17/410816/SV/12743
RANGKUMAN ELEKTRONIKA KOMUNIKASI
BAB 1
Introduction to Electronic Communication
1-1 The Significance of Human Communication
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara individu maupan klompok. Orang
berkomunikasi untuk menyampaikan pikiran, ide, dan perasaan mereka kepada orang lain.
Komunikasi dapat dilakukan berupa verbal, non-verbal, cetak, dan elektronik.Hambatan yang
melekat pada komunikasi adalah jarak dan bahasa. Komunikasi jarak jauh pertama kali dicapai
dengan mengirim sinyal sederhana seperti drumbeats, horn ledakan, dan sinyal asap dan
kemudian dengan melambaikan sinyal l ags (semaphores). Pada abad ke 19, ketika listrik
ditemukan komunikasi mengambil lompatan yang dramatis.
Tahun 1844 : Telegraf
Tahun 1876 : Telepon
Tahun 1887 : Radio
Hingga pada abat sekarang kominikasi sudah berkembang hingga televisi, internet, dan ponsel.
1-2 System Komunikasi
a. Transmitter
Langkah pertama dalam mengirim pesan adalah mengubahnya menjadi bentuk
elektronik yang cocok untuk transmisi. Mikrofon digunakan untuk menerjemahkan suara
menjadi sinyal audio elektronik. Untuk TV, kamera mengkonversi informasi cahaya dalam
adegan menjadi sinyal video. Dalam sistem komputer, pesan diketik pada keyboard dan
dikonversi ke kode biner yang dapat disimpan dalam memori atau ditransmisikan secara
serial. Pemancar itu sendiri adalah kumpulan komponen elektronik dan sirkuit yang
dirancang untuk mengubah sinyal listrik ke sinyal yang cocok untuk transmisi. Pemancar
terdiri dari osilator, amplifier, sirkuit yang disetel, dan filter, modulator, mixer frekuensi,
synthesizer frekuensi, dan sirkuit lainnya Pada dasarnya sinyal yang dikirimkan beruba
gelombang sinusoidal yang dihasilkan oleh pemancar, dan kombinasi variasi dari amplitude
dari power amplifier.
.
b. Commication Channel
Saluran komunikasi adalah media dari sinyal elektronik yang dikirim satu tempat ke tempat
lain. Banyak jenis media yang digunakan dalam sistem komunikasi, termasuk konduktor
kawat, kabel serat optik, dan ruang kosong.
1. Elektronik
Konduktor, seperti kebel coaxial untuk sinyal TV, LAN, mic, dll
2. Optik
Media ini dapat berupa serat optic atau pipa kaca. Dimana didalam pipa ini dipancarkan
cahaya, yang kemudian dikonversi ke sinyal digital. Media ini termasuk media paling
cepat unutk berkominikasi
3. Ruang Kosong
Komunikasi ini tidak menggunakan kabel, tetapi menggunkan elektromagnetik trum
seperti pada Radio, wifi, dll.
c. Receiver
Receiver adalah kumpulan komponen dan sirkuit elektronik yang menerima pesan dari
saluran pengirm dan mengubahnya kembali ke bentuk yang dapat dimengerti oleh
manusia. Receiver berisi amplifier, osilator, mixer, sirkuit dan filter yang disetel, dan
demodulator atau detektor yang memulihkan sinyal intelijen asli dari modul transmitter.
Outputnya adalah sinyal asli, yang kemudian dibaca atau ditampilkan. Sinyal yang diterima
dapat berupa sinyal suara seperti speaker, sinyal video seperti LCD, dan sinyal binner seperti
yang diterima oleh komputer.
d. Transceiver
Transceiver adalah gabungan antara transmitter dan receiver, dimana unit-unit dini dikemas
dalam satu wadah. Contohnya adalah Hp, Modem kompueter, dan radio.
e. Attenuation
Attenuation adalah suatu redaman sinyal dalam berkomunikas. Redaman ini tidak dapat
digindari, apapun itu media yang digunakan. Redaman sebanding dengan jarak antara
penerima dan pengirimnya.
f. Noise
Noise adalah Kebisingan dimana setiap komunikasi pasti ada yang namanya noise. Efek dari
noise dalam komunikasi adalah penerimanya. Cara umum untuk meminmalkan noise adalah
dengan menggunakan komponen yang berkontribusi lebih sedikit dalam kebisingan. Ukuran
kebisingan biasanya dinyatakan dalam rasio signal-to-noise (S / N) (SNR), yang merupakan
kekuatan sinyal dibagi dengan noise kekuatan dan dapat dinyatakan secara numerik atau
dalam hal desibel (dB). Jelas, sangat tinggi SNR lebih disukai untuk kinerja terbaik.
a. Type of Electronic CommunicationSimplex adalah komunikasi satu arah seperti pada Drone
dan TV, dimana hanya bisa menerima sinyal tidak dapat mengirim sinyal.
b. Duplex adalah komunikas dua arah seperti pada telephone, dimana antar pihak bisa menerima
dan mengirim.
c. Full Duplex
Dimana komunikasi ini dapat menerima dan mengirim secara bersamaan dan saling bersahut
sahutan, seperti ditelephone.
d. Half Duplex
Komunikasi ini dapat menerima dan mengirim tetapi secara bergantian, sehingga apabila 1
pihak sedang mengirim, kita tidak dapat mengirimkan. Tetapi apabila pihak 1 sudah selesai
mengirim kita baru bisa mengirim. Seperti pada HT, Transmisi Radio.
e. Signal Analog
Sinyal analog adalah tegangan atau arus yang bervariasi. Beberapa sinyal analog khas
ditunjukkan pada Gambar 1-5 dibawah. Gelombang sinus adalah analog frekuensi tunggal
sinyal. Tegangan suara dan video adalah sinyal analog yang bervariasi sesuai dengan suara
atau variasi cahaya yang analog dengan informasi yang dikirim.
f. Signal Digital
Signal digital adalah signal yang memilih perbedaan yang kontras dengan signal analog.
Signal digital menggunkan step descreat increament. Signal digital ini hanya terdiri 1 dan 0.
Seperti pada Gambar 1-6 c
1-3 Modulation dan Multiplexing
Modulation adalahproses perubahan suatu glombang periodic sehinga menjadikan sinyal mampu
membawa suatu informasi, sedangkan multiplexing adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukan ke sebuah proses dimana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital
digabungkan menjadi satu sinyal. Berikut adalah system kerja dari modulation dan multiplexing.
Baseband Transmission
Basedband Transmission adalah jenis transmisi data digital yang setiap media kawat hanya
membawa satu sinyal, atau kanal, pada setiap waktu.Sebagian besar komunikasi yang melibatkan
computer menggunakan transmisi baseband. Hanya terdiri dari code binnery.
Broadband Transmission
Modulation is the process of having a baseband voice, video, or digital signal modify another,
higher-frequency signal, the carrier. The process is illustrated in Fig. 1-7. The information or
intelligence to be sent is said to be impressed upon the carrier. The carrier is usually a sine wave
generated by an oscillator. The carrier is fed to a circuit called a modulator along with the baseband
intelligence signal. The intelligence signal changes the carrier in a nique way. The modulated carrier
is amplii ed and sent to the antenna for transmission. This process is called broadband transmission.
Multiplexing
The use of modulation also permits another technique, known as multiplexing, to be used.
Multiplexing is the process of allowing two or more signals to share the same medium or channel; see
Fig. 1-11. A multiplexer converts the individual baseband signals to a composite signal that is used to
modulate a carrier in the transmitter. At the receiver, the composite signal is recovered at the
demodulator, then sent to a demultiplexer where the individual baseband signals are regenerated (see
Fig. 1-12). There are three basic types of multiplexing: frequency division, time division, and code
division. In frequency-division multiplexing, the intelligence signals modulate subcarriers on different
frequencies that are then added together, and the composite signal is used to modulate the carrier. In
optical networking, wavelength division multiplexing (WDM) is equivalent to frequency-division
multiplexing for optical signal. In time-division multiplexing, the multiple intelligence signals are
sequentially sampled, and a small piece of each is used to modulate the carrier. If the information
signals are sampled fast enough, sufi cient details are transmitted that at the receiving end the signal
can be reconstructed with great accuracy. In code multiplexing, the signals to be transmitted are
converted to digital data that is then uniquely coded with a faster binary code. The signals modulate a
carrier on the same frequency. All use the same ommunications channel simultaneously. The unique
coding is used at the receiver to select the desired signal
Electromagnetic waves are signals that oscillate; i.e., the amplitudes of the electric and
magnetic i elds vary at a specii c rate. The i eld intensities l uctuate up and down, and the polarity
reverses a given number of times per second. The electromagnetic waves vary sinusoidally. Their
frequency is measured in cycles per second (cps) or hertz (Hz). These oscillations may occur at a very
low frequency or at an extremely high frequency. The range of electromagnetic signals encompassing
all frequencies is referred to as the electromagnetic spectrum. All electrical and electronic signals that
radiate into free space fall into the electromagnetic spectrum. Not included are signals carried by
cables. Signals carried by cable may share the same frequencies of similar signals in the spectrum, but
they are not radio signals. Fig. 1-13 shows the entire electromagnetic spectrum, giving both frequency
and wavelength. Within the middle ranges are located the most commonly used radio frequencies for
two-way communication, TV, cell phones, wireless LANs, radar, and other applications. At the upper
end of the spectrum are infrared and visible light. Fig. 1-14 is a listing of the generally recognized
segments in the spectrum used for electronic communication.
Frequency and Wavelength
A given signal is located on the frequency spectrum according to its frequency and wavelength.
Frequency. Frequency is the number of times a particular phenomenon occurs in a given period of
time. In electronics, frequency is the number of cycles of a repetitive wave that occurs in a given time
period. A cycle consists of two voltage polarity reversals, current reversals, or electromagnetic field
oscillations. The cycles repeat, forming a continuous but repetitive wave. Frequency is measured in
cycles per second (cps). In electronics, the unit of frequency is the hertz, named for the German
physicist Heinrich Hertz, who was a pioneer in the field of electromagnetics. One cycle per second is
equal to one hertz, abbreviated (Hz). Therefore, 440 cps 5 440 Hz. Fig. 1-15(a) shows a sine wave
variation of voltage. One positive alternation and one negative alternation form a cycle. If 2500 cycles
occur in 1 s, the frequency is 2500 Hz.
BAB 6
Sirkit FM
Frekuensi Modulator
Frekuensi Modulator adalah rangkaian yang mengubah frekuensi carrier sesuai dengan sinyal
modulasi. Menghubungkan kapasitor eksternal ke kristal memungkinkan diperolehnya variasi
kecil dalam frekuensi operasi. Untuk menemukan rangkaian atau komponen yang
kapasitansinya akan berubah sebagai respons terhadap sinyal modulasi. Komponen yang paling
sering digunakan untuk tujuan ini adalah varactor.
Varactor Operation
Varactor Modulators
Kapasitansi dioda varactor D1 dan L1 membentuk rangkaian osilator paralel. Nilai C1 dibuat
sangat besar pada frekuensi operasi sehingga reaktansinya sangat rendah. Akibatnya, C1
menghubungkan sirkuit ke sirkuit osilator. Juga C1 menghalangi bias dc pada dasar Q1 yang
sebelumnya terhubung ground melalui L1. Nilai L1 dan D1 memperbaiki frekuensi tengah
carrier.
Bias pada D1 diatur oleh potensiometer pembagi tegangan R4. Sinyal modulasi diterapkan
melalui C5 dan radio frequency choke (RFC). Pada frekuensi carrier, Reaktansi RFC tinggi.
untuk mencegah sinyal carrier kembali ke sirkuit sinyal-modulasi audio.
Sinyal modulasi yang berasal dari mikrofon diperkuat dan diterapkan pada modulator. Sinyal
positif pada titik A menambah reverse bias, mengurangi kapasitansi dan meningkatkan
frekuensi carrier. Sinyal negatif yang berjalan pada A mengurangi bias, meningkatkan
kapasitansi dan mengurangi frekuensi carrier.
Phase Modulator
Kebanyakan transmitter FM modern menggunakan phase modulation untuk menghasilkan
indirect FM. Alasan menggunakan PM bukan FM langsung adalah osilator carrier dapat
dioptimalkan untuk akurasi dan stabilitas frekuensi.
Beberapa phase modulator didasarkan pada phase shift yang dihasilkan oleh sirkuit yang dibuat
secara RC atau LC. Dikatakan bahwa tipe phase shifter sederhana tidak dapat menghasilkan
respons linier phase shift dengan rentang besar.
Apabila terjadi hubungan terbalik antara polaritas sinyal modulasi dan arah deviasi frekuensi.
Dapat digunakan sebuah inverting amplifier yang dapat dimasukkan di antara sumber sinyal
pemodulasi dan input ke modulator. Kemudian ketika sinyal modulasi menjadi positif, output
inverter dan input modulator akan menjadi negatif dan deviasi meningkat
Rumus sederhana untuk menentukan besar frekuensi deviasi jika diketahui phase anglenya
Frekuensi Demodulator
Sirkuit yang digunakan untuk memulihkan sinyal modulasi asli dari transmisi FM disebut
demodulator, detektor, atau diskriminator
Slope Detector
Memanfaatkan rangkaian tuned dan detektor dioda untuk mengubah variasi frekuensi ke variasi
tegangan. Penggunaan sirkuit untuk mendeteksi atau memulihkan FM, sirkuit diatur sedemikian
rupa sehingga frekuensi pusat atau pembawa sinyal FM berada kira-kira terpusat di tepi
terdepan dari kurva respons, seperti yang ditunjukkan pada Gambar (b)
Pulse-Averaging Discriminators
Sinyal FM dimasukkan pada zero-crossing detektor atau clipper-limiter yang menghasilkan
perubahan level tegangan biner setiap kali sinyal FM bervariasi dari minus ke plus atau dari
plus ke minus. Hasilnya adalah rectangular wave yang berisi semua variasi frekuensi dari sinyal
asli tetapi tanpa variasi amplitudo. FM square wave kemudian diterapkan pada multivibrator
one-shot (monostable) yang menghasilkan amplitudo. Pulsa output satu-shot kemudian
diumpankan ke filter low-pass RC sederhana untuk memulihkan sinyal modulasi asli.
Quadrature Detector
Quadrature Detector menggunakan sirkuit phase-shift untuk menghasilkan pergeseran fase 90 °
pada frekuensi carrier yang tidak dimodifikasi.
Phase-Locked Loops
Phase Locked Loops adalah sirkuit kontrol feedback frekuensi atau fase-sensitif yang digunakan
dalam demodulasi frekuensi, synthesizer frekuensi, dan berbagai aplikasi deteksi filter dan
sinyal.
Ada 3 basic elemennya :
o Phase Detector digunakan untuk membandingkan input FM, kadang-kadang disebut sebagai
sinyal referensi, dengan output VCO.
o Frekuensi VCO divariasi oleh tegangan keluaran dc dari low-pass filter.
o Low-pass Filter menghaluskan output Phase detector menjadi tegangan kontrol yang
memvariasikan frekuensi VCO.
BAB 2
Electronic Fundamentals for Communication
2-1. Gain, Attenuation, dan Decibel
Gain :
Gain merupakan penguatan, yang hanyalah rasio dari output ke input. Gain tegangan (AV) dinyatakan
sebagai Av = output/input = Vout/Vin
Contoh :
Berapa penguatan tegangan pada amplifier jika outputnya 750 mV dan inputnya 30 μV
Av = Vout/Vin = 750.10-3 / 30.10-6 = 25000
Adapun, Gain daya (Ap) dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ap = Pout/Pin
Contoh :
Output daya pada amplifier adalah 6 watts (w). Penguatan dayanya sebesar 80. Berapa daya inpunya?
