PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebirauan, yang memberikan
kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaucoma ditandai
dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya lapang
pandang. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang ketiga di Indonesia. Terdapat
sejumlah 0,40% penderita glaucoma di Indonesia yang mengakibatkan kebutaan pada 0,60%
penduduk prevalensi penyakit mata di Indonesia adalah kelainan refraksi 24,72% pterigium
8,79%, katarak 7,40%, konjungtivitis 1,74%, parut kornea 0,34%, glaucoma 0,40%,
retinopati 0,17%, strabismus 0,12%. prevalensi dan penyebab buta kedua mata adalah lensa
1,02%, glaukoma dan saraf kedua 0,16%, kelainan refaksi 0,11%, retina 0,09%, kornea
0,06%, dan lain-lain 0,03%, prevalensi total 1,47%. (sidharta Ilyas, 2004). diperkirakan di
amerika serikat ada 2 juta orang yang menderita glaucoma. diantaranya mereka hampir
setenganya mengalami gangguan penglihatan, dan hampir 70.000 benar-benar buta,
bertambah sebanyak 5.500 orang buta tiap tahun. untuk itu kali ini penulis memusatkan
pada pencegahan dan penatalaksanaan glaukoma (suzanne C. Smeltzer. 2001)
B. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan medical bedah tentang glaukoma dan
mampu melaksanakan asuhan Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
1
C. Manfaat Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Glaukoma adalah Sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokular.
( Barbara C Long, 2000 : 262 )
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optik(neoropati
optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil
saraf optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam
penglihatan jika lapang pandang sentral terkena.
(Bruce James. et al , 2006 : 95)
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa,
neuropati saraf optik, serta kerusakan lapang pandang yang khas dan utamanya
diakibatkan oleh tekanan bola mata yang tidak normal.
(Sidarta Ilyas, 2002 : 239)
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal (N =
15-20mmHg).
(Sidarta Ilyas, 2004 : 135)
Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan
abnormal tekanan intraokular ( sampai lebih dari 20 mmHg).
(Elizabeth J.Corwin, 2009 : 382)
Glaukoma adalah kelainan yang disebabkan oleh kenaikan tekanan didalam
bola mata sehingga lapang pandangan dan visus mengalami ganggauan secara
progresif.
(Vera H . Darling, 1996 : 88 )
Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan
TIO, penggaungan, dan degenerasi saraf optik serta defek lapang pandang yang khas.
( Anas Tamsuri, 2010 : 72 )
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejalayang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin
lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini
disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mataterhambat sehingga bola
3
mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di
belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah
sehingga saraf mata akan mati.
2. Klasifikasi
1. GLAUKOMA PRIMER
Pada Glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk :
a. Glaukoma sudut tertutup , (closed angle glaucoma, acute congestive glaukoma).
b. Glaukoma sudut terbuka, (open angle glaukoma, chronic simple glaucoma).
2. GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan
a. Kelainan lensa
- Luksasi
- Pembengkakan (intumesen)
- Fakoltik
b. Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
c. Trauma
- Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema).
- Perforasi kornea dan prolaps iris, yang menyebabkan leukoma adheren.
d. Pembedahan
Bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah pembedahan katarak.
e. Penyebab glaukoma sekunder lainnya
- Rubeosis iridis (akibat trombosis vena retina sentral)
- Penggunaan kortikosteroid topikal berlebihan
3. GLAUKOMA KONGENITAL
Glaukoma konginetal primer atau glaukoma infantil (Buftalmos, hidroftalmos).
Glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital lain.
4
4. GLAUKOMA ABSOLUT
Keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata
nyeri.
(Sidarta Ilyas, 2002 : 240-241)
3. Etiologi
5
(Sidarta Ilyas, 2002 :249-250)
Seseorang yang datang dalam fase serangan akut glaukoma memberi kesan seperti
orang yang sakit berat dan kelihatan payah; mereka diantar oleh orang lain atau di
papah. Penderita sendiri memegang kepala nya karena sakit, kadang-kadang pakai
selimut. Hal inilah yang mengelabui dokter umum; sering dikiranya seorang penderita
dengan suatu penyakit sistemik.
