DI
TANGERANG
Nomor : 29/LHP/XVIII.JKT-XVIII.JKT.6/05/2008
Tanggal : 30 Mei 2008
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DI
TANGERANG
Nomor : 29/LHP/XVIII.JKT-XVIII.JKT.6/05/2008
Tanggal : 30 Mei 2008
BUKU I
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2007
HALAMAN
2. NERACA
1.2.1 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN VI.1.2.1 627.116.693.953,00 616.391.578.819,00 98,29% 493.883.955.178,00
1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 243.046.018.788,00 233.324.120.688,00 96,00% 194.250.497.800,00
1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 492.675.165,00 730.858.131,00 148,34% 376.457.378,00
1.2.1.3 Dana Alokasi Umum 376.145.000.000,00 376.145.000.000,00 100,00% 293.447.000.000,00
1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus 7.433.000.000,00 6.191.600.000,00 83,30% 5.810.000.000,00
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH VI.1.3 25.000.000.000,00 25.000.000.000,00 100,00% 23.000.000.000,00
- -
1.3.1 Pendapatan Hibah 25.000.000.000,00 25.000.000.000,00 100,00% 23.000.000.000,00
1.3.2 Pendapatan Dana Darurat - - -
1.3.3 Pendapatan Lainnya - - -
ASET VI.5
ASET LANCAR VI.5.1
Kas di Kas Daerah VI.5.1.1 140.971.891.787,00 45.007.108.566,00
Kas di Bendahara Penerimaan - -
Kas di Bendahara Pengeluaran VI.5.1.2 2.669.033.351,39 1.319.749.052,98
Investasi Jangka Pendek - -
Piutang Pajak VI.5.1.3 6.671.742.118,00 9.217.350.910,00
Piutang Retribusi VI.5.1.4 16.990.300,00 -
Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan VI.5.1.5 148.742.669,00 -
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi VI.5.1.6 71.000.020,00 415.564.275,00
Piutang Lainnya VI.5.1.7 13.682.939.306,00 17.849.290.168,20
Persediaan VI.5.1.8 7.662.935.651,97 5.441.617.985,82
Jumlah Aset Lancar 171.895.275.203,36 79.250.680.958,00
KEWAJIBAN VI.6
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK VI.6.1
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 170.082.486,00 472.008,00
Utang Bunga 705.686.215,84 773.183.908,80
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 1.255.576.335,00 1.255.577.490,62
Utang Jangka Pendek Lainnya 350.814.000,00 611.079.019,00
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 2.482.159.036,84 2.640.312.426,42
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN VI.8.2 (267.891.073.726,17) (343.334.507.292,00)
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan keuangan yang disusun ini meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan
dimaksud disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2007 disusun dengan tujuan untuk
menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan dengan menyediakan informasi mengenai
pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas
dana, dan arus kas. Informasi ini disajikan agar pengguna memiliki pengetahuan
mengenai:
1. Kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
2. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan
anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;
3. Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
Pemerintah Kota Tangerang serta hasil-hasil yang dicapai;
4. Usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang dalam mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kas;
5. Posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Kota Tangerang berkaitan dengan
sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; dan
6. Perubahan posisi keuangan Pemerintah Kota Tangerang sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan selama Tahun Anggaran 2007.
Pendapatan yang Sah, Belanja Bunga, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Tak
Terduga, dan Pembiayaan (penerimaan dan pengeluaran) didasarkan pada LRA
PPKD.
2. Neraca
Data mengenai Kas Umum Daerah, Investasi Daerah, Dana Cadangan, Tuntutan
Perbendaharaan, Piutang Dana Perimbangan, Utang Bunga, dan Utang Luar
Negeri (jangka pendek dan jangka panjang) didasarkan pada Neraca PPKD.
Sedangkan data mengenai Kas di Bendahara Penerimaan, Kas di Bendahara
Pengeluaran, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Tuntutan Ganti Rugi, Persediaan,
Aset Tetap, Aset Tak Berwujud, dan Utang Pemotongan Pajak didasarkan pada
Neraca SKPD.
I.3.2 Entitas
Untuk Tahun Anggaran 2007, entitas dalam Pemerintah Kota Tangerang yang
dicakup dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tangerang meliputi:
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Kantor Perpustakaan Umum
3. Dinas Kesehatan
4. DInas Pekerjaan Umum
5. Dinas Perumahan dan Permukiman
6. Kantor Pemadam Kebakaran
7. Dinas Tata Kota
8. Badan Perencanaan Daerah
9. Dinas Perhubungan
10. Dinas Lingkungan Hidup
11. Dinas Pertanahan
12. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
13. Dinas ketenagakerjaan
14. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pariwisata
15. Kantor Penanaman Modal dan Perijinan
16. Dinas Ketentraman dan Ketertiban
17. DPRD dan Sekretariat DPRD
18. Kepala Daerah dan Sekretariat Daerah
19. Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah
20. Badan Pengawasan Daerah
21. Kecamatan Tangerang
22. Kecamatan Jatiuwung
23. Kecamatan Batuceper
LKPD Kota Tangerang Tahun Angaran 2007 mencakup Transaksi keuangan yang
berasal dari APBD dan pelaksanaan APBD pada seluruh SKPD dan SKPKD dalam
lingkungan Pemerintah Kota Tangerang.
Disamping itu pula, LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2007 juga memuat data
LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2006 yang sudah diaudit oleh BPK RI
dengan opini Wajar dengan Pengecualian.
LKPD Tahun Anggaran 2007 sudah memuat Neraca SKPD yang merupakan
kemajuan dibandingkan dengan LKPD Tahun 2006. Neraca SKPD ini merupakan
pemecahan dari Neraca Pemerintah Kota Tangerang Tahun Anggaran 2006 yang
sudah diaudit oleh BPK RI. Namun demikian, perlu diakui bahwa dalam penyusunan
dan penyajian LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2007 masih ditemui kendala
antara lain perbedaan dalam struktur anggaran dengan struktur pelaporan, dan
perbedaan definisi belanja modal berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang
mengakibatkan masih diperlukannya proses konversi.
Bab I Pendahuluan
I.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
I.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
I.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
I.4. Sistematika Penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
BAB II
EKONOMI MAKRO
Ekonomi makro daerah dapat menjadi reflektor kinerja makro perekonomian daerah
sebagai bagian dari proses pembangunan secara umum di daerah tersebut,
khususnya pembangunan di bidang ekonomi. Kondisi ekonomi makro Kota
Tangerang tahun 2006 dan perkiraan tahun 2007 dapat digambarkan sebagai
berikut:
8,00%
6,93%
7,00%
6,13% 6,69%
6,00% 5,88%
4,94% 5,50%
5,00%
PDRB
Kota Tangerang
4,00%
Prov. Banten
3,00%
2,00%
1,00%
0,00%
2002 - 2004 2005 2006
Tahun
Berdasarkan grafik perkembangan PDRB di atas dapat dilihat bahwa sejak tahun
2002 sampai dengan tahun 2006, PDRB Kota Tangerang mengalami
peningkatan dan selalu berada di atas PDRB Propinsi Banten. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang selalu mengalami
peningakatan dari tahun ke tahun dan sedikit lebih baik dibandingkan dengan laju
pertumbuhan ekonomi Propinsi Banten secara keseluruhan.
sebanyak 33.744 orang, pada tahun 2006 sebanyak 34.583 orang, dan pada
tahun 2007 diperkirakan sebesar 35.792 orang. Sedangkan penyerapan tenaga
kerja pada tahun 2005 adalah sebesar 28,70%, tahun 2006 tenaga kerja yang
diserap adalah sebesar 22,53%, dan pada tahun 2007 diperkirakan sebesar
24,85%. Dengan melihat perkembangan yang ada, secara umum dapat
dikatakan bahwa kemampuan ekonomi dalam kurun waktu 2005 – 2007
diperkirakan telah mampu meningkatkan banyaknya lowongan kerja yang dapat
diisi oleh tenaga kerja, namun dengan tingginya angka pencari kerja maka
pertambahan lowongan kerja harus lebih ditingkatkan.
14,00%
12,00% 11,70%
10,00%
Inflasi
8,00%
6,00% 6,19%
3,83%
4,00% 3,76%
2,00%
0,00%
2002 - 2004 2005 2006 2007
Tahun
Berdasarkan grafik 2 di atas terlihat bahwa inflasi tertinggi terjadi pada tahun
2005 yang mencapai 11,70% hal ini dipicu terutama karena kenaikan harga BBM
yang mencapai 100%. Namun pada tahun 2006 dan 2007 inflasi kembali
menurun hal ini menunjukkan bahwa setelah tahun 2005 terjadi kestabilan harga.
2. Dana Perimbangan
a. Pelaksaan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap sumber-sumber Dana
Perimbangan seperti pemungutan PBB, PPh Pasal 21, dan BPHTB;
b. Peningkatan akurasi dan validitas data yang menjadi komponen-komponen
atau indeks dalam perhitungan pembagian Dana Perimbangan; dan
c. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi
Banten dalam upaya peningkatan penerimaan Dana Perimbangan.
2. Belanja Langsung
a. Stabilisasi dan/atau peningkatan Belanja Langsung dari Belanja Pegawai
maksimal 5%, Belanja Barang dan Jasa maksimal 10%, dan Belanja Modal
sampai dengan 20%;
b. Proporsionalisasi komposisi antara Belanja Pegawai, Belanja Barang dan
Jasa, Belanja Modal untuk kegiatan fisik konstruksi dan kegiatan non fisik
konstruksi;
c. Proporsionalisasi komposisi Belanja Langsung pada kegiatan utama dan
kegiatan penunjang untuk pelaksanaan urusan;
d. Proporsionalisasi komposisi antara program prioritas dengan program
pendukung;
e. Proporsionalisasi didasarkan pada indeks relevansi anggaran yang
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2007.
Dalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2007 diperkirakan bahwa akan terjadi
peningkatan penerimaan dari PAD sebesar 1% - 6%, peningkatan penerimaan Dana
Untuk Belanja Daerah diperkirakan akan meningkat antara 5% - 10%, yang berasal
dari peningkatan Belanja Tidak Langsung sebesar 3% - 8% sebagai akibat dari
antisipasi terjadi pengangkatan CPNS sebanyak 1.058 pegawai dan peningkatan
Belanja Bantuan Sosial. Belanja Langsung juga diperkirakan meningkat sebesar 4%
- 9% sebagai akibat dari peningkatan komponen Belanja Pegawai, Belanja Barang
dan Jasa, dan Belanja Modal dalam rangka pelaksanaan berbagai program dan
kegiatan. Tabel berikut ini menyajikan Indikator Kinerja Fiskal Daerah Tahun
Anggaran 2007
Mengacu kepada prioritas pembangunan Tahun Anggaran 2007, maka secara umum
sasaran yang ingin dicapai adalah:
1. Meningkatnya penataan infrastruktur perkotaan terutama pengaturan jaringan
kalan yang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas;
2. Terwujudnya ketersediaan laboratorium dan perpustakaan di setiap sekolah;
3. Meningkatnya kualitas pelayanan dan upaya perbaikan kesehatan masyarakat
melalui pemberantasan penyakit menular dan perbaikan gizi;
4. Meningkatnya ketentraman dan ketertinam yang dapat menunjang pelaksanaan
pembangunan yang dinamis, yang dilandasi oleh spiritual, moral, dan etika;
5. Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan timbulnya masalah
kesejahteraan sosial;
6. Terciptanya kondisi lingkungan kota yang bersih, sehat, dan indah;
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA
FISKAL PEMERINTAH KOTA
TANGERANG
Realisasi sasaran kinerja fiskal Pemerintah Kota Tangerang selama Tahun Anggaran
2007 dapat dilihat secara ringkas pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2 Ikhtisar Target dan Realisasi Kinerja Fiskal Pemerintah Kota Tangerang
Tahun Anggaran 2007
(dalam milyar rupiah)
Uraian Target Realisasi Selisih
(Anggaran) Rp %
914,427 926,706 12,279 1,34
I. Pendapatan
I.1. Pendapatan Asli Daerah 133,412 156,356 22,94 17,20
I.2. Dana Perimbangan 627,116 616,391 (10,72) (1,71)
I.3. Lain-lain Pendapatan yan Sah 153,898 153,959 0,061 0,04
II. Belanja 904,613 821,141 83,472 9,23
II.1 Belanja Tidak Langsung 312,573 290,395 22,177 7,10
II.2 Belanja Langsung 592,039 530,746 61,293 10,35
Surplus/Defisit 9,814 105,565 95,750 975,61
(PAD) dengan realisasi sebesar Rp156.356.018.805,02 atau 17,20% dari target yang
telah ditetapkan.
