Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu: Irham Ulil Albab, S. Pd, M. Pd

Disusun Oleh

1. Rio Andrian Ferdianto (13310177)


2. Erika Yuli Setiawati (13310186)
3. Fella Elsa Rahmasari (13310201)
4. Siti Nurjanah (13310207)

Kelas 5F

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2015

KATA PENGANTAR
i
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
kesempatan dan kemampuan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan
makalah sebagai tugas Perencanaan Pembelajaran Matematika.

Dengan penuh kerendahan hati penyusun mengucapkan rasa hormat dan


terima kasih yang terhingga kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Penyusun berharap agar makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang
telah ada maupun menjadi ilmu pengetahuan baru. Penyusun juga berusaha
membahas materi makalah ini secara rinci dan terstruktur dengan bahasa yang lugas
sehingga mempermudah pembaca untuk memahami makalah ini.

Tetapi, tidak ada harimau yang tidak belang kulitnya. Penulis menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT
semata. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Untuk selanjutnya penulis mohon maaf
atas kesalahan dan kekurangannya.

Semarang, November 2015

Penulis,

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..2
C. Tujuan ………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Discovery Learning…………………………………. 4


B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning……………... 5
C. Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Discovery Learning…………………. 13
D. Sistem Sosial Model Pembelajaran Discovery Learning…………………...14
E. Sistem Pendukung Model Pembelajaran Discovery Learning……………...14
F. Dampak Pengiring Model Pembelajaran Discovery Learning…………….. 15

BAB III PENUTUP

Simpulan..............................................................................................................18
Saran.....................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19

LAMPIRAN

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan juga
memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang sangat berkualitas, oleh karena itu hendaknya pendidikan dikelola
dengan semestinya, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitasnya.
Agar tercapainya pendidikan yang berkualitas, kita harus melihat terlebih
dahulu bagaimana proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh
pendidik pada peserta didiknya.
Menurut Tamrin (2002:123) pembelajaran dianggap sebagai transfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa diposisikan sebagai seseorang yang
tidak memiliki pengetahuan dan hanya menunggu serta menyerap apa yang
disampaikan oleh guru. Akiabatnya siswa hanya sekedar meperoleh informasi
dan kemudian menghapalnya. Selain itu guru enggan untuk menggunakan
media dalam pembelajaran. Sehingga kondisi kelas menjadi monoton. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sujana (1989) yang menyatakan bahwa media bisa
menjadi alat untuk menarik dan menimbulkan motivasi belajar siswa namun
tidak banyak guru yang menguasai penggunaan atau pembuatan media.
Sedangkan dalam mempelajari sejaran dibutuhkan dengan media sebagai
sarana bagi guru agar mampu memvisualisasikan peristiwa sejarah di hadapan
siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah
sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat
sangat dibutuhkan oleh pendidik untuk disampaikan pada peserta didiknya.
Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam
kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Hasibuan, 2004:3). Metode
pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat

1
dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode
yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran, dan
mempersiapkan peserta didik yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud model pembelajaran Discovery Learning?
2. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada model pembelajaran
Discovery Learning?
3. Bagaimanakah prinsip reaksi dari pembelajaran Discovery Learning?
4. Bagaimanakah sistem sosial dari pembelajaran Discovery Learning?
5. Apa saja sistem pendukung dari pembelajaran Discovery Learning?
6. Bagaimanakah dampak dari pembelajaran Discovery Learning?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan model pembelajaran
Discovery Learning.
2. Untuk mengetahui kelebihan maupun kekurangan dari model
pembelajaran Discovery Learning.
3. Untuk mengetahui prinsip reaksi dari model pembelajaran Discovery
Learning.
4. Untuk mengetahui sistem sosial dari model pembelajaran Discovery
Learning.
5. Untuk mengetahui apa saja sistem pendukung dari model pembelajaran
Discovery Learning.
6. Untuk mengetahui dampak pengiring yang terjadi dari model
pembelajaran Discovery Learning.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Discovery Learning
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini
menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Discovery Learning adalah proses belajar yang di
dalamnya tidak disajikan suatu konsep dalam bentuk jadi (final) tetapi
siswa dituntut untuk mengorganisasi sendiri kemudian mengorganisasikan
atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka
pahami dalam suatu bentuk akhir.
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep
atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhatikan
kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
 Keuntungan model pembelajaran Discovery Learning
a. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah (problem solving).
b. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri serta
menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
c. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
d. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak
sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
e. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik serta
siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
f. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru.
g. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu serta
meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
3
 Kekurangan model pembelajaran Discovery Learning
a. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara
konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi.
b. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
c. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan
cara-cara belajar yang lama.
d. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat
perhatian.
e. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang
akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu
oleh guru.
 Macam-macam Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Penemuan murni
b. Penemuan terbimbing
c. Penemuan laboratory

