3 PEMBIAYAAN
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) VI.A.4 0.00 60.832.979.014.11 0.00 58.507.337.140.17
ANDERIAS RENTANUBUN
NERACA
PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Per 31 December 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah)
ASET
ASET LANCAR
Kas Di Kas Daerah VI.B.1..a.1 60.835.387.730.44 57.899.181.672.94
Kas Di Bendahara Penerimaan VI,B,1.a.3 144.472.312.00 30.276.500.00
Kas Di Bendahara Pengeluaran VI.B.1..a.2 180.458.939.00 1.016.973.605.56
Kas Di Badan Layanan Umum Daerah 0.00 0.00
Kas di Deposito 0.00 0.00
Investasi Jangka Pendek 0.00 0.00
Piutang Pajak VI.B.1.b.1 8.164.599.197.84 6.038.581.568.81
Piutang Retribusi VI.B.1.b.2 1.306.168.220.05 1.237.109.041.87
Piutang Dana Bagi Hasil VI.B.1.b.3 4.000.362.296.93 2.616.480.965.00
Piutang Dana Alokasi Umum 0.00 0.00
Piutang Dana Alokasi Khusus 0.00 0.00
Piutang Lain-lain VI.B.1.b.4 307.317.021.16 2.193.503.967.51
Persediaan VI.B.1.c 8.323.034.402.41 13.826.606.400.26
Penyisihan Piutang VI.B.1.b.5 -1.214.975.616.57 -766.308.915.37
JUMLAH ASET LANCAR 82.046.824.503.26 84.092.404.806.58
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non Permanen VI.B.2.a
Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 0.00 0.00
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 0.00 0.00
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Lainnya 0.00 0.00
Investasi Dalam Surat Utang Negara 0.00 0.00
Investasi Non Permanen Lainnya 0.00 0.00
JUMLAH Investasi Non Permanen 0.00 0.00
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah VI.B.2.b 8.543.658.366.91 7.097.897.158.16
Penyertaan Modal Dalam Proyek Pembangunan 0.00 0.00
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan 0.00 0.00
Invertasi Permanen Lainnya 0.00 0.00
JUMLAH Investasi Permanen VI.B.2.b 8.543.658.366.91 7.097.897.158.16
ANDERIAS RENTANUBUN
PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA
LAPORAN ARUS KAS
ANDERIAS RENTANUBUN
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan diuraikan tentang maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan,
Landasan Hukum penyusunan Laporan Keuangan, dan sistimatika penyusunan Catatan atas
Laporan Keuangan.
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara
menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Maluku
Tenggara Tahun Anggaran 2014 sebagai bentuk Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014.
Laporan Keuangan yang disusun ini meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.Laporan Keuangan dimaksud
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah sebagaimana yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Pada dasarnya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Maluku
Tenggara Tahun Anggaran 2014 disusun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari Stakeholders (antara lain Masyarakat, DPRD, Lembaga Pengawas,
Lembaga Pemeriksa, dan Pemerintah Pusat) yang relevan mengenai posisi keuangan
dan seluruh transaksi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara selama
Tahun Anggaran 2014
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Tahun Anggaran 2014
disusun dengan tujuan untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan dengan menyediakan
informasi mengenai pendapatan, belanja, dana cadangan, pembiayaan, aset, kewajiban,
ekuitas dana, dan arus kas. Informasi ini disajikan agar pengguna memiliki pengetahuan
mengenai:
1. Kecukupan penerimaan periode berjalan membiayai seluruh pengeluaran.
2. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran
yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara serta hasil-hasil yang dicapai.
4. Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dalam
mendanai seluruh kegiatannya dan mencakupi kebutuhan kas.
5. Posisi Keuangan dan kondisi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; dan
6. Perubahan posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan selama Tahun Anggaran 2014.
1|P age
B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4266);
2. Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-undang RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tangungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang RI
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2014 Nomor 244. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
6. Undang-undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4575);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang PelaporanKeuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
2|P age
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503 );
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah Revisi
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 08Tahun 2013 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Maluku Tenggara tahun
2014;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 06 Tahun 2014 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kebupaten Maluku Tenggara
Tahun 2014;
19. Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 2.a Tahun 2010 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara;
20. Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 2.b Tahun2010yang telah diubah
dengan Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 2.b Tahun2013 tentang Sistem
dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;
21. Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 1.a Tahun 2013 tentang Sistem
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.
3|P age
dan jangka panjang), Pendapatan di terima dimuka berdasarkan pada Neraca
PPKD (BUD). Sedangkan data mengenai Kas di Bendahara Penerimaan, Kas
di Bendahara Pengeluaran, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Tuntutan Ganti
Rugi, Persediaan, Aset Tetap, Aset Lainnya, didasarkan pada Neraca SKPD.
c) Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas disusun berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran Kas
yang dikelola PPKD sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD) selama Tahun
Anggaran 2014.
d) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan penjelasan mengenai kondisi
umum Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, penjelasan dan daftar
mengenai suatu pos yang disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran, Neraca
dan Laporan Arus Kas dalam rangka pengungkapan yang memadai.
2. Entitas
Untuk Tahun Anggaran 2014, entitas dalam Pemerintah Kabupaten Maluku
Tenggara yang dicakup dalam laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Maluku
Tenggara meliputi:
a) Dinas Pendidikan
b) Dinas Kesehatan
- Puskesmas Debut
- Puskesmas Rumat
- Puskesmas Ohoira
- Puskesmas Watdek
- Puskesmas Ohoijang
- Puskesmas Ibra
- Puskesmas Danar
- Puskesmas Elat
- Puskesmas Wakol
- Puskesmas Mun
- Puskesmas Larat Kei
- Puskesmas Weduar
- Puskesmas Matahollat
- Puskesmas Banda Ely
- Puskesmas Hollat
c) Rumah Sakit Umum Daerah
d) Dinas PUP2E
e) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
f) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
g) Badan Lingkungan Hidup
h) Dinas kependudukan dan catatan sipil
i) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
4|P age
j) Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
k) Dinas koperasi Usaha Kecil dan Menengah
l) Dinas Kebudayaan dan pariwisata
m) Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Linmas
n) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
o) Sekretariat Daerah
- Bagian Pemerintahan
- Bagian Organisasi
- Bagian Hukum dan HAM
- Bagian Ekonomi dan Pembangunan
- Bagian Kesejahteraan Rakyat
- Bagian Umum dan Humas
p) Sekretariat DPRD
q) Inspektorat
r) Badan Kepegawaian Daerah
s) Kelurahan
t) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
u) Kecamatan Kei Kecil
v) Kecamatan Kei Kecil Barat
w) Kecamatan Kei Kecil Timur
x) Kecamatan Kei Besar
y) Kecamatan Kei Besar Utara Timur
z) Kecamatan Kei Besar Selatan
aa) Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
bb) Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
cc) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
dd) Kecamatan Mayeuw
ee) Kecamat Hoat Sorbay
ff) Kecamatan Kei Kecil Timur Selatan
gg) Kecamatan Kei Besar Selatan Barat
hh) Kecamatan Kei Besar Utara Barat
ii) Badan Ketahanan Pangan
jj) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
kk) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
ll) Dinas Pertanian dan Peternakan
mm) Dinas Perkebunan dan Kehutanan
nn) Dinas Kelautan dan Perikanan
oo) Dinas Perindustrian dan Perdagangan
5|P age
3. Kebijakan Konversi
Penyusunan dan penyajian APBD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun Anggaran
2014 dan pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah mengacu kepada Peraturan
Menteri Dalam Negari Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah direvisi dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, maka untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 bahwa LKPD sebagai Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, maka
penyusunan dan penyajian LKPD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun Anggaran
2014 dilakukan dengan konversi kepada Standar Akuntansi Pemerintahan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang ditindaklanjuti
kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara sebagaimana termuat
dalam Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 2.a Tahun 2010
Konversi yang dilakukanmencakup jenis laporan, basis akuntansi, pengungkapan
pos-pos laporan keuangan, struktur APBD (Pendapatan, belanja dan Pembiayaan),
klasifikasi anggaran (pendapatan, belanja dan pembiayaan), aset, kewajiban,
ekuitas, arus kas, serta catatan atas laporan keuangan, konversi dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan dilakukan dengan cara penyesuaian kembali pos-
pos laporan keuangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dengan pos-pos laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Pemerintahan. Pelaksanaan konversi pos-pos laporan
keuangan didasarkan pada Buletin Nomor 3 Tahun 2006 tentang penyajian
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan konversi dan khusus untuk penyajian belanja daerah
didasarkan pada Buletin Teknis Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Belanja Pemerintah, dimana dilakukan reclass untuk belanja
pegawai, barang dan jasa, dan belanja modal.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Tahun
Anggaran 2014 ini disusun berdasarkan Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor
2.a Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi yang mengacu kepada Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan
kinerja Instansi Pemerintah, sehingga LKPD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun
Anggaran 2014 disusun berdasarkan penggabungan antara Laporan Keuangan
SKPD dengan Laporan Keuangan BUD. Laporan Keuangan SKPD yang
merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan sedangkan
Laporan Keuangan BUD yang merupakan pertanggungjawaban pengelolaan
perbendaharaan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus
Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
D. Sistimatika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara disajikan
dengan urutan sebagai berikut :
6|P age
Bab 1 Pendahuluan.
Bab ini menguraikan tentang maksud dan tujuan penyusunan Laporan
Keuangan, Landasan Hukum penyusunan Laporan Keuangan, dan
sistimatika penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan
Bab II Ekonomi Makro
Bab ini menguraikan tentang Kebijakan Keuangan Daerah, Indikator
Pencapaian Kinerja Fiskal Pemerintah Kabupaten Maluku
TenggaraIndikator Pencapaian Kinerja Program Pemerintah Kabupaten
Maluku Tenggara.
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Fiskal
Bab ini menguraikan tentang Ikhtisar Realisasi Pencapaian Sasaran
Kinerja Fiskal dan Faktor Pendukung dan Penghambat pencapaian
Kinerja
Bab IV Ikhtisar Pencapaian Kinerja Fiskal
Bab ini menguraikan tentang Ikhtisar Realisasi Pencapaian Sasaran
Kinerja Fiskal, Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja.
Bab V Kebijakan Akuntansi
Bab ini menguraikan tentang Entitas Pelaporan, Basis Akuntansi yang
mendasari Penyusunan Pelaporan Keuangan dan Kebijakan Akuntansi
Bab VI Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan.
Bab ini menguraikan tentang Pendapatan, Belanja, Suplus/Defisit,
Pembiayaan, Neraca dan Komponen-komponen Arus Kas
Bab VII Penjelasan atas Informasi Non Keuangan
Bab VIII Penutup
7|P age
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN
DAN TARGET KINERJA APBD
A. Ekonomi Makro
Kemampuan suatu daerah/region untuk mengelola potensi ekonominya dapat
tergambar dengan penggunaan indikator-indikator ekonomi makro. Indikator yang sering
digunakan dalam mengevaluasi pembangunan sektor ekonomi adalah :
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kinerja perekonomian Kabupaten Maluku Tenggara dari tahun ketahun terus
meningkat. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan total nilai PDRB Kabupaten
Maluku Tenggara baik yang dihitung berdasarkan Harga Berlaku maupun harga
konstan. Selama tahun 2013, nilai PDRB Kabupaten Maluku Tenggara atas dasar Harga
berlaku tercatat sebesar 780.222,24 juta rupiah, bila dibandingkan dengan tahun 2012
tercatat sebesar 587.002,31 juta rupiah atau naik sebesar 14,22 persen dari keadaan
perekonomian tahun 2012, sedangkan PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2014
atas dasar Harga Konstan 2000 tercatat sebesar 269.081,51 juta rupiah, bila
dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat sebesar 252.454.35 juta rupiah atau naik
sebesar 6,59 persen dari keadaan perekonomian tahun 2012.
Perkembangan PDRB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan dapat diikuti pada Grafik
berikut ini :
Grafik1
Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Maluku Tenggara (Juta Rupiah)
2010 – 2013
8|P age
Perkembangan ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2013 diketahui dari
tingkatpertumbuhan ekonomi yang digambarkan dengan peningkatan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan sebesar 6,59 persen
dibandingkantahun 2012
Perdapatan Perkapita Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2012 adalah
sebesar 5.445.228 rupiah naik menjadi 6.368.966 rupiah pada tahun 2013 atau terdapat
perubahan sebesar 16,96 persen. Pendapatan Perkapita menurut harga konstan 2000
tahun 2012 tercatat sebesar 2.276.202 rupiah naik menjadi 2.474.182 rupiah pada
tahun2013 atau naik sebesar 8,70 persen
Grafik 2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2009– 2013
9|P age
Pertumbuhan sektor – sektor dtahun 2012 dan Tahun 2013 dapat dilihat pada tember
dibawah ini:
Tabel 1
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral
Kabupaten Maluku Tenggara
2012 2013*)
Laju
Lapangan Usaha
Pertumbuhan Peringkat Laju Pertumbuhan Peringkat
4. Pendapatan Perkapita
Keberhasilan pembangunan tidak cukup hanya memperhatikan perkembangan PDRB
secara total, tetapi juga dilihat perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
dan atas dasar harga konstan. Pendapatan Regional Perkapita Penduduk Kabupaten
Maluku Tenggara tahun 2012 tercatat sebesar Rp. 5.445.228 dan tahun 2013 sebesar
Rp. 6.368.966 atau naik 16,96 persen. Sedangkan Pendapatan Regional Perkapita riil
tanpa dipengaruhi kenaikan harga barang dan jasa dapat diketahui dari Pendapatan
Regional Perkapita atas dasar harga konstan tahun 2000 yang pada tahun 2012 sebesar
Rp. 2.276.202 meningkat menjadi Rp. 2474.182 atau naik 8,70 persen pada Tahun
2013.
Grafik 3
Tingkat Pendapatan Perkapita Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2009 - 2013
10 | P a g e
5. Kestabilan Harga
Indeks Harga Implisit PDRB merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui
tingkat inflasi/deflasi suatu daerah pada suatu periode tertentu. Indeks Harga Implisit
Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2013 sebesar 249,17 persen dan tahun 2012
sebesar 232,52 persen. Dari angka indeks implisit tersebut dapat dihitung Laju Inflasi
Harga Produsen Barang dan Jasa di Kabupaten Maluku Tenggara yaitu sebesar 10,30
persen pada tahun 2012 dan 7,16 persen pada tahun 2013.
6. Tingkat Pengangguran
Berbagai pendekatan program pemberdayaan maupun kegiatan – kegiatan yang
menjurus pada perbaikan perekonomian daerah berpengaruh langsung kepada
perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Angka pengangguran di Kabupaten
Maluku Tenggara pada Tahun 2009 sebesar 8,68 persen dan Tahun 2012 sebesar 6,45
persen dan pada tahun 2013 menurun menjadi 6,22 persen.
B. Kebijakan Keuangan
Kebijakan Keuangan daerah tidak saja ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi daerah dengan cepat, namun juga diperlukan untuk meningkatkan target
pendapatan dan pengefektifkan belanja serta efsiensi pembiayaan.
1. Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah pada Tahun 2014, dilakukan melalui :
a) Intensifikasi Pungutan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang sesuai dengan
paket regulasi Pajak dan Retribusi Daerah berdasarkan Undang – Undang Nomor 28
Tahun 2009;
b) Kebijakan pengenaan Pajak dan Retribusi Daerah dengan tidak memberatkan
masyarakat dan dunia usaha.
c) Rasionalitas hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atas penyertaan
modal atau investasi daerah lainnya, dengan memperhitungkan nilai kekayaan
daerah yang dipisahkan, baik dalam bentuk uang maupun barang sebagai penyertaan
modal (investasi daerah) sesuai dengan tujuan penyertaan modal dimaksud.
d) Penerimaan bunga dari deposito insedentil dianggarkan pada jenis pendapatan Lain-
lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
e) Memperjuangkan Peningkatan Alokasi Dana Perimbangan ke Pemerintah Pusat baik
berupa DAU dan DAK serta dana – dana penyesuaian dan lain sebagainya.