Untuk melihat perkembangan target dan realisasi penerimaan PAD dari tahun 2002
sampai dengan 2007 secara jelas dapat dilihat pada Tabel 3 dan grafik 3 berikut ini:
Tabel 3 Perkembangan PAD dari TA 2002 s.d. 2006
(dalam milyar rupiah)
No. Tahun Anggaran Target Realisasi
1. 2002 76,914 83,344
2. 2003 89,165 93,383
3. 2004 97,900 105,612
4. 2005 107,313 117,413
5. 2006 122,288 131,224
6. 2007 133,412 156,523
180
160
140
120
100
80
60
Target
40
Realisasi
20
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun Anggaran
Secara Keseluruhan dari tahun anggaran 2002 sampai dengan tahun anggaran 2006
baik target maupun realisasi PAD Kota Tangerang terus menerus mengalami
kenaikan.
Dilihat dari sisi target anggaran, pada tahun anggaran 2002 sampai dengan 2003
target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp12,251 milyar atau sekitar 15,93%, dari
tahun anggaran 2003 sampai dengan 2004 target PAD mengalami kenaikan sebesar
Rp8,735 milyar atau sekitar 9,80 %, dan dari tahun anggaran 2004 sampai dengan
tahun anggaran 2005 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp9,413 milyar atau
sekitar 9,61%, dan dari tahun anggaran 2005 sampai dengan tahun anggaran 2006
PAD mengalami kenaikan sebesar Rp14,975 milyar atau sekitar 13,95%.
Kemudian apabila dilihat dari sisi realisasi penerimaan PAD, pada tahun anggaran
2002 sampai dengan 2003 realisasi PAD mengalami kenaikan sebesar Rp10,038
milyar atau sekitar 12,04% dari tahun anggaran 2003 sampai dengan 2004 realisasi
penerimaan PAD mengalami kenaikan sebesar Rp.12,229 milyar atau sekitar
13,10%, dari tahun anggaran 2004 sampai dengan tahun anggaran 2005 realisasi
PAD mengalami kenaikan sebesar Rp11,801 milyar atau sebesar 11,17%, dari tahun
anggaran 2005 sampai dengan tahun anggaran 2006 realisasi PAD mengalami
kenaikan sebesar Rp13,831 milyar atau 11,78%, dan terakhir dari tahun anggaran
2006 sampai dengan tahun anggaran 2007 realisasi PAD mengalami kenaikan
sebesar Rp25,132 milyar atau 19,15%.
700
600
500
400
Target/
Realisasi
300
200
100
TARGET
0 REALISASI
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun Anggaran
Apabila dibandingkan dengan tahun anggaran 2006, baik sisi target maupun realisasi
terjadi penurunan sebesar sebesar Rp14.986.598.988,00 atau 2,33% bila
dibandingkan dengan target pada tahun 2006 dan untuk realisasi terjadi penurunan
sebesar Rp6.686.596.032,00 atau sekitar 1,07%, hal ini disebabkan karena
penerimaan yang berasal dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi untuk tahun anggaran
2007 dianggarkan pada pos Lain-lain Pendapatan yang Sah. Perpindahan pos
penganggaran dari Dana Perimbangan kepada pos Lain-lain Pendapatan yang Sah
ini didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Untuk pos Lain-lain Pendapatan yang Sah dari target penerimaan sebesar
Rp153.898.185.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp153.959.201.087,00 atau
100,04%. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, lain-lain pendapatan yang sah
dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup:
1. Hibah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya,
badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat/
perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat;
2. Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan
akibat bencana alam;
3. Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah;
dan
4. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya.
Dalam kaitannya dengan anggaran dan realisasi Belanja Daerah. pada Tahun
Anggaran 2007 belanja daerah dialokasikan sebesar Rp904.613.230.789,55 dan
direalisasikan sebesar Rp821.141.482.762,61 atau 90,77% sehingga masih terdapat
efisiensi anggaran belanja daerah sebesar Rp83.471.748.026,94. Berdasarkan tabel
2 di atas atas tampak bahwa belanja langsung mendapatkan alokasi dana yang
terbesar dibandingkan dengan belanja tidak langsung, yaitu sebesar 65,45% dari
total APBD tahun anggaran 2007.
Grafik 5
Perbandingan Anggaran Belanja Daerah TA 2007
per Jenis Belanja
34,55%
65,45%
Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
Dalam hal Pembiayaan Daerah sebagai pos untuk menutup defisit angaran dan
memanfaatkan surplus anggaran, dari target Penerimaan Pembiayaan sebesar
Rp46.771.252.450,98 dapat direalisasikan sebesar 100,36%, realisasi penerimaan
ini sepenuhnya berasal dari SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya sebesar
Rp46.603.441.953,98 dan penerimaan piutang daerah sebesar Rp167.810.497,00.
BAB IV
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA
PROGRAM PEMERINTAH KOTA
TANGERANG
Tabel 7
Alokasi Belanja Daerah per Urusan Tahun Anggaran 2007
Jumlah REALISASI
NO Urusan Anggaran
Program
Jumlah REALISASI
NO Urusan Anggaran
Program
Secara umum hasil yang dicapai dari pelaksanaan berbagai program dan kegiatan
diantaranya adalah terlaksananya pembangunan dan rehabilitasi gedung (kantor,
gedung sekolah, gudang farmasi, puskesmas, posyandu, dan rumah bersalin);
pengadaan buku dan alat tulis sekolah; tersedianya meubelair dan alat kantor
(termasuk sekolah), terlaksananya penyediaan alat angkutan (kendaraan dinas,
mobil puskesmas keliling, mobil dapur umum, mobil pemadam kebakaran, dan
perahu karet); terlaksananya pembangunan dan rehabilitasi jalan dan jembatan,
pembangunan dan rehabilitasi saluran drainase; terlaksananya penyediaan alat-alat
laboratorium baik untuk kebutuhan puskesmas maupun sekolah, terlaksananya
pembangunan dan rehabilitasi PJU, dan rehabilitasi taman.
2. Urusan Kesehatan
a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Evaluasi Pelaksanaan Program JPKM – SD. Kegiatan ini dianggarakan
sebesar Rp2.680.000.000 dan ditujukan untuk meningkatkan status
kesehatan anak SD/MI, namun kegiatan ini tidak dilaksanakan karena
aktivitas dari kegiatan ini sudah termuat dalam kegiatan lain.
3. Urusan Perumahan
a. Program Pengembangan Perumahan
1) Fasilitasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Dasar Permukiman
Berbasis Rakyat. Kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp245.000.000,00
dan ditujukan untuk penyediaan sarana sanitasi untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan
oleh masyarakat sendiri, namun sampai dengan akhir tahun anggaran
2007 masyarakat tidak bisa menunjukkan kesiapan pelaksanaan maka
kegiatan ini tidak dilaksanakan dan dianggarkan kembali pada tahun
anggaran 2008.
b. Program Lingkungan Sehat Perumahan
1) Survey Pengukuran Jalan Lingkungan Perumahan dan Permukiman yang
Diusulkan Masyarakat. Kegiatan yang memiliki anggaran sebesar
Rp50.745.700,00 ini tidak dapat dilaksanakan karena adanya
kewenangan penataan pengelolaan jalan lingkungan oleh SKPD lain.
c. Program Pengelolaan Areal Pemakaman
1) Pembangunan Sarana dan Prasarana Pemakaman. Kegiatan ini
dianggarkan sebesar Rp13.907.000,00 yang ditujukan untuk menata
pemakaman melalui pemagaran, tetapi kegiatan ini tidak dapat
dilaksanakan karena pemakaman yang akan dipagar merupakan milik
masyarakat.
BAB V
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Entitas Pelaporan dalam LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2007 adalah
Pemerintah Kota Tangerang. Selain itu Pemerintah Kota Tangerang memiliki entitas
akuntansi yang terdiri dari SKPD dan SKPKD yang menyampaikan laporan
keuangan sehubungan dengan anggaran/barang yang dikelolanya.
Penyusunan dan penyajian LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2007 telah
mengacu kepada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Dengan demikian, dalam penyusunan LKPD Kota Tangerang Tahun
Anggaran 2007 telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di
lingkungan Pemerintah Kota Tangerang.
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Daerah yang menambah ekuitas
dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak
Pemerintah Kota Tangerang dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah
Kota Tangerang. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Daerah.
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan
jenis pendapatan.
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran Kas Daerah yang mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh Pemerintah Kota Tangerang. Belanja diakui pada
saat terjadi pengeluaran kas dari Kas Daerah. Khusus pengeluaran melalui
bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Bendahara Umum
Daerah.
3. Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan Pemerintah Kota Tangerang,
baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam penganggaran terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan diakui pada saat kas
diterima pada Kas Daerah serta pada saat terjadinya pengeluaran kas dari Kas
Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasi dengan pengeluaran).
4. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
Pemerintah Kota Tangerang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh Pemerintah Kota Tangerang maupun oleh masyarakat, serta
dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber
daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset
ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan
kendungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak
kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset
Lainnya.
a. Aset Lancar
Aset lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (duabelas)
bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan
persediaan.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak
yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya (SKPD dan SKRD).
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah Kota
Tangerang, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
b. Investasi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga
dapat meningkatkan kemampuan Pemerintah Kota Tangerang dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
c. Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota
Tangerang maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan berdasarkan pada harga
perolehan.
Menurut PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, aset tetap disajikan
berdasarkan biaya perolehan aset tetap dikurangi akumukasi penyusutan
(depresiasi). Namun, dalam LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2007,
seluruh aset tetap yang dikelola oleh Dinas/Badan/Kantor/Sekretariat selaku
pengguna barang belum disusutkan/didepresiasi. Hal ini disebabkan antara
lain belum adanya pedoman lebih lanjut dari Pemerintah Pusat mengenai
penerapan basis akuntasi akrual.
Kapitalisasi aset tetap untuk tahun anggaran 2007 masih langsung mengacu
kepada PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset tetap, dimana pengeluaran
setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat
atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang
akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan
standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang
bersangkutan.
d. Aset Lainnya
Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka
panjang, dan aset tetap. Termasuk dalam aset lainnya adalah Tagihan
Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbedaharaan, Tagihan
Tuntutan ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Kemitraan
dengan Pihak Ketiga, Aset Tak Berwujud, dan Aset lain-lain.
TPA dan TP/TGR yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal neraca disajikan sebagai aset lancar.
Kemitraan dengan pihak ketiga merupakan perjanjian antara dua pihak atau
lebih yang mempunyai komiten untuk melaksanakan kegiatan yang
dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang
dimiliki.
5. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi Pemerintah
Kota Tangerang. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain
karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga
keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban
pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada
pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai
konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban jangka panjang Pemerintah Kota Tangerang saat ini terdiri dari
utang luar negeri .Utang luar negeri Pemerintah Kota Tangerang pinjaman
dari Asian Development Bank.
Utang bunga atas utang Pemerintah Kota Tangerang dicatat sebesar biaya
bunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud berasal dari
utang Pemerintah Kota Tangerang dari dalam maupun luar negeri. Utang
bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar diakui pada setiap akhir
periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan.
Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk bagian lancar utang jangka
panjang adalah jumlah yang jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan.
Nilai nominal atas utang luar negeri Pemerintah Kota Tangerang merupakan
kewajiban Pemerintah Kota Tangerang kepada pemberi utang sebesar pokok
utang dan bunga sesuai yang diatur dalam kontrak perjanjian dan belum
diselesaikan sampai tanggal pelaporan. Utang dalam bentuk sekuritas dinilai
berdasarkan nilai historis. Khusus untuk hedge bonds menggunakan kurs
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terakhir.
SAP telah mengatur penyajian utang kepada pegawai (past service liability).
Namun demikian, penyajian utang Pemerintah Kota Tangerang di neraca
belum mencakup utang kepada pegawai terkait kompensasi Pemerintah Kota
Tangerang, sebagai pemberi kerja, kepada pegawai sebagai pekerja atas
jasa yang telah diberikan.
c. Kewajiban Kontijensi
Kewajiban kontijensi merupakan kewajiban potensial yang timbul dari
peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau
tidak terjadinya suatu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali Pemerintah Kota Tangerang, atau
kewajiban kini yang timbul sebagai akibat masa lalu, tetapi tidak diakui karena
kemungkinan besar Pemerintah Kota Tangerang tidak mengeluarkan sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikannya, atau
jumlah tersebut tidak dapat diukur dengan andal.
6. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana merupakan kekayaan bersih Pemerintah Kota Tangerang, yaitu
selisih antara aset dan utang Pemerintah Kota Tangerang. Ekuitas dana
diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana
Cadangan. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang
jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak
lancar dan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan
kekayaan Pemerintah Kota Tangerang yang dicadangkan untuk tujuan tertentu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Selisih Kurs
Menurut SAP, transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata
uang rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs
tengah Bank Sentral pada tanggal transaksi. Utang Pemerintah Kota Tangerang
dalam mata uang asing dicatat dengan menggunakan kurs tengah bank sentral
saat terjadi transaksi. Pada setiap tanggal neraca, pos kewajiban moneter dalam
mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan
kurs bank sentral pada tanggal neraca. Kemudian, selisih penjabaran pos
kewajiban moneter dalam mata uang asing antara tanggal transaksi dan tanggal
neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas dana periode berjalan.
