Anda di halaman 1dari 6

II. 1.

3 FrictionLoss
Kehilangan gesekan pada systemperpipaan (Frictionloss =Ff). Headloss dapat
dikategorikan dalam dua bagian yaitu:
1. Headloss karena tahapan pipa yang terbentang sepanjang pipa lurus:
∆𝑃 𝑓𝐿 𝑣2
𝐹𝑓 = =4 ( 2 )…..(5)
𝜌 𝐷

Dimana :
Ff = Frictionloss (J/kg)
L = panjang pipa (m)
F = factorfriction/ fanningfriction
D = kecepatan rata-rata (m)
Harga f dapat dipengaruhi oleh besarnya E/D dari Nre, untyk menentukan bilangan
Reynold dapat menggunakan rumus:
𝜌𝑉𝐷
𝑁𝑟𝑒 = …..(6)
𝜇

2. Frictionloss (F), karena adanya perlengkapan pipa frictionloss (F) juga dipengaruhi oleh
karakteristik persamaan fluida seperti elbow, kerangan, ekspansi dan lain-lain. Dengan
memisahkan antara pipa lurus dan pipa berfitting dan memasukkan harga factor yang tergantung
pada jenis fitting masing-masing.
𝑓𝐿 𝑣2
∆𝑃𝑓 = 𝜌𝑓 = [ + 𝑘𝑓]( 2 )…. (7)
𝐷

Dimanakf = koefisisen kehilangan masing-masing fitting.


Untuk koefisien tersebut dapat dilihat pada :
a) Frictionloss karena kerangan (Ffv)
𝑣2
𝐹𝑓 = 𝑘𝑓( 2 )….(8)

Dianggap nol (0) karena diasumsikan tidak ada pipa lurus dan harga kf tergantung pada besar jenis
kerangan.
b) Frictionloss karena adanya kontraksi tiba-tiba (Ffc)
𝑣2
𝐹𝑓𝑒𝑙𝑏 = 𝑘𝑓𝑒𝑙𝑏( 2 )….(9)

Harga 𝑘𝑓𝑒𝑙𝑏 tergantung pada besarnya jari-jari elbow terhadap jari-jari pipa.
c) Frictionloss karena adanya ekspansi tiba-tiba

𝐴2
0,55 [1 − 𝐴1] = 𝑘𝑓𝑐…(10)
Dimana
A1= luas permukaan terkecil (m2)
A2= luas permukaan terbesar (m2)
V = kecepatan rata-tara pipa terkecil (m/det)
Koefisien untuk turbulen = 1
Koefisien untuk laminer = -1/2
d) Frictionloss karena adanya ekspansi tiba-tiba (Ffex)
𝑣1 − 𝑣2 𝐴12 𝑣2
𝐹𝑓𝑒𝑥 = [ ] = [1 − ( )( )
2𝛼 𝐴0 2
𝑣2
𝐹𝑓𝑒𝑥 = 𝑘𝑒𝑥( 2 )….(11)

V1= kecepatan aliran pada pipa kecil (m/det)


V2= kecepatan aliran pada pipa besar

Terjadi penghilangan energi pada fluida yang disebabkan oleh fitting, yang mana
fitting tersebut atas empat jenis, yakni:
1. Contraction
Yaitu pipa yang mengalami pengukuran cross sectional area secara mendadak dari saluran
dengan membentuk pinggiran yang tajam, sehingga tekanan yang melewatinya akan
bertambah.
Enlargement
Yaitu pipa yang mengalami penambahan cross sectional area secara mendadak
dari saluran, sehingga tekanan yang melewatinya semakin kecil. Adapun gambaran
dari enlargement :

Gambar II.3 Enlargement

3. Long Bend
Yaitu belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar dan cross
sectional area yang besar sehingga tekanan kecil. Adapun gambaran long bend pada
pipa

Gambar II.4 Long Bend

4. Short Bend

Yaitu belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan cross sectional area
yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar. Adapun gambaran dari short bend
adalah:

Gambar II.5 Short Bend

5. Elbow Bend
Yaitu merupakan belokan pada pipa yang membentuk pipa siku-siku (900)
dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga menimbulkan tekanan yang
sangat besar. Adapun gambaran dan elbow bends adalah:
Gambar II.6 Elbow Bend
6. Mitre Bend
Yaitu pipa yang memiliki cross sectional area yang besar sehingga pada pipa
yang dialiri oleh fluida akan menimbulkan tekanan yang kecil. Mitre bend ini berupa
belokan pada jenis fitting yang sama pada jenis fitting long bend yang juga memiliki
cross sectional area yang besar
Metode untuk memperkirakan beberapa losses, dipaparkan sebagai berikut:
1. Sudden enlargement losses. Jika cross section dari pembesaran pipa berangsur-
angsur, sangat kecil atau tidak ada extra losses maka tidak terjadi. Akan tetapi, jika
perubahan secara tiba-tiba hasil dalm pertambahaan losses karena terbentuk putaran
dari jet expanding dalam enlarge section.
Friction losses ini bisa ditentukan dengan mengikuti aliran dalam kedua
section. Berikut persamaannya:

Dimana, hex = friction losses (J/Kg)


kex = coeficient expansion loss (1-A1/A2)
v1 = kecepatan tinggi aliran dalam wilayah lebih kecil (m/s)
v2 = kecepatan rendah aliran (m/s) α = 1,0
Jika aliran laminer dalam kedua section, faktor α dalam persamaan menjadi
½. Untuk satuan English, persamaan sebelah kanan dari persamaan (6.A.1) diganti
dengan gc, juga h=ft lbf/lbm.
2. Sudden contraction losses. Ketika cross section dari pipa berangsur-angsur
berkurang, aliran tidak dapat melewati tikungan tajam, dan pertambahan friction
loss karena terjadi putaran. Untuk aliran turbulen, persamaannya sebagai berikut:

Dimana, hc = friction losses (J/Kg)


Kc = coeficient contraction loss =0,55(1-A1/A2)
v2 = kecepatan rata-rata dalam wilayah lebih kecil atau aliran rendah
section (m/s)
α = 1,0 untuk aliran turbulen
Untuk aliran laminer, persamaan yang sama bisa digunakan dengan α = ½ (s2).
Untuk satuan English, sebelah kanan dibagi dengan gc.
( )
II.2 Sifat Bahan
1. Aquadest
A. Sifat Fisika
a. Fase : Cairan
b. Warna : Bening
c. Bersifat tidak korosif
B. Sifat Kimia
a. Rumus Molekul : H2O
b. Massa Molar : 18,0153 gr.mol-1
c. Densitas : 0,998 gr.mol-3
d. Titik Didih : 100oC
C. Penanganan jika terpapar: Tidak ada
D. Fungsi : sebagai cairan yang dialirkan
(MSDS, 2013)
II.3 Hipotesa
Pada percobaan fluid flow, semakin panjang pipa maka semakin besar power pompanya.
Jika pressure dropnya semakin besar, maka semakin besar pula head lossnya. Semakin
besar laju air atau kapasitas fluida maka daya yang dibutuhkan pompa akan semakin besar.
Kerja pompa akan semakin besar hingga effisiensi pompa akan menurun

Anda mungkin juga menyukai