Median Skor Ketepatan Pelaksanaan SPO Hand Over Pre dan Post Kompetisi Antar Tim
Grafik di atas menunjukkan adanya perbedaan nilai median skor ketepatan pelaksanaan
SPO Hand Over pre dan post kompetisi pada Tim 1, Tim 2, Tim 3 dan Tim 4.
N
Kelompok (Jumlah p-value
Intervensi)
Pre 166
0,000
Post 147
Hasil Uji Wilcoxon Skor Ketepatan Pelaksanaan SPO Hand Over
Pre dan Post Kompetisi Keseluruhan Perawat
Setelah dilakukan uji Wilcoxon didapatkan nilai p-value pada seluruh perawat ialah 0,000,
yang berarti terdapat perbedaan skor ketepatan pelaksanaan SPO hand over pada
kelompok pre dan post kompetisi.
b. Perbedaan Skor Ketepatan Dokumentasi SBAR Pre dan Post Kompetisi
Median Skor Ketepatan Dokumentasi SBAR Pre dan Post Kompetisi antar Tim
Grafik di atas menunjukkan adanya perbedaan nilai median skor ketepatan dokumentasi
SBAR pre dan post kompetisi pada Tim 1, Tim 2, dan Tim 3. Kemudian pada tim 4 tidak
didapatkan perbedaan nilai median skor ketepatan dokumentasi SBAR pre dan post
kompetisi.
N
Kelompok (Jumlah p-value
Intervensi)
Pre 166
0,000
Post 147
Hasil Uji Wilcoxon Skor Ketepatan Pelaksanaan SPO Hand Over
Pre dan Post Kompetisi Keseluruhan Perawat
Setelah dilakukan uji wilcoxon didapatkan nilai p-value sebesar 0.00, yang berarti terdapat
perbedaan skor ketepatan SBAR kelompok pre dan post kompetisi handover.
c. Penilaian Kompetisi
Hasil penilaian menunjukkan dari keempat tim yang memiliki total nilai tertinggi
berada pada tim 1 dengan nilai 78,3, sedangkan yang memiliki nilai terendah berada pada
tim 3 dengan nilai 74,55.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan intervensi berupa pelaksanaan roleplay selama 2 minggu kemudian
pada minggu ke 5 dilakukan kompetisi ketepatan handover dan pemberian reward,
didapatkan peningkatan hasil ketepatan pelaksanaan SPO handover dan ketepatan
dokumentasi SBAR. Hal tersebut sesuai dengan Studi eksperimen yang dilakukan Kesten
(2011) pada mahasiswa keperawatan di Georgetown University School Of Nursing and
Health Studies, Washington, DC menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
kemampuan komunikasi SBAR yang hanya dengan pemberian teori dibandingkan dengan
pemberian teori ditambah role play. Pemberian teori ditambah role play menujukkan hasil
yang lebih baik.
Pemenang dari kompetisi pelaksanaan handover ini akan mendapatkan reward.
Dengan adanya pemberian reward pada kompetisi handover ini akan memberikan motivasi
perawat untuk melakukan handover sesuai dengan SPO yang ada. Hal tersebut didukung
oleh penelitian dari Fatmawati pada tahun 2016 yang berjudul “Hubungan pemberian
Reward dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD
RAA Soeweondo Pati” terhadap 54 responden yang menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara pemberian reward dan motivasi kerja perawat. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan adanya reward dapat memunculkan motivasi perawat agar lebih giat dalam
menjalankan tanggungjawabnya.