Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL

TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN


YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

JURNAL SKRIPSI

Oleh :

FIFIT SYAIFUL PUTRI


2008/05283

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013
1
Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat
Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia

Fifit Syaiful Putri


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : fifitsyaifulp@ymail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko kredit yang diukur dengan non performing loan, dan
tingkat kecukupan modal yang diukur dengan capital adequacy ratio terhadap tingkat profitabilitas yang diukur
dengan (return on assets) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006 sampai 2010. Sedangkan sampel penelitian ini ditentukan dengan
metode purposive sampling sehingga diperoleh 21 perusahaan sampel. Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5%, maka hasil penelitian ini
menyimpulkan: (1) non performing loan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan koefisien β bernilai negatif sebesar -0,476
dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, (2) capital adequacy ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan koefisien β bernilai
positif sebesar 0,245 dan nilai signifikansi 0,024 < 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, disarankan: (1) Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menigkatkan profitabilitas suatu perusahaan. (2) Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya,
dapat menambah sebuah bukti empiris dan ilmu pengetahuan mengenai risiko kredit dan tingkat kecukupan
modal terhadap tingkat profitabilitas sehingga dapat menjadi masukan dalam penelitian yang sejalan dengan ini.

Kata Kunci : Risiko Kredit, Tingkat Kecukupan Modal, Profitabilitas

Abstract
This study aimed to examine the effect of credit risk, as measured by non performing loan,and capital
adequacy as measured by the capital adequacy ratio to the level of profitability (return on assets) in the banking
companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX ).
This study considered the causative research. The population in this study are all banking companies listed
on the Stock Exchange in 2006 until 2010. While the sample was determined by the method of purposive
sampling to obtain a sample of 21 companies. Types of data used is secondary data obtained from
www.idx.co.id. The method of analysis used is multiple regression analysis.
Based on the results of multiple regression analysis with a significance level of 5%, the results of the study
concluded: (1) non performing loan has a negative and significant effect on the level of profitability in the
banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange with the β coefficient is negative amounted to -0.476
and 0.000 significance value <0.05, (2) capital adequacy ratio has earnings per share has a positive and
significant effect on the level of profitability in the banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange
with the β coefficient is positive amounted to 0.245 and significance value 0.024< 0.05.
Based on the above results, it is suggested: (1) For the company, it can be used as consideration in
maximizing the level of profitability, (2) For academics and researchers turn, can increase an empirical and
scientific evidence regarding non performing loan and Capital Adequacy Ratio to the level of profitabilit, which
can be input in line with this research.

Keywords : Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Return On Assets.

1
PENDAHULUAN Kepercayaan masyarakat dalam
Pembangunan nasional suatu bangsa menyimpan dana di bank sangat dipengaruhi
mencakup di dalamnya pembangunan oleh informasi yang diperolehnya mengenai
ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi kualitas dan kinerja bank yang bersangkutan
diperlukan peran serta lembaga keuangan dengan salah satu indikatornya adalah
untuk membiayai, karena pembangunan menilai tingkat kesehatan bank. Menurut
sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh Taswan (2008) penilaian kesehatan bank di
karena itu, keberadaan lembaga keuangan Indonesia sampai saat ini secara garis besar
dalam pembiayaan pembangunan sangat didasarkan pada faktor CAMELS (Capital,
diperlukan. Lembaga keuangan yang terlibat Asset, Management, Earning, Liquidity, dan
dalam suatu pembiayaan pembangunan Sensitivity Market Risk) Ini merupakan alat
ekonomi dibagi dua yaitu lembaga keuangan ukur resmi yang telah ditetapkan oleh Bank
bank (bank) dan lembaga keuangan bukan Indonesia untuk menghitung kesehatan bank
bank (LKBB). di Indonesia. Hasil pengukuran berdasarkan
Bank merupakan salah satu lembaga rasio tersebut diterapkan untuk menentukan
keuangan yang mempunyai peranan penting tingkat kesehatan bank, yang dikategorikan
di dalam perekonomian suatu negara sebagai sebagai berikut: sehat, cukup sehat, kurang
lembaga perantara keuangan (financial sehat dan tidak sehat. Bank yang sehat
intermediary) serta merupakan urat nadi adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-
perekonomian di seluruh negara. Tidak fungsinya dengan baik, yang dapat menjaga
sedikit kegiatan perekonomian terutama di dan memelihara kepercayaan masyarakat,
sektor riil digerakkan oleh perbankan baik menjalankan fungsi intermediari, dapat
secara langsung maupun tidak langsung. membantu kelancaran lalu lintas pembayaran
Bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 serta dapat dipergunakan oleh pemerintah
tahun 1998 tanggal 10 November tentang dalam melaksanakan berbaga kebijakan,
Perbankan: Bank adalah badan usaha yang terutama kebijakan moneter.
menghimpun dana dari masyarakat dalam Apabila kondisi bank dalam keadaan
bentuk simpanan dan menyalurkannya sehat, maka perlu dipertahankan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan kesehatannya, akan tetapi jika kondisinya
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka dalam keadaan tidak sehat maka perlu
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. diambil tindakan untuk memperbaikinya.
Menurut Jopie Jusuf (2001) bank Dari penilaian tingkat kesehatan bank ini
merupakan lembaga perantara antara sektor pada akhirnya akan menunjukkan bagaimana
yang kelebihan dana (surplus) dan sektor kinerja bank tersebut. Menyadari arti
yang kekurangan dana (minus). Bank pentingnya kesehatan dalam suatu bank bagi
menerima simpanan dana dari pihak-pihak pembentukan kepercayaan dalam dunia
yang kelebihan dana misalnya dalam bentuk perbankan serta untuk melaksanakan prinsip
tabungan atau deposito dan menyalurkannya kehati-hatian (prudential banking) dalam
ke pihak-pihak yang memerlukan dana dunia perbankan, maka Bank Indonesia
dalam bentuk pinjaman. Dari definisi merasa perlu untuk menerapkan aturan
tersebut dapat disimpulkan bahwa bank kesehatan bank, yaitu Peraturan Bank
memiliki fungsi ekonomis dan fungsi sosial. Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12
Fungsi ekonomis terletak pada : (1) April 2004 tentang sistem penilaian tingkat
Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk kesehatan bank umum menetapkan bank
simpanan; (2) Menyalurkan dana ke wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan
masyarakat dalam bentuk kredit dan (3) bank secara triwulanan.
Melancarkan transaksi perdagangan dan Banyak pihak yang mempunyai
peredaran uang. Sedangkan fungsi sosial kepentingan untuk mengetahui lebih
terletak pada aspek ikut berperan aktif dalam mendalam tentang laporan keuangan
usaha peningkatan taraf hidup rakyat banyak. perbankan diantaranya: bagi masyarakat luas

2
merupakan suatu jaminan terhadap uang pada industri perbankan. Profitabilitas yang
yang disimpan di bank, jaminan ini diperoleh digunakan dalam penelitian ini diproksikan
dari laporan keuangan yang ada dengan dengan Return On Assets (ROA), karena
melihat angka-angka yang ada dalam laporan ROA memfokuskan kemampuan perusahaan
keuangan. Bagi pemilik perusahaan atau untuk memperoleh laba dalam operasi
pemegang saham, memiliki kepentingan perusahaan. Selain itu Bank Indonesia juga
terhadap laporan keuangan untuk kemajuan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu
perusahaan dalam menciptakan laba dan bank diukur dengan ROA karena Bank
pengembangan usaha bank tersebut. Bagi Indonesia lebih mengutamakan nilai
pemerintah, baik bank pemerintah maupun profitabilitas suatu bank diukur dengan asset
bank swasta adalah untuk mengetahui yang dananya sebagian besar berasal dari
kemajuan dan kepatuhan bank dalam simpanan masyarakat sehingga ROA lebih
melaksanakan kebijakan moneter dan mewakili dalam mengukur tingkat
pengembangan sektor-sektor industri profitabilitas bank (Dendawijaya, 2001).
tertentu. Maka pihak yang berkepentingan ROA digunakan untuk mengukur efektivitas
dan tertarik pada dunia perbankan perusahaan di dalam menghasilkan
diharapkan menganalisis kinerja dan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
Performance suatu bank melalui analisis yang dimilikinya. Apabila ROA meningkat
laporan keuangan bank, sehingga tercapainya berarti profitabilitas perusahaan meningkat
kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap sehingga dampak akhirnya adalah
laporan keuangan yang dikeluarkan oleh peningkatan profitabilitas (Husnan, 1998).
perusahaan perbankan. Kegiatan perkreditan merupakan
Salah satu yang dapat digunakan tulang punggung dari kegiatan utama bank.
dalam mengukur kinerja suatu bank adalah Kredit menjadi sumber pendapatan dan
melalui laporan keuangan yaitu dengan keuntungan bank, disamping itu kredit juga
melihat profitabilitas bank tersebut. Dalam merupakan jenis kegiatan penanaman dana
melakukan kegiatan operasionalnya, bank yang sering menjadi penyebab utama suatu
memiliki tujuan utama yaitu mencapai bank dalam menghadapi masalah besar yaitu
tingkat profitabilitas yang maksimal. adanya suatu keadaan dimana nasabah sudah
Profitabilitas merupakan kemampuan bank tidak sanggup membayar sebagaian atau
untuk menghasilkan atau memperoleh laba seluruh kewajibannya kepada bank seperti
secara efektif dan efisien. Profitabilitas yang telah diperjanjinkan sehingga kredit
perusahaan perbankan menunjukkan tersebut bermasalah atau macet. Menurut
pendapatan yang mampu dihasilkan oleh Siamat (2005) kredit macet atau yang biasa
perusahaan dalam satu atau setiap periode. disebut Non Performing Loan (NPL)
Tingginya profitabilitas suatu bank dapat merupakan rasio yang menunjukkan
menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja pinjaman yang mengalami kesulitan
bank tersebut dapat dikatakan baik, karena pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan
diasumsikan bahwa bank telah beroperasi dan faktor eksternal di luar kemampuan
secara efektif dan efisien dan memungkinkan kendali debitur. Rasio ini menunjukkan
bank untuk memperluas usahanya. kemampuan manajemen bank dalam
Menurut Sartono (2001: 114) rasio mengelola kredit bermasalah yang diberikan
profitabilitas dapat digunakan untuk oleh bank. Artinya, semakin tinggi rasio ini
mengukur seberapa besar kemampuan maka akan semakin buruk kualitas kredit
perusahaan memperoleh laba, baik bank yang menyebabkan jumlah kredit
hubungannya dengan penjualan, asset, bermasalah semakin besar maka
maupun laba bagi modal sendiri. Dalam kemungkinan suatu bank dalam kondisi
pengukuran kinerja perusahaan pada bermasalah semakin besar yaitu kerugian
umumnya diproksikan dengan Return On yang diakibatkan tingkat pengembalian
Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA) kredit macet. Pada bulan April 2009 terdapat

