Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MIKROBIOLOGI LANJUTAN

“SITOKIMIA SEL”

OLEH
KELOMPOK I

1. Aveliana Vellani M. Purnamawati (1701040021)


2. Dorce Toy (1701040030)
3. Intan R. Mau (1701040008)
4. Maria A. Benu (1701040009)
5. Martha Y. Mbali (1701040014)
6. Yolanda E. Bees (1701040036)
7. Yumina Oebenu (1701040005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Sitokimia Sel” dengan baik untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Mikrobiologi Lanjutan. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah
pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar.
Kami menyadari bahwa di dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, saran dan masukkan
dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kupang, 19 Januari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
A. Latar Belakang...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 5
A. Pengertian Bakteri Dan Komponen Kimia Penyusun Sel Bakteri........ 5
B. Pengertian Virus Dan Komponen Kimia Penyusun Sel Virus............. 11
C. Pengertian Jamur Dan Komponen Kimia Penyusun Sel Jamur............ 15
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 18
A. Kesimpulan ............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Senyawa penyusun bagian – bagian sel, misalnya dinding sel, membran,
organel, dan inti sel, umumnya merupakan senyawa organik berukuran besar. Senyawa
organik penyusun sel secara garis besar dapat dikelompokan atas 4 kelompok utama,
yakni : Karbohidrat, Lipid, Protein, dan Asam Nukleat.
Istilah karbohidrat meliputi gula dan polimernya. Karbohidrat merupakan
senyawa organik yang disintesiskan dari senyawa anorganik yang mengandung unsur –
unsur C, H, dan O. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida (gula
tunggal). Disakarida adalah gula ganda yang terdiri atas dua monosakarida yang
dihubungkan melalui kondensasi. Karbohidrat yang merupakan makromolekul adalah
polisakarida, polimer yang terdiri dari banyak gula.
Monosakarida (dari bahasa Yunani monos, berarti “tunggal” dan sacchar,
berarti gula) umumnya memiliki rumus molekul yang merupakan beberapa kelipatan
CH2O. Glukosa (C6H12O6), monosakarida yang paling umum, memiliki peran penting
dalam kehidupan. Gugus hidroksil terikat pada setiap karbon kecuali satu, yang
berikatan ganda dengan oksigen untuk membentuk gugus karbonil. Tergantung pada
lokasi gugus karbonil itu, gula bisa sabagai aldosa (gula aldehida) atau sebagai ketosa
(gula keton). Glukosa misalnya, aldosa, fruktosa, dan isomer struktural glukosa
merupakan bagian ketosa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bakteri dan komponen kimia penyusun sel bakteri?
2. Apa pengertian virus dan komponen kimia penyusun sel virus?
3. Apa pengertian jamur dan komponen kimia penyusun sel jamur?
C. Tujuan
1. Komponen kimia penyusun sel bakteri
2. Untuk mengetahui pengertian virus dan komponen kimia penyusun sel virus
3. Untuk mengetahui pengertian jamur dan komponen kimia penyusun sel jamur

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bakteri Dan Komponen Kimia Penyusun Sel Bakteri


1. Pengertian Bakteri
Bakteri, berasal dari kata Latin, bacterium (jamak, bacteria). Mereka
sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan
struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan organel
lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis
dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka
kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm
dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel
hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak
yang bergerak menggunakan flagela yang berbeda dalam strukturnya dari flagela
kelompok lain. Sebagai bagian dari perlindungan, bakteri dapat mensekresikan lendir
ke permukaan dinding sel. 8-10 % fosfolipid dan protein adalah penyusun membran
sitoplasma dan bakteri. Bakteri ada yang memiliki ekor juga disebut dengan flagela
untuk bergerak sedangkan bakteri yang tidak memiliki flagela bergerak dengan cara
seperti berguling (Rosihan, 2015).
2. Ciri Ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1) Organisme multiselluler.
2) Prokariot (tidak memiliki membran inti sel ).
3) Umumnya tidak memiliki klorofil.
4) Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12  s/d ratusan mikron umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5) Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam.
6) Hidup bebas atau parasit.
7) Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.