Namun, LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2007 ini belum menyajikan
selisih kurs atau aset atau kewajiban dalam mata uang asing sebagai kenaikan
atau penurunan ekuitas dana periode berjalan dalam neraca.
BAB VI
PENJELASAN POS-POS LAPORAN
KEUANGAN
Bab ini akan membahas secara rinci mengenai pos-pos yang terdapat laporan
keuangan, dimana pos pendapatan, belanja, dan pembiayaan terdapat dalam
Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana
terdapat dalam Neraca. Disamping itu pula terdapat penjelasan mengenai aktivitas
penerimaan dan pengeluaran kas sebagaimana yang tercantum dalam Laporan Arus
Kas.
VI.1. PENDAPATAN
Pada Tahun Anggaran 2007 Pendapatan Daerah dianggarkan sebesar
Rp914.427.674.060,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp926.874.609.208,02 atau
101,36% dari target yang telah ditetapkan. Pendapatan Daerah untuk Tahun
Anggaran 2007 yang telah diterima di Kas Daerah terdiri dari:
2,70% 16,89%
Pendapatan Asli
Daerah
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan
yang Sah
80,42%
Berdasarkan grafik di atas, jelas terlihat bahwa Pemerintah Kota Tangerang masih
memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemerintah Pusat pendanaan
untuk menjalankan urusan yang menjadi kewenangannya, dimana Pendapatan
Transfer mencapai 80,42% dari total penerimaan Pendapatan Daerah.
Pendapatan Asli Daerah untuk Tahun Anggaran 2007 yang telah diterima oleh Kas
Daerah terdiri dari:
Pajak atas
8.800.000.000,00 10.355.376.960,00 117,67 8.244.941.500,00
5. Penyelenggaraan Parkir
Swasta
Berdasarkan rincian penerimaan Pajak Daerah di atas terlihat bahwa seluruh pos
PAD melampui target penerimaan yang ditetapkan, dengan pencapaian tertinggi
pada realisasi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran sebesar 123,29% atau melebihi
target sebesar Rp5.822.969.097,00.
Grafik 8 Perbandingan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah TA 2006 - 2007
60,00
50,00
40,00
Realisasi 30,00
TA 2007
TA 2006
20,00
10,00
0,00
Pajak Hotel dan Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Pajak atas
Restoran Jalan Umum Penyelenggaraan
Parkir Sw asta
Jenis Pajak
Berdasarkan grafik realisasi di atas terlihat bahwa, seluruh komponen Pajak Daerah
pada Tahun Anggaran 2007 memiliki realisasi penerimaan yang lebih besar
dibandingkan dengan realisasi pada Tahun Anggaran 2006.
Daerah yang dapat dipungut serta telah disetorkan ke Kas Daerah selama tahun
anggaran 2007 terdiri dari:
Realisasi 2007
Anggaran 2007 Realisasi 2006
No Uraian
(Rp) (Rp)
Rp %
I. Retribusi Jasa Umum 6.705.951.220,00 7.930.335.060,00 118,26 5.215.797.525,00
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 22 jenis retribusi yang dikelola pada
Tahun Anggaran 2007, 20 jenis diantaranya melebihi target yang telah ditetapkan
dengan pencapaian realisasi tertinggi pada retribusi SIPA sebesar 155,49%, dan
hanya 2 jenis retribusi yang pencapaiannya masih di bawah 100%, yaitu:
1. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan dengan target Rp12.000.000.000,00
terealisasi Rp11.102.792.245,00 (92,52%). Kekurangan pencapaian target
sebesar Rp897.207.755,00. Namun apabila dibandingkan dengan realisasi
pada tahun anggaran 2006, maka terjadi peningkatan sebesar
Rp2.463.663.755,00 atau 28,52%.
Selain itu jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan Retribusi Daerah pada
Tahun Anggaran 2006 terdapat peningkatan sebesar Rp3.728.704.088,00 atau
16,83%.
Realisasi 2007
No Uraian Anggaran 2007 (Rp) Realisasi 2006 (Rp)
Rp. %
Transfer Pemerintah
2. 128.898.185.000,00 128.959.201.087,00 100,05 109.194.219.673,00
Provinsi
0,00 245.384.151,00
2.1 Iuran Hasil Hutan/Provisi
74.041.538,00
Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi penerimaan yang berasal dari Pendapatan
Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan hanya mencapai 98,29% atau
sebesar Rp616.391.578.819,00. Hal ini disebabkan karena penerimaan dari dana
bagi hasil pajak/bukan pajak terdapat tiga pos yang tidak mencapai target antara
lain: PBB (95,72%), BPHTB (88,94%%), dan Iuran Eksploitasi/Royalty (0,00%), dan
realisasi Dana Alokasi Khusus hanya sebesar 83,30%. Tidak tercapainya target
penerimaan ini karena penentuan target penerimaan sepenuhnya merupakan
kewenangan dari Pemerintah Pusat.
Tabel rincian di atas memperlihatkan bahwa realisasi penerimaan untuk pos ini
melebihi target penerimaan yang ditetapkan yaitu sebesar Rp128.959.201.087,00
atau 100,05%. Pelampauan target ini terutama berasal dari realisasi penerimaan
BBNKB sebesar 105,80% dan Pajak Pengambilan Air Permukaan sebesar
102,05%. Jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan pada Tahun Anggaran
2007, maka terjadi peningkatan sebesar Rp19.764.981.414,00 atau 18,10%.
Untuk Tahun Anggaran 2007 realisasi penerimaan pos Pendapatan Hibah berasal
dari penerimaan bantuan keuangan dari Pemerintah Propinsi Banten sebesar
Rp20.000.000.000,00 dan penerimaan bantuan keuangan dari Pemerintah Propinsi
DKI Jakarta sebesar Rp5.000.000.000,00.
VI.2. BELANJA
Sebagai penerapan dari kebijakan belanja daerah, maka pada Tahun Anggaran
2007 pos Belanja Daerah dialokasikan sebesar Rp904.613.230.789,55 dan
direalisasikan sebesar Rp821.141.482.762,61 atau 90,77% sehingga masih terdapat
efisiensi anggaran belanja daerah sebesar Rp83.471.748.026,94. Rincian mengenai
alokasi Belanja Daerah dan realisasi pengeluaran yang telah dilakukan baik melalui
Kas Daerah maupun Bendahara Pengeluaran SKPD adalah sebagai berikut:
Realisasi 2007
No Uraian Anggaran 2007 (Rp) Realisasi 2006 (Rp)
Rp. %
Berdasarkan tabel realisasi di atas, terlihat bahwa realisasi belanja baik Belanja
Operasi mapun Belanja Modal seluruhnya berada di bawah alokasi anggaran yang
disediakan sehingga menghasilkan efisiensi anggaran sebesar Rp83.471.748.026,94
atau 9,23%.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi pengeluaran Tahun Anggaran
2007 untuk Belanja Operasi adalah sebesar Rp553.821.593.113,07 (89,58%) dari
anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp618.258.916.305,02 dengan sisa
anggaran sebesar Rp64.437.323.191,96, hal ini disebabkan karena realisasi
pengeluaran pada seluruh pos Belanja Operasi berada dibawah 100%. Apabila
dibandingkan dengan realisasi pengeluaran pada pos Belanja Operasi Tahun
Anggaran 2006 sebesar Rp454.258.958.718,00 maka terjadi peningkatan realisasi
pengeluaran sebesar Rp99.562.634.395,06 (21,92%).
1. Realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2007 sebesar
Rp401.710.093.837,77 (92,78%) dengan sisa anggaran sebesar
Rp31.264.048.645,43 (7,22%), realisasi ini di gunakan untuk:
a. Realisasi belanja pegawai yang tidak terkait dengan pelaksanaan program
dan kegiatan sebesar Rp261.385.623.334,00, diantaranya diperuntukkan
bagi pembayaran gaji dan tunjangan PNS dan CPNS (termasuk guru), gaji
dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, uang representasi
dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD, dan biaya pemungutan pajak
daerah dan PBB.
b. Pembayaran belanja pegawai yang terkait dengan pelaksanaan program dan
kegiatan sebesar Rp140.324.470.503,77, diantaranya dalam bentuk honor
panitia pelaksana kegiatan, honorarium tim, honorarium TKK, dan honorarium
tenaga ahli. Termasuk dalam realisasi belanja pegawai ini adalah untuk
pembayaran honor TKK sebesar Rp10.520.036.200,00, pembayaran insentif
guru sebesar Rp52.100.512.588,00, pemberian bantuan kepada siswa
sekolah dalam bentuk beasiswa sebesar Rp3.474.187.500,00.
2. Belanja Barang untuk Tahun Anggaran 2007 direalisasikan sebesar
Rp123.101.654.200,29 atau 80,76% dari anggaran yang telah ditetapkan dengan
sisa anggaran sebesar Rp29.324.425.918,53. Realisasi pos belanja ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor; kebutuhan barang
cetakan; pembayaran tagihan air, listrik, dan telepon; penyediaan bibit tanaman
dan ternak, persediaan obat, penyediaan bahan material untuk pemeliharaan
bangunan dan gedung, serta jaringan irigasi. Pengeluaran belanja barang ini
melalui pelaksanaan program dan kegiatan pada setiap SKPD. Termasuk dalam
Belanja Modal merupakan alokasi pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap
dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Anggaran
dan realisasi belanja modal Pemerintah Kota Tangerang adalah pada Tahun
Anggaran 2007 sebagai berikut:
Realisasi 2007
No Uraian Anggaran 2007 (Rp) Realisasi 2006 (Rp)
Rp. %
Pada Tahun Anggaran 2007 ini Belanja Modal mendapat alokasi anggaran sebesar
Rp285.354.314.484,53 dan direalisasikan sebesar Rp267.319.889.649,55 atau
93,68%. Apabila dibandingkan dengan realisasi Belanja Modal Tahun Anggaran
2006 sebesar Rp343.002.454.740,97 maka secara keseluruhan dapat dilihat terjadi
penurunan sebesar Rp75.682.565.091,42 (22,06%). Penurunan realisasi belanja ini
terutama pada realisasi pos Belanja Gedung dan Bangunan sebesar
Rp146.519.319.000,70 (69,45%), dimana pada Tahun Anggaran 2006 terdapat
pelaksanaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan melalui
Catatan atas Laporan Keuangan - 46 -
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tangerang TA 2007
kegiatan pembangunan fisik sekolah mulai dari SD hingga SMA/SMK. Untuk pos
Belanja Modal lainnya seluruhnya mengalami peningkatan dengan peningkatan
terbesar pada realisasi Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan sebesar
Rp38.825.362.601,57 (39,77%). Realisasi Belanja Modal ini dilakukan melalui
berbagai program dan kegiatan yang dilakukan oleh SKPD selama tahun anggaran
2007, termasuk dalam realisasi ini diantaranya adalah pelaksanaan:
1. Kegiatan Ganti Rugi Tanah dan Bangunan sebesar Rp31.306.309.647,61;
2. Kegiatan Pembangunan Gedung Sekolah (SD, SMP, dan SMA/SMK) sebesar
Rp8.921.309.680,00;
3. Kegiatan Pembangunan Jalan sebesar Rp4.495.993.675,00;
4. Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor sebesar Rp23.746.266.369,00;
5. Kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan Lingkungan sebesar
Rp15.027.457.126,00; dan
6. Kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional sebesar
Rp8.625.792.103,00,.
Selain itu, pada realisasi belanja Modal Tanah terdapat belanja pemeliharaan
sebesar Rp198.932.972,00 yang berasal dari pelaksanaan kegiatan Pengurugan
Lahan Sekolah di Dinas Pendidikan.
10,52%
Belanja Tanah
Realisasi 2007
No Uraian Anggaran 2007 (Rp) Realisasi 2006 (Rp)
Rp. %
VI.2.4. Transfer
Pos Transfer digunakan untuk menampung pengeluaran uang dari Pemerintah Kota
Tangerang ke entitas pelaporan lain. Pada Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Kota
Tangerang tidak mengalokasikan anggaran untuk pengeluaran Transfer.
Anggaran 2007 Realisasi 2007 Realisasi 2006
No Uraian
(Rp) Rp. % (Rp)
VI.3. SURPLUS/DEFISIT
Pada Tahun Anggaran 2007, APBD dianggarkan Pemerintah Kota Tangerang
mengalami surplus anggaran sebesar Rp9.814.443.270,45, namun dalam
realisasinya terjadi surplus anggaran sebesar Rp105.733.126.445,41 hal ini terjadi
karena realisasi pos Pendapatan Daerah melebihi target yang ditetapkan dengan
pelampuan target sebesar Rp12.446.935.148,02 dan seluruh pos belanja daerah
memiliki realisasi di bawah anggaran yang ditetapkan dengan efisiensi anggaran
sebesar Rp83.471.748.026,94, serta selisih antara target penerimaan dengan
alokasi anggaran sebesar Rp9.814.443.270,45.