Dalam anamnesis, keluarganya akan menceritakan bahwa sudah sekian hari penderita
tidak bisa bangun, sakit kepala dan terus muntah-muntah, nyeri dirasakan di dalam
dan sekitar mata. Penglihatanya kabur sekali dan dilihatnya warna pelangi di sekitar
lampu.
Apabila mata diperiksa, ditemukan kelopak mata bengkak,konjungtiva bulbi yang
sangat hiperemik (kongesif), injeksi siliar dan kornea yang suram. Bilik mata depan
dangkal dapat dibuktikan dengan memperhatikan bilik mata depan dari samping.
Pupil tampak melebar, lonjong miring agak vertikal atau midriasis yangg hampir total.
Refleks pupil lambat atau tidak ada. Tajam penglihatan menurun sampai hitung jari.
Sebenarnya dengan tanda-tanda luar ini ditambah anamnesis yang teliti sudah cukup
untuk membuat suatu diagnosis persangkaan yang baik.
Glaukoma Absolut adalah istilah untuk suatu glaukoma yang sudah terbengkalai
sampai buta total. Bola mata demikian nyeri, bukan saja karena tekanan bola mata
yang masih tinggi tetapi juga karena kornea mengalami degenerasi hingga
mengelupas (keratopati bulosa).
(Sidarta Ilyas, 2002 : 252)
6
4. GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder ialah suatu jenis glaukoma yang timbul sebagai penyulit
penyakitintraokular
Berikut ini adalah macam macam jenis glaukoma skunder :
a. Glaukoma Sekunder Karena Kelainan Lensa Mata
Beberapa contoh adalah luksasi lensa ke depan maupun ke belakang, lensa yang
membengkak karena katarak atau karena trauma, protein lensa yang menimbulkan
uveitis yang kemudian mengakibatkan tekanan bola mata naik.
7
e. Galukoma Karena Kortikosteroid
Dengan munculnya kortikosteroid sebagai pengobatan setempat pada mata, muncul
pula kasus glaukoma pada penderita yang memang sudah ada bakat untuk glaukoma.
Glaukoma yang ditimbulkan menyerupai glaukoma sudut terbuka. Mereka yang harus
diobati dengan kortikosteroid jangka lama, perlu diawasi tekanan bola matanya secara
berkala.
f. Glaukoma Kongesif
Glaukoma konginental primer atau glaukoma infantil.
Penyebabnya ialah suatu membran yang menutupi jaringan trabekulum sehingga
menghambat penyaluran keluar akuos humor.
Akibatnya kornea membesar sehingga disebut Buftalmos atau “mata sapi”.
g. Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut menurapakan stadium terakhir semua jenis glaukoma disertai
kebutaan total. Apabila disertai nyeri yang tidak tertahan, dapat dilakukancyclocryo
therapy untuk mengurangi nyeri. Setingkali enukleasi merupakan tidakan yang paling
efektif. Apabila tidak disertai nyeri, bola mata dibiarkan.
( Sidarta Ilyas, 2002 : 259-261 )
4. Manifestasi Klinis
8
5. Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aquelusoleh
badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus
melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan
keadaan tekanan episklera. Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20
mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan
tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara
fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan menyebabkan terhambatannya aliran
darah menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia ini akan menimbulkan
kerusakan fungsi secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular,
akan timbul penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor :
1. Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas serabut
saraf pada papil saraf optik.
2. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil
saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi penggaungan
pada papil saraf optik.
3. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
4. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut saraf
optik.
( Anas Tamsuri, 2010 : 72-73 )
6. Penatalaksanaan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Pemeriksaan tajam penglihatan bukan merupakan pemeriksaan khusus untuk
glaukoma.
a. Tonometri
Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenal empat cara
tonometri, untuk mengetahui tekanan intra ocular yaitu :
o Palpasi atau digital dengan jari telunjuk
o Indentasi dengan tonometer schiotz
o Aplanasi dengan tonometer aplanasi goldmann
9
o Nonkontak pneumotonometri
Tonomerti Palpasi atau Digital
Cara ini adalah yand aling mudah, tetapi juga yang paling tidak cermat, sebab cara
mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat digunakan dalam keadaan terpaksa
dan tidak ada alat lain. Caranya adalah dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola
mata sambil pendertia disuruh melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab
menutup mata mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola
mata, hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan
perasaan keras. Dilakukan dengann palpasi : dimana satu jari menahan, jari lainnya
menekan secara bergantian.
Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai berikut :
N : normal
N + 1 : agak tinggi
N + 2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
N – 1 : lebih rendah dari normal
N – 2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya
2. GONIOSKOPI
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan
menggunakan lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi diperlukan untuk
menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
3. OFTALMOSKOPI
Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk mempertahankan keadaan papil saraf
optik, sangat penting dalam pengelolaan glaukoma yang kronik. Papil saraf optik
yang dinilai adalah warna papil saraf optik dan lebarnya ekskavasi. Apakah suatu
pengobatan berhasil atau tidak dapat dilihat dari ekskavasi yang luasnya tetap atau
terus melebar.
10
b. Pemeriksaan lapang pandang sentral : mempergunakan tabir Bjerrum, yang
meliputi daerah luas 30 derajat. Kerusakan – kerusakan dini lapang pandang
ditemukan para sentral yang dinamakan skotoma Bjerrum.
(Sidarta Ilyas, 2002 : 242-248
TERAPI FARMAKOLOGI
Menghambat pepenghancuran
Asetylchloline yang berefek sebagai
Kolinesterase Inhibitors (Miotik) :
kolinergik.
Physostigmine (Eserine)
JANGAN MENGGUNAKAN OBAT
Demecarlum bromide (Humorsol) KOLINESTERASE PADA
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
Isoflurophate (Floropryl)
(Meningkatkan tahanan pupil)
Echotiophate Iodide (Phospoline
Iodide)
11
Edrenergic Beta Bloker : jelas
Dipivefrin (Propine)
Acetazolamide (Diamox)
Ethoxzolamide (Cardrase)
Dichlorhenamide (Daramide)
Meningkatkan osmolaritas plasma
Methazolamide (Neptazane)
darah, meningkatkan aliran cairan dari
humor aqueous ke plasma
Agen Osmotik :
Mannitol (Osmitrol)
12
B. DEFINISI
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh tekanan bola mata yang meningkat,
ekskavasi dan atropi papil saraf optik serta kerusakan lapang pandang yang khas (Radjamin,
1984)
Glaukoma berasal dari kata yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan
kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma. (ilmu penyakit mata).
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.(Wikipedia.com)
C. PENYEBAB
Penyebab utama glaukoma adalah meningkatnya tekanan bola mata di atas 20mmHg,
penyebab lainnya adalah hipertensi dan diabetes mellitus. Walaupun jarang dapat juga
disebabkan emosi yang tidak stabil, migrain, penyempitan pembuluh darah dan lain-
lain.(Wikipedia.com)
Penyebab utama kondisi ini yaitu tingginya tekanan bola mata yang selanjutnya
menyebabkan kerusakan saraf mata. Tekanan bola mata yang meningkat dapat disebabkan
oleh menumpuknya cairan yang terdapat di dalam mata. Normalnya, cairan mengalir melalui
saluran pada mata yang disebut dengan trabecular meshwork. Cairan yang menumpuk
disebabkan oleh produksi yang berlebihan atau jika cairan tidak dapat dialirkan keluar dengan
lancar.
13
Penyebab glaukoma berdasarkan dari jenisnya adalah sebagai berikut :
1. Glaukoma sudut terbuka: Ini merupakan kondisi gangguan mata yang paling sering
terjadi. Pada jenis ini, sudut drainase yang dibentuk oleh kornea dan iris dalam
keadaan terbuka. Penyebab glaukoma tipe ini adalah penyumbatan parsial di
trabecular meshwork. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan dan meningkatkan
tekanan bola mata. Biasanya kondisi tekanan pada mata ini bisa terjadi secara
perlahan.
2. Glaukoma sudut tertutup: Pada kondisi jenis ini, penyumbatan terjadi akibat sudut
drainase yang tertutup atau iris menonjol dan menyumbat drainase cairan. Biasanya
kondisi tekanan pada mata jenis ini terjadi perlahan tapi bisa mendadak pula.
