Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIKUM BIOKIMIA

JUDUL PERCOBAAN:
MIKROBIOLOGI : ISOLASI DAN PENANAMAN MIKROBA

Nama : Khrisna Pangeran (24030115140081)


Kelompok :3
Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, 19 September 2017
Asisten : Amy Sugiati (24030113120042)

LABORATRIUM BIOKIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 18 September 2017


Mengetahui,

Asisten Praktikan

Amy Khrisna Pangeran


24030113120042 24030115140081
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 2
ABSTRAK ......................................................................................................................... 4
VI. PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
6.1. Pembuatan Media Penanaman Bakteri................................................................ 6
6.1.1 Medium Cair ............................................................................................... 6
6.1.2 Medium Padat ............................................................................................. 9
6.1.3 Medium pada Cawan Petri ........................................................................ 11
6.2. Inokulasi atau Penanaman Bakteri .................................................................... 11
6.2.1 Metode Spread (Penyebaran) .................................................................... 11
6.2.2 Metode Streak (Penggoresan) ................................................................... 12
6.2.3 Kontrol Negatif ......................................................................................... 14
6.3. Uji Antibakteri .................................................................................................. 15
VII. PENUTUP ............................................................................................................ 17
7.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 17
7.2 Saran ....................................................................................................................... 17
VIII DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 19
IX. LAMPIRAN......................................................................................................... 20
9.1 Perhitungan ............................................................................................................. 20
9.2 Dokumentasi ........................................................................................................... 21
ABSTRAK

Percobaan yang berjudul Mikrobiologi: Isolasi dan Penanaman


Mikroba bertujuan untuk mengenal, mempelajari, dan membuat berbagai macam
medium yang digunakan dalam bidang mikrobiologi, serta teknik menanaman
bakteri serta mengisolasi bakteri untuk mendapatkan biakan murni. Prinsip yang
mendasari percobaan ini adalah inokulasi bakteri dengan konsepsi biakan murni.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode streak (penggoresan),
metode spread (penyebaran), dan metode kontrol negatif. Bakteri yang digunakan
dalam percobaan ini adalah Escherichia coli. Hasil yang diperoleh dalam percobaan
ini adalah: di medium nutrient cair, pada medium positif terdapat endapan putih.
Pada medium agar miring, pada kontrol berwarna putih transparan sedangkan pada
medium positif terjadi kekeruhan dimana timbul bintik-bintik putih pada
permukaan miring medium. Pada medium agar miring, untuk control tetap bening,
sedangkan pada medium padat dengan metode streak (penggoresan) pada cawan
petri terdapat bintik-bintik putih yang menggerombol membentuk suatu koloni dan
pada medium padat dengan metode spread (penyebaran) pada cawan petri yang
digunakan sebagai uji antibakteri menunjukkan hasil yang positif pada produk
rivanol dan akuades sebagai antibakteri.

Kata kunci: bakteri, streak, spread, E. Coli


VI. PEMBAHASAN
Percobaan mikrobiologi Isolasi dan Penanaman Mikroba bertujuan untuk
mengenal, mempelajari, dan membuat berbagai macam medium yang digunakan
dalam bidang mikrobiologi, serta teknik menanaman bakteri dan mengisolasi
bakteri untuk mendapatkan biakan murni. Prinsip yang mendasari percobaan ini
adalah inokulasi bakteri dengan konsepsi biakan murni.
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya
dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.

(Dwidjoseputro, 2005).

Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain


digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural
morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu
spesies
(Dwidjoseputro, 2005).
Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu dengan metode streak
(penggoresan), dan Pread (penyebaran). Teknik streak bertujuan untuk
mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke
dalam medium baru dengan menggunakan jarum ose .
Metode spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan
stok kultur bakteri atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat,
sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belom
memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat
tersebar merata pada bagian permukaan agar.