3
68 kasus yang dilaporkan ke BI mengenai (Martono, 2002: 43). Apabila bank mampu
masalah kredit macet yang terjadi di menekan rasio NPL di bawah 5%, maka
beberapa bank di Indonesia. potensi keuntungan yang akan diperoleh
Melihat peranan kredit yang sangat akan semakin besar, karena bank-bank akan
besar dalam perekonomian tentunya menghemat uang yang diperlukan untuk
pemerintah dan perbankan harus menerapkan membentuk cadangan kerugian kredit
kebijakan yang tepat dalam mengatur bermasalah atau Penyisihan Penghapusan
keseimbangan kredit nasional. Aktiva Produktif (PPAP). Dengan semakin
Dendawijaya (2009) mengemukakan kecil PPAP yang di bentuk oleh bank-bank
dampak dari keberadaan NPL yang tidak maka profitabilitas akan semakin besar
wajar salah satunya adalah hilangnya sehingga kinerja bank secara keseluruhan
kesempatan memperoleh income akan menjadi baik.
(pendapatan) dari kredit yang diberikan, Bagi industri perbankan, permodalan
sehingga mengurangi perolehan laba dan merupakan suatu hal yang penting, bank
berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. harus mampu menjaga kepercayaan nasabah
Dendawijaya (2009) mengemukakan pada dengan memiliki modal yang mencukupi
umumnya perbankan di Indonesia bagi kegiatan operasional sehari-hari. Oleh
menghadapi masalah-masalah sebagai karena itu Bank Indonesia menetapkan
berikut. Pertama, NPL yakni jumlah kredit kewajiban penyediaan modal minimum bank
bermasalah, misalnya kredit macet. Dengan seperti yang diatur dalam Surat Edaran Bank
meningkatnya NPL maka akibatnya bank Indonesia No.2/12/DPNP/2000 mengenai
harus menyediakan cadangan penghapusan kewajiban penyediaan modal minimum
piutang yang cukup besar, sehingga bank. Tingkat kecukupan modal pada
kemampuan memberi kredit menjadi sangat penelitian ini diwakili oleh Capital Adequacy
terbatas dan apabila tidak tertagih maka akan Ratio (CAR). Bank Indonesia (2003)
mengakibatkan kerugian. Kedua, likuiditas menetapkan Capital Adequacy Ratio (CAR)
yakni masalah tingginya mobilitas dana yaitu kewajiban penyediaan modal minimum
masyarakat sehingga bank harus melakukan yang harus dipertahankan oleh setiap bank
rangsangan seperti tingkat suku bunga yang sebagai suatu proporsi tertentu dari total
tinggi agar dana masyarakat terhimpun aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)
kembali. sebesar 8%. Dengan ketentuan tersebut, bank
Contoh kasusnya adalah Bank wajib memelihara ketersediaan modal karena
Indoneisa mencabut izin PT Bank Kredit setiap pertambahan kegiatan bank khususnya
Agricole Indosuez pada tahun 2003 yang yang mengakibatkan pertambahan aktiva
disebabkan oleh karena memburuknya harus diimbangi dengan pertambahan
kinerja bank yaitu masalah kredit macet dan permodalan 100 berbanding 8.
masalah permodalan. Selain itu juga pada Menurut Dendawijaya (2009) Capital
tahun 2004 Bank Indonesia menutup PT Adequacy Ratio merupakan rasio yang
Bank Asiatic dan PT Bank Dagang Bali memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva
karena permasalahan likuiditas dan bank yang mengandung risiko (kredit
permodalan banknya yang tidak dapat penyertaan, surat berharga, tagihan pada
diselesaikan. Maka dapat dikatakan bahwa bank lain) untuk dibiayai dari dana modal
usaha bank sangat dipengaruhi oleh sendiri, Disamping memperoleh dana-dana
keberhasilan manajemen bank mengelola dari sumber-sumber di luar, seperti dana
kredit. Usaha bank yang berhasil mengelola masyarakat, pinjaman (utang) dan lain
kreditnya akan berkembang, sedangkan sebagainya. Menurut Aakesa (2006) CAR
usaha bank yang selalu dihadapi kredit merupakan ketentuan permodalan, yaitu
bermasalah akan mundur. rasio minimum perbandingan antara modal
Bank Indonesia telah menentukan risiko dengan aktiva yang mengandung
Non Performing Loan (NPL) sebesar 5% risiko. Dalam kasmir (2000) CAR

4
merupakan rasio yang mengukur kecukupan Teddy Rahman (2009) melakukan
suatu modal bank. Semakin tinggi CAR yang penelitian tentang pengaruh CAR terhadap
dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank perubahan laba pada bank non devisa di
semakin baik, Sehingga laba bank semakin Indonesia. Hasil penelitian Teddy Rahman
meningkat. (2009) CAR berpengaruh positif signifikan
Banyaknya kredit yang bermasalah terhadap perubahan laba. Sedangkan dalam
dapat mengakibatkan terkikisnya permodalan penelitian Yacub Azwir (2006) CAR
bank yang dapat dilihat dari Capital berpengaruh negatif signifikan terhadap
Adequacy Ratio (CAR). Menurunnya CAR ROA. Dalam hal ini terjadi suatu
tentu saja berakibat menurunnya kemampuan kesenjangan (research gap) antara teori yang
bank dalam menyalurkan kredit, yang pada selama ini dianggap benar dan selalu
akhirnya bank kehilangan kemampuannya diterapkan pada industri perbankan dengan
dalam menghasilkan laba yang optimum dari kondisi empiris bisnis perbankan. Apabila
kegiatan pokoknya tersebut. CAR yang hal-hal di atas dibiarkan terjadi maka
rendah juga mengakibatkan kemampuan dikhawatirkan akan mempengaruhi
bank untuk survive pada saat mengalami profitabilitas perbankan di tahun mendatang.
kerugian juga rendah, selain itu CAR yang Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor
rendah juga mengakibatkan turunnya yang menyebabkan fluktuasi profitabilitas
kepercayaan nasabah yang pada akhirnya perbankan (ROA) agar dapat segera diatasi,
dapat menurunkan profitabilitas bank. maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Jumlah bank dengan rasio kecukupan Berdasarkan latar belakang masalah
modal kurang dari 12% terus bertambah di atas maka tujuan dalam penelitian ini
menjadi 18 bank pada Agustus 2009, Setelah adalah untuk:
sempat berkurang pada awal tahun. Kualitas 1. Pengaruh risiko kredit terhadap tingkat
aset yang menurun menjadi penyebab CAR profitabilitas pada perusahaan perbankan.
sejumlah bank tergerus. Data Bank Indonesia 2. Pengaruh tingkat kecukupan modal
menyebutkan sepanjang Agustus 2009 rasio terhadap tingkat profitabilitas pada
kecukupan modal (Capital Adequacy perusahaan perbankan.
Ratio/CAR) tiga bank berkurang hingga di
bawah 12%. Padahal pada bulan Maret 2009, Penelitian ini diharapkan memberikan
Bank dengan CAR kurang dari 12% sempat manfaat:
berkurang tinggal tujuh bank. 1. Bagi penulis diharapkan bahwa dengan
(www.Inaplas.org). melakukan penelitian ini penulis dapat
NPL merupakan risiko yang menambah pengetahuan tentang topik
ditimbulkan dari penyaluran kredit, NPL yang diteliti. Serta menambah wawasan
yang diteliti oleh Hestina Wahyu Dewanti tentang perbankan terutama mengenai
(2009) dan Yacub Azwir (2006) risiko kredit dan modalnya perbankan.
menunjukkan adanya pengaruh negatif tidak 2. Bagi Investor dan Perbankan, yaitu dapat
signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dalam
bertentangan dengan penelitian yang memprediksi dan mengambil keputusan.
dilakukan oleh Anggrainy Putri Ayuningrum 3. Bagi akademis, menambah sebuah
(2011) menyatakan bahwa NPL berpengaruh referensi dari bukti empiris dan ilmu
positif signifikan terhadap ROA. Adanya pengetahuan tentang pengaruh risiko
perbedaan dari penelitian yang dilakukan kredit dan tingkat kecukupan modal
oleh Hestina Wahyu Dewanti (2009), Yacub terhadap tingkat profitabilitas pada bank-
Azwir (2006), dan Anggrainy Putri bank yang telah go public di BEI.
Ayuningrum (2011), Maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan pengaruh NPL terhadap
ROA.

