seluruh dunia) tetapi banyak ditemukan di daerah yang


tropis dengan keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Dalam suatu studi perbandingan
pada tahun 1969 persentase sampel tinja yang positif untuk tropozoit dan atau kista
Entamoeba histilytica ialah 7% di bangkok, 10 % di Calcuta,India. 50% di Meddelin
(Colombia) dan 72% di San Jose (costa rica).
C. SIKLUS HIDUP DAH HABITAT

Siklus hidup dimulai dari manusia menelan makanan/minuman yang terkontaminasi


oleh parasit tersebut, di lambung parasit tersebut tercerna, tinggal bentuk kista yang berinti
empat (kista masak) yang tahan terhadap asam lambung masuk ke usus. Disini karena
pengaruh enzym usus yang bersifat netral dan sedikit alkalis, dinding kista mulai melunak,
ketika kista mencapai bagian bawah ileum atau caecum terjadi excystasi menjadi empat
amoebulae.

Amoebulae tersebut bergerak aktif, menginvasi jaringan dan membuat lesi di usus besar
kemudian tumbuh menjadi trophozoit dan mengadakan multiplikasi disitu, proses ini
terutama terjadi di caecum dan sigmoidorectal yang menjadi tempat habitatnya. Dalam
pertumbuhannya amoeba ini mengeluarkan enzym proteolytic yang melisiskan jaringan
disekitarnya kemudian jaringan yang mati tersebut diabsorpsi dan dijadikan makanan oleh
amoeba tersebut. Amoeba yang menginvasi jaringan menjalar dari jaringan yang mati ke
jaringan yang sehat, dengan jalan ini amoeba dapat memperluas dan memperdalam lesi yang
ditimbulkannya, kemudian menyebar melalui cara percontinuitatum, hematogen ataupun
lymphogen mengadakan metastase ke organ-organ lain dan menimbulkan amoebiasis di
organ-organ tersebut.
Metastase tersering adalah di hepar terutama lewat hematogen.

Setelah beberapa waktu oleh karena beberapa keadaan, kekuatan invasi dari parasit menurun
juga dengan meningkatnya pertahanan dan toleransi dari host maka lesi mulai mengadakan
perbaikan. Untuk meneruskan kelangsungan hidupnya mereka lalu mengadakan encystasi,
membentuk kista yang mula-mula berinti satu, membelah menjadi dua, akhirnya menjadi
berinti empat kemudian dikeluarkan bersama-sama tinja untuk membuat siklus hidup baru
bila kista tersebut tertelan oleh manusia.
Parasit ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu:

Trophozoit — Precyste — Cyste — Metacyste—–


Metacyste Trophozoit.

Trophozoit yang mengandung beberapa nukleus


(uni nucleate trophozoit) kadang tinggal di bagian
bawah usus halus, tetapi lebih sering berada di
colon dan rectum dari orang atau monyet serta
melekat pada mukosa. Hewan mamalia lain seperti
anjing dan kucing juga dapat terinfeksi. Trophozoit yang motil berukuran 18-30 um bersifat
monopodial (satu pseudopodia besar).

Cytoplasma yang terdiri dari endoplasma dan ektoplasma, berisi vakuola makanan termasuk
erytrocyt, leucocyte, sel epithel dari hospes dan bakteria. Di dalam usus trophozoit membelah
diri secara asexual. Trophozoit menyusup masuk ke dalam mukosa usus besar di antara sel
epithel sambil mensekresi enzim proteolytik.

Di dalam dinding usus tersebut trophozoit terbawa aliran darah menuju hati, paru, otak dan
organ lain. Hati adalah organ yang paling sering diserang selain usus. Di dalam hati
trophozoit memakan sel parenkim hati sehingga menyebabkan kerusakan hati. Invasi amoeba
selain dalam jaringan usus disebut amoebiasis sekunder atau ekstra intestinal. Trophozoit
dalam intestinal akan berubah bentuk menjadi precystic. Bentuknya akan mengecil dan
berbentuk spheric dengan ukuran 3,5-20 um. Bentuk cyste yang matang mengandung
kromatoid untuk menyimpan unsur nutrisi glycogen yang digunakan sebagai sumber energi.
Cyste ini adalah bentuk inaktif yang akan keluar melalui feses.

Cyste sangat tahan terhadap bahan kimia tertentu. Cyste dalam air akan bertahan sampai 1
bulan, sedangkan dalam feses yang mengering dapat bertahan sampai 12 hari. Bila air minum
atau makanan terkontaminasi oleh cyste E. histolytica, cyste akan masuk melalui saluran
pencernaan menuju ileum dan terjadi excystasi, dinding cyste robek dan keluar amoeba
“multinucleus metacystic” yang langsung membelah diri menjadi 8 uninucleat trophozoit
muda disebut “amoebulae”.

