Anda di halaman 1dari 7

Bahan Ajar Berfikir Kreatif dalam Pelayanan

PKP Angkatan 1 – 2020


Oleh: Arbi Setiyawan

[HOAKS] Teori Otak Kiri dan Otak Kanan

Otak manusia hanya didominasi oleh sebagian otak, yaitu otak kiri dan otak kanan.
Otak kanan identik dengan hal-hal yang bersifat kreatif dan artistik, sementara otak kiri
cenderung dapat berpikir secara logis dan analitis.
Faktanya belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa otak manusia hanya
didominasi oleh salah satu bagaian otak. Makalah yang dipublikasikan Peneliti dari
Universitas Utah pada tahun 2013 mengungkapkan bahwa, tidak ada perbedaan dalam
hal dominasi otak karena pada dasarnya kedua sisi otak keurang lebih sama dalam
jaringan saraf dan konektivitasnya. Peneliti juga menegaskan bahwa teori otak kanan
dan otak kiri adalah mitos.
Teori Otak Kanan dan Otak Kiri Cuma Mitos?
Kuis-kuis untuk mengetes bagian dominan otak kanan atau kiri mungkin jumlahnya ada
ratusan. Tapi, menurut ilmuwan teori otak kanan atau kiri hanya mitos besar.
Teori lama yang sudah beredar adalah apabila sisi otak kiri dominan, maka Anda lebih
berpikir logis dan pintar dalam matematika serta bahasa. Berbeda dengan otak kanan
yang lebih dominan, Anda biasanya lebih kreatif dan artistik.
Tapi seorang ilmuwan terkemuka dari University of Utah Jeffrey Anderson telah
melakukan penelitian lebih dari seribu otak manusia. Ia membandingkan kerja otak dari
sisi yang berbeda. Ia juga mengatakan kepada BBC Trending bahwa penelitiannya
menegaskan teori otak kiri vs kanan sebenarnya mitos.
"Beberapa orang ada yang lebih metodologis, logis kognitif, dan lain-lainnya tanpa
hambatan, gaya spontan. (Tapi), ini tidak ada hubungannya dengan perbedaan setiap
tingkat fungsi dari [otak] kiri dan kanan,"kata Anderson kepada BBC seperti dilansir
Refinery29, Selasa (1/3/2016).
Anderson bukanlah ilmuwan pertama yang menyebut teori otak kiri logika dan kanan
kreatif sebagai teori palsu. Pada tahun 2013, seorang ilmuwan syaraf kognitif bermitra
dengan seorang penulis menulis di sebuah artikel di majalah Time menyebutkan
pembagian otak kanan, otak kiri tidak benar. Beberapa anggota lain dari komunitas
ilmiah juga menunjukkan dikotomi tersebut tidak masuk akal.
Sebenarnya cerita otak kanan kiri bermula dari serangkaian operasi pada tahun 1960,
70-an, dan 80-an oleh dokter Roger W. Sperry, seorang pemenang Nobel
neuroscientist di California Institute of Technology, dan neuroscientist kognitif terkenal
Michael Gazzaniga.
Kedua pria menemukan kedua bagian dari otak seperti entitas independen, dengan
gaya pengolahan yang kontras. Temuan ini diadaptasi untuk buku dan kuis.