Pada percobaan ini digunakan bakteri yang bersifat aerob yaitu Escherichia
coli. Bakteri tersebut diinokulasi pada medium cair, medium agar, dan medium
agar miring. Pada pembuatan medium nutrient cair digunakan nutrien-nutrien
berupa ekstrak ragi, pepton, dan NaCl. Sedangkan pada medium padat digunakan
nutrien-nutrien sama dengan nutrien cair hanya ditambahkan bubuk agar yang
berasal dari alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat.

6.1. Pembuatan Media Penanaman Bakteri


6.1.1 Medium Cair
Dalam pembuatan medium cair untuk penanaman bakteri digunakan
nutrien-nutrien berupa ekstrak ragi, pepton, dan NaCl. Ekstrak ragi
digunakan karena ekstrak ragi mengandung natrium karbonat dan natrium
bikarbonat yang berfungsi sebagai sumber karbon (Tarigan, 1998). Ragi
disini juga berfungsi sebagai sumber makanan bagi bakteri. Hal ini karena
sejumlah mikroorganisme membutuhkan sejumlah karbon dalam bentuk
karbondioksida tetapi kebanyakan diantaranya juga membutuhkan
beberapa senyawa karbon organik, seperti gula, dan karbohidrat (Waluyo,
2005).
Pepton juga berfungsi sebagai protein karena pepton merupakan
senyawa organic dalam bentuk asam-asam amino yang merupakan sumber
nitrogen (N) yang penting bagi pertumbuhan bagi bakteri (Waluyo, 2005).
Sedangkan NaCl berfungsi sebagai sumber ion logam Natrium karena
semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam seperti
natrium, kalium, magnesium, mangan, besi, tembaga, dan kobalt. Berbagai
sumber tersebut digunakan untuk pertumbuhan yang normal, tidak
terkecuali kuman (Waluyo, 2005). Ketiganya merupakan nutrien-nutien
atau unsur hara yang diperlukan bakteri agar dapat tumbuh dengan baik.
Medium tempat penginokulasian bakteri memiliki fungsi masing-
masing. Medium cair ini digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
Kemudian medium nutrien cair yang telah dibuat, disterilkan dengan
dimasukkan ke dalam autoklaf atau panci presto. Sebelum dilakukan
pensterilan dengan autoklaf, medium cair ditutup dengan menggunakan
penutup yang telah dibuat dari kapas dan kassa yang kemudian ditutup
kembali menggunakan aluminium foil dan plastik wrap pada bagian mulut
erlenmeyer dengan tujuan agar kotoran-kotoran yang berasal dari luar tidak
masuk ke dalam medium yang telah dibuat sehingga medium tidak
terkontaminasi.
Autoklaf merupakan alat sterilisasi serupa tangki minyak yang dapat
diisi dengan uap air. Autoklaf memiliki suatu ruangan yang dapat menahan
tekanan diatas 1 atm. Dalam autoklaf, yang mensterilkan adalah panas
basah, bukan pada tekanannya. Oleh karena itu, setelah air di dalam tangki
mendidih dan mulai terbentuk uap air maka uap air ini akan mengalir
keruangan pensterilan guna mendesak keluar semua udara di dalamnya.
Bila masih ada udara yang tersisa, maka udara ini akan menambah tekanan
didalam ruangan pensteril yang akan mengganggu naiknya suhu dalam
ruangan tersebut (Waluyo, 2005).
Setelah dilakukan sterilisasi, kemudian medium cair dimasukkan ke
dalam laminar flow yang bertujuan agar medium cair menjadi lebih steril
dan tidak terkontaminasi oleh udara diluar atau kotoran-kotoran yang ada
di lingkungan dengan menggunakan penyinaran UV.
Medium untuk penanaman bakteri terdiri dari medium positif, yaitu
medium yang akan ditanami dengan bakteri Escherichia coli dan medium
negatif atau yang disebut kontrol yang berfungsi sebagai pembanding
untuk pengamatan dan tidak dilakukan inokulasi bakteri terhadapnya.
Namun pada medium cair pada percobaan ini hanya dilakukan pada
medium positif yang kemudian dimasukkan bakteri Escherichia coli ke
dalamnya.