5
TELAAH LITERATUR DAN menggunakan aktiva untuk memperoleh
PENGEMBANGAN HIPOTESIS profitabilitas. Rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank
Profitabilitas dalam memperoleh laba sebelum pajak yang
Menurut Sawir (2001), profitabilitas dihasilkan dari rerata total asset.
merupakan hasil akhir dari berbagai Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas bank dapat bersumber dari
kemampulabaan akan memberikan jawaban kinerja operasi yang ditunjukkan beberapa
akhir tentang efektivitas manajer perusahaan indikator. Salah satu sumber utama indikator
dan memberikan gambaran tentang yang dijadikan dasar penilaian adalah
efektivitas pengelolaan perusahaan. laporan keuangan bank yang bersangkutan.
Riyanto (1998:36) Profitabilitas adalah Berdasarkan laporan keuangan bank, akan
kemampuan suatu bank dalam menghasilkan dapat dihitung sejumlah rasio laporan
laba usaha dengan modal sendiri dan modal keuangan yang lazim dijadikan dasar
asing yang digunakan untuk menghasilkan penilaian tingkat kesehatan bank diantaranya
laba tersebut. adalah rasio permodalan dengan pengukuran
1) Profitabilitas yang hubungannya dengan CAR, kualitas aktiva produktif dengan
penjualan pengukuran NPL. Tingginya profitabilitas
Rasio pertama yang dipertimbangkan suatu perusahaan menunjukkan bahwa
adalah rasio margin laba kotor. Rasio ini sebagian besar kinerja keuangan perusahaan
menunjukkan laba dari perusahaan relatif tersebut dikatakan baik, Jika kinerja
terhadap penjualan setelah dikurangi dengan keuangan perusahaan dalam menghasilkan
harga pokok produksinya. Rasio ini laba meningkat maka hal ini akan
merupakan ukuran efisiensi operasi menunjukkan daya tarik investor dan calon
perusahaan. Rasio yang kedua yang investor dalam menanamkan modalnya
dipertimbangkan adalah rasio margin laba keperusahaan. Bagi perbankan, keuntungan
bersih yaitu rasio yang mengukur utama diperoleh dari selisih antara bunga
profitabilitas perusahaan dari penjualan simpanan yang diberikan kepada penyimpan
setelah menghitung seluruh biaya dan pajak dengan bunga pinjaman atau kredit yang
penghasilan. Dengan mempertimbangkan disalurkan.
kedua rasio tersebut secara bersamaan, maka Profitabilitas suatu perusahanan
diberikan penilaian tentang operasi diukur dengan kesuksesan perusahaan dan
perusahaan. Jika margin laba kotor kemampuan menggunakan aktivanya secara
mengalami penurunan, diketahui bahwa produktif, dengan demikian profitabilitas
harga pokok produksi telah meningkat relatif suatu perusahaan dapat diketahui dengan
terhadap penjualan. Hal ini disebabkan oleh memperbandingkan antara laba yang
harga yang lebih rendah atau efisiensi diperoleh dalam suatu periode dengan
operasi yang lebih rendah sehubungan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan
dengan volume. Oleh karena itu, faktor- tersebut. Profitabilitas sering digunakan
faktor tersebut harus dianalisa untuk untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
mengetahui penyebab sebenarnya. dalam suatu perusahaan dengan
2) Profitabilitas yang hubungannya dengan memperbandingkan antara laba dengan
investasi modal yang digunakan dalam operasi, oleh
Salah satu ukuran dari profitabilitas karena itu keuntungan yang besar tidak
yang hubungannya dengan investasi yaitu menjamin atau bukan merupakan ukuran
tingkat pengembalian investasi atau bahwa perusahaan tersebut berhasil.
pengembalian aktiva (ROA). Rasio ini Menggunakan profitabilitas untuk ukuran
mengukur efektivitas perusahaan, dalam hal efisiensi suatu perusahaan merupakan cara
ini bank memanfaatkan seluruh dananya, yang baik, sebab perusahaan akan sulit
menunjukkan efektivitas manajemen dalam

6
meningkatkan profitabilitasnya tanpa kemungkinan suatu bank dalam kondisi
meningkatkan efisiensi. bermasalah semakin besar yaitu kerugian
Profitabilitas di ukur dengan Return yang diakibatkan tingkat pengembalian
On Assets (ROA). Menurut Munawir (2002: kredit macet.
269) ROA adalah merefleksikan seberapa Salah satu risiko yang dihahapi bank
banyak perusahaan telah memperoleh hasil adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang
atas sumber daya keuangan yang ditanamkan telah diberikan atau yang sering disebut
oleh perusahaan risiko kredit. Risiko kredit atau default risk
Rumus dasar perhitungan Return On umumnya timbul dari berbagai kredit yang
Assets secara matematis yang menurut masuk dalam kategori bermasalah atau Non
Syamsuddin (2004) adalah sebagai berikut: Performing Loan. Keberadaan Non
Laba Bersih Performing Loan dalam jumlah yang cukup
Return On Assets = x 100% banyak dapat menimbulkan kesulitan
Total Aktiva sekaligus menurunkan tingkat kesehatan
bank yang bersangkutan. Oleh sebab itu bank
Risiko Kredit dituntut untuk selalu menjaga kredit tidak
Dendawijaya (2005:82) mengatakan berada dalam Non Performing Loan.
bahwa kredit bermasalah merupakan Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh
kegagalan pihak debitur memenuhi Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%,
kewajibannya untuk membayar angsuran jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi
(cicilan) pokok kredit beserta bunga yang penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang
telah disepakati kedua belah pihak dalam bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai.
perjanjian kredit. Sedangkan menurut Siamat Meskipun tidak dapat menghindari penuh
(2004:174) pengertian kredit bermasalah risiko kredit, tetapi diusahakan agar jumlah
adalah sebagai berikut: “Kredit bermasalah kredit yang bermasalah berada dalam batas
atau problem loan dapat diartikan sebagai yang wajar.Menurut Taswan (2008) dan
pinjaman yang mengalami kesulitan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001
dan atau karena faktor eksternal diluar perhitungan Non Performing Loan adalah
kemampuan debitur.” sebagai berikut:
Menurut pengertian diatas, berarti Kredit Macet
kredit bermasalah merupakan pinjaman yang Non Performing Loan = x100%
mengalami penangguhan dalam pembayaran Total Kredit
angsuran pokok dan tunggakan bunga atau
bahkan tidak dilunasi sama sekali, Tingkat Kecukupan Modal
dikarenakan ketidak mampuan debitur untuk Menurut Hasibuan (2004: 61), secara
membayarnya, sehingga pengembalian kredit umum mengemukakan bahwa modal sendiri
tidak dilakukan tepat waktu dan tepat jumlah bank atau equity fund adalah sejumlah uang
sesuai perjanjian kredit. tunai yang telah disetorkan pemilik dan
Menurut Dendawijaya (2009) kredit sumber-sumber lainnya yang berasal dari
bermasalah adalah kredit-kredit yang dalam bank itu sendiri yang mana terdiri dari
kategori kolektibilitasnya masuk dalam modal inti dan modal pelengkap. Modal bank
kriteria kredit macet atau disebut juga Non juga merupakan dana yang diinvestasikan
Performing Loan (NPL). Rasio ini oleh pemilik dalam rangka pendirian badan
menunjukkan kemampuan manajemen bank usaha yang dimaksudkan untuk membiayai
dalam mengelola kredit bermasalah yang kegiatan usaha bank disamping memenuhi
diberikan oleh bank. Artinya, semakin tinggi peraturan yang ditetapkan (Dahlan Siamat,
rasio ini maka akan semakin buruk kualitas 2000: 56). Dapat disimpulkan bahwa modal
kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bank merupakan dana yang diinvestasikan
bermasalah semakin besar, maka oleh pemilik untuk membiayai kegiatan

7
usaha bank yang jumlahnya telah ditetapkan modal yang ada pada suatu bank telah
pada saat pendirian usaha bank tersebut. memadai atau belum. Jika modal rata-rata
Modal merupakan faktor yang amat suatu bank lebih baik dari bank lainnya,
penting bagi perkembangan dan kemajuan maka bank bersangkutan akan lebih baik
bank, serta sebagai upaya untuk tetap solvabilitasnya.
menjaga kepercayaan masyarakat.
Sebagaimana layaknya sebuah badan usaha, Penelitian yang Relevan
modal bank harus dapat digunakan untuk Penelitian-penelitian yang terkait
menjaga kemungkinan timbulnya risiko tentang tingkat profitabilitas telah dilakukan
kerugian akibat dari pergerakan aktiva bank sebelumnya, diantaranya dilakukan Hestina
yang pada dasarnya sebagian besar berasal Wahyu Dewanti (2009), meneliti tentang
dari pinjaman pihak ketiga (dana Analisis Pengaruh Perubahan NPM, LDR,
masyarakat). Kecukupan modal dalam NPL dan BOPO Terhadap Perubahan Laba.
penelitian ini diproksikan melalui Capital Penelitian ini dilakukan pada bank devisa
Adequacy Ratio (CAR). CAR menunjukkan dan non devisa periode 2004 – 2007. Dalam
seberapa besar modal bank telah memadai penelitian ini persamaan regresi linier
untuk menunjang kebutuhannya dan sebagai berganda digunakan sebagai alat
dasar untuk menilai prospek kelanjutan penelitiannya. Hasil dari penelitian ini adalah
usaha bank bersangkutan (Dendawijaya, NPM berpengaruh positif dan signifikan
2005:122). terhadap perubahan laba bank devisa dan
Sesuai dengan SE BI No. 26/5/BPPP non devisa. Perubahan LDR berpengaruh
tanggal 29 Mei 1993 besarnya CAR yang positif dan tidak signifikan terhadap
harus dicapai oleh suatu bank minimal 8% perubahan laba pada semua bank. Sedangkan
sejak akhir tahun 1995, dan sejak akhir tahun perubahan NPL berpengaruh negatif dan
1997 CAR yang harus dicapai minimal 8%. tidak signifikan terhadap perubahan laba
Rumus dasar dari perhitungan semua bank. Perubahan BOPO berpengaruh
Capital Adequacy Ratio secara matematis negatif dan signifikan terhadapa perubahan
yang menurut Jumingan (2006: 243) adalah laba bank devisa, gabungan bank devisa dan
sebagai berikut: non devisa.
Modal Penelitian Teddy Rahman (2009),
Capital Adequacy Ratio = x 100% meneliti tentang faktor yang mempengaruhi
ATMR perubahan laba bank di Indonesia. Dalam
penelitian ini faktor yang menyebabkan
Komponen modal terdiri atas modal perubahan laba adalah CAR, NIM, BOPO,
inti dan modal pelengkap dengan LDR dan NPL. Data yang digunakan dalam
memperhitungkan penyertaan yang penelitian ini diperoleh dari Laporan
dilakukan bank sebagai faktor pengurang Keuangan Publikasi Bank Non Devisa yang
modal, sehingga ATMR bank umum diterbitkan oleh Bank Indonesia. Jumlah
dihitung berdasarkan bobot risiko masing- sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
masing pos aktiva neraca dan rekening 22 bank diperoleh melalui tahap purposive
administrasi. sampel. Teknik analisis data dalam
Bank Indonesia menetapkan penelitian ini digunakan analisis regresi
kebijakan bagi setiap bank untuk memenuhi berganda untuk memperoleh gambaran yang
rasio CAR minimal 8%, jika kurang dari 8% menyeluruh mengenai hubungan anatar
maka akan dikenakan sanksi oleh Bank variabel yang satu dengan yang lainnya.
Indonesia. Ketentuan CAR pada prinsipnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku variabel CAR dan LDR berpengaruh positif
secara internasional (BIS). CAR yang signifikan terhadap ROA, sedangkan
didasarkan pada standar BIS (8%) adalah Variabel BOPO dan NPL berpengaruh
salah satu cara untuk menghitung apakah negatif dan dan signifikan terhadap ROA,

