DISUSUN OLEH :
1. YOSIANA MUFTIANINGRUM (P1337420919061)
2. OVI ANDINI (P1337420919040)
3. SRI JATI PERMATA PUTRI (P1337420615053)
4. NADIA PUTRI NABILA (P1337420919028)
5. DEVI NPVITASARI (P1337420919078)
Yosiana Muftianingrum
Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Semarang
Koresponden: Yosianamuftianingrum@gmail.com
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK……………...................................................……………………...... 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………….…......3
BAB 1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………….……………………....…… 4
B. WEB OF CAUSATION…………………………….…………...…….. 5
A. PENGKAJIAN…………………………...…………..………...………6
B. ANALISIS DATA…………………………………………………….12
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN………..…………………….………13
D. INTERVENSI…………………………………………...…………….14
E. IMPLEMENTASI……………………………………………………..16
F. EVALUASI……………………………………….…………………..19
A. ANALISA
KASUS…………….………………………….……………………..21
A. SIMPULAN.....…………………………………….…………………….26
B. SARAN…………………………………………………………………..27
DAFTAR PUSTAKA………………………………...…..……………………..28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kekuatan otot :
Kanan Kiri
Atas 5 5
Bawah 5 5
E. OBAT – OBATAN
Tanggal : 30 Desember 2019
Infus RL 20 tpm IV
Ketorolac 30 mg/ 12 jam IV
Furosemid 1 ampul/12 jam IV
Ampicilin Sulbactan 1,5 gr 8 jam IV
Parasetamol 500 mg/ 8 jam PO
Vitamin B complex 1 tab/12 jam PO
Vitamin C 1 tab/ 12 jam PO
Sulfat ferosus 1 tab/ 12 jam PO
Dopamet 500 mg/ 12 jam PO
Nifidipine 10 mg PO jika TD> 160/100 mmHg
KIMIA KLINIK
Glukosa sewaktu 59 mg/dL 80-160
SGOT 33 U/L 15-34
SGPT 18 U/L 15-60
LDH 831 U/L 120-246 H
Ureum 39 mg/dL 15-39
Kreatinin 1,1 mg/dL 0,6-1,3
Asam Urat 8,1 mg/dL 2,6-6 H
Elektrolit
Natrium 139 mmol/L 136-145
Kalium 4,9 mmol/L 3,5-5
Chlorida 107 mmol/L 95-105 H
KOAGULASI
Plasma Prothombin
Time (PPT)
Waktu protombin 9 detik 9,4-11,3 L
Ppt kontrol 11 detik
KIMIA KLINIK
Albumin 2,2 g/dL 3,5-5.0 L
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan denga agen cidera fisik
2. Risiko infeksi area pembedahan berhubungan dengan luka insisi bedah
post SC
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan involusio uterus
I. RENCANA KEPERAWATAN
TGL/
NO. DP TUJUAN INTERVENSI TTD
JAM
1 30 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji penyebab nyeri
Desember agen cidera keperawatan selama 3 x 24 2. Gali pengetahuan
2019 fisik jam, Pasien mampu Pasien tentang nyeri
12.00 mentoleransi nyeri, dengan 3. Gali pengetahuan
WIB kriteria hasil : Pasien bagaimana
1. Pasien mampu cara untuk mengatasi
melakukan teknik non nyeri
farmakologis untuk 4. Ukur tanda – tanda
mengatasi nyeri yaitu vital Pasien
relaksasi otot progresif 5. Jelaskan pada Pasien
2. Nyeri turun menjadi teknik
skala 1 nonfarmakologi untuk
3. Tanda – tanda vital mengatasi nyeri
pasien baik 6. Ajarkan pada Pasien
TD : 120/80 mmHg manajemen nyeri
N : 80 x / menit yaitu relaksasi otot
S : 36,5o C progresif
RR : 18 x / menit 7. Anjurkan pasien
4. Nyeri : turun menjadi untuk melakukan