Teknik Inokulasi yang digunakan ialah dengan metode streak,


teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme didalam agar dengan cara
menggoreskan permukaan agar dengan jarum inokulum(ose) yang telah di
inokulasikan dengan kultur bakteri. Dengan teknik inimikroorganisme
yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulumbekas goresan
dari jarum inokulum (ose). (Prescott, 2003)
Setelah tahap inokulasi dilakukan, kemudian melakukan inkubasi
selama 24 jam pada medium dengan mengatur suhu optimum pertumbuhan
bakteri Escherichia coli pada suhu 37oC.
Suhu optimum bagi Escherichia coli adalah 37oC (Atlas,
1998). Escherichia coli adalah bakteri berbentuk batang, anaerob fakultatif
dapat melakukan fermentasi ketika tidak ada oksigen, dan bisa melakukan
respirasi selular secara aerob bila ada oksigen. Bakteri ini memfermentasi
laktosa. Bakteri ini juga katalase positif, oksidase-negatif, dan indol positif.
Mereka bisa tumbuh pada kisaran suhu 7-46oC dan dapat tumbuh pada
aktivitas air minimum 0,95 (Meat & Livestock Australia, 2006).
Setiap spesies mikroorganisme akan tumbuh dengan baik didalam
lingkungan hanya selama kondisinya menguntungkan bagi pertumbuhan
dan untuk mempertahankan dirinya. Begitu terjadi perubahan
radialdalam hal suhu atau pH, yang membuat kondisi bagi pertumbuhan
spesies lain lebih menguntungkan, maka organisme yang telah
teradaptasi dengan baik dalam keadaan lingkungan terdahulu

(Pelezaer Jr. Michael, ESC Chan., 2001).

Inkubasi merupakan alat yang digunakan sebagai tempat


pertumbuhan bakteri yang akan dibiakkan, yang dapat diatur
termperaturnya sehingga sesuai dengan temparatur yang diperlukan bakteri
agar dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan secara optimal. Pengaturan
temperatur pada temperatur optimum tersebut dimaksudkan agar bakteri
mudah berkembang biak dan tumbuh secara optimal. Penginkubasian
dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang akan dibiakkan sesuai dengan
suhu yang diperlukan bakteri untuk tumbuh. Setelah inkubasi selama 24
jam maka bakteri akan tumbuh pada medium positif. Hasil yang seharusnya
diperoleh yaitu pada medium nutrien cair dapat dibedakan antara kontrol
(medium negatif) dan medium positif.
Pada medium kontrolS negatif, larutan yang telah dibuat tidak
terjadi perubahan setelah dilakukan inokulasi yang menunjukkan tidak
tumbuhnya bakteri dalam medium sedangkan pada medium positif,
terdapat perubahan pada larutan yang mana larutan menjadi keruh yang
menunjukkan adanya bakteri. Pada hasil yang diperoleh dalam percobaan
ini yaitu uji positif pada medium positif yang menunjukkan bakteri dapat
tumbuh dalam medium cair yang telah dibuat.

