Anda di halaman 1dari 4

1) Aerasi

Aerasi adalah suatu proses penambahan oksigen ke dalam air dengan


memancarkan air atau melewatkan gelembung udara ke dalam air. Proses ini
juga dapat mengurangi kandungan deterjen, zat besi, dan menghilangkan bau,
warna, serta rasa pada air.

2) Prasedimentasi
Prasedimentasi yaitu proses pemisahan benda-benda tersuspensi
secara gravitasi seperti pasir kasar, pasir halus dan lumpur halus. Waktu
pengendapan air yaitu sekitar 2-3 jam. Kekeruhan air yang dihasilkan dapat
mencapai 5 NTU.

3) Koagulasi
Pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid,
karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid
dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi
partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, dan
atau dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang
pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa
hydrolic jump dengan gradien kecepatan 600-700 per detik. Lamanya proses
adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar

4) Flokulasi dan sedimentasi


Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.
Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
Namun, di PDAM, setelah air melalui unit koagulasi, air akan mengalir ke
klarifier atau clearatordan yang biasa digunakan adalah modern clarifier,
dimana kogulasi, flokulasi dan sedimentasi terjadi pada satu tempat. Klarifier
berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan larutan
Alum (Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada klarifier terdapat mesin agitator yang
berfungsi sebagai alat untuk mempercepat pembentukan flok. Pada klarifier
terjadi pemisahan antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini kemudian
disalurkan dengan menggunakan pipa yang besar untuk kemudian
dipompakan ke filter. Klarifier terbuat dari beton yang berbentuk bulat yang
dilengkapi dengan penyaring dan sekat. Dari inlet pipa klarifier, air masuk ke
dalam primary reaction zone. Di dalam prymari reaction zone dan secondary
reaction zone,air dan bahan kimia (Koagulan yaitu tawas) diaduk dengan alat
agitataor blade agar tercampur homogen. Maka koloid akan membentuk
butiran-butiran flokulasi. Air yang telah bercampur dengan koagulan
membentuk ikatan flokulasi, masuk melalui return floc zone dialirkan ke
clarification zone. Sedimen yang mengendap dalam concentrator dibuang. Hal
ini berlangsung secara otomatis yang akan terbuka setiap satu jam sekali
dalam waktu 1 menit. Air yang masuk ke dalam clarification zone sudah tidak
dipengaruhi oleh gaya putaran oleh agitator, sehingga lumpurnya mengendap.
Air yang berada dalam clarification zone adalah air yang sudah jernih. Pada
proses ini, dapat ditambah flokulan misalnya polyelectrolite 801 anionik yang
dapat memperberat flok sehingga dapat cepat mengendap (Hafni, 2012).

Proses Flokulasi Partikel Koloid (Gambar 3)

Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit
aselator (Gambar 4)
Unit Aselator pada Water Treatment Plant (Gambar5)

Anda mungkin juga menyukai