skala 1 mobilisasi dini
5. Pasien merasa nyaman 8. Libatkan keluarga
terhadap kondisi pasien dalam pengajaran
setelah nyeri berkurang manajemen nyeri
2. 30 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat
Desember aktifitas keperawatan selama 3 x 24 kemampuan klien
2019 berhubungan jam, Pasien tidak dalam beraktifitas
12.00 dengan mengalami infeksi dengan 2. Bantu klien dalam
WIB kelemahan kriteria hasil: melakukan aktifitas
1. Klien mampu melakukan sehari-hari
aktifitasnya secara 3. Bantu klien untuk
mandiri melakukan tindakan
sesuai dengan
kemampuan/kondisi
klien
4. Evaluasi
perkembangan
kemampuan klien
dalam beraktifitas
3 30 Risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor Keadaan
Desember perdarahan b.d keperawatan selama 3 x 24 Umum dan TTV
2019 involusio uterus jam, Pasien tidak Pasien
12.10 mengalami perdarahan 2. Monitor PPV
WIB dengan criteria hasil : (Pengeluaran per
vaginam) Pasien
1. Tanda – tanda vital
3. Lakukan pemeriksaan
pasien baik
TD : 120/80 mmHg TFU dan kontraksi
N : 80 x / menit rahim
S : 36,5o C 4. Ajarkan pasien untuk
RR : 18 x / menit sering massage uterus
2. Tidak terjadi perdarahan 5. Ajarkan dan berikan
dengan keluarnya darah
edukasi pada Pasien
secara terus menerus
seperti mengalir untuk mengenali
3. Involusio uterus baik
terjadinya perdarahan
ditandai dengan uterus
keras dan kontraksi kuat
J. CATATAN KEPERAWATAN
NO. TGL/JAM DP IMPLEMENTASI RESPON TTD
1. 30 Desember Nyeri akut b/d 1. Mengkaji penyebab S: Pasien mengatakan
2019 agen cidera fisik nyeri masih nyeri
13.00 WIB 2. Mengukur TTV Pengkajian P,Q,R,S,T
pasien P : saat melakukan
3. Mengajarkan kepada aktivitas
pasien teknik Q : tersayat-sayat
relaksasi napas R : perut
dalam jika nyeri S : skala 4
dengan teknik otot T : hilang timbul
progresif untuk
mengurangi nyeri O : wajah Pasien
4. Menganjurkan pasien tampak meringis
untuk berlatih
mobilisasi S:-
O:
- TTV
TD : 140 /
90 mmHg
Suhu : 36,5
0
C
Nadi : 88
x/menit
Pernafasan : 18
x/menit
S : Pasien mengatakan
nyeri berkurang
menjadi skala 3 setelah
diajarkan teknik
relaksasi otot
progressif dan nafas
dalam
O : Pasien terlihat
merasa nyaman,
dan mampu
mengikuti saat
diajarkan teknik
non farmakologis
2. 30 Desember Intoleransi 1. Megkaji tingkat S:
2019 aktifitas kemampuan klien - Klien mengatakan
12.15 WIB berhubungan dalam beraktifitas sulit untuk
dengan 2. Membantu klien melakukan
kelemahan dalam melakukan aktivitas
aktifitas sehari-hari O:
3. Membantu klien - Keadaan umum
untuk melakukan Pasien baik
tindakan sesuai - Klien tampak
dengan kesulitan untuk
kemampuan/kondis bergerak
i klien - Klien tampak tidak
4. Mengevaluasi bisa ke kamar
perkembangan mandi
kemampuan klien - Klien tampak
dalam beraktifitas kesulitan untuk
duduk
3 30 Desember Resiko 1. Memonitor PPV S: pasien mengatakan
2019 perdarahan b/d (Pengeluaran per masih
14.00 WIB involusio uteri vaginam) Pasien mengeluarkan
2. Melakukan darah berwarna
pemeriksaan TFU dan merah dan tidak
kontraksi Rahim terlalu banyak
3. mengedukasi pasien O: - perdarahan rubra