Ap = Pout/Pin
Pin = Pout /Ap = 6/80 = 0.075 = 75 mW
Attenuasi :
Merupakan penguatan dimana nilainya kurang dari 1.
Decibels (dB)
Keuntungan atau kerugian dari sebuah rangkaian biasanya dinyatakan dalam desibel (dB).
Kapasitor
Sebuah kapasiotr cenderung menentang perubahan tegangan diatasnya, yang berarti oposisi untuk
arus bolak balik dikenal dengan reaktansi kapasitif XC.
Induktor
Sebuah induktor juga disebut koil. Ketika arus dilewatkan melalui kumparan, akan menghasilkan
medan magnet disekitar kumparan. Ketika sebuah induktor digunakan dalam rangkaian AC oposisi ini
menjadi terus menerus dan konstan, dikenal sebagai reaktansi induktif (XL)
Resistor
Bertindak sebagai rangkaian RLC kompleks
Skin Effect
Kecenderungan elektron yang mengalir dalam konduktor mengalir dekat di permukaan luar.
Tuned Circuit and Resonance
Tuned circuit terdiri dari induktansi dan kapasitansi yang beresonansi pada frekuensi yang
spesifik.Tuned circuit dan resonance digunakan secara bergantian.
Series Resonant Circuit
Rangkaian ini terdiri dari induktansi, kapasitansi, dan resistansi (RLC)
BAB 5
Fundamentals of Frequency Modulation
B. Converting PM to FM
Untuk membuat PM kompatibel dengan FM, penyimpangan yang dihasilkan oleh
variasi frekuensi dalam sinyal modulasi harus dikompensasi. Ini bisa dilakukan dengan
melewati kecerdasan sinyal melalui jaringan RC low-pass, seperti yang diilustrasikan pada
Gambar 5-5. Filter low-pass ini, yang disebut jaringan pengoreksi frekuensi, predistorter, atau
filter 1 / f, menyebabkan frekuensi modulasi yang lebih tinggi dilemahkan. Meskipun
frekuensi modulasi yang lebih tinggi menghasilkan laju perubahan yang lebih besar dan
dengan demikian deviasi frekuensi yang lebih besar, ini diimbangi oleh amplitudo yang lebih
rendah dari sinyal modulasi, yang menghasilkan sedikit pergeseran fasa dan dengan demikian
frekuensi yang lebih sedikitdeviasi. Predistorter mengkompensasi penyimpangan frekuensi
berlebih yang disebabkan oleh frekuensi modulasi yang lebih tinggi. Hasilnya adalah output
yang sama dengan sinyal FM.FM yang dihasilkan oleh modulator fase disebut FM tidak
langsung.
BAB 6
Sirkit FM
Frekuensi Modulator
Frekuensi Modulator adalah rangkaian yang mengubah frekuensi carrier sesuai dengan sinyal
modulasi. Menghubungkan kapasitor eksternal ke kristal memungkinkan diperolehnya variasi
kecil dalam frekuensi operasi. Untuk menemukan rangkaian atau komponen yang
kapasitansinya akan berubah sebagai respons terhadap sinyal modulasi. Komponen yang paling
sering digunakan untuk tujuan ini adalah varactor.
Varactor Operation
Varactor Modulators
Kapasitansi dioda varactor D1 dan L1 membentuk rangkaian osilator paralel. Nilai C1 dibuat
sangat besar pada frekuensi operasi sehingga reaktansinya sangat rendah. Akibatnya, C1
menghubungkan sirkuit ke sirkuit osilator. Juga C1 menghalangi bias dc pada dasar Q1 yang
sebelumnya terhubung ground melalui L1. Nilai L1 dan D1 memperbaiki frekuensi tengah
carrier.
Bias pada D1 diatur oleh potensiometer pembagi tegangan R4. Sinyal modulasi diterapkan
melalui C5 dan radio frequency choke (RFC). Pada frekuensi carrier, Reaktansi RFC tinggi.
untuk mencegah sinyal carrier kembali ke sirkuit sinyal-modulasi audio.
Sinyal modulasi yang berasal dari mikrofon diperkuat dan diterapkan pada modulator. Sinyal
positif pada titik A menambah reverse bias, mengurangi kapasitansi dan meningkatkan
frekuensi carrier. Sinyal negatif yang berjalan pada A mengurangi bias, meningkatkan
kapasitansi dan mengurangi frekuensi carrier.
Phase Modulator
Kebanyakan transmitter FM modern menggunakan phase modulation untuk menghasilkan
indirect FM. Alasan menggunakan PM bukan FM langsung adalah osilator carrier dapat
dioptimalkan untuk akurasi dan stabilitas frekuensi. Beberapa phase modulator didasarkan pada
phase shift yang dihasilkan oleh sirkuit yang dibuat secara RC atau LC. Dikatakan bahwa tipe
phase shifter sederhana tidak dapat menghasilkan respons linier phase shift dengan rentang
besar.
Apabila terjadi hubungan terbalik antara polaritas sinyal modulasi dan arah deviasi frekuensi.
Dapat digunakan sebuah inverting amplifier yang dapat dimasukkan di antara sumber sinyal
pemodulasi dan input ke modulator. Kemudian ketika sinyal modulasi menjadi positif, output
inverter dan input modulator akan menjadi negatif dan deviasi meningkat
Rumus sederhana untuk menentukan besar frekuensi deviasi jika diketahui phase anglenya
Frekuensi Demodulator
Sirkuit yang digunakan untuk memulihkan sinyal modulasi asli dari transmisi FM disebut
demodulator, detektor, atau diskriminator
Slope Detector
Memanfaatkan rangkaian tuned dan detektor dioda untuk mengubah variasi frekuensi ke variasi
tegangan. Penggunaan sirkuit untuk mendeteksi atau memulihkan FM, sirkuit diatur sedemikian
rupa sehingga frekuensi pusat atau pembawa sinyal FM berada kira-kira terpusat di tepi
terdepan dari kurva respons, seperti yang ditunjukkan pada Gambar (b)
Pulse-Averaging Discriminators
Sinyal FM dimasukkan pada zero-crossing detektor atau clipper-limiter yang menghasilkan
perubahan level tegangan biner setiap kali sinyal FM bervariasi dari minus ke plus atau dari
plus ke minus. Hasilnya adalah rectangular wave yang berisi semua variasi frekuensi dari sinyal
asli tetapi tanpa variasi amplitudo. FM square wave kemudian diterapkan pada multivibrator
one-shot (monostable) yang menghasilkan amplitudo. Pulsa output satu-shot kemudian
diumpankan ke filter low-pass RC sederhana untuk memulihkan sinyal modulasi asli.
Quadrature Detector
Quadrature Detector menggunakan sirkuit phase-shift untuk menghasilkan pergeseran fase 90 °
pada frekuensi carrier yang tidak dimodifikasi.
Phase-Locked Loops
Phase Locked Loops adalah sirkuit kontrol feedback frekuensi atau fase-sensitif yang digunakan
dalam demodulasi frekuensi, synthesizer frekuensi, dan berbagai aplikasi deteksi filter dan
sinyal.
Ada 3 basic elemennya :
o Phase Detector digunakan untuk membandingkan input FM, kadang-kadang disebut sebagai
sinyal referensi, dengan output VCO.
o Frekuensi VCO divariasi oleh tegangan keluaran dc dari low-pass filter.
o Low-pass Filter menghaluskan output Phase detector menjadi tegangan kontrol yang
memvariasikan frekuensi VCO.
BAB 8
Radio Transmitter
Radio Transmitter atau Pemancar Radio akan mengambil informasi dan mengubahnya
menjadi sinyal elektronik yang kompatibel dengan media komunikasi. Biasanya proses ini melibatkan
carrier generation, modulation dan power amplification. Sinyal akan diumpakan melalui kawat, kabel
koaksial atau waveguide ke antenna. Bab ini membahas konfigurasi pemancar dan sirkuit yang biasa
digunakan dalam pemancar radio termasuk osilator, amplifier, frequency multipliers, dan impedance
matching networks.
8.1 Transmitter Fundamentals
Transmitter atau pemancar adalah sebuah unit elektronik yang menerima sinyal informasi untuk
ditransmisikan dengan mengubahnya menjadi sinyal RF yang mampu ditransmisikan jarak jauh.
Transmiter memiliki 4 persyaratan:
1. Dapat menghasilkan carrier signal dari frekuensi yang tepat pada titik yang diinginkan.
2. Harus memiliki beberapa bentuk modulasi yang menyebabkan sinyak informasi dapat
memodifikasi carrier signalnya.
3. Harus memiliki penguatan daya yang memadai untuk memastikan bahwa level sinyal cukup
untuk membawa dengan jarak yang diinginkan.
4. Memiliki circuit yang sesuai dengan impedance dari power amplifier ke antenna untuk dapat
mengtransfer daya secara maksimun.
Konfigurasi Transmiter
Transmiter paling sederhana adalah single-transistor osilator yang terhubung langsung ke antenna.
Osilator menghasilkan pembawa dan dapat dimatikan dan dihidupkan dengan kunci telegraf untuk
menghasilkan titik dan garis kode Morse Internasional. Informasi yang dikirimkan dengan cara ini
disebut transmisi gelombang kontinu atau Continuous-Wave (CW). Pada jaman sekarang, transmitter
yang menggunakan kode Morse sudah jarang digunakan karena kode morse sendiri sudah hampir
punah dan kekuatan osilator juga rendah untuk berkomunikasi. Saat ini pemancar seperti ini hanya
dibangun oleh operator radio amatir (ham) untuk apa yang disebut QRP atau operasi berdaya rendah
untuk komunikasi hobi pribadi.
CW Transmiter dapat ditingkatkan dengan menambahkan power amplifier. Hasilnya akan lebih kuat
sinyal yang membawa lebih jauh dan menghasilkan transmisi yang lebih andal. Rangkaiannya
ditunjukan pada gambar dibawah ini.
High Level AM Transmitter. High Level AM Transmitter menggunakan modulasi tingkat tinggi.
Osilator di sebagian besar aplikasinya seperti osilator crystal menghasilkan sinyal frekuensi carrier.
Sinyal pembawa kemudian diumpankan ke penguat buffer yang utamanya tujuannya adalah untuk
mengisolasi osilator dari tahapan power amplifier yang tersisa. Penguat buffer biasanya beroperasi
pada level kelas A dan memberikan peningkatan sederhana pada output daya. Tujuan utama dari
penguat buffer hanya untuk mencegah perubahan beban dalam penguatan daya atau antena yang
menyebabkan variasi frekuensi dalam osilator. Berikut merupakan rangkaian High Level AM
Transmitter.
Dalam AM Transmitter, modulasi tingkat tinggi atau kolektor (modulasi pelat dalam tabung) adalah
bekas. Output daya dari penguat modulasi harus setengah daya input dari penguat RF. Penguat
modulasi daya tinggi biasanya beroperasi dengan kelas AB atau koneksi push-pull kelas B untuk
mencapai level daya ini.
Low Level FM Transmitter. Dalam modulasi tingkat rendah, modulasi dilakukan pada pembawa
pada level daya rendah, dan sinyal kemudian diamplifikasi oleh power amplifier. Ini pengaturan
bekerja untuk AM dan FM. Pemancar FM menggunakan metode ini jauh lebih banyak daripada
pemancar AM tingkat rendah.
Dibawah ini merupakan gambar konfigurasi khas untuk pemancar FM atau AM. Metode yang
digunakan adalah metode tidak langsung pembuatan FM. Osilator kristal yang stabil digunakan untuk
menghasilkan sinyal pembawa, dan penguat buffer digunakan untuk mengisolasi sisa rangkaian.
Sinyal pembawa kemudian diterapkan pada modulator fase. Input suara diperkuat dan diproses untuk
membatasi rentang frekuensi dan mencegah overdeviasi. Output dari modulator adalah sinyal FM
yang diinginkan.
Sebagian besar pemancar komunikasi FM beroperasi pada tingkat daya yang relatif rendah, biasanya
kurang dari 100 W. Semua sirkuit, bahkan dalam rentang VHF dan UHF, menggunakan transistor.
Untuk tingkat daya melebihi beberapa ratus watt, tabung vakum harus digunakan. Akhir dari tahap
penguat dalam pemancar siaran FM biasanya menggunakan tabung vakum besar kelas C sebagai
penguat. Dalam pemancar FM yang beroperasi dalam rentang gelombang mikro, klystron, magnetron,
dan traveling-wave tubes digunakan untuk menyediakan penguatan daya akhir.
SSB Transmitter. Rangkaian SSB Transmitter atau Single Side Band Transmitter ditunjukkan pada
gambar dibawah ini.
Sebuah sinyal osilator menghasilkan pembawa, yang kemudian diumpankan ke buffer amplifier.
Buffer amplifier menyediakan sinyal input pembawa ke modulator agar seimbang. Penguat audio dan
speechprocessing circuit memberikan input lain ke modulator agar seimbang. Keluaran modulator
yang sudah seimbang yaitu sinyal DSB yang kemudian diumpankan ke filter sideband untuk memilih
sideband atas atau bawah. Setelah ini, sinyal SSB diumpankan ke mixer sirkuit, yang digunakan untuk
mengubah sinyal ke frekuensi operasi terakhirnya. Mixer sikuit, yang beroperasi sebagai modulator
amplitudo sederhana, digunakan untuk mengubah frekuensi yang lebih rendah ke yang lebih tinggi
atau frekuensi lebih tinggi ke yang lebih rendah.
Output mixer adalah frekuensi pembawa akhir yang diinginkan modulasi SSB. Kemudian
diumpankan ke linier driver dan power amplifier untuk meningkatkan daya sesuai kebutuhan.
Amplifier Kelas C mendistorsi sinyal karenanya tidak bisa digunakan untuk mengirimkan SSB atau
AM tingkat rendah dalam bentuk apa pun, termasuk DSB. Kelas A atau AB amplifier linier harus
digunakan untuk mempertahankan konten informasi dalam sinyal AM.
Digital Transmitter. Kebanyakan radio digital modern seperti ponsel menggunakan DSP untuk
menghasilkan modulasi dan pemrosesan terkait data yang akan dikirim. Data serial yang mewakili
data yang akan dikirim dikirim ke DSP, kemudian menghasilkan dua aliran data yang kemudian
dikonversi ke RF untuk transmisi. Data dari chip DSP dikirim ke DAC di mana akan diterjemahkan
ke sinyal analog.
2. Pemancar radio menggunakan osilator kristal dengan frekuensi 14,9 MHz dan rantai
pengganda frekuensi dengan faktor 2, 3, dan 3. Kristal memiliki stabilitas ±300 ppm.
a. Hitung frekuensi output pemancar
Total frekuensi pengganda = 2x3x3 = 18
Output frekuensi transmitter = 14.9 MHz x 18 = 268.2 MHz
b. Hitung frekuensi maksimum dan minimum yang mungkin dimiliki oleh pemancar jika
kristal melayang ke ekstrim maksimum
±300 ppm = (300/1.000.000) x 100 = ± 0.03%
Variasi ini dikalikan dengan rantai pengali frekuensi, menghasilkan 0.03 & x 18 =
±0.54%. Sekarang 268.2 MHz x 0.0054 = 1.45 MHz. Kemudian output frekuensi
transmitter adalah 268.2 ± 1.45 MHz.
Batas atasnya adalah 268.2 + 1.45 = 269.65 MHz
Batas bawahnya adalah = 268.2 – 1.45 = 266.75 MHz
Typical Crystal Osilator Circuit. Osilator kristal yang paling umum adalah Jenis colpitts, di mana
umpan balik berasal dari pembagi tegangan kapasitif dibuat dari C1 dan C2. Outputnya diambil dari
emitor, yang tidak dilepas. Sebagian besar osilator jenis ini berfungsi sebagai amplifier kelas A
dengan output gelombang sinus. JFET juga banyak digunakan dalam amplifier komponen diskrit.