Realisasi 2007
No Uraian Anggaran 2007 (Rp) Realisasi 2006 (Rp)
Rp. %
VI.4. PEMBIAYAAN
Pembiayaan merupakan seluruh transaksi keuangan Pemerintah Kota Tangerang,
baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam penganggaran Pemerintah Kota Tangerang terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan Pinjaman
4. 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah
Penerimaan Kembali
5. 0,00 0,00 0,00 0,00
Pemberian Pinjaman
Pembentukan Dana
1. 10.000.000.000,00 7.533.976.137,00 75,34 22.124.511.622,00
Cadangan
Penyertaan Modal
2. 10.000.000.000,00 0,00 0,00 5.000.000.000,00
Pemerintah Daerah
VI.5. ASET
Aset merupakan salah satu pos yang termuat dalam Neraca Pemerintah Kota
Tangerang. Aset terbagi dalam:
Berdasarkan rincian Aset di atas terlihat bahwa secara umum terjadi kenaikan Aset
yang dimiliki oleh Pemerintah Kota sebesar Rp339.911.936.356,73 atau 11,12%.
Aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Tangerang sebagian besar terdiri dari Aset
Tetap, yaitu 91,29% dari keseluruhan Aset yang dimiliki. Berikut komposisi Aset Kota
Tangerang.
Aset Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aset Tetap
Dana Cadangan
Berdasarkan tabel rincian aset lancar di atas terlihat bahwa secara umum terjadi
peningkatan pada posisi Aset Lancar tanggal 31 Desember 2007 sebesar
Rp92.644.594.245,36 atau 116,90%. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh
kenaikan saldo kas di Kas Daerah sebesar Rp95.964.783.221,00 atau sebesar
213,22%.
Pada Tahun Anggaran, jumlah kas yang berada di Kas Daerah pada tanggal 31
Desember 2007 seluruhnya dalam bentuk rekening giro dengan rincian sebagai
berikut:
Nama Akun Nomor Rekening Jumlah (Rp)
Kas Daerah/PAD 0120030203017 109.823.991.825,00
Dana Alokasi Umum (DAU) 0120030203023 30.827.418357,00
DAK Kesehatan 0001788663001 320.481.605,00
Jumlah 140.971.891.787,00
Jumlah tersebut telah sesuai dengan hasil rekonsiliasi antara Buku Kas Umum
BUD dengan rekening kas daerah di Bank Jabar.
31 Desember 2007
Pos Piutang Lainnya sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 terdiri dari (1)
piutang Dana Perimbangan yang merupakan saldo tagihan hak bagi hasil
penerimaan pajak Kota Tangerang untuk Tahun Anggaran 2007 yang belum
dibayarkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Banten sampai
dengan 31 Desember 2007, (2) Piutang Pihak Ketiga yang merupakan tunggakan
penerimaan dari pihak ketiga, dan (3) Piutang Denda Pajak Daerah yang
Catatan atas Laporan Keuangan - 54 -
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tangerang TA 2007
seluruhnya berasal dari denda Pajak Reklame. Rincian pos Piutang Lainnya
adalah sebagai berikut:
a. Saldo Piutang Bagian Laba PDAM tahun anggaran 2007 sebesar Rp0,00
disebabkan oleh PDAM Tirta Benteng telah menyetorkan seluruh bagian laba
Tahun 2006 yang menjadi hak Kota Tangerang untuk tahun anggaran 2007
dengan nilai sebesar Rp4.466.006.031,70.
VI.5.1.8. Persediaan
Pos Persediaan merupakan pos untuk mencatat aset dalam bentuk barang atau
perlengkapan (supplies) yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung
kegiatan opeasional Pemerintah Kota Tangerang dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual kembali dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat dalam waktu 1 (satu) tahun. Saldo persediaan ini merupakan
hasil opname yang dilakukan oleh Bawasda Kota Tangerang pada akhir tahun
2007 pada 38 (tiga puluh delapan) SKPD dengan berdasarkan Laporan Hasil
Opname Persediaan Akhir Tahun Anggaran 2007 pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang No. 700/07-
Bawasda/2008 tanggal 29 Januari 2008. Saldo persediaan ini meliputi
persediaan Barang Pakai Habis, Alat Tulis Kantor, Obat-obatan, Alat Kesehatan,
dan blanko KTP.
Saldo akun ini merupakan akumulasi seluruh penyertaan modal yang dilakukan sejak
tahun 1995 sampai dengan tahun 2007.
a. Jumlah Penyertaan Modal pada Bank Jabar berdasarkan bukti
penyertaan/pemilikan saham (Surat Kolektif Saham) yang diterbitkan oleh Bank
b. Jumlah Penyertaan Modal pada PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang sebesar
Rp3.500.000.000,00 merupakan penyertaan modal tunai tanggal 13 Juni 2002
dan tanggal 24 Desember 2004 serta telah sesuai dengan jumlah yang tercatat
dalam Neraca PDAM Tirta Benteng per 31 Desember 2006 (audited), dan telah
sesuai dengan bukti penyertaan modal yang diterbitkan oleh PDAM Tirta Benteng
berupa Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Direktur Umum. Selain
penyertaan modal tunai tersebut, terdapat penyertaan modal berupa proyek
pembangunan aset tetap untuk PDAM Tirta Benteng senilai Rp5.054.397.230,00
yang belum ditetapkan statusnya.
Berdasarkan persentase kepemilikan Pemerintah Kota Tangerang terhadap
PDAM Tirta Benteng yang kurang dari 20%, maka pencatatan atas penyertaan
modal kepada PDAM Tirta Benteng dicatat dengan menggunakan metode biaya.
Pada Tahun Anggaran 2003 Pemerintah Kota Tangerang melalui Badan Keuangan
dan Kekayaan Daerah Kota Tangerang melakukan inventarisasi dan penilaian aset
bekerjasama dengan pihak ketiga (appraisal), sehingga untuk pencatatan nilai aset
tetap sampai dengan tanggal 31 Juli 2003 merupakan hasil penilaian pihak ketiga
(appraisal) sedangkan aset tetap yang diperoleh setelah tanggal 31 Juli 2003 dicatat
sebesar nilai perolehan. Nilai aset tetap yang tercantum dalam Neraca tidak
memperhitungkan penyusutan, dan kerusakan.
Mutasi aset tetap selama tahun 2007 terdiri dari (1) penambahan yang merupakan
perolehan aset tetap melalui pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2007 dan
karena perpindahan (reclass) antar jenis aset, (2) pengurangan yang merupakan
nilai aset tetap yang dihapuskan, dan diserahkan kepihak ketiga (masyarakat dan
instansi lain), dan (3) koreksi atas pencatatan aset tetap sebelumnya.
Hal-hal penting yang berkaitan dengan Aset Tetap dijelaskan sebagai berikut:
1. Realisasi Belanja Modal TA 2007 sebesar Rp267.319.889.649,55 dan
Penambahan Aset Tetap sebesar Rp271.084.430.827,70 sehingga terjadi
perbedaan penambahan aset tetap sebesar Rp3.764.541.178,16 dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Penambahan Aset yang tidak berasal dari Belanja Modal sebesar
Rp6.929.925.357,52, yang terdiri dari:
1) Reklasifikasi Konstruksi Dalam Pengerjaan 31 Desember 2006 menjadi
aset tetap definitif (Gedung dan Bangunan) pada TA 2007 sebesar
Rp6.579.111.357,52
2) Pengakuan Gedung dan Bangunan (Stadion/GOR) yang belum dibayar
lunas namun telah siap digunakan sehingga telah diakui sebagai aset
Tindak lanjut hibah untuk bangunan gedung sekolah pada 8 (delapan) MI dan
3 (tiga) SDS dengan nilai Rp1.324.764.545,45 telah dilaksanakan pada
Tahun Anggaran 2007. Sedangkan untuk Meubelair, Alat Praktik, dan Buku
dan Barang Perpustakaan sampai saat ini aset tetap tersebut masih bersifat
dititipkan kepada pihak yayasan dan direncanakan akan dihibahkan pada
tahun anggaran 2008.
namun sampai sekarang aset tetap tersebut masih bersifat dititipkan kepada
pihak yang bersangkutan sehingga pengakuannya masih menjadi aset milik
Pemerintah Kota Tangerang dan sebagai tindaklanjut akan dilakukan hibah
kepada yayasan pengelola MI dan SDS tersebut pada tahun anggaran 2008.
Adapun aset tetap yang dihasilkan dari kegiatan ini dan akan dihibahkan
terdiri dari:
Sedangkan barang yang dihasilkan dari kegiatan ini dan akan dihibahkan
terdiri dari:
Barang
No. Nama Sekolah Total
Meubelair CD Interaktif
d. Pada tahun anggaran 2007 Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Tata
Kota melaksanakan pembangunan stadion melalui kegiatan Peningkatan
Pembangunan Sarana dan Prasarana Olah Raga. Pembangunan fisik telah
diselesaikan dan diserahterimakan kepada Pemerintah Kota Tangerang pada
tahun anggaran 2007, namun sampai dengan 31 Desember 2007 terdapat
pembayaran kepada rekanan yang masih belum diselesaikan sebesar
Rp350.814.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Sisa pembayaran untuk ketiga stadion ini telah dianggarakan pada APBD
tahun anggaran 2008 pada kegiatan Peningkatan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Olahraga dan telah dibayarkan seluruhnya pada bulan Maret
2008.
JUMLAH 2.451.971.103,86
7. Sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 terdapat aset tetap berupa
fasos/fasum yang diserahkan oleh PT Sinarwijaya Ekapratista (PT. SWEP)
31 Desember 2007
- Rekening Giro 0001837826001 10.430.892.884,00
- Rekening Deposito A0094165 22.000.000.000,00
- Rekening Deposito (bunga A 00035197 16.500.000.000,00
9,77%)
- Rekening Deposito (bunga A 00035251 1.300.000.000,00
9,77%)
Jumlah 50.230.892.884,00
Pos Aset Lainnya sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 terdiri dari:
3 Manis V, VI, dan VII 195.412.800,00 3.654.900.000,00 - Tanah milik Pemerintah Kota
Tangerang.
- Bangunan dibangun oleh Departemen
Kimpraswil.
- Sebelum ada penyerahan aset dari
Departemen Kimpraswil bangunan
masih menjadi milik Pemerintah Pusat.
4 Plaza Baru Ciledug 11.272.000.000,00 - Tanah seluas 11.272 m² senilai
Rp11.272.000.000,00 berlokasi di Jl.
HOS Cokro Aminoto, Sudimara Barat,
Ciledug dikerjasamakan dengan PT
Putra Cita Nusa berdasarkan
Perjanjian Kerjasama tentang
Pembangunan dan Pengelolaan Pasar
Ciledug Plaza No. 644/01-
Kumdang/PKS/01 dan No. 007/K-
CLG/PCN/IV-01 tanggal 2 April 2001,
dan telah diaddendum dengan No.
644/02- Kumdang/PKS/02 dan
No. 008/K-CLG/PCN/X-02 tanggal 1
Oktober 2002. Jangka waktu
perjanjian kerjasama selama 32 tahun.
Jumlah 543.420.224,00 14.926.900.000,00
Selama Tahun Anggaran 2007 tidak ada perubahan dalam pos Kemitraan
dengan Pihak Ketiga, sehingga posisi pada tanggal 31 Desember adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2007 31 Desember 2006
- Kemitraan dengan Pihak Ketiga 15.470.320.224,00 15.470.320.224,00
15.470.320.224,00 15.470.320.224,00
Khusus untuk piutang Pajak Air Bawah Tanah, dimasukkan ke dalam kelompok
akun ini karena berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menetapkan bahwa Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan merupakan jenis pajak
propinsi, sehingga Pemerintah Kota Tangerang tidak lagi memiliki kewenangan
untuk melakukan penagihan atas piutang ini.
