MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika
Disusun Oleh
Kelas 5F
2015
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
kesempatan dan kemampuan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan
makalah sebagai tugas Perencanaan Pembelajaran Matematika.
Penyusun berharap agar makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang
telah ada maupun menjadi ilmu pengetahuan baru. Penyusun juga berusaha
membahas materi makalah ini secara rinci dan terstruktur dengan bahasa yang lugas
sehingga mempermudah pembaca untuk memahami makalah ini.
Tetapi, tidak ada harimau yang tidak belang kulitnya. Penulis menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT
semata. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Untuk selanjutnya penulis mohon maaf
atas kesalahan dan kekurangannya.
Penulis,
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..2
C. Tujuan ………………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
Simpulan..............................................................................................................18
Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19
LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan juga
memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang sangat berkualitas, oleh karena itu hendaknya pendidikan dikelola
dengan semestinya, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitasnya.
Agar tercapainya pendidikan yang berkualitas, kita harus melihat terlebih
dahulu bagaimana proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh
pendidik pada peserta didiknya.
Menurut Tamrin (2002:123) pembelajaran dianggap sebagai transfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa diposisikan sebagai seseorang yang
tidak memiliki pengetahuan dan hanya menunggu serta menyerap apa yang
disampaikan oleh guru. Akiabatnya siswa hanya sekedar meperoleh informasi
dan kemudian menghapalnya. Selain itu guru enggan untuk menggunakan
media dalam pembelajaran. Sehingga kondisi kelas menjadi monoton. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sujana (1989) yang menyatakan bahwa media bisa
menjadi alat untuk menarik dan menimbulkan motivasi belajar siswa namun
tidak banyak guru yang menguasai penggunaan atau pembuatan media.
Sedangkan dalam mempelajari sejaran dibutuhkan dengan media sebagai
sarana bagi guru agar mampu memvisualisasikan peristiwa sejarah di hadapan
siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah
sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat
sangat dibutuhkan oleh pendidik untuk disampaikan pada peserta didiknya.
Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa dalam
kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar (Hasibuan, 2004:3). Metode
pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
1
dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode
yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran, dan
mempersiapkan peserta didik yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud model pembelajaran Discovery Learning?
2. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada model pembelajaran
Discovery Learning?
3. Bagaimanakah prinsip reaksi dari pembelajaran Discovery Learning?
4. Bagaimanakah sistem sosial dari pembelajaran Discovery Learning?
5. Apa saja sistem pendukung dari pembelajaran Discovery Learning?
6. Bagaimanakah dampak dari pembelajaran Discovery Learning?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan model pembelajaran
Discovery Learning.
2. Untuk mengetahui kelebihan maupun kekurangan dari model
pembelajaran Discovery Learning.
3. Untuk mengetahui prinsip reaksi dari model pembelajaran Discovery
Learning.
4. Untuk mengetahui sistem sosial dari model pembelajaran Discovery
Learning.
5. Untuk mengetahui apa saja sistem pendukung dari model pembelajaran
Discovery Learning.
6. Untuk mengetahui dampak pengiring yang terjadi dari model
pembelajaran Discovery Learning.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Discovery Learning
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini
menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Discovery Learning adalah proses belajar yang di
dalamnya tidak disajikan suatu konsep dalam bentuk jadi (final) tetapi
siswa dituntut untuk mengorganisasi sendiri kemudian mengorganisasikan
atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka
pahami dalam suatu bentuk akhir.
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep
atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhatikan
kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Keuntungan model pembelajaran Discovery Learning
a. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah (problem solving).
b. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri serta
menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
c. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
d. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak
sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
e. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik serta
siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
f. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru.
g. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu serta
meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
3
Kekurangan model pembelajaran Discovery Learning
a. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara
konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi.
b. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
c. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan
cara-cara belajar yang lama.
d. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat
perhatian.
e. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang
akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu
oleh guru.
Macam-macam Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Penemuan murni
b. Penemuan terbimbing
c. Penemuan laboratory
5
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa
akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/
penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing
(Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang
ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau
tidak.
6. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan
proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan
pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan
dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
6
SKENARIO PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Teorema Phytagoras
Alokasi Waktu :
Kompetensi Dasar:
3.8 Memahami Teorema Pythagoras melalui alat peraga dan
penyelidikan berbagai pola bilangan.