8
variabel NIM berpengaruh positif tidak kemungkinan suatu bank dalam kondisi
signifikan terhadap ROA. bermasalah semakin besar yaitu kerugian
Menurut Yacub (2006), dalam yang diakibatkan tingkat pengembalian
penelitian ini rasio–rasio bank yang kredit macet. Dendawijaya (2009)
mempengaruhi Profitabilitas bank (ROA) mengemukakan dampak dari Non
adalah : CAR, BOPO, LDR dan NPL dan Performing Loan yang tidak wajar salah
PPAP. Menurut Yacub (2006) dalam satunya adalah hilangnya kesempatan
penelitiannya tentang analisis pengaruh memperoleh income (pendapatan) dari kredit
CAR, BOPO, LDR, NPL dan PPAP terhadap yang diberikan, sehingga mengurangi
ROA bank periode 2001 - 2004. perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi
Memberikan hasil sebagai berikut CAR, profitabilitas bank. Penelitian yang dilakukan
BOPO, dan LDR secara parsial berpengaruh oleh Hestina (2009) dan Teddy (2009)
negatif siginifikan terhadap ROA bank tentang pengaruh variabel Non Performing
sedangkan NPL dan PPAP berpengaruh Loan terhadap profitabilitas menunjukkan
negatif tidak signifikan terhadap ROA. hasil bahwa Non Performing Loan
Penelitian yang dilakukan oleh memberikan pengaruh negatif terhadap
Anggrainy Putri Ayuningrum (2011), profitabilitas bank. Hal ini menunjukkan
bertujuan untuk menguji pengaruh Capital bahwa semakin besar kredit bermasalah yang
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing terjadi pada suatu bank maka akan
Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), mengakibatkan profitabilitas bank tersebut
Loan to Deposit Ratio (LDR) dan BOPO menjadi buruk.
terhadap Return On Assets (ROA) pada Hubungan tingkat kecukupan modal
perusahaan perbankan di Bursa Efek terhadap profitabilitas
Indonesia periode 2005 – 2009. Dalam Menurut Dendawijaya (2005: 119),
penelitiannya metode analisis yang pengaruh tingkat kecukupan modal terhadap
digunakannya adalah analisis regresi profitabilitas dapat dinyatakan sebagai
berganda. Hasil dari penelitiannya berikut, tingkat kecukupan modal yang
menjelaskan Capital Adequacy Ratio (CAR), dijadikan sebuah indikator kesehatan suatu
Net Interest Margin (NIM), Non bank. Dapat diartikan sebagai kemampuan
Performing Loan (NPL) , BOPO suatu bank untuk melakukan kegiatan
berpengaruh positif signifikan terhadap operasional perbankan secara normal dan
Return On Asstes (ROA) sedangkan LDR mampu memenuhi semua kewajibannya
tidak mempunyai pengaruh signifikan dengan cara-cara yang sesuai dengan
terhadap Return On Asstes (ROA). peraturan perbankan yang berlaku. Profit
atau laba merupakan indikasi kesuksesan
Hubungan Antar Variabel suatu badan usaha. Informasi kinerja
Hubungan Risiko Kredit dengan tingkat perusahaan terutama dalam hal kemampuan
Profitabilitas. perusahaan untuk memperoleh laba
Non Performing Loan atau yang (profitabilitas) diperlukan untuk menilai
sering disebut kredit bermasalah dapat perubahan potensial sumber daya ekonomi
diartikan sebagai pinjaman yang mengalami yang mungkin dikendalikan dimasa yang
kesulitan pelunasan akibat adanya faktor akan datang. Manajemen bank lebih
kesenjangan atau faktor eksternal di luar mementingkan penilaian besarnya ROA
kemampuan kendali debitur. Rasio ini karena lebih mengutamakan nilai
menunjukkan kemampuan manajemen bank profitabilitas suatu bank yang diukur dengan
dalam mengelola kredit bermasalah yang aset yang dananya sebagian besar berasal
diberikan oleh bank. Artinya, semakin tinggi dari dana simpanan masyarakat. Rasio
rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kecukupan modal merupakan faktor yang
kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit penitng bagi bank dalam rangka
bermasalah semakin besar maka pengembangan usaha dan menampung

9
kerugian serta mencerminkan kesehatan cara memperbandingkan laba sebelum pajak
bank yang bertujuan untuk menjaga dengan total aset perusahaan.
kepercayaan masyarakat kepada perbankan, Oleh karena itu, penting untuk
melindungi dana masyarakat pada bank mengetahui pengaruh risiko kredit yang
bersangkutan dan untuk memenuhi ketetapan diukur menggunakan NPL (Non Performing
standar BIS. Dengan permodalan yang kuat Loan) serta tingkat kecukupan modal yang
akan mampu menjaga kepercayaan diukur dengan CAR (Capital Adequacy
masyarakat terhadap bank yang Ratio) terhadap ROA yang menggambarkan
bersangkutan, sehingga masyarakat percaya profitabilitas suatu bank.
untuk menghimpun dana pada bank tersebut, Non Performing Loan (NPL)
dana yang terhimpun tersebut kemudian merupakan rasio kredit yang dihadapi bank
disalurkan kembali oleh bank kepada karena menyalurkan dananya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam masyarakat dalam bentuk pinjaman. Non
bentuk kredit ini dapat mendorong Performing Loan (NPL) merefleksikan
pendapatan sehingga menghasilkan bunga, besarnya risiko kredit yang dihadapi bank,
dari bunga itulah bank mendapatkan laba semakin kecil Non Performing Loan (NPL),
atau profit. Dengan tingkat laba atau maka semakin kecil pula risiko kredit yang
profitabilitas inilah bank dapat meningkatkan ditanggung pihak bank. Jika NPL tinggi
struktur permodalan yang kuat sehingga maka kesempatan bank dalam memperoleh
dapat membentuk kondisi keuangan yang laba dari bunga kredit dan pengembalian
sehat. kredit akan hilang. Hilangnya kesempatan
Penelitian yang dilakukan oleh memperoleh laba dari kredit yang macet
Anggraini (2011) menunjukkan bahwa mempengarui proyeksi keuntungan yang
adanya pengaruh Capital Adequacy Ratio direncanakan sehingga secara langsung
terhadap tingkat profitabilitas dimana berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank Bank dalam memberikan kredit harus
menunjukkan kinerja bank semakin baik, melakukan analisis terhadap kemampuan
sehingga pendapatan laba bank semakin debitur dalam memenuhi kewajiban. Bank
meningkat. Sejalan juga dengan penelitian melakukan peninjauan, penilaian, dan
yang dilakukan oleh Teddy (2009) yang pengikatan terhadap agunan untuk
meneliti tentang pengaruh CAR memperkecil risiko kredit. Pengaruh NPL
menunjukkan bahwa CAR memiliki terhadap ROA menunjukkan pengaruh yang
pengaruh yang positif terhadap perolehan negatif artinya semakin tinggi NPL
laba pada bank. menunjukkan resiko kredit yang ditanggung
bank tinggi sehingga dapat menurunkan
Kerangka Konseptual pendapatan bank. Jadi, Non Performing Loan
Profitabilitas merupakan tujuan (NPL) berpengaruh signifikan negatif
utama dari sebuah perusahaan. Profitabilitas terhadap Profitabilitas (pengembalian)
sangat memegang peranan yang sangat Perbankan.
penting untuk masa depan perusahaan, oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) juga
karena itu perusahaan harus memiliki biasa disebut dengan rasio kecukupan modal,
profitabilitas yang baik untuk menjamin yang berarti jumlah modal sendiri yang
masa depan perusahaan. Profitabilitas diperlukan untuk menutup risiko kerugian
perbankan diukur dengan ROA. yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva
ROA digunakan untuk mengukur yang mengandung risiko serta membiayai
kemampuan manajemen (efektivitas seluruh benda tetap dan inventaris bank.
perusahaan) dalam menghasilkan Seluruh bank yang ada di Indonesia
keuntungan dengan memanfaatkan aset yang diwajibkan untuk menyediakan Capital
dimilikinya. ROA dapat dihitung dengan Adequacy Ratio (CAR) minimal sebesar 8%.
Semakin besar Capital Adequacy Ratio