Terdapat koreksi tambah untuk piutang pajak, yang berasal dari penambahan
piutang pajak yang berasal dari tahun 1997/1998 sampai dengan tahun 2000
yang tidak dapat ditagih sampai dengan tanggal 31 Desember 2007, selain itu
terdapat koreksi kurang untuk piutang pajak yang tidak dapat ditagih yang
disebabkan karena kesalahan pencatatan. Rincian koreksi tambah dan koreksi
sebagai berikut:
VI.6. KEWAJIBAN
Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi Pemerintah
Kota Tangerang. Sampai dengan 31 Desember 2007, kewajiban Pemerintah Kota
Tangerang terdiri dari:
31 Desember 2007 31 Desember 2006
- Kewajiban Jangka Pendek 2.482.159.036,84 2.640.312.426,42
- Kewajiban Jangka Panjang 11.927.975.180,50 13.183.551.515,50
Jumlah 14.410.134.217,34 15.823.863.941,92
3. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, merupakan bagian angsuran VI dan VII
dari pinjaman jangka panjang Pemerintah Kota Tangerang yang berasal dari
Asian Development Bank (ADB) yang disalurkan melalui Direktorat Pengelolaan
Penerusan Pinjaman – DPJB, Departemen Keuangan. Pinjaman ini didasari
dengan perjanjian LA-1511-INO tanggal 10 Januari 1997, SLA-1129/DP3/2000
tanggal 20 Januari 2000, dan AMA-280/SLA-1129/DP3/2001 tanggal 10 Oktober
2003, yang akan jatuh tempo selama tahun anggaran 2008 sebesar
Rp1.255.576.335,00. Pos ini terdiri dari:
Cicilan VI 627.788.167,50
Cicilan VII 627.788.167,50
Jumlah 1.255.576.335,00
Jumlah 109.607.464.640,50
2. Terminal 1.635.453.600,00
Jumlah 25.883.814.246,00
VI.8.1.4. Arus Masuk Kas dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Arus masuk kas dari Pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
yang telah disetorkan ke Kas Daerah selama tahun pelaporan yang terdiri dari:
Jumlah 7.304.991.618,52
1. PBB 106.375.611.097,00
2. BPHTB 66.311.006.842,00
Jumlah 233.324.120.688,00
VI.8.1.6. Arus Masuk Kas dari Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Arus masuk kas dari Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam yang telah disetorkan
ke Kas Daerah selama Tahun Anggaran 2007 terdiri dari:
Jumlah 730.858.131,00
1. PKB 38.511.109.351,00
2. BBNKB 41.145.584.762,00
3. PBBKB 44.520.546.876,00
Jumlah 128.959.201.087,00
VI.8.2.4 Arus Keluar Kas untuk Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Arus keluar kas dari Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan merupakan pengeluaran
yang berasal dari pos Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan dalam rangka
memperoleh aset tetap berupa jalan, irigasi, dan jaringan. Pengeluaran untuk pos
ini yang telah dikeluarkan dari Kas Daerah selama tahun anggaran 2007 adalah
sebesar Rp136.671.617.837,14. Sebagian besar pengeluaran untuk pos ini
dikeluarkan untuk melaksanakan peningkatan jalan lingkungan dan jalan kota.
VI.8.4.1. Arus Masuk Kas dari Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Arus masuk kas ini merupakan penerimaan pungutan PPh, PPN, Taspes, Askes,
Taperum, dan pungutan lainnya yang harus disetorkan kepada pihak ketiga yang
berhak. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2007, nilai penerimaan
Perhitungan Fihak Ketiga adalah sebesar Rp18.654.359.095,00 yang sebagian
besar berasal dari PPh pegawai.
VI.8.4.2. Arus Keluar Kas untuk Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Arus keluar kas ini merupakan pembayaran pungutan PPh, PPN, Taspes, Askes,
Taperum, dan pungutan lainnya yang harus disetorkan kepada pihak ketiga yang
berhak. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2007, nilai penyetoran
Perhitungan Fihak Ketiga adalah sebesar Rp18.654.359.095,00 yang sebagian
besar berasal dari PPh pegawai.
BAB VII
INFORMASI NON KEUANGAN
Kota Tangerang berdiri sejak tanggal 28 Pebruari 1993 yang dibentuk berdasarkan
Undang-undang nomor 2 tahun 1993. Karena letak geografisnya yang berbatasan
dengan Ibukota Jakarta, maka Kota Tangerang berfungsi sebagai daerah
permukiman, industri dan perdagangan.
Kota Tangerang mempunyai luas wilayah 183,78 km2 (termasuk kawasan Bandara
Soekarno Hatta dengan luas 19,69 km2), dimana secara administratif terbagi atas 13
Kecamatan dan 104 Kelurahan, di mana batas wilayah administratifnya berbatasan
dengan wilayah DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang.
BAB VII
PENUTUP
Penyusunan dan penyajian LKPD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2007 ini masih
melalui proses konversi, mengingat masih adanya perbedaan struktur APBD
menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006. Pelaksanaan konversi mengacu kepada pedoman konversi
sebagaimana diatur dalam Buletin Teknis yang diterbitkan oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan (KSAP), dimana buletin teknis merupakan bagian dari SAP.
Konversi tidak terbatas pada format pelaporan, namun juga diupayakan agar definisi
setiap pos laporan keuangan memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan.
WALIKOTA TANGERANG
H. WAHIDIN HALIM
1. Dasar Pemeriksaan
a. Pasal 31 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b. Pasal 56 UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c. Pasal 2 UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
d. Pasal 1 UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
e. Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP) BPK RI Tahun Anggaran 2008.
2. Tujuan Pemeriksaan
3. Sasaran Pemeriksaan
Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tangerang TA 2007
meliputi pengujian atas:
a. Saldo pada Neraca per 31 Desember 2007.
b. Saldo pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas TA 2007.
c. Pengungkapan informasi keuangan pada Catatan atas Laporan
Keuangan.
4. Standar Pemeriksaan
Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN).
5. Metode Pemeriksaan
Metode Pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan Laporan
Keuangan Pemerintah Kota Tangerang secara ringkas meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan.
7. Objek Pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tangerang TA 2007 yang terdiri dari
Laporan Realisasi APBD (LRA) TA 2007, Neraca per 31 Desember 2007,
Laporan Arus Kas (LAK) TA 2007 dan Catatan atas Laporan Keuangan TA
2007.
8. Kendala Pemeriksaan
Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu
pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK RI masih menghadapi kendala
bahwa Pemerintah Daerah belum memiliki infrastruktur akuntansi sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan handal yaitu Pemerintah Daerah dalam
mengelola transaksi keuangan menggunakan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006, namun belum memiliki sistem yang
terintegrasi, rekam informasi, dan fungsi saling uji antar sistem.
ATAS
DALAM KERANGKA
DI
TANGERANG
Nomor : 29a/LHP/XVIII.JKT-XVIII.JKT.6/05/2008
Tanggal : 30 Mei 2008
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
ATAS
DALAM KERANGKA
DI
TANGERANG
Nomor : 29a/LHP/XVIII.JKT-XVIII.JKT.6/05/2008
Tanggal : 30 Mei 2008
BUKU II
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM
KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
TAHUN ANGGARAN 2007
HALAMAN
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
1
DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TAHUN ANGGARAN 2007 ..........................
GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM AKUNTANSI
DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG TA 2007 ................ 3
HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN..................................... 19
1. Bendahara Pengeluaran SKPD Terlambat Menyetor Sisa UUDP TA 2007 ke Kas
Umum Daerah ................................................................................................................ 19
2. Kebijakan Akuntansi atas Beberapa Akun Neraca Kota Tangerang per 31
Desember 2007 Belum Tepat......................................................................................... 20
3. Sistem Akuntansi Belum Dilaksanakan Secara Memadai dan Tidak Ditetapkan
Dalam Peraturan Kepala Daerah.................................................................................... 22
4. Pemerintah Kota Tangerang Belum Melakukan Penghapusan atas Piutang Pajak
Daerah Kadaluwarsa Sebesar Rp315,98 Juta ............................................................... 26
LAMPIRAN
ii
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah
saji material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh
BPK RI mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas sistem pengendalian
intern Pemerintah Kota Tangerang. Sistem pengendalian intern merupakan tanggung
jawab Pemerintah Kota Tangerang. Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas
laporan keuangan tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan sistem
pengendalian intern tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu
pendapat seperti itu.
Pemerintah Kota Tangerang pada TA 2007 dipimpin oleh satu kepala daerah
dengan satu wakil kepala daerah periode 2003 – 2008 berdasarkan Kepmendagri
No.131, 36-589 Tahun 2003 tanggal 14 November 2003 tentang Pengesahan,
Pemberhentian, dan Pengangkatan Walikota Tangerang Provinsi Banten dan
Kepmendagri No. 132, 36-590 Tahun 2003 tanggal 14 November 2003 tentang
Pengesahan, Pemberhentian, dan Pengangkatan Wakil Walikota Tangerang Provinsi
Banten. Dalam pelaksanaan kegiatan dan tata usaha keuangan TA 2007,
Pemerintah Kota Tangerang dibagi dalam 3 bidang kewenangan, yaitu tata praja,
ekonomi dan pembangunan serta administrasi yang dilaksanakan oleh satu
Sekretariat Daerah, satu Sekretariat DPRD, 13 (tiga belas) Dinas, sepuluh Lembaga
Teknis, dua BUMD, 13 (tiga belas) Kecamatan, dan 104 (seratus empat) Kelurahan
dengan didukung 9.656 pegawai negeri sipil di daerah dan 742 tenaga kontrak
kerja.
DPRD Kota Tangerang merupakan hasil pemilihan Tahun 2004 untuk periode
TA 2004 – 2009. DPRD Kota Tangerang terdiri dari 45 orang yang dipimpin oleh
satu orang ketua dengan 2 (dua) orang wakil ketua. Dalam mendukung tugas pokok
dan fungsi (tupoksi) DPRD, DPRD Kota Tangerang terbagi dalam 4 (empat) Komisi,
dan 5 (lima) Panitia Musyawarah.
1. Sistem Perencanaan
Sistem perencanaan dilaksanakan oleh setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan dikoordinasikan oleh TAPD. Perencanaan
untuk TA 2007, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. SKPD menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) pada bulan
September sesuai surat edaran tentang pedoman penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD yang disampaikan TAPD.
Perwakilan BPK RI di Jakarta 4
b. RKA SKPD disampaikan kepada TAPD dan dilakukan pembahasan oleh
TAPD untuk menilai kesesuaian capaian kinerja, indikator kinerja,
kelompok sasaran kegiatan, standar analisis belanja, standar satuan
harga, standar pelayanan minimal serta sinkronisasi program dan
kegiatan antar SKPD.
c. RKA SKPD yang belum sesuai dengan surat edaran dikembalikan kepada
SKPD untuk disempurnakan pada bulan September – Oktober.
d. RKA SKPD yang telah disempurnakan oleh Kepala SKPD disampaikan
kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada bulan
Oktober.
e. PPKD menyusun rancangan peraturan daerah tentang APBD dan
rancangan peraturan walikota tentang penjabaran APBD pada bulan
Oktober.
2. Sistem Penganggaran
D. Sistem Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kota Tangerang TA 2007 dilakukan
dengan suatu tahapan yang dijadwalkan dengan DPRD Kota Tangerang.
Prosedur pertanggungjawaban yang telah dilalui hingga selesainya pekerjaan
lapangan pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota
Hal ini tidak sesuai dengan Surat Edaran Sekretariat Daerah Kota Tangerang
No.900/4520-BKKD/2007 perihal perubahan penyampaian SPP/SPM/UP/GU/TU
yang antara lain menyatakan penyetoran sisa kas bendahara Tahun Anggaran
2007 ke Bendahara Umum Daerah (BUD) harus dilakukan selambat-lambatnya
tanggal 28 Desember 2007.
Hal ini mengakibatkan saldo kas umum daerah per posisi 31 Desember 2007
belum mencerminkan kondisi sebenarnya dan tidak dapat segera dimanfaatkan,
Piutang Pajak Daerah tersebut merupakan piutang yang dalam waktu 12 bulan akan
jatuh tempo dan diharapkan dapat diterima pembayarannya dalam tahun anggaran
berjalan.
Disamping itu Pemerintah Kota Tangerang juga menyajikan akun Aset
Lainnya dalam Neraca sebesar Rp19.854.528.997,15 dengan rincian sebagai
berikut:
Pemeriksaan terhadap Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) atas saldo Aset
Lain-lain pada akun Aset Lainnya tersebut diketahui bahwa saldo sebesar
Rp946.759.861,00 merupakan saldo dari beberapa piutang atau tagihan yang terdiri
dari:
Tahun Tunggakan
Jenis Piutang Pajak Daerah Sub Total
2002 2001 2000 1999 1998 1997
Piutang Pajak Hotel 2.362.516,00 - - - - - 2.362.516,00
Piutang Pajak Restoran 59.276.475,00 42.194.263,00 29.824.047,00 31.705.343,00 - - 163.000.128,00
Piutang Pajak Hiburan 18.861.175,00 43.636.700,00 7.275.320,00 22.037.600,00 14.476.000,00 10.562.000,00 116.848.795,00
Piutang Pajak Reklame 18.229.406,00 189.000,00 1.600.670,00 - - - 20.019.076,00
Piutang Pajak PJU Non PLN 8.476.400 - - - - - 8.476.400,00
Piutang Pajak ABT 3.789.500,00 1.483.080,00 - - - - 5.272.580,00
TOTAL 315.979.495,00
BUKU III
ATAS
DALAM KERANGKA
DI
TANGERANG
Nomor : 29b/LHP/XVIII.JKT-XVIII.JKT.6/05/2008
Tanggal : 30 Mei 2008
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
ATAS
DALAM KERANGKA
DI
TANGERANG
Nomor : 29b/LHP/XVIII.JKT-XVIII.JKT.6/05/2008
Tanggal : 30 Mei 2008
BUKU III
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA
PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG
TAHUN ANGGARAN 2007
HALAMAN
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN
LKPD TAHUN ANGGARAN 2007 ................................................................................. 1
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN............................................................... 4
1. Pemungutan Retribusi Izin Gangguan Sebesar Rp46,09 Juta Tidak Memiliki
Dasar Hukum.........................................................................................................