Kapasitor akan dipasang secara seri atau paralel dengan kristal (tidak dapat digabung), seperti yang
ditunjukkan pada Gambar diatas. Kapasitor ini dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian dengan
frekuensi pada kristalnya. Kapasitor disebut kapasitor penarik kristal, dan seluruh proses fine-tuning
kristal disebut sebagai karet. Ketika kapasitor penarik adalah varactor, FM atau FSK dapat diproduksi.
Sinyal modulasi analog atau biner memvariasikan kapasitansi varactor, pada gilirannya menggeser
frekuensi kristal.
OSILATOR OVERTONE
Masalah utama dengan kristal adalah operasi frekuensi atasnya terbatas. Semakin tinggi
frekuensinya, semakin tipis kristal yang harus berosilasi pada frekuensi itu. Pada batas atas sekitar 50
MHz, kristal sangat rapuh sehingga tidak praktis untuk digunakan. Salah satu cara untuk mencapai
frekuensi VHF, UHF, dan bahkan gelombang mikro menggunakan kristal adalah dengan
menggunakan sirkuit pengali frekuensi. Osilator pembawa beroperasi pada frekuensi kurang dari 50
MHz, dan pengganda menaikkan frekuensi tersebut ke tingkat yang diinginkan. Misalnya, jika
frekuensi operasi yang diinginkan adalah 163,2 MHz dan pengganda frekuensi dikalikan dengan
faktor 24, frekuensi kristal harus 163,2 / 24 5 6,8 MHz.
Cara lain untuk mencapai presisi dan stabilitas kristal pada frekuensi di atas 50 MHz adalah
dengan menggunakan kristal nada tinggi. Kristal nada tinggi dipotong dengan cara khusus sehingga
mengoptimalkan osilasi pada nada frekuensi dasar kristal.
FREQUENCY SYNTHESIZERS
Penyintesis frekuensi adalah generator frekuensi-variabel yang memberikan stabilitas frekuensi
osilator kristal tetapi dengan kenyamanan penyetelan tambahan pada rentang frekuensi yang luas.
Synthesizer frekuensi biasanya memberikan sinyal output yang bervariasi dalam peningkatan
frekuensi tetap pada rentang yang luas. Dalam sebuah pemancar, synthesizer frekuensi menyediakan
generasi pembawa dasar untuk operasi yang disalurkan. Synthesizer frekuensi juga digunakan dalam
penerima sebagai osilator lokal dan melakukan fungsi tuning penerima. Menggunakan synthesizer
frekuensi mengatasi kerugian biaya dan ukuran tertentu yang terkait dengan kristal.
Loop-terkunci loop (PLL) adalah sirkuit elektronik dengan tegangan atau osilator yang
digerakkan tegangan yang terus-menerus menyesuaikan agar sesuai dengan frekuensi sinyal input.
PLL digunakan untuk menghasilkan, menstabilkan, memodulasi, mendemodulasi, memfilter atau
memulihkan sinyal dari saluran komunikasi "berisik" di mana data telah terputus. PLL bekerja dengan
secara konstan menyesuaikan tegangan atau osilator yang digerakkan oleh arus untuk mencocokkan
(mengunci) fase dan frekuensi sinyal input, yang biasanya terdiri dari osilator yang dikendalikan
tegangan (VCO) yang disetel menggunakan dioda semikonduktor khusus yang disebut varactor. VCO
awalnya disetel ke frekuensi yang dekat dengan frekuensi penerima atau transmisi yang diinginkan.
Sirkuit yang disebut pembanding fase menyebabkan VCO mencari dan mengunci frekuensi yang
diinginkan, yang diatur melalui osilator referensi yang dikontrol kristal. Ketika frekuensi VCO
berbeda dari frekuensi referensi, pembanding fase menghasilkan tegangan kesalahan. Output
komparator biasanya dijalankan melalui filter low-pass (filter sinyal yang mengurangi kekuatan
gelombang frekuensi tinggi) untuk lebih mengurangi noise. Output yang difilter dimasukkan kembali
ke varactor untuk terus mendorong VCO ke frekuensi referensi.
Output yang disaring dari komparator juga menyediakan output dari rangkaian - sinyal yang
ditemukan dalam transmisi (suara, video atau data). Karena sinyal dikodekan dengan memodulasi
gelombang pembawa, ia dapat dianggap sebagai perbedaan antara bentuk gelombang pembawa dan
bentuk gelombang yang ditransmisikan, dan karena itu dapat ditemukan dalam output komparator.
Bersama-sama, loop fase-terkunci, VCO, osilator referensi dan pembanding fase terdiri dari
synthesizer frekuensi - sistem elektronik yang menghasilkan berbagai frekuensi dari osilator tetap
tunggal. Peralatan nirkabel yang menggunakan jenis kontrol frekuensi ini dikatakan disintesis
frekuensi. Perangkat yang disintesis frekuensi lainnya termasuk ponsel, penerima satelit dan sistem
GPS.
DIRECT SYNTHESIS DIGITAL
Sebuah bentuk baru dari sintesis frekuensi dikenal sebagai digital direct synthesis (DDS). Sebuah
DDS synthesizer menghasilkan output gelombang sinus digital. Frekuensi output dapat bervariasi
secara bertahap tergantung pada nilai biner dipasok ke unit dengan counter, register, atau
mikrokontroler tertanam.
Sebuah read-only memory (ROM) diprogram dengan representasi biner dari gelombang sinus. Ini
adalah nilai-nilai yang akan dihasilkan oleh analog-ke-digital (A / D) converter jika gelombang sinus
analog yang didigitalkan dan disimpan dalam memori. Jika nilai-nilai biner diumpankan ke digital-to-
analog (D / A) converter, output dari D / A converter akan menjadi pendekatan melangkah dari
gelombang sinus. Sebuah low-pass filter (LPF) digunakan untuk menghapus konten highfrequency
dekat frekuensi clock, sehingga menghaluskan output ac menjadi gelombang sinus nyaris sempurna.
Untuk mengoperasikan rangkaian ini, binary counter digunakan untuk memasukkan alamat untuk
ROM. Sebuah sinyal clock step counter yang memasok alamat berurutan meningkat menjadi ROM.
Angka-angka biner yang disimpan dalam ROM diterapkan pada D / A converter, dan menjadi
gelombang sinus yang dihasilkan. Frekuensi clock menentukan frekuensi gelombang sinus.
Frekuensi tinggi didekat clock frekuensi dari D / A converter harus dikeluarkan atau dihapus dari
gelombang. Sebuah filter low-pass digunakan untuk mencapai hal ini, dan menghasilkan gelombang
sinus yang halus.
Untuk menggambarkan konsep ini, menganggap ROM 16-kata di mana setiap lokasi penyimpanan
memiliki alamat 4-bit. Alamat disediakan oleh 4-bit counter yang menghitung dari 0000 sampai 1111
dan dapat dipakai lagi. Penyimpanan ROM adalah nomor biner yang mewakili nilai-nilai yang sinus
dari sudut tertentu dari gelombang sinus yang akan dihasilkan. Sejak gelombang sinus adalah 360 °
dan sejak 4-bit counter menghasilkan 16 alamat atau bertahap, nilai-nilai biner mewakili nilai-nilai
sinus di 360/16 = 22,5 ° secara bertahap. Asumsikan lebih lanjut bahwa nilai-nilai sinus diwakili
dengan 8 bit presisi. 8-bit nilai sinus diumpankan ke D / A converter, di mana mereka dikonversi ke
tegangan proporsional. Jika D / A converter adalah unit sederhana yang mampu dari tegangan output
dc saja, tidak dapat menghasilkan nilai negatif dari tegangan yang dibutuhkan oleh gelombang sinus.
Oleh karena itu, ditambahkan nilai sinus yang tersimpan dalam ROM nilai offset yang akan
menghasilkan output gelombang sinus, tetapi bergeser sehingga semua positif. Sebagai contoh, jika
kita ingin menghasilkan gelombang sinus dengan nilai puncak 1-V, gelombang sinus akan bervariasi
dari 0 ke +1, kemudian kembali ke 0, dari 0 ke -1, dan kemudian kembali ke 0, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 8-14 ( a). Menambahkan biner 1 untuk gelombang sehingga output dari D /
A converter akan muncul seperti ditunjukkan pada Gambar. 8-14 ( b). D / A converter output akan 0
pada nilai negatif puncak gelombang sinus. Nilai ini dari 1 ditambahkan ke masing-masing nilai sinus
disimpan dalam ROM. Gambar. 8-15 menunjukkan alamat ROM, sudut fase, nilai sinus, dan nilai
sinus ditambah 1.
Jikacounter memulai penghitungan pada nol, nilai-nilai sinus akan berurutan diakses dari ROM dan
diumpankan ke D/A converter, yang menghasilkan perkiraan melangkah dari gelombang sinus.
Gelombang yang dihasilkan (merah) untuk satu hitungan lengkap counter ditunjukkan pada Gambar.
8-16. Jika clock terus menghitung, counter akan mendaur ulang dan siklus output gelombang sinus
akan terulang.
Poin penting untuk dicatat adalah bahwa synthesizer frekuensi ini menghasilkan satu siklus
gelombang sinus yang lengkap untuk setiap 16 clock pulsa. Alasannya adalah kita menggunakan 16
sinus nilai untuk menciptakan satu siklus dari gelombang sinus di ROM. Untuk mendapatkan
representasi yang lebih akurat dari gelombang sinus, kita bisa menggunakan lebih banyak bit. Sebagai
contoh, jika kita telah menggunakan counter 8-bit dengan 256 negara, nilai-nilai sinus akan spasi
setiap 360/256 = 1,4 °, memberikan representasi yang sangat akurat dari gelombang sinus. Karena
hubungan ini, frekuensi output gelombang sinus f 0 = frekuensi clock fCLK / 2N, dimana N adalah
sama dengan jumlah bit alamat di ROM.
Jika frekuensi clock 1 MHz digunakan dengan 4-bit counter kami, sinus gelombang frekuensi output
akan,
f 0 = 1.000.000 / 24 = 1.000.000/16 = 62.500 Hz
Satu-satunya cara untuk mengubah frekuensi di synthesizer ini adalah mengubah frekuensi clock.
Metode yang paling umum digunakan untuk mengubah frekuensi output synthesizer adalah
menggantikan counter dengan register yang isinya akan digunakan sebagai alamat ROM tetapi juga
yang mudah diubah. Namun, di sebagian besar DDS sirkuit, register ini digunakan dalam penambah
biner, seperti ditunjukkan pada Gambar. 8-17. Output dari alamat register diterapkan untuk penambah
bersama dengan nilai masukan konstan biner. Nilai konstan ini juga dapat diubah. Output dari Adder
dapat difeedback ke register. Kombinasi register dan penambah umumnya disebut sebagai akumulator.
Sirkuit ini diatur sedemikian rupa sehingga terjadinya setiap pulsa clock, konstan C ditambahkan ke
nilai sebelumnya dari isi register dan jumlah tersebut kembali disimpan di alamat register. Nilai
konstan berasal dari kenaikan fase mendaftar, yang pada gilirannya mendapatkannya dari
mikrokontroler tertanam atau sumber lainnya.
Untuk menunjukkan bagaimana sirkuit ini bekerja, asumsikan bahwa kita menggunakan 4-bit register
akumulator dan ROM yang sama dijelaskan sebelumnya. Asumsikan bahwa nilai konstan 2. Hal ini
berarti bahwa untuk setiap pulsa clock, nilai register akan bertambah dengan 2. Mulai 0000, isi
mendaftar akan 0, 2, 4, 6, dan sebagainya. Melihat tabel nilai sinus pada Gambar. 8-15, Anda dapat
melihat bahwa nilai-nilai output ke D / A converter juga menggambarkan gelombang sinus, tetapi
gelombang sinus yang dihasilkan pada tingkat yang lebih cepat. Alih-alih memiliki delapan nilai
amplitudo mewakili nilai puncak-ke-puncak dari gelombang sinus, hanya empat nilai-nilai yang
digunakan. Lihat Gambar. 8-16, yang menggambarkan apa output terlihat seperti (kurva biru). output
tentu saja melangkah perkiraan gelombang sinus, tetapi selama siklus lengkap dari counter dari 0000
sampai 1111, dua siklus output gelombang sinus terjadi. Output memiliki langkah-langkah yang lebih
sedikit dan merupakan representasi lebih kasar. Dengan memadai low-pass filter, output akan menjadi
gelombang sinus yang frekuensi adalah dua kali dihasilkan oleh rangkaian dengan masukan konstan 1.
Frekuensi gelombang sinus dapat lebih disesuaikan dengan mengubah nilai konstan ditambahkan ke
akumulator. Pengaturan konstan untuk 3 akan menghasilkan frekuensi output yang tiga kali yang
diproduksi oleh sirkuit asli. Nilai konstan 4 menghasilkan frekuensi empat kali frekuensi asli.
Dengan pengaturan ini, kita sekarang dapat mengungkapkan frekuensi gelombang keluaran sinus
dengan rumus :
L ( f) = P n / P c
Gambar. 8-20 menunjukkan plot dari fase kebisingan. Perhatikan bahwa kekuatan suara yang
rata-rata lebih bandwidth 1-Hz sempit. Lokasi yang jendela 1-Hz diimbangi dari pembawa. Tahap
kebisingan diukur pada nilai-nilai diimbangi berbeda dari 1 kHz sampai 10 MHz atau lebih,
tergantung pada frekuensi yang terlibat, jenis modulasi, dan aplikasi. Dekat di fase kebisingan di 1-
kHz sampai 10kHz-range, sedangkan tahap kebisingan diimbangi dengan 1 MHz atau lebih. Kisaran
nilai kebisingan fase umum adalah -40 dB c / Hz sampai -170 dB / Hz. Besarnya jumlah tersebut
menurunkan kebisingan fase. Kebisingan l lantai adalah tingkat serendah mungkin dan oleh tenaga
panas di sirkuit dan bisa serendah -180 dB c / Hz.
Pada Gambar. 8-20 fase kebisingan adalah -120 dB c / Hz pada 100 kHz.
DAYA AMPLIFIER
Tiga tipe dasar listrik amplifiers yang digunakan adalah pemancar yang linear ( Linear
Amplifier), kelas C, dan switching. Linear amplifiers memberikan sinyal keluaran yang merupakan,
replika diperbesar identik input. Output mereka berbanding lurus dengan masukan mereka, dan karena
itu mereka setia mereproduksi input, tetapi pada tingkat daya yang lebih tinggi.
Kelas A amplifiers bias sehingga dapat dilakukan terus menerus. Bias diatur sehingga input
bervariasi kolektor (atau drain) saat ini lebih dari satu daerah linier pada karakteristik transistor. Jadi
outputnya adalah reproduksi amplifier linear input. Biasanya kita mengatakan bahwa kelas A
amplifier untuk 360 ° dari input gelombang sinus.
Kelas B amplifiers bias di cutoff sehingga tidak ada kolektor mengalir arus dengan masukan
nol. Transistor ini hanya pada satu-setengah, atau 180 °, dari input gelombang sinus. Ini berarti bahwa
hanya satu-setengah dari gelombang sinus di pancarkan/ diamplifikasikan. Biasanya, dua kelas B
amplifier terhubung dalam susunan dorong-tarik sehingga baik positif dan negatif pergantian dari
input yang diamplifikasikan.
Kelas AB linear amplifiers bias dekat cutoff dengan beberapa kolektor arus kontinu daya alir.
Mereka melakukan lebih dari 180 ° tetapi kurang dari 360 ° dari input. Mereka juga digunakan
terutama dalam push-pull amplifiers dan memberikan linearitas yang lebih baik dari kelas B
amplifiers, tetapi dengan sedikit efisiensi.