2. Kebijakan Belanja Daerah
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat sebagai
hakekat Otonomi Daerah, maka kebijakan Belanja Daerah Kabupaten Maluku Tenggara
untuk tahun 2014, masih sejalan dengan kebijakan-kebijakan yang selama ini telah
ditempuh adalah sebagai berikut:
a) Penekanan dan efisiensi akan tetap dilakukan terhadap belanja non program
(Belanja Tidak Langsung) sehingga diharapkan Belanja Langsung yang
mendukung pelaksanaan program-program akan mendapat alokasi yang
proprosional sesuai kebutuhan.
11 | P a g e
b) Penekanan dan efisiensi juga dilakukan terhadap Belanja Pegawai dalam
komponen Belanja Langsung sehingga lebih banyak alokasi belanja langsung dapat
diarahkan pada belanja Modal dan Belanja Barang dan Jasa.
c) Untuk belanja program dan kegiatan senantiasa diarahkan pada kegiatan yang
secara langsung menyentuh kepentingan dan kebutuhan masyarakat, terutama
kegiatan penunjang dan kegiatan inti pemberdayaan masyarakat, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada gilirannya akan
berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
d) Mempertajam prioritas pembangunan daerah, berdasarkan arahan RPJPD dan
RKPD untuk mencapai sasaran-sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat.
Seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya, Kebijakan Umum Belanja Daerah untuk
tahun 2014, terbagi kedalam dua Bagian Belanja yang digunakan dalam struktur APBD,
yaitu :
a) Kebijakan untuk Belanja Tidak Langsung, meliputi :
1) Belanja tidak langsung diarahkan dengan prinsip efisiensi pada seluruh kegiatan
dan diupayakan untuk mendorong tercapainya efektivitas kegiatan yang makin
meningkat dan memberi nilai tambah bagi kualitas pelayanan umum dan
administrasi pemerintahan.
2) Selalu diupayakan agar belanja tidak langsung diarahkan pada kegiatan yang
memenuhi kriteria-kriteria : masukannya proporsional dengan daya dukung
yang tersedia pada setiap unit kerja; keluarannya dapat dihitung secara akurat;
hasilnya dapat tergambarkan; manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat, dan
dampaknya memberikan nilai tambah bagi kemajuan daerah.
3) Belanja tidak langsung juga diharapkan mampu mendorong efektivitas
organisasi Pemerintah Daerah. Untuk itu diharapkan kegiatan-kegiatan aparatur
dapat dibiayai sepanjang memenuhi kriteria : sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi unit kerja, tidak terjadi tumpang tindih, dan dapat mendorong sinergitas
tindakan antar unit.
b) Kebijakan Belanja Langsung
Dalam rangka mengejar target-target dan sasaran RPJMD, maka komposisi APBD
harus diupayakan untuk dapat memperkuat alokasi anggaran di sektor publik. Oleh
sebab itu, pada belanja daerah telah dilakukan peningkatan secara proporsional
antara jumlah alokasi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Kebijakan
belanja langsung diarahkan pada :
1) Percepatan operasionalisasi capaian visi daerah Maluku Tenggara, terutama
menjadikan bidang-bidang unggulan sebagai pendorong kapasitas daerah serta
menunjang perkuatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
2) Meningkatkan kapasitas peranan bidang-bidang penentu yang meliputi
peningkatan sarana dan prasarana wilayah/perhubungan, penguatan bidang
umum pemerintahan dan peningkatan pendapatan daerah.
3) Mendukung upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia masyarakat
melalui penyediaan layanan pendidikan, kesehatan dan mendorong peningkatan
aktivitas perekonomian masyarakat.
4) Memberikan perhatian yang proporsional dalam hal pembiayaan untuk
peningkatan akses pelayanan pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat
12 | P a g e
serta peningkatan kapasitas infrastruktur daerah dalam rangka pengentasan
kemiskinan.
Arah dan kebijakan umum belanja daerah sebagaimana diuraikan di atas, maka
strategi dan prioritas belanja daerah pada belanja tidak langsung guna menjamin
kelangsungan pelaksanaan dan atau penyelengaraan roda pemerintahan dan
pelayanan kepada masyarakat, juga diimbangi dengan strategi dan prioritas yang
mengarah pada pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui belanja langsung.
3. Kebijakan Pembiayaan
Kebijakan Pembiayaan pada Tahun Anggaran 2014 lebih ditekankan kepada upaya
menutupi perkiraan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada
tahun 2014 melalui upaya peningkatan penerimaan pembiayaan sampai dengan 100%
dan/atau penurunan pengeluaran pembiayaan sampai dengan 99,99%.
a) Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah
1) Peningkatan/penambahan penerimaan pembiayaan daerah untuk menutupi
defisit APBD melalui berbagai pos penerimaan pembiayaan (penggunaan
SiLPA, dana cadangan, serta berbagai penerimaan pembiayaan lainnya) yang
masih memungkinkan untuk ditingkatkan/ditambah/digunakan sampai dengan
100%.
2) Perlunya kebijakan lebih lanjut yang berkaitan dengan
peningkatan/penambahan penerimaan pembiyaaan daerah pada tiap-tiap pos
penerimaan pembiayaan daerah;
3) Perlunya pengkajian lebih lanjut tentang alokasi penggunaan dana cadangan
yang sebelumnya diperuntukan bagi pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan.
b) Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
1) Penurunan/pengurangan pengeluaran pembiayaan daerah untuk menutupi
defisit APBD melalui berbagai pos pengeluaran pembiayaan yang
diperkirakan masih memungkinkan untuk diturunkan/dikurangi sampai
dengan 50%
2) Perlunya Kebijakan lebih lanjut yang berkaitan dengan
penurunan/pengurangan pengeluaran pembiayaan daerah pada tiap-tiap
pengeluaran pembiayaan daerah.
C. Indikator Pencapaian Kinerja Fiskal Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara
Kebijakan Keuangan Daerah sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, dijabarkan
lebih lanjut dalam indikator pencapaian kinerja fiskal daerah, sehingga Pemerintah
Kabupaten Maluku Tenggara memiliki sasaran dan tujuan yang pasti mengenai apa yang
ingin dicapai dalam Tahun Anggaran 2014. Penetapan capaian kinerja fiskal untuk Tahun
Anggaran 2014 dilaksanakan sebanyak 2 (dua) Kali, yang pertama adalah melalui Peraturan
Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Tahun Anggaran 2014 dan yang kedua adalah melalui penetapan Perda Nomor 8Tahun 2014
tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014.
Terjadinya Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 ini lebih disebabkan karena adanya
perubahan asumsi yang mendasari perhitungan target penerimaan pendapatan Daerah dan
alokasi Belanja Daerah. Terjadinya Perubahan Anggaran pada Tahun 2014, disebabkan oleh
Faktor-faktor berikut ini :
13 | P a g e
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum anggaran (KUA)
APBD Tahun 2014, antara lain :
a) Pendapatan Daerah diperkirakan akan mengalami peningkatan terutama pada
beberapa komponen pendapatan asli daerah seperti pajak daerah, Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dapat dipisahkan, Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah.
b) Perkiraan tidak tercapainya beberapa target sumber pendapatan daerah;
Beberapa target sumber pendapatan daerah yang diperkirakan tidak akan tercapai
pada akhir tahun anggaran sehingga perlu dilakukan yaitu Komponen Retribusi
Daerah.
c) Penyesuaian terhadap Belanja Daerah;
Sebagai akibat dari bertambahnya pendapatan daerah, maka dipandang perlu untuk
menganggarkan kegiatan – kegiatan baru yang sifatnya mendesak dan prioritas,
yang disingkronkan dengan Prioritas Pembangunan Nasional, Sasaran dan Prioritas
RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013 – 2018 serta kebutuhan Belanja
Pembangunan yang lebih mengutamakan keberpihakan untuk kepentingan publik.
d) Penggunaan Pembiayaan Daerah;
Kebijakan Pembiayaan Daerah digunakan untuk menampung transaksi keuangan
guna menutupi defisit anggaran pendapatan dan belanja daerah atau pemanfaatan
dana apabila terjadi surplus / defisit anggaran melalui penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan.
2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran;
Pergeseran – pergeseran yang dimaksud yaitu pergeseran antar kegiatan untuk
mempertajam prioritas dan pencapaian kinerja sasaran dan pergeseran antar jenis
belanja dilakukan dalam rangka efisiensi atau rasionalisasi penggunaan anggaran
3. Keadaan yang menyebabkan Saldo Anggaran Tahun sebelumnya harus dimanfaatkan,
dan Saldo atau SiLPA tersebut adalah nilai SiLPA Tahun Anggaran 2013 berdasarkan
hasil Audit BPKRI.
Tabel berikut ini menyajikan Indikator Kinerja Fiskal Daerah Tahun Anggaran 2014.
Tabel 2
Indikator Kinerja Fiskal Daerah Tahun Anggaran 2014
Bertambah/
Uraian APBD Perubahan %
Berkurang
14 | P a g e
D. Indikator Pencapaian Kinerja Program Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun Anggaran 2014 mengangkat isu
pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara sebagai berikut :
Tabel 3
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2014
Prioritas SKPD
Sasaran Pembangunan
No Pembangunan Nama Program Pagu Indikatif Penanggung
Daerah
Daerah jawab
15 | P a g e
Prioritas SKPD
Sasaran Pembangunan
No Pembangunan Nama Program Pagu Indikatif Penanggung
Daerah
Daerah jawab
2 Peningkatan Tercapainya nilai APK, APM 1. Program Pendidikan Wajib 1,364,551,187.00 DINAS
Akses dan SD/MI, SMP/MTS, dan Belajar Pendidikan Dasar PENDIDIKAN
Kualitas SMA/SMK/MA Sembilan Tahun DINAS
Pendidikan 246,175,000.00
2. Program Pendidikan Anak PENDIDIKAN
Usia Dini DINAS
3. Program Peningkatan 58,700,000.00 PENDIDIKAN
Peran Serta Kepemudaan
4. Program Pendidikan 1,116,153,049.00 DINAS
Menengah PENDIDIKAN
5. Program Peningkatan 279,322,700.00 DINAS
Upaya Penumbuhan PENDIDIKAN
Kewirausahaan dan
Kecakapan Hidup Pemuda
6. Program Peningkatan 199,920,000.00 DINAS
Sarana dan Prasarana Olah PENDIDIKAN
Raga
16 | P a g e
Prioritas SKPD
Sasaran Pembangunan
No Pembangunan Nama Program Pagu Indikatif Penanggung
Daerah
Daerah jawab
17 | P a g e
Prioritas SKPD
Sasaran Pembangunan
No Pembangunan Nama Program Pagu Indikatif Penanggung
Daerah
Daerah jawab
18 | P a g e
Prioritas SKPD
Sasaran Pembangunan
No Pembangunan Nama Program Pagu Indikatif Penanggung
Daerah
Daerah jawab
19 | P a g e
Prioritas SKPD
Sasaran Pembangunan
No Pembangunan Nama Program Pagu Indikatif Penanggung
Daerah
Daerah jawab
20 | P a g e
Prioritas SKPD
Sasaran Pembangunan
No Pembangunan Nama Program Pagu Indikatif Penanggung
Daerah
Daerah jawab
10 Lingkungan Hidup Terupdatenya data dan 1. Peningkatan Kualitas dan 111,760,000.00 BLH
informasi lingkungan Akses Informasi SDA dan
LH
2. Program Perlindungan dan
Konservasi SDA 60,000,000.00 BLH
21 | P a g e
Prioritas SKPD
Sasaran Pembangunan
No Pembangunan Nama Program Pagu Indikatif Penanggung
Daerah
Daerah jawab
12 Penataan ruang Diterbitkannya Perda RTRW 1. Program Perencanaan Tata 1,884,528,500.00 PUP2E DAN
dan Pertanahan Kabupaten Maluku Tenggara Ruang BAPPEDA
serta Rencana Rinci Tata
Ruang Kota Langgur dan Kota
Elat, termasuk pemanfaatan
dan pengendalian pemanfaatan
ruang
22 | P a g e
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA FISKAL
PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Sisa lebih/kurang
Pembiayaan 0,00 60.832.979.014,11
Tahun Berkenaan
23 | P a g e
Tabel di atas memperlihatkan bahwa secara umum realisasi Pendapatan Daerah
sebesar Rp551.282.687.024,19 dengan target yang ditetapkan sebesar Rp555.854.280.401,38
atau 99,18%, Realisasi Belanja Daerah sebesar Rp534.732.090.767,25 atau 89,22% dari
target yang ditetapkan sebesar Rp599.361.617.541,55, serta Realisasi Pembiayaan daerah
sebesar Rp44.282.382.757,17 atau 101,78% dari target sebesar Rp43.507.337.140,17,
sehingga menghasilkan silpa tahun berkenan sebesar Rp60.688.506.702,11.
Untuk melihat perkembangan target dan realisasi penerimaan PAD dari tahun 2010
sampai dengan 2014 secara jelas dapat terlihat pada tabel 3 dan grafik 4 berikut ini:
Tabel 5
Perkembangan PAD dari Tahun 2010 s.d 2014
Grafik 4
Perkembangan Target dan Realisasi PAD
Tahun 2010 – 2014
40
35
30
25
20 Target
Realisasi
15
10
5
0
2010 2011 2012 2013 2014
Secara Keseluruhan dari tahun 2010 sampai dengan Tahun Anggaran 2014 baik target
maupun realisasi PAD Kabupaten Maluku Tenggara mengalami kenaikan, hanya pada
Tahun 2011 s.d 2013 mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan karena daerah
melakukan penyesuaian terhadap amanat Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak dan Retribusi Daerah sehingga Pemerintah Daerah tidak diperkenankan melakukan
pemungutan sebelum Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi ditetapkan.
Dilihat dari sisi target anggaran, pada tahun anggaran 2010 sampai dengan tahun
anggaran 2011 taget PAD mengalami kenaikan sebesar Rp10.676.519.393,13 atau sekitar
24 | P a g e
29% dari tahun 2011, pada tahun anggaran 2011 sampai dengan tahun anggaran 2012 target
PAD mengalami penurunan sebesar Rp16.510.459.463,58 atau sekitar 0,79% dari tahun
2012, pada tahun anggaran 2012 sampai dengan Tahun Anggaran 2013 target PAD
mengalami kenaikan sebesar Rp7.536.484.263,68 atau sekitar 27% dari tahun 2013, pada
tahun anggaran 2013 sampai dengan Tahun Anggaran 2014 target PAD mengalami kenaikan
sebesar Rp7.768.028.388,85 atau sekitar 27,57% dari tahun 2014.
Kemudian apabila dilihat dari sisi realisasi penerimaan PAD, pada tahun anggaran
2010 sampai dengan tahun anggaran 2011 realisasi PAD mengalami penurunan sebesar
Rp1.871.722.825,97 atau sekitar 11% dari tahun 2011, pada tahun anggaran 2011 sampai
dengan tahun anggaran 2012 realisasi PAD mengalami penurunan sebesar
Rp3.093.956.540,34 atau sekitar 22% dari tahun 2012, pada tahun anggaran 2012 sampai
dengan Tahun Anggaran 2013realisasi PAD mengalami kenaikan sebesar
Rp11.084.667.992,20 atau sekitar 44% dari tahun 2013, pada tahun anggaran 2013 sampai
dengan Tahun Anggaran 2014 realisasi PAD mengalami kenaikan sebesar
Rp7.469.157.901,97 atau sekitar 23% dari tahun 2014.
Untuk Dana Perimbangan realisasi penerimaan adalah sebesar Rp474.271.101.429,00
atau sebesar 99,20% dari target yang ditetapkan sebesar Rp478.108.576.705,05.