4
2. Tahapan Pelaksanaan Penagihan Pajak Daerah Belum Sepenuhnya Sesuai
Ketentuan .............................................................................................................. 7
3. Penerimaan Upah Pungut Pajak Jalan Umum Kota Tangerang Tahun
Anggaran 2007 Belum Dipotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Sebesar
Rp66,59 Juta ......................................................................................................... 10
4. Kekurangan Volume Atas Pekerjaan Fisik Kegiatan Penataan Ruang Terbuka
Hijau TA 2007 Sebesar Rp53,31 Juta ................................................................... 12
5. Kekurangan Volume Atas Pekerjaan Fisik Kegiatan Pembangunan Kantor
Kecamatan TA 2007 Sebesar Rp20,99 Juta ......................................................... 14
6. Pekerjaan Rehab Berat Gudang Farmasi Pada Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Tidak Sesuai Dengan Kontrak Senilai Rp32,71 Juta .......................... 17
7. Pembayaran Tiga Paket Pembangunan Gedung Sekolah pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Melebihi Prestasi Pekerjaan
Sebesar Rp74,38 Juta........................................................................................... 20
8. Pembayaran Dua Paket Pekerjaan Rehabilitasi Jalan pada Dinas Pekerjaan
Umum Kota Tangerang Melebihi Prestasi Pekerjaan Sebesar Rp24,69 Juta ....... 24
9. Pembayaran Uang Harian Pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Melebihi Ketentuan Sebesar Rp33,95 Juta ............................................. 27
10. Realisasi Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sebesar Rp519,09 Juta Tidak Sesuai
Dengan Ketentuan................................................................................................. 28
11. Pemerintah Kota Tangerang Belum Menindaklanjuti Empat Hasil Pemeriksaan
Sesuai Saran BPK RI ............................................................................................ 31
LAMPIRAN
ii
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah
saji material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh
BPK RI mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas kepatuhan Pemerintah
Kota Tangerang terhadap peraturan perundang-undangan. Kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota
Tangerang. Namun, tujuan pemeriksaan BPK-RI atas laporan keuangan tidak untuk
menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan tersebut. Oleh karena itu, BPK-RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti
itu.
Selain itu, peraturan perundang-undangan dan SPKN yang ditetapkan oleh BPK RI
mengharuskan BPK RI untuk melaporkan kepada pihak berwenang, apabila dalam
melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan ditemukan kecurangan dan
penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang berindikasi unsur
tindak pidana.
1. Menegur Kepala Kantor Penanaman Modal dan Perijinan supaya di masa yang akan
datang pemungutan Retribusi Ijin Gangguan sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Memerintahkan kepada Kepala BKKD, Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah, dan
Kepala Sub Bidang Penagihan Kota Tangerang agar tegas dan konsisten dalam
melakukan penagihan.
3. Menegur Kepala BKKD Kota Tangerang agar di masa yang akan datang memotong
PPh Pasal 21 atas upah pungut Pajak Penerangan Jalan.
4. Menginstruksikan Kepala Dinas Tata Kota, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan dan Dinas Pekerjaan Umum supaya memberikan teguran tertulis
kepada PPTK, Tim Pemeriksa hasil pekerjaan, Pengawas Lapangan, dan rekanan
atas kelalaiannya supaya permasalahan kekurangan volume pekerjaan tidak
berulang di masa mendatang.
5. Menegur Sekretaris DPRD agar teliti dalam menerapkan ketentuan dalam
pembayaran uang harian dan Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah sehingga di
Keseluruhan SKPD tersebut tidak termasuk Pajak Penerangan Jalan Umum (PJU)
PLN yang mekanisme penetapannya tidak melalui penerbitan SKPD.
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Penyelenggaraan Parkir Swasta
dan Pajak PJU Non PLN (genset) memiliki masa pajak satu bulan dan dari piutang
pajak tersebut seluruhnya jatuh tempo pada tahun 2007. Sedangkan Pajak Reklame
memiliki masa pajak satu minggu, dua minggu, tiga minggu, satu bulan, dua bulan,
enam bulan dan satu tahun. Piutang pajak reklame tersebut sebagian jatuh tempo
pada tahun 2007. Disamping itu terdapat juga piutang pajak Tahun Anggaran 2006
sebesar Rp84.785.625,00 yang jatuh tempo pada tahun 2007.
Kepala BKKD selaku pengelola pajak daerah seharusnya sudah menerbitkan
Surat Teguran atau Surat Peringatan sebagai upaya awal penagihan kepada wajib
pajak yang belum membayar pajak pada hari ketujuh sejak jatuh tempo pembayaran.
Pemeriksaan atas dokumen pajak daerah diketahui bahwa selama tahun 2007, Sub
Bidang Penagihan telah menerbitkan sedikitnya Surat Teguran Pajak Hotel sebanyak
26 lembar, Pajak Restoran sebanyak 66 lembar, Pajak Hiburan sebanyak 90 lembar,
Pajak Penyelenggaraan Parkir Swasta sebanyak 34 lembar, Pajak Reklame
sebanyak 6 lembar dan untuk Pajak PJU Non PLN tidak ada satupun Surat Teguran
yang diterbitkan. Keseluruhan Surat Teguran yang dibuat pada tahun 2007 tersebut
ternyata merupakan teguran atas tunggakan pajak daerah yang jatuh tempo pada
tahun 2000, 2003, 2004, 2005 dan 2006. Terdapat pula teguran untuk pajak daerah
yang jatuh tempo pada tahun 2007 tetapi sebagian teguran terlambat diberikan
antara 1 sampai 9 bulan.
Pemeriksaan lebih lanjut juga diketahui bahwa Kepala BKKD dhi. Sub Bidang
Penagihan belum pernah menerbitkan Surat Paksa yang seharusnya bisa dibuat 21
hari sejak tanggal Surat Teguran apabila wajib pajak tidak melunasi tunggakan pajak
daerah dalam tempo 7 hari. Sub Bidang Penagihan juga belum pernah menerbitkan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan kepada wajib pajak yang tidak melunasi
pajak dalam tempo 2 x 24 jam sesudah tanggal Surat Paksa.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) No.
09 Tahun 1999 tentang Pajak Hotel dan Restoran, Peraturan Daerah No. 11 Tahun
Perwakilan BPK RI di Jakarta 8
2000 tentang Pajak Hiburan, Peraturan Daerah No. 08 Tahun 1999 tentang Pajak
Reklame, Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2001 tentang Pajak atas Penyelenggaraan
Parkir Swasta dan Peraturan Daerah No. 02 Tahun 2003 tentang Perubahan atas
Perda No. 10 Tahun 1999 tentang Pajak Penerangan Jalan pada beberapa pasal
sebagai berikut:
a. Perda No. 09 Tahun 1999 Pasal 19, Perda No. 11 Tahun 2000 Pasal 23, Perda
No. 08 Tahun 1999 Pasal 27, Perda No. 2 Tahun 2001 Pasal 17 dan Perda No.
10 Tahun 1999 Pasal 19:
1) Ayat (1) Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis
sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh)
hari sejak saat jatuh tempo pembayaran;
2) Ayat (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran
atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, wajib pajak harus
melunasi pajak yang terhutang;
3) Ayat (3) Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis
dikeluarkan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.
b. Perda No. 09 Tahun 1999 Pasal 20, Perda No. 11 Tahun 2000 Pasal 24, Perda
No. 08 Tahun 1999 Pasal 28, Perda No. 2 Tahun 2001 Pasal 18 dan Perda No.
10 Tahun 1999 Pasal 20:
1) Ayat (1) Apabila jumlah pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka
waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan
atau surat lain yang sejenisnya, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih
dengan Surat Paksa;
2) Ayat (2) Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah menerbitkan Surat Paksa
segera setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal Surat Teguran
atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis.
c. Perda No. 09 Tahun 1999 Pasal 21, Perda No. 11 Tahun 2000 Pasal 25, Perda
No. 08 Tahun 1999 Pasal 29, Perda No. 2 Tahun 2001 Pasal 19 dan Perda No.
10 Tahun 1999 Pasal 21 menyatakan bahwa apabila pajak yang harus dibayar
tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan
surat paksa, Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah segera menerbitkan Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan.
3. Penerimaan Upah Pungut Pajak Jalan Umum Kota Tangerang Tahun Anggaran
2007 Belum Dipotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Sebesar Rp66,59 Juta
Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) adalah pajak daerah yang dipungut
atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa diwilayah daerah tersebut
tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.
Dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan di wilayah Kota
Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang melakukan kerjasama dengan PT PLN.
Dalam rangka kegiatan pemungutan Pajak Daerah dapat diberikan uang
perangsang/upah pungut kepada aparat pelaksana pemungutan dan aparat
penunjang dalam rangka kegiatan pemungutan yang dialokasikan dari Pos Belanja
Pegawai sebesar Rp4.858.280.314,00 dan telah direalisasi sebesar
Rp4.858.280.314,00 atau 100% dari anggaran. Sesuai dengan Kepmendagri No.35
Tahun 2002 bahwa pembagian upah pungut PPJU adalah sebagai berikut:
a. PT PLN 3,70% dari realisasi penerimaan PPJU, untuk TA 2007 pembagian upah
pungut adalah sebesar Rp1.825.049.478,00;
b. Tim Pembina Pusat 0,30% dari realisasi penerimaan PPJU, untuk TA 2007
pembagian upah pungut adalah sebesar Rp147.976.984,00;
c. BKKD 1% dari realisasi penerimaan PPJU, untuk TA 2007 pembagian upah
pungut adalah sebesar Rp493.256.617,00.
Hal ini tidak sesuai dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak
Penghasilan antara lain menyatakan:
a. Penjelasan Pasal 2 ayat (1) b menyatakan bahwa unit tertentu dan Badan
Pemerintah yang memenuhi kriteria berikut tidak termasuk sebagai Subjek Pajak
yaitu:
1) dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2) dibiayai dengan dana yang bersumber dari APBN atau APBD;
3) penerimaan lembaga tersebut dimasukan dalam anggaran Pemerintah Pusat
atau Daerah dan;
4) pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.
b. Pasal 21 ayat (1) point b menyatakan bahwa pemotongan, penyetoran dan
pelaporan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh bendaharawan
pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketujuh Atas Keppres No. 80 Tahun 2003:
a. Pasal 36 ayat (2) yang menyatakan pengguna barang/jasa melakukan penilaian
terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau
seluruh pekerjaan, dan menugaskan penyedia barang/jasa untuk memperbaiki
dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan
dalam kontrak.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketujuh Atas Keppres No. 80 Tahun 2003:
a. Pasal 36 ayat (2) yang menyatakan pengguna barang/jasa melakukan penilaian
terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau
seluruh pekerjaan, dan menugaskan penyedia barang/jasa untuk memperbaiki
dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan
dalam kontrak.