Kelas A amplifiers yang linear tetapi tidak efisien. Untuk itu, mereka membuat power
amplifiers sedikit. Akibatnya, mereka digunakan terutama sebagai sinyal-kecil tegangan amplifiers
atau untuk amplifikasi daya rendah. Penyangga Amplifier dijelaskan sebelumnya adalah kelas A
amplifiers.
Kelas B amplifers lebih efisien dari kelas A amplifers, karena arus mengalir saat ini untuk
hanya sebagian dari sinyal input, dan mereka membuat daya amplifier. Namun, mereka mendistorsi
sinyal input karena mereka melakukan hanya untuk satu-setengah dari siklus. Oleh karena itu, teknik-
teknik khusus yang sering digunakan untuk menghilangkan atau mengkompensasi distorsi. Sebagai
contoh, operasi kelas B amplifiers pada push-pull konfigurasi meminimalkan distorsi.
Kelas C amplifiers melakukan kurang dari satu-setengah dari siklus masukan gelombang
sinus, membuat mereka sangat efisien. Yang dihasilkan sangat terdistorsi pulsa saat ini digunakan
untuk cincin sirkuit disetel untuk membuat output gelombang sinus terus menerus. Kelas C amplifiers
tidak dapat digunakan untuk memperkuat varisi sinyal-amplitudo. Mereka akan digabungkan atau
mendistorsi AM atau SSB sinyal. Namun, sinyal FM tidak bervariasi dalam amplitudo dan karena itu
dapat diamplifikasikan dengan lebih efisien nonlinear kelas C amplifiers. Jenis amplifier ini juga
membuat multiplier frekuensi yang baik sebagai harmonik yang dihasilkan dalam proses amplifikasi.
Switching amplifiers bertindak seperti on / off atau switch digital. Mereka secara efektif menghasilkan
output gelombang persegi. Output terdistorsi seperti tidak diinginkan; Namun, dengan menggunakan
tinggi Q sirkuit yang disetel pada output, harmonik yang dihasilkan sebagai bagian dari proses
switching dapat dengan mudah disaring keluar.
Linear (Kelas A) RF Buffer Amplifier
Tindakan switching On / off memiliki efisiensi yang tinggi karena arus mengalir selama hanya satu-
setengah dari siklus input, dan ketika itu terjadi, jatuh tegangan transistor sangat rendah, sehingga
disipasi daya rendah. Switching ers amplii yang ditunjuk kelas D, E, F, dan S.
LINEAR AMPLIFIERS
Kelas A Buffer (contoh simpel dari kelas A Buffer seperti gambar diatas) Jenis amplifier ini
digunakan antara osilator pembawa dan amplifier power final untuk mengisolasi osilator dari beban
daya amplifier, yang dapat mengubah frekuensi osilator. Hal ini juga memberikan peningkatan
kekuatan sederhana untuk memberikan kekuatan pendorong yang dibutuhkan oleh final amplifer.
Sirkuit tersebut biasanya menyediakan miliwatt daya dan jarang lebih dari 1 W. Pembawa sinyal
osilator kapasitif digabungkan ke input. Bias berasal dari R1, R2, dan R3. Resistor emitor R dilewati
untuk memberikan gain maksimum. Kolektor disetel dengan resonan sebuah LC sirkuit di frekuensi
operasi. Loop sekunder induktif ditambah transfer kekuasaan ke tahap berikutnya.
Sebuah MOSFET daya juga dapat digunakan di sirkuit ini dengan beberapa kation modii. Bias
dasar disuplai oleh sirkuit konstan-saat yang suhu-kompensasi. RF masukan dari 50- V sumber
terhubung ke dasar melalui rangkaian impedansi pencocokan terdiri dari C1, C2, dan L1. output cocok
untuk 50- V beban oleh jaringan impedansi pencocokan terdiri dari L 2, L 3, C 3, dan C 4. Ketika
terhubung ke heat sink yang tepat, transistor dapat menghasilkan hingga 100 W kekuasaan sampai
sekitar 200 MHz. Er amplii dirancang untuk frekuensi c specii yang ditetapkan oleh input dan output
disetel sirkuit. Kelas A amplii ers memiliki efisiensi maksimum dari 50 persen. Dengan demikian
hanya 50 persen dari daya dc diubah menjadi RF, dengan 50 persen sisanya yang dihamburkan dalam
transistor. Untuk 100-W RF output, menghilang transistor 100 W. Efi ketidakefisienan kurang dari 50
persen yang khas.
Kelas B Push-Pull Amplifiers.
Sebuah kelas B linear listrik er amplii menggunakan push-pull ditunjukkan pada Gambar
diatas. RF sinyal mengemudi diterapkan untuk Q1 dan Q2 melalui trafo masukan T1. Ini memberikan
sinyal impedansi pencocokan dan basis drive Q 1 dan Q 2 yang 180 ° keluar dari fase. Output
transformator T 2 pasangan kekuatan untuk antena atau beban. Bias disediakan oleh R 1 dan D 1.
Amplifier Kelas C
Rangkaian kunci dalam kebanyakan AM dan FM transmitter adalah kelas C amplifier.
Amplifier ini digunakan untuk daya amplifikasi dalam bentuk driver, pengganda frekuensi, dan
amplifers. Kelas C amplifers bias, sehingga mereka melakukan kurang dari 180 ° dari input. Sebuah
kelas C amplifier biasanya memiliki sudut konduksi 90 hingga 150 °. Arus ysng mengalir yang
melalui itu dalam pulsa pendek, dan sirkuit resonan disetel digunakan untuk lengkap sinyal
amplifikasi.
METODE BIASING
Gambar. 8-25 ( Sebuah) menunjukkan salah satu cara biasing kelas C amplifier. Dasar
transistor hanya terhubung ke tanah melalui resistor. Tidak ada tegangan bias eksternal diterapkan.
Sinyal RF diterapkan langsung ke dasar. Pada transistor pada setengah siklus positif dari gelombang
input dan dipotong pada setengah siklus negatif. Meskipun suara ini seperti kelas B , bahwa ini tidak
terjadi. Ingat bahwa junction emitor-basis dari transistor bipolar memiliki ambang tegangan maju
sekitar 0,7 V.
LINEAR BROADBAND POWER AMPLIFIERS
Bandwidth sinyal 5 hingga 20 MHz adalah umum. Modulasi yang sedemikian kompleks
skema mensyaratkan bahwa amplifikasi harus linier pada rentang frekuensi yang luas untuk
memastikan tidak amplitudo, frekuensi, atau fase distorsi. Teknik ampliasi khusus telah dilakukan
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan ini. Empat metode umum dibahas di sini.
Feedforward Amplifier
Konsep di balik penguat umpan adalah distorsi diproduksi oleh power amplifier diisolasi dan
kemudian dikurangi dari amplifier sinyal, menghasilkan sinyal output yang hampir bebas
distorsi.
Sinyal bandwidth lebar yang akan diamplifikasi diumpankan ke power splitter yang
membagi sinyal menjadi dua sinyal dengan amplitudo yang sama. Sebuah directional coupler
digunakan di sebelah untuk menekan sebagian kecil dari sinyal yang diperkuat itu berisi
informasi input asli serta harmonisa yang dihasilkan dari distorsi. Distorsi harmonik sekarang
diperkuat oleh power amplifier lain dengan power level sama dengan amplifier daya sinyal
atas. Sinyal amplifier atas dilewatkan melalui directional coupler dan masuk ke jalur delay
yang mengkompensasi keterlambatan yang diperkenalkan oleh penguat sinyal kesalahan yang
lebih rendah.
DSP menggunakan input digital ini untuk memodifikasi algoritmanya agar benar
distorsi yang sebenarnya. Sinyal kemudian dimodifikasi oleh algoritma koreksi digital di
sedemikian rupa sehingga sebagian besar distorsi dibatalkan. Walaupun metode DPD untuk
pengamplasan broadband sangat kompleks, ia menyediakan hampir keluaran bebas distorsi.
Hanya penguat daya tunggal yang diperlukan, menjadikannya lebih efisien dari metode
feedforward. Beberapa produsen semikonduktor membuat predistorsi diperlukan sirkuit untuk
membuat pekerjaan ini.
Envelope Tracking
Teknik ET diimplementasikan dengan pelacakan ET khusus dan sirkuit modulasi dc. Ini
mungkin dalam bentuk IC atau sepenuhnya diintegrasikan ke dalam IC lain. Teknik ET secara
luas digunakan dalam penguat daya stasiun pangkalan seluler dan juga di telepon genggam
menggunakan teknologi nirkabel digital 3G dan 4G (LTE). Efisiensi praktis bisa seperti
setinggi 40 hingga 50 persen, menghasilkan penghematan daya dan panas yang cukup besar di
BTS dan memberikan masa pakai baterai lebih lama dan operasi pendingin di ponsel. Teknik
ET juga banyak digunakan dalam kombinasi dengan teknik DPD, yang dijelaskan sebelumnya,
untuk memberikan linearitas yang lebih besar dan efisiensi yang lebih tinggi.
Doherty Amplifier
Doherty amplifier adalah desain unik menggunakan dua amplifier yang bekerja bersama
untuk mempertahankan linieritas sambil meningkatkan efisiensi. Desainnya berasal pada
tahun 1936 sebagai upaya untuk membawa daya dan efisiensi yang lebih besar ke tabung
vakum berdaya tinggi penguat radio gelombang pendek. Desain sekarang telah banyak
diadopsi dalam power amplifier untuk BTS multiband, multimode seluler.
Impedance-Matching Networks
Fungsi dasar dari jaringan yang cocok adalah untuk menyediakan transfer daya yang optimal melalui
teknik pencocokan impedansi. Jaringan yang cocok juga menyediakan filter dan selektivitas.
Pemancar dirancang untuk
beroperasi pada frekuensi tunggal atau rentang frekuensi sempit yang dapat dipilih.
L Network =
Gambar 8-39.
Untuk persamaan L network pada gambar 8-39 dengan asumsi bahwa Zi = Ri dan ZL = RL.
Network pada Gambar 8-39 (a) mengasumsikan RL < Ri, dan network pada Gambar 8-39 (b)
mengasumsikan Ri < RL. Misalkan kita ingin mencocokkan impedansi transistor 6-Ω transistor
dengan beban antena 50-Ω pada 155 MHz. Dalam hal ini, Ri < RL, jadi kami menggunakan rumus
pada Gambar 8-38 (b).
Untuk mencari nilai L dan C pada 155MHz, kita atur ulang rumus reaktansi dasar :
Gambar 8-40 menunjukkan contoh menggunakan angka yang diberikan di atas. Cara untuk
menangani reaktansi ini adalah dengan menggabungkannya dengan nilai-nilai network L. Pada contoh
di atas, perhitungan membutuhkan induktansi 16,7 nH. Karena induktansi nyasar dalam seri dengan
induktansi network L pada Gambar 8-40, nilai-nilai akan ditambahkan. Akibatnya, induktansi network
L harus kurang dari nilai yang dihitung dengan jumlah yang sama dengan induktansi nyasar 8 nH,
atau L = 16.7 - 8 = 8.7 nH. Jika induktansi network L dibuat menjadi 8,7 nH, induktansi total sirkuit
akan benar ketika menambah induktansi nyasar. Hal serupa terjadi pada kapasitansi. Perhitungan
sirkuit di atas membutuhkan total 55,65 pF. Kapasitansi network L dan kapasitansi liar menambah,
karena mereka secara paralel. Oleh karena itu, kapasitansi network L dapat kurang dari nilai yang
dihitung dengan jumlah kapasitansi liar, atau C = 55,65 - 8,65 = 47 pF. Membuat kapasitansi network
L 47 pF memberikan total kapasitansi yang benar ketika menambah kapasitansi liar.
T and π Networks
Ketika seseorang mendesain network L, sangat sedikit kontrol atas Q sirkuit, yang ditentukan
oleh nilai-nilai impedansi internal dan beban dan mungkin tidak selalu menjadi apa yang dibutuhkan
untuk mencapai selektivitas yang diinginkan. Untuk mengatasi masalah ini, network yang cocok
menggunakan tiga elemen reaktif dapat digunakan. Tiga network pencocokan impedansi yang paling
banyak digunakan yang mengandung tiga komponen reaktif diilustrasikan pada Gambar 8-41.
Network pada Gbr. 8-41 (a) dikenal sebagai network π karena kon gasinya r mengembara dengan
huruf Yunani π. Rangkaian pada Gambar 8-41 (b) dikenal sebagai network T karena rangkaian.
Perhatikan bahwa semua filter low-pass yang memberikan atenuasi harmonik maksimum.
Network π dan T dapat dirancang untuk meningkatkan atau menurunkan impedansi seperti yang
dibutuhkan oleh rangkaian. Kapasitor biasanya dibuat variabel sehingga rangkaian dapat disetel ke
resonansi dan disesuaikan untuk output daya maksimum. Yang paling banyak digunakan dari sirkuit
ini adalah network T Gambar 8-41 (c). Sering disebut network LCC, ini digunakan untuk
mencocokkan impedansi keluaran yang rendah dari penguat daya transistor dengan impedansi yang
lebih tinggi dari penguat lain atau antena. Prosedur desain dan formula diberikan pada Gambar 8-42.
Misalkan sekali lagi bahwa sumber 6-V Ri harus dicocokkan dengan beban 50-Ω RL pada 155 MHz.
Asumsikan Q dari 10. (Untuk operasi kelas C, di mana banyak harmonisa harus dilemahkan, dalam
praktiknya telah ditentukan bahwa Q 10 adalah minimum absolut yang diperlukan untuk penindasan
memuaskan harmonik.) Untuk mengkon gurasi network LCC, induktansi dihitung pertama kali:
Transformers and Baluns
Salah satu komponen pencocokan impedansi terbaik adalah transformator. Ingat bahwa
transformator inti-besi banyak digunakan pada frekuensi yang lebih rendah untuk mencocokkan satu
impedansi dengan yang lain. Impedansi beban dapat dibuat seperti impedansi beban yang diinginkan
dengan memilih nilai yang benar dari rasio belitan transformator. Selain itu, transformer dapat
dihubungkan dalam kombinasi unik yang disebut baluns untuk mencocokkan impedansi.
Hubungan antara rasio belokan dan impedansi input dan output adalah
Rasio impedansi input Zi dengan impedansi beban ZL sama dengan kuadrat rasio jumlah
putaran pada NP primer dengan jumlah putaran pada NS sekunder. Misalnya, untuk mencocokkan
impedansi generator dari 6 Ω hingga 50-Ω impedansi beban, rasio belokan harus sebagai berikut:
Ini berarti bahwa ada 2,89 kali lebih banyak belokan pada sekunder daripada pada primer.
Hubungan yang diberikan di atas hanya berlaku pada transformator iron-core. Ketika transformator
aircore digunakan, kopling antara belitan primer dan sekunder tidak lengkap dan karenanya rasio
impedans tidak seperti yang ditunjukkan. Meskipun air-core transformers banyak digunakan di Fs dan
dapat digunakan untuk pencocokan impedansi, mereka kurang efisien daripada transformator iron-
core. Ferit (keramik magnetik) dan besi bubuk dapat digunakan sebagai bahan inti untuk memberikan
kopling dekat pada frekuensi yang sangat tinggi. Gulungan primer dan sekunder dililit pada inti
material yang dipilih.