B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning


Langkah-langkah model pembelajaran penemuan terbimbing (discovery
learning) adalah sebagai berikut:
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
4
2. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah
2004:244). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik
yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk
menemukan suatu masalah.
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini
adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian
secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Data processing
disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai

5
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa
akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/
penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing
(Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang
ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau
tidak.
6. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan
proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan
pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan
dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

6
SKENARIO PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Alokasi Waktu :
Kompetensi Dasar:
3.8 Memahami Teorema Pythagoras melalui alat peraga dan
penyelidikan berbagai pola bilangan.

4.5 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menyelesaikan


berbagai masalah.

Indikator:

3.8.1 Siswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian segitiga dalam


teorema phytagoras.
7
3.8.2 Siswa mampu merumuskan Teorema Pythagoras dari hasil
pengamatan.

3.8.3 Siswa mampu menentukan segitiga apa saja yang dapat diterapkan
dalam teorema phytagoras.

4.5.2 Siswa mampu menyimpulkan besaran besaran sebuah segitiga.

4.5.2 Siswa mampu mengaplikasikan teorema phytagoras pada kehidupan


sehari-hari.

4.5.3 Siswa mampu menemukan hubungan antar panjang sisi pada

segitiga sama kaki, sama sisi dan segitiga siku-siku .

Langkah-langkah pembelajaran:

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

WAKTU
PEMBELA SCIENTIFIC

JARAN KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA


PENDA Apersepsi 1. Guru 1. Siswa dengan rapi 10
HULAN mengkondisikan duduk tenang di
siswa tempatnya masing-
Motivasi 2. Guru masing
mengucapkan 2. Siswa menjawab
salam salam
3. Guru meminta 3. Siswa berdo’a
siswa memimpin bersama-sama
doa
4. Guru 4. Siswa memperhatikan
menyampaikan penjelasan guru
SK dan KD tentang SK, KD dan
pembelajaran Tujuan pembelajaran
5. Guru 5. Siswa memperhatikan
menyampaikan penjelasan guru
tujuan sehubungan dengan
pembelajaran materi yang akan
dipelajari
6. Guru memberikan 6. Siswa menjawab
motifasi peserta pertanyaan guru
didik dengan
memberi
8
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

WAKT
SCIENTIFIC

U
PEMBELA
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
JARAN
penjelasan
tentang
pentingnya
mempelajari
materi ini
7. Guru 7. Siswa memperhatikan
menyampaikan penjelasan dari guru
materi yang
menjadi dasar
dalam
mempelajari
pythagoras
KEGIATAN Mengamati 8. Guru memandu 10
8. Siswa berkumpul sesuai
INTI siswa dalam kelompok yang sudah
1. Stimulat pembagian ditentukan
ion kelompok 9. Siswa secara
(stimula 9. Guru berkelompok
si/pembe memerintahkan mengamati bagian atas
rian siswa melakukan rumah
rangsang pengamatan di luar penduduk/koding kayu
a) ruangan (kuda-kuda) tentukan
bentuknya
10. Siswa mengamati
10. Guru meminta layang-layang yang
siswa melakukan telah di bawa oleh
pengamatan bidang masing-masing
datar kelompok dan diamati
ada berapa ukuran
segitiga siku-sikunya?
Menanya 11. Menentukan bentuk 11. Siswa menentukan 10
dan ukuran bidang bentuk-bentuk atas
datar (model) rumah/koding kayu
(kuda-kuda). Siwa
menjawab nama-nama
segitiga yang
ditunjukkan guru.
Siswa mengamati dan
mengukur ukuran
segitiga siku-siku yang
terdapat pada layang-
layang
2. Problem Mengumpul 12. Guru meminta 12. Siswa memotong kertas5
Statement kan siswa untuk petak dengan beberepa
(Pernya- informasi melakukan ukuran 3, 4 dan 5
taan/ide percobaan
ntifikasi