Hasil pemeriksaan fisik secara uji petik di lapangan pada tanggal 26 dan 27
April 2008 diketahui bahwa Pekerjaan Pembangunan Gedung Sekolah tidak sesuai
dengan kontrak sebagai berikut:
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,yaitu:
Hasil pemeriksaan fisik secara uji petik di lapangan pada tanggal 4 Mei 2008
diketahui bahwa Pekerjaan Rehabilitasi Jalan tidak sesuai dengan kontrak sebagai
berikut:
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,yaitu:
a. Pasal 36 ayat (2) yang menyatakan Pengguna barang/jasa melakukan penilaian
terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau
10. Realisasi Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sebesar Rp519,09 Juta Tidak Sesuai Dengan
Ketentuan
II PENANAMAN
1 Kamboja 397.817,00 70,00 69,00 1,00 ph 397.817,00
2 Tabebuya 85.698,00 20,00 16,00 4,00 ph 342.792,00
3 Palm Ekor Tupai 130.558,00 28,00 28,00 - ph -
4 Kelapa Gading 342.998,00 18,00 18,00 - ph -
5 Sikat Botol 115.098,00 7,00 7,00 - ph -
6 Kelapa Sawit 553.568,00 7,00 7,00 - ph -
7 Janda Merana 83.988,00 40,00 19,00 21,00 ph 1.763.748,00
8 Dadap Merah 85.698,00 7,00 7,00 - ph -
9 Biola Cantik 94.078,00 10,00 10,00 - ph -
10 Bambu Jepang 19.598,00 15,00 10,00 5,00 ph 97.990,00
11 Pandan Bali 405.818,00 12,00 12,00 - ph -
12 Agave Strip 14.704,00 12,00 12,00 - ph -
13 Bougenville Pagar 6.604,00 400,00 146,00 254,00 plb 1.677.416,00
14 Bougenville Variegata 147.004,00 15,00 - 15,00 plb 2.205.060,00
15 Teh-tehan 1.964,00 896,00 319,00 577,00 plb 1.133.228,00
16 Soka Hawai 4.174,00 1.425,00 425,00 1.000,00 plb 4.174.000,00
17 Puring 13.974,00 450,00 225,00 225,00 plb 3.144.150,00
18 Lili Brazil 4.174,00 1.617,00 518,00 1.099,00 plb 4.587.226,00
19 Phylodendron 8.584,00 575,00 293,00 282,00 plb 2.420.688,00
20 Airis 2.704,00 1.715,00 565,00 1.150,00 plb 3.109.600,00
21 Bakung Air Mancur 4.764,00 2.450,00 1.250,00 1.200,00 plb 5.716.800,00
22 Terang Bulan 2.704,00 1.280,00 663,00 617,00 plb 1.668.368,00
23 Landep 2.704,00 3.200,00 613,00 2.587,00 plb 6.995.248,00
24 Baby Blue Eyes 2.704,00 512,00 264,00 248,00 plb 670.592,00
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Bangku 579.992,00 10,00 10,00 - bh -
2 Bak Sampah 147.000,00 10,00 10,00 - bh -
3 Precast concrete 490.000,00 10,00 10,00 - bh -
4 Phylidendron 8.584,00 50,00 34,00 16,00 plb 137.344,00
TOTAL 45.020.502,25
Lampiran 2. Kekurangan Volume Penataan Ruang Terbuka Hijau Jl. Kali Pasir
II PENANAMAN
1 Kamboja 398.223,00 100,00 87,00 13,00 ph 5.176.899,00
2 Tabebuya 85.786,00 75,00 75,00 - ph -
3 Palm Ekor Tupai 130.696,00 60,00 64,00 (4,00) ph (522.784,00)
4 Kelapa Gading 343.356,00 70,00 71,00 (1,00) ph (343.356,00)
5 Sikat Botol 115.216,00 50,00 39,00 11,00 ph 1.267.376,00
6 Kelapa Sawit 554.126,00 90,00 103,00 (13,00) ph (7.203.638,00)
7 Janda Merana 84.076,00 37,00 27,00 10,00 ph 840.760,00
8 Dadap Merah 85.786,00 50,00 51,00 (1,00) ph (85.786,00)
9 Biola Cantik 94.176,00 50,00 58,00 (8,00) ph (753.408,00)
10 Bambu Jepang 19.626,00 206,00 110,00 96,00 ph 1.884.096,00
11 Pandan Bali 406.236,00 30,00 30,00 - ph -
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Bangku 580.553,00 50,00 50,00 - bh -
2 Bak Sampah 147.150,00 30,00 24,00 6,00 bh 882.900,00
3 Precast concrete 490.500,00 20,00 20,00 - bh -
4 Phylidendron 8.596,00 150,00 28,00 122,00 plb 1.048.712,00
5 Cloupot 1.226.250,00 10,00 10,00 - bh -
6 Tanaman Bakung 4.766,00 350,00 191,00 159,00 plb 757.794,00
V PEKERJAAN TAMBAHAN
1 Bak Sampah 1.872.621,00 5,00 5,00 - bh -
TOTAL 8.288.792,28
Lampiran. 3 Kekurangan Volume Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan Tangerang
TOTAL 10.628.343,81
Lampiran 4. Kelebihan Pembayaran Uang Harian DPRD dan Sekretariat DPRD
Tanggal Tanggal
No Nomor Tiket Tujuan Konfirmasi Keterangan Tujuan Lama Uang Harian Representasi Akomodasi Biaya Transport
Berangkat Kembali
1 126 4989806352 CGK - DPS - CGK 29/08/2007 31/08/2007 Y Hanya DPS - CGK Dinas Sosial dan DPRD Provinsi Bali 3 900.000,00 600.000,00 2.141.500,00 60.000,00
2 126 4989806349 CGK - DPS - CGK 29/08/2007 31/08/2007 Y Hanya DPS - CGK Dinas Sosial dan DPRD Provinsi Bali 3 900.000,00 600.000,00 2.141.500,00 60.000,00
3 126 4989806350 CGK - DPS - CGK 29/08/2007 31/08/2007 Y Hanya DPS - CGK Dinas Sosial dan DPRD Provinsi Bali 3 900.000,00 600.000,00 2.141.500,00 60.000,00
4 126 4989806370 CGK - DPS - CGK 29/08/2007 31/08/2007 N Dinas Sosial dan DPRD Provinsi Bali 3 900.000,00 600.000,00 2.200.000,00
5 126 5923633361 CGK - SUB - CGK 24/05/2007 26/05/2007 N Kota Surabaya 3 900.000,00 600.000,00 1.718.900,00 60.000,00
6 126 4931045835 CGK - DPS - CGK 30/05/2007 01/06/2007 N Pemda Kabupaten Badung 3 900.000,00 600.000,00 2.121.500,00 60.000,00
7 126 4989806371 CGK - DPS - CGK 29/08/2007 31/08/2007 N Dinas Sosial dan DPRD Provinsi Bali 3 900.000,00 900.000,00 3.000.000,00
8 126 4989806369 CGK - DPS - CGK 29/08/2007 31/08/2007 N Dinas Sosial dan DPRD Provinsi Bali 3 900.000,00 600.000,00 2.200.000,00
9 126 5654939050 CGK - DPS - CGK 29/08/2007 31/08/2007 N Dinas Sosial dan DPRD Provinsi Bali 3 780.000,00 - 2.200.000,00
10 126 5654939051 CGK - DPS - CGK 29/08/2007 31/08/2007 N Dinas Sosial dan DPRD Provinsi Bali 3 780.000,00 - 2.200.000,00
11 126 5654939661 CGK - DPS - CGK 23/09/2007 26/09/2007 N DPRD Kota Denpasar dan DPRD Kab Badung 4 1.800.000,00 3.300.000,00 2.229.000,00
12 126 5654939362 CGK - DPS - CGK 23/09/2007 26/09/2007 N DPRD Kota Denpasar dan DPRD Kab Badung 4 800.000,00 1.350.000,00 2.229.000,00
13 126 5654939486 CGK - BPN - CGK 26/09/2007 28/09/2007 N DPRD Kota Balikpapan 3 900.000,00 1.000.000,00 2.633.700,00 60.000,00
14 126 5654939487 CGK - BPN - CGK 26/09/2007 28/09/2007 N DPRD Kota Balikpapan 3 600.000,00 400.000,00 2.633.700,00 60.000,00
15 126 5655175553 CGK - DPS - CGK 19/11/2007 22/11/2007 N DPRD Kab. Badung, PD Pasar Kota Denpasar 4 3.000.000,00 4.500.000,00 3.000.000,00
16 126 5655175554 CGK - DPS - CGK 19/11/2007 22/11/2007 N DPRD Kab. Badung, PD Pasar Kota Denpasar 4 3.000.000,00 4.500.000,00 3.000.000,00
17 126 5655175551 CGK - DPS - CGK 19/11/2007 22/11/2007 N DPRD Kab. Badung, PD Pasar Kota Denpasar 4 800.000,00 1.350.000,00 2.249.500,00 60.000,00
18 126 4931658457 CGK - SUB - CGK 24/05/2007 26/05/2007 X Kota Surabaya 3 900.000,00 600.000,00 1.718.900,00 60.000,00
19 126 4931658459 CGK - SUB - CGK 24/05/2007 26/05/2007 X Kota Surabaya 3 900.000,00 600.000,00 1.718.900,00 60.000,00
20 126 4931658467 CGK - SUB - CGK 24/05/2007 26/05/2007 X Kota Surabaya 3 900.000,00 600.000,00 1.718.900,00 60.000,00
21 126 56549393660 CGK - DPS - CGK 23/09/2007 26/09/2007 X DPRD Kota Denpasar dan DPRD Kab Badung 4 3.000.000,00 4.500.000,00 3.000.000,00
22 126 5654939359 CGK - DPS - CGK 23/09/2007 26/09/2007 X DPRD Kota Denpasar dan DPRD Kab Badung 4 2.200.000,00 3.300.000,00 2.229.000,00
23 126 5923698343 CGK - MES - CGK 03/10/2007 06/10/2007 X DPRD Sumatera Utara dan DPRD Kota Medan 4 3.000.000,00 2.400.000,00 3.000.000,00
24 126 56549396 CGK - MES - CGK 03/10/2007 06/10/2007 X DPRD Sumatera Utara dan DPRD Kota Medan 4 - 1.650.000,00
25 126 5654939678 CGK - MES - CGK 03/10/2007 06/10/2007 X DPRD Sumatera Utara dan DPRD Kota Medan 4 1.800.000,00 1.650.000,00 2.857.000,00
26 126 5654939680 CGK - MES - CGK 03/10/2007 06/10/2007 X DPRD Sumatera Utara dan DPRD Kota Medan 4 1.200.000,00 1.200.000,00 2.857.000,00
27 126 5653215515 CGK - DPS - CGK 12/11/2007 15/11/2007 X DPRD Kota Badung 4 1.800.000,00 3.300.000,00 2.249.500,00 60.000,00
28 126 5653215536 CGK - DPS - CGK 12/11/2007 15/11/2007 X DPRD Kota Badung 4 1.000.000,00 2.100.000,00 2.249.500,00 60.000,00
29 126 5653215521 CGK - SUB - CGK 12/11/2007 15/11/2007 X DPRD Jawa Timur, Kota Surabaya 4 3.000.000,00 2.400.000,00 3.000.000,00
30 126 5653215494 CGK - SUB - CGK 12/11/2007 15/11/2007 X DPRD Jawa Timur, Kota Surabaya 4 800.000,00 750.000,00 1.846.900,00 60.000,00
31 126 2466987599 CGK - DPS - CGK 09/12/2007 12/12/2007 X Provinsi Bali dan Kab. Badung 4 3.000.000,00 4.500.000,00 3.000.000,00
32 126 2466987584 CGK - DPS - CGK 09/12/2007 12/12/2007 X Provinsi Bali dan Kab. Badung 4 1.000.000,00 2.100.000,00 2.329.500,00 60.000,00
33 126 2466987574 CGK - DPS - CGK 09/12/2007 12/12/2007 X Provinsi Bali dan Kab. Badung 4 1.000.000,00 2.100.000,00 2.329.500,00 60.000,00
34 126 2466987585 CGK - DPS - CGK 09/12/2007 12/12/2007 X Provinsi Bali dan Kab. Badung 4 1.000.000,00 2.100.000,00 2.329.500,00 60.000,00
35 126 5653215471 CGK - JOG - CGK 12/11/2007 14/11/2007 X DPRD Kota Yogyakarta 3 1.650.000,00 1.100.000,00 1.450.000,00
36 126 5653215483 CGK - JOG - CGK 12/11/2007 14/11/2007 X DPRD Kota Yogyakarta 3 1.650.000,00 1.100.000,00 1.450.000,00
37 126 5653215473 CGK - JOG - CGK 12/11/2007 14/11/2007 X DPRD Kota Yogyakarta 3 1.650.000,00 1.100.000,00 1.450.000,00
38 126 5653215485 CGK - JOG - CGK 12/11/2007 14/11/2007 X DPRD Kota Yogyakarta 3 600.000,00 1.100.000,00 484.000,00
39 126 2469667853 CGK - UPG - CGK 13/12/2007 16/12/2007 X Hotel Singgasana Makassar 4 800.000,00 - 3.000.000,00
40 126 2469667852 CGK - UPG - CGK 13/12/2007 16/12/2007 X Hotel Singgasana Makassar 4 800.000,00 - 3.000.000,00
41 126 2103179696 CGK - MES - CGK 27/12/2007 29/12/2007 X DPRD Kota Medan 3 2.250.000,00 1.600.000,00 3.000.000,00
42 126 2103179700 CGK - MES - CGK 27/12/2007 29/12/2007 X DPRD Kota Medan 3 1.650.000,00 1.100.000,00 3.000.000,00
43 126 2105484555 CGK - MES - CGK 27/12/2007 29/12/2007 X DPRD Kota Medan 3 1.650.000,00 1.100.000,00 3.000.000,00
44 126 2103179700 CGK - MES - CGK 27/12/2007 29/12/2007 X DPRD Kota Medan 3 750.000,00 600.000,00 3.000.000,00
45 126 2103179697 CGK - DPS - CGK 27/12/2007 29/12/2007 X DPRD Kota Denpasar 3 2.250.000,00 3.300.000,00 3.000.000,00
46 126 2103179701 CGK - DPS - CGK 27/12/2007 29/12/2007 X DPRD Kota Denpasar 3 750.000,00 1.400.000,00 2.369.500,00 60.000,00
47 126 2103179700 CGK - DPS - CGK 27/12/2007 29/12/2007 X DPRD Kota Denpasar 3 750.000,00 1.400.000,00 2.369.500,00 60.000,00
JUMLAH 63.360.000,00 6.900.000,00 65.350.000,00 109.046.900,00 1.140.000,00
TOTAL 245.796.900,00
Hal.1 dari 4
STATUS
No. TEMUAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT KETERANGAN
BT TB TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Realisasi Tunjangan Kehormatan Pimpinan dan Anggota DPRD Periode 1999– Telah disetor ke Kas Daerah sebesar TB Kekurangan sebesar
Sebesar Rp1.283.100.000,00 Tidak 2004 mengembalikan Tunjangan Kehormatan Rp706.600.000,00 dengan dua bukti Rp576.500.000,00 tidak
Sesuai Ketentuan sebesar Rp1.283.100.000,00 dengan setor per tanggal 9 Agustus 2005 disetorkan ke kas daerah
menyetorkannya ke Kas Daerah, dan (bukti setor terlampir). Sedangkan sesuai saran BPK RI.