Transformer toroida digunakan untuk RF pencocokan impedansi antara tahap. Selanjutnya,
gulungan primer dan sekunder kadang-kadang digunakan sebagai induktor di sirkuit disetel. Atau,
induktor toroida dapat dibangun. ironcore bubuk toroida induktor memiliki keuntungan lebih dari
induktor inti udara untuk aplikasi RF karena permeabilitas tinggi dari inti menyebabkan induktansi
menjadi tinggi. Ingat bahwa setiap kali inti besi dimasukkan ke dalam kumparan kawat, induktansi
meningkat secara dramatis. Untuk aplikasi RF, ini berarti bahwa nilai-nilai yang diinginkan dari
induktansi dapat dibuat dengan menggunakan bergantian sedikit kawat, dan dengan demikian induktor
itu sendiri bisa lebih kecil. Selanjutnya, lebih sedikit bergantian memiliki resistensi kurang,
memberikan kumparan yang lebih tinggi Q dari itu diperoleh dengan kumparan inti udara
Penerima komunikasi harus dapat mengidentifikasi dan memilih sinyal yang diinginkan dari
ribuan lainnya yang hadir dalam spektrum frekuensi (selektivitas). Penerima dengan
selektivitas yang baik akan mengisolasi sinyal yang diinginkan dalam spektrum RF dan
menghilangkan atau setidaknya sangat menipiskan semua sinyal lainnya.
Untuk memberikan kecukupan amplifikasi untuk memulihkan sinyal modulasi (sensitivitas).
Penerima dengan sensitivitas yang baik melibatkan penguatan sirkuit tinggi.
Penerima superheterodyne mengubah semua sinyal yang masuk ke frekuensi yang lebih
rendah, yang dikenal sebagai frekuensi menengah (IF), di mana satu set amplifier dan filter
digunakan untuk memberikan tingkat sensitivitas dan selektivitas yang tetap.
Rangkaian kuncinya adalah mixer, yang bertindak sebagai modulator amplitudo sederhana
untuk menghasilkan jumlah dan perbedaan frekuensi.
Gambar 2 adalah diagram skematik dari rangkaian mixer. Mixer menerima dua input. Sinyal
fs, yang akan diterjemahkan ke frekuensi lain, diterapkan ke satu input, dan gelombang sinus
dari osilator lokal untuk diterapkan ke input lainnya. Sinyal yang akan diterjemahkan dapat
berupa gelombang sinus sederhana atau sinyal termodulasi kompleks yang mengandung
sideband. Osilator adalah pembawa, dan sinyal yang akan diterjemahkan adalah sinyal
modulasi. O utput tidak hanya berisi sinyal pembawa tetapi juga sideband yang terbentuk
ketika osilator lokal dan sinyal input dicampur. Output dari mixer, oleh karena itu, terdiri dari
sinyal fs, fo, fo 1 fs, dan fo 2 fs atau fs 2 fo.
Karakteristik utama dari rangkaian mixer adalah nonlinier. Perangkat atau sirkuit apa pun
yang outputnya tidak bervariasi secara linier dengan input dapat digunakan sebagai mixer.
Contoh mixer yaitu diode mixer, doubly balanced mixer, FET mixer, dual-gate MOSFET
mixer
Alternatif untuk penerima konversi langsung adalah penerima IF rendah. Desain ini
digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan kebocoran LO dan masalah keluaran dc.
Receiver yang dihasilkan masih superheterodyne, tetapi menggunakan IF rendah menawarkan
manfaat lain seperti filter yang lebih sederhana.
Radio perangkat lunak (SDR) adalah penerima di mana sebagian besar fungsi dilakukan oleh
prosesor sinyal digital.
Noise
Noise adalah sinyal elektronik yang merupakan campuran dari banyak frekuensi acak pada
banyak amplitudo yang akan ditambahkan ke radio atau sinyal informasi saat ditransmisikan
dari satu tempat ke tempat lain atau saat diproses. Noise tidak sama dengan gangguan dari
sinyal informasi lainnya.
Rasio signal-to-noise (S / N), juga disebut SNR, menunjukkan kekuatan relatif sinyal dan
noise dalam sistem komunikasi. Semakin kuat sinyal dan semakin lemah noise, semakin
tinggi rasio S / N. Jika sinyalnya lemah dan derau kuat, rasio S / N akan rendah dan
penerimaan tidak bisa diandalkan. Peralatan komunikasi dirancang untuk menghasilkan rasio
S/N layak yang tertinggi.
Sinyal dapat dinyatakan dalam bentuk tegangan atau daya. Rasio S/N dihitung dengan
menggunakan nilai tegangan atau daya:
Ketika faktor kebisingan dinyatakan dalam desibel, itu disebut noise figure (NF):
Noise Temperature. Sebagian besar noise yang dihasilkan dalam perangkat adalah noise
termal, yang berbanding lurus dengan suhu. Oleh karena itu, cara lain untuk mengekspresikan
noise dalam amplifier atau penerima adalah dalam hal suhu noise TN. Noise temperature
diekspresikan dalam kelvin. Ingat bahwa skala suhu Kelvin terkait dengan skala Celsius oleh
hubungan TK= TC + 273. Hubungan antara noise temperature dan NR diberikan oleh:
Formula yang digunakan untuk menghitung kinerja noise keseluruhan dari penerima atau dari
beberapa tahap amplifikasi RF, yang disebut rumus Friis, adalah :
RF Input Amplifier
IF Amplifier
Sirkuit Amplifier IF Tradisional. Jika penguat, seperti penguat RF, disetel penguat kelas A
yang mampu memberikan penguatan dalam kisaran 10 hingga 30-dB. Biasanya dua atau
lebih IF amplifier digunakan untuk memberikan penguatan penerima keseluruhan yang
memadai. Gambar 9-30 menunjukkan penguat IF dua kali lipat. Penguat dapat berupa
transistor BJT, JFET, atau MOSFET satu tahap atau penguat diferensial. Kebanyakan
penguat IF adalah penguat diferensial sirkuit terpadu, biasanya bipolar atau MOSFET.
Limiters (Pembatas). Pada penerima FM, satu atau lebih tahapan amplifier IF digunakan
sebagai limiter, untuk menghilangkan variasi amplitudo pada sinyal FM sebelum sinyal
diterapkan pada demodulator. Biasanya, pembatas hanyalah penguat IF kelas A konvensional.
Bahkan, setiap penguat akan bertindak sebagai pembatas jika sinyal input cukup tinggi.
Ketika sinyal input yang sangat besar diterapkan pada tahap transistor tunggal, transistor
secara bergantian didorong antara saturasi dan cutoff.
Mengontrol Penguatan Sirkuit. Jika amplifier IF dan RF adalah amplifier common-emitor
sederhana seperti yang digunakan pada receiver yang lebih tua, AGC dapat
diimplementasikan dengan mengendalikan arus kolektor dari transistor.
Gain dari penguat transistor bipolar sebanding dengan jumlah arus kolektor yang saya
habiskan. Peningkatan arus kolektor dari beberapa level yang sangat rendah menyebabkan
kenaikan meningkat secara proporsional. Pada titik tertentu, gain l berada di atas rentang arus
kolektor yang sempit dan kemudian mulai berkurang ketika arus semakin meningkat.
Gambar 9-31 menunjukkan perkiraan hubungan antara variasi penguatan dan arus kolektor
dari transistor bipolar yang khas. Gain memuncak pada 30 dB pada rentang 6- hingga 15-mA.
Gain dapat dikurangi dengan mengurangi arus kolektor. Sirkuit AGC yang mengurangi arus
yang mengalir dalam amplifier untuk mengurangi penguatan disebut reverse AGC.
Gain dapat dikurangi dengan meningkatkan arus kolektor. Ketika sinyal semakin kuat,
tegangan AGC meningkat; ini meningkatkan arus basis dan, pada gilirannya, meningkatkan
arus kolektor, mengurangi keuntungan. Metode kontrol gain ini dikenal sebagai forward
AGC.
Turunkan Tegangan Kontrol. Tegangan dc yang digunakan untuk mengontrol penguatan
biasanya diperoleh dengan memperbaiki sinyal IF atau sinyal informasi yang dipulihkan
setelah demodulator.
Squelch Circuits
Squelch circuits digunakan untuk mematikan audio penerima sampai sinyal RF muncul di
input penerima.
Noel-Derived Squelch. Sirkuit squelch yang diturunkan dari noise, biasanya digunakan pada
penerima FM, memperkuat kebisingan latar frekuensi tinggi ketika tidak ada sinyal dan
menggunakannya untuk mematikan audio. Ketika sinyal diterima, sirkuit noise diganti dan
penguat audio dihidupkan.
Continuous Tone-Control Squelch System.Sistem ini diaktifkan oleh nada frekuensi rendah
yang dikirimkan bersama dengan audio. Tujuan CTCSS adalah untuk memberikan privasi
komunikasi pada saluran tertentu.
Beat Frequency Oscillator (BFO), biasanya dirancang untuk beroperasi di dekat IF dan
diterapkan pada demodulator bersama dengan sinyal IF yang berisi modulasi
Sirkuit penerima VHF tipikal dirancang untuk menerima komunikasi pesawat dua arah antara
pesawat dan pengontrol bandara, yang berlangsung dalam kisaran VHF dari 118 hingga 135
MHz.
Transceiver
komunikasi radio dua arah dikemas sehingga kedua pemancar dan penerima dalam unit yang
dikenal sebagai transceiver.
BAB 13
TRANSMISSION LINE ( SALURAN PENGIRIMAN )
Berikut di bawah ini merupakan syarat terbentuknya transmission line :
1. Saluran harus menggambarkan minimum attenuation pada sinyal.
2. Saluran tidak memancarkan beberapa sinyal sebagai radio energi.
Sedangkan, tipe dari transmission line dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Saluran kawat paralalel,
Terbuat dari konduktor paralel yang terpisah oleh jarak 0.5 hingga beberapa inch.
2. Kabel Coaxial,
Terdiri dari konduktor padat pada tengah kabel yang dikelilingi oleh bahan dielektrik,
biasanya plastik isolator seperti teflon.
3. Kabel Twisted-pair,
Kabel ini menggunakan dua kabel tembaga padat terisolasi yang ditutupi dengan isolasi dan
dipilin bersamaan dengan longgar.
1. Balanced Line, yaitu saluran dengan tipe tidak ada satupun kabel yang terhubung ke ground.
Sinyal pada masing-masing kabel akan direferensikan ke ground. Balanced line memberikan
pengaman yang penting dari noise dan komunikasi silang. Karena polaritasa sinyal pada
balanced line adalah sama, maka beberapa sinyal luar akan masuk pada kabel dan muncul pada
saluran sekaligus, tetapi membatalkan penerima. Ini disebut Common-mode rejection (CMR)
dan penurunan noise yang bagus terjad pada intensitas 60-70 dB.
2. Unbalanced Line, saluran yang memiliki satu konduktor yang terhubung ke ground. Coaxial
kabel merupakan unbalanced line dan penting namun tidak dilengkapai dengan pengaman dari
noise atau komunikasi silang. Terkadang diperlukan atau diinginkan untuk mengubah dari
balanced ke unbalanced. Ini dapat diatasi dengan perangkat yang disebut dengan balun
(balanced-unbalanced).
퀸퀸홸퀸퀸퀸홸퀸퀸퀸 퀸퀸
Rumus panjang gelombang = f(Mhz) = th t h
Contoh soal :
C. Konektor
Merupakan perangkat yang dapat menghubungkan kabel ke sebuah peralatan atau ke
kabel sebelumnya. Salah satu konektor yang akan dibahas yaitu konektor coaxial. Konektor
coaxial didesain tidak hanya untuk menyediakan cara yang cocok untuk memasang memutuskan
peralatan dan kabel tetapi juga dapat memelihara ketangguhan fisik dan kelistrikan kabel.
Pemilihan konektor coaxial berdasarkan tipe dan ukuran kabel, frekuensi dari operasi dan
aplikasinya. Tipe kabel yang digunakan yaitu Pl-259 atau UHF, BNC, SMA konektor dan N-type
konektor.
PL-259 : didesain untuk cocok di akhir kabel coaxial dan untuk menyediakan cara yang
cocok untuk memasang shield braid dan konduktor dalam.
BNC konektor : digunakan pada 0.25 inch kabael coaxial untuk menambahkan instrumen
tes seperti osilator.
SMA konektor : menggunakan sekrup untuk slot penghubung dan pin.
N-Type konektor : konektor terbaik yang digunakan pada kabel coaxial besar pada
frekuensi tinggi, UHF dan microwave.
E. Faktor Kecepatan
Merupakan perbandingan antara kecepatan pada saluran transmisi Vp dengan kecepatan
di udara bebas Vc. Velocity factor (VF) atau faktor kecepatan adalah kecepatan rambat sinyal pada
kabel lebih kecil dari kecepatan rambat cahaya di udara. VF dirumuskan dengan :
t t
VF = R
atau VF = dimana Vc = C = 300.000.000 m/s
Vp = R
dimana L = panjang sinyal bergerak
F. Waktu Tunda
Merupakan sinyal yang diterapkan pada salah satu ujung kabel dan akan muncul beberapa waktu
kemudian pada ujung lainnya.
㜠〲홸
Td = R ; td = 1,016 T= θ= dimana T = periode dan f = frekuensi
Contoh Soal :
H. Standing Wave
Merupakan peristiwa dimana suatu gelombang mengalami refleksi karena adanya
pantulan dari suatu benda sehingga menimbulkan gaya resultan ke atas terhadap gelombang
tersebut. Beberapa istilah yang digunakan dalam standing wave antara lain yaitu :
1. Gelombang refleksi : terjadi pada suatu gelombang yang merambat dalam suatu media sampai
bidang batas medium tsb dengan media lainnya.
2. Matched line : transmission line harus diakhiri dalam beban yang memiliki impedansi resistif
sama dengan karakteristik impedansi saluran.
3. Forward atau incident power : daya dikirim kecil terhadap beban.
4. Reflected power : dapat mewakili sebuah kerugian yang penting.
5. Shorted lines : pada terakhir garis, tegangannya adalah nol ketika arusnya maximum.
6. Open lines : Dengan impedansi beban tidak terbatas, tegangan pada akhir garis adalah
maximum saat arusnya bernilai nol.
Koefisien refleksi memberikan informasi pada arus dan tegangan selama pada garis.
h th
SWR = h
= th
dimana r adalah reflected power / incident power
th
SWR = =
th
Sebuah short line sebesar lamda / 2 panjang gelombang akan bertindak sebagai rangkaian
resonansi seri. Tegangan nol dan arus maksimum menggambarkan impedansi sangat kecil.
Rangkaian ini hanya terjadi pada rangkaian resonansi seri, dimana panjang gelombang yaitu
lamda/2.
2) Stripline dan Microstip
Microstrip adalah konduktor datar yang dipisah oleh pembatas dielektrik dari ground plane
yang lebar. Rumus karakteristik impedansinya yaitu :
Stripline adalah konduktor datar yang diselipkan diantara dua ground plane. Karakteristik
impedansinya yaitu :
K. Smitch Chart
Merupakan grafik yang mengizinkan solusi visual pada perhitungan transmission line.
Setiap lingkaran menggambarkan semua point dari beberapa nilai resistansi. Prime center
merupakan lingkaran yang melewati persis tengah dari garis resistansi. Pada gambar di atas
prime centernya yaitu R=1. Smitch chart disebut normalized jika prime centernya R=1.
BAB 14
ANTENNA AND WAVE PROPAGATION
14-1 Antenna Fundamental
Medan magnet.
Medan magnet adalah gaya tak terlihat yang diciptakan oleh magnet. Sebuah Antena adalah
jenis elektromagnet. Medan magnet dihasilkan di sekitar konduktor ketika arus mengalir
melalui itu.
Medan listrik.