Perkembangan target dan realisasi penerimaan yang berasal dari Dana Perimbangan dari
tahun 2010 sampai tahun 2014 secara jelas dapat dilihat pada tabel 6 dan grafik 5 berikut:
Tabel 6
Perkembangan Dana Perimbangan
Tahun Anggaran 2010 s.d 2014
No Tahun Anggaran Target Realisasi
600
500
400
300 Target
Realisai
200
100
0
2010 2011 2012 2013 2014
25 | P a g e
Realisasi Dana Perimbangan sejak tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami
peningkatan. Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2014 mengalami penurunan sebesar
Rp3.837.475.276,05 atau 0,80% dari yang ditargetkan sebesar Rp478.108.576.705,05.
Untuk pos Lain-lain pendapatan yang sah dari target penerimaan sebesar
Rp41.799.035.591,00 dapat direalisasikan sebesar Rp44.445.507.491,00 atau 106,33 %.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, Lain-lain pendapatan yang sah dibagi menurut jenis
pendapatan yang mencakup :
1. Hibah berasal dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lainnya badan/lembaga/organisasi
swasta dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang
tidak mengikat.
2. Dana darurat dari Pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat
bencana alam;
3. Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi khusus yang ditetapkan pemerintah ; dan
4. Bantuan Keuangan dari propinsi atau dari pemerintah daerah lainnya.
Dalam kaitannya dengan anggaran dan realisasi Belanja Daerah pada Tahun
Anggaran 2014, belanja daerah dialokasikan sebesar Rp599.361.617.541,55 dan terealisir
sebesar Rp534.732.090.767,25. Sesuai tabel dibawah ini,Alokasi belanja tidak langsung
lebih besar dibandingkan dengan belanja langsung, dengan Prosentase Belanja Tidak
Langsung 51% dan Belanja Langsung 49% dari total APBD Tahun Anggaran 2014.
Grafik 6
Perbandingan Belanja Tidak Langsung dengan Belanja Langsung
Perbandingan
49%
51%
26 | P a g e
NO JENIS BELANJA TARGET REALISASI %
27 | P a g e
Sedangkan Faktor Penunjang pencapaian kinerja adalah:
1. Adanya perbaikan sistim dan prosedur kerja serta sarana dan prasarana yang
mendukung pencapaian target kinerja
2. Adanya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur baik melalui pembinaan dan
pelatihan internal, ataupun melalui peningkatan jenjang pendidikan;
3. Peningkatan koordinasi antara SKPD pengelola pendapatan asli daerah dan;
4. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Propinsi.
28 | P a g e
BAB IV
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
1. Meningkatk Meningkatnya penduduk di 1. Mendorong pemenuhan hak 1. Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin
an atas garis kemiskinan dasar
kemampuan 2. Penyediaan jaminan kesehatan masyarakat
dan miskin
keberdayaa
3. Penyediaan pangan bagi masyarakat miskin.
n
masyarakat 4. Rehabilitasi serta penyediaan rumah layak huni
bagi masyarakat miskin
29 | P a g e
2. Meningkatk Meningkatnya kualitas Meningkatkan partisipasi lembaga Pengembangan kerja sama, dialog dan kemitraan
an fungsi kemitraan dan kerjaama adat pemerintah dengan lembaga adat
dan peran dengan lembaga adat
kelembagaa
n adat
3. Mewujudkan Meningkatnya pembinaan Mengembangkan kerjasama dan 1. Pengembangan kerjasama, dialog dan kemitraan
tatanan politik bagi pemenuhan hak- kemitraan antarpelaku politik pemerintah, partai politik dan masyarakat sipil
politik yang hak sipil dan politik rakyat
bertumpu 2. Peningkatan peran masyarakat sipil
pada
penghormat
an terhadap
hak asasi
manusia
4. Meningkatk 1. Berkembangnya kegiatan Mengembangkan organisasi dan 1. Peningkatan peran pemuda dalam pembangunan
an peran kepemudaan lembaga kepemudaan
pemuda dan 2. Penumbuhan jiwa kewirausahaan dan kecakapan
perempuan pemuda
dalam
3. Pembinaan pamuka dan karang taruna
pembangun
an 4. Pengembangan bakat olahraga pemuda
2. Berkembangnya lembaga Mengembangkan lembaga dan 1. Pengembangan kapasitas organisasi perempuan
dan organisasi perempuan organisasi perempuan
2. Meningkatnya prestasi Mengembangkan semangat dan 1. Peningkatan prasarana dan sarana seni dan
bidang seni, budaya dan apresiasi seni, budaya dan budaya
olahraga olahraga
2. Pengembangan festival seni dan budaya
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya akuntabilitas Meningkatkan kinerja birokrasi dan 1. Penataan dan penguatan Unit
kualitas dan kinerja pemerintah daerah layanan publik yang responsif, Kerja Pelayanan Satu Pintu
30 | P a g e
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
akuntabilitas transparan, dan akuntabel 2. Penguatan kecamatan dalam
pelayanan pelayanan publik
publik
3. Penataan dan penguatan
kelembagaan SKPD
7. Peningkatan koordinasi
kesejahteraan rakyat
8. Penguatan koordinasi
pengembangan ekonomi daerah
3. Peningkatan profesionalisme
tenaga pemeriksa dan aparatur
pengawasan
6. Peningkatan kapasitas
kelembagaan perencanaan
pembangunan daerah
31 | P a g e
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
pemerintah 2. Tersedianya sarana Mendorong penyediaan sarana Penyediaan sarana pendukung
ohoi pemerintahan ohoi yang pemerintahan ohoi pemerintahan ohoi
memadai
4. Meningkatkan Meningkatnya perlindungan Melindungi kaum perempuan dan Penanganan masalah kekerasan
perlindungan perempuan dan terpenuhinya dan anak dari tindakan kekerasan dalam rumahtangga
terhadap hak – hak dasar anak
perempuan
dan anak
32 | P a g e
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
kesehatan reproduksi
Strategi dan Arah Kebijakan Misi Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Kabupaten Maluku
Tenggara Tahun 2013-2018
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Meningkatkan 1. Tersedianya jaringan jalan Membangun, meningkatkan, dan 1. Pembangunan dan perbaikan
kapasitas dengan kualitas yang memelihara jaringan jalan dan trase jalan dan jembatan dari
infrastruktur dasar mantap untuk melayani pendukungnya dan ke pusat kegiatan serta
berbasis mitigasi pergerakan orang dan jalan lingkar Pulau Kei Besar
barang
2. Peningkatan kualitas jaringan
jalan baik dari aspek
aksesibilitas, mobilitas, dan
keselamatan
3. Pembangunan jalan poros ohoi
secara bertahap
4. Pembangunan jalan
lingkungan pemukiman
perkotaan
3. Berkurangnya jumlah titik Mengurangi jumlah titik genangan Pembangunan saluran drainase
genangan air akibat kurang air akibat kurang optimalnya /gorong-gorong
optimalnya drainase di drainase
wilayah perkotaan
3. Pembangunan sistem
pengolahan air limbah
33 | P a g e
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
perdesaan perdesaan belum terjangkau layanan
listrik
2. Peningkatan pemanfaatan
sumberdaya energi alternatif
untuk pembangkit listrik (surya,
mikrohidro, dll)
8. Tersedianya sistem Mengembangkan sistem 1. Pembangunan dan
transportasi antarmoda dan transportasi terpadu pengembangan sarana dan
antarpulau yang memadai prasarana transportasi
untuk melayani pergerakan
orang dan barang 2. Peningkatan, pengawasan dan
pengendalian lalu lintas
3. Pengembangan pelabuhan
komersial/container Uf-Maar
9. Meningkatnya jangkauan Memperluas jangkauan jaringan 1. Pengembangan kerjasama
jaringan telekomunikasi dan telekomunikasi dan informasi kemitraan dengan penyedia
informasi jasa
2. Pengembangan sistem
jaringan informasi
Pemerintahan Daerah
3. Meningkatkan kualitas
pemanfaatan ruang
4. Pencegahan penyalahgunaan
tata ruang
3. Pengembangan dan
pelestarian kawasan
konservasi
4. Meningkatkan Tersedianya sarana dan Mempercepat penyediaan sarana Pembangunan kantor pemerintah
penyediaanprasara prasarana pemerintahan dan prasarana pemerintahan kabupaten
na pemerintahan
34 | P a g e
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
5. Meningkatkan Tersedianya sarana dan Mempercepat penyediaan sarana Pembangunan balai dan kantor
pembangunan prasarana Ohoi dan prasarana pemerintahan Ohoi ohoi
Ohoi
2. Meningkatkan Tercapainya peningkatan Meningkatkan daya saing produk Penyediaan prasarana dan sarana
pemerataan pemerataan pembangunan unggulan daerah pendukung investasi
pembanguna antarwilayah
n
antarwilayah
3. Meningkatkan 1. Terwujudnya peningkatan 1. Mengembangkan agribisnis 1. Pengembangan produksi
Produktivitas produktivitas pertanian berbasis komoditas unggulan pertanian
Sektor
Unggulan 2. Perbaikan dan peningkatan
Daerah infrastruktur
3. Pengembangan pusat
pembibitan dan perbenihan
4. Peningkatan Rehabilitasi
sumberdaya hutan dan lahan,
dan penanganan perlindungan
hutan
3. Revitalisasi penyuluhan
pertanian
35 | P a g e
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
3. Pengembangan pusat
pembibitan dan perbenihan
2. Pengembangan kelompok
nelayan
3. Revitalisasi penyuluhan
perikanan dan Kelautan
4. Pengembangan pusat-pusat
pendidikan dan latihan
36 | P a g e
No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
37 | P a g e
BAB V
KEBIJAKAN AKUNTANSI
38 | P a g e
D. Kesesuaian Kebijakan-Kebijakan Akuntansi yang Diterapkan Dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara sejak tahun 2008 telah mengatur Kebijakan
Akuntansi yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Maluku Tenggara Nomor 08 Tahun
2008, tanggal 20 Oktober 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintahan Kabupaten
Maluku Tenggara yang mendasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dan
ketentuan peraturan lainnya yang relevan. Dalam perjalanan pemberlakuan Kebijakan
Akuntansi tersebut masih terdapat kekurangan dan sesuai dengan Hasil Pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Maluku atas Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2009 direkomendasikan agar Peraturan
Bupati tentang Kebijakan Akuntansi tersebut perlu direvisi kembali dan disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Berdasarkan hal tersebut,
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara telah menetapkan Peraturan Bupati Maluku
Tenggara Nomor 2.a tanggal 26 Januari 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Kabupaten Maluku Tenggara menggantikan Peraturan Bupati Nomor 08 Tahun 2008 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.
Kebijakan akuntansi tersebut mencakup prinsip, dasar, konversi, aturan, dan praktik
spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan.
39 | P a g e
3. Penerapan Kebijakan Akuntansi dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2014 adalah sebagai berikut :
a) Pendapatan
1) Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah atau
oleh entitas pelaporan.
2) Pendapatan yang diterima oleh Bendahara Penerima di SKPD yang belum
disetorkan ke Kas Daerah diakui sebagai Pendapatan Ditangguhkan.
3) Transfer masuk dicatat sebesar penerimaan uang dari entitas pelaporan lain,
misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi
hasil dari pemerintah provinsi.
4) Penerimaan pendapatan dalam bentuk barang dan jasa diakui pada saat serah
terima barang dan jasa dilakukan (BA serah terima barang dan jasa) sebesar
nilai yang tercantum dalam BA serah terima. Apabila dalam BA serah terima
tidak dicantumkan nilai barang dan jasa tersebut, maka dapat dilakukan
penaksiran atas nilai barang dan jasa yang bersangkutan.
5) Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
6) Dalam hal badan layanan umum daerah (BLUD), pendapatan diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai BLUD.
7) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan
pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya
dibukukan sebagai pengurang pendapatan.
8) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
pendapatan, yang terjadi pada periode berjalan, baik yang mempengaruhi
posisi kas atau tidak, dibukukan sebagai pembetulan pada akun yang
bersangkutan pada periode yang sama.
9) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
pendapatan, yang terjadi pada periode-periode sebelumnya, yang menambah
saldo kas, dibukukan sebagai penambah saldo kas dan ekuitas dana lancar
pada periode ditemukannya koreksi kesalahan tersebut.
10) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
pendapatan, yang terjadi pada periode-periode sebelumnya, yang mengurangi
saldo kas, dibukukan sebagai pengurang saldo kas dan ekuitas dana lancar
pada periode ditemukannya koreksi kesalahan tersebut.
11) Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan menurut jenis
pendapatan dalam Laporan Realisasi Anggaran, dan rincian lebih lanjut jenis
pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
b) Belanja
1) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah.
2) Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran, pengakuannya terjadi
pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit
yang mempunyai kuasa BUD.
40 | P a g e
3) Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan, fungsi, organisasi,
program dan kegiatan, kelompok, dan ekonomi (jenis belanja).
4) Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam
Laporan Realisasi Anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran atau di Catatan atas Laporan Keuangan.
Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
5) Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang
ditetapkan dalam dokumen anggaran.
6) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas belanja,
yang terjadi pada periode berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas atau
tidak, dibukukan sebagai pembetulan pada akun yang bersangkutan
(pengurang belanja) pada periode yang sama.
7) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas belanja,
yang terjadi pada periode-periode sebelumnya, yang menambah saldo kas dan
tidak mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dibukukan sebagai penambah
saldo kas dan pendapatan lain-lain pada periode ditemukannya koreksi
kesalahan tersebut.
8) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas belanja,
yang terjadi pada periode-periode sebelumnya, yang mengurangi saldo kas
dan tidak mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dibukukan sebagai pengurang
saldo kas dan ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi
kesalahan tersebut.
9) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas belanja
(mengakibatkan penerimaan kembali belanja), yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya, yang mempengaruhi saldo kas, serta mempengaruhi
secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode
tersebut sudah diterbitkan, dibukukan sebagai pembetulan pada akun
pendapatan lain-lain, akun aset, serta akun ekuitas dana yang terkait pada
periode ditemukannya koreksi kesalahan tersebut.
10) Pengeluaran belanja dalam bentuk barang dan jasa diakui pada saat serah
terima barang dan jasa dilakukan (BA serah terima barang dan jasa) sebesar
nilai yang tercantum dalam BA serah terima. Apabila dalam BA serah terima
tidak dicantumkan nilai barang dan jasa tersebut, maka dapat dilakukan
penaksiran atas nilai barang dan jasa yang bersangkutan.
c) Surplus atau defisit
Surplus/Defisit dicatat sebesar selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja
selama satu periode pelaporan.
d) Pembiayaan
1) Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Daerah.
41 | P a g e
2) Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
3) Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas
Umum Daerah.
4) Pembiayaan Neto dicatat sebesar selisih lebih/kurang antara penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan.
e) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA / SIKPA)
SiLPA/SiKPA dicatat sebesar selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan
pengeluaran selama satu periode pelaporan.
f) Aset Lancar.
1) Diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual
dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, atau
2) Berupa kas dan setara kas. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang
sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas serta bebas dari risiko
perubahan nilai yang signifikan. Setara kas pemerintah ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan lainnya. Untuk
memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka pendek harus segera dapat
diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui tanpa ada risiko
perubahan nilai yang signifikan. Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara
kas kalau investasi dimaksud mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau
kurang dari tanggal perolehannya. Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas
tidak diinformasikan dalam laporan keuangan karena kegiatan tersebut
merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan merupakan bagian aktivitas
operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran.
3) Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan
persediaan. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3
(tiga) sampai 12 (dua belas) bulan, surat berharga yang mudah
diperjualbelikan. Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda,
penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan
diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan serta
penyisihan piutang. Metode Penyisihan Piutang dengan presentase sebagai
berikut:
Tabel 11
Metode Penyisihan Piutang
No. Umur Piutang Prosentase
42 | P a g e
tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai
seperti komponen bekas Metode Persediaan yang digunakan adalah Metode
Sistem Periodik, Maka pengukuran pemakaian persediaan dihitung
berdasarkan Inventarisasi Fisik.
g) Investasi Jangka Panjang
1) Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
lebih dari 12 (dua belas) bulan.
