A. Konsep Dasar
1. Definisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai
atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku
tersebut (Purba, dkk: 2008). Menurut Stuart dan Sundeen (2005), perilaku kekerasan
adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif.
Pada pasien perilaku kekerasan mengungkapkan rasa kemarahan secara
fluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptif. Marah merupakan perasaan
jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan/kebutuhan yang tidak
terpenuhi yang tidak dirasakan sebagai ancaman (Stuart & Sundeen: 2005). Marah
merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf parasimpatik yang
tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat. Pada saat marah ada
perasaan ingin menyerang, menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya
timbul pikiran yang kejam. Bila hal ini disalurkan maka akan terjadi perilaku agresif
(Purba, dkk: 2008).
2. Rentang Respon Perilaku Kekerasan
Menurut Iyus Yosep (2007) bahwa respons kemarahan berfluktuasi dalam rentang
adaptif maladaptif.
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa ke rumah sakit
adalah perilaku kekerasan di rumah, klien dengan perilaku kekerasan sering
menunjukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut:
a. Data Obyektif:
- Muka merah
- Pandangan tajam
- Otot tegang
- Nada suara tinggi
- Berdebat
- Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
- Merampas makanan, memukul jika tidak senang
b. Data Subyektif:
- Mengeluh perasaan terancam
- Mengungkapkan perasaan tidak berguna
- Mengungkapkan perasaan jengkel
- Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa tercekik, dada
sesak, bingung.
1. Somatoterapi
Dengan tujuan memberikan pengaruh-pengaruh langsung berkaitan dengan
badan, biasanya dilakukan dengan :
a. Medikasi psikotropik
Medikasi psikotropik berarti terapi langsung dengan obat psikotropik atau
psikofarma yaitu obat-obat yang mempunyai efek terapeutik langsung
pada proses mental pasien karena efek obat tersebut pada otak.
1) Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ/HLP)
2) Obat anti depresi, amitriptyline
3) Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
4) Obat anti insomnia, phneobarbital
b. Terapi Elektrokonvulsi (ECT)
Terapi ini dilakukan dengan cara mengalirkan listrik sinusoid ke tubuh
penderita menerima aliran listrik yang terputus-putus.
c. Somatoterapi yang lain
1) Terapi konvulsi kardiasol, dengan menyuntikkan larutan kardiazol
10% sehingga timbul konvulsi
2) Terapi koma insulin, dengan menyuntikkan insulin sehingga pasien
menjadi koma, kemusian dibiarkan 1-2 jam, kemudian dibangunkan
dengan suntikan gluk
2. Psikoterapi
Psikoterapi adalah salah satu pengobatan atau penyembuhan terhadap
suatu gangguan atau penyakit, yang pada umumnya dilakukan melalui
wawancara terapi atau melalui metode-metode tertentu misalnya :
relaksasi, bermain dan sebagainya. Dapat dilakukan secara individu atau
kelompok, tujuan utamanya adalah untuk menguatkan daya tahan mental
penderita, mengembankan mekanisme pertahanan diri yang baru dan lebih
baik serta untuk mengembalikan keseimbangan adaptifnya.
3. Manipulasi lingkungan
Manipulasi llingkunagan adalah upaya untuk mempengaruhi lingkungan
pasien, sehingga bisa membantu dalam proses penyembuhannya. Teknis
ini terutama diberikan atau diterapkan kepada lingkungan penderita,
khususnya keluarga.
Tujuan utamanya untuk mengembangkan atau merubah/menciptakan
situasi baru yang lebih kondusif terhadap lngkungan. Misalnya dengan
mengalihkan penderita kepada lingkunmgan baru yang dipandang lebih
baik dan kondusif, yang mampu mendukung proses penyembuhan yang
dilakukan.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi data-data demografi seperti nama, usia, pekerjaan, dan tempat
tinggal klien
b. keluhan utama/ alasan masuk
Biasanya klien memukul anggota keluarga atau orang lain.
Tanyakan pada klien atau keluarga:
a. Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?
c. Bagaimana hasilnya?
c. Faktor predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi / tidak terjadi perilaku kekerasan jika
faktor tersebut dialami oleh individu:
1. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang
tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau saksi
penganiayaan.