9
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

WAKT
SCIENTIFIC

U
PEMBELA
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
JARAN
masalah)

3. Data Mengumpul 13. Guru menanyakan 13. Siswa secara


Collectin kan hubungannaya berkelompok
(mengu informasi merangkai potongan 5
mpulkan kertas berpetak
Data)

Siswa menghitung
jumlah kotak tiap-tiap
bagian dan mencari
hubungannya
4. Data Mengolah 14. Guru 14. Siswa menghitung
Process informasi membimbing dengan pendekatan
ing siswa mencari luas bidang datar
(pengo- informasi (persegi) 10
lahan
data)

10
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

WAKT
SCIENTIFIC

U
PEMBELA
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
JARAN

Siswa mencari hubungan


dengan hubungan kuadrat
dari tiap-tiap angka

5. Verifica Mengkomu 15. Guru meminta 15. Perwakilan dari


tion nikasikan siswa masing-masing 10
(pembu menyampaikan kelompok
ktian) hasil mempresentasikan
pengamatannya hasil dari diskusinya.
Kelompok lain dapat
mengajukan
pertanyaan (diskusi)
6. General Mengkomu 16. Guru membimbing 16. Siswa secara
ization nikasikan siswa dalam bergantian
(Menarik menarik menyampaikan 10
ksimpula kesimpulan kesimpulan dari hasil
n) kegiatan pengamatan
dan percobaannya
17. Guru meminta 17. Siswa merumuskan
siswa membuat Teorema Pythagoras
rangkuman secara dengan bimbingan guru
pribadi
PENUTUP 18. Guru membibing 18. Siswa merangkum
siswa merangkum materi yang diperoleh
materi dari hasil pengamatan 10
dan diskusi
19. Guru memberi 19. Siswa mencocokkan
tugas individu dengan literature (buku
(tugas rumah) siswa) hasil dari

11
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

WAKT
SCIENTIFIC

U
PEMBELA
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
JARAN 20. Guru menyampai- pengamtan dan diskusi
kan informasi yang 20. Siswa mencatat tugas
akan dipelajari yang diberikan guru
pada pertemuan
berikutnya

21. Guru menutup


pertemuan dengan 21. Siswa mencatat sub
salam topic yang akan
dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Siswa menjawab salam

C. Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Discovery Learning


 Guru:
1. Memberikan menstimulasi
2. Memberikan dukungan atau motivasi
3. Fkeksibilitas yaitu memberikan siswa kesempatan, keluwesan,
kebersamaan berpendapat, berinisiatif atau berprakarsa dan
bertindak.
4. Mampu mendiagnosis kesulitan atau permasalahan yang
dialami siswa dan guru membantu mengatasi permasalahan
yang terjadi.
5. Mampu mengidentifikasi dan menggunakan kemampuan
mengajar serta waktu mengajar dengan sebaik-baiknya.
 Siswa:
Terlibat aktif dalam pembelajaran, mencerna, mengerti,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan dan sebagainya.
1. Siswa mengalami kesulitan ketika diminta untuk menyebutkan
mana yang termasuk segitiga siku-siku, guru menjelaskan
kembali apa saja yang menyebabkan sebuah segitiga termasuk
dalam segitiga siku-siku
2. Siswa mengalami kebingungan pada proses pembentukan
sebuah segitiga melalui tiga buah persegi yang sebelumnya
telah dipersiapkan. Guru menuntun siswa dalam pembentukan

12
sebuah segitiga, kemudian guru mengarahkan kepada siswa
untuk mencari alas, tinggi dan sisi miring dari segitiga
tersebut.
3. Siswa mengalami kesulitan ketika mengaitkan Antara alas,
tinggi dan sisi miring. Guru menuntun siswa untuk
menemukan apakah hubungan diantara panjang alas, tinggi
dan sisi miring dari segitiga siku-siku yang telah dibuat.