5
8) Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan.
9) Ciri umum bakteri yang pertama, mereka adalah Organisme prokariota (inti sel
tidak diselimuti membran khusus) juga uniseluler (atau bersel tunggal)
10) Bakteri memiliki dinding sel seperti tumbuhan yang tersusun atau
peptidoglikan dan mukopolisakarida.
11) Bakteri mamiliki endospora yaitu kapsul yang muncul jika kondisi yang tidak
menguntungkan sebagai perisai terhadap panas dan gangguan alam.
12) Dari segi ukuran, bakteri pada umumnya bakteri terlalu kecil seperti
Mycoplasma untuk dilihat mata telanjang yakni sekitar 0,5 mikrometer tapi dan
ada juga yang sedikit lebih besar yakni Epulopiscium fishelsoni mencapai ukuran
yaitu sekitar 10-100 mikrometer.
13) Ciri umum lainnya dari bakteri hidup adalah mereka makhluk yang parasit
(membutuhkan inang seperti manusia atau hewan) tapi ada juga yang hidup bebas.
14) Secara umum bakteri tidak berklorofil.
15) Habitat bakteri dapat tinggal dilingkungan yang keras seperti air panas,
kawah, gambut.
16) Dilihat dari bentuk penampakan, sel bakteri bisa terlihat seperti basil (atau
batang), kokus (berbentuk bola), spirilum (spiral seperti pembuka tutup botol),
kokobasil (bulat dan batang), dan Vibrio (seperti koma).
3. Komponen Kimia Penyusun Sel
1. Dinding Sel
Dinding sel bakteni terdiri dari peptidoglikan yang merupakan
polimer linear dari N-asetilgiukosarnin (NAG) dan N-asetilmuramat (NAM)
yang terjalin membentuk peptida berantai pendek dan menempel pada
muramat. Dinding sel bakteri tersusun oleh jalinan (cross-bridging) rantai
peptida.
Dinding sel bakteri dapat dibedakan dengan melalui teknik
pengecatan Gram (cat differensial yang ditemukan Christian Gram), yaitu :
a) Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang mampu menahan cat
utama Violet kristal dan tetap tenkat kuat pada dinding sel meskipun

6
clilunturkan dengan etanol 95%, sehingga sd bakteri berwama ungu.
Karakteristik dinding sel bakteri gram positif :
1) Hanya mempunyai dua struktur utama yaitu dinding sel dan membran
sitoplasma.
2) Dinding sel tersusun dan peptidoglikan benlapis-lapis (multilayers)
3) Komponen lain penyusun dinding sel bakteri gram positif adalah asam
Iipoteikhoat atau asam teikhoat yang mengandung ribitol atau gliserol,
berfungsi sebagai pengumpul ion. Senyawa tersebut disintesis pada
membran sitoplasma, tumbuh mencuat keluar ke permukaan sel melalui
lapisan peptidoglikan.
b) Bakteri gram negatif. memiliki dinding sel yang tidak mampu
menahan cat utama violet kristal. Permukaan dinding sel gram negatif
jauh lebih kompleks dari pada sel gram positif.
Dinding sel bakteri gram negative :
1) Memiliki lapisan peptidoglikan tunggal (monolayer) yang terdiri dari
membrane lura, diselubungi oleh fosfolipida, lipopolisakarida, enzim dan
lipoprotein yang hidrofobik.
2) Mempunyai protein hidrofilik tersusun oleh tiga agregat protein yang berada
pada membrane luar atau porin yang memungkinkan bahan yang hidrofilik
masuk ke lapisan bagian dalam.
3) Memiliki periplasma yang terletak di antara membran luar dan dalam.
Periplasma merupakan tempat berlan sungnya sejumlah proses fisiologi
karena berisi berbagaimacam larutan protein, meskipun ada yang
menempel membran sitoplasma atau masuk ke dalam ruang periplasma.

