Anda di halaman 1dari 6

3.

2 Kuantitas dan Karakteristik Air Limbah


3.2.1 Kuantitas Air Limbah
Kuantitas air limbah dapat dihitung berdasarkan proyeksi kebutuhan air bersih. Di
mana Kebutuhan Air bersih, dihitung jumlah penduduk, dan kebutuhan air yang diambil
adalah untuk kebutuhan sehari-hari adalah 100 liter/orang//hari. Kebuthan air bersih di
Kabupaten Sumbawa Barat dihitung berdasarkan kebutuhan air domestik, non
domestik, dan juga hidran umum. Sehingga didapatkan nilai kebutuhan air rata-rata,
pada jam puncak, minimum per hari, dan maksimum perhari. Berdasarkan pembagian
daerah perlayanan, dapat dilihat bahwa tidak semua penduduk mendapatkan pelayanan
pengolahan air limbah terpusat. Persentase peduduk yang terlayani di Kabupaten
Sumbawa Barat dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Proyeksi Penduduk Terlayani
Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Terlayani
Penduduk
Daerah Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Terlayani
2019 2029 2039 2019 2029 2039
Taliwang 57,078 83,470 119,999 98% 55,937 81,801 117,600
Seteluk 20,163 27,018 36,398 20% 4,033 5,404 7,280
Brang
6,683 8,958 12,068 10% 669 896 1,207
Ene
Brang
16,323 22,841 31,803 12% 1,959 2,741 3,817
Rea
Poto
12,084 17,433 24,788 3% 363 523 744
Tano
Total 112,331 159,720 225,056 Total 62,961 91,365 130,648
Sumber : Hasil Perhitungan
Selain jumlah penduduk terlayani, diperlukan juga data mengenai fasilitas umum
pada daerah yang dilayani sebagai dasar dari perhitungan kebutuhan air non domestic.
Table 3. Jumlah Fasilitas Umum
Sekolah Kesehatan Peribadatan
Kecamatan
SD SMP SMA RS Pukesmas Masjid Mushollah Gereja
Taliwang 30 8 7 1 1 40 1 6
Brang Ene 7 2 1 0 1 4 0 0
Brang Rea 12 4 2 0 1 25 0 1
Poto Tano 11 5 1 0 1 0 0 0
Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan data jumlah penduduk maka didapatkan data kebutuhan air domestic.
Sedangkan data fasilitas umum dapat digunakan untuk mendapatkan nilai kebutuhan air
non domestic. Sehingga didapatkanlah data proyeksi kebutuhan air bersih sebagai
berikut.
Tabel 3. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani di Kabupaten Sumbawa Barat
Kebutuhan Tahun 2019 Tahun 2029 Tahun 2039
Domestik (L/s) 65.22 94.64 135.34
Nondomestik (L/s) 9.53 9.53 9.53
Total I 74.75 104.17 144.87
Keperluan Umum Kota
Hidran Kebakaran (10%) (L/s) 7.48 10.42 14.49
Tata Kota (5%) (L/s) 3.74 5.21 7.24
Total II 85.96 119.80 166.60
Tingkat Kehilangan Air (%) 17.5 17.5 17.5
Kehilangan Air (L/s) 15.04 20.97 29.15
Jumlah Air Diproduksi (L/s) 101.01 140.77 195.75
Debit Maksimum Harian (fm=1.5) (L/s) 121.21 168.92 234.90
Debit Minimum Harian (fm=0.2) (L/s) 20.20 28.15 39.15
Debit Jam Puncak (fp=1.8) (L/s) 181.81 253.38 352.35
Sumber : Hasil Perhitungan
Untuk mencari debit air limbah, dapat menggunakan factor debit air limbah yaitu
0.8 dari debit air bersih. Sehingga didapatkan proyeksi kuantitas air limbah sebagai
berikut.
Tabel 3. Proyeksi Kuantitas Air Limbah
Tahun Tahun Tahun
Kebutuhan
2019 2029 2039
Debit Air Bersih (l/s) 121.21 168.92 234.90
Debit Air Buangan (fab=0.8)(l/s) 96.97 135.14 187.92
Debit Rata-Rata (m3/s) 12.41 14.27 16.07
Penduduk Ekivalen (/1000 jiwa) 7.81 9.47 11.69
Q Min (l/s) 29.26 42.37 61.46
Debit Infiltrasi (fi = 0.2) (l/s) 19.39 27.03 37.58
Debit Infiltrasi Saluran 0.02 0.03 0.04
Debit Harian Maksimum
14.89 17.13 19.29
(fm=1.2)(l/s)
Q Max (l/s) 385.65 517.21 689.51
Debit Jam Puncak (fp=1.5)(l/s) 34.30 44.18 56.91
Sumber : Hasil Perhitungan
Sehingga, berdasarkan table 3. Maka dapat disimpulkan bahwa debit air limbah
rata-rata adalah 12.41 m3/s di tahun 2019, 14.27 m3/s di tahun 2029, dan 16.07 m3/s di
tahun 2039.