6.1.2 Medium Padat


Medium padat yang dibuat menggunakan bahan yang sama dengan
pembuatan medium cair hanya saja pada medium padat diberi tambahan
berupa bubuk agar atau Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium
yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah
dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan
peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar
digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan
mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah
diuraikan oleh mikroorganisme. (Prescott, 2003)
Medium agar digunakan untuk memperoleh biakan murni. Tahap
yang dilakukan pun sama dengan medium cair. Medium nutrien padat
yang telah dibuat kemudian disterilkan dengan dimasukkan ke dalam
autoklaf. Sebelum dilakukan pensterilan dengan autoklaf, medium padat
ditutup dengan menggunakan penutup yang telah dibuat dari kapas dan
kassa yang kemudian ditutup kembali menggunakan aluminium foil dan
plastik wrap pada bagian mulut erlenmeyer dengan tujuan agar kotoran-
kotoran yang berasal dari luar tidak masuk ke dalam medium yang telah
dibuat sehingga medium tidak terkontaminasi.
Setelah dilakukan sterilisasi, kemudian medium padat dimasukkan
ke dalam laminar flow yang bertujuan agar medium padat menjadi lebih
steril dan tidak terkontaminasi oleh udara diluar atau kotoran-kotoran yang
ada di lingkungan dengan menggunakan penyinaran UV.
Setelah dilakukan sterilisasi, kemudian medium padat yang telah
dibuat dibagi menjadi 2 pada tabung reaksi yang sebelumnya juga telah
disterilkan guna pembuatan medium agar miring. Pembagian medium
padat ini dilakukan di dalam laminar flow dengan tujuan agar medium tidak
terkontaminasi oleh udara luar. Setelah dilakukan pembagian, tabung
reaksi diletakkan di dalam laminar flow dalam posisi miring hingga
medium menjadi benar-benar padat.
Tahap ini dilakukan di dalam laminar flow juga dengan tujuan agar
medium tidak terkontaminasi oleh udara luar sehingga bakteri dapat
tumbuh dengan baik di dalam medium yang telah dibuat. Setelah medium
menjadi padat, salah satu medium dimasukkan bakteri Escherichia coli
dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya telah disterilkan juga
dan yang medium lainnya digunakan sebagai kontrol atau pembanding.
Kemudian kedua tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam inkubasi
selama 24 jam dengan mengatur suhu optimum pertumbuhan bakteri
Escherichia coli pada suhu 37oC.
Penginkubasian dilakukan untuk menumbuhkan bakteri yang akan
dibiakkan sesuai dengan suhu yang diperlukan bakteri untuk tumbuh.
Setelah inkubasi selama 24 jam maka bakteri akan tumbuh pada medium
padat dan bakteri tidak akan tumbuh pada medium padat kontrol. Hasil
yang diperoleh dalam percobaan ini merupakan hasil positif yaitu pada
medium padat yang diberi bakteri Escherichia coli terdapat seperti endapan
putih pada permukaan medium yang menunjukkan bakteri dapat tumbuh
dalam medium tersebut, sedangkan pada medium padat kontrol tidak
terjadi perubahan yang mana tidak menunjukkan adanya pertumbuhan
bakteri di dalam medium tersebut dan menunjukkan adanya perbedaan
dengan medium yang terdapat bakteri.
6.1.3 Medium pada Cawan Petri
Medium padat yang tersisa setelah dilakukan pembagian menjadi 2
tabung reaksi dan diinkubasi selama 24 jam, kemudian dibagi kembali
menjadi 3 ke dalam cawan petri yang akan digunakan pada metode streak,
metode spread, dan kontrol negatif. Sebelumnya, cawan petri terlebih
dahulu disterilkan menggunakan autoklaf dengan membungkusnya dengan
kertas terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar cawan patri tidak basah
karena terkena uap air dari autoklaf karena cawan patri harus berada dalam
kondisi tetap kering dan steril.
Dalam pembagian medium padat ke dalam cawan petri harus
dilakukan di dalam laminar flow dengan tujuan agar medium tidak
terkontaminasi oleh udara luar. Setelah itu, ketiga cawan petri yang telah
berisi medium diletakkan di dalam laminar flow yang kemudian dilakukan
penyinaran UV pada medium hingga medium menjadi padat. Penyinaran
UV ini betujuan agar medium menjadi lebih steril dari kotoran-kotoran
yang ada sehingga bakteri dapat tumbuh dengan baik pada medium
tersebut.