10
(CAR) maka keuntungan bank juga semakin penelitian kausatif (causative). Kausatif
besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko merupakan penelitian dengan menggunakan
suatu bank maka semakin besar keuntungan karakteristik masalah berupa hubungan
yang diperoleh bank. sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Penelitian ini menguji hubungan antara
digunakan untuk menilai kecukupan modal variabel independen (X) dengan variabel
yang dimiliki bank dalam menyerap kerugian dependen (Y). Dimana penelitian ini
yang mungkin timbul dari kegiatan usaha bertujuan untuk melihat seberapa besar
bank. Semakin besar Capital Adequacy Ratio variabel bebas mempengaruhi variabel
(CAR) mengindikasikan bahwa bank terikat. Penelitian ini berusaha menjelaskan
semakin solvable. Modal selain untuk pengaruh Risiko Kredit (X1) dan Tingkat
menyerap kerugian yang mungkin timbul Kecukupan Modal (X2) sebagai variabel
dari kegiatan usaha dapat juga digunakan independen terhadap Tingkat Profitabilitas
untuk ekpansi usaha. Ekspansi usaha atau (Y) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
peningkatan aktiva produktif yang dilakukan (BEI) sebagai variabel dependen.
bank akan meningkatkan laba yang diperoleh
bank. Jadi, Rasio kecukupan modal (CAR) Tempat dan Waktu Penelitian
berpengaruh signifikan positif terhadap Penelitian ini dilakukan pada
profitabilitas (pengembalian) Perbankan. perusahaan perbankan yang terdaftar di
Berdasarkan uraian diatas maka dapat Bursa Efek Indonesia, dimana data diperoleh
digambarkan kerangka konseptual seperti dari berbagai sumber informasi antara lain,
pada Gambar 1. Kerangka Konseptual ICMD (Indonesia Capital Market
(lampiran) Directory), serta website IDX:
http:www.idx.co.id.
Hipotesis Waktu penelitian ini adalah dari
Hipotesis adalah dugaan sementara tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
atau kesimpulan sementara atas masalah
yang hendak diteliti. Perumusan hipotesis Populasi dan Sampel
dilakukan berdasarkan pada literatur yang Populasi merupakan keseluruhan
telah ada. Hipotesis-hipotesis yang dibentuk objek yang memenuhi syarat-syarat tertentu
dalam penelitian ini didasarkan pada dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
penelitian sebelumnya, sehingga diharapkan Populasi yang akan diamati dalam penelitian
hipotesis tersebut cukup valid untuk diuji. ini adalah seluruh perusahaan perbankan
Berdasarkan teori dan latar belakang yang terdaftar di BEI selama tahun
permasalahan yang telah dikemukakan pengamatan yaitu dari tahun 2006 sampai
sebelumnya maka dapat dibuat beberapa 2010, dengan jumlah populasi sebanyak 33
hipotesis terhadap permasalahan sebagai perusahaan perbankan yang telah go public.
berikut: Pemilihan sampel dilakukan dengan
H1 : Risiko kredit (NPL) berpengaruh teknik purposive sampling, yaitu pemilihan
signifikan negatif terhadap profitabilitas sampel yang didasarkan pada kriteria
(ROA). tertentu. Kriteria yang akan digunakan
H2 : Tingkat kecukupan modal (CAR) adalah:
berpengaruh signifikan positif terhadap a. Perusahaan perbankan yang telah go
profitabilitas (ROA). public dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan
METODE PENELITIAN tahun 2010.
Jenis Penelitian b. Perusahaan tersebut tidak mengalami
Berdasarkan rumusan masalah dan delisting selama periode pengamatan.
tujuan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka penelitian ini tergolong

11
c. Menerbitkan dan mempublikasikan dalam menglola risiko yang ditimbulkan dari
laporan keuangan tahunan pada tahun aktivitas perbankan. Profitabilitas ini di ukur
2006 sampai dengan 2010. dengan menggunakan rasio Return On Assets
Berdasarkan pada Tabel 1. Kriteria (ROA).
Pemilihan Sampel (lampiran), maka Perhitungan ini menggunakan rumus:
perusahaan perbankan yang memenuhi Laba bersih
kriteria dan dijadikan sampel dalam ROA = x 100%
penelitian ini berjumlah 21 perusahaan Total Aktiva Syamsudin (2004)
perbankan yang ditunjukkan dalam Tabel 2.
Daftar Perusahaan Sampel (lampiran).
Variabel Independen (X)
Jenis data dan sumber data Risiko Kredit (X1)
Jenis data yang digunakan dalam Merupakan rasio kredit yang
penelitian ini adalah data sekunder. Data ini menunjukkan jumlah kredit yang disalurkan
diperoleh dari laporan keuangan perbankan yang mengalami masalah tentang kegagalan
tahun 2006 – 2010 yang di terbitkan dari pihak debitur untuk memenuhi kewajibannya
ICMD dan BEI. Sumber data adalah data membayar angsuran (cicilan) pokok beserta
sekunder yang diperoleh dari Indonesian bunga yang telah disepakati. NPL dinyatakan
Capital Market Directory, www.idx. co. id, dalam rumus berikut:
IDX Statistics Book, dan Kredit Macet
www.finance.yahoo.com. NPL = x 100%
Total Kredit (Taswan, 2008)
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang Tingkat Kecukupan Modal (X2)
dibutuhkan dalam penelitian ini penulis CAR merupakan rasio permodalan
menggunakan teknik observasi dokumentasi yang menunjukkan kemampuan bank dalam
dengan melihat laporan keuangan menyediakan dana untuk keperluan
perusahaan sampel. Dengan teknik ini pengembangan usaha dan menampung
penulis mengumpulkan data laporan kemungkinan resiko kerugian yang mungkin
keuangan perusahaan dari tahun 2006 sampai terjadi dalam kegiatan operasional bank
2010 mengenai variabel yang akan diteliti (Achmad dan Kusno, 2003). CAR
yaitu Non Performing Loan dan Capital merupakan rasio antar jumlah modal sendiri
Adequacy Ratio. Data diperoleh melalui terhadap aktiva tertimbang menurut resiko
ICMD, data dari pojok BEI FE UNP, situs (ATMR). CAR dapat dirumuskan sebagai
resmi bursa efek indonesia (www.idx.co.id) berikut:
dan web-web terkait lainnya serta dengan
cara mempelajari literatur yang berkaitan Modal
dengan permasalahan penelitian baik media CAR = x 100%
cetak maupun elektronik. ATMR (Jumingan, 2006)

Variabel Penelitian dan Pengukuran - Teknik Analisis Data


Variabel Sesuai dengan tujuan penelitian dan
Variabel Dependen (Y) hipotesis, maka analisis data ini bertujuan
Variabel terikat (dependent variabel) untuk mengetahui peran masing-masing
yaitu variabel dimana faktor keberadaannya variabel bebas dalam mempengaruhi variabel
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat. Sebelum melakukan analisis regresi,
terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat ada beberapa syarat pengujian yang harus
Profitabilitas, yang mana menunjukkan dipenuhi agar hasil olahan data benar-benar
kemampuan perusahaan menghasilkan laba menggambarkan apa yang menjadi tujuan
atau bias dikatakan kemampuan perusahaan penelitian yaitu :

12
1. Uji Asumsi Klasik lain. Salah satu cara untuk mendeteksi
adanya heteroskedastisitas dapat
Sebelum melakukan pengujian dilakukan dengan uji glejser. Uji glejser
regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian mempertimbangkan untuk meregresi nilai
asumsi klasik yang berguna untuk absolut residual terhadap variabel bebas
mengetahui apakah data yang digunakan (Gujarati, 2007:93). Jika variabel bebas
telah memenuhi ketentuan dalam model signifikan secara statistik mempengaruhi
regresi. Pengujian ini meliputi : variabel terikat, maka indikasi terjadinya
a. Uji Normalitas heteroskedastisitas. Jika variabel bebas
Tujuan uji normalitas adalah untuk tidak signifikan (sig > 0,05), berarti model
mengetahui apakah distribusi sebuah data terbebas dari heteroskedastisitas.
mengikuti atau mendekati distribusi d. Uji Autokorelasi
normal. Data yang baik adalah data yang Pengujian ini bertujuan untuk
mempunyai pola seperti distribusi normal mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara
(tidak menceng ke kiri atau ke kanan). kesalahan-kesalahan yang muncul pada data
Menurut Ghozali (2005:126) uji yang diurutkan berdasarkan waktu (time
Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan series). Uji untuk mendeteksi adanya gejala
untuk menguji apakah residual autokorelasi adalah uji yang dikembangkan
terdistribusi secara normal. Dasar oleh Durbin dan Watson, yang dikenal
pengambilan keputusan uji normalitas ini dengan statistik Durbin-Watson (DW)
adalah jika nilai signifikan uji (Gujarati, 2007:119). Uji statistik Durbin-
Kolmogorov-Smirnov > 0,05 berarti Watson menguji bahwa tidak terdapat
variabel dinyatakan terdistribusi normal, autokorelasi pada nilai sisa. Nilai DW hitung
dan begitu pula sebaliknya jika angka dibandingkan dengan nilai DW tabel.
signifikansi < 0,05 maka data tidak Distribusi DW adalah simetrik di
berdistribusi normal. sekitar dua yaitu nilai tengahnya. Dengan
b. Uji Multikolonieritas demikian selang kepercayaan dapat dibentuk
Pengujian uji multikolinearitas dengan melibatkan lima wilayah dengan
dimaksudkan untuk mengetahui apakah menggunakan du (batas bawah) dan dl (batas
terdapat korelasi yang tinggi antara atas), lima selang itu adalah (Gujarati:1997):
variabel-variabel bebas dalam model yang 1) d < dl, ini berarti ada autokorelasi
digunakan positif
2) dl < d < du, ini berarti pengujian
Multikolonieritas dapat dilihat dari
autokorelasi tidak dapat disimpulkan
tolerance value dan Variance Inflation
(inconclusife)
Factor (VIF). Tolerance value mengukur
3) d > 4- du, ini berarti ada autokorelasi
variabilitas variabel independen yang
negative
terpilih yang tidak dijelaskan oleh
4) du < d < 4- du, ini berarti tidak ada
variabel independen lainnya. Nilai cut off
autokorelasi positif maupun korelasi
yang umum dipakai untuk menunjukkan
negative
adanya multikolonieritas adalah nilai
5) 4- dl < 4- du, ini berarti pengujian
tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai
autokorelasi tidak dapat disimpulkan
VIF > 10 (Ghozali, 2005: 92).
(inconclusife)
c. Uji Heterokedastisitas
Jika hasil yang diperoleh berada pada
Model regresi yang baik adalah
du < d < 4-du maka tidak terjadi korelasi
homokedastisitas atau tidak terjadi
antar data yang diurutkan berdasarkan urutan
heteroskedastisitas. Menurut Ghozali
waktu pada penelitian ini.
(2005:105), uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model
2. Uji Statistik
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
a. Analisis Regresi Berganda
residual satu pengamatan ke pengamatan