menyampaikan bukti setor kepada BPK-RI. sisanya sebesar Rp576.500.000,00
berdasarkan penjelasan Sekretaris
DPRD Kota Tangerang dengan surat
No.700/478-Setwan/2005 tgl 9
Agustus 2005, merupakan tunjangan
utk bulan Januari s.d April 2004 yg
diberikan pd masa transisi, karena
SE No.161/3211/SJ tgl 29 Desember
2003 terlambat diterima dan Pemda
belum pernah mendapat sosialisasi
sebelumnya dari Depdagri
2. Pembayaran Tunjangan Idul Adha Pimpinan dan Anggota DPRD periode 1999- Telah ditindaklanjuti dengan TB Yang belum disetor ke kas
Bagi Pimpinan dan Anggota DPRD 2004 dan Pegawai Sekretariat DPRD menyetorkan ke Kas Daerah pada daerah sebesar
serta Pegawai Sekretariat DPRD mempertanggunggungjawabkan Tunjangan periode s.d. 13 Mei 2008 dengan Rp121.750.000,00
Sebesar Rp211.000.000,00 Tidak Idul Adha sebesar Rp211.000.000,00 dengan jumlah keseluruhan sebesar (Rp211.000.000,00-
Sesuai Ketentuan menyetorkan ke Kas Daerah dan Rp89.250.000,00. Rp89.250.000,00).
menyampaikan bukti setornya kepada BPK-RI.
3. Pemberian Biaya Pemeliharaan a. Pimpinan dan Anggota DPRD periode Telah disetorkan ke Kas Daerah TB Yang belum disetorkan ke
Bangunan dan Gedung Rumah Dinas 1999-2004 dan periode 2004-2009 serta sebesar Rp75.000.000,00 dan kas daerah sebesar
Sebesar Rp525.000.000,00 dan Sekretaris DPRD Rp60.000.000,00 dengan STS No. – Rp86.000.000,00
Tunjangan Kesehatan untuk mempertanggungjawabkan Biaya tgl 26 Agustus 2005 dan STS No.- (Rp221.000.000,00 –
Pimpinan dan Anggota DPRD Pemeliharaan Rumah Jabatan/Dinas tgl 30 Agustus 2006 (bukti setor Rp75.000.000,00 –
Sebesar Rp288.750.000,00 Tidak sebesar Rp221.000.000,00 dengan terlampir). Satu orang anggota Rp60.000.000,00)
Sesuai Ketentuan menyetorkan ke Kas Daerah dan DPRD meninggal dunia (Drs. H.
menyampaikan bukti setornya kepada Fauzi HI, surat keterangan kematian
BPK-RI. terlampir).
1
STATUS
No. TEMUAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT KETERANGAN
BT TB TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
yang lengkap dan sah, termasuk
pembayaran rekening listrik, telepon dan
air, dan apabila tidak dapat
mempertanggungjawabkan supaya
menyetorkan ke Kas Daerah, dengan
bukti setor disampaikan kepada BPK-RI.
STATUS
No. TEMUAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT KETERANGAN
BT TB TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Pengeluaran Jasa Konsultan BPK-RI menyarankan Walikota Tangerang Sudah ditindaklanjuti dengan:
Sebesar Rp132.697.388,00 Tidak agar :
Sesuai Ketentuan dan Sebesar a. Mengintruksikan kepada Kepala Bapeda, a. Bawasda telah berkonsultasi TB Yang belum disetorkan ke
Rp1.043.401.900,00 Tidak Didukung Kepala Dinas Tata Kota, Kepala Dinas dengan Bappenas RI ttg biaya kas daerah sebesar
Dengan Bukti Pertanggungjawaban Perhubungan dan Kepala Dinas Pekerjaan Personil untuk pekerjaan konsultan Rp117.799.888,00
Yang Sah Umum supaya dalam melakukan tgl 7 Juli 2006. (Rp132.697.388 –
pengadaan jasa konsultan berpedoman Telah disetor sebesar Rp14.897.500)
pada ketentuan yang berlaku dan Rp14.897.500,00 pada waktu
diperintahkan supaya mempertanggung- proses penyelesaian HP
jawabkan kerugian daerah sebesar
Rp132.697.388,00 dengan menyetorkan ke
Kas Daerah dan bukti setor disampaikan
kepada BPK-RI
STATUS
No. TEMUAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT KETERANGAN
BT TB TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Penyertaan Modal Pada PDAM Tirta BPK RI menyarankan Walikota Tangerang Sudah ditindaklanjuti dengan Surat TB Rancangan Perda dan
Benteng Kota Tangerang Sebesar supaya mengajukan Rancangan Perda Pernyataan Kepala BKKD mengenai Perda tentang Penetapan
Rp5.054.397.230,00 Belum kepada DPRD Kota Tangerang tentang Penyertaan Modal pada PDAM Kota Penyertaan Modal pada
Ditetapkan Statusnya Penetapan Penyertaan Modal Pada PDAM Tangerang No.900/0248-BKKD/2007, PDAM Tirta Benteng
Tirta Benteng atas Penyertaan Modal Yang yang menyatakan akan membuat belum diterima BPK RI
Belum Ditetapkan Statusnya sebesar rancangan Perda tentang Penyertaan
Rp5.054.397.230,00 dan Penyertaan Modal Modal Pada PDAM Kota Tangerang
Tanah sebesar Rp2.303.000.000,00.
2. Aset Tanah di 438 Lokasi Senilai BPK RI menyarankan Walikota Tangerang Sudah ditindaklanjuti dengan Surat TB 44 lokasi telah
Rp571.417.474.600,00 Yang Dimiliki supaya menyertifikatkan tanah milik Kota Pernyataan Siap Mensertifikatkan disertifikatkan atas nama
Pemerintah Kota Tangerang Belum Tangerang yang belum mempunyai sertifikat Tanah Milik Pemerintah Kota Kota Tangerang
Disertifikatkan. a.n. Pemerintah Kota Tangerang. Tangerang No.590/0246-BKKD/2007
dari Kepala BKKD
3. Sebagian Tanah Yang Tercatat BPK RI menyarankan Walikota Tangerang Sudah ditindaklanjuti dengan TB Bukti pengembalian tanah
Dalam Neraca Kota Tangerang Masih agar menginstruksikan secara tertulis kepada penyampaian Surat Pernyataan dimaksud belum diterima
Bermasalah Kepala BKKD supaya menyelesaikan kepala BKKD No.030/0241- BPK RI
a) Tiga lokasi tanah senilai sengketa atas tiga tanah tersebut dengan BKKD/2007 yang menyatakan bahwa
Rp869.750.000,00 yang diakui berpedoman pada ketentuan yang berlaku dan tanah dan bangunan yang beralamat
dalam Neraca Awal Kota menelusuri status tanah dan sertifikat di jalan Karyawan III No.01 RT
Tangerang per 31 Desember dimaksud. 002/007 telah dikembalikan kepada
2003 masih berstatus sengketa Sdr.Nurjalih karena tanah dan
bangunan tersebut milik pribadi yang
b) Lima belas sertifikat asli atas bersangkutan. Sedangkan untuk
tanah yang telah dinyatakan lokasi tanah lainnya belum ada tindak
bersertifikat tidak diketahui lanjut
keberadaannya Instruksi walikota no 700/292-
bawasda/2007 tgl 21 feb 2007
3
STATUS
No. TEMUAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT KETERANGAN
BT TB TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4. Enam Tanah Dan Bangunan Kantor BPK RI menyarankan Walikota Tangerang Sudah ditindaklanjuti dengan Surat TB Berita Acara Serah
Yang Tercatat Dalam Neraca Awal agar menindaklanjuti surat yang telah dikirim Walikota Tangerang No. 700/2409- Terima belum ada
Kota Tangerang Senilai kepada Gubernur Banten untuk segera Bawasda/2007 tanggal 31 Mei 2007
Rp19.986.000.000,00 Belum Disertai dibuatkan Berita Acara Serah Terima kepada Kepala BKKD untuk
Berita Acara Serah Terima Dari Dokumen Aset Instansi Vertikal/LPND. memproses pembuatan BAST
Provinsi Banten Dokumen Aset Instansi
Vertikal/LPND sebagaimana surat ke
Gubernur Banten
STATUS
No. TEMUAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT KETERANGAN
BT TB TS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Modal Perusahaan Yang Berasal Dari BPK-RI menyarankan Ketua Badan Pengawas - Instruksi tertulis Ketua Badan TB Penetapan status aset dan
Pemerintah Pusat Dan Daerah PDAM TBKT menginstruksikan Direksi agar Pengawas kepada Direksi sesuai modal belum diproses oleh
Masing-Masing Sebesar mengoptimalkan koordinasi dan konsultasi surat No.04/AM/XII/2006 tanggal Direksi PDAM yang sedang
Rp39.543.539.696,00 Dan dengan Pemerintah Kota Tangerang dan 22 Desember 2006 untuk segera melakukan konsultansi
Rp5.054.397.230,00 Belum Departemen Keuangan Republik Indonesia memproses penetapan status aset dengan instansi terkait
Ditetapkan Statusnya untuk mendapatkan bukti ketetapan terhadap dan modal baik berasal dari
status modal yang telah diterimanya. Pemerintah Pusat maupun dari
Pemerintah Kota Tangerang;
- Jawaban tertulis Direksi atas
instruksi tersebut sesuai surat
No.001.2/AM/I/2007 tanggal 3
Januari 2007, yang menjelaskan
bahwa hal ini belum diproses
karena perlu dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan instansi
terkait.
2. Direksi PDAM Belum Mengusulkan BPK-RI menyarankan Direksi PDAM TBKT - Instruksi tertulis Direktur Umum TB Proses penghapusan
Penghapusan Piutang Tak Tertagih memerintahkan Kepala Bagian Keuangan agar kepada Kepala Bagian Keuangan piutang tak tertagih masih
Yang Umurnya Telah Lebih Dari Dua meneliti data Piutang Tak Tertagih yang sesuai Nota Dinas No.608/ND- dalam proses
Tahun kemungkinan kecil ketertagihannya dan Dirum/XII/2006 tanggal 28
umurnya telah memenuhi syarat untuk segera Desember 2006 untuk meneliti
diusulkan penghapusannya ke Badan data piutang tidak tertagih yang
Pengawas dan dicatat secara extra comptabel umurnya telah lebih dari 2 tahun
serta tetap diusahakan penagihannya secara untuk diusulkan
4
optimal. penghapusannnya kepada Badan
Pengawas;
- Penjelasan tertulis Direksi kepada
Badan Pengawas atas tindak
lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI
sesuai surat No.001.2/AM/I/2007
tanggal 3 januari 2007, yang
menjelaskan bahwa perhitungan
atas penghapusan piutang tak
tertagih sedang dalam proses.
3. Kebijakan Pemberian Keringanan BPK-RI menyarankan Ketua Badan Pengawas -Instruksi tertulis Ketua Badan TB Usulan kebijakan
Tarif Dalam Rangka Menjaring PDAM TBKT menginstruksikan Direksi agar Pengawas kepada Direksi sesuai pemberian keringanan
Pelanggan Potensial Belum Diatur mengajukan usul kepada Walikota Tangerang surat No.04/AM/XII/2006 tanggal tarif masih dalam proses
Dalam SK Walikota untuk mengatur lebih lanjut tentang kebijakan 22 Desember 2006 untuk
pemberian keringanan tarif dalam SK mengajukan usulan kepada
Walikota. Walikota Tangerang tentang
kebijakan pemberian keringanan
tarif;
- Jawaban tertulis Direksi atas
instruksi tersebut sesuai surat
No.001.2/AM/I/2007 tanggal 3
Januari 2007, yang menjelaskan
bahwa usulan tersebut sedang
dibuat.
Keterangan:
BT : Belum Dilakukan Tindak Lanjut
TB : Tindak Lanjut Belum Sesuai Dengan Rekomendasi
TS : Tindak Lanjut Sesuai Dengan Rekomendasi.