6.2. Inokulasi atau Penanaman Bakteri


Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan dan
pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan
mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan
suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate),
cara tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), dan mikromanipulator
(Suradji, 2006 ).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya
kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya (Adams, 2000).
6.2.1 Metode Spread (Penyebaran)
Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya di atas media
agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur dicampurkan
ketika media masih cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini adalah
mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian
permukaan agar. (Kus Irianto, 2006)
Escherichia coli yang diambil merupakan bakteri yang telah
ditumbuhkan pada medium cair. Penyebaran bakteri pada medium di dalam
cawan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat spreader yang
memiliki bentuk seperti huruf L. Pada bagian lekukkan di spreaderlah yang
digunakan untuk meratakan bakteri pada medium. Sebelumnya dilakukan
penyebaran, spreader terlebih dahulu disterilkan dengan autoklaf dan
penyinaran UV agar mencegah terjadinya kontaminasi oleh udara luar.
Setelah itu, medium yang terdapat pada cawan diteteskan bakteri
yang berasal dari medium cair lalu diratakan dengan menggunakan
spreader yang telah disterilkan. Dalam proses perataan bakteri di dalam
medium ini harus dilakukan dengan sangat berhati-hati. Jangan sampai
medium padat yang ada di dalam cawan menjadi rusak dan perataan yang
dilakukan pun harus benar-benar merata ke seluruh bagian permukaan
medium. Setelah dilakukan perataan oleh bakteri pada medium padat dalam
cawan, selanjutnya menyiapkan kertas yang kemudian dimasukkan ke
dalam cairan antibakteri. Pada tahap ini dilakukan untuk uji antibakteri
pada masing-masing dari cairan antibakteri yang digunakan.

6.2.2 Metode Streak (Penggoresan)


Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar
terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi..
Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat , kemudian
menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan
dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose
disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan
untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah
ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores (Kus Irianto, 2006)
.. Hal ini penting yang harus diperhatikan dalam melakukan
penanaman bakteri, yaitu lingkungan harus berada pada kondisi steril atau
aseptik. Hal ini dilakukan agar medium tidak terkontaminasi oleh
mikroorganisme lain dan dapat tumbuh dengan baik, sehingga diperoleh
biakan murni.

Pada percobaan ini cawan petri dibagi menjadi 4 bagian. Ose steril
yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian
menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan
pada percobaan ini dilakukan 4 kali denagn membentuk garis horisontal
disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose
tersebut digunakan untuk meneruskan goresan sebelumnya pada sisi cawan
ke dua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Oleh
karena itu, sebelum peralatan untuk inokulasi dipergunakan, terlebih
dahulu harus dipanaskan dengan pembakar spirtus.
Pembakaran merupakan cara sterilisasi yang 100% efektif, tetapi
cara ini terbatas penggunaannya. Cara ini biasa dipergunakan untuk
mensterilkan alat penanam kuman (jarum ose atau sengkelit) yakni dengan
membakarnya sampai pijar. Dengan cara ini semua bentuk makhluk hidup
akan dimatikan. Pembakaran juga dilakukan untuk bangkai binatang
percobaan yang mati (Waluyo, 2005).
Setelah keluar dari autoklaf, bakteri kemudian diinokulasi pada
medium. Penginokulasian dilakukan dalam sebuah kolom (incase) yang
bertujuan agar medium tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya
(Waluyo, 2005).

Setelah dilakukan penggoresan pada seluruh bagian di cawan petri,


kemudian cawan petri tersebut dibungkus dengan menggunakan plastik
wrap guna mencegah terjadinya kontaminasi dari udara luar. Setelah itu
dilakukan inkubasi selama 24 jam agar bakteri yang diinokulasi benar-
benar dapat terlihat tumbuh sebagai sebuah koloni. Dari percobaan ini,
diperoleh hasil positif yaitu goresan pada bagian pertama yang terlihat
berwarna putih yang menunjukkan adanya bakteri dimana bakteri
Escherichia coli dapat tumbuh dengan baik pada medium tersebut sebagai
sebuah koloni.
Metode streak (penggoresan) dan metode spread (penyebaran)
merupakan kedua metode yang cukup berbeda. Perbedaan dari kedua
metode tersebut yaitu pada metode spread, permukaan agar-agar
diinokulasi dengan menyebarkan volume inokulum mikroba di atas seluruh
permukaan agar-agar. Lalu, lubang dengan diameter 6 sampai 8 mm
diletakkan secara aseptik dengan penggerek gabus steril (Balouiri, 2016).
Sedangkan pada metode streak melibatkan pembuatan kultur agar yang
sesuai media kultur dengan garis-garis tajam pada permukaan pelat. Selama
bakteri tumbuh, sel mikroba mensekresikan molekul yang berdifusi dalam
medium agar (Balouiri, 2016).