2. Perilaku, reinforcement yang diterima saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasaan dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif
agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku kekerasan
akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive).
4. Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan sistem limbik, lobus
frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter
berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan
d. Faktor fisik
Tanda vital : TD, N, S, RR
Ukuran : TB & BB (naik/turun)
Keluhan fisik (ya/tidak)
Jelaskan :
e. Faktor psikososial
1. Genogram :
Jelaskan
2. Konsep diri :
Citra tubuh :
Identitas Diri :
Peran Diri :
Ideal Diri :
Harga Diri :
f. Hubungan social
Orang yang berarti :
Peran serta dalam kelompok/masyarakat :
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
g. Spiritual
Nilai dan keyakinan
Kegiatan ibadah
h. Status mental
Penampilan (tidak rapi / penggunaan pakaian tidak sesuai / cara pakaian
tidak seperti biasanya)
Jelaskan :
Pembicaraan
( ) Cepat ( ) Apatis ( ) Kasar
( ) Lambat ( ) Gagap ( ) Membisu
( ) Inkoherensi ( ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
i. Kebutuhan persiapan pulang
1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan :
Makan : ( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
Keamanan: ( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
Tempat tinggal: ( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
Perawatan kesehatan: ( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
Berpakaian/berhias: ( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
Transportasi: ( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
Uang: ( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
2. Kegiatan sehari-hari
Perawatan diri : ( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
Nutrisi :
Apakah anda puas dengan pola makan: ( ) ya ( ) tidak
Apakah anda memisahkan diri: ( ) ya ( ) tidak
Frekwensi makan perhari :
Frekwensi kudapan perhari :
Nafsu makan :
BB :
Diet khusus:
3. Tidur
Apakah ada masalah? ( ) ya ( ) tidak
Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? ( ) ya ( ) tidak
Apakah ada kebiasaan tidur siang ? ( ) ya ( ) tidak
Apa yang menolong anda untuk tidur ?
Waktu tidur malam ? ( ) ya ( ) tidak
4. Kemampuan klien dalam
Mengantisipasi kebutuhan sendiri? ( ) ya ( ) tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri ? ( ) ya ( )
tidak
Mengatur penggunaan obat ? ( ) ya ( ) tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up)? ( ) ya ( ) tidak
5. System pendukung klien
Keluarga: ( ) ya ( ) tidak
Teman sejawat: ( ) ya ( ) tidak
Professional/terapis: ( ) ya ( ) tidak
Kelompok social: ( ) ya ( ) tidak
Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan /
hobi?
( ) ya ( ) tidak
j. Mekanisme koping
Adaptif Maladaptif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alcohol
( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) Relaksasi lambat berlebih
( ) Teknik relokasi ( ) Bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( ) Olahraga ( ) mencederai diri
( ) Lainnya ( ) lainnya
Alasan :
k. Masalah psikososial
Masalah dengan dukungan kelompok
Masalah dengan lingkungan
Masalah dengan pendidikan
Masalah dengan pekerjaan
Masalah dengan perumahan
Masalah dengan ekonomi
Masalah dengan pelayanan kesehatan
Masalah lainnya
l. Pengetahuan
( ) Penyakit Jiwa
( ) Faktor Presipitasi
( ) Koping
( ) Lainnya
( ) Sistem Pendukung
( ) penyakit fisik
( ) obat-obatan
m. Aspek medis
Diagnosa medic :
Diagnosa multiaxial :
2. Daftar masalah
1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
2. Isolasi sosial: menarik diri
3. perilaku kekerasan terhadap orang lain
4. Risiko tinggi mencederai orang lain
3. Pohon masalah
6. Evaluasi
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
c. Klien dapat mengarahkan moodnya lebih baik
d. Klien mampu dan berupaya untuk memenuhi personal hygiene
e. Klien dapat meningkatkan harga diri
f. Klien dapat menggunakan dukungan social
g. Klien dapat menggunakan koping adaptif dan meilhat sisi positif dari masalahnya
h. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
i. Klien mampu meningkatkan produktifitas dan membuat jadwal harian
DAFTAR PUSTAKA