3. Glaukoma tekanan normal: Penyebabnya bukan tekanan bola mata, tetapi belum
diketahui secara pasti. Kerusakan saraf mata biasanya disebabkan aliran darah yang
buruk atau hipersensitivitas. Aliran darah yang buruk dapat diakibatkan adanya
penumpukan lemak, yang disebut juga aterosklerosis.
4. Glaukoma sekunder: Tekanan pada bola mata jenis ini disebabkan karena kondisi
kesehatan lain atau akibat obat-obatan. Kondisi tersebut dapat berupa diabetes yang
tidak terkontrol atau tekanan darah tinggi. Beberapa obat yang dapat menyebabkan
glaukoma yaitu obat golongan kortikosteroid.
5. Glaukoma kongenital: Tekanan pada bola mata jenis ini disebabkan adanya kelainan
pada saat bayi baru lahir. Kecacatan tersebut dapat mengganggu drainase dan
membuat saraf mata lebih sensitif.
Gejala yang dirasakan pertama kali antara lain : bila memandang lampu neon/sumber cahaya
maka akan timbul warna pelangi di sekitar neon tersebut, mata terasa sakit karena posisi mata
dalam keadaan membengkak, penglihatan yang tadinya kabur lama kelamaan akan kembali
normal. Hal inilah yang membuat para penderita glaukoma tidak menyadari bahwa ia sudah
menderita penyakit mata yang kronis. Penyakit mata glaukoma ini dapat diderita kedua mata
dari si penderita dan jalan satu-satunya untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan operasi.
14
Gejala dan tanda berdasarkan jenis glaukoma adalah sebagai berikut :
1. Glaukoma sudut terbuka: Glaukoma dengan sudut terbuka tidak memiliki gejala yang
jelas, dan bisa berkembang perlahan hingga bertahun-tahun. Gejala awalnya adalah
bintik-bintik hitam di sisi pinggir mata yang mulai bermunculan. Ini menandakan
bahwa saraf di belakang mata telah mengalami kerusakan sedikit demi sedikit, mulai
dari yang paling pinggir.
Meski demikian, gejala awal ini seringnya tidak disadari oleh si empunya tubuh
hingga kemunculannya benar-benar sudah parah di kemudian hari. Jika sudah berada
pada tahap lanjut, penglihatan Anda akan tampak seperti teropong yang sering disebut
tunnel vision.
2. Glaukoma sudut tertutup: Gejala yang muncul berupa sakit kepala berat, nyeri mata,
mual dan muntah, penglihatan kabur, lingkaran halo di sekitar cahaya dan mata
merah.
3. Glaukoma kongenital (bawaan lahir): Kondisi tekanan pada bola mata ini terjadi pada
bayi baru lahir. Anda dapat mengetahuinya dalam setahun pertama kehidupan.
Kontrol ke dokter spesialis anak secara teratur.
4. Glaukoma sekunder: Disebabkan oleh penyakit lain. Gejala dan tandanya mirip
dengan glaukoma lainnya.
15
E. KOMPLIKASI
F. MANIFESTASI KLINIK
1. Glaukoma primer
a. Glaukoma sudut terbuka
1) Kerusakan Visus yang serius
2) Lapang pandang mengecil dengan maca-macam skottoma yang khas
3) Perjalanan penyakit progresif lambat
b. Glaukoma sudut tertutup
1) nyeri hebat didalam dan sekitar mata
2) timbulnya halo pelangi disekitar cahaya
3) pandangan kabur
4) sakit kepala
5) mual, muntah
6) Kedinginan
16
7) Demam bahkan perasaan takut mati mirip serangan angin, yang sangat
sedemikian kuatnya keluhan mata (gangguan penglihatan, fotofobia dan
lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien.
2. Glaukoma sekunder
a. Pembesaran bola mata
b. Gangguan lapang pandang
c. Nyeri didalam mata
3. Glaukoma kongential
a. Gangguan penglihatan
G. PENATALAKSANAAN PENGOBATAN
Ada empat pilihan metode pengobatan glaukoma yang umum digunakan dokter untuk
menghindari risiko kebutaan. Berikut uraiannya:
Obat tetes mata untuk mengobati glaukoma tentu bukanlah obat tetes generik yang bisa Anda
dapatkan dengan bebas di warung atau apotek. Obat tetes untuk glaukoma harus didapatkan
dengan menebus resep, karena jenis dan dosisnya akan ditentukan oleh dokter berdasarkan
tingkat keparahan.