untuk sering massage berwarna merah ±
uterus 50 cc/ 24 jam
S: pasien mengatakan
perutnya masih
membesar
O: - TFU 3 jari
dibawah umbilikal
S: pasien mengatakan
jika perutnya
masih sakit pada
luka jahitan
sehingga tidak
berani untuk
memijat-mijat
O: pasien meringis saat
perut di tekan
1. 31 Desember Nyeri akut b/d 1. Mengkaji penyebab S: Pasien mengatakan
nyeri
2019 agen cidera fisik masih nyeri
2. Mengukur TTV
10.00 WIB pasien Pengkajian P,Q,R,S,T
3. Mengevaluasi
P : saat melakukan
pasien teknik
relaksasi napas aktivitas
dalam jika nyeri
Q : tersayat-sayat
dengan teknik otot
progresif untuk diperut, seperti di
mengurangi nyeri
tusuk-tusuk di kepala
4. Menganjurkan
pasien untuk R : perut, kepala
berlatih mobilisasi
S : skala 3
5. Melakukan
kolaborasi dengan T : hilang timbul
dokter dalam
memberikan obat
penurun tensi jika O : wajah Pasien
perlu
tampak meringis
S : pasien mengatakan
semalem tidak bisa
tidur karena perutnya
sakit dan kencang-
kencang
O:
- TTV
TD : 170 /
90 mmHg
Suhu : 36,5
0
C
Nadi : 89
x/menit
Pernafasan : 20
x/menit
S : Pasien mengatakan
nyeri berkurang saat
melakukan relaksasi
pernapasan
O : Pasien terlihat
merasa nyaman,
dan mampu
mengikuti saat
diajarkan teknik
non farmakologis
S: -
O: pasien meminum
obat nifidipine 10
mg
2. 31 Desember Intoleransi 1. Mengkaji tingkat S:
2019 aktifitas kemampuan klien - Klien mengatakan
12.30 WIB berhubungan dalam beraktifitas sulit untuk
dengan 2. Membantu klien melakukan
kelemahan dalam melakukan aktivitas
aktifitas sehari-hari O:
3. Membantu klien - Keadaan umum
untuk melakukan Pasien baik
tindakan sesuai - Klien tampak
dengan kesulitan untuk
kemampuan/kondis bergerak
i klien - Klien tampak tidak
4. Mengevaluasi bisa ke kamar
perkembangan mandi
kemampuan klien - Klien tampak
dalam beraktifitas kesulitan untuk
duduk
S : Pasien mengatakan
terkadang lupa
melakukan teknik
relaksasi
O : pasien dapat
melakukan teknik
relaksasi sesuai
dengan arahan
perawat
S: pasien mengatakan
sudah berlatih
jalan hariini
O: pasien nampak
berjalan kekamar
mandi secara
mandiri
S: pasien mengatakan
telah meminum
obat paracetamol
500 mg tablet
O: pasien nampak
nyaman dan tidak
merasakan nyeri
2 1 Januari Intoleransi 1. Mengkaji tingkat S:
2020 aktifitas kemampuan klien - Klien mengatakan
berhubungan dalam beraktifitas sulit untuk
15.30 WIB dengan 2. Membantu klien melakukan
kelemahan dalam melakukan aktivitas
aktifitas sehari-hari O:
3. Membantu klien - Keadaan umum
untuk melakukan Pasien baik
tindakan sesuai - Klien tampak
dengan kesulitan untuk
kemampuan/kondis bergerak
i klien - Klien tampak tidak
4. Mengevaluasi bisa ke kamar
perkembangan
mandi
kemampuan klien
dalam beraktifitas - Klien tampak
kesulitan untuk
duduk
3 1 Januari Resiko 1. Memonitor PPV S: pasien mengatakan
(Pengeluaran per
2020 perdarahan b/d hariini selang
vaginam) Pasien
involusio uteri 2. Melakukan urine telah dilepas
16.50 WIB pemeriksaan TFU dan
dan memakai
kontraksi Rahim
pampers, darah
yang keluar tidak
begitu banyak.
Pasien belum
mengganti
pampersnya
hariini.