2) Investasi Jangka Panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya
menjadi investasi nonpermanen dan investasi permanen.
h) Investasi Permanen
1) Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara pada perusahaan
Negara/Daerah dinilai sebagai berikut:
(a) Jika kepemilikan kurang dari 20 % dan tidak memiliki kendali yang
signifikan dicatat sebesar nilai perolehan menggunakan metode biaya.
(b) Jika kepemilikan 20 % sampai 50 % atau kurang dari 20 % tetapi
memiliki kendali yang signifikan dan kepemilikan lebih dari 50 % dicatat
secara proporsional dari nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan
keuangan perusahaan. Nilai penyertaan modal pemerintah dihitung dari
nilai ekuitas yang ada di laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan
dikalikan dengan persentase kepemilikan.
2) Investasi Permanen Lainnya dinilai berdasarkan harga perolehan termasuk
biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah
atas investasi tersebut.
3) Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah,
maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya
perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak
ada.
4) Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam mata
uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku
pada tanggal transaksi.
5) Dengan menggunakan Metode Ekuitas Pemerintah Daerah mencatat investasi
awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba
atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan.Bagian Labakecuali Deviden
dalam bentuk Saham yang diterima Pemerintah Daerah akan mengurangi nilai
investasi dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan.Penyesuaian terhadap nilai
investasi dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan.Penyesuaian terhadap nilai
investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi
Pemerintah Daerah,misalnya adanya perubahan yang timbul akibat perubahan
valuta asing serta revaluasi aset tetap.
6) Pengelola Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara adalah
Sekretariat Daerah atau unit lain yang ditunjuk.
7) Jenis masing-masing penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Maluku
Tenggara diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
43 | P a g e
i) Aset Tetap
1) Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.
2) Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
3) Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi
biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik,
sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan
pembangunan aset tetap tersebut.
4) Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar
nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.
5) Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya,
termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
6) Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan atau melewati satu
periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut
digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai
dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai.
7) Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan.
8) Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola antaralain:
(a) biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi;
(b) biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat
dialokasikan ke konstruksi tersebut; dan
(c) biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi yang
bersangkutan.
8) Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak konstruksi
meliputi:
(a) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan
tingkat penyelesaian pekerjaan;
(b) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung
dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal
pelaporan;
(c) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan
dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.
9) Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman yang timbul
selama masa konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya konstruksi,
sepanjang biaya tersebut dapat diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal.
10) Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai Konstruksi Dalam
Pengerjaan pada akhir periode akuntansi:
(a) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian
dan jangka waktu penyelesaiannya;
44 | P a g e
(b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;
(c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;
(d) Uang muka kerja yang diberikan;
(e) Retensi.
11) Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
12) Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran sebagian
aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Biaya dari pos semacam itu
diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas
nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas
atau setara kas yang ditransfer/diserahkan.
13) Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa
yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa.
Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset
yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang
diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai
tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.
14) Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai
wajar pada saat perolehan.
15) Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena SAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya
perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin
dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.
Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan
dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh
penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan suatu entitas. Selisih
antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam ekuitas
dana pada akun Diinvestasikan pada Aset Tetap.
16) Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara
permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomisdi masa
yang akan datang.
17) Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dihapuskan
dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
18) Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi
definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
19) Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap dibagi kedalam :
(a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin yang nilainya sama
dengan atau lebih dari Rp500.000 (limaratus ribu rupiah), dan
(b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau
lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).
20) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi
tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,
45 | P a g e
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan
barang bercorak kesenian.
21) Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah tidak
memenuhi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
j) Dana Cadangan
1) Pembentukan dan peruntukkan dana cadangan diatur dengan peraturan daerah
tersendiri.
2) Dana Cadangan dinilai sebesar nilai nominal Dana Cadangan yang dibentuk.
3) Hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan akan menambah dana
cadangan yang bersangkutan, dan biaya yang timbul atas pengelolaan dana
cadangan akan mengurangi dana cadangan yang bersangkutan.
4) Pengelola Dana Cadangan adalah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD) selaku BUD.
5) Jenis dan peruntukkan Dana Cadangan diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
k) Aset Lainnya
1) Aset tak berwujud dinilai sebesar nilai perolehan dikurangi dengan biaya-
biaya yang tidak dapat dikapitalisasi.
2) Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita
acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran
yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas Negara/kas daerah.
3) Setiap akhir periode akuntansi, tagihan penjualan angsuran yang akan jatuh
tempo 12 (dua belas) bulan ke depan, direklasifikasi menjadi akun bagian
lancar tagihan penjualan angsuran (aset lancar).
4) Tuntutan Perbendaharaan dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Ketetapan
Tuntutan Perbendaharaan dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh
bendahara yang bersangkutan ke kas Negara/kas Daerah.
5) Tuntutan Ganti Rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Ketetapan
Tanggung jawab Mutlak (SKTJM) dikurangi dengan setoran yang telah
dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas Negara/Daerah.
6) Setiap akhir periode akuntansi, TP-TGR yang akan jatuh tempo 12 (dua
belas) bulan ke depan, direklasifikasi menjadi akun bagian lancar TP-TGR
(aset lancar).
7) Bangun Kelola Serah (BKS) dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh
pemerintah kepada pihak ketiga untuk membangun aset BKS tersebut.
8) Penyerahan dan pembayaran aset Bangun Kelola Serah (BKS) harus diatur
dalam kontrak kerjasama tersendiri.
9) Aset yang berada dalam Bangun Kelola Serah (BKS) disajikan terpisah dari
aset tetap.
10) Bangun Serah Kelola (BSK) dicatat sebesar nilai perolehan aset yang
dibangun yaitu sebesar nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah
dengan jumlah aset yang dikeluarkan pihak ketiga untuk membangun aset
tersebut.
46 | P a g e
l) Kewajiban Jangka Pendek
1) Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterimadan/atau pada saat
kewajiban timbul.
2) Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang
asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesiapada tanggal neraca.
3) Pada saat pemerintah menerima hak atas barang, termasuk barang dalam
perjalanan yang telah menjadi haknya, pemerintah harus mengakui kewajiban
atas jumlah yang belum dibayarkan untuk barang tersebut.
4) Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga yang
telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud dapat berasal dari utang
pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri. Utang bunga atas utang
pemerintah yang belum dibayar harus diakui pada setiap akhir periode
pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan.
5) Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa PFK yang
belum disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan keuangan
sebesar jumlah yang masih harus disetorkan.
6) Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar utang
jangka pendek adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
7) R/K Pusat diakui pada saat diterima di Bendahara Pengeluaran. Pada akhir
periode akuntansi R/K Pusat dieliminasi dengan S/K SKPD di SKPKD.
m) Kewajiban Jangka Panjang
1) Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterimadan/atau pada saat
kewajiban timbul.
2) Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang
asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesiapada tanggal neraca.
3) Utang kemitraan disajikan pada neraca sebesar dana yang dikeluarkan investor
untuk membangun aset tersebut. Apabila pembayaran dilakukan dengan bagi
hasil, utang kemitraan disajikan sebesar dana yang dikeluarkan investor
setelah dikurangi dengan nilai bagi hasil yang dibayarkan.
n) Ekuitas Dana Lancar
Merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Kelompok
ekuitas dana lancar terdiri dari:
1) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih
lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN/APBD
selama satu periode pelaporan
2) Pendapatan yang Ditangguhkan, merupakan akun lawan untuk menampung
kas di Bendahara Penerimaan.
3) Cadangan Piutang, merupakan akun lawan yang dimaksudkan untuk
menampung piutang lancar.
4) Cadangan Persediaan, merupakan akun lawan untuk menampung persediaan.
47 | P a g e
5) Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
Pendekmerupakan akun lawan kewajiban jangka pendek.
o) Ekuitas Dana Investasi
Mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka
panjang, aset tetap, dan aset lainnya dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
Pos ini terdiri dari;
1) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, merupakan akun lawan dari
Investasi Jangka Panjang.
2) Diinvestasikan dalam Aset Tetap, merupakan akun lawan dari aset tetap.
3) Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, merupakan akun lawan Aset Lainnya.
4) Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang,
merupakan akun lawan dari seluruh utang jangka panjang.
p) Ekuitas Dana Cadangan
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan Pemerintah yang dicadangkan
untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Akun yang
terdapat dalam pos ini adalah Diinvestasikan dalam Dana Cadangan, yang
merupakan akun lawan dari Dana Cadangan.
q) Laporan Arus Kas
1) Laporan Arus Kas disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct
method).
2) Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang sifatnya sama
dengan persediaan, yang dibeli untuk dijual, maka perolehan dan penjualan
surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
3) Jika entitas pelaporan mengotorisasikan dana untuk kegiatan suatu entitas lain,
yang peruntukannya belum jelas apakah sebagai modal kerja, penyertaan
modal, atau untuk membiayai aktivitas periode berjalan, maka pemberian dana
tersebut harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Kejadian ini
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
4) Arus kas yang timbul dari transaksi mata uang asing harus dibukukan dengan
menggunakan mata uang rupiah dengan menjabarkan mata uang asing tersebut
ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal transaksi.
5) Arus kas yang timbul dari aktivitas entitas pelaporan di luar negeri harus
dijabarkan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal
transaksi.
6) Arus kas dari transaksi penerimaan pendapatan bunga dan pengeluaran belanja
untuk pembayaran bunga pinjaman serta penerimaan pendapatan dari bagian
laba perusahaan negara/daerah harus diungkapkan secara terpisah. Setiap akun
yang terkait dengan transaksi tersebut harus diklasifikasikan ke dalam
aktivitas operasi secara konsisten dari tahun ke tahun.
7) Investasi pemerintah dalam perusahaan negara/ daerah dan kemitraan dicatat
dengan menggunakan metode biaya, yaitu sebesar nilai perolehannya.
8) Entitas melaporkan pengeluaran investasi jangka panjang dalam perusahaan
negara/daerah dan kemitraan dalam arus kas aktivitas pembiayaan.
48 | P a g e
9) Arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan perusahaan negara/daerah
dan unit operasional lainnya harus disajikan secara terpisah dalam aktivitas
pembiayaan.
10) Aset dan utang selain kas dan setara kas dari perusahaan negara/daerah dan
unit operasi lainnya yang diperoleh atau dilepaskan perlu diungkapkan hanya
jika transaksi tersebut telah diakui sebelumnya sebagai aset atau utang oleh
perusahaan negara/daerah dan unit operasi lainnya.
11) Transaksi investasi dan pembiayaan yang tidak mengakibatkan penerimaan
atau pengeluaran kas dan setara kas tidak dilaporkan dalam Laporan Arus Kas.
Transaksi tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
12) Entitas pelaporan mengungkapkan komponen kas dan setara kas dalam
Laporan Arus Kas yang jumlahnya sama dengan pos terkait di Neraca.
13) Entitas pelaporan mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang
signifikan yang tidak boleh digunakan oleh entitas. Hal ini dijelaskan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
49 | P a g e
BAB VI
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan rincian Pendapatan Daerah pada tabel 12 diatas, terlihat bahwa pos
Pendapatan Daerah jika dibandingkan dengan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun
Anggaran 2013, maka realisasi Tahun Anggaran 2014 meningkat sebesar
Rp31.896.877.507,97 atau 5,79%. Meningkatnya Pendapatan Daerah tersebut terjadi
karena Peningkatan dari Pendapatan Pajak, Retribusi, Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang dipisahkan, Pendapatan Transfer dan Lain-lain Pendapatan
yang Sah.
Grafik 7 Perbandingan pos-pos Pendapatan Tahun Anggaran 2014
Lain-lain
Pendapatan Pendapatan
yang Sah Asli Daerah
0.5% 5%
Pendapatan
Transfer
94%
50 | P a g e
Grafik tersebut menggambarkan perbandingan capaian realisasi pendapatan asli daerah,
pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap total realisasi, masing-
masing sebesar 5%, 94% dan 0,5%.Selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah Rp32.566.078.104,19
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Maluku TenggaraTahun Anggaran 2014
sebagai berikut :
Tabel 13
Pendapatan Asli Daerah
No Uraian Anggaran 2014 Realisasi 2014 % Realisasi 2013
Pajak Penerangan
5 1.200.000.000,00 1.116.285.132,00 93,02 1.137.438.987,00
Jalan
51 | P a g e
Berdasarkan rincian penerimaan Pajak Daerah di atas terlihat bahwa pos Pajak
Restoran, melampaui dari target penerimaan yang ditetapkan, dengan
pelampauan target tertinggi pada Realisasi Penerimaan Pajak Restoran sebesar
153,99% atau melebihi target sebesar Rp.323.929.597,00.
Grafik 8 Perbandingan Realisasi Pajak Daerah TA 2013 – 2014
2013 2014
2421,46
2318,11
1137,441116,28
923,93
588,15 310,77 195,13
295,19 193,28 107,07
213,97 117,25 77,21
1,2 0
52 | P a g e
No Uraian Anggaran 2014 Realisasi 2014 % Realisasi 2013
5 Labuh Tambat - - -
6 Pelayanan Parkir Tepi Jalan 5.000.000,00 23.463.000,00 469,26 -
Umum
III Retribusi Perizinan 681.115.000,00 711.477.370,00 104,46 393.459.640,00
Tertentu
Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 16 jenis retribusi yang dikelola pada
Tahun Anggaran 2014, hampir seluruhnya memiliki realisasi dibawah 100%.
Adapun yang direalisasikan diatas 100% terjadi pada retribusi Jasa Usaha dan
Retribusi Perizinan tertentu. Perbandingan antara realisasi penerimaan
retribusi daerah pada tahun anggaran 2013 dengan 2014 menunjukkan
kenaikan sebesar Rp2.889.594.110,55 atau 34,59%.
3) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkanRp1.113.666.461,00
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan merupakan
pos untuk menampung pendapatan yang berasal dari deviden/bagian laba
penyertaan modal. Realisasi Tahun Anggaran 2014 mencapai 100,00% yang
berasal dari deviden PT Bank Maluku dengan nilai sebesar
Rp1.113.666.461,00dan realisasi di tahun 2013 sebesar
Rp636.618.721,00,terjadi kenaikan sebesar Rp477.047.740,00 atau 42,83%.
4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Rp14.767.683.597,10
Pos lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah merupakan kelompok
penerimaan yang tidak dapat diklasifikasi baik ke dalam pajak daerah,
Retribusi Daerah, maupun Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 16
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
No Uraian Anggaran 2014 Realisasi 2014 % Realisasi 2013
Penerimaan Jasa
1 808.000.000,00 720.738.506,21 89,20 646.183.531,96
Giro
53 | P a g e
No Uraian Anggaran 2014 Realisasi 2014 % Realisasi 2013
Penerimaan Bunga
2 5.400.000.000,00 8.079.917.023,52 149,63 4.224.301.360,46
Deposito
Tuntutan Ganti
3 3.552.92.343,99 1.535.925.175,13 43,23 245.683.332,32
Kerugian Daerah
Pendapatan Denda
Keterlambatan
4 Pelaksanaan - 89.452.705,00 301.202.290,00
Pekerjaan
Pendapatan Denda
5 - - -
Pajak
Pendapatan dari
6 284.801.712,54 523.986.240,92 183,98 5.317.250.251,76
pengembalian
Pendapatan dari
7 Angsuran/Cicilan 175.000.000,00 63.880.855,00 36,50 183.112.233,50
Penjualan
Pendapatan Piutang
8 2.720.721.062,80 604.504.014,32 22,22 355.300.412,00
Pajak
Pendapatan Lain-
9 - 35,352,000.00 -
Lain PAD
Penerimaan Dana
10 Kapitasi Jaminan 4.270.220.000,00 3.113.927.077,00 72,92
Kesehatan Nasional
Transfer Pemerintah
1 Pusat – Dana 478.108.576.705,05 474.271.101.429,00 99,20 458.319.753.037,00
Perimbangan
Transfer Pemerintah
2 34.597.859.000,00 34.597.859.000,00 100,00 28.693.254.000,00
Pusat – Lainnya
Transfer Pemerintah
3 5.456.481.591,00 7.092.489.991,00 129,98 6.108.782.277,00
Propinsi
54 | P a g e
Tabel diatas terlihat bahwa pada Tahun Anggaran 2014 realisasi pendapatan
transfer memiliki realisasi sebesar 99,58% dan jika dibandingkan dengan
tahun anggaran 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp22.839.661.106,00 atau
4,42%.
1) Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan
Rp474.271.101.429,00
Merupakan pos untuk menampung penerimaan yang berasal dari Dana
Bagi HasilPajak dan Bukan Pajak Pemerintah Pusat sesuai Peraturan
Menteri Keuangan, tentang alokasi Dana Bagi Hasil(DBH) dari
pemerintah pusat, untuk DBH PBB Nomor 77/PMK.07/2013, DBH PPH
psl 21 Nomor 202/PMK.07/2013, DBH PPH psl 25 kab/kota Nomor
202/PMK.07/2013, DBH Kehutanan Nomor 79/PMK.07/2014, DBH
Pertambangan Umum Nomor 82/PMK.07/2014, DBH Perikanan Nomor
207/PMK.07/2013, DAU Kab/Kota sesuai Peraturan Presiden Nomor 02
Tahun 2014, dan DAK sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor
180/PMK.07/2013dalam bentuk dana perimbangan, untuk Tahun
Anggaran 2014 realisasi penerimaan dari pos ini terdiri dari:
Tabel 18
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan
No Uraian Anggaran 2014 Realisasi 2014 % Realisasi 2013
55 | P a g e
Rp478.108.576.705,05 jika dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2013
mengalami kenaikan sebesar Rp15.951.348.392,00 atau 3,36%.
2) Transfer Pemerintah Pusat –Lainnya Rp34.597.859.000,00
Pos Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya merupakan pos untuk
menampung penerimaan yang berasal dari Dana Penyesuaian, yang dapat
dirincikan sebagai berikut:
Tabel 19
Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya
No Uraian Anggaran 2014 Realisasi 2014 % Realisasi 2013
1 Tunjangan Sertifikasi
31.255.109.000,00 31.255.109.000,00 100,00 23.872.754.000,00
Tenaga Pendidik
2 Tambahan
3.342.750.000,00 3.342.750.000,00 100,00 4.820.500.000,00
Penghasilan Guru
Dari tabel diatas terlihat bahwa penerimaan dari Pos Transfer Pemerintah
Pusat– Lainnya sebesar Rp34.597.859.000,00 atau 100% dari anggaran
yang ditetapkan sebesar Rp34.597.859.000,00 jika dibandingkan dengan
Tahun Anggaran 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp5.904.605.000,00
atau 17,06%.
3) Transfer Pemerintah Provinsi Rp7.092.489.991,00
Pos Transfer Pemerintah Provinsi merupakan pos untuk menampung
penerimaan yang berasal dari bagi hasil pajak. Untuk realisasi
penerimaan Tahun Anggaran 2014 sepenuhnya berasal dari bagi hasil
pajak dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 20
Transfer Pemerintah Provinsi
No Uraian Anggaran 2014 Realisasi 2014 % Realisasi 2013
56 | P a g e
2014 berasal dari pendapatan lainnya yang merupakan bantuan keuangan bersifat
khusus dari Pemerintah Provinsi Maluku dengan realisasi 2014 sebesar
Rp755.158.500,00 dari target sebesar Rp1.744.695.000,00 atau 43,28%
dibandingkan anggaran, dan Pendapatan Hibah untuk air minum sebesar
Rp2.000.000.000,00. Jika dibandingkan Tahun 2013 sebesar
Rp1.167.100.000,00mengalami peningkatan sebesar Rp1.588.058.500,00 atau
136,06%.
Tabel realisasi di atas, terlihat bahwa realisasi Belanja Operasi, Belanja Modal dan
Belanja tak Terduga masih dibawah alokasi anggaran yang tersedia sehingga terdapat
selisih kurang sebesar Rp64.404.572.391,30 atau 12,03%.
a. Belanja Operasi Rp416.048.754.830,50
Belanja Operasi merupakan pos pengeluaran anggaran untuk Program dan kegiatan
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara yang memberikan manfaat jangka
pendek. Pos Belanja operasi terdiri dari :
Tabel 22
Belanja Operasi
No Uraian Anggaran 2014 Realisasi 2014 % Realisasi 2013
Belanja Bantuan
5 1.395.916.086,00 5.708.911.316,00 408,97 18.866.725.064,72
Sosial
Belanja Bantuan
6 15.857.617.800,00 13.042.901.100,00 82,25 11.278.902.108,00
Keuangan
57 | P a g e
Tabel tersebut menunjukkan bahwa realisasi pengeluaran Tahun Anggaran
2014untuk Belanja Operasi adalah sebesar Rp416.048.754.830,50atau mencapai
88,83% dari anggarannya sebesar Rp468.359.912.201,80 dan jika dibandingkan
dengan realisasi anggaran belanja operasi tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar
Rp4.315.405.286,84 atau1,04%. Secara rinci realisasi belanja operasi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Realisasi Belanja Pegawai tahun 2014 sebesar Rp263.313.889.093,50 atau
89,82% dari anggarannya sebesar Rp293.171.891.604,80 dan jika
dibandingkan dengan realisasi anggaran tersebut dalam tahun 2013 mengalami
kenaikan sebesar Rp17.398.909.766,50 atau 6,61%. Kenaikan tersebut
diakibatkan oleh pembayaran kenaikan gaji pokok sebesar 6% dan lain
sebagainya pada tahun 2014, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 23 Belanja Pegawai
2 Tambahan Penghasilan
39.535.635.654,00 33.829.887.680,00 85,57 29.634.574.920,00
PNS
5 Insentif Pemungutan
316.955.057,00 35.994.938,50 11,36 42.035.000,00
Pajak Daerah
6 Insentif Pelampauan
- - 48.118.109,00
Target Retribusi Daerah
7 Honorarium PNS 18.508.445.551,00 16.460.412.970,00 88,93 11.727.026.000,00
10 Honorarium Pengelola
- - 25,800,000.00
Dana Bos
Dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2014 Belanja Pegawai pada Kantor
Kecamatan Kei Kecil Timur terjadi perampokan sebesar Rp327.055.084,00
yang merupakan kelalaian dari Bendahara Pengeluaran dan Pembantu
Bendahara Pengeluaran. Berdasarkan SP2D No.156/GJ/SP2D/2014/MT
tanggal 4 Maret 2014 untuk pembayaran Gaji Pegawai kantor Kecamatan Kei
Kecil Timur, bulan Maret sebesar Rp712.602.500,00 dan telah dicairkan oleh
Bendahara Pengeluaran pada tanggal 4 Maret 2014 Dipotong oleh bendahara
Pengeluaran sebesar Rp368.531.621 atas potongan kredit Bank Maluku dan
Bank Modern, Pegawai yang telah mengambil Gaji sebanyak 8 Orang sebesar
Rp17.015.795,00 sisa yang hilang sebesar Rp327.055.084,00 terdiri dari gaji
212 Orang sebesar Rp305.665.984,00 dan kredit BRI sebesar
58 | P a g e
Rp21.389.100,00, sehingga mengakibatkan 212 orang yang belum menerima
Gaji. Terhadap permasalahan tersebut Pemerintah Daerah telah melaporkan ke
Kepolisian untuk diproses secara hukum, dan sambil menunggu proses
tersebut Pemerintah Daerah akan menganggarkan pada APBD Perubahan
Tahun Anggaran 2015. Tetapi tidak mengabaikan hasil dari putusan hukum.
2) Realisasi Belanja Barang tahun 2014 sebesar Rp108.613.808.361,00 atau
mencapai 79,49% dari anggarannya sebesar Rp136.632.723.097,00 dan jika
dibandingkan dengan realisasi anggaran tersebut dalam tahun 2013,mengalami
kenaikan sebesar Rp9.688.964.996,06 atau8,42% Dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 24
Belanja Barang
Realisasi Realisasi
No Uraian Anggaran 2014 %
2014 2013
59 | P a g e
Realisasi Realisasi
No Uraian Anggaran 2014 %
2014 2013
60 | P a g e
Realisasi Realisasi
No Uraian Anggaran 2014 %
2014 2013
61 | P a g e
belanja Pakaian Adat Daerah,Belanja Pakaian Batik Tradisional dan
Belanja Pakaian Olahraga.
h) Belanja Perjalanan Dinas jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2013mengalami kenaikan sebesar Rp2.753.520.051,00 atau mencapai
6,67% adalah disebabkan karena adanya peningkatan atas Belanja
Perjalanan Dinas dalam Daerah dan Belanja Perjalanan Dinas luar daerah
sesuai dengan kegiatan di SKPD.
i) Belanja Beasiswa Pendidikan PNS jika dibandingkan dengan realisasi
tahun 2013mengalami Kenaikan sebesar Rp644.549.000,00 atau
mencapai 53,64%, hal ini disebabkan karena peningkatan pendidikan
formal bagi Pegawai Negeri Sipil.
j) Belanja Kursus,Pelatihan,Sosialisasi Dan Bimbingan Teknis PNS jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2013mengalami kenaikan sebesar
Rp1.092.613.300,00 atau mencapai 91,97% adalah disebabkan karena
adanya peningkatan pada Belanja kursus-kursus singkat/pelatihan,
Sosialisasi, dan Belanja Bimbingan Teknis.
k) Belanja Pemulangan Pegawai jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2013mengalami kenaikan sebesar Rp167.692.000,00 atau mencapai
43,86% adalah disebabkan karena adanya Belanja Pemulangan Pegawai
yang pensiun dan Belanja Pemulangan Pegawai yang meninggal dunia
dalam melaksanakan tugas.
Sedangkan khusus untuk belanja barang yang mengalami penurunan yang
cukup signifikan dalam tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013
adalah pada:
a) Belanja Bahan Pakai Habis Kantor jika dibandingkan dengan realisasi
tahun 2013 mengalami penurunan sebesar Rp810.563.016,60 atau sebesar
12% disebabkan karena adanya efisiensi terhadap kebutuhan Bahan
Pakai habis Kantor dari masing-masing SKPD.
b) Belanja Perawatan Kendaraan bermotor jika dibandingkan dengan
realisasi tahun 2013mengalami penurunan sebesar Rp412.717.847,00
atau mencapai 20% adalah disebabkan karena efisiensi Belanja jasa
servis, penggantian suku cadang, bahan bakar minyak di tahun 2014.
c) Belanja Jasa Sewa Rumah/Gedung/Parkir jika dibandingkan dengan
realisasi tahun 2013mengalami penurunan sebesar Rp220.758.200,00
atau mencapai 20% disebabkan karena beberapa kegiatan di SKPD
menggunakan biaya sewa gedung/rumah di bawah anggaran yang telah
ditetapkan.
d) Belanja Sewa Sarana mobilitas jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2013mengalami penurunan sebesar Rp2.185.247.238,00 atau mencapai
61% disebabkan karena adanya efisiensi atas belanja sewa sarana
mobilitas darat dan mobilitas air.
e) Belanja Sewa Perlengkapan dan peralatan Kantor jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2013mengalami penurunan sebesar
Rp90.403.500,00 atau mencapai 52% karena berkurangnya kegiatan
62 | P a g e
rapat-rapat dan pertemuan yang membutuhkan sewa perlengkapan dan
peralatan kantor.
f) Belanja Makanan dan minuman jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2013 mengalami penurunan sebesar Rp402.273.511,00 atau mencapai
2,74% adalah disebabkan karena efisiensi biaya makan dan minum yang
terjadi di tahun 2014.
g) Belanja Pemeliharaan jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013
mengalami penurunan sebesar Rp130.554.027,00 atau mencapai 7,88%.
h) Belanja Barang yang diserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2013mengalami penurunan sebesar
100%. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011 sebagaimana diubah dengan Permendagri Nomor 39 tahun
2013tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial bahwa
penyajian Belanja Barang di Serahkan ke Masyarakat dalam Laporan
Realisasi Anggaran sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan bahwa
barang yang diserahkan ke masyarakat dikonversikan keBelanja Bantuan
Sosial pada SKPKD. Hal ini menyebabkan penyajian belanja barang yang
diserahkan ke masyarakat berkurang sebesar Rp418.400.000,00 dan
Belanja Bantuan Sosial bertambah sebesar Rp418.400.000,00.
i) Belanja Jasa Konsultasi jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013
mengalami penurunan sebesar Rp937.970.182,00 atau mencapai 23,08%
adalah disebabkan karena adanya penurunan pada Belanja jasa
konsultansi penelitian,jasa konsultansi perencanaan dan jasa konsultansi
pengawasan.
3) Belanja Bunga
Realisasi Belanja Bunga dalam tahun 2014 sebesar Rp61.666.667,00 atau
mencapai 100% dari anggarannya sebesar Rp61.666.667,00merupakan
pembayaran bunga atas Pinjaman Pemerintah Daerah pada PT.Bank Maluku.
4) Belanja Hibah
Realisasi Belanja Hibah dalam tahun 2014 sebesar Rp25.307.578.293,00 atau
mencapai 119,15% dari anggarannya sebesar Rp21.240.096.947,00 dan
mengalami penurunan sebesar Rp5.073.020.986,00 atau 16,70% dari realisasi
anggaran tersebut di tahun 2013. Penyajian Belanja Bahan Material yang
diserahkan ke masyarakat dan Belanja Barang yang diserahkan ke Masyarakat
sebesar Rp7.628.599.400,00 dalam LRA pada Belanja Hibah. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana
diubah dengan Permendagri Nomor 39 tahun 2013 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial bahwa penyajian Belanja Barang di
Serahkan ke Masyarakat dalam Laporan Realisasi Anggaran sesuai Standar
Akuntansi Pemerintahan adalah pada akun Belanja Hibah dan Bantuan Sosial.
Hal ini menyebabkan penyajian Belanja Bahan Material dan Belanja Barang
yang Diserahkan ke Masyarakat yang berada pada SKPD berkurang sebesar
Rp7.628.599.400,00 dan Belanja Hibah pada SKPKD bertambah sebesar
Rp7.628.599.400,00.
63 | P a g e
5) Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Sosial merupakan pemberian bantuan yang bersifat sosial
kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada organisasi sosial
kemasyarakatan, kelompok masyarakat dan perorangan.Dalam tahun 2014
realisasi Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp5.398.166.698,00 atau mencapai
516,57% dari anggarannya sebesar Rp1.045.000.000,00 Terdapat penurunan
sebesar Rp13.468.558.366,72 atau 71,39% dibandingkan Tahun 2013 yang
disebabkan oleh penyajian Belanja Bahan Material yang diserahkan ke
masyarakat sebesar Rp3.934.766.698,00 dan Belanja Barang yang diserahkan
ke Masyarakat sebesar Rp418.400.000,00 dalam LRA pada Belanja Bantuan
Sosial. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 32
Tahun 2011 sebagaimana diubah dengan Permendagri Nomor 39 tahun 2013
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial bahwa penyajian
Belanja Barang di Serahkan ke Masyarakat dalam Laporan Realisasi
Anggaran sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan adalah pada akun Belanja
Hibah dan Bantuan Sosial. Hal ini menyebabkan penyajian Belanja Bahan
Material sebesar Rp3.934.766.698,00 dan Belanja Barang yang Diserahkan ke
Masyarakat yang berada pada SKPD berkurang sebesar Rp418.400.000,00
dan Belanja Bantuan Sosial pada SKPKD bertambah sebesar Rp
4.353.166.698,00.
6) Belanja Bantuan Keuangan
Realisasi Belanja Bantuan Keuangan dalam tahun 2014 sebesar
Rp13.353.645.718,00 atau mencapai 82,39% dari anggarannya sebesar
Rp16.208.533.886,00 dan mengalami kenaikan sebesar Rp2.074.743.610,00
atau 18,39% jika dibandingkan dengan realisasi anggaran tersebut di tahun
2013.