Namun baru-baru ini, Gazzinga memperingatkan teori otak kanan dan otak kiri yang kita
kenal tidak akurat. Dia mengatakan kepada Los Angeles Magazine, "Dinamika
sederhana 'otak kiri melakukan hal ini, otak kanan melakukan itu' merupakan cara yang
berlebihan."
9 Mitos Soal Otak yang Tak Boleh Dipercaya Lagi
Selama kita hidup, kemungkinan besar Anda pernah mendengar banyak hal yang
berkaitan dengan otak. Dilansir Business Insider, Minggu (6/5/2018), otak manusia
tetap sulit dipahami meski muncul kemajuan dalam sains modern. Banyak hal yang
masih menjadi misteri. Mungkin inilah penyebab mengapa saat seseorang mendengar
desas desus tentang otak, kemudian mereka menyebarkannya. Terlepas apakah hal itu
benar atau tidak. Berikut 9 isu yang paling banyak tersebar dan dipercaya berkaitan
dengan otak manusia. Sayangnya, semuanya adalah mitos. 1. Orang dengan "otak kiri"
atau "otak kanan" Kita sering mendengar bahwa otak manusia hanya didominasi oleh
sebagian otak, otak kiri atau otak kanan. Mereka yang berpikir secara logis dan analitis,
cenderung memiliki otak kiri. Sedangkan mereka yang sangat kreatif dan artistik disebut
sebagai mmanusia otak kanan. Perlu dicatat, ini tidak benar. Belum ada penelitian
ilmiah yang benar-benar membuktikan bahwa otak manusia didominasi oleh salah satu
bagian otak saja. Faktanya, peneliti Universitas Utah menerbitkan makalah pada 2013
yang mengungkap tidak ada perbedaan dalam hal dominasi otak. Penelitian ini setelah
ahli meneliti lebih dari 1.000 otak manusia. Saat aktivitas otak dipindai dengan
menggunakan MRI, pada dasarnya kedua sisi otak kurang lebih sama dalam jaringan
saraf dan konektivitasnya. 2. Manusia hanya menggunakan otaknya 10 persen Dalam
hal evolusi, otak manusia tumbuh berkembang menjadi besar. Penelitian menunjukkan
seluruh otak manusia terlibat, meski hanya melakukan hal sekecil apapun. Ada bukti
yang menunjukkan bahwa manusia memiliki cadangan otak. Contohnya, bagian otak
manusia dapat hilang namun tetap dapat berfungsi normal. 3. Manusia memiliki "gaya
pembelajaran" Banyak yang percaya bahwa masing-masing individu memiliki cara
belajar yang berbeda. Disebutkan ada orang yang lebih mudah menyerap informasi
secara visual, mendengar, atau lisan. Berkaitan dengan hal tersebut, sebuah penelitian
terbaru dari Indiana University School of Medicine menegaskan kepercayaan teori
tersebut harus dihentikan. Ilmuwan yang terlibat dalam studi tersebut, Polly Husmann
dan Valerie O'Loughlin menemukan bahwa siswa yang menerapkan "gaya belajar"
dinilai tidak membuahkan hasil lebih baik dalam ujian dibanding siswa yang tidak
melakukannya
4. Fungsi otak menurun di usia lanjut
Mungkin Anda pernah mendengar kemampuan kognitif manusia menurun seiring
pertambahan usia. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang lebih tua sering
mengalami momen di mana Anda tahu yang Anda inginkan, namun otak tidak bisa
menangkapnya.
Meski begitu, otak orang tua memiliki beberapa kemampuan yang lebih baik. Misalnya,
orang tua cenderung memiliki kosa kata yang lebih baik, dapat menilai karakter lebih
baik, dapat menangani konflik lebih baik, dan lebih mudah mengendalikan emosi.
Semua hal itu akhirnya membangun kebijaksanaan.
5. Cara belajar pria dan wanita berbeda
Buku "Inferior: How Science Got Women Wrong" karya Angela Saini mengeksplorasi
bagaimana otak pria dan wanita bekerja dan stereotipe yang berkembang di
masyarakat selama beberapa dekade.
Dalam bukunya, ia mengatakan asumsi yang mengungkap soal cara belajar pria dan
wanita didasarkan pada observasi malas. Pria disebut memiliki otak yang lebih besar.
Hingga saat saat ini belum ada cukup bukti ilmiah tentang bagaimana pria dan wanita
belajar. Tidak ada penelitian yang menemukan perbedaan spesifik antara otak pria dan
wanita.
6. Manusia hanya memiliki panca indra
Ada panca indra yang kita tahu, yakni penglihatan, pendengaran, pengecapan,
penciuman, dan sentuhan. Namun sebenarnya ada lebih banyak indra yang kita miliki.
Beberapa ahli syaraf menyebut manusia memiliki 21 indra. Di mana indra-indra tersebut
merupakan penggabungan dari beberapa indra. Misalnya ada indra nociception (rasa
sakit), yakni kemampuan untuk merasakan rasa sakit, tekanan, dan suhu panas. Indra
proprioception (kesadaran tubuh), yakni bagaimana tubuh mengetahui sedang berada
di mana dalam suasana apa pun tanpa melihatnya. Indra interoception (pengaturan
organ dalam), adalah istilah untuk indra yang mengatur organ dalam kita, misalnya rasa
lapar, haus, dan keseimbangan.
7. Alkohol dapat membunuh sel otak
Terlalu banyak alkohol tidak merusak sel namun membuat mabuk. Hal ini karena
alkohol merusak ujung neuron yang disebut dendrit, sehingga sulit untuk mengirim
pesan satu sama lain.
8. Kerusakan otak bersifat permanen
Otak adalah pengendali utama tubuh, sehingga kerusakan otak adalah masalah besar.
Peneliti awal percaya jumlah sel dalam otak terbatas dan tidak dapat tumbuh lagi.
Kepercayaan itu kini telah dibantah dengan penelitian baru yang mengungkap otak
dapat menghasilkan sel baru yang dapat memperbaiki diri sendiri atau meminta bagian
otak lain untuk membantu dengan fungsi berbeda jika terjadi kerusakan otak.
9. Mendengarkan musik Mozart membuat Anda lebih pintar
Penelitian 1950-an menemukan bahwa saat seorang siswa mendengarkan 10 menit
musik MOzart sebelum melakukan tes IQ dapat meningkatkan nilai mereka. Sejak saat
itu, studi ini dianggap kontroversial. Para peneliti mengatakan siswa tidak menjadi lebih
pintar, naun dapat mengerjakan tugas dengan lebih baik.
8 Mitos Tentang Otak yang Masih Sering Dipercaya Orang tapi Gak Benar!