Indikator:
3.8.3 Siswa mampu menentukan segitiga apa saja yang dapat diterapkan
dalam teorema phytagoras.
Langkah-langkah pembelajaran:
WAKTU
PEMBELA SCIENTIFIC
WAKT
SCIENTIFIC
U
PEMBELA
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
JARAN
penjelasan
tentang
pentingnya
mempelajari
materi ini
7. Guru 7. Siswa memperhatikan
menyampaikan penjelasan dari guru
materi yang
menjadi dasar
dalam
mempelajari
pythagoras
KEGIATAN Mengamati 8. Guru memandu 10
8. Siswa berkumpul sesuai
INTI siswa dalam kelompok yang sudah
1. Stimulat pembagian ditentukan
ion kelompok 9. Siswa secara
(stimula 9. Guru berkelompok
si/pembe memerintahkan mengamati bagian atas
rian siswa melakukan rumah
rangsang pengamatan di luar penduduk/koding kayu
a) ruangan (kuda-kuda) tentukan
bentuknya
10. Siswa mengamati
10. Guru meminta layang-layang yang
siswa melakukan telah di bawa oleh
pengamatan bidang masing-masing
datar kelompok dan diamati
ada berapa ukuran
segitiga siku-sikunya?
Menanya 11. Menentukan bentuk 11. Siswa menentukan 10
dan ukuran bidang bentuk-bentuk atas
datar (model) rumah/koding kayu
(kuda-kuda). Siwa
menjawab nama-nama
segitiga yang
ditunjukkan guru.
Siswa mengamati dan
mengukur ukuran
segitiga siku-siku yang
terdapat pada layang-
layang
2. Problem Mengumpul 12. Guru meminta 12. Siswa memotong kertas5
Statement kan siswa untuk petak dengan beberepa
(Pernya- informasi melakukan ukuran 3, 4 dan 5
taan/ide percobaan
ntifikasi
9
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKT
SCIENTIFIC
U
PEMBELA
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
JARAN
masalah)
Siswa menghitung
jumlah kotak tiap-tiap
bagian dan mencari
hubungannya
4. Data Mengolah 14. Guru 14. Siswa menghitung
Process informasi membimbing dengan pendekatan
ing siswa mencari luas bidang datar
(pengo- informasi (persegi) 10
lahan
data)
10
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKT
SCIENTIFIC
U
PEMBELA
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
JARAN
11
TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKT
SCIENTIFIC
U
PEMBELA
KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA
JARAN 20. Guru menyampai- pengamtan dan diskusi
kan informasi yang 20. Siswa mencatat tugas
akan dipelajari yang diberikan guru
pada pertemuan
berikutnya
12
sebuah segitiga, kemudian guru mengarahkan kepada siswa
untuk mencari alas, tinggi dan sisi miring dari segitiga
tersebut.
3. Siswa mengalami kesulitan ketika mengaitkan Antara alas,
tinggi dan sisi miring. Guru menuntun siswa untuk
menemukan apakah hubungan diantara panjang alas, tinggi
dan sisi miring dari segitiga siku-siku yang telah dibuat.
3. Siswa
Sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang
tokoh bijaksana
4. Metode
13
Metode yang digunakan dalam pembelajaran Discovery Learning
materi Teorema Phytagoras:
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode eksperimen
d. Metode diskusi
5. Materi
Materi Teorema Phytagoras
6. Alat pembelajran (media)
Perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan,
pada bagian ini menggunakan kertas buffalo.
7. Evaluasi
Kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang
bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat
dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar.
14
6. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi pembelajaran
discovery learning dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer
untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang
baru.
Dampak instruksional
1. Keterampilan dalam proses ilmiah
2. Strategi penyelidikan kreatif
3. Keterampilan dalam mengkaji suatu persoalan
4. Berpatisipasi aktif dalam pembelajaran
15
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
SARAN
16
untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat kesimpulan-kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ekaikhsanudin.net/2014/12/pembelajaran-model-discovery
learning.html#ixzz3rdjXoYJN (diambil pada 15 November 2015)
17
LEMBAR AKTIFITAS SISWA
18
menggunakan jalur baru dengan jarak yang ditempuh jika melewati jalur
lurus?
Ilustrasi gambar:
19