6.2.3 Kontrol Negatif


Pada percobaan ini, cawan petri yang telah berisi medium yang telah
padat dibungkus dengan menggunakan plastik wrap tanpa diberi perlakuan
apapun. Hal ini bertujuan agar cawan petri yang berperan sebagai kontrol
negatif dapat digunakan sebagai pembanding dengan metode spead dan
metode streak. Plastik wrap tersebut berfungsi untuk mencegah terjadinya
kontaminasi medium oleh udara luar. Kemudian cawan diletakkan di dalam
inkubasi selama 24 jam sama seperti cawan di metode spread dan metode
streak. Setelah dilakukan inkubasi, hasil yang diperoleh yaitu hasil positif
dimana tidak terjadinya perubahan pada cawan kontrol negatif yang
menunjukkan adanya perbedaan pada cawan di metode spead dan metode
streak. Tidak terjadinya perubahan pada cawan kontrol negatif dikarenakan
pada cawan tersebut tidak diberi perlakuan apapun selain membungkusnya
dengan menggunakan plastik wrap sehingga medium yang ada di dalam
cawan tetap steril dan bebas dari bakteri.

6.3. Uji Antibakteri


Pengujian aktivitas antibakteri adalah teknik untuk mengukur berapa besar
potensi atau konsentrasi suatu senyawa dapat memberikan efek bagi
mikroorganisme (Dart, 1996).Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada zat
yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri yang dikenal sebagai
bakteriostatik dan yang bersifat membunuh bakteri yang dikenal sebagai
bakterisida

Pada percobaan uji antibakteri ini dilakukan dengan metode difusi dengan
menggunakan cawan petri yang telah dikondisikan dengan media dari bakteri
hasil teknik spread kemudian ditambahkan sebuah disk sebagai indikatornya
ialah lebar dari zona yang terbentuk disekitar disk. (Dart, 1996).

Tujan uji bakteri untuk membuktikan benar atau tidak adanya antibakteri
di dalam cairan antibakteri yang digunakan. Pada percobaan ini digunakan 5
sampe cairan antibakteri, yaitu akuades, rivanol, pembersih lantai merek SOS,
softener So Klin, dan pelembut pakaian merek Kispray. Percobaan ini
dilakukan dengan melanjutkan tahap dari metode spread (penyebaran).
Sebelumnya cawan petri dibagi menjadi 4 bagian untuk menguji dari masing-
masing cairan antibakteri.

Tahap awal yang dilakukan yaitu dengan memasukkan kertas ke dalam


cairan antibakteri yang kemudian diletakkan secara perlahan di atas
permukaan medium pada bagian pertama yang telah disebarkan bakteri
dengan menggunakan pinset. Sebelumnya pinset juga harus dilakukan
sterilisasi dengan menggunakan autoklaf dan penyinaran UV agar terhindar
dari kontaminasi oleh udara luar. Kemudian dilakukan pengulangan pada
keempat cairan antibakteri lainnya yang kemudian diuji ke dalam cawan petri
pada bagian-bagian lainnya.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah hasil negatif pada pembersih
lantai merek SOS dan softener So Klin karena penyebaran bakteri pada
permukaan medium yang kurang merata, serta pada pelembut pakaian merek
Kispray yang mana bakteri tidak dapat mati dengan adanya cairan antibakteri.
Hal ini dapat diketahui dengan tidak adanya zona bening disekitar kertas yang
telah diberi cairan Kispray tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelembut pakaian merek
Kispray tidak dapat digunakan sebagai cairan antibakteri. Sedangkan pada
rivanol dan akuades menunjukkan hasil yang positif yaitu dapat terlihat dari
adanya zona bening pada sekitar kertas yang telah dicelupkan ke masing-
masing cairan. Hal ini menunjukkan bahwa rivanol dan akuades terbukti
sebagai cairan antibakteri. Pada akuades zona bening (zona hambat) yang
terlihat memiliki ukuran sebesar 0,15 cm sedangkan pada rivanol memiliki
ukuran zona bening (zona hambat) sebesar 0,30 cm.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Medium yang digunakan sebagai tempat bertumbuhnya bakteri
dalam percobaan ini yaitu medium nutrient cair, medium agar miring dan
medium agar dalam petri dish
7.1.2 Metode yang digunakan dalam penanaman bakteri dalam percobaan
ini yaitu metode streak dan metodek spread
7.1.3 Hasil inokulasi pada medium cair menunjukkan hasil positif yang
dibuktikan dengan berubahnya warna medium menjadi keruh
7.1.4 Hasil inokulasi pada medium agar miring menunjukkan hasil positif
yang dibuktikan dengan terbentuknya endapan putih pada permukaan media
7.1.5 Hasil pada metode streak menunjukkan hasil positif yang dibuktikan
pada goresan bagian pertama yang terlihat berwarna putih.
7.1.6 Rivanol dan akuades positif mengandung zat antibakteri yang
dibuktikan dengan adanya zona bening disekitar kertas, untuk Kispray
menunjukkan hasil negative karena tidak terbentuk zona bening disekitar
kertas. Aktivitas antibakteri tidak dapat diuji pada sampe SOS dan Softener
So Klin karena bakteri tidak tumbuh merata pada permukaan medium
dengan metode spread.