13
Analisis ini bertujuan untuk Untuk menentukan nilai F-tabel, tingkat
mengetahui apakah NPL dan CAR signifikansi yang digunakan adalah sebesar α
berpengaruh terhadap Tingkat Profitabilitas. = 5% dengan derajat kebebasan (degree of
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan freedom) df = (n-k) dimana n adalah jumlah
adalah teknik analisis regresi berganda, observasi dan k adalah jumlah variabel
karena variabel bebas dalam penelitian ini termasuk intersep. Jika F hitung > F-tabel
lebih dari satu. Teknik analisis regresi maka hal ini berarti variabel bebas mampu
berganda merupakan teknik uji yang menjelaskan variabel terikat secara bersama-
digunakan untuk mengetahui pengaruh sama. Sebaliknya jika Fhitung < F-tabel
variabel independen terhadap variabel maka, hal ini berarti variabel bebas secara
dependen. Persamaan analisis regresi bersama-sama tidak mampu menjelaskan
berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: variabel terikatnya.
Y i,t = a + b1NPL i,t + b2CAR i,t + e1
Keterangan: d. Uji t ( Hipotesis)
Y i,t = Tingkat Profitabilitas Uji hipotesis dilakukan dengan uji t.
a = Konstanta Uji t dilakukan untuk menguji apakah secara
b1,2 = Koefisien regresi dari setiap terpisah variabel independen mampu
variabel bebas menjelaskan variabel dependen secara baik,
NPL i,t = Non Performing Loan dengan rumus:
CAR i,t = Capital Adequency Ratio βn
e1 = Standar error T=
Sβ n
b. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Uji ini bertujuan untuk mengukur Keterangan:
seberapa jauh kemampuan model dalam T = Nilai mutlak pengujian
menerangkan variasi variabel terikat. βn = Koefisien regresi masing-masing
Koefisien determinasi (R²) menunjukkan variabel
proporsi yang diterangkan oleh varabel bebas Sβn = Standar error dari masing-masing
dalam model terhadap variabel terikatnya, variabel
sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model, formulasi
model yang keliru dan kesalahan Dengan kriteria pengujian :
eksperimen. Rumus yang dapat digunakan a) Jika thitung > ttabel maka Ha diterima.
menurut Gujarati (1997) adalah: b) Jika thitung < ttabel maka Ha ditolak.
R2 = Selain kriteria tersebut, untuk melihat
Keterangan: ada tidaknya pengaruh semua variabel
R2 = Koefisien Determinasi independen terhadap variabel dependen
ESS = Explain sum square (jumlah dapat ditentukan dengan melihat tingkat
kuadrat yang diterangkan) signifikansi dengan melihat tingkat
TSS = Total sum square (jumlah total signifikansi dengan nilai α = 0,05.
kuadrat) 1. Jika α < 0,05, dengan β sesuai dengan
arah hipotesis, maka hipotesis diterima.
c. Uji F-statistik 2. Jika α ≥ 0,05, dengan β tidak sesuai
Uji F-statistik pada dasarnya dengan arah hipotesis, maka hipotesis
menunjukkan apakah semua variabel bebas ditolak.
yang dimasukkan dalam model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama Defenisi Operasional
terhadap variabel terikat (Ghozali, 2005:44). Profitabilitas
Setelah F garis regresi ditemukan hasilnya, Profitabilitas adalah kemampuan
kemudian dibandingkan dengan F-tabel. perusahaan dalam menghasilkan laba dalam

14
suatu periode tertentu. Profitabilitas ini di dan obligasi yang diterbitkan oleh
ukur dengan menggunakan ROA yang perusahaan-perusahaan Belanda sebelum
merupakan perbandingan antara laba bersih perang dunia. Kegiatan bursa saham
dengan total aktiva. kemudian berhenti lagi ketika pemerintah
Risiko Kredit meluncurkan program nasionalisasi pada
Risiko kredit yang dapat dikatakan tahun 1956.
sebagai kredit bermasalah (Non Performing
Loan) dapat diartikan sebagai pinjaman yang Bursa saham kembali dibuka tahun
mengalami kesulitan pelunasan akibat 1977 dan ditandatangani oleh Badan
adanya faktor kesenjangan dan karena faktor Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM),
eksternal di luar kemampuan kendali debitur, institusi baru dibawah Departemen
dengan ketentuan nilai NPL perbankan tidak Keuangan. Kegiatan perdagangan dan
melebihi dari 5%. kapitalisasi pasar saham pun mulai
Tingkat Kecukupan Modal meningkat dan mencapai puncaknya tahun
Modal bank adalah dana yang 1990 seiring dengan perkembangan pasar
diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka finansial dan sektor swasta. Pada tanggal 13
pendirian badan usaha yang dimaksud untuk Juli 1992, bursa saham diswastanisasi Bursa
membiayai kegiatan usaha bank, permodalan Saham menjadi PT Bursa Efek Jakarta
ini di ukur dengan menggunakan Capital (BEJ). Penggabungan Bursa Efek Surabaya
Adequacy Ratio yang merupakan rasio ke Bursa Efek Jakarta dan berubah nama
kecukupan modal, ketentuan permodalan menjadi Bursa Efek Indonesia terjadi pada
yang merupakan perbandingan modal tahun 2007.
dengan aktiva tertimbang menurut risiko,
dengan ketentuan minimal sebesar 8%. Statistik Deskriptif
Untuk lebih mempermudah dalam
HASIL PENELITIAN DAN melihat gambaran mengenai variabel yang
PEMBAHASAN diteliti dan setelah melalui proses
Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia pengolahan dengan menggunakan program
(BEI) SPSS, variabel tersebut dapat dijelaskan
Sejarah Bursa Efek Indonesia secara statistic seperti yang tergambar pada
berawal dari berdirinya Bursa Efek di Tabel 6. Statistik Deskriptif Variabel
Batavia pada abad 19. Atas bantuan Penelitian (lampiran).
pemerintah Kolonial Bealanda, Bursa Efek Dari tabel 6 terlihat bahwa sampel
pertama di Indonesia didirikan di Batavia yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pada tanggal 14 Desember 1912. Tujuan sebanyak 105 data selama rentang tahun
awalnya untuk menghimpun dana guna penelitian 2006 - 2010. Variabel terikat yaitu
kepentingan pengembangan sektor profitabilitas menunjukkan mean (rerata)
perkebunan yang ada di Indonesia. Investor sebesar 0,9653%, dengan nilai maksimum
yang berperan pada saat itu adalah orang- 4,64% dan nilai minimum -52,09%. NPL
orang Hindia Belanda dan orang-orang memiliki mean 2,8928% dengan nilai
Eropa lainnya. maksimum 18,39% dan nilai minimum
Bursa Batavia sempat ditutup selama 0,14%. Nilai maksimum CAR yang
periode perang dunia pertama dan dibuka diperoleh yaitu sebesar 41,42% dengan mean
lagi pada tahun 1925. Pemerintah Kolonial 16,3331% dan nilai minimum -10,85%
juga mengoperasikan bursa paralel di
Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Hasil Analisis Data
bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi Uji Asumsi Klasik
pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Sebelum melakukan pengujian regresi,
Pada tahun 1952, bursa saham dibuka lagi di terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi
Jakarta dengan memperdagangkan saham klasik yang berguna untuk mengetahui

15
apakah data yang digunakan telah memenuhi variabel independen (bebas) dalam suatu
model regresi. Kemudian pengujian persamaan regresi. Apabila dalam suatu
dilanjutkan pada uji koefisien determinasi persamaan regresi terdapat gejala
dan uji F-statistik untuk menentukan bahwa multikolinearitas, maka akan menyebabkan
regresi berganda adalah model yang tepat ketidakpastian estimasi, sehingga
untuk digunakan dalam penelitian ini. kesimpulan yang diambil tidak tepat. Model
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis regresi yang dinyatakan bebas dari
dengan menggunakan uji t. Pengujian multikolinearitas apabila nilai Tolerance >
tersebut adalah sebagai berikut : 0,10 dan nilai VIF < 10. Hasil pengujian
Uji Normalitas Residual asumsi multikolinearitas untuk variabel
Uji normalitas dilakukan untuk penelitian ini dapat dilihat berdasarkan nilai
menguji apakah dalam model regresi VIF dan nilai Tolerance-nya.
variabel pengganggu atau residual memiliki Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas
distribusi normal atau tidak. Data yang baik (lampiran) menunjukkan bahwa semua
adalah data yang mempunyai pola seperti variabel memiliki nilai Tolerance lebih dari
distribusi normal. Uji normalitas dapat 0,10 dan Variance inflation factor (VIF)
dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov Test. kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan
Jika tingkat signifikansinya > 0,05 maka data bahwa tidak ada multikolinearitas antar
berdistribusi normal. Jika tingkat semua variabel bebas yang terdapat
signifikansinya < 0,05 maka data dikatakan penelitian.
tidak berdistribusi normal. Secara rinci hasil
pengujian normalitas dapat dilihat pada Uji Heterokedastisitas
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Sebelum Heterokedastisitas digunakan untuk
Transformasi (lampiran). menguji apakah dalam sebuah model regresi
Dari Tabel 5 tersebut dapat dilihat terjadi ketidaksamaan varians residual dari
bahwa residual belum berdistribusi normal, suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.
dimana nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Untuk mendeteksi adanya gejala
Menurut Ghozali (2007), untuk heterokedastisitas digunakan uji Glejser.
menormalkan data harus diketahui terlebih Apabila nilai sig > 0,05, maka data tersebut
dahulu bagaimana bentuk grafik histogram bebas dari heterokedastisitas.
dari data yang ada. Dengan melihat bentuk Hasil dari pengujian heterokedastisitas
grafik histogram dapat ditentukan bentuk dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil Uji
transformasinya. Hasil pengujian setelah Heterokedastisitas (lampiran) dimana nilai
dilakukan transformasi dapat dilihat pada sig 0,079 untuk variabel NPL dan 0,280
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Setelah untuk variabel CAR. Maka disimpulkan
Transformasi (lampiran). bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
Dari Tabel 6 terlihat bahwa hasil uji pada penelitian ini.
menyatakan bahwa nilai Kolmogorov-
Smirnov sebesar 0,951 dengan signifikansi Uji Autokorelasi
0,326. Dengan hasil tersebut maka dapat Uji autokorelasi merupakan
dinyatakan bahwa data yang digunakan pengujian asumsi dalam regresi dimana
dalam penelitian ini telah terdisribusi variabel dependen tidak berkorelasi dengan
normal, karena nilai signifikansi dari uji dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri
normalitas untuk masing-masing variabel sendiri adalah bahwa nilai dari variabel
lebih besar dari α (α = 0.05) yaitu 0.326 > dependen tidak berhubungan dengan variabel
0.05. itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya
maupun nilai sesudahnya. Cara untuk
Uji Multikolinearitas mendeteksi adanya autokorelasi adalah
Gejala multikolinearitas ditandai dengan menggunakan Durbin Watson (DW)
dengan adanya hubungan yang kuat diantara statistik.