Obat tetes mata untuk glaukoma yang paling sering diresepkan dokter adalah:
17
d) Golongan parasimpatomimetik. Contoh pilokarpin. Obat ini biasa digunakan sebagai
tambahan pada kasus tekanan bola mata tinggi dalam jangka waktu panjang yang
sudah menjalani prosedur laser namun target tekanan yang diinginkan belum tercapai.
2. Obat minum
3. Laser
Terdapat dua jenis laser yang dapat dilakukan untuk membantu menguras kelebihan cairan
dari bola mata, yaitu:
a) Trabekuloplasti. Tindakan ini biasa dilakukan untuk orang yang memiliki glaukoma
sudut terbuka. Laser membantu agar sudut yang menjadi tempat drainase dapat
bekerja secara lebih maksimal.
b) Iridotomi. Tindakan ini dilakukan untuk kasus glaukoma sudut tertutup. Iris Anda
akan dilubangi dengan menggunakan sinar laser agar ekstra cairan dapat mengalir
lebih baik. Akan tetapi, hasilnya tidak seefektif operasi.
4. Operasi
Operasi glaukoma umumnya dilakukan pada kasus-kasus yang sudah tidak lagi dapat
membaik dengan obat-obatan. Operasi biasanya berlangsung selama 45 sampai 75 menit.
Tindakan pembedahan yang umum untuk mengobati glaukoma, termasuk:
18
a) Trabekulektomi, dilakukan dengan membuat sayatan kecil di bagian putih mata dan
juga pembuatan kantong di daerah konjungtiva (bleb). Dengan demikian, kelebihan
cairan dapat mengalir melalui sayatan tersebut menuju kantong bleb dan kemudian
diserap oleh tubuh. Alat drainase glaukoma. Tindakan ini berupa pemasangan implan
serupa pipa untuk membantu mengalirkan ekstra cairan dalam bola mata.
1. Pengkajian
1. Riwayat
a. Riwayat Okular
- Tanda peningkatan TIO : nyeri tumpul, mual, muntah, pandangan kabur
- Pernah mengalami infeksi : uveitis, trauma, pembedahan
b. Riwayat Kesehatan
- Menderita diabetes mellitus, hipertensi, penyakit
kardiovaskular,cerebrovaskular, gangguan tiroid
- Keluarga menderita glaukoma
- Penggunaan obat kortikosteroid jangka lama : topikal atau sistemik
- Penggunaan antidepressant trisiklik, antihistamin, venotiazin
c. Psikososial
- Kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatuh, berkendaraan
d. Pengkajian umum
- Usia
- Gejala penyakit sitemik : Diabetes mellitus, hipertensi, gangguan
kardiovaskular , hipertiroid
- Gejala gastrointestinal : mual muntah
e. Pengkajian Khusus
- Mata
- Pengukuran TIO dengan tonometer (TIO > 23 mmHg)
- Nyeri tumpul orbital
- Perimetri : menunjukkan penurunan luas lapang pandang
- Kemerahan (hiperemia mata)
- Gonioskopi menunjukkan sudut mata tertutup atau terbuka
19
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan penurunan
tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.
Subyektif :
Menyatakan penglihatan kabur, tidak jelas, penurunan area penglihatan.
Objektif :
- Pemeriksaan lapang pandang menurun.
- Penurunan kemampuan identifikasi lingkungan (benda, orang, tempat)
Tujuan :
Klien melaporkan kemampuan yang lebih untuk proses rangsang penglihatan dan
mengomunikasikan perubahan visual.
Kriteria Hasil :
- Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi penglihatan.
- Klien mengindentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk
meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan
Intervensi Rasional
Dekati klien dari sisi yang sehat. Memberikan rangsang sensori, mengurangi
rasa isolasi/terasing.
20
- Orientasikan klien terhadap ruang rawat.