Otak memang organ yang sangat penting. Tak hanya gerak tubuh, otak juga
mengendalikan ingatan dan cara berpikir kita, yang membentuk keunikan masing-
masing individu. Berbagai informasi terkait otak dan tips unik untuk meningkatkan
kinerjanya pasti sudah sering kita dengar. Kamu juga mungkin pernah mendengar
terkait games dan musik tertentu yang dianggap bisa meningkatkan kemampuan
otakmu.
Tapi tunggu dulu, informasi yang pernah kamu dengar itu ternyata tidak semuanya
benar lho. Masih banyak mitos tentang otak manusia yang menyebar luas dan ditelan
mentah-mentah oleh masyarakat meskipun sudah ada beragam studi yang menemukan
letak kesalahannya, seperti kesepuluh mitos ini contohnya.
Mitos 1: Manusia hanya menggunakan 10% dari seluruh kapasitas otaknya.
Masih ingat film Lucy dan Limitless yang menceritakan bagaimana seseorang bisa
mempunyai kekuatan super ketika kemampuan otaknya bisa mencapai 100 persen?
Sepertinya kamu harus siap-siap kecewa karena hal seperti itu gak bakal jadi
kenyataan.
Faktanya, semua manusia menggunakan kapasitas otaknya 100 persen seumur
hidupnya. Dilansir dari Scientific American, kapasitas 10 persen kurang lebih hanya
digunakan ketika kita sedang beristirahat atau tidur. Sementara sepanjang hari kita
menggunakan seluruh kemampuan otak kita, mulai dari bernafas, bergerak, juga
berpikir.
Mitos 2: Brain games atau permainan otak bisa meningkatkan kemampuan berpikir dan
memori.
Dilansir dari NPR, kenyataannya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa brain games
membuatmu lebih pintar. Hal yang sama juga berlaku pada permainan teka teki silang,
karena tidak terbukti dapat meningkatkan kapasitas memori otak.
Disinyalir bahwa kemahiran seseorang bermain brain games tidak menunjukkan
kemahiran yang sama di bidang lain. Kemahiran seseorang tak lain dikarenakan oleh
faktor latihan terus-menerus. Jadi intinya, kamu tidak akan makin pintar bila kamu tidak
belajar dan latihan di bidang yang ingin kamu tekuni.
Mitos 3: Mendengarkan musik klasik bisa bikin lebih pintar.
Mitos ini salah satu mitos yang paling menyebar luas dan sudah membudaya. Awal
mulanya dari sebuah penelitian di tahun 1991 yang menunjukan indikasi peningkatan
kemampuan otak setelah mendengarkan musik klasik.
Dilansir dari BBC, ternyata penelitian ini tidak memberi hasil yang akurat. Diketahui
bahwa dampak peningkatan kemampuan otak setelah mendengar musik klasik hanya
berlangsung sangat sebentar dan setelah itu akan kembali seperti semula. Penelitian
selanjutnya juga menemukan bahwa musik dengan genre lain seperti pop juga dapat
memberikan dampak yang sama, bahkan lebih tinggi dibanding musik klasik.
Mitos 4: Laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan otak yang berbeda.
Pasti banyak dari kamu yang pernah mendengar teori kalau cowok itu lebih jago dalam
hal logika dan matematika, sementara cewek lebih ke perasaan. Padahal gak juga lho.
Pernyataan tersebut berasal dari anggapan kalau dua jenis kelamin ini punya otak yang
berbeda.
Dilansir dari Popular Science, perbedaan otak tersebut memang ada tapi sangat kecil
dan gak berhubungan dengan pernyataan itu tadi. Otak laki-laki diketahui memiliki
ukuran amygdala yang lebih besar, yang mengatur emosi. Sementara otak perempuan
mempunyai ukuran hippocampus yang lebih besar, yang berfungsi mengatur memori.
Jadi, perbedaan yang selama ini dianggap ada tak lain bukan faktor biologis, melainkan
faktor kultural yang membagi jenis kelamin dengan peran gendernya masing-masing.
Padahal, pada dasarnya setiap jenis kelamin memiliki kemampuan otak yang relatif
sama.
Mitos 5: Otak kiri dan otak kanan.
Kamu boleh ngaku orang kreatif atau pintar di matematika, tapi jangan sampai kamu
ngakunya lebih banyak menggunakan otak kiri atau otak kanan.
Dilansir dari Scientific American, tidak ada bukti nyata yang menunjukkan bagian kanan
otak mengatur kreatifitas sementara bagian kiri mengatur logika. Faktanya, semua
proses kognitif baik dalam hal seni maupun hitung-hitungan terjadi di seluruh bagian
otak. Jadi, kalau masih ada temanmu yang menggunakan istilah semacam itu, koreksi
saja ya.
Mitos 6: IQ tidak dapat berubah.
Mentang-mentang punya IQ tinggi, jangan berbesar hati dulu. IQ yang kita miliki ini
ternyata bersifat fluktuatif. Dengan kata lain, IQ-mu dapat berubah-ubah seiring waktu,
namun akan semakin stabil dengan bertambahnya usia.
Hal ini didasari oleh penemuan yang mengatakan kalau intelegensi manusia bersifat
tidak pasti dari lahir, seperti yang dilansir dari Huffington Post. Ditambah dengan faktor
perkembangan otak dan proses pembelajaran yang menjadikan IQ manusia tidak tetap
nilainya.
Mitos 7: Otak manusia bekerja lebih optimal ketika dalam keadaan tertekan.
Sering kali kebiasan menunda-nunda pekerjaan membuat dirimu tersugesti kalau
kerjaanmu bisa memberi hasil yang lebih baik sewaktu kamu dikejar deadline. Padahal,
ini benar-benar asumsi yang salah dan sangat tidak baik.
Dilansir dari Life Hacker, ketika kamu bekerja dalam keadaan tertekan dan stres,
tubuhmu akan bereaksi dengan memproduksi hormon yang akan memenuhi otakmu.
Dampak akumulatif dari reaksi ini sangat tidak baik karena disinyalir bisa mematikan sel
otakmu lho.
Mitos 8: Belajar dengan metode belajar yang dikehendaki dapat meningkatkan
performa.
Mungkin ada beberapa dari kamu yang mempunyai tipe belajar khusus seperti
kinestetik, visual, atau audio? Mereka yang mengaku memiliki cara belajarnya sendiri
sering beranggapan kalau cara ini mempengaruhi performa mereka. Namun
sayangnya, penelitian tidak berkata demikian.