64 | P a g e
Realisasi Belanja Modal dalam tahun 2014 seperti tertera dalam tabel tersebut di
atassebesarRp118.483.335.936,75 atau mencapai90,86% dari anggarannya
sebesar Rp130.404.705.339,75 dan mengalami kenaikan sebesar
Rp12.363.871.431,75 atau11,65%, jika dibandingkan dengan realisasi Belanja
Modal di tahun 2013. Selanjutnya rincian belanja modal per rincian objek dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 26
Rincian Belanja Modal per Rincian Objek
Per 31 Desember 2014
Naik/
Tahun 2014 Tahun 2013
Belanja Modal Per Rincian Objek (Turun)
(Rp) (Rp)
(%)
65 | P a g e
Naik/
Tahun 2014 Tahun 2013
Belanja Modal Per Rincian Objek (Turun)
(Rp) (Rp)
(%)
3. Surplus/Defisit Rp16.550.596.256,94
Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos Surplus/Defisit. Dalam tahun 2014 Anggaran Pemerintah Kabupaten
Maluku Tenggara mengalami Surplus sebesar Rp16.550.596.256,94 dengan perhitungan
seperti tertera dalam tabel berikut:
66 | P a g e
Tabel 27
B. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai Aset,
Kewajiban, dan Ekuitas Dana pada tanggal tertentu.Posisi Aset, Kewajiban dan Ekuitas
Dana yang disajikan dalam Neraca Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara adalah sebagai
berikut :
67 | P a g e
1. Aset Lancar Rp82.046.824.503,26
Aset Lancar terdiri dari kas dan setara kas, dan aset yang diharapkan untuk segera
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan. Dalam tahun 2014 Aset Lancar yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara per 31 Desember 2014 sebesar
Rp82.046.824.503,26 yang terdiri atas : Kas di Kas Daerah, Kas di Bendahara
Penerimaan, Kas di Bendahara Pengeluaran, Investasi Jangka Pendek, Piutang-Piutang
Lainnya, dan persediaan. Selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kas Rp61.160.318.981,44
Kas adalah Uang Tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan Pemerintahan. Saldo Kas sebesar
Rp61.160.318.981,44 merupakan saldo kas per 31 Desember 2014 yang meliputi
Kas di Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran dan Kas di Bendahara
Penerimaan.
1) Kas di Kas Daerah Rp60.835.387.730,44
Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
Bendahara Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan
pengeluaran pemerintah daerah. Saldo Kas di Kas Daerah sebesar
Rp60.835.387.730,44 merupakan saldo kas dan bank yang dikelola oleh
Bendahara Umum Daerah (BUD) Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara
per 31 Desember 2014, yang terdiri dari:
- Rekening PT.Bank Maluku No.0201016657 Rp10.835.387.730,44
Sesuai Rekening Koran pada PT.Bank Maluku per 31 Desember 2014
sebesar Rp10.832.387.730,44, terdapat selisih kurang sebesar
Rp3.000.000,00 bila dibandingkan dengan Saldo Buku Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Daerah, hal ini disebabkan karena kesalahan
pembukuan oleh PT. Bank Maluku dan telah dikoreksi pada tanggal 5
Januari 2015.
- Deposito pada PT. BRI Cabang Tual Rp50.000.000.000,00
68 | P a g e
Tabel 29
Rincian Kas Di Bendahara Pengeluaran Per 31 Desember 2014
Saldo Awal Saldo Akhir
Rincian Tahun 2014 Mutasi (+) Mutasi (-) Tahun 2014
(Rp) (Rp)
Tahun 2010
Dinas 16.183.367,00 16.183.367,00
Pendapatan
Tahun 2011
Tahun 2013
RSUD
Askesos RSUD 16.922.375,21 16.922.375,21
69 | P a g e
sebesar Rp1.016.973.605,56 dalam tahun 2014 telah disetor dalam tahun
2014 sebesar Rp758.519.730,56 (Setor ke kas Daerah sebesar
Rp701.316.693,56 dan penyetoran PFK sebesar Rp57.203.037,00), kas di
Bendahara Pengeluaran yang telah ditetapkan SKTJM sebesar
Rp251.599.259,00, (yang dapat dirinci sebagai berikut: Kas Bendahara
Pengeluaran DPPKAD sebesar Rp 50.682.859,00 (Rp33.499.492,00 atas PFK
dan Rp17.183.367,00 atas Kas Tunai), Kas Bendahara Pengeluaran Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata sebesar Rp200.916.400,00) dan Koreksi Kas
karena PFK sebesar Rp6.854.616,00 dapat dirinci sebagai berikut: Kas
Bendahara Pengeluaran RSUD sebesar Rp5.285.596,00 dan Kas Bendahara
Pengeluaran Dinas Kesehatan Rp1.569.020,00), dapat diuraikan pula bahwa
yang dikoreksi dari Silpa Tahun Lalu adalah sebesar Rp224.954.383,00.
Penjelasan atas penurunan saldo kas di Bendahara Pengeluaran per 31
Desember 2014 antara lain, saldo kas per 31 Desember 2014 di Bendahara
Pengeluaran sebesar Rp180.458.939,00, sisa kas murni tahun 2013 sebesar
Rp92.000,00 dan Saldo per 31 Desember 2014 sebesar Rp180.366.939,00.
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 desember Dalam tahun 2015 telah
disetor ke Kas Daerah dapat di rinci sebagai berikut:
Daftar Saldo Kas Bendahara Pengeluaran SKPD Tahun 2014
70 | P a g e
saldo kas Bendahara Penerimaan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) per 31 Desember 2014 yang belum disetorkan kembali ke Kas Daerah
Tabel 30 Rincian Kas Di Bendahara Penerimaan Per 31 Desember 2014
RSUD
- - - -
Pendapatan
No SKPD Keterangan
Ditangguhkan
71 | P a g e
2 Dinas Perhubungan 34.154.500,00 Rp10.878.000,00,
disetor thn 2015
Jumlah 144.472.312,00
b. Piutang Rp12.563.471.119,41
Saldo Piutang tersebut merupakan saldo piutang pajak daerah dan retribusi daerah,
Piutang Dana Bagi Hasil dan Piutang lain-lain per 31 Desember 2014, yaitu
tagihan pajak daerah dan retribusi daerah yang telah dikeluarkan surat
penetapannya, namun belum dibayarkan oleh Wajib Pajak dan Wajib Retribusi
yang bersangkutan.
Saldo Piutang sebesar Rp12.563.471.119,41 adapun Saldo Piutang terdiri dari
Saldo Piutang Pajak sebesar Rp8.037.281.480,84, pajak Penerangan Jalan sebesar
Rp127.317.717,00,Saldo Piutang Retribusi sebesar Rp1.306.168.220,05, Saldo
Piutang Bagi Hasil Pajak sebesar Rp.4.000.362.296,93 dengan
(Rp1.904.591.714,00 berdasarkan SK Pemda Propinsi Maluku Nomor 973/91/SK-
BPPKAD/I/2015 Bagi Hasil Pajak Propinsi Triwulan IV Tahun Anggaran 2014
dan Bagi Hasil Penerimaan Rokok sebesar Rp2.095.770.582,93), Piutang Lain-
Lain TPTGR Lancar sebesar Rp307.317.021,16 pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, dan Penyisihan Piutang atas Piutang
Pajak dan Retribusi sebesar (Rp1.214.975.616,57) Secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Mutasi Keluar
Rincian Piutang
Saldo Awal Mutasi Masuk Saldo Akhir 2014
Lain-Lain
Setor Tahun 2014 Koreksi
Piutang Pihak -
Ketiga
72 | P a g e
1) Piutang Pajak Rp8.164.599.197,84
Piutang Pajak sebesar Rp8.164.599.197,84 jika dibandingkan dengan saldo
Awal Piutang Pajak sebesar Rp6.038.581.568,81 mengalami kenaikan sebesar
Rp2.264.488.427,03 atau sebesar 37,50% hal ini disebabkan karena
Pengakuan Pajak Penerangan Jalan oleh PT PLN Persero atas bulan Desember
2014 sebesar Rp127.317.717,00, Mutasi Tambah Piutang Pajak sebesar
Rp2.958.844.889,00, pembayaran piutang pajak ke kas daerah sebesar
Rp614.298.260,32, koreksi lebih saji piutang yang telah dilakukan
pembayaran (Tanda Bukti Bayar) tetapi masih tercatat sebesar
Rp345.846.716,65.
Tabel 33 Rincian Piutang Pajak Per 31 Desember 2014
73 | P a g e
Tabel 34 Rincian Piutang Retribusi Per 31 Desember 2014
Mutasi Keluar
Saldo Awal Mutasi Masuk Saldo Akhir
Rincian Setor Tahun Koreksi
2014 (Rp) (Rp) 2014 (Rp)
2014 (Rp) 2014 (Rp)
Bagian Lancar
141.701.502,91 165.615.518,25 0,00 0,00 307.317.021,16
TPTGR
74 | P a g e
5) Penyisihan Piutang Rp1.214.975.616,57
Piutang yang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net
realizable value), oleh karena terhadap piutang yang diperkirakan tidak dapat
tertagih dilakukan penyisihan.
Penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan melalui estimasi berdasarkan
umur piutang (aging schedule).
Piutang yang telah dilakukan penyisihan piutang yaitu pada piutang pajak dan
retribusi, penyisihan piutang sebesar (Rp1.214.975.616,57) dapat dirincikan
sebagai berikut:
Tabel 36 Rincian Penyisihan Piutang Pajak dan Retribusi Per 31 Desember 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pajak Hotel 20.821.000,00 566.000,00 250.000,00 5.671.000,00 47.194.000,00 16.118.700,00 90.620.700,00
Taksiran
Piutang Tak 5% 5% 10% 10% 20% 20%
Tertagih
Penyisihan
Piutang Tak 44.233.406,30 37.440.515,58 72.433.216,72 364.293.500,87 200.150.881,61 496.424.095,49 1.214.975.616,57
Tertagih
c. Persediaan Rp8.323.034.402,41
Saldo Persediaan per 31 Desember 2014 sebesar Rp8.323.034.402,41 adalah
merupakan sisa barang habis pakai yang masih ada di gudang masing-masing
SKPDberdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal 31 Desember 2014 dengan
rekapan seperti tertera pada tabel berikut ini:
75 | P a g e
Tabel 37 Rincian Persediaan Per 31 Desember 2014
Naik/
Tahun 2014 Tahun 2013
Rincian (Turun)
(Rp) (Rp)
(%)
Naik/
Tahun 2014 Tahun 2013
SKPD (Turun)
(Rp) (Rp)
(%)
Dinas PUP2E - -
BAPPEDA - 471.350,00 (100,00)
Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga 243.442.475,00 208.232.508,82 16,91
Berencana
Bagian Kesejahtraan
- 90.909.091,00 (100,00)
Rakyat
76 | P a g e
Naik/
Tahun 2014 Tahun 2013
SKPD (Turun)
(Rp) (Rp)
(%)
Perikanan
77 | P a g e
Tabel 39 Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2014 dan 2013
Peralatan dan
143.603.026.959,84 13.806.657.786,00 7.777.677.993,33 3.839.496.971,59 161.347.865.767,58
Mesin
Gedung dan
199.092.088.764,95 35.344.498.800,00 18.444.886.164,39 15.059.617.370,00 237.821.856.359,34
Bangunan
Jalan, Irigasi
405.321.051.581,87 57.519.772.630,75 5.672.058.920,00 19.994.009.358,90 448.518.873.773,72
dan Jaringan
Aset Tetap
7.188.130.021,09 2.278.974.000,00 228.825.000,00 - 9.695.929.021,09
Lainnya
Konstruksi
Dalam 36.226.305.936,39 - 18.219.616.420,00 19.573.734.416,39 34.872.187.940,00
Pengerjaan
Akumulasi
- - - - -
Penyusutan
Saldo mutasi Aset Tetap seperti tertera dalam tabel tidak sama dengan jumlah belanja
modal karena :
Terdapat penambahan kapitalisasi, penambahan aset karena Konstruksi Dalam
Pengerjaan yang sudah selesai dan adanya kurang pencatatan dan lebih
pencatatanserta kesalahan pengklasifikasian terhadap aset dan telah dilakukan
reklasifikasi Aset Tetap pada tahun 2014.
Dari hasil Pemutahiran aset tersebut ditemukan beberapa aset dalam kondisi rusak
berat dan tidak jelas keberadaannya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Aset
tersebut direkasifikasi ke Aset Lainnya yang nantinya dalam tahun 2014 akan
ditindak lanjuti dengan dinilai kembali apakah barang tersebut layak untuk dihapus
dengan ketentuan penghapusan yang sesuai dengan prosedur dan untuk barang-
barang yang berada dipihak ke III ( Pegawai yang Pindah ke Kabupaten/Kota
lainnya dan pegawai yang pensiun) untuk ditarik kembali atau dimutasikan.
Selanjutnya komponen Aset Tetap tentang Rekapitulasi Mutasi Aset Pemerintah
Kabupaten Maluku Tenggara Dalam Tahun 2014 dan dapat dijelaskan secara rinci
sebagai berikut :
a. Tanah Rp94.329.265.367,00
Saldo Tanah sebesar Rp94.329.265.367,00adalah merupakan saldo aset tetap tanah
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara per 31 Desember 2014 yang mencakup
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tanah sampai dengan
tanah tersebut siap dipakai yang meliputi antara lain harga pembelian dan biaya
untuk memperoleh hak yang berhubungan dengan pengukuran. Selanjutnya rincian
tentang saldo aset tetap tanah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
78 | P a g e
Tabel 40 Rincian Saldo Aset Tetap Tanah Per 31 Desember 2014
Aset Tetap Tanah Per 31 Desember 2014 jika dibandingkan dengan saldo Aset
Tetap Tanah mengalami kenaikan sebesar Rp40.339.389.960,00 atau mencapai
74,58% yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Terdapat penambahan nilai aset tetap tanah dalam tahun 2014
sebesarRp40.339.389.960,00 yang berasal dari :
(a) Realisasi Belanja Modal Tanah dalam tahun 2014 sebesar
Rp9.533.432.720,00 yang berada di Bagian Pemerintahan.
(1) Penambahan Aset Tetap Tanah sebesar Rp30.805.957.240,00 pada
Bagian Pemerintahan
(2) Pada Bagian Pemerintahan terjadi kenaikan Aset Tanah sebesar
Rp30.805.957.240,00, yang dapat dirinci sebagai berikut:Aset Tanah
sebesar Rp30.477.056.000,00 sesuai MOU
Nomor:592.2/3705/SETDA Kesepakatan antara Masyarakat Pemilik
Tanah dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara tentang
Tatacara Pembayaran Tanah Kantor Bupati Maluku Tenggara,
Tanah sebesar Rp30.477.056.000,00 akan dibayarkan secara
bertahap dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018,yang setiap
tahun dibayarkan sebesar Rp7.619.264.000,00 sehingga Nilai Tanah
sebesar Rp30.477.056.000,00 diakui sebagai asset dan
pembayarannya sebagai hutang Jangka panjang dan Hutang Jangka
Pendek, Penambahan Aset tetap tanah Karena adanya Biaya
Sertifikat sebesar Rp217.839.240,00, dan KDP selesai sebesar
Rp111.062.000,00.
2) Pengurangan Terhadap Aset Tetap Tanah Pada Bagian Pemerintahan sebesar
Rp100.000.000,00 disebabkan karena pendouble pencatatan tanah LPTQ
masih tercatat di Bagian Umum dan Humas.