D. Sistem Sosial Model Pembelajaran Discovery Learning


Model Discovery Learning disajikan dalam bentuk yang cukup sederhana,
fleksibel dan tidak hanya bergantung pada arahan guru.
Struktur kegiatan belajar mengajar bersifat terbuka. Kemungkinan lain
siswa diberi kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai menemukan
hasil belajar melalui proses-proses. Tugas guru hanya memberikan arahan
dan bimbingan guna memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi
peserta didik.

E. Sistem Pendukung Model Pembelajaran Discovery Learning


1. Kurikulum
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan
yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan
dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan
kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat.
2. Guru
Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu
pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan
pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan
belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Siswa
Sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang
tokoh bijaksana
4. Metode

13
Metode yang digunakan dalam pembelajaran Discovery Learning
materi Teorema Phytagoras:
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode eksperimen
d. Metode diskusi
5. Materi
Materi Teorema Phytagoras
6. Alat pembelajran (media)
Perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan,
pada bagian ini menggunakan kertas buffalo.
7. Evaluasi
Kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang
bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat
dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar.

F. Dampak Pengiring Model Pembelajaran Discovery Learning


 Tujuan pembelajaran:
1. Dalam Discovery Learning siswa memiliki kesempatan untuk
terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan
bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat
ketika model discovery learning diterapkan.
2. Melalui pembelajaran discovery learning, siswa belajar
menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak.
3. Siswa belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu
dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang
bermanfaat dalam discovery learning.
4. Pembelajaran dengan discovery learning membantu siswa
membentuk cara bekerja sama yang efektif, saling membagi
informasi, serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang
lain.
5. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-
keterampilan, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang dipelajari
melalui discovery learning.

14
6. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi pembelajaran
discovery learning dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer
untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang
baru.

 Dampak bagi siswa:


a. Melalui pembelajaran discovery learning, potensi intelektual
peserta didik akan semakin meningkat (tekun, ulet, jujur,
bertanggung jawab dll), sehingga menimbulkan harapan baru
untuk menuju kesuksesan.
b. Dengan menekankan discovery learning, peserta didik akan
belajar mengorganisasikan dan menghadapi masalah dengan
metode hit and miss.
c. Peserta didik akan mencapai kepuasan karena telah mampu
menemukan pemecahan sendiri maupun berkelompok. Dengan
pengalaman pemecahan masalah itulah, peserta didik bisa
meningkatkan skill dan teknik dalam pekerjaannya melalui
masalah-masalah nyata di lingkungannya.

 Dampak instruksional
1. Keterampilan dalam proses ilmiah
2. Strategi penyelidikan kreatif
3. Keterampilan dalam mengkaji suatu persoalan
4. Berpatisipasi aktif dalam pembelajaran

15
BAB III

PENUTUP
SIMPULAN

Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang


menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam mengaplikasikan metode
Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru
harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher
oriented menjadi student oriented.

SARAN

Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan


muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli
matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut

16
untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat kesimpulan-kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Suherman, dkk (2001). Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika


Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung.

http://www.ekaikhsanudin.net/2014/12/pembelajaran-model-discovery
learning.html#ixzz3rdjXoYJN (diambil pada 15 November 2015)

17
LEMBAR AKTIFITAS SISWA

1. Perhatikan gambar berikut ini!

a. Buktikan bahwa keempat sudut pada


segiempat EFGH adalah siku-siku dengan
menggunakan media kertas yang sudah
disediakan!
b. Tentukanlah nilai sisi dari segiempat EFGH
tersebut!
2. Apakah suatu segitiga yang panjang ketiga sisinya berturut-turut 9cm, 12cm,
18cm adalah segitiga siku-siku? Jelaskan!
3. Sebuah kapal nelayan bertolak dari pelabuhan untuk menangkap gerombolan
ikan tuna yang biasanya berkumpul di suatu titik dilepas pantai. Agar dapat
menangkap ikan lebih banyak, kapal nelayan tidak langsung menuju tempat
tersebut, melainkan berlayar melewati jalur baru yakni 12 km ke barat
kemudian 35 km ke selatan. Berapa selisih jarak yang ditempuh kapal tersebut

18
menggunakan jalur baru dengan jarak yang ditempuh jika melewati jalur
lurus?
Ilustrasi gambar:

19

Anda mungkin juga menyukai