Intervensi Rasional
21
Kaji derajat kecemasan, faktor yang Umumnya faktor yang menyebabkan
menyebabkan kecemasan, tingkat pengetahuan, kecemasan adalah kurangnya pengetahuan dan
dan ketakutan klien akan penyakit. ancaman aktual terhadap diri. Pada klien
glaukoma, rasa nyeri dan penurunan lapang
pandang menimbulkan ketakutan utama.
22
seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, perasaan dan pendapat dan menurunkan
foto toraks, EKG, diet, sedasi operasi dll. ketegangan pikiran.
23
Intervensi Rasional
Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering Nyeri glaukoma umumnya sangat parah
mungkin, jika diperlukan. terutama pada glaukoma sudut tertutup.
- Batuk
- Hubungan seks
24
Secara kolaboratif, berikan obat analgetik.
Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan
Kriteria Hasil :
- Klien mengungkapkan kecemasan minimal atau hilang.
- Klien berpartisipasi dalam kegiatan persiapan operasi
25
Intervensi Rasional
Jelaskan gambaran kejadian pre- dan pasca Meningkatkan pemahaman tentang gambaran
operasi. Manfaat operasi, dan sikap yang operasi untuk menurunkan ansietas.
harus dilakukan klien selama masa operasi.
Obyektif :
- Perilaku tidak terkontrol
- Kecenderungan memegang darah operasi
Tujuan :
Tidak terjadi cedera mata pascaoperasi
Kriteria Hasil :
- Klien menyebutkan faktor yang menyebabkan cedera
- Klien tidak melakukan aktivitas yang meningkatkan resiko cedera
26
Intervensi Rasional
Tempatkan klien pada tempat tidur yang Istirahat mutlak diberikan 12-24 jam pasca
lebih rendah dan anjurkan untuk membatasi operasi.
pergerakan mendadak/ tiba-tiba serta
menggerakkan kepala berlebih.
- Batuk
27
6. Nyeri yang berhubungan dengan luka pascaoperasi
Subyektif :
Mengatakan nyeri/tegang.
Objektif :
Gelisah, kecenderungan memegang daerah mata.
Tujuan :
Nyeri berkurang, hilang, dan terkontrol.
Kriteria hasil :
- Klien mendemonstrasikan teknik penurunan nyeri
- Klien melaporkan nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi Rasional
Kaji derajat nyeri setiap hari. Normalnya, nyeri terjadi dalam waktu
kurang dari 5 hari setelah operasi dan
berangsur menghilang. Nyeri dapat
meningkat sebab peningkatan TIO 2-3 hari
pasca operasi. Nyeri mendadak menunjukan
peningkatan TIO masif.
28
Mengurangi nyeri dengan meningkatan
ambang nyeri.
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Tujuan:
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi.
Kriteria hasil ;
- Klien mendapatkan bantuan parsial dalam pememnuhan kebutuhan diri.
- Klien memeragakan perilaku perawatan diri secara bertahap
Intervensi Rasional
Terangkan pentingnya perawatan diri dan Klien dianjurkan untuk istiraht ditempat
pembatasan aktivitas selama fase tidur pada 2-3 jam peratama pascaoperasi
pascaoperasi atau 12 jam jika ada komplikasi. Selama
fase ini, bantuan total diperlukn bagi klien.
29
Secara bertahap, libatkan klien dalam Pelibatan klien dalam aktivitas perawatan
memenuhi kebutuhan diri dirinya dilakukan bertahap dengan
berpedoman pada prinsip bahwa aktivitas
tersebut tidak memprovokasi peningkatan
TIO dan menyebabkan cedera mata, kontrol
klinis dilakukan dengan menggunakan
indikator nyeri mata pada saat melakukan
aktivitas
30
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus
Tn. S, 68 th, mengeluh bola mata terasa nyeri, blured vision, lapang pandang lateral OD
menurun, TIO OD : 28 mmHg, TIO OS : 24 mmHg, visus OD 1/60, OS : 20/60, Tekanan
darah 160/90 mmHg, N : 92x/menit, rr : 24x/menit, S : 37 C, Rencana pemeriksaan
penunjang uji midriatikum dan uji kamar gelap. Terapi : Golongan beta blocker, lasik, diet
rendah garam.
B. Terminologi
31
(Darling Vera, 1996 : 97)
g. LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis)
suatu prosedur/tindakan dengan tujuan memperbaiki kelainan refraksi pada mata
sehingga setelah dilakukan tindakan ini, penderita kelainan refraksi diharapkan dapat
terbebas dari kacamata/lensa kontak.