7
Gambar: Diagram struktur dinding sel bakteri (Diambil dan Tortora dkk,
2001)

Gambar : Struktur kimia komponen pemyusun dinding sel


bakteri (diambil dan (Prescott & Prescot, 2000).
8
Gambar 2.8. Struktur kantung sel bakteri
(A) Dinding sel bakteri gram negatif dan (B) Dinding sel bakteri gram
positif(diambil
dan Prescot dkk., 2001)

9
2. Ribosom
Ribosom adalah partikel kecil yang mengandung asam ribonukleat (65%) dan
protein (35%) di dalam sitoplasma. Ribosom berperan di dalam polimerisasi asam
menjadi protein. Berdasarkan pengamatan mikroskopi elektron, partikel ribosom
berbentuk bulat dan membentuk suatu rantai molekul RNA mesenger (mRNA)
yang disebut polisom atau poliribosom. Ribosom bakteri terdiri dan dua komponen
dengan berat molekul 508 dan 30S. Kedua partikel tersebut bergabung menjadi
partikel 75S path saat ribosom berfungsi di dalam sintesis protein.
3. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan koloid yang mengansung molekul organik
seperti lemak, protein, karbohidrat, garam-garam mineral, DNA, enzim, klorosom
pada bakteri fotosintetik dan ribosom. Fungsi sitoplasma yaitu sebagai tempat
terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel.
4. Membran Plasma
Membaran Plasma terdiri atas senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat
selektif permeabel yaitu hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu. Fungsi
membran plasma yaitu: Membungkus sitoplasma dan Mengatur pertukaran antara
zat dalam sel dan zat luar sel.
5. DNA (Deoxyribonucleic acid)
Ada 2 macam DNA dalam bakteri yaitu DNA Kromosom dan DNA
nonkromosom (plasmid). DNA kromosom yaitu materi genetik yang menentukan
sebagian besar dari sifat metabolisme bakteri sedangkan Plasmid hanya
menentukan sifat tertentu seperti sifat pantiogen, sifat fertilisasi dan sifat
kekebalan pada antibiotik tertentu. DNA kromosom berbentuk rantai ganda linear
pada organisme eukariotik dan rantai ganda melingkar pada organisme prokariotik.
Sedangkan DNA nonkromosom atau plasmid memiliki bentuk melingkat dengan
ukuran yang lebih kecil dibanding dengan DNA Kromosom.
6. Kapsul atau Lapisan lender
Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan terluar yang melapisi dinding sel
pada jenis bakteri tertentu. Lapisan ini memiliki ketebalan yang bervariasi, jika
laisan ini tebal maka disebut dengan kapsul, jika lapisan ini tipis maka disebut

10
dengan lapisan lendir. Kapsul terdiri atas glikoprotei yaitu senyawa campuran
antara glikogen dan prorein. Sedangkan lapisan lendir terdiri atas air dan
polisakarida. Fungsi kapsul atau Lapisan lendir, antara lain: Sebagai alat
pertahanan dan pelindungan bakteri, Mencegah kekeringan pada sel bakteri,
Sebagai alat melekat bakteri pada sel inang dan Sebagai sumber makanan bakteri.
7. Flagela atau Flagellum
Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun atas senyawa protein yang terdapat
pada dinding sel. Flagela berfungsi sebagai alat gerak. Bentuk umum flagela yang
umum dijumpai antara lain : Monotrik yaitu flagela tunggal yang ditemukan di
satu sisi, Peritrik yaitu flagela yang ditemukan diseluruh tubuh bakteri, Amfitrik
yaitu flagela yang terdapat di masing-masing kutub bakteri dan Lofotrik yaitu
flagela yang terdapat dalam satu sisi/kutub dalam jumlah banyak.
8. Klorosom
Klorosom adalan struktur bakteri yang berada dibagian bawa membran
plasma. Klorosom mengandung pigemen klorofil dan pigmen lain yang berperan
dalan fotosintesis.
9. Endospora
Endospora merupakan bentuk istirahat atau laten dari beberapa jenis bakteri
gram positif dan terbentuk dalam sel bakteri apabila kondisi tidak menguntungkan
bagi bakteri. endospora mengandung sitoplasma, materi genetik dan ribosom
dalam jumlah sedikit. Dinding endospora tebal tersususn atas protein yang
menyebabkan endospora dapat tahan terhadap kekeringan, suhu tinggi, radiasi
cahaya dan juga zat kimia.
B. Pengertian Virus Dan Komponen Kimia Penyusun Sel Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi
tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi

11
ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan
genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak
dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus
influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus
mosaik tembakau).
Ciri-ciri Virus
1. Berukuran ultra mikroskopis
2. Parasit sejati/parasit obligat
3. Berbentuk oval, bulat, batang, huruf T, kumparan
4. Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA
5. Dapat dikristalkan
6. Aktivitasnya harus di sel makhluk hidup
Jenis-Jenis Virus
1. Virus DNA
Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang
berbentuk rantai ganda berpilin. Di dalam sel inangnya, DNA pada virus akan
mengalami replikasi menjadi beberapa DNA dan juga akan mengalami transkripsi
menjadi mRNA. mRNA akan mengalami translasi untuk menghasilkan protein
selubung virus. Masih di dalam sel inang, DNA dan protein virus
mengkonstruksikan diri menjadi virus – virus baru. mRNA juga akan membentuk
enzim penghancur (Lisozim) sehingga sel inang lisis (hancur) dan virus – virus
keluar untuk menginfeksi sel inang lainnya. Contoh Virus yaiu Papiloma, Poliloma,
Parvovirus B19, Adenovirus, Herpes simpleks I (luka di sekeliling mulut), Herpes
simpleks II (perlukaan genital), Varicella zoster (cacar air), Virus Epstein-Barr,
Cytomegalovirus, Vaccinia, Roseola, Cacar sapi, Cacar, Bakteriofag, Hepatitis B

12
virus, Smallpox virus, Transfusion Transmitted Virus, JC virus (progressive
multifocal leukoencephalopathy), Anellovirus, Salterprovirus.
2. Virus RNA
Virus RNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang
berbentuk rantai tunggal atau ganda tidak berpilin. Di dalam sel inangnya, RNA
pada virus akan mengalami transkripsi balik menjadi Hibrid RNA-DNA dan
akhirnya membentuk DNA. Selanjutnya DNA virus akan masuk ke inti sel
inangnya, menyisip ke dalam DNA inangnya. DNA virus akan merusak DNA
inangnya dan membentuk mRNA. mRNA akan mengalami translasi untuk
menghasilkan protein selubung virus untuk menbentuk virus – virus baru. Contoh
Virus yaitu HIV AIDS, Influenza, Virus Hepatitis E, Poliovirus, Paramyxovirus
Paramyxovirus, Virus enteric, Virus rubella, Virus demam kuning, Virus ensefalitis,
Virus tumor RNA, DHF (demam berdarah), Rabies, Campak, Rhinovirus (demam
dan pilek), Reovirus (diare), Gondong, Rotavirus, Enterovirus, Hepatovirus, Virus
ebola
Struktur Virus
Secara umum, struktur tubuh virus terdiri atas 4 bagian utama, yaitu kepala, isi
tubuh, ekor, dan kapsid.