O:
- Pasien post
operasi SC hari
ke 4
- perdarahan
sangunolenta
berwarna merah
kekuningan ±
20 cc/ 24 jam
S: pasien mengatakan
perutnya masih
membesar
O: - TFU 4 jari
dibawah umbilikal
K. EVALUASI
1 Januari 2019 Nyeri akut b/d S : Pasien mengatakan masih nyeri sedikit P :
agen cidera saat beergerak dan beraktivitas Q : tersayat-
17.00 WIB fisik
sayat R : perut S : skala 2 T : hilang timbul
O:
- Pasien tampak meringis dan
memegang perutnya saat berjalan
- Keadaan umum Pasien baik
- TTV
TD : 110 / 80 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
A: masalah teratasi sebagian
P:
O:
A: Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi, pasien boleh pulang
BAB III
PEMBAHASAN
A. ANALISA KASUS
Ny. I datang ke IGD RSUP dr. Kariadi pada tanggal 28 Desember 2019
03.52 WIBdengan keluhan kencang-kencang. Ny. I memiliki riwayat PEB
dan Gameli. Ny I menjalani operasi Sectio Caesarea (SC) pada tanggal 28
Desember 2019 pukul 17.30 WIB. Bayi-bayi Ny. I berjenis kelamin laki-laki
dengan berat badan bayi pertama 1180 grr dan bayi kedua 1000 gr. Setelah
menjalani operasi, Ny. I dipindahkan ke ruang VK untuk dilakukan observasi
karena riwayat PEB.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 30 Desember 2019, Ny. I
mengeluh nyeri pada luka operasi. saat dilakukan pengkajian nyeri P : saat
melakukan aktivitas Q : tersayat-sayat R : perut S : skala 4 T : hilang timbul,
wajah nyonya I nampak meringis saat nyeri datang. Sehingga diagnosa
keperawatan yang diangkat adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik (Herdman, T. H., & Kamitsuru, S, 2018).
Selain nyeri dari hasil pengkajian diperut Ny. I terdapat luka Terdapat
balutan luka pada perutnya sepanjang 10 cm, Luka dibalut kassa dan plester
anti air , Tekanan darah 140 / 90 mmHg, Suhu 36,5 0C, Nadi 88 x/menit,
Pernafasan 18 x/menit , Leukosit 16,6 10^3/uL, Albumin 2,2 g/dL. Nilai
leukosit Ny. I lebih dari normal berdasarkan nilai rujukan yang di gunakan di
RSUP dr. Kariadi dengan nilai normal 3,6-1110^3/uL, dan nilai albumin ny. I
masuk dalam kategori rendah berdasarkan nilai rujukan RSUP dr. Kariadi
dengan kisaran nilai normal 2,4-5 g/dL. Kadar albumin yang rendah dapat
menyebabkan proses penyembuhan luka terhambat, hal ini terjadi karena
darah terjadi pengenceran darah (hemodilusi) sehingga berkurangnya
sirkulasi oksigen yang terjadi di dalam darah (Marjiyanto, Dkk, 2013).
Diagnosa keperawatan yang diangkat adalah resiko infeksi berhubungan
dengan luka insisi bedah post SC (Herdman, T. H., & Kamitsuru, S, 2018).
Ny. I mengalami perdarahan per vagina setelah menjanai operasi. hasil
pengkajian Involusio Uterus keras, Fundus Uteri 3 jari dibawah umbilicus (9
cm dari simpisis pubis), Kontraksi kuat, Posisi tengah, terdapat lokhea rubra
warna merah segar, bau amis darah,PPV : ± 50 cc/ 24 jam. Pada kondisi ini
menggambarkan terjadinya proses pengembalian uterus ke bentuk semula
setelah placenta lahir. Apabila masih terdapat sisa-sisa placenta dapat
menyebabkan perdarahan. Sehingga diagnosa keperawatan yang diangkat
adalah Resiko perdarahan berhubungan dengan involusio uteri (Herdman, T.
H., & Kamitsuru, S, 2018).
Pada hari kedua Ny. I sempat mengalami tekanan darah yang tinggi yaitu
170/90 mmHg. Pasien terus dipantau dan diberikan obat nifedipine 10 mg.
Obat nifedipine sendiri memiliki fungsi sebagai obat yang digunakan untuk
mengobati tekanan darah yang tinggi pada saat kehamilan dan persalinan
premature.