79 | P a g e
Tabel 41 Rincian Saldo Aset Tetap Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2014
Peralatan dan
143.603.026.959,84 13.806.657.786,00 7.777.677.993,33 3.839.496.971,59 161.347.865.767,58
Mesin
Saldo Aset Tetap Peralatan dan Mesin per 31 Desember2014 mengalami kenaikan
sebesar Rp17.744.838.807,74 atau mencapai 12% bila dibandingkan dengan saldo
awal Tahun 2014, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Terdapat penambahan nilai aset tetap peralatan dan mesin dalam tahun 2014
sebesar Rp22.256.544.402,27 yang berasal dari :
(a) Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin dalam tahun 2014 sebesar
Rp13.806.657.786.00
(b) Penambahan Aset Tetap Peralatan dan Mesin selain Belanja Modal tahun
2014, juga adalah Akibat adanya belanja dari barang dan jasa, yang dapat
dikategorikan sebagai aset tetap, reklas dari Aset Lain-lain yang kondisi
masih baik dan reklas dari Aset Tetap Bangunan dan Gedung atau dari
Jalan Jaringan dan irigasi sebesar Rp7.777.677.993,33 dengan rincian
per Dinas sebagai berikut :
- Dinas Pendidikan Rp676.253.107,00 merupakan reklasifikasi
sebesar Rp366.000.000 dari aset tetap Gedung dan Bangunan dan
Reklas dari Aset Lainnya sebesar Rp310.253.107,00.
- Dinas Kesehatan Rp199.529.000,00 penambahan dari Barang dan
Jasa
- Dinas Pendustrian Perdagangan sebesar Rp20.000.000,00
penambahan dari Barang dan Jasa
- RSUD Reklas dari Aset Lainnya ke Aset Tetap Peralatan dan Mesin
sebesar Rp68.000.000,00
- Dinas PUP2E sebesar Rp900.000.000,00 reklas dari Aset Lainnya
- Bappeda sebesar Rp69.887.972,00 reklasa dari Aset lainnhya
- Dinas Perhubungan sebesar Rp192.663.250,00 reklas dari Aset
Lainnya
- Badan Lingkungan hidup sebesar Rp33.280.180,00 terdiri dari Aset
sebesar Rp28.544.530,00 yang merupakan penambahan atas barang
dan jasa dan sebesar Rp4.735.650,00 reklas dari asset lainnya
- BP3AKB sebesar Rp39.877.576,00 mereklas Aset lainnya
- Dinas Sosial sebesar Rp39.998.250,00 reklas dari Aset Lainnya
- Dinas Koperasi,Usaha Kecil dan Menengah sebesar
Rp285.781.450,00
- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebesar Rp116.439.850,00 reklas
dari Aset Lainnya ke Aset Tetap
80 | P a g e
- Kantor Satuan Polisi Pamong Praja sebesar Rp88.939.850,00 reklas
dari Aset Lainnya
- Bagian Pemerintahan sebesar Rp72.056.540,00 reklas dari Aset
Lainnya
- Bagian Organisasi sebesar Rp126.250.000,00 reklas dari Aset
Lainnya
- Bagian Umum dan Humas sebesar Rp3.099.178.850,00 reklas dari
Aset Lainnya
- Inspektorar sebesar Rp20.000.000,00 reklas dari asset lainnya
- Kelurahan Mutasi Aset Lainnya dari Bappeda sebesar
Rp16.372.000,00
- Bagian Hukum sebesar Rp217.297.000,00 Reklas dari Aset Lainnya
- Dinas Pertanian sebesar Rp121.923.133,33 Reklas dari Aset Lainnya
- Dinas Perkebunan sebesar Rp1.005.114.985,00 Reklas dari Aset
Lainnya
- Dinas Kelautan Perikanan Rp368.835.000,00 reklas dari Aset
Lainnya
2) Pengurangan nilai Aset Tetap Peralatan dan Mesin dalam Tahun 2014 adalah
sebesar Rp3.839.496.971,59 yang disebabkan oleh:
- Bappeda SK Penghapusan dari Aset Tetap sebesar Rp192.310.326.65
- Dinas Perhubungan sebesar Rp12.187.880,00 direklas ke Aset Lainya
- Badan Lingkungan Hidup Rp112.000.000,00 Aset Tetap yang akan
diHibahkan ke Masyarakat
- Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Rp77.357.600,00 SK
Penghapusan Nomor 378 tanggal 29 Desember 2014
- BP2KB Rp581.212.345,50 (Pendoubolan Pencatatan sebesar
Rp269.370.000,00,SK Penghapusan Nomor 368 tanggal 29 Desember
2014 sebesar Rp679.128,50 dan Mereklas Aset Tetap Peralatan dan
Mesin ke Aset Lainnya sebesar Rp311.163.217,00)
- Dinas Sosial sebesar Rp128.899.200,00 SK Penghapusan Nomor 375
tanggal 29 Desember 2014
- Badan Kesbang Pol Rp54.893.332,03 Sk Penghapusan Nomor 374
tanggal 29 Desember 2014
- Kantor Pol PP Rp2.777.600,00 SK Penghapusan Nomor 376 tanggal 29
Desember 2014
- Bagian Umum dan Humas sebesar Rp997.800.000,00 dengan rincian
sebesar Rp13.200.000,00 SK Penghapusan Nomor 367 tanggal 29
Desember 2014 dan Koreksi atas Pendoublean Pencatatan Aset
Kendaraan Bermotor yang telah dicatat sebagai piutang angsuran
kendaraan bermotor sebesar Rp984.600.000,00
- BKD Sk Penghapusan Nomor 367 tanggal 29 Desember 2014
Rp98.725.000,00
81 | P a g e
- Kelurahan Rp4.900.000,00 SK Penghapusan Nomor 370 tanggal 29
Desember 2014
- DPPKAD sebesar Rp652.243.222,41 SK Penghapusan Nomor 378
tanggal 29 Desember 2014 sebesar Rp143.284.223,41 dan Reklas ke
Aset lainnya sebesar Rp508.959.000,00
- Badan Ketahanan Pangan Rp506.904.200,00 merupakan barang yang
akan diserahkan ke masyarakat
- Dinas Pertanian Rp29.042.250,00 SK Penghapusan Nomor 372 tanggal
29 Desember 2014
- Dinas Perkebunan dan Kehutanan Rp279.499.015,00 mereklas aset Tetap
ke Aset Lainnya
- Dinas Pendustrian dan Perdagangan Rp108.745.000,00 mereklas Aset
Tetap Peralatan dan Mesin Ke Aset Tetap Jalan Jaringan dan Irigasi.
Gedung dan
199.092.088.764,95 35.344.498.800,00 18.444.886.164,39 15.059.617.370,00 237.821.856.359,34
Bangunan
Saldo Aset Tetap Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2014 mengalami
kenaikan sebesar Rp38.729.767.594,39 atau mencapai 19,45% bila dibandingkan
dengan saldo awal tahun 2013 maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Terdapat penambahan nilai aset tetap gedung dan bangunan dalam tahun 2014
sebesar Rp53.903.124.844,39 yang berasal dari :
(a) Realisasi belanja modal Gedung dan Bangunan dalam tahun 2013 sebesar
Rp35.344.498.800,00 yang merupakan penambahan Gedung Bangunan
dari Laporan Realisasi Anggaran tahun 2014 dari seluruh SKPD,di
samping penambahan karena realisasi anggaran ada penambahan sebesar
Rp18.444.886.164,39 disebabkan karena kapitalisasi nilai perencanaan
dan pengawasan, Kontruksi dalam pengerjaan tahun 2013 yang telah
selesai dikerjakan dan lain sebagainya yang dapat dirinci sebagai berikut:
82 | P a g e
- Dinas Pendidikan sebesar Rp3.933.230.970,00 atas Gedung
Bangunan yang di kapitalisasi dari kantruksi dalam pengerjaan yang
telah selesai dikerjakan
- Dinas Kesehatan sebesar Rp3.584.647.118,00 (Gedung Bangunan
yang di kapitalisasi dari kantruksi dalam pengerjaan yang telah
selesai dikerjakan Rp1.891.530.150,00, Gedung Bangunan yang
dianggarkan dalam belanja barang jasa Rp400.000.000,00 dan
Reklas dari Aset Lainnya sebesar Rp1.293.116.968,00)
- PUP2E sebesar Rp8.517.360.376,39 (Gedung Bangunan yang di
kapitalisasi dari kantruksi dalam pengerjaan yang telah selesai
dikerjakan Rp8.323.719.176,39, Perencanaan Pengawasan
Rp66.700.000,00, Pengakuan Aset Tetap yang belum Pembayaran
100% Rp126.941.200,00)
- Dinas Perhubungan sebesar Rp1.505.665.000,00 dengan rincian
sebagai berikut : Reklas dari Jalan Jaringan dan Irigai sebesar
Rp1.425.665.000,00, perencanaan dan pengawasan sebesar
Rp80.000.000,00
- Badan Lingkungan Hidup atas Perencanaan dan Pengawasan sebesar
Rp30.000.000,00
- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebesar Rp737.487.600,00
(Gedung Bangunan yang di kapitalisasi dari kantruksi dalam
pengerjaan yang telah selesai dikerjakan Rp659.987.600,00 dan
Perencanaan dan Pengawasan Rp77.500.000,00)
- Badan Penyuluhan Pertanian sebesar Rp34.750.000,00 atas
Perencanaan dan Pengawasan
- Dinas Perkebunan dan Kehutan sebesar Rp21.745.100,00 atas
Perencanaan dan Pengawasan
- Dinas Pendustrian dan Perdagangan sebesar Rp80.000.000,00 atas
Perencanaan dan Pengawasan
(b) Reklas nilai Gedung dan Bangunan dalam Tahun 2014 ke Aset Tetap
Konstrusi Dalam Pengerjaan adalah sebesar Rp15.059.617.370,00 yang
disebabkan karena adanya Kontruksi dalam pengerjaan dan lainnya.
disebabkan karena :
- Dinas Pendidikan sebesar Rp2.950.933.200,00 yang terdiri dari
Konstruksi Dalam Pengerjaan tahun 2014 sebesar
Rp2.423.413.200,00, reklasifikasi ke Aset Peralatan dan Mesin
sebesar Rp380.137.750,00 dan reklasifikasi ke Aset Tetap Lainnya
sebesar Rp161.520.000,00.
- Dinas Kesehatan sebesar Rp537.566.250,00 yang merupakan
Konstruksi Dalam pengerjaan tahun 2014.
- RSUD sebesar Rp1.799.504.000,00 yang merupakan Konstruksi
Dalam Pengerjaan tahun 2014.
- Dinas PUP2E sebesar Rp9.636.613.920,00 yang dapat dirinci
sebagai berikut: Pengurangan Aset Tetap karena sudah diakui pada
tahun 2013 sebesar Rp24.712.100,00, Reklasifikasi ke Aset Lainnya
83 | P a g e
karena akan dihibahkan sebesar Rp1.737.048.450,00 dan Konstruksi
Dalam Pengerjaan dalam tahun 2014 sebesar Rp7.874.853.370,00.
- Badan Ketahanan Pangan sebesar Rp85.000.000,00 yang akan
diserahkan ke Masyarakat di reklas ke akun persediaan.
- Dinas Perkebunan dan Kehutanan sebesar, Rp50.000.000,00 yang
direklas ke Jalan Jaringan dan Irigasi.
Tabel 43 Rincian Saldo Aset Tetap Jalan, Irigasi, dan Jaringan Per 31 Desember 2014
Jalan, Irigasi
405.321.051.581,87 57.519.772.630,75 5.672.058.920,00 19.994.009.358,90 448.518.873.773,72
dan Jaringan
Saldo Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2014 mengalami
kenaikan sebesar Rp43.197.822.550,75 atau mencapai 10,66% bila dibandingkan
dengan saldo awal Tahun 2013 yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Terdapat penambahan nilai aset tetap jalan, irigasi dan jaringan dalam tahun
2014 sebesar Rp63.191.831.550,75 yang berasal dari:
(a) Realisasi belanja modal Jalan, Jaringan dan Irigasi dalam tahun 2014
sebesar Rp57.519.772.630,75 yang merupakan penambahan Jalan,
Jaringan dan Irigasi dari Laporan Realisasi Anggaran tahun 2014 dari
seluruh SKPD,di samping penambahan karena realisasi anggaran ada
penambahan sebesar Rp5.672.058.920,00 karena perencanaan dan
pengawasan, Konstrusi Dalam Pengerjaan selesai dan lain sebagainya
yang dapat dirinci sebagai berikut:
- Dinas PUP2E sebesar Rp4.815.207.720,00 yang dapat dirinci
sebagai berikut: Reklas Konstruksi Dalam Pengejaan ke Jalan
Jaringan sebesar Rp118.761.000,00, Konstruksi Dalam Pengerjaan
selesai sebesar Rp4.052.237.320,00, Perencanaan dan Pengawasan
Rp553.500.000,00 , Pengakuan aset yang sudah selesai dikerjakan
tetapi belum realisasi pembayaran sebesar Rp90.709.400,00.
- Dinas Perhubungan sebesar Rp172.200.000,00 (Konstruksi Dalam
Pengerjaan selesai Rp149.200.000,00 dan perencanaan pengawasan
Rp23.000.000,00)
84 | P a g e
- Dinas Perkebunan dan Kehutanan sebesar Rp575.906.200,00
(Konstruksi Dalam Pengerjaan selesai Rp334.006.200,00
Perencanaan pengawasan Rp18.250.000,00 Reklas dari Aset lainnya
sebesar 173.650.000,00 dan Reklas dari Gedung Bangunan Rp
,00)
- Dinas Pendustrian dan Perdagangan sebesar Rp108.745.000,00 atas
belanja modal dari Aset Tetap Peralatan dan mesin.
(b) Reklas Aset Tetap Belanja Modal Aset Tetap Jalan Jaringan ke Aset
Tetap Konstruksi Dalam Pengerjaan dan hibah atas
nilai aset tetap jalan, irigasi dan jaringan dalam tahun 2014 sebesar
Rp19.994.009.358,90 yang berasal dari:
- Dinas PUP2E sebesar Rp7.734.182.675,45 yang dapat dirinci
sebagai berikut, Konstruksi Dalam Pengerjaan Tahun 2014 sebesar
Rp4.761.039.600,00, pengurangan aset karena sudah tercatat
sebagai aset pada tahun 2013 sebesar Rp880.090.862,75, Reklas ke
Aset Lainnya sebesar Rp2.093.052.212,7.
- Dinas Perhubungan dan Informatika sebesar Rp1.425.665.000,00
- Dinas Pertanian sebesar Rp1.976.597.438,00 atas Jalan Usaha Tani
- Dinas Perkebunan dan Kehutanan sebesar Rp8.857.564.245,45
Aset Tetap
7.188.130.021,09 2.278.974.000,00 228.825.000,00 9.695.929.021,09
Lainnya
Jumlah 7.188.130.021,09 2.278.974.000,00 228.825.000,00 9.695.929.021,09
Saldo aset tetap lainnya per 31 Desember 2014 mengalami kenaikan sebesar
Rp2.440.494.000,00 atau mencapai 33,95% bila dibandingkan dengan saldo awal
tahun 2013 yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Terdapat penambahan nilai aset tetap lainnya dalam tahun 2014 sebesar
Rp2.509.299.000,00 yang berasal dari :
(a) Realisasi belanja modal aset tetap lainnya dalam tahun 2014 sebesar
Rp2.278.974.000,00 pada Dinas Pendidikan di reklas dari Gedung
Bangunan pada Dinas Pendidikan sebesar Rp161.520.000,00 yang
85 | P a g e
merupakan belanja Modal buku-buku yang didistribusikan ke sekolah-
sekolah.
(b) Reklas dari Aset Lainnya pada Bagian Organisasi sebesar Rp
67.305.000,00.
Konstruksi
Dalam 36.226.305.936,39 - 18.219.616.420,00 19.573.734.416,39 34.872.187.940,00
Pengerjaan
Jumlah 36.226.305.936,39 - 18.219.616.420,00 19.573.734.416,39 34.872.187.940,00
86 | P a g e
- Dinas Kesehatan sebesar Rp1.891.530.150,00 merupakan Konstruksi
Dalam Pengerjaan selesai yang telah dikapitalisasi menambah Aset Tetap
Gedung dan Bangunan
- Dinas PUP2E sebesar Rp12.494.717.496,39 dengan rincian sebagai
berikut: kapitalisasi menambah asset Tetap Gedung dan Bangunan
sebesar Rp8.323.719.176,39, Jalan jaringan dan Irigasi sebesar
Rp4.052.237.320,00 dan Reklas ke Jalan Jaringan sebesar
Rp118.761.000,00 atas koreksi tahun 2013.