16
Berdasarkan uji autokorelasi pada Tabel 9. Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Autokorelasi (lampiran)
ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson Koefisien determinasi (R2)
sebesar 2,003, dengan nilai du sebesar menunjukkan proporsi yang diterangkan
1,7128 dan nilai dL sebesar 1,6296. Model oleh variabel independen dalam model
dapat dikatakan tidak terkena autokorelasi terhadap variabel terikatnya, sisanya
apabila du < dw < 4-du. Hal ini dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
disimpulkan bahwa model tidak terkena dimasukkan dalam model, formulasi
autokorelasi karena, 1,7128 < 2,003 < model yang keliru dan kesalahan
2,2872. eksperimen.
Berdasarkan Tabel 11. Hasil Uji
Uji Statistik Koefisien Determinasi (R2) dapat
Analisis Regresi Berganda diketahui bahwa nilai Adjusted R2 yang
Model regresi berganda dalam diperoleh sebesar 0,258. Ini berarti bahwa
penelitian ini digunakan untuk menyatakan Tingkat Profitabilitas (Return On Assets -
hubungan fungsional antara variabel bebas ROA) perusahaan yang terdaftar di BEI
dan variabel terikat. Analisis regresi periode 2006 - 2010 dapat dijelaskan oleh
berganda dilakukan dengan menggunakan variabel bebasnya yaitu NPL dan CAR
program SPSS. Berikut hasil olahan regresi sebesar 25,8%. Sisanya 74,2% ditentukan
yang diperoleh: oleh variabel lain yang tidak dianalisis
Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel dalam penelitian ini.
10. Hasil Uji Regresi Berganda
(lampiran), maka dapat dirumuskan Uji F-statistik
persamaan regresi linear berganda sebagai Uji F dilakukan untuk menguji secara
berikut: keseluruhan pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Dengan kriteria
LN_Profitabilitas = 0,611 - 0,476 LN_NPL pengujiannya adalah: jika Fhitung > Ftabel atau
+ 0,245 SIN_CAR sig. < α (0,05), maka hal ini berarti variabel
bebas mampu menjelaskan variabel terikat
Angka yang dihasilkan dari pengujian secara bersama-sama. Jika Fhitung < Ftabel atau
tersebut dijelaskan sebagai berikut: sig. > α, maka hal ini berarti variabel bebas
a. Konstanta (α ) secara bersama-sama tidak mampu
Nilai konstanta yang diperoleh menjelaskan variabel terikatnya.
sebesar 0,611. Hal ini berarti bahwa jika Dari Tabel 12. Hasil Uji F dapat
variabel independen yaitu NPL(X1) dan diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar
CAR(X2) tidak ada atau bernilai nol, 17,893 dengan Ftabel sebesar 3,092
maka besarnya return on assets yang sehingga Fhitung > Ftabel dengan tingkat
terjadi adalah sebesar 0,611. signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini
b. Koefisien Regresi b1 X1 berarti bahwa terdapat pengaruh yang
Nilai koefisien regresi variabel NPL signifikan secara bersama-sama antara
(X1) sebesar 0,476. Hal ini menunjukkan semua variabel bebas terhadap variabel
bahwa setiap peningkatan satu satuan terikat. Selain itu, dapat disimpulkan
NPL akan menyebabkan penurunan bahwa model layak untuk diuji.
return on assets sebesar 0,476.
c. Koefisien regresi b2X2 Uji Hipotesis (Uji t)
Nilai koefisien regresi CAR (X2) Uji t dilakukan untuk mengetahui
sebesar 0,245. Hal ini menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen
bahwa setiap peningkatan satu satuan terhadap variabel dependen secara parsial.
CAR akan mengakibatkan kenaikan Patokan yang digunakan adalah dengan
return on assets sebesar 0,245. membandingkan nilai signifikansi yang

17
dihasilkan dengan alpha 0.05 atau dengan yaitu semakin tinggi NPL maka akan
membandingkan t hitung dengan t tabel. Setelah semakin menurun profitabilitas perbankan.
itu melihat nilai β untuk melihat arah Menurut Dendawijaya (2009) salah
hipotesis. satu dampak dari keberadaan NPL yang
Berdasarkan hasil olahan data statistik tinggi (besar) dalam suatu perusahaan akan
pada Tabel 10 hasil uji regresi berganda, mengakibatkan perolehan laba akan
maka dapat dilihat pengaruh antara variabel berkurang sehingga berpengaruh buruk bagi
independen terhadap variabel dependen profitabilitas perbankan. Hal ini sejalan
secara parsial adalah sebagai berikut: dengan Hasil Penelitian yang dilakukan
a. Hipotesis pertama dalam penelitian ini Yacub Azwir (2009) yang menyimpulkan
adalah NPL berpengaruh negatif dan bahwa NPL berpengaruh signifikan negatif
signifikan terhadap profitabilitas. pada perbankan dimana semakin besar kredit
Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa bermasalah yang terjadi pada suatu bank
koefisien β NPL bernilai negatif sebesar maka akan mengakibatkan profitabilitas
-0,476 dan nilai thitung > ttabel yaitu 4,889 bank itu buruk.
> 1,985, dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Menurut Ade (2006) akibat dari
Hal ini berarti bahwa NPL mempunyai adanya kredit bermasalah adalah timbulnya
pengaruh negatif dan signifikan terhadap kerugian bagi bank selain itu juga
profitabilitas pada perusahaan perbankan mengakibatkan terganggunya kegiatan usaha
yang terdaftar di BEI. Dengan demikian bank tersebut. Hal ini sejalan dengan
hipotesis pertama (H1) diterima. penelitian yang dilakukan oleh Vera (2011)
b. Hipotesis kedua dalam penelitian ini dan Teddy Rahman (2009) yang menyatakan
adalah CAR berpengaruh positif dan adanya pengaruh negatif NPL terhadap
signifikan terhadap profitabilitas. profitabilitas dan menyimpulkan NPL
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa merupakan perbandingan dari kredit
koefisien β CAR bernilai positif sebesar bermasalah dengan jumlah kredit yang
0,245 dan nilai thitung > ttabel yaitu 2,287 > dikucurkan pada masyarakat. NPL yang
1,985, dengan signifikansi 0,024 < 0,05. terus meningkat dapat menunjukkan tingkat
Hal ini berarti bahwa CAR mempunyai risiko kredit bank yang semakin memburuk,
pengaruh positif dan signifikan terhadap dengan meningkatnya NPL maka perputaran
profitabilitas pada perusahaan perbankan keuntunganbank akan mengalami penurunan,
yang terdaftar di BEI. Dengan demikian yang jika tidak segera diantisipasi dengan
hipotesis kedua (H2) diterima. langkah menekan tingkat NPL maka akan
menguras sumber daya pokok-pokok usaha
bank. Pengaruh negatif yang ditunjukkan
PEMBAHASAN oleh NPL dalam penelitian ini
Pengaruh Risiko Kredit (Non Performing mengindikasikan bahwa semakin tinggi
Loan – NPL) terhadap Profitabilitas kredit bermasalah dalam pengelolaan kredit
(Return On Assets – ROA) Pada bank yang ditunjukkan dalam NPL maka
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di akan menurunkan tingkat pendapatan bank
Bursa Efek Indonesia yng tercermin melalui ROA.
Berdasarkan hasil olahan statistik
diketahui bahwa nilai koefisien β bernilai Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal
negatif yaitu -0,476 dan nilai thitung > ttabel (Capital Adequacy Ratio – CAR) terhadap
yaitu 4,889 > 1,985, dengan signifikansi Profitabilitas (Return On Assets – ROA)
0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa NPL Pada Perusahaan Perbankan yang
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
terhadap profitabilitas. Dapat dikatakan Berdasarkan hasil penelitian
bahwa hubungan antara Non Performing diketahui bahwa nilai koefisien beta bernilai
Loan dengan profitabilitas berarah negatif positif sebesar 0,245 dan nilai thitung > ttabel