B. ANALISA INTERVENSI
Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik salah satu
intervensi yang diangkat adalah relaksasi otot progresif. Intervensi dilakukan
selama 3 hari dan dilakukan sebanyak 2x. Setelah dilakukan interensi pasien
langsung dilakukan evaluasi. Menurut Rihiantoro dkk (2018), bahwa relaksasi
progresif dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan maupun nyeri,
karena dapat menekan saraf simpatis di mana dapat menekan rasa tegang
yang dialami oleh individu secara timbal balik, sehingga timbul counter
conditioning (penghilangan). Hasil evaluasi didapat bahwa setelah dilakukan
relaksasi otot progresif pada hari ke 3 nyeri pasien berkurang dari skala nyeri 3
menjadi 2. Selain itu pasien juga mendapatkan obat anti nyeri ketorolac 30 mg
IV dan paracetamol 100 mg tablet. Pada asuhan hari ke 2 ketorolac pasien
dihentikan, namun paracetamol 100 mg tab masih diberikan kepada pasien.
ketorolac 30 mg adalah obat anti inflamasi nonsteroid injeksi yang memiliki
sifat sebagai analgesik.
Ketorolak merupakan analgetik poten yang termasuk golongan anti
inflamasi nonsteroid yang mempunyai efek anti inflamasi sedang yang bekerja
dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase (COX) non selektif. Namun
pada sistem hematologi, ketorolak dapat menghambat agregasi tombosit dan
dapat memperpanjang waktu perdarahan karena ketorolak lebih banyak
menghambat COX-1 dibanding COX-2. Pada sistem pencernaan ketorolak
dapat menyebabkan iritasi lambung dan perdarahan gastrointestinal ( Hidayat,
Dkk. 2017). Sedangkan Paracetamol termasuk golongan obat analgesik non-
opioid yang digunakan dalam penanganan nyeri ringan (Muttaqin,2008).
Diagnosa yang diangkat selanjutnya adalah resiko infeksi berhubungan
dengan luka insisi bedah post SC. Salah satu intervensi yang dilakukan adalah
mengobservasi luka post SC, berdasarkan hasil pengkajian luka post SC pasien
melintang diarea diatas VU sepanjang 10 cm. Luka bersih, tidak rembes dan
tidak ada tanda-tanda infeksi ataupun perdarahan. Observasi luka dilakukan
setiap hari untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien. untuk mencegah
infeksi intervensi lain yang dilakukan adalah pemberian antibiotik, Ny. I
mendapatkan antibiotik Ampicilin Sulbactan 1,5 gr 8 jam IV. Ampicilin adalah
golongan penicilin, sedangkan sulbactam adalah obat yang bekerja dengan cara
menghambat enzime betalaktamase yang di produksi bakteri. Obat ini bekerja
dengan menghambat secara irreversibel aktivitas enzime transpeptidase yang
dibutuhkan untuk sintesis dinding sel bakteri
Diagnosa terakhir adalah Resiko perdarahan berhubungan dengan
involusio uteri. Intervensi yang dilakukan adalah observasi PPV, memantau
TFU dan tinggi fundus uteri, serta mengajarkan massage uterus. Perdarahan
pada ibu post partum biasanya disebut dengan lochea. Ny. I saat dilakukan
pengkajian jenis lochea yang keluar adalah lochea rubra, darah yang keluar
masih hitam dan banyak kurang lebih 50 cc. Lochea rubra biasanya didapati
pada ibu post partum hari ke 1 dan ke 2 ( Wagiyo dan Putrono, 2016). Pada ny.
I TFU pada hari ketiga setelah post partum SC adalah 3 jari dibawah
umbilikus, dan kontraksi kuat. Saat uterus kontaksi pembuluh darah yang
keluar lewat celah otot uterus akan terjepit dan menyebabkan perdarahan
berhenti (Wagiyo dan Putrono, 2016), sehingga kontraksi uterus harus selalu di
evaluasi. Massage uterus dapat diajarkan kepada ibu untuk mengeluarkan sisa-
sisa placenta yang masih ada di uterus.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Selama melakukan pengkajian terhadap Ny. I dapat di tegakkan 3
diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
fisik, Resiko Infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah post SC, dan
diagnosa yang ketiga adalah Resiko perdarahan berhubungan dengan
involusio uteri . Pada Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
dan Resiko Infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah post SC masalah
teratasi sebagian. Sedangkan untuk diagnosa resiko perdarahan
berhubungan dengan involusio uteri masalah teratasi
B. SARAN
Diharapkan tindakan implementasi yang diberikan dapat di
kombinasikan dengan teknik yang lain berlandaskan dengan jurnal yang
relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Wagiyo dan Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan bayi
Baru Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta. ANDI.