- Dinas Perhubungan senilai Rp149.200.000,00 merupakan Konstruksi
Dalam Pengerjaan selesai yang telah dikapitalisasi menambah Aset
Tetap Jalan jaringan dan Irigasi.
- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebesar Rp659.987.600,00 atas
Konstruksi Dalam Pengerjaan selesai yang telah dikapitalisasi menambah
Aset Tetap Gedung dan Bangunan.
- Bagian Pemerintahan Reklasifikasi senilai Rp111.062.000,00 ke Aset
Tetap Tanah
- Dinas Perkebunan dan Kehutanan senilai Rp334.006.200,00 merupakan
Konstruksi Dalam Pengerjaan selesai yang telah dikapitalisasi menambah
Aset Tetap Jalan Jaringan dan Irigasi.
Tagihan Piutang
Penjualan Angsuran
87 | P a g e
Saldo Awal 2014 Mutasi 2014 Saldo Akhir 2014
Rincian
(Rp) Masuk(Rp) Keluar(Rp) (Rp)
88 | P a g e
e. Piutang Paket Penjualan Sarana Penangkapan Ikan pada Dinas Perikanan sebesar
Rp2.390.987.900,00 dalam tahun2014 tidak ada realisasi pembayaran tetapi Dinas
Perikanan dan Kelautan telah melakukan Konfirmasi ke pemegang Paket Sarana
Penangkapan Ikan terhadap paket revolving dari tahun 2004 sampai dengan tahun
2008 dan telah dilakukan penandatanganan surat pernyataan dan pada tahun 2013
Dinas Kelautan dan Perikanan telah menyerahkan kepada Panitia Urusan Piutang
Negara (PUPN).
f. Piutang Paket Penjualan Sarana UKM pada Dinas Koperasi dan Perindustrian
sebesar Rp3.660.460.000,00 dalam tahun 2014 tidak ada realisasi,pada tahun 2013
Dinas Koperasi dan UKM telah menyerahkan kepada Panitia Urusan Piutang
Negara (PUPN).
g. Saldo UUDP tahun 2003 sampai dengan 2009 sebesar Rp1.112.660.066,00
berkurang sebesar Rp232.897.375,00 pada Setda dan PuP2E. Saldo tersebut tidak
berbentuk uang dan belum selesai proses tuntutan ganti ruginya serta belum
didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM).
h. Piutang pajak dan retribusi yang berada di wilayah Kota Tual sebesar
Rp575.421.129,25 adalah nilai piutang yang akan diserahkan ke Pemerintah Kota
Tual. (Rincian lengkap dapat dilihat pada Lampiran). Piutang pajak dan retribusi
daerah yang berada di wilayah Kota tersebut telah dilakukan verifikasi oleh Tim
Gabungan antara Aparat Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual
dan sesuai kenyataan di lapangan Wajib Piutang tersebut sudah tidak berada pada
lokasi pasar tersebut karena pasar itu sendiri telah mengalami kebakaran, sehingga
Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara akan tetap menyerahkannya kepada
Pemerintah Kota,dan apabila mau dilakukan penghapusan harus melalui prosedur
sesuai ketentuan yang berlaku, yakni melalui Panitia Urusan Piutang Negara
(PUPN).
i. Aset Lain-lain atas PPJ pada Mantan Kepala Bidang Penagihan pada Dinas
Pendapatan Daerah tahun 2011 sebesar Rp119.560.363,00 yang belum di tetapkan
SKTJM.
j. Aset Lain-lain sebesar Rp53.020.039.919,59 hasil inventarisasi dan pemutahiran
data dalam tahun 2014 yang dilakukan oleh DPPKAD. Penempatan Aset Lain-lain
dikategorikan sebagai berikut :
1) Gedung LPTQ yang berada di kota Tual sebesar Rp2.442.361.000,00 sesuai
dengan Berita Acara Nomor : 451.15/1801, tanggal 1 Juni 2006 yang juga
disertai dengan perlengkapan dan mesin telah diserahkan kepada Lembaga
Pengembangan Tilawatil Qur’an Kabupaten Maluku Tenggara senilai
Rp1.522.684.000,00, namun belum disertai dengan SK Penghapusan dan akan
diproses dalam tahun 2013. Sedangkan sisa nilai aset Gedung LPTQ sebesar
Rp919.677.000,00 akan diproses penghapusan dan penyerahannya kepada
Lembaga LPTQ Kabupaten Maluku Tenggara dalam Tahun 2013 dan sambil
menunggu proses penghapusan dan penyerahan tersebut, nilai aset tetap
Gedung LPTQ tersebut direklasifikasikan kedalam Aset Lainnya.
2) Aset Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru sebesar Rp1.232.000,00 akan
diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Aru pada Tahun 2015.
3) Aset Lainnya yang diberikan ke masyarakat dan sekolah Swasta yang belum
ada SK Hibah sebesar Rp28.913.378.122,15
89 | P a g e
4) Aset Lainnya yang rusak berat sebesar Rp18.551.644.039,74
5) Pegawai Pensiun dan Pindah Kota sebesar Rp430.460.986,00
6) Guna Usaha/Hilang sebesar Rp2.680.963.771,70
5. Kewajiban Rp36.359.310.981,08
Saldo kewajiban sebesar Rp36.359.310.981,08 adalah merupakan nilai saldo Kewajiban
Jangka Pendek Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara berupa Hutang Perhitungan
Pihak Ketiga (PFK),Utang Jangka Panjang (Hutang Pemerintah Kabupaten Kota) dan
Utang Jangka Pendek Lainnya.
Tabel 47 Rincian Saldo KewajibanPer 31 Desember 2014
Naik/ (Turun)
Rincian 2014 2013
(%)
Hutang Pemerintah
5,772,45
Kabupaten /Kota 22.857.792.000,00 389.237.500,00
1 2 3
1 Dinas Kesehatan 7.874.819,00
10 BUD 307.331.246,33
Jumlah 327.339.367,33
90 | P a g e
bahwa “ Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana
diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar”.
c. Mutasi masuk Hutang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp13.174.179.013,75 yang
dapat dirinci sebagai berikut : Tanah Kantor Bupati sebesar Rp7.619.264.000,00,
Klaim dari RS Hati Kudus Langgur atas Pelayanan Kesehatan Rp149.695.000,00,
Hutang Obat pada RSUD sebesar Rp841.029.268,00, Utang THR pada RSUD
Rp86.550.000,00, Jasa JKN pada Puskesmas Watdek sebesar Rp7.833.800,00,
Bantuan Keuangan kepada Desa sebesar Rp2.814.716.700,00, Hibah DAK Sekolah
Swasta sebesar Rp1.324.496.393,00, Jasa JKN pada Puskesmas Matahollat sebesar
Rp3.538.768,75 dan Pengakuan hutang atas Gaji Guru dan Pegawai Kantor
Kecamatan Kei Kecil Timur sebesar Rp327.055.084,00 yang masih dalam proses
hukum. Hal tersebut sesuai dengan amanatPeraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi PemerintahanLampiran II tentang Basis
Akuntansi, Paragraf 41 yang mengatakan bahwa “Basis akrual untuk neraca berarti
bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya
transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar”.
Jumlah 1.107.453.726.936,85
Perbandingan Ekuitas Dana tahun 2013 dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 50
dibawah ini:
Tabel 48 Rincian Saldo Ekuitas Dana Per 31 Desember 2014
Ekuitas Dana
0 0
Cadangan
Jumlah 1.107.453.726.936,85 1.129.452.823.671,58 (1,95)
91 | P a g e
a. Ekuitas Dana Lancar Rp68.545.305.522,18
Jumlah Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp68.545.305.522,18 merupakan selisih
antara jumlah nilai aset lancar dengan jumlah hutang lancar per 31 Desember 2014.
Naik/
Tahun 2014 Tahun 2013
Rincian (Turun)
(Rp) (Rp)
(%)
Diinvestasikan dalam
8.543.658.366,91 7.097.897.158,16 20,37
Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset
986.585.978.228,73 845.520.478.671,14 16,68
Tetap
92 | P a g e
Tabel 50 Pendapatan Pajak Daerah
10 PBB 170.404.428,00
Jumlah 5.297.828.968,32
2 Terminal 65.127.000,00
5 Labuh Tambat -
93 | P a g e
1.3. Arus Kas Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisah
Arus Masuk dari Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan yang
disetor ke Kas Daerah selama tahun pelaporan yang terdiri dari:
Tabel 52 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
1.4. Arus Masuk Kas dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Arus Masuk kas dari:
Tabel 53 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Jumlah 14.703.802.742,10
1.5. Arus Kas Masuk dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
Arus Masuk Kas dari Pendapatan Bagi Hasil Pajak/Bukan pajak yang telah disetor
ke Kas Daerah.
Tabel 54 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
PBB 12.275.492.780,00
BPHTB
94 | P a g e
No Uraian Realisasi 2014 (Rp)
1 PKB 1.088.703.844,00
2 PKDA 247.877,00
3 BBNKB 1.193.740.976,00
4 BBNKDA 80.310,00
95 | P a g e
5 PBBKB 4.809.716.984,00
Jumlah 7.092.489.991,00
1.10. Arus Kas Masuk dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Arus Masuk Kas dari Pendapatan Dana Penyesuaian Otonomi Khusus merupakan
penerimaan yang berasal dari Dana Penyesuaian Otonomi Khusus yang disetor ke
Kas Daerah selama tahun pelaporan yang terdiri dari :
Tabel 58 Dana Penyesuaian Otonomi Khusus
Jumlah 34.597.859.000,00
1.11. Arus Kas Masuk dari Batuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah
lainnya.
Arus Masuk Kas dari Pendapatan Batuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah
Daerah lainnya merupakan penerimaan yang berasal dari Bantuan Keuangan dari
Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya yang disetor ke Kas Daerah selama tahun
pelaporan yangterdiri dari :
Tabel 59 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
Jumlah 755.158.500,00
96 | P a g e
Arus Keluar Kas ini merupakan pengeluaran yang berasal dari pembayaran hibah,
yang telah dikeluarkan dari Kas Daerah selama tahun 2014 sebesar
Rp25.307.578.293,00.
1.16. Arus Keluar Kas Dari Bantuan Keuangan kepada Propinsi/Kab/Kota dari
Pemerintah Desa
Arus Keluar Kas dari Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/Kab/Kota dari
Pemerintah Desa merupakan pengeluaran yang berasal dari Pos Belanja Bantuan
Keuangan Kepada Propinsi/Kab/Kota dari Pemerintah Desa yang telah dikeluarkan
dari Kas Daerah selama tahun 2014 sebesar Rp13.353.645.718,00. Pengeluaran
Arus Kas ini diperuntukan bagi Pemerintah Desa.
97 | P a g e
3. Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan (Rp14.000.000.000,00)
Arus kas ini mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan
pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran. Arus Kas Bersih dari aktivitas ini
untuk Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp14.000.000.000,00.
a. Arus Kas Masuk dari Pinjaman Daerah
Arus Kas Masuk dari Pinjaman Daerah sebesar Rp0,00 yang telah masuk ke Kas
Daerah.
b. Arus Kas Keluar untuk Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Arus Keluar Kas ini merupakan penyertaan modal ke Bank Maluku sebesar
Rp2.0000.000.000,00 dan Pembayaran Pokok Hutang Kabupaten Maluku
Tenggara sebesar Rp12.000.000.000,00.
98 | P a g e
Dapat dijelaskan pula bahwa ada rekening-rekening yang berada di beberapa Bank
yang di kelola oleh bendahara yang mengelola dana-dana Tugas Pembantuan dan Dana
APBN lainnya dapat dirinci sebagai berikut:
1. Dinas Sosial Rekening BRI Nomor : 00000281-01-000775-30-4 Rekening
penampungan dana Pengungsi dengan saldo rekening per 31 Desember 2013
Rp850.379.492,00.
2. Badan Penanggulangan Bencana DaerahRekening BRI Nomor 0281-01-0011178-3-1 an
Bendahara Peng Pembangunan Gedung Baru BPBD dan telah ditutup tanggal 06 Juni
2015 dan Rekening Nomor 0281-01-001254-30-1an. Bendahara Peng Dana Siap Pakai
BPBD Malra dan ditutup tanggal 05 Maret 2015.
3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Rekening Mandiri No.152-00-1140830-
5an.Rehabilitasi dan Rekontruksi Pasca Bencana.
4. Pada Dinas Kesehatan Rekening Mandiri No.152-00-1183328-8 Bendahara Pengelolaan
dana BOK, ada juga Rekening Mandiri pada Puskesmas.
5. Dana TP Kesehatan Lingkunangan pada Dinas Kesehatan (Pembangunan Jaringan
Perpipaan Tahun Anggaran 2014) dengan dana Rp906.060.000,00.
6. Dana TP Kesehatan Lingkungan (Pamsimas/Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
berbasis masyarakat) pada Dinas Kesehatan dengan dana Rp51.682.000,00.
7. Global Found/GF TB Paru pada Dinas Kesehatan dengan dana sebesar
Rp40.250.000,00.
8. Dana Kapitasi JKN/BPJS yang transfer ke Rekening Pengelola JKN pada Dinas
kesehatan dan 15 Puskesmas dan Jaringan.
99 | P a g e
BAB VII
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI
NON KEUANGAN
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara terdiri
dari 6 Kecamatan yang membawahi juga Pemerintah Desa dengan jumlah seluruhnya terdiri
dari 86 Ohoi/Desa.Dan 104 Ohoi Soa/Dusun yang tersebar pada :
- Kecamatan Pp Kei Kecil : 21 desa 15 Dusun
- Kecamatan Kei Kecil Timur : 13 desa 16 Dusun
- Kecamatan Kei Kecil Barat : 8 desa 2 Dusun
- Kecamatan Kei Besar : 21 desa 41 Dusun
- Kecamatan Kei Besar Utara Timur : 9 desa 21 Dusun
- Kecamatan Kei Besar Selatan : 14 desa 9 Dusun
Jumlah : 86 desa 104 Dusun
100 | P a g e
B. Visi Dan Misi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara
Sesuai dengan tugas dan fungsi Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara dan
berdasarkan tantangan dan peluang, serta kondisi obyektif daerah, maka visi Kabupaten
Maluku Tenggara yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Maluku
Tenggara Nomor 04 Tahun 2014 adalah:
“Terwujudnya Masyarakat Maluku Tenggara Yang Sejahtera”.
Visi yang dirumuskan tersebut dimaksudkan agar mencerminkan apa yang ingin dicapai.
yaitu sebagai Kabupaten penghasil perikanan, daerah pendidikan, perdagangan, dan
pariwisata.
Sebagai wujud nyata dari visi tersebut. ditetapkan misi Pemerintah Kabupaten Maluku
Tenggara yang menggambarkan hal-hal yang seharusnya terlaksana. sehingga hal-hal yang
masih abstrak yang terlihat pada visi akan lebih nyata terlihat pada misi.
Adapun misi Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara tersebut. adalah:
1. Akselerasi Pemberdayaan masyarakat.
2. Peningkatan pelayanan masyarakat.
3. Peningkatan kapasitas infrastruktur.
4. Peningkatan daya saing daerah.
N Jumlah
URAIAN
0 (Orang)
Menurut
. Jabatan
Eselon I -
Eselon II 32
Menurut
. Golongan
Golongan IV 450
Golongan I 40
Jumlah 4.094
Jumlah sebanyak 4.094 orang tersebut tidak termasuk pegawai harian lepas yang
diperkerjakan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.
101 | P a g e
BAB VIII
P E N U T U P
Ir. A. RENTANUBUN
102 | P a g e