Bidang listrik juga merupakan kekuatan tak terlihat yang dihasilkan oleh kehadiran dari perbedaan
potensial antara dua konduktor. Contoh umum dalam elektronik adalah listrik dan medan diproduksi
antara pelat kapasitor bermuatan (Gbr. 14-2). Tentu saja, sebuah listrik ada di antara dua titik di mana
ada perbedaan potensial.Kekuatan listrik di bidang E dinyatakan oleh
Operasi Antena
Seperti yang dinyatakan di atas, antena bertindak sebagai antarmuka antara pemancar atau
penerima dan ruang bebas. Itu memancarkan atau merasakan medan elektromagnetik. Tetapi
pertanyaannya adalah, Apa tepatnya adalah antena, dan apa hubungan antara antena dan
transmisi baris? Selanjutnya, bagaimana medan listrik dan magnet diproduksi? Sifat Antena.
Jika saluran transmisi kabel paralel dibiarkan terbuka, kabel
medan listrik dan magnet melarikan diri dari ujung garis dan memancarkan ke angkasa [Ara.
14-5 (a)]. Radiasi ini, bagaimanapun, tidak efisien dan tidak cocok untuk diandalkan
transmisi atau penerimaan.
Antena Dipole
Salah satu jenis antena yang paling banyak digunakan adalah dipol setengah gelombang yang
ditunjukkan pada Gambar 14-10.Antena ini juga secara resmi dikenal sebagai antena Hertz
setelah Heinrich Hertz, yang pertama kali
menunjukkan adanya gelombang elektromagnetik. Disebut juga doublet, dipol Antena adalah
dua potong kawat, batang, atau tabung yang panjangnya seperempat panjangnya
mengoperasikan frekuensi resonansi. Dipol kawat didukung dengan kaca, keramik, atau
plastik isolator di ujung dan tengah, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 14-11. Dipol
swadaya adalah
terbuat dari batang atau tabung logam yang kaku.
Folded Dipole
Variasi populer dari dipol setengah gelombang adalah dipol terlipat, ditunjukkan
pada Gambar. 14-18 (a). Seperti dipol standar, panjangnya setengah panjang. Namun, itu
terdiri dari dua konduktor paralel yang terhubung di ujungnya dengan satu sisi terbuka pusat
koneksi ke saluran transmisi. Impedansi antena populer ini adalah 300 V, menjadikannya
sangat cocok untuk 300-V twin lead yang tersedia secara luas. Itu jarak antara dua konduktor
paralel tidak kritis, meskipun biasanya berbanding terbalik dengan frekuensi. Untuk antena
frekuensi tinggi, jaraknya adalah kurang dari 1 in; untuk antena frekuensi rendah, jaraknya
mungkin 2 atau 3 in.Pola radiasi dan penguatan dipol yang dilipat sama dengan pola standar
dipol. Namun, dipol yang dilipat biasanya menawarkan bandwidth yang lebih besar.
Resistensi radiasi impedansi dapat diubah dengan memvariasikan ukuran konduktor dan
jarak .Cara mudah untuk membuat antena dipol yang terlipat adalah dengan membuatnya
seluruhnya 300-V kabel twin-lead. Sepotong kabel twin-lead dipotong dengan panjang satu
setengah panjang gelombang,
BAB 20
Cell Phone Technologies
Konsep Seluler
Konsep dasar di balik sistem radio seluler adalah bahwa alih-alih melayani area geografis
tertentu dengan pemancar dan penerima tunggal, sistem membagi area layanan menjadi banyak area
yang lebih kecil yang dikenal sebagai sel. Sel hanya mencakup beberapa mil persegi dan berisi
penerima dan pemancar berdaya rendah. Cakupan sel tergantung pada kepadatan (jumlah) pengguna
di area tertentu. Untuk kota berpenduduk padat, banyak sel kecil digunakan untuk memastikan
layanan. Di daerah pedesaan yang kurang berpenduduk, lebih sedikit sel yang digunakan. Menara
antena sel pendek membatasi area jangkauan sel. Menara yang lebih tinggi memberikan cakupan yang
lebih luas. Situs sel dirancang untuk hanya melayani orang dan kendaraan di area selnya yang andal.
Setiap sel dihubungkan oleh saluran telepon atau tautan relai radio gelombang mikro ke pusat
kendali induk yang dikenal sebagai kantor peralihan telepon seluler (MTSO). MTSO mengontrol
semua sel dan menyediakan antarmuka antara setiap sel dan kantor telepon utama. Ketika orang
dengan ponsel melewati sebuah sel, ia dilayani oleh transceiver sel. Panggilan telepon dialihkan
melalui MTSO dan ke sistem telepon standar. Ketika orang tersebut bergerak, sistem secara otomatis
beralih dari satu sel ke sel berikutnya.
Penerima di setiap stasiun sel terus memonitor kekuatan sinyal unit seluler. Ketika kekuatan
sinyal turun di bawah level yang diinginkan, secara otomatis mencari sel di mana sinyal dari unit
seluler lebih kuat. Komputer di MTSO menyebabkan transmisi dari orang tersebut dialihkan dari sel
yang lebih lemah ke sel yang lebih kuat. Ini disebut handoff. Semua ini terjadi dalam waktu yang
sangat singkat dan sama sekali tidak terlihat oleh pengguna. Hasilnya adalah transmisi dan
penerimaan yang optimal.
Alokasi Frekuensi
Sistem radio seluler beroperasi di UHF dan gelombang microwave seperti yang ditugaskan
oleh Komisi Komunikasi Federal (FCC). Penugasan frekuensi asli berada dalam kisaran 800 hingga
900-MHz yang sebelumnya ditempati oleh saluran TV UHF yang sebagian besar tidak terpakai 68
hingga 83. Frekuensi antara 824 dan 849 MHz dicadangkan untuk transmisi uplink dari ponsel ke
stasiun pangkalan. Ini juga disebut saluran balik. Frekuensi antara 869 dan 894 MHz adalah band
downlink dari stasiun pangkalan ke ponsel. Frekuensi antara 824 dan 849 MHz dicadangkan untuk
transmisi uplink dari ponsel ke stasiun pangkalan. Ini juga disebut saluran balik. Frekuensi antara 869
dan 894 MHz adalah band downlink dari stasiun pangkalan ke ponsel. Spektrum ini digunakan
dengan cara yang berbeda oleh perusahaan telepon seluler yang berbeda di lokasi yang berbeda.
Salah satu masalah utama dalam bisnis ponsel terletak pada mendapatkan lebih banyak
spektrum untuk lebih banyak pelanggan. Lebih banyak pelanggan berarti pendapatan yang lebih besar.
Namun, spektrum langka dan sangat mahal. Sekarang spektrum tersedia dalam kisaran 700 hingga
800-MHz. Baru-baru ini, ada ruang yang tersedia dalam rentang 1700 hingga 1750-MHz. Beberapa
spektrum juga tersedia dalam rentang 1900 hingga 2300-MHz dan 2500 hingga 2700-MHz untuk
sistem 4G yang lebih baru.
Multiple Access
Multiple access mengacu pada bagaimana pelanggan dialokasikan ke spektrum frekuensi yang
ditetapkan. Metode akses adalah cara di mana banyak pengguna berbagi spektrum dalam jumlah
terbatas. Teknik-teknik tersebut termasuk penggunaan kembali frekuensi, akses-pembagian berganda
frekuensi (FDMA), akses-pembagian berganda waktu (TDMA), akses-kode-pembagian berganda
(CDMA), dan akses berganda pembagian-ruang (SDMA).
CDMA nama lain untuk spread spectrum. Di sini sinyal audio digital dikodekan dalam suatu
rangkaian yang disebut vocoder untuk menghasilkan sinyal suara digital terkompresi 13-kbps.
Kemudian dikombinasikan dengan sinyal chipping frekuensi tinggi. Satu sistem menggunakan sinyal
chipping 1,288-Mbps untuk menyandikan audio, menyebarkan sinyal melalui saluran 1,25-
MHz.
Akses Multiplexing Divisi Frekuensi Orthogonal (OFDMA)
OFDMA adalah metode akses yang digunakan dengan OFDM. OFDM menggunakan
ratusan, bahkan ribuan subcarrier di saluran pita lebar. Sejumlah besar subcarrier ini dapat
dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, dan masing-masing kelompok
dapat ditugaskan untuk satu pengguna. Grup subcarrier dibentuk untuk membuat subchannel
yang ditugaskan untuk satu pengguna. Dalam beberapa sistem, subcarrier tidak harus
bersebelahan, tetapi mungkin tersebar di dalam total bandwidth sinyal OFDM.
Spatial-Division Multiple Access
Bentuk akses ini sebenarnya merupakan perpanjangan dari penggunaan kembali
frekuensi. Menggunakan antena yang sangat terarah untuk menentukan pengguna dan
menolak orang lain pada frekuensi yang sama. SDMA juga banyak digunakan dalam jaringan
area lokal nirkabel (WLAN) dan aplikasi nirkabel broadband lainnya.
Lebar antena yang sangat sempit di stasiun pangkalan situs sel dapat mengunci satu
pelanggan tetapi memblokir pelanggan lainnya sementara kedua pelanggan menggunakan
frekuensi yang sama.
Duplexing
Duplexing mengacu pada cara di mana percakapan radio atau telepon dua arah
ditangani. Banyak aplikasi radio dua arah masih menggunakan setengah dupleks di mana satu
pihak berbicara pada suatu waktu. Individu yang berkomunikasi bergiliran berbicara dan
mendengarkan. Komunikasi telepon umumnya merupakan dupleks penuh, di mana kedua
pihak dapat secara bersamaan mengirim dan menerima. Semua sistem ponsel adalah dupleks
penuh.
Namun, untuk mencapai operasi dupleks penuh, pengaturan khusus harus dibuat.
Pengaturan yang paling umum disebut frequency-division duplexing (FDD). Dalam FDD,
saluran frekuensi terpisah ditugaskan untuk fungsi pengiriman dan penerimaan. Saluran
pengirim dan penerima diberi jarak sehingga tidak saling mengganggu di dalam sirkuit ponsel
atau stasiun pangkalan.
Pengaturan lain adalah pembagian waktu duplexing (TDD). Ini kurang umum tetapi
digunakan dalam beberapa sistem. Sistem menetapkan pengiriman dan penerimaan data ke
slot waktu yang berbeda, keduanya pada frekuensi yang sama. Misalnya, data yang dikirim
dan diterima bergantian dalam slot waktu berurutan. Sementara sinyal yang dikirim dan
diterima memang terjadi pada waktu yang berbeda, kecepatan sinyal cukup cepat sehingga
manusia merasa seolah-olah itu terjadi pada waktu yang sama.
Generasi Teknologi
Ponsel generasi pertama menggunakan teknologi analog dengan modulasi frekuensi.
Ini dengan cepat ditinggalkan karena ditentukan bahwa operator tidak dapat menyediakan
layanan yang cukup untuk memenuhi permintaan. Akibatnya, generasi pertama dengan cepat
diganti dengan teknologi ponsel digital generasi kedua (2G) yang lebih baru.
Faktor utama adalah pengembangan layanan data, yang terjadi selama generasi kedua.
Ponsel pada awalnya dirancang terutama sebagai telepon suara, tetapi dengan cepat
ditemukan bahwa dimungkinkan untuk menggunakannya untuk keperluan data. Untuk ponsel
2G, kecepatan data lambat, sehingga membatasi fungsi untuk aplikasi sederhana seperti
mengirim pesan teks dan email. Setelah kemampuan data yang lebih besar ditemukan,
permintaan untuk kecepatan yang lebih tinggi dan aplikasi yang lebih eksotis dikembangkan.
Ini mengarah pada penciptaan ponsel generasi ketiga.
Ponsel generasi ketiga (3G) terus menggunakan teknik suara digital standar tetapi juga
mengembangkan kemampuan data berkecepatan tinggi. Modulasi dan metode akses baru
dibuat dan standar disahkan.
Generasi keempat (4G) telah menghasilkan penciptaan standar tunggal atau keluarga
standar yang dapat diadopsi oleh semua operator. Teknologi 4G ini dikenal sebagai Long
Term Evolution (LTE), dan perlahan-lahan diadopsi dalam satu atau lain bentuk oleh semua
operator A.S. dan seluruh dunia. Sistem 4G dan telepon telah menyebabkan kecepatan data
yang jauh lebih tinggi dan kemampuan ponsel baru yang luar biasa, terutama kemampuan
untuk dapat menerima dan menghasilkan video.
Sementara sebagian besar operator masih menerapkan sistem 4G LTE di Amerika
Serikat dan di negara-negara lain, pekerjaan sudah berjalan untuk menentukan generasi
berikutnya. Tujuan utama dari 5G adalah untuk membuat layanan seluler dan data tersedia
dalam jangkauan yang lebih luas dan untuk memberikan kecepatan data yang lebih tinggi.
Trends and Critical Issues
Tren dasar dalam industri seluler adalah pertumbuhan dan perkembangan teknologi
yang berkelanjutan. Di banyak bagian dunia, layanan telepon seluler adalah satu-satunya
layanan telepon yang tersedia.
Tren utama lainnya adalah penurunan jumlah pelanggan telepon kabel. Banyak
konsumen telah meninggalkan telepon kabel dasar mereka dan hanya menggunakan telepon
seluler.Tren lain adalah bahwa operator terus membangun jaringan mereka dan meningkatkan
kecepatan data dalam upaya untuk menjangkau lebih banyak konsumen dan menangkap lebih
banyak bisnis.
Adapun masalah kritis, yang utama adalah ketersediaan spektrum frekuensi. Hanya
bagian-bagian tertentu dari spektrum frekuensi (sekitar 600 MHz hingga 4 GHz) yang
berguna untuk layanan seluler, dan spektrum frekuensi ini sudah sangat sibuk. Masalah
lainnya adalah berapa lama teknologi yang lebih tua harus terus didukung. Dengan
kemampuan 4G LTE berkecepatan tinggi saat ini, sebagian besar panggilan suara masih
ditangani oleh jaringan sirkuit 2G dan 3G milik operator.
Sistem Ponsel 2G
Tiga sistem telepon seluler dasar generasi kedua (2G) dikembangkan dan digunakan. Dua
menggunakan multiplexing pembagian waktu, dan yang ketiga menggunakan spread
spectrum (SS) atau CDMA. Sistem TDM adalah Sistem Global untuk Komunikasi Bergerak
(GSM) dan standar IS-136 untuk akses berganda pembagian waktu. Sistem SS adalah akses
ganda pembagian-kode.
Vocoders
Untuk menggunakan teknik transmisi data digital, pertama-tama dibutuhkan suara
yang akan didigitasi. Sirkuit yang melakukan ini adalah vocoder, jenis konverter analog-ke-
digital (A / D) khusus dan konverter digital-ke-analog (D / A). Sinyal data serial ini, mewakili
suara, sekarang digunakan untuk memodulasi pembawa dan sinyal komposit yang dikirim
melalui saluran yang ditugaskan. Ingat bahwa bandwidth yang diperlukan untuk mengirimkan
sinyal digital terutama tergantung pada kecepatan data. Semakin tinggi kecepatan data,
semakin lebar bandwidth yang dibutuhkan. Fungsi utama vokoder adalah kompresi data.
Teknik kompresi data digunakan untuk memproses sinyal suara digital sedemikian rupa untuk
mengurangi jumlah bit yang dibutuhkan untuk merepresentasikan suara.
GSM
GSM menggunakan TDMA. Vokoder menggunakan skema kompresi yang disebut
pengkodean prediksi linear eksitasi-pulsa reguler (RPE-LPC) atau pengkodean predictive
linear predictive (RELP) residual yang menghasilkan aliran bit suara 13-kbps. Ini
memungkinkan delapan panggilan telepon untuk ditransmisikan secara bersamaan dalam satu
saluran selebar 200 kHz. Dua tambahan utama pada GSM adalah layanan radio paket umum
(GPRS) dan peningkatan kecepatan data untuk evolusi GSM (EDGE). Ini adalah layanan data
berbasis paket yang dirancang untuk memungkinkan akses Internet, email, dan bentuk lain
dari transmisi data digital.
