BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang hepatologi anak, secara epidemiologi kasus atresia bilier jarang
kita temui. Namun atresia bilier ini dapat memberi dampak yang besar terhadap
kesehatan juga kualitas hidup pasien sendiri maupun keluarganya. Atresia biliaris
adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan dari sistim bilier ekstra hepatik.
Terjadi obstruksi total aliran empedu karena destruksi atau hilangnya sebagian
atau keseluruhan duktus biliaris ekstrahepatik. Sampai saat ini penyebab atresia
bilier belum diketahui 1.
Di dunia secara keseluruhan dilaporkan angka kejadian atresia bilier berkisar
1:10.000-15.000 kelahiran hidup, lebih sering pada wanita dari pada laki-laki.
Atresia bilier merupakan penyebab penyakit hati terminal yang merupakan
indikasi utama transplantasi hati pada anak2.
Gejala awal atresia bilier seringkali sulit dibedakan dengan ikterus
neonatorum fisiologis3. Pada usia 2 minggu kurang lebih 15% bayi masih tampak
kuning. Penyebab yang paling banyak adalah karena peningkatan bilirubin
indirek. Peningkatan bilirubin indirek ini karena breastmilk jaundice atau ikterus
fisiologis. Kuning pada bayi setelah usia 2 minggu dapat terjadi karena kolestasis,
yang salah satu penyebabnya adalah atresia bilier4.
Terapi yang diberikan bila bayi datang dengan atresia bilier adalah terapi
bedah yaitu hepatoportoenterostomi (yang paling sering dilakukan adalah operasi
Kasai). Angka kesintasan pasien dengan atresia bilier yang dilakukan operasi
Kasai sekitar 90% 3.
Atresia bilier seringkali terlambat didiagnosis, padahal kecepatan dalam
menegakkan diagnosis dan kecepatan tata laksananya sangat menentukan
prognosis.

1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah etiologi, patogenesis, penegakan diagnosis dan
penatalaksanaan Atresia Bilier?

1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami etiologi, patogenesis, penegakan diagnosis dan
penatalaksanaan Atresia Bilier.

1.4 Manfaat
Laporan kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
penulis dan pembaca mengenai Atresia Bilier.