18
yaitu 2,287 > 1,985, dengan signifikansi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
0,024 < 0,05. Hal ini berarti bahwa CAR (BEI) pada tahun 2006-2010.
mempunyai pengaruh positif dan signifikan 2. Tingkat kecukupan modal yang diukur
terhadap profitabilitas pada perusahaan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)
perbankan yang terdaftar di BEI. mempunyai pengaruh positif dan
Hasil penelitian ini menunjukkan signifikan terhadap profitabilitas pada
bahwa semakin besar Capital Adequacy perusahaan perbankan yang terdaftar di
Ratio (CAR) maka laba yang diperoleh bank Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
akan semakin besar karena semakin besar 2006-2010.
CAR maka semakin tinggi kemampuan
permodalan bank dalam menjaga
kemungkinan timbulnya risiko kerugian Keterbatasan Penelitian
kegiatan usahanya sehingga kinerja bank Meskipun peneliti telah berusaha
juga akan semakin meningkat. Selain itu, merancang dan mengembangkan penelitian
semakin tinggi permodalan bank maka bank sedemikian rupa, namun masih terdapat
dapat melakukan ekspansi usahanya dengan keterbatasan dalam penelitian yang masih
lebih aman. Adanya ekspansi usaha yang perlu direvisi pada penelitian selanjutnya,
akhirnya akan mempengaruhi kinerja antara lain:
keuangan bank tersebut. 1. Sampel penelitian yang masih terbatas
Secara teori, CAR yang tinggi yaitu hanya perusahaan perbankan yang
menunjukkan bank mempunyai kecukupan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
modal yang tinggi, dengan permodalan yang sebanyak 21 perusahaan sampel dan
tinggi bank dapat leluasa untuk pengamatan yang menggunakan data
menempatkan dananya kedalam investasi yang sudah terlalu lama.
yang menguntungkan, hal tersebut mampu 2. Penelitian ini hanya menggunakan dua
meningkatkan kepercayaan nasabah karena variabel independen (risiko kredit dan
kemungkinan bank memperoleh laba sangat tingkat kecukupan modal), padahal
tinggi dan kemungkinan bank terlikuidasi jug masih banyak lagi variabel-variabel
kecil. yang lain yang mempengaruhi tingkat
Hasil penelitian ini mendukung hasil profitabilitas perbankan. Sehingga
penelitian yang dilakukan oleh Teddy penelitian ini kurang dapat melihat
Rahman (2009) dan Yacub Azwir (2009) secara terperinci pengaruh dari variabel
menunjukkan bahwa CAR berpengaruh lain yang tidak diteliti.
positif dan signifikan terhadap ROA. 3. Berdasarkan data yang diperoleh dari
sumber yang digunakan menunjukkan
PENUTUP masih banyak data yang kurang lengkap
sehingga memperkecil sampel yang
Kesimpulan digunakan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat
pengaruh risiko kredit dan tingkat kecukupan
modal terhadap tingkat profitabilitas. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan Dari pembahasan dan kesimpulan
pembahasan yang telah disajikan pada bab- yang diperoleh maka penulis memberikan
bab sebelumnya, maka diambil kesimpulan saran, sebagai berikut:
sebagai berikut: 1. Bagi manajemen perusahaan
1. Risiko kredit yang diukur dengan Non Dari penelitian yang telah dilakukan
Performing Loan (NPL) mempunyai bank diharapkan memperhatikan
pengaruh negatif dan signifikan terhadap permodalan yang diukur dengan CAR
profitabilitas pada perusahaan perbankan (Capital Adequacy Ratio). Karena dengan
manajemen permodalan yang baik,
dengan memanfaatkan secara optimal

19
modal sendiri mampu meningkatkan Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan
tingkat keuntungan perusahaan yang Teori dan Penerapan. Yogyakarta :
tercermin dalam ROA. BPFE Yogyakarta.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan Idris. 2006. Aplikasi SPSS dalam Analisis
menambah variabel independen lain yang Data Kuantitaif. Padang: FE-UNP.
mungkin mempengaruhi profitabilitas
yang dapat dihasilkan oleh perusahaan Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.
perbankan dan menambahkan jumlah (1999). Metodologi Penelitian Bisnis
sampel yang akan digunakan dalam Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit
penelitian baik penambahan periode BPFE.
pengamatan maupun merubah teknik
dalam penentuan sampel. Jumingan. 2006. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan.
Aakesa, Ade. 2006. Bank dan Lembaga Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Keuangan Bank. Jakarta : PT. Indexs
kelompok Gramedia. Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Anggrainy Putri Ayunigrum. 2011. “Analisis
Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM Kuncoro. M, dan Suhardjono. (2002).
dan LDR terhadap ROA”. Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi Edisi Pertama. Yogyakarta:
Dendawijaya, Lukman.(2005). Manajemen BPFE
Perbankan. Edisi Kedua. Bogor
Jakarta : Ghalia Indonesia Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset
untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Erlangga.
Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Riyanto, Bambang. 1998. Dasar
Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Pembelanjaan Perusahaan.
Multivariat dengan Program SPSS. Yogyakarta: BPFE.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Sartono, Agus,R.Drs,Mba. 1998. Manajemen
Hasibuan, Malayu. S.P. 2004. Dasar-dasar Keuangan Teori dan Aplikasi.
Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Yogyakarta: BPFE.
Hestina Wahyu Dewanti. 2009. “Analisis Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen
Pengaruh Perubahan NPM, LDR, Keuangan Teori dan Aplikasi.
NPL, dan BOPO terhadap Yogyakarta: BPFE
Perubahan Laba”.
Sawir. Agnes. 2001. Analisa Kinerja
Horne, James C Van dan John M Keuangan dan Perencanaan
Wachowicz, Jr.(2005). Prinsip- Keuangan Perusahaan. Jakarta:
prinsip Manajemen Keuangan. Gramedia Pustaka Utama.
Terjemahan oleh Heru Sutojo 1997.
Jakarta: Salemba Empat. Siamat, Dahlan. 2000. Manajemen Lembaga
Keuangan, Intermedia, Jakarta.

20
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Teddy Rahman. 2009. “Analisis Pengaruh
Keuangan, Edisi Kelima, Fakultas CAR, NIM, BOPO, LDR dan NPL
Ekonomi Universitas Indonesia, terhadap Perubahan Laba”.
Jakarta.
Vera. 2011. “Analisis Pengaruh
Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Permodalan, Likuiditas, BOPO, NIM
Dana Bank. Jakarta: Bumi Aksara. dan Non Performing Loan terhadap
Profitabilitas Perusahaan Perbankan
Sugiyono. 2004. Metodologi Penelitian di Bursa Efek Indonesia.” Skripsi.
Bisnis. Bandung: PT. Alfabeta. Universitas Negeri Padang.

Sugiyono.(2009).Metode Penelitian www.idx.co.id


Pendidikan.Bandung : Alfabeta www.finance.yahoo.com

Syamsuddin, Lukman. 2004. Manajemen Yacub Azwir. 2006. “Analisis Pengruh


Keuangan Perusahaan Edisi Baru. Kecukupan Modal, Efisiensi,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Likuiditas, NPL dan PPAP terhadap
Profitabilitas Bank”.
Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan
Transaksi dalam Valuta Asing.
Semarang: UPP STIM YKPN.

21
Gambar 1. Kerangka Konseptual

Risiko Kredit (NPL)


X1
Profitabilitas
(ROA)
Y
Tingkat Kecukupan Modal
(CAR)
X2

Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI 33


Tabel 1. Kriteria
Perusahaan Perbankan yang tidak termasuk dalam kriteria a (3) Pemilihan Sampel
Perusahaan Perbankan yang tidak termasuk dalam kriteria b (5)
Perusahaan Perbankan yang tidak termasuk dalam kriteria c (4)
Perusahaan yang dapat menjadi sampel 21

Sumber : www.idx.co.id

Tabel 2. Daftar Perusahaan Sampel


No Kode Nama Perusahaan
1 INPC Bank Artha Graha Internasional
2 BBCA Bank Central Asia
3 BNGA Bank CIMB Niaga
4 BDMN Bank Danamon Indonesia
5 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906
6 BABP Bank ICB Bumiputera
7 BNII Bank Internasional Indonesia
8 BKSW Bank Kesawan
9 BMRI Bank Mandiri (Persero)
10 MAYA Bank Mayapada
11 MEGA Bank Mega
12 BCIC Bank Mutiara
13 BBNI Bank Negara Indonesia
14 BBNP Bank Nusantara Parahyangan
15 NISP Bank OCBC NISP
16 PNBN Bank Pan Indonesia
17 BNLI Bank Permata
18 BEKS Bank Pundi Indonesia
19 BBRI Bank Rakyat Indonesia
20 BSWD Bank Swadesi
21 BVIC Bank Victoria Internasional
Sumber : www.idx.co.id

22
Tabel 4. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Profitabilitas 105 -52.09 4.64 .9653 5.63237

NPL 105 .14 18.39 2.8928 2.93438

CAR 105 -10.85 41.42 16.3331 6.73671

Valid N (listwise) 105


Sumber: Hasil Olahan Statistik

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N
105
a
Normal Parameters Mean
.0000000
Std. Deviation
4.67745015
Most Extreme Differences Absolute
.254
Positive
.179
Negative
-.254
Kolmogorov-Smirnov Z
2.607
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

23
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 98
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .73426269
Most Extreme Differences Absolute .096
Positive .063
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .951
Asymp. Sig. (2-tailed) .326
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas


a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .611 .098 6.251 .000

LN_NPL -.476 .097 -.438 -4.889 .000 .952 1.051

SIN_CAR .245 .107 .205 2.287 .024 .952 1.051

a. Dependent Variable: LN_Profitabilitas

Tabel 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas


a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 1.631 .662 2.463 .015

LN_NPL 1.063 .599 .175 1.775 .079

SIN_CAR .779 .717 .107 1.087 .280

a. Dependent Variable: ABSUT

24
Tabel 9. Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .523 .274 .258 .74195 2.003

a. Predictors: (Constant), SIN_CAR, LN_NPL

b. Dependent Variable: LN_Profitabilitas

Tabel 10. Hasil Uji Regresi Berganda


a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .611 .098 6.251 .000

LN_NPL -.476 .097 -.438 -4.889 .000

SIN_CAR .245 .107 .205 2.287 .024

a. Dependent Variable: LN_Profitabilitas

Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .523 .274 .258 .74195

a. Predictors: (Constant), SIN_CAR, LN_NPL

Tabel 12. Hasil Uji F


b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 19.700 2 9.850 17.893 .000

Residual 52.297 95 .550

Total 71.996 97

a. Predictors: (Constant), SIN_CAR, LN_NPL

b. Dependent Variable: LN_Profitabilitas

25

Anda mungkin juga menyukai