7.2 Saran
7.2.1 Perhatikan pada proses sterilisasi semua peralatan dan keadaan dari
lingkungn sekitar.
7.2.2 Pada saat menanam bakteri E. Coli harus dengan hati hati dan cepat
agar media tidak terkoyak oleh jarum ose.
VIII DAFTAR PUSTAKA

Adams, M. R. dan M. O. Moss. 2000. Food Microbiology. 2 nd ed. Royal Society


of Chemistry, Athenaeum Press Ltd: University of Surrey, Guildford, UK.
Atlas, R. M. dan Bartha, R. 1998. Microbial Ecology Fundamentals dan
Applications. Benjamin Cummings Publishing Company Inc.: California. 65.
Balouiri, M., M. Sadiki, S.K. Ibnsouda. 2016. Methods for in vitro Evaluating
Antimicrobial Activity: A Review. Journal of Pharmaceutical Analysis 6:
Moroco. 71-79.
Buckle, Edward, dan Fleed, Watton. 1998. Ilmu Pangan. Jakarta : UI Press.
Dart, R K. 1996. Microbiology for the Analytical Chemist. Wales, University of
Wales Press.
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Irianto, Koes. 2006.Mikrobiologi.Bandung: Yrama Widya.
Meat and Livestock Australia. 2006. Pedoman Untuk Pemberian Pakan Sapi
Ternak Asia Tenggara. Meat and Livestock Australia Ltd: Australia.
Pelczaer Jr, ECS Chan., 2001., “Dasar-Dasar Mikrobiologi”., Universitas
Indonesia., Jakarta.
Prescott, L.M. 2003. Microbiology. New York : Mc Graw Hill.
Suradji, Meity Sinaga. 2006. Budidaya Jamur Merang. Jakarta : Penebar Swadaya
Tarigan. 1998. Pengantar Mikrobiologi. Departemen Pendidikan Press:
Yogyakarta.
Waluyo, L. 2005. Microbology Umum. UMM Press : Malang
IX. LAMPIRAN

9.1 Perhitungan
i. Menghitung Persentase Zona Hambat pada Cairan Antibakteri
a) Akuades
𝑧𝑜𝑛𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔
= × 100%
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠
0,15 𝑐𝑚
= × 100%
0,50 𝑐𝑚
= 30%

b) Rivanol
𝑧𝑜𝑛𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔
= × 100%
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠
0,30 𝑐𝑚
= × 100%
0,50 𝑐𝑚
= 60%
9.2 Dokumentasi

isolasi bakteri di dalam medium cair

isolasi bakteri di dalam medium padat (kontrol negatif dan tabung berisi bakteri)
Metode Spread (Penyebaran) Metode Streak (Penggoresan)

Kontrol Negatif
Perbandingan dari metode streak, metode spread, dan kontrol negatif

Anda mungkin juga menyukai