13
1. Kepala
Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang
tersusun oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid
virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks.
Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein
2.  Envelope
Envelope virus merupakan bagian luar dari virus yang mengandung glikoprotein
yang berfungsi sebagai sistem kekebalan sel inang dari virus.
3. Isi Tubuh
Isi tubuh virus atau biasa disebut virion, adalah bahan genetik yang berupa
salah satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki virus
akan mempengaruhi bentuk tubuh virus. Virus dengan isi tubuh berupa RNA
biasanya berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau polihedral, contohnya pada virus-
virus penyebab penyakit polyomyelitis, virus influenza, dan virus radang mulut dan
kuku.
4. Ekor
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai
alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini
umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus.
Adapun pada virus yang hanya menginveksi sel eukariotik, bagian tubuh ini
umumnya tidak dijumpai
5. Kapsid

14
Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang
berfungsi sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah sebagai
pembentuk tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi lingkungan luar.
Klasifikasi Virus
1. Berdasarkan Tempat Hidupnya.
a. Virus bakteri (bakteriofage)
Bakteriofage merupakan virus yang dapat menggandakan dirinya sendiri
dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus , virus ini
sangat kompleks serta mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatut secara
cermat. Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Perancis,
D’Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, serta
ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilihan DNA . Bagian leher berfungsi
untuk memasukkan DNA irus ke dalam sel inangnya.
b. Virus tumbuhan
Virus yang berparasit pada sel tumbuhan . Contoh virus yang parasit
pada tumbuhan : Tobacco Mozaic Virus (TMV0 serta Beet Yellow Virus (BYV).
c. Virus hewan
Virus yang berparasit pada sel hewan. Contoh virus yang ada pada hewan
: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.
2. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat
Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss) DNA pita ganda, (DNA ds), RNA
iota tunggal (RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).
3. Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus
Dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a. Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)
Virus ini meiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membrane. Membrane terdiri
dari dua lipid serta protein, (biasanya glikoprotein) . Membrane ini berfungsi
sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh Herpesvirus,
Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
b. Virus yang tidak memiliki selubung

15
Hanya memiliki capsid (protein) serta asam nukleat(naked virus). Contoh:
Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.
C. Pengertian Jamur Dan Komponen Kimia Penyusun Sel Jamur
Jamur (Fungi) adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel
tunggal, eukariotik, dan berdinding sel dari kitin atau selulosa. Fungi memperoleh
makanannya dengan cara absorpsi. Sebagian besar tubuh fungi terdiri atas benang-benang
yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yang disebut
miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi menyerap
nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang berfungsi dalam reproduksi (Gandjar
dkk. 2000).
Ciri-Ciri Jamur :
Jamur (Fungi) memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari Klasifikasi Kingdom Plantae,
yaitu sebagai berikut ini :
1) Tidak mempunyai Klorofil
2) Tidak dapat membuat makanan sendiri (Heterotrof)
3) Sebagian besar hidup sebagai Parasit
4) Memiliki komponen Inti Sejati
5) Bagian tubuh terdiri dari Satu Sel atau Banyak Sel
6) Tubuh terbentuk berupa benang-benang halus yang disebut Hifa.
7) Setiap bagian tubuh tidak dapat dibedakan antara Batang, Akar, dan Daun (Thallus).
8) Menyimpan makanan ke dalam bentuk Glikogen.
9) Memiliki Dinding sel yang tersusun oleh Zat Kitin.
10) Berkembang Biak dengan membentuk Spora, Membelah diri, dan Fragmentasi.
Komponen Kimia Penyusun Sel Jamur :
1) Struktur dasar jamur adalah hifa. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Ketebalan hifa bervariasi
antara 0,5 mm – 100 mm. Hifa terdiri atas sel-sel sejenis. Sel-sel tersebut satu dan
lainnya dipisahkan oleh dinding sel atau sekat yang dinamakan Septum (jamak:
septa) dan dinamakan hifa bersepta.

16
2) Dinding sel jamur tersusun atas zat kitin dan beta-glukan. Kitin merupakan
polimer karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga terdapat pada
eksoskeleton hewan arthropoda, seperti laba-laba dan serangga. Senyawa kitin
bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda dengan tumbuhan umum yang dinding
selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku. Komposisi utama penyusun
dinding selnya polisakarida yaitu protein, lipid, ion inorganik (P,Ca,Mg).