IS-95 CDMA
Standar ponsel TIA ini disebut code-division multiple access (CDMA). Juga dikenal
sebagai cdmaOne, ia menggunakan spread spectrum. Sistem ini diciptakan oleh Qualcomm,
sebuah perusahaan yang membuat set chip yang digunakan dalam ponsel CDMA. CDMA
menggunakan directect spread s pectrum (DSSS) dengan chipping rate 1.2288-MHz yang
menyebarkan sinyal melalui saluran 1.25-MHz.
CDMA mengambil sinyal suara dan mendigitalkannya dalam vocoder. Outputnya
adalah sinyal suara serial 13-kbps yang diproses lebih lanjut sebelum digunakan untuk
memodulasi pembawa. Suara digital diumpankan ke gerbang eksklusif-ATAU (XOR) di
mana ia dicampur dengan kode pseudorandom 64-bit yang terjadi pada tingkat chip 1,2288
Mbps. Sinyal ini kemudian digunakan untuk memodulasi pembawa dengan QPSK. Pembawa
mungkin di band 800- 900-MHz biasa atau di band PCS-1900. Sinyal yang dihasilkan
menempati bandwidth besar yang tersebar di spektrum yang luas.
Bagian penting dari sistem CDMA adalah APC. Semua ponsel memiliki AP
tetapi untuk CDMA itu sangat penting. Agar penerima dapat memulihkan sinyal CDMA,
semua level sinyal yang masuk harus pada level daya yang sama.
Gambar di atas adalah diagram blok dari telepon seluler 2G. Bagian RF berisi sirkuit
pemancar dan penerima termasuk mixer, osilator lokal atau synthesizer frekuensi untuk
pemilihan saluran, penguat kebisingan penerima rendah (LNA), dan penguat daya pemancar
(PA). Bagian baseband berisi vocoder dengan konverter A / D dan D / A plus chip DSP yang
menangani banyak fungsi pemrosesan yang biasanya dibentuk oleh sirkuit analog dalam
sistem yang lebih lama.
Embedded controller menangani semua kontrol digital dan pensinyalan, handoff, dan operasi
koneksi dan identifikasi yang berlangsung transparan bagi pelanggan. Juga menangani dalam
menjalankan layar dan keyboard dan semua fungsi pengguna seperti penyimpanan nomor,
autodialing, dan ID penelepon.
GPRS
Salah satu teknologi 2.5G yang populer adalah layanan radio paket umum (GPRS). Sistem ini
dirancang untuk bekerja dengan telepon GSM. Ia menggunakan satu atau lebih dari delapan
slot waktu TDMA dalam sistem telepon GSM untuk mengirimkan data daripada suara digital.
Setiap frame GSM memiliki delapan slot waktu untuk data.
EDGE
Teknologi 2.5G yang lebih cepat meningkatkan kecepatan data untuk evolusi GSM (EDGE).
Ini didasarkan pada sistem GPRS tetapi menggunakan modulasi 8-PSK bukan GMSK untuk
mencapai kecepatan data yang lebih tinggi hingga 384 kbps. EDGE kadang-kadang disebut
sebagai GPRS yang disempurnakan (EGPRS). Biasanya diimplementasikan sebagai
peningkatan perangkat lunak ke BTS tetapi juga membutuhkan penguat daya linier.
UMTS 3G
Sistem ini juga dikenal sebagai Layanan Telekomunikasi Seluler Universal (UMTS).
WCDMA
WCDMA adalah teknologi spektrum dengan sebaran urutan secara langsung. Dalam
konfigurasi yang paling populer, ia dirancang untuk menggunakan chipping rate 3,84-MHz di
pita lebar 5-MHz. Masalah utama dalam mengimplementasikan 3G adalah kebutuhan akan
spektrum yang sangat besar. Spektrum baru langka dan mahal. Spektrum 3G yang tepat
sangat bervariasi tergantung pada bagian dunia mana Anda berada, membuatnya sangat sulit
untuk merancang ponsel yang sepenuhnya dapat dioperasikan di seluruh dunia.
HSPA
Akses paket kecepatan tinggi (HSPA) adalah peningkatan pada sistem WCDMA
untuk membuatnya lebih cepat. Ada akses paket downlink berkecepatan tinggi (HSDPA) dan
versi akses uplink berkecepatan tinggi (HSUPA). Mereka dapat digunakan secara terpisah
atau bersama-sama. Bersama-sama, mereka disebut sebagai HSPA. Dikenal sebagai akses
paket kecepatan tinggi (HSPA), ia menyediakan kecepatan data paket dari stasiun pangkalan
ke handset berkali-kali dari tingkat maksimum 2-Mbps WCDMA.
CDMA2000
Standar ini dikembangkan oleh Qualcomm. Ini adalah perpanjangan dari standar IS-
95 CDMA yang banyak digunakan juga dikenal sebagai cdmaOne. Versi paling awal dari
sistem radio ini ditetapkan sebagai teknologi 2.5G, tetapi versi yang ditingkatkan berikutnya
menjadi teknologi 3G karena tingginya kecepatan data yang dapat dicapai. Metode transmisi
data CDMA2000 dasar umumnya disebut 13RTT (teknologi transmisi radio). Ini
menggunakan saluran lebar 1,25-MHz yang sama tetapi juga mengubah modulasi dan format
pengkodean untuk benar-benar menggandakan kapasitas suara di atas pada IS-95.
Teknis LTE
LTE kemungkinan merupakan sistem nirkabel paling kompleks yang pernah dikembangkan.
Kompleksitas adalah fungsi dari metode nirkabel canggih yang digunakan serta banyak opsi
dan fitur yang dapat diimplementasikan. Bagian ini membahas terutama lapisan fisik LTE,
termasuk modulasi, akses, duplexing, dan penggunaan MIMO.
Frekuensi
LTE beroperasi di beberapa pita seluler yang ada tetapi juga pita yang lebih baru. Pita khusus
telah ditentukan untuk LTE. Operator yang berbeda menggunakan pita yang berbeda
tergantung pada negara tempat beroperasi dan sifat dari kepemilikan spektrum mereka.
Sebagian besar ponsel LTE menggunakan dua band ini, dan keduanya tidak sama dari
operator ke operator. Misalnya, iPhone 5 untuk Verizon menggunakan band yang berbeda
dari iPhone 5 dari AT&T. Sebagian besar band diatur untuk duplexing pembagian-frekuensi
(FDD), yang menggunakan dua band terpisah untuk uplink dan downlink.
Bandwidth
LTE adalah teknologi nirkabel broadband yang menggunakan saluran lebar untuk mencapai
tingkat data yang tinggi dan mengakomodasi banyak pengguna. Standar diatur untuk
memungkinkan bandwidth 1,4, 3, 5, 10, 15, dan 20 MHz. Operator memilih bandwidth
tergantung pada kepemilikan spektrum serta jenis layanan yang akan ditawarkan.
Modulasi
LTE menggunakan skema modulasi pembagian-frekuensi multipleks (OFDM) orthogonal
yang populer. Ini memberikan efisiensi spektral penting untuk mencapai tingkat data yang
tinggi tetapi juga memungkinkan banyak pengguna untuk berbagi saluran yang sama. Teknik
OFDM membagi saluran yang diberikan ke banyak subcarrier yang lebih sempit. Jaraknya
sedemikian rupa sehingga subcarrier bersifat ortogonal — yaitu, mereka tidak akan saling
mengganggu meskipun tidak ada band pengaman di antara mereka.
Gambar 20-14 menunjukkan bagaimana OFDM menggunakan frekuensi dan waktu untuk
menyebarkan data, tidak hanya memberikan kecepatan tinggi tetapi juga keandalan sinyal yang lebih
besar.
Data yang akan dikirim dialokasikan ke satu atau lebih blok sumber daya. Blok sumber daya
(RB) adalah segmen spektrum OFDM yang lebar 12 subcarrier dengan total 180 kHz. Ada tujuh
segmen waktu per subcarrier untuk durasi 0,5 ms. Data kemudian ditransmisikan dalam paket atau
bingkai, dan bingkai standar berisi dua puluh slot waktu 0,5 ms. Blok sumber daya adalah blok
bangunan dasar minimum suatu transmisi, dan sebagian besar transmisi membutuhkan banyak BPR.
Ingatlah fakta bahwa satu-satunya cara praktis untuk menerapkan OFDM adalah
melakukannya dalam perangkat lunak. Proses dasar ditangani dengan transformasi Fourier cepat
(FFT). Pemancar menggunakan FFT terbalik, sedangkan penerima menggunakan FFT. Algoritme
diimplementasikan dalam prosesor sinyal digital (DSP), FPGA, atau ASIC yang dirancang untuk
proses tersebut.
Pilihan OFDM untuk LTE terutama karena sensitivitasnya yang lebih rendah terhadap efek
multipath. Pada frekuensi gelombang mikro yang lebih tinggi, sinyal yang ditransmisikan dapat
mengambil beberapa jalur ke penerima. Jalur langsung adalah yang terbaik dan disukai, tetapi sinyal
mungkin dipengaruhi oleh beberapa objek, menciptakan sinyal baru yang mencapai penerima agak
terlambat dalam waktu.
Efek multipath terjadi ketika sinyal mencapai penerima semua dalam waktu selama satu
periode simbol. Ingat, simbol adalah keadaan modulasi yang merupakan kombinasi amplitudo, fase,
atau fase amplitudo yang mewakili dua atau lebih bit.
Menyebarkan sinyal dalam bentuk beberapa subcarrier melalui lebar pita lebar mengurangi
efek ini. Ini terutama benar jika laju simbol masing-masing subcarrier adalah onger, seperti di OFDM.
Jika efek multipath terjadi dalam waktu kurang dari satu periode simbol, maka equalizer tidak
diperlukan.
CP adalah bagian dari simbol OFDM yang dibuat selama proses DSP yang disalin dan
ditambahkan kembali ke bagian depan simbol.
Sementara downlink LTE menggunakan OFDM, uplink menggunakan skema modulasi yang
berbeda, yang dikenal sebagai multiplexing divisi carrier-frequency (SC-FDMA). Sinyal OFDM
memiliki rasio daya puncak-ke-rata-rata (PAPR) yang tinggi, membutuhkan penguat daya linier
dengan efisiensi rendah secara keseluruhan.
MIMO
Fitur utama LTE adalah penggabungan multiple input multiple output (MIMO), sebuah
metode menggunakan dua atau lebih antena dan sirkuit penerima dan transmisi terkait untuk mencapai
kecepatan yang lebih tinggi dalam saluran yang diberikan.
Teknik MIMO membagi data serial untuk ditransmisikan menjadi aliran data terpisah yang
kemudian ditransmisikan secara bersamaan melalui saluran yang sama. Karena semua jalur sinyal
berbeda, dengan pemrosesan khusus mereka dapat dikenali dan dipisahkan pada penerima.
Versi khusus MIMO yang dikenal sebagai MIMO multi-pengguna sedang diterapkan di
beberapa sistem seluler serta di beberapa sistem Wi-Fi. Ini memungkinkan banyak pengguna untuk
berbagi saluran yang sama.
Kesulitan dalam menerapkan MIMO muncul karena ukuran kecil handset dan ruang terbatas
untuk antena. Sudah sebagian besar ponsel cerdas mengandung antena, termasuk untuk semua band
seluler yang berbeda plus Wi-Fi, Bluetooth, GPS, dan mungkin NFC.
Data Rate
Kecepatan data yang benar-benar digunakan atau dicapai dengan LTE tergantung pada
beberapa fitur, seperti yang Anda lihat. Itu tergantung pada bandwidth saluran, tipe modulasi,
konfigurasi MIMO, dan tentu saja kualitas jalur nirkabel.
Access
Akses mengacu pada penggunaan saluran yang sama untuk mengakomodasi lebih dari satu
pengguna. Ini secara efektif merupakan metode multiplexing.
TD-LTE
Kebanyakan LTE berasal dari varietas FDD, setidaknya di Amerika Serikat, Eropa, dan
sebagian Asia. Dibutuhkan grup berpasangan-spektrum untuk transmisi uplink dan downlink yang
terpisah. TD-LTE hanya membutuhkan segmen spektrum tunggal. TD-LTE sedang
diimplementasikan secara luas di Cina dan India karena ketersediaan spektrum yang lebih terbatas.
LTE Advanced
LTE-A dibangun di atas arsitektur LTE OFDM / MIMO untuk lebih meningkatkan kecepatan
data. Hal ini dijelaskan dalam Siaran 3GPP 10 dan 11. Ada beberapa fitur utama: agregasi operator,
peningkatan MIMO, transmisi multipoint terkoordinasi, dukungan Hetnet (sel kecil), dan relay.
LTE-A Challenges
LTE memecahkan banyak masalah dalam menyediakan layanan nirkabel berkecepatan tinggi.
Tidak ada metode yang lebih baik, setidaknya untuk saat ini. Namun, itu menimbulkan beberapa
masalah desain dan penyebaran yang serius. Masalah terbesar yang harus diatasi adalah perlunya
harus menggunakan beberapa band yang sering berjarak satu sama lain. Sebagai akibatnya, ini
membutuhkan beberapa antena, banyak penguat daya, beberapa filter, sirkuit switching, dan kadang-
kadang solusi pencocokan impedansi yang kompleks di stasiun pangkalan serta telepon itu sendiri.
Setiap operator seluler menentukan ponsel untuk spektrumnya.
Voice over LTE
LTE adalah jaringan data IP berbasis paket. Awalnya LTE tidak termasuk layanan suara.
Namun, suara LTE sekarang sedang diimplementasikan. Hari ini, jika Anda menggunakan
smartphone LTE, Anda mungkin masih menggunakan jaringan 2G atau 3G yang ada untuk apa yang
disebut layanan suara circuit switched. Akhirnya voice over LTE (VoLTE) akan sepenuhnya
diimplementasikan di stasiun pangkalan dan di handset. VoLTE hanya VoIP over LTE, dan itu akan
beroperasi hanya sebagai aplikasi data pada jaringan IP.
Meskipun protokol VoLTE telah ditentukan, mengimplementasikannya membutuhkan
keputusan rekayasa besar dan perubahan jaringan. Sebagian besar dari keprihatinan ini menjaga
koneksi suara untuk ponsel non-LTE yang lebih lama untuk jangka waktu yang lama. Yang paling
rumit adalah perubahan yang memungkinkan pengguna ponsel LTE mendapatkan layanan suara jika
mereka keluar dari area tanpa LTE.
Smartphone Analysis
Ponsel paling canggih yang tersedia saat ini disebut ponsel pintar. Ini menggabungkan LTE
dan berbagai teknologi nirkabel lainnya. Kemungkinannya adalah Anda sudah memiliki ponsel cerdas.
Berikut adalah analisis singkat tentang apa yang ada di dalam ponsel pintar modern yang khas.
Lihat diagram blok dari ponsel pintar biasa seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 20-15.
Sebagian besar ponsel saat ini tidak lagi hanya radio dua arah untuk melakukan panggilan telepon.
Sebagai gantinya, pada inti ponsel pintar adalah prosesor ganda atau mikrokomputer prosesor quad
yang mengimplementasikan semua fungsi yang beragam. Ponsel pintar saat ini pada kenyataannya
adalah komputer mikro tujuan umum yang kebetulan memiliki telepon seluler dengan kemampuan
komunikasi lainnya. Daya komputasi yang tersedia telah memungkinkan pengembangan berbagai
aplikasi perangkat lunak (aplikasi). Aplikasi ini memberikan kemampuan ponsel pintar jauh di luar
fungsi aslinya.
Ini membagi cakupan sel menjadi tiga sektor yang sama. Lihat Gambar 20-18. Kemampuan
terarah ini memberikan solusi sempurna dari tiga sektor, yang pada gilirannya memungkinkan
frekuensi saluran yang sama untuk digunakan di masing-masing tiga sektor 120 °. Beberapa situs juga
menggunakan dua antena tambahan yang menyediakan keragaman spasial, yang sangat meningkatkan
penerimaan sinyal lemah dari handset. Operator mulai menggunakan antena pembentuk balok "pintar"
yang lebih canggih dengan lebih banyak elemen, array, dan sektor untuk lebih meningkatkan kapasitas.
Semua sel kecil dengan menggunakan spektrum berlisensi yang ada yang ditetapkan untuk
jaringan operator. Spektrum terbatas dibagi dengan metode penggunaan kembali frekuensi dan
keragaman spasial. Penggunaan kembali frekuensi mengacu pada penggunaan pita yang sama oleh
beberapa situs sel. Keragaman spasial berarti bahwa situs-situs ini berjarak satu sama lain sehingga
area cakupan tidak tumpang tindih dan tingkat daya dikendalikan untuk menghilangkan atau
meminimalkan gangguan pada sel yang berdekatan dan yang pada frekuensi yang sama.
Small Cells Defined
Ada beberapa ukuran dan versi sel kecil yang berbeda. Mereka bervariasi dalam jumlah
pengguna yang dapat mereka tangani, kekuatan dan jangkauan mereka. Dalam hampir semua kasus,
semuanya termasuk teknologi 3G penting dari operator, LTE dan Wi-Fi. Mereka memiliki sumber
daya dan koneksi backhaul ke jaringan seluler. Tabel 20-2 menunjukkan nama umum dan kemampuan
masing-masing klasifikasi utama. Yang terkecil adalah femtocell. AN femtocell adalah kotak BS
tunggal yang digunakan oleh konsumen atau kantor kecil untuk meningkatkan layanan seluler lokal.
Ada sel-sel kecil yang semakin besar seperti picocell, microcell, dan metrocell, masing-masing
dengan peningkatan kapasitas, daya, dan jangkauan.
Inside the Small Cell
Sel kecil masih merupakan basestasi seluler tetapi direbus menjadi hanya beberapa chip kunci
dan sirkuit. Berkat prosesor multicore super cepat, sebagian besar operasi baseband 3G dan LTE
mudah ditangani oleh satu IC. Baseband IC ini kemudian dihubungkan ke sirkuit RF yang membentuk
transceiver radio. Diagram blok umum ditunjukkan pada Gambar. 20-19.
Transceiver RF yang disebut front-end analog terdiri dari penerima (RX) dan pemancar (TX).
Penerima mendapatkan sinyal dari penguat antena dalam penguat kebisingan rendah (LNA) dan
mengirimkan sinyal ke mixer I / Q membentuk demodulator yang memulihkan sinyal. Sinyal
diteruskan ke konverter analog-ke-digital (ADC) yang membuat input ke prosesor front-end digital.
Antara front-end RF dan prosesor baseband adalah sirkuit tambahan yang melakukan
penipisan, digital upconversion (DUC), dan digital downconversion (DDC).
Prosesor baseband menciptakan sinyal I / Q digital untuk pemancar. Ini pergi ke digital-to-
analog converter (DAC) di front-end analog yang menghasilkan sinyal setara analog.
Prosesor baseband memiliki CPU standar ganda dan prosesor sinyal digital (DSP) dan
menangani semua modulasi dan demodulasi dan proses lain yang terlibat dengan berbagai standar
seluler.
Gambar 20-20 menunjukkan contoh front-end analog chip tunggal. Ini adalah MAX2580 oleh
Maxim Integrated. Ini berisi I / Q modulator dan demodulator serta synthesizer frekuensi fraksional-N
untuk pemilihan saluran. Berbagai sirkuit mendukung 2 3 2 MIMO. The synthesizer mencakup semua
band LTE 1 hingga 41 dan menyediakan pilihan bandwidth dari 1,4 MHz hingga 20 MHz. ADC dan
DAC disertakan dalam chip. Antarmuka digital ke prosesor baseband adalah JESD207. Bagian
penerima berisi LNA namun LNA eksternal tambahan dapat ditambahkan jika perlu. Penguat keluaran
pemancar menghasilkan 0 dBm. Jika dibutuhkan lebih banyak daya, penguat daya eksternal dapat
ditambahkan. Maxim membuat berbagai rangkaian RF lain termasuk transceiver femtocell 3G
MAX2550-MAX2553 untuk sistem CDMA.
Fungsi baseband di stasiun pangkalan atau sel kecil diimplementasikan oleh chip tunggal
yang berisi banyak prosesor, memori, logika, dan sirkuit antarmuka.
ditunjukkan pada Gambar. 20-21. Ini berisi dua core ARM dan empat DSP C66x. Ini juga berisi
beberapa akselerator logika untuk mempercepat operasi, meminimalkan jumlah inti dan mengurangi
konsumsi daya. Chip ini juga mencakup sirkuit front-end digital seperti DUC / DDC / DPD / CFR.
Beberapa antarmuka termasuk JESD240B, PCIe, SPI, USB, dan switch gigabit Ethernet.
Akhirnya, sebagian besar sel kecil umumnya akan berisi Wi-Fi dan GPS. Daya akan datang
dari Power over Ethernet (PoE) ditambah campuran konverter dan regulator DC-DC. Sebagian besar
daya dikonsumsi oleh penguat daya RF dan prosesor baseband SoC.
Gambar.22-1
Gambar.22-2
Gambar.22-1 (a) menunjukkan pengukur SWR jembatan yang terdiri dari noninduktif resistor
dan resistansi radiasi antena. Dalam beberapa pengukur SWR, resistor diganti dengan
pembagi tegangan kapasitif. Pengukur terhubung untuk mengukur ketidakseimbangan pada
jembatan. Gambar.22-2 (b) menunjukkan sirkuit yang disusun ulang sehingga meter dan satu
sisi jembatan dihubungkan ke tanah, sehingga menciptakan kesesuaian yang lebih baik
dengan saluran transmisi koaksial yang tidak seimbang. Perhatikan penggunaan konektor
coaxial untuk input pemancar dan antena serta transmisi baris. Pengukur tersebut adalah
sebuah microammeter dc dasar. Diode D1 memperbaiki sinyal RF menjadi arus searah
proporsional. Jika resistansi radiasi antena adalah 50 V, maka jembatan akan seimbang dan
pembacaan pengukur akan menjadi nol. Pengukur dikalibrasi untuk menampilkan SWR dari
1. Jika resistansi radiasi antena tidak 50 V, jembatan akan menjadi tidak seimbang dan
meteran akan menampilkan bacaan yang sebanding dengan derajat tidak seimbang. Pengukur
akan dikalibrasi dalam nilai SWR.
Generator Sinyal
Generator sinyal adalah perangkat yang menghasilkan sinyal keluaran dari bentuk tertentu
pada frekuensi tertentu dan dalam komunikasi aplikasi, biasanya dengan beberapa bentuk
modulasi. Jantung dari semua generator sinyal adalah osilator frekuensi variabel yang
menghasilkan sinyal yang biasanya berupa gelombang sinus. Gelombang sinus frekuensi
audio diperlukan untuk pengujian sirkuit audio dalam komunikasi peralatan, dan gelombang
sinus dalam rentang RF dari sekitar 500 kHz hingga 30 GHz diperlukan untuk menguji semua
jenis penguat RF, filter, dan sirkuit lainnya.
Generator Fungsi.
Function generator adalah generator sinyal yang dirancang untuk menghasilkan gelombang
sinus, gelombang persegi, dan gelombang segitiga pada rentang frekuensi sekitar 0,001 Hz
hingga sekitar 3 MHz. Dengan mengubah nilai kapasitor dan memvariasikan arus pengisian
dengan resistensi variabel, berbagai frekuensi dapat dikembangkan. Gelombang sinus,
persegi dan segitiga juga tersedia secara bersamaan di jack output individual. Impedansi
output generator fungsi biasanya 50 V.
Generator Sinyal RF
Dua tipe dasar generator sinyal RF yang sering digunakan. Tipe pertama adalah tipe
sederhana, murah yang menggunakan osilator frekuensi variabel untuk menghasilkan RF
sinyal dalam kisaran 100-kHz hingga 500-MHz. Tipe kedua adalah frekuensi-disintesis.
Generator sinyal RF sederhana ini berisi tingkat control output yang dapat digunakan untuk
menyesuaikan sinyal ke level yang diinginkan, dari beberapa volt hingga beberapa milivolt.
Sweep Generator.
Generator sweep adalah generator sinyal yang frekuensi outputnya dapat bervariasi secara
linear pada beberapa rentang tertentu. Generator Sweep memiliki osilator yang dapat
memodulasi frekuensi, di mana tegangan gigi gergaji linear digunakan sebagai modulasi
sinyal. Bentuk gelombang keluaran yang dihasilkan adalah gelombang sinus amplitudo-
konstan yang frekuensinya meningkat dari beberapa batas bawah ke batas atas.
2. Tes biasanya dilakukan ketika peralatan pertama kali dipasang untuk memastikan
bahwa semuanya berfungsi dengan benar.
3. Tes tersebut dilakukan untuk memecahkan masalah peralatan. Jika peralatan tidak
berfungsi dengan baik, tes ini adalah yang pertama kali harus digunakan untuk
membantu mengidentifikasi masalah.
Pengukuran Frekuensi.
Pengukuran Daya
Setelah pemancar disetel dengan benar, ia dapat dihubungkan ke antena. Daya tersebut
akan ke antena. Jika antena cocok dengan saluran transmisi, jumlah daya output akan
sama dengan yang ada di beban semu. Jika tidak, pengukuran SWR harus dilakukan.
Sebagian besar pengukur daya modern mengukur baik daya diterima maupun daya yang
dipantulkan, sehingga pengukuran SWR lebih mudah dilakukan. Itu mungkin diperlukan
untuk menyesuaikan antena atau sirkuit yang cocok untuk memastikan daya output
maksimum dengan SWR minimum.
Masalah umum pada pemancar adalah radiasi harmonik yang tidak diinginkan atau
sinyal palsu. Idealnya, output dari pemancar harus menjadi sinyal murni pada
frekuensi pembawa, hanya dengan itu komponen sideband diproduksi oleh sinyal
modulasi. Namun, kebanyakan pemancar akan menghasilkan beberapa sinyal
harmonik dan palsu. Pemancar yang menggunakan kelas C, kelas D, dan amplifier
kelas E menghasilkan konten harmonik yang tinggi. Jika sirkuit yang disetel dalam
pemancar dirancang dengan benar, Q akan cukup tinggi untuk mengurangi harmonik
konten secukupnya. Namun, ini tidak selalu terjadi. Masalah lain adalah bahwa sinyal
palsu lainnya dapat dihasilkan oleh pemancar. Di pemancar daya tinggi khususnya,
osilasi parasit dapat terjadi. Ini disebabkan oleh eksitasi sirkuit kecil yang
komponennya adalah induktansi dan kapasitansi di sirkuit atau transistor dari tabung
yang terlibat. Osilasi parasite dapat mencapai tingkat tinggi dan menyebabkan radiasi
pada frekuensi yang tidak diinginkan.
Tes SWR
Prosedur uji untuk SWR ditunjukkan pada Gambar 22-10. SWR meter terhubung di
antara saluran transmisi dan antena. Periksa spesifikasi pabrikan SWR meter untuk
menentukan apakah lokasi koneksi tertentu diperlukan atau apakah syarat lain harus
dipenuhi. Beberapa SWR meter yang murah terhubung langsung pada antena atau
sejumlah panjang gelombang dari antena kembali ke pemancar. Setelah meter
terhubung dengan benar, masukkan pemancar tanpa modulasi. Pemancar seharusnya
sudah disetel sebelumnya dan disesuaikan untuk output daya maksimum. SWR dapat
dibaca langsung dari meter instrumen.
SWR yang ideal adalah 1 atau 1:1, yang berarti bahwa semua daya dihasilkan oleh
pemancar diserap oleh beban antena. Namun, bahkan dalam sistem terbaik,
pencocokan yang sempurna jarang tercapai. Ketidakcocokan akan menghasilkan daya
dan gelombang. Jika SWR kurang dari 2:1, jumlah daya yang akan hilang atau
dipantulkan akan minimal. Prosedur utama untuk mengurangi SWR adalah membuat
penyesuaian antena, biasanya dalam bentuk memodifikasi panjang elemen agar lebih
dekat dengan frekuensi operasi antena. Menggunakan banyak antena memungkinkan
untuk menyesuaikan panjangnya pada rentang yang sempit untuk memperbaiki SWR.
Tes TDR. Time-domain reflectometry adalah pulsa untuk kabel dan baris transmisi
dari semua jenis. Hal ini banyak digunakan dalam menemukan kesalahan pada kabel
yang digunakan untuk transmisi data digital, tetapi dapat digunakan untuk saluran
transmisi RF.
Tes Penerima
Tes utama untuk penerima melibatkan sensitivitas dan tingkat kebisingan. Semakin
besar sensitivitasnya penerima, semakin tinggi keuntungannya dan semakin baik
pekerjaan yang diterimanya sinyal kecil. Sebagai dari pengujian sensitivitas, rasio
signal-to-noise (S / N) juga biasanya diukur secara tidak langsung. Kemampuan
penerima untuk mengambil sinyal lemah sama besarnya dengan fungsi tingkat
kebisingan penerima karena keuntungan penerima keseluruhan. Semakin rendah
tingkat kebisingan, semakin besar kemampuan penerima untuk mendeteksi sinyal
lemah.
1. Pasokan Daya. Semua peralatan didukung oleh beberapa jenis catu daya dc.
Jika catu daya tidak berfungsi, peralatan benar-benar tidak bisa dioperasikan.
Karena itu, salah satunya hal pertama yang harus Anda lakukan adalah
memeriksa apakah catu daya berfungsi.Sebagian besar pasokan listrik hari ini
diatur, dan oleh karena itu tegangannya harus sangat dekat dengan yang
ditentukan, setidaknya tidak kurang dari 5 %. Apa pun di luar rentang itu
harus dicurigai. Selain itu gunakan informasi layanan pabrikan (manual
book) untuk melihat spesifikasi catu daya. Kemudian gunakan multimeter
untuk memverifikasi bahwa tegangan suplai berada pada level yang benar.
2. Kabel dan Konektor. Mulailah dengan memverifikasi bahwa konektor
terpasang dengan benar. Masalah umum lainnya adalah kabel yang
tersambung ke konektor putus secara internal. Sebagian besar waktu kabel
tidak putus sepenuhnya, tetapi satu atau lebih kabel dalam kabel mungkin
rusak sementara yang lain tetap melekat. Terkadang konektor menjadi kotor.
Melepas konektor dan membersihkan koneksi sering memecahkan masalah.
Mungkin perlu mengganti konektor agar konektor bekerja sesuai fungsinya.
3. Dokumentasi. Sebelum Anda memulai pemecahan masalah dan perbaikan
komunikasi yang serius, pastikan Anda memiliki semua dokumentasi yang
diperlukan baik manual operasi pengguna pabrik maupun manual layanan
teknis.
2. Filter low-pass atau low pass digunakan pada input dan output peralatan. Biasa
Contohnya adalah filter low-pass yang ditempatkan pada output pada
kebanyakan pemancar mengurangi harmonisa dalam output.
3. Filter pada kabel. Dengan melilitkan beberapa putaran kabel di sekitar inti
toroid, mengganggu sinyal yang dihasilkan oleh kopling induktif atau kapasitif
bisa dikurangi. Setiap sinyal mode-umum menyebabkan tegangan masuk ke inti,
di mana mereka dibatalkan. Pendekatan ini bekerja pada kabel daya AC atau
apa pun kabel pembawa sinyal.