Dilansir dari Popular Science, di tahun 2006 dilakukan penelitian untuk membuktikan
korelasi kedua hal ini dan ternyata hasilnya nihil. Murid-murid yang melakukan proses
belajar dengan cara yang dikehendakinya, diketahui tidak menunjukkan perkembangan
yang berbeda saat melakukan ulangan. Alhasil mematahkan mitos ini. Namun bukan
berarti beragam cara unik tersebut harus ditinggalkan. Apapun teknik belajarnya, kamu
tetap bisa memperoleh hasil optimal selama kamu melakukannya dengan disertai
repetisi, latihan, juga menyempatkan waktu jeda di antara tiap sesi pembelajaran.
Ternyata cukup banyak juga ya pengetahuan yang kita ketahui tentang otak yang
ternyata cuma mitos. Mungkin bisa dijadikan pembelajaran juga nih untuk kamu supaya
jangan langsung percaya dengan tiap informasi yang kamu dapat. Kamu bisa
melakukannya dengan membuktikan kebenarannya. Lumayan juga untuk menambah
wawasanmu.
Referensi:

https://www.kominfo.go.id/content/detail/18775/hoaks-teori-otak-kiri-dan-otak-
kanan/0/laporan_isu_hoaks

https://www.liputan6.com/health/read/2448257/teori-otak-kanan-dan-otak-kiri-cuma-mitos

https://sains.kompas.com/read/2018/05/07/113209923/9-mitos-soal-otak-yang-tak-boleh-dipercaya-
lagi?page=all

https://www.idntimes.com/science/discovery/putri-wahyudewi/8-mitos-tentang-otak-yang-sering-
dipercaya-mentah-mentah/full

Anda mungkin juga menyukai