3) Kapsul : fosofomanan, pentosa, heksosa


4) Membranpalsma : protein dan lipid
5) Nukleus : DNA
6) Vakuola : Polimetafosfot
7) Sitoplasma : glikogen, protein, rna, pigmen dan vitamin
8) Bagian dalam dari dinding sel khamir terutama pada Saccharomces cerevisiae 
terdiri dari senyawa β ( 1-3) glukan dengan beberapa cabang yang digabung oleh
ikatan  β (1-6).
9) Glukan tersebut membentuk suatu jaringan mikrofibril dan bertanggung jawab
mempertahankan bentuk dari sel khamir.
10) Bagian dinding sel khamir yang paling luar terdiri dari senyawa α (1-6) manna
dengan cabang α (1-3) dan α ( 1-2).
11) Manan umumnya terikat pada protein dan manna yang paling luar membawa
kolompok fosfa. Manan menggantukan peran kitin dan glukan. Kitin ditemukan

17
pada septum primer dan pada scar pertunasan khamir serta dalam jumlah yang
sangat sedikit sepanjang bagian dalam dinding sel.
12) Begitu pula senyawa lipid terdapat pada lapisan dalam dari permukaan bagian
dalam dinding sel berfungsi untuk mencegah kekeringan (Volk & Wheeler, 1993).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahsan diatas, dapat disimpulkan bahwa bakteri adalah
kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Struktur sel bakteri relatif
sederhana yakni tanpa nukleus atau inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas. Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan yang
merupakan polimer linear dari N-asetilgiukosarnin (NAG) dan N-asetilmuramat
(NAM). Ribosom adalah partikel kecil yang mengandung asam ribonukleat (65%) dan
protein (35%) di dalam sitoplasma. Sitoplasma merupakan cairan koloid yang
mengansung molekul organik seperti lemak, protein, karbohidrat, garam-garam mineral,
DNA, enzim, klorosom pada bakteri fotosintetik dan ribosom. Membaran Plasma terdiri
atas senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat selektif permeabel yaitu hanya dapat
dilewati oleh zat-zat tertentu.
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi
tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi
ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan
genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Secara umum, struktur
tubuh virus terdiri atas 4 bagian utama, yaitu kepala Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid,
yaitu selubung protein yang tersusun oleh protein., isi tubuh virus atau biasa disebut

18
virion, adalah bahan genetik yang berupa salah satu tipe asam nukleat (DNA atau
RNA). , ekor, dan kapsid.
Jamur (Fungi) adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel
tunggal, eukariotik, dan berdinding sel dari kitin atau selulosa. Struktur dasar jamur
adalah hifa. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. 2) Dinding sel jamur tersusun atas zat kitin
dan beta-glukan. Kitin merupakan polimer karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga
terdapat pada eksoskeleton hewan arthropoda, seperti laba-laba dan serangga. Senyawa
kitin bersifat kuat, tetapi fleksibel. Komposisi utama penyusun dinding selnya
polisakarida yaitu protein, lipid, ion inorganik (P,Ca,Mg).

19
DAFTAR PUSTAKA

Armansyah, Aji. 2019. Pengertian jamur. https://rumus.co.id/pengertian-jamur-adalah/:


diakses pada Rabu, 19 Januari 2020.
Atlas, RM., 1997. Principles of Microbiology. WCB. Wm.C. Brown Publisher. USA
Manis. 2017. Struktur Sel Bakteri Beserta Fungsinya
Lengkap.https://www.pelajaran.co.id/2017/05/struktur-sel-bakteri-struktur-dasar-dan-
struktur-tambahan-beserta-fungsinya.html: diakses pada Rabu, 19 Januari 2020.
Tamam, badrut. 2012. Struktur dan Fungsi Dinding Sel Bakteri.
https://www.generasibiologi.com/2012/09/dinding-sel-bakteri.html: diakses pada
Rabu, 19 Januari 2020.

20

Anda mungkin juga menyukai