Amoebulae bergerak ke usus besar, makan dan tumbuh dan membelah diri asexual.
Multiplikasi (perbanyakan diri) dari spesies ini terjadi dua kali dalam masa hidupnya yaitu:
membelah diri dengan “binary fission” dalam usus pada fase trophozoit dan pembelahan
nukleus yang diikuti dengan cytokinesis dalam cyste pada fase metacystic.

D. MORFOLOGI

Bentuk morfologi dari E.histolytic adalah termasuk dalam kelas Rhizopoda dalam
Protozoa. Ada 2 bentuk dalam perkembangan hidupnya yaitu, bentuk tropozoit dan bentuk
kista.Bentuk tropozoit Entamoeba histolytica dibagi menjadi 2 yaitu, bentuk histolitika dan
bentuk minuta.

 Bentuk histolitika
– Ukuran 20-40 µm
– Ektoplasma bening homogen pada tepi sel dan terlihat nyata
– Endoplasma berbutir halus, tidak mengandung bakteri/sisa gandung sel eritrosit
dan inti enemobia.
– Berkembangbiak dengan pembelahan biner
– Patogen pada usus besar, hati, paru-paru, otak, kulit dan vagina
 Bentuk minuta
– Ukuran 10-20 µm
– Ektoplasma tampak berbentuk pseupodium dan tidak terlihat nyata
– Endoplasma berbutir kasar, mengandung bakteri/sisa makanan, mengandung
inti entamoeba tetapi tidak mengandung eritrosi

 Bentuk kista
– Ukuran 10-20 µm
– Bentuk kista dibentuk sebagai bentuk dorman pertahanan terhadap lingkungan
– Dinding kista dibentuk oleh hialin.
– Pada kista muda terdapat kromatid dan vakuola
– Kista immatur: kromosomsausage-lik e
– Kista matang: 4 nukleus

E. CARA PENULARAN

Tahapan perkembangan amuba yang aktif (Trophozoit) hanya ada didalam host dan
feses yang masih baru dikeluarkan, cysta amuba hidup diluar host yaitu dalam air, tanah, dan
pada makanan, terutama dalm kondisi basah. Cysta amuba mudah dibunuh oleh suhu panas
dan dingin dan hanya bertahan selama beberapa bulan di luar host. Ketika cysta tertelan,
mereka bias menyebabkan infeksi melalui excysting (tahap pelepasan Trophozoit) dalam
system pencernaan. Pada tahap ini Trophozoit mudah mati dalam lingkungan asam
lambung/perut.
F. GEJALA KLINIS
Amoebiasis Intestinal
- Sering tanpa gejala, tidak enak perut yang samar-samar
- Infeksi menahun dapat menimbulkan kolon yang irritable dan menurunnya berat
badan.
Amoebiasis Ekstra-Intestinalis
- Terbanyak : amoebiasis hati, berupa abses hati disebabkan metastasis dari mukosa
usus melalui aliran sistem portal.
- Gejala: Demam berulang, disertai menggigil, sering ada rasa sakit di bahu kanan.
- Abses ini dapat meluas ke paru-paru disertai batuk & nyeri tekan Intercostal, dengan
demam dan menggigil.

G. DIAGNOSIS
Amoebiasis Kolon Akut

- Sindrom disentri disertai sakit perut (mules).


- Biasanya gejala diare < dari 10 X sehari.
- Diagnosa : menemukan E. histolytica bentuk histolytica dalam Tinja.

Amoebiasis Kolon Menahun

- Diare yang ringan diselingi dengan obstipasi.


- Diagnosa : menemukan Entamoeba histolytica dalam tinja.
- Jika amoeba tidak ditemukan, pemeriksaan tinja perlu diulangi 3 hari berturut-turut.
- Reaksi serologi perlu dilakukan untuk menunjang diagnosis.

Amoebiasis Hati

- Berat Badan menurun, Badan terasa lemah, Demam, Tidak nafsu makan disertai
pembesaran hati.
- Radiologi : biasanya terdapat peninggian diagfragma. CT scan : gambaran abses
- Diagnosis : menemukan Entamoeba histolytica. Bila tidak ditemukan, perlu dilakukan
pemeriksaan serologik.

H. PENCEGAHAN

1. Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah
dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
2. Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.

3. Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang
makan atau sesudah buang air besar.

4. Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar
sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
5. Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan
parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan
obat cacing.
6. Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit.

7. Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi
mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik
keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka
sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.

LAMPIRAN

Preparat

Anda mungkin juga menyukai