(http://blogyusron.blogspot.com/2010/01/memperbaiki-kerusakan-mata.html)
h. Golongan Beta Blocker
Memblok – impuls adrenergik ( Sympathetik ) yang secara normal menyebabkan
mydriasis, mekanisme yang bisa menurunkan IOP
( Barbara C. Long, 2000 : 267)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Klien
a. Data Demografi
Nama : Tn. S
Umur : 48 tahun
Pengelompokan Data
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
- TD 160/90 mmHg
- N : 92x/menit
32
- rr : 24x/menit
- S : 37 C
Analisa Data
1. DS :
DO :
- TD 160/90 mmHg
P : Nyeri
2. DS :
- Klien mengeluh pandangan kabur (blured vision)
DO :
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
33
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular
C. PERENCANAAN
Tujuan :
Klien melaporkan kemampuan yang lebih untuk proses rangsang penglihatan dan
mengomunikasikan perubahan visual.
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan klien. Mengidentifikasi kemampuan visual klien.
Dekati klien dari sisi yang sehat. Memberikan rangsang sensori, mengurangi
rasa isolasi/terasing.
Identifikasi alternatif untuk optimalisasi Memberi keakuratan penglihatan dan
sumber rangsangan perawatannya.
34
- Letakkan alat ditempat yang tetap.
Hindari cahaya menyilaukan.
Anjurkan penggunaan alternatif rangsang Meningkatkan kemampuan respons terhadap
lingkungan yang dapat diterima : auditorik, stimulus lingkungan.
taktil.
Tujuan :
Klien melaporkan kemampuan yang lebih untuk proses rangsang penglihatan dan
mengomunikasikan perubahan visual.
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan klien Memberikan rangsang sensori, mengurangi
rasa isolasi/terasing.
Dekati klien dari sisi yang sehat. Memberi keakuratan penglihatan dan
perawatannya.
Identifikasi alternatif untuk optimalisasi Meningkatkan kemampuan persepsi sensori.
sumber rangsangan.
35
di dekat klien atau pada sisi mata
yang lebih sehat.
- Berikan pencahayaan cukup.
- Letakkan alat ditempat yang tetap.
- Hindari cahaya menyilaukan.
D. MEDICAL MANAGEMENT
36
dikoreksi dengan
kacamata atau lensa
kontak.
- Kelainan refraksi
anda berkisar +_ 4.00
s/d 14 Dioptri.
- Apabila klien
menggunakan lensa
kontak, minimal klien
telah melepas lensa
kontak 14 hari
berturut-turut untuk
soft contact lensa dan
selama 30 hari untuk
hard contact lens.
b. Diet
37
garam)
- Bumbu segar atau
kering yang tidak
mengandung
garam
- Kecap khusus diet
- Susu segar rendah
lemak
- Selai khusus diet
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
B. Saran
Klien yang mengalami glaukoma harus mendapatkan gambaran tentang penyakit serta
penatalaksanaannya, efek pengobatan, dan tujuan akhir pengobatan itu. Pendidikan kesehatan
yang diberikan harus menekankan bahwa pengobatan bukan untuk mengembalikan fungsi
penglihatan , tetapi hanya mempertahankan fungsi penglihatan yang masih ada.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Ramatjandra, Sidarta Ilyas, 1991, Klasifikasi dan Diagnosis Banding Penyakit Mata,
1991, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Ilyas, Sidarta, 2002, Ilmu Penyakit Mata, Ed. 2, Jakarta : CV. Sagung Seto.
Ilyas, Sidarta, 2004, Ilmu Perawatan Mata, Jakarta : CV. Sagung Seto.
Long, Barbara C. , 2000, Perawatan Medikal Bedah, Bandung : Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Oka, P.N, 1993, Buku Penuntun – Ilmu Perawatan Mata, Surabaya : Airlangga University
Press.
Smeltzer, Suzzane C. , 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth,
Ed. 8, Jakarta : EGC.
Tamsuri, Anas, 2010, Klien Gangguan Mata dan Penglihatan, Jakarta : EGC.
40