3.2.2 Karakteristik Air Limbah


Air Limbah yang akan diolah memiliki karakteristik sebagai berikut
Table 3. Karakteristik Air Limbah
Parameter Hasil Pengujian Baku Mutu
Suhu 25.9 oC -
pH 7.5 6-9
DO 0.33 Mg/L -
BOD 105 Mg/L 100 Mg/L
Parameter Hasil Pengujian Baku Mutu
COD 315 Mg/L -
TSS 315 Mg/L 100 Mg/L
Sumber : Hasil Analisis, Permen LHK No. 112
Tahun 2003
Berdasarkan karakteristik air limbah tersebut, makadapat dilihat nahwa kadar BOD
dan TSS dari air limbah melebihi baku mutu air limbah domestic pada Permen LHK No.
112 Tahun 2003. Tingginya kadar BOD dan TSS ini dapat dikarenakan oleh kegiatan
rumah tangga yang menghasilkan cemaran organic yang tinggi sehingga membuat
aktifitas mikroba di dalam air limbah meningkat.

3.3. Lokasi IPAL


Dalam pemilihan lokasi IPAL terdapat bebrapa pertimbangan, sebagai berikut :
a. Jarak
Jarak minimal IPAL dengan pusat kota atau pemukiman adalah 3 Km.
b. Topografi Lahan
- Kemiringan tanah sebesar 2%
- IPAL terletak di daerah dengan elevasi yanglebih rendah dibandingkan dengan
lokasi pelayanannya.
c. Badan Air Penerima
- Badan air penerima effluent IPAL adalah sungai.
- Kualitas effluent IPAL haruslah menyesuaikan dengan kelas sungai yang
digunakan sebagai badan air penerima.
d. Bahaya Banjir
Lokasi yang dipilih adalah daerah bebas banjir
e. Jenis Tanah
Tanah yang baik untuk dijadikan lokasi IPAL adalah tanah yang kedap air seperti tanah
lempung.

Berdasarkan persyaratan tersebut, maka ditentukanlah lokasi IPAL di Kecamatan Talingan


yang berdekatan dengan sungai Panujan sebagai berikut.
Lokasi IPAL

Gambar 3. Lokasi IPAL


Sumber : Google Earth

3.4. Rencana Kualitas Effluent


Dikarenakan effluent yang dihasilkan pleh penduduk masih melebihi baku mutu, maka
diharapkan dengan adanya pengolahan air limbah dapat menurunkan cemaran pada air limbah
tersebut sehingga sesuai dengan baku mutu air sungai kelas 3 dengan parameter sebagai
berikut.
Tabel 3. Rencana Kualitas Effluent
Parameter Influent Effluent
Suhu 25.9 oC ± 25 oC
pH 7.5 6-9
DO 0.33 Mg/L > 3 Mg/L
BOD 105 Mg/L < 6 Mg/L
COD 315 Mg/L < 50 Mg/L
TSS 315 Mg/L < 400 Mg/